Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Papa Tiriku Merenggut Kegadisanku

Cerita ini berawal dari kenakalan papa tiri dan kepasrahan diriku. Perkenalkan namaku Vina, usiaku 16 tahun. Aku sekarang duduk bangku SMU dikota medan .  Suatu hari aku mendapat pengalaman yang tentunya baru untuk gadis seukuranku. Oya, aku gadis keturunan Cina Sehingga wajar saja kulitku terlihat putih bersih dan satu lagi, ditaburi dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuh yang tentu saja sangat disukai lelaki. Kata teman-teman, aku ini cantik lho.

Aku Tidur Dengan Guru Anakku

kali ini menceritakan pengalaman seorang wanita cantik yang sudah menjanda. Ibu muda ini bernama ibu Nita, dan ber anak satu yang masih duduk dibangku sekolah dasar. ekonominya hanya pas-pasan saja dan sayangnya IQ anaknya kurang tinggi. Sehingga ibu Nita yang sudah tau kalau anakknya enggak bakalan naik kelas 2. karenanya bu nita mencoba mendekati kepala sekolahnya yang bernama pak Roy . Rupanya pak Roy mengerti akan maksud dari kedatangan bu Nita tersebut. Dan untuk menghindari kecurigaan para guru di sekolah maka pak Roy menyuruh bu nita untuk bertemu dengannya di sebuah lobby hotel malam itu juga. “Anak ibu bisa naik kelas dua tapi … ” “Tapi apa pak?” tanyaku cepat-cepat. Pak Roy tak meneruskan ucapannya, dia hanya menatapku dengan tajam tanpa reaksi apapun.  “Berapa yang bapak minta?” tanyaku setelah beberapa lama kutunggu dia untuk melanjutkan ucapannya. “Ibu tak mungkin dapat memenuhinya kalau saya ucapkan!” katanya dengan nada datar. “Berapa lah pak, tolong anak

Nightmare Campus 3

Sebagai seorang gadis 21 tahun yang sedang mekar-mekarnya, kehidupan Sherin, mahasiswi sastra Inggris semester lima di Universitas swasta dipenuhi keceriaan, hari-harinya dilalui dengan kuliah, dugem, ngerumpi bareng teman-teman, shopping, pacaran, dan kegiatan-kegiatan gadis kuliahan pada umumnya. Anak tunggal seorang pemilik pabrik makanan ringan ternama, dia juga dianugerahi wajah cantik dan tubuh jangkung yang indah serta kulit yang putih, rambutnya coklat sebahu lebih dan ujungnya agak bergelombang.

Nightmare Campus 2

Siang itu, sekitar jam sebelas, suasana kampus Universitas ***** tempat Imron bekerja sedang ramai-ramainya. Saat itu, ketika Imron sedang mengepel lantai di dekat kantin, lewatlah serombongan mahasiswi yang terdiri dari empat orang di depannya. Keempatnya memang cantik-cantik, namun ada satu diantaranya yang menarik perhatian Imron, si penjaga kampus itu, bukan karena dia yang tercantik, karena tiga lainnya juga sama cantiknya, melainkan karena Imron merasa pernah melihat gadis ini sebelumnya.

Tragedi Kerusuhan

Setahun belakangan ini kondisi perekonomian memang semakin memburuk yang ditandai dengan kenaikan berbagai macam harga kebutuhan pokok. Hal ini tentu saja menambah berat penderitaan warga terutama yang tergolong sebagai masyarakat berpenghasilan rendah.

Sopir Jahanam

Peristiwa ini terjadi tiga tahun yang lalu. Kejadiannya berlangsung dirumah salah satu keluargaku yang berada kawasan perumahan elite.  Saat itu aku yang masih berumur 14 tahun tinggal bersama kakak perempuanku, menempati salah satu rumah yang dimiliki Saudara kami. Kebetulan rumah itu tidak ditempatinya. Saat itu kakakku, Ai Ling berumur 19 tahun dan telah kuliah tingkat satu di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Kedua orang tua kami tinggal di Jawa Tengah, dimana mereka mengelola sebuah toko. Karena dirasa Jakarta lebih kondusif sebagai tempat menuntut ilmu, maka mereka mengirim kami ke Jakarta untuk bersekolah.

