Angsa Putih

Setelah keluar dari toko itu, aku mencoba berjalan pelan ke sebrang jalan kearah mobil supri. Badanku terasa sangat lemas, dengan kondisi vaginaku yang masih basah dan sedikit berdenyut akibat ransangan dari permainan tangan bapak tadi. "Mobilnya parkir dimana pak ? aku pun mengirim pesan kesupri karena aku tidak melihat posisi mobilnya tapi bukannya menjawab pertanyaanku dia malah menanyakan hal lain.

Namaku Rico umurku 30 tahun aku seorang film director & photographer pemilik di suatu perusahaan Agency model dan production house besar didaerah Jakarta Selatan. Perawakan ku ganteng dan stylish selayaknya seorang pelaku di bidang creative industry, tinggi badanku 183, mixed race Padang & Swedia, gondrong brewokan serta badanku yang terbilang athletis dan proporsional karena aku rajin lari half marathon dan nge-gym serta aku rajin bela diri ga heran aku memegang sabuk hitam, dan juga aktif di Muay Thai, kurus dan berotot medium dengan hiasan tattoo yang banyak di lengan dan badanku.

Namaku Andre dan umurku 34 tahun. Sejak lahir sampai sekarang aku tinggal di kota Bandung. Dulu aku pernah kuliah di salah satu universitas swasta terkenal yang ada disana dan setelah lulus aku langsung kerja di salah satu pabrik garment yang sangat besar di daerah pinggiran kota. Posisiku sudah cukup mantap karena jabatanku sebagai Manager Produksi, jadi ya mengurusi produksi melulu. Sebagai level manager, aku bersyukur aku diberi fasilitas yang kupikir lebih dari cukup (soalnya dari dulu aku biasa diajarkan hidup sederhana, walaupun bapakku tidak begitu miskin). 

Pagi itu aku merasa senang sekali karena sedang dalam masa liburan kuliah sehingga aku dapat bersantai dirumah. Pasalnya tadi malam aku habis nobar pertandingan sepak bola bersama teman temanku disebuah café yang tak jauh dari rumahku. Mataku masih agak mengantuk namun perutku sudah mulai berbunyi dan menandakan harus segera diisi hingga terpaksa aku pun keluar dari dalam kamar kosku untuk memasak sebungkus mie instan rasa soto mie yang sudah menjadi sarapan wajibku dipagi hari.

Lebih dari 3 tahun aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga, majikanku ini terkenal kaya dan baik apalagi dia adalah kepala desa dan disegani oleh masyarakatnya. Majikanku ini bernama Bapak Dimas dan selama bekerja disana aku merasakan sebuah pengalaman pahit yang tak terduga. Sudah beberapa hari belakangan ini udara terasa sangat panas sekali hingga membuatku sulit untuk bisa tidur nyenyak. Padahal besok pagi aku sudah harus bangun elebih awal untuk memasak dan membereskan rumah majikanku yang cukup besar ini.

Aku merupakan seorang pemuda kampung yang berasal dari lereng pegunungan yang sangat terpencil. Keluargaku memang serba kekurangan hingga tak mampu membiayai sekolahku dan untung saja aku termasuk anak yang cukup cerdas hingga mendapat beasiswa dari sekolahku. Namaku Asep Suryana dan kisah ini berawal sejak aku mulai masuk kuliah disebuah perguruan tinggi di sebuah kota besar.

Kisah ini berawal dari jaman aku masih sekolah SMU. Dulu waktu masih sekolah aku memang selalu pilih-pilih dalam mencintai wanita. Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di sekolah. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelek-jelek amat. Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak suka mereka.