Angsa Putih

Rangkaian rapat demi rapat siang tadi membuatku kelelahan, seakan semua energy kehidupanku terserap hanya dengan pemaparan presentasi didepan bos-bos besar yang seakan selalu memandangku dengan sebelah mata. Padahal presentasi dari bangunan gudang dan factory ini sudah kusiapkan hampir tiga bulan lamanya.

Cerita ini berawal ketika aku pulang ke daerahku untuk masa liburan kuliah. Selama kuliah Aku memang tinggal dengan saudaraku diluar kota. Pagi itu aku pulang ke rumah keluargaku karena ditelepon oleh mamaku. Kebetulan saat itu memang ulang tahunku. Mamahku termasuk orang yang cantik, walaupun umurnya sudah lebih dari 40 tapi dia pandai merawat tubuh dan wajahnya, sehingga masih terlihat sangat cantik sampai saat ini.

pagi itu Anto masih terlelap di atas tempat tidurnya tiba-tiba suara keras memanggilnya. "anto emangnya kamu nggak kerja hari ini? Panggil ibunya "ahh ibu ! Sekarang kan lagi ada pandemi bu jadi kita semua kerjanya dari rumah aja. "kerja dari rumah gimana? Tapi kamu masih digaji kan to? Soalnya sekarang cari kerjaan juga gak gampang makanya kamu jangan malas. "Yah masih lah bu. Masa orang kerja kagak digaji sih mana ada yang mau kalau gitu hehe..

Menjalani tugas didaerah terpencil memang terasa begitu sulit bagi sebagian orang yang sudah terbiasa dengan kehidupan dikota besar. Namun demi mewujudkan keinginannya menjadi seorang dokter maka Evelina harus bersedia menjalani ini semua. Kali ini ia ditugaskan untuk mengabdi disebuah desa kecil yang terletak diatas pegunungan yang udaranya sangat sejuk.