Kisah Eliza 10

Eliza 10: Biaya Tambal Ban yang Mahal Bunyi bel pulang sekolah itu menyadarkanku dari lamunanku. Aku menoleh ke arah Jenny yang ternyata masih sedang memandangiku. “Jen? Kamu kenapa?”, tanyaku heran. Jenny tersenyum dan menjawab dengan berbisik, “Kamu cantik Eliza… memangnya nggak boleh kalau aku liatin kamu?” “Jen, kamu ini nggak ada kerjaan ya? Aku mau pulang cepat, ada les”, aku tersenyum geli sambil meleletkan lidahku pada Jenny. Kami saling berpamitan ketika aku sudah ada di depan mobilku. Aku duduk sebentar di dalam mobil untuk sekedar melepas lelah, apalagi liang vaginaku masih terasa ngilu sekali, seolah olah ada penis yang masih tertinggal di dalam situ. Setelah aku merasa agak enakan, aku mulai menjalankan mobilku. Kebetulan malah, lalu lintas di jalan depan sekolahku sudah sepi, jadi aku bisa melajukan mobilku dengan bebas. Aku harus cepat sampai ke rumah untuk membersihkan liang vaginaku yang masih belepotan sperma ini. Terasa begitu lembab dan becek sekali. “Ad

Kisah Eliza 9

Eliza 09 Petaka akibat mengintip Hari ini hari Kamis, pelajaran berlangsung normal setelah pelajaran sempat libur tiga hari lamanya karena ada penyelenggaraan bazar di sekolahku. Pagi ini semua berlangsung seperti biasa, hanya aku dan Jenny saling tersenyum penuh arti kalau tanpa sengaja kami beradu pandang ataupun bersenggolan tangan. Hal ini sering terjadi karena kami memang duduk bersebelahan.

Kisah Eliza 8

Eliza 8: Suka Duka Ketika Liburan Di hari Jumat ini, ketika sudah waktunya pulang sekolah, aku sudah akan berdiri dari kursi ketika Jenny memintaku menunggu sebentar. “El, jangan pulang dulu dong, bentar bentar! Kamu lagi mikirin apa sih El? Gini aku jelaskan lagi ya, besok Senin, Selasa dan Rabu kita kan libur.. yaaa aku tahu memang ada bazar, tapi kita bisa berlibur dulu kan , jadi baru datang hari Selasa dan Rabunya gitu”, Jenny berkata panjang lebar. Aku terbawa oleh sikapnya yang selalu riang itu, dan mendengarkannya sambil tersenyum. “Gini nih Eliza, aku pinginnya, kita berlibur ke Tretes, tiga hari dua malam saja. Jadi besok sore kita berangkat, terus senin sore baru balik lagi ke Surabaya . Gimana El?”, tanya Jenny. “Memangnya kita mau pergi sendiri berdua Jen?”, aku bertanya heran. “Ya nggak lah El, kamu sih dari tadi nggak dengerin kita ngomong, ngelamun aja.. Lha ini Siany, Bella dan Rini ngumpul sama kita di sini buat apa?”, gerutu Jenny, dan ketiga temanku yang lai

Kisah Eliza 7

Cerita Eliza 07 : Sabtu Kelabu Klakson mobilku kutekan kuat kuat ketika aku melihat di pinggir jalan ada siswa SD laki laki, yang sedang menangis, kelihatannya ditodong oleh seorang siswa SMA berbaju putih abu abu itu. Wajah siswa SMA itu sangat tidak ramah. Untungnya bunyi klaksonku cukup menarik perhatian orang orang di sekitar sini, hingga membuat siswa SMA itu melarikan diri. Siswa SMA berandalan itu sempat memandangku dengan penuh ancaman sebelum menghilang di gang kecil itu, tapi aku tak memperdulikannya. Kulihat anak SD itu masih menangis ketakutan, maka aku keluar dari mobil dan mendekati anak itu, mencoba menenangkannya. “Titi, sekarang udah aman kok, nggak apa apa, jangan nangis yah”, kataku sambil berjongkok dan membelai rambutnya. Anak kecil itu menghambur dan memelukku, kubiarkan ia menangis sampai akhirnya ia mulai tenang dalam pelukanku. “Titi, nama kamu siapa”, aku bertanya padanya. “Johan, cie”, katanya dengan suara sengau, wajar saja karena habis menangis. “Ru

Kisah Eliza 6

Eliza 6: Sisi Lain Instruktur Baletku “Stanley… jangan jauh jauh dari cie cie”, aku setengah berteriak mengingatkan Stanley yang terus berlari ke arah lain dari tempat duduk kami di kereta api. Aku terpaksa mengejarnya, kuatir kalau ada apa apa dengan sepupu kecilku itu. Keluargaku dan keluarga Suk Sing sudah terlelap ketika tadi Stanley membangunkanku minta ditemani ke toilet. Ketika selesai, aku masuk ke toilet sebentar untuk mencuci muka, dan waktu aku keluar, aku melihat Stanley berlari ke arah gerbong yang salah dan begitu cepat menghilang dari pandanganku, memaksaku untuk berlari lebih cepat. Seorang pedagang asongan nyaris kutabrak ketika aku berlari memasuki gerbong kelas ekonomi, tempat yang sangat sangat asing bagiku. “Non.. hati hati, kalo gue jatuh gimana?”, pedagang asongan itu mengingatkanku. “Maaf pak, saya buru buru, mencari sepupu saya”, aku meminta maaf dengan sopan, lalu segera melanjutkan mencari Stanley. Beberapa gerbong kulalui, sampai akhirnya aku tertegun saa