Angsa Putih

Panggil saja namaku Andro, aku adalah seorang pria lajang berumur 25 tahun yang berkerja di salah satu perusahaan asing yang ada di daerah pusat kota. Sebagai Pria lajang, dulunya aku tinggal bersama orang tuaku di komplek perumahan sederhana. Namun karena aku adalah seorang Pria yang sudah dewasa, maka aku-pun memutuskan untuk hidup mandiri.

By : Hans82 Halo semua, perkenalkan namaku Ferlin Amalia biasanya aku dipanggil Ferlin, sekarang aku sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta yang ada di daerah tempat tinggalku dan umurku saat ini baru menginjak 20 tahun. Hari ini adalah hari yang sangat cerah, walaupun masih belum keliatan tuh mataharinya hihi.. Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi tapi aku sudah bangun nih untuk siap-siap pergi ke kampus yang jaraknya lumayan jauh dari rumahku. Namun bukannya cepat-cepat pergi ke kampus, aku malah sibuk menghabiskan waktu dengan masturbasi. Susah juga ya menjadi cewek yang gampang sange kayak aku ini. hihihi.

Hari sudah menunjukan pukul 20.00 yang menandakan diluar sudah gelap serta waktu yang di takutkan Lizzy pun akan tiba, bik Inah menanyakan prihal sang majikan yang tidak kunjung turun dari kamar untuk makan malam kepada mang Yusuf.

By : Obun Sebelumnya perkenalkan namaku Jesica Oktavia Bertubuh jankis, montok, berparas cantik dan menawan, berkulit putih bening seperti susu.aku biasa di sebut dengan sebutan Jessi. Aku adalah putri semata wayang dari salah satu keluarga pengusaha dikota ini. aku tinggal di kota berbeda dengan kedua orang tuaku. Karena kota ini adalah tempat perusahaan besar yg di wariskan oleh orang tuaku untuk aku kelola, namun bila di bandingkan dengan perusahaan induk yg masih dikelola langsung oleh ayahku perusahaan ini masih terbilang sangat kecil, bisa di bilang hanya sekitar 25% saja levelnya dengan level perusahaan induk keluargaku. Namun penghasilan yg aku dapat dr hasil aku mengelola perusahaan ini bisa mencapai 700 jutaan perbulan.

Perkenalkan Namaku Erin dan umurku sudah 25 tahun. Waktu menikah umurku masih 19 tahun dan sekarang Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya aku dan suami serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk membersihkan perabot rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka pulang. Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Dengan Kesibukannya itu membuat suamiku selalu jarang berada di rumah.

Linda adalah seorang ibu muda keturunan tionghoa yang hanya memiliki seorang anak yang masih bersekolah di jenjang sekolah dasar. Suaminya merupakan pengusaha sukses sehingga kehidupan ekonominya terbilang cukup layak dan bahkan berlebihan. Sehari harinya kerjaan Linda hanya bisa berdandan dan sibuk berkumpul untuk arisan bersama teman temannya yang lain sehingga tak pernah memperhatikan pendidikan anaknya. Hingga suatu ketika anaknya yang kurang cerdas dinyatakan tidak naik kelas oleh wali kelasnya dan hal ini membuat wanita itu merasa gusar.

Banyak orang yang bekerja keras setiap hari guna mengumpulkan harta kekayaan agar dapat menikmati hidupnya. Kata pepatah hemat itu pangkal kaya tapi kenyataannya sudah puluhan tahun Sapto berhemat namun keadaannya hanya begitu begitu saja bahkan selalu merasa kekurangan. Orang orang bilang Sapto ini bukan hanya hemat tapi juga tergolong agak pelit hingga hampir setiap hari hanya makan nasi dengan lauk sebuah tempe goreng saja. Sudah puluhan tahun ia berjualan es doger dipinggir jalan sampai kulitnya gosong karena terlalu sering kepanasan ketika sedang berjualan. Sampai akhirnya Ia berhenti berdagang es doger karena suatu kejadian pahit yang dialaminya dijalan. Sore itu ketika pembeli sedang ramai tiba tiba ada segerombolan petugas satpol pp yang mengusir dan menangkapi para pedagang dan sialnya gerobak dagangannya tak berhasil diselamatkan hingga dibawa oleh mereka. Singkat cerita Sapto kini bekerja disebuah keluarga yang kaya raya. Mereka adalah pasangan muda yang belum lama menikah h...

Orang tersebut membentak, “Hei, apa-apaan kalian!? Ini sekolah, bukan tempat untuk berbuat mesum!! Akan saya laporkan kalian ke kepala sekolah!!” Tentu saja kami bertiga sangat terkejut dan melihat ke arah orang tersebut yang ternyata adalah Ms. Alice, guru Bahasa Inggris yang berasal dari Amerika. Dia berdiri berkacak pinggang dengan muka yang marah. Perlu diketahui bahwa sekolahku adalah sekolah internasional jadi tidak heran ada beberapa guru native yang mengajar di sini. Ms. Alice adalah seorang wanita berumur 25 tahun, parasnya cantik khas wanita bule pada umumnya dengan kulit putih, hidung mancung, mata hijau dan berambut panjang berwarna merah kecoklatan. Tubuhnya langsing dan jangkung, sekitar 175 cm. Dia sudah tiga tahun di Indonesia sehingga sudah cukup lancar berbahasa Indonesia.

Samsul yang berusia 30 tahun adalah teman sekantorku, sedangkan aku sendiri berumur 36 tahun. Sejujurnya aku meraskan sesuatu dalam dirinya. Sapaannya yang khas dan sorot matanya yang dalam bila memandangku membuatku merasakan ada suatu getaran dilubuk hatiku. Suatu hari aku minta tolong sama dia buat beliin komputer buat anakku dengan spek yang sesuai dengan budgetku.

  Namaku adalah Handoko, sebagai seorang pebisnis muda aku sudah bisa dikatakan sukses. Aku bisa berkata begitu karena selain punya usaha yang mapan, rumah yang mewah, aku juga memiliki seorang istri yang cantik bernama Ivana. Tetapi ada satu hal yang membuatku tak bisa dikatakan sebagai laki-laki yang berhasil, bahwa aku sendiri sama sekali tak bisa memberikan nafkah batin bagi istriku. Keadaan ini terjadi pada tahun kedua perkawinanku, dimana saat itu aku mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku.

Semenjak masih kuliah dulu aku memang sangat gemar melakukan berbagai hal tentang fotografi. Saat itu aku rajin membaca berbagai tips dan trik tentang dunia fotografi dan mengikuti berbagai club yang ada guna menambah pengetahuan dan keahlian dasarku dalam memotret. Walaupun sempat terhenti karena terkendala biaya maka setelah bekerja aku dapat melanjutkan kembali hobby lamaku yang begitu menyenangkan.

Kerusuhan sporadis yang terjadi disejumlah tempat terus berlangsung hingga larut malam. Bukannya semakin aman tapi keadaan kota malah semakin mencekam bahkan jumlah penjarah yang berkeliaran pun semakin banyak saja. Bagi perusuh yang ada di kota tsb, Hari itu benar benar terasa seperti sebuah hari kebebasan karena disaat itu mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan dengan bebas, mulai dari merusak sarana umum, menjarah toko dan membakar sejumlah bangunan yang ada sampai melecehkan para wanita yang mereka temui disejumlah tempat.

Dalam waktu singkat kerusuhan yang dipicu oleh demo buruh pun menyebar ke berbagai kota lain yang ada disekitarnya. Mirisnya bukan hanya pusat perbelanjaan saja yang menjadi target sasaran para penjarah yang sedang mengamuk, namun beberapa fasilitas umum dan sekolah swasta elite tempat Vania menuntut ilmu pun mulai diincar sehingga menimbulkan keresahan bagi para murid disana. Bila diperhatikan secara sekilas, bangunan sekolah swasta itu memang sangat megah dan luas karena diperuntukkan bagi para kaum menengah atas yang ada disana. Selain terkenal akan biaya sekolahnya yang sangat mahal dan fasilitasnya yang lengkap, ternyata sekolah elite itu pun populer dikalangan masyarakat bawah karena penampilan para siswinya yang cantik dan modis serta sering pamer kekayaan dimedsos, oleh karena itu tak heran kalau sekolah tsb menjadi salah satu tempat favorit para perusuh yang ingin melakukan penjarahan. "Barusan bapak dapat info dari keamanan sekolah. Katanya sih situasi disekitar sekolah ...