Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

Barang Jarahan 2

⚠️  DISCLAIMER / ATTENTION  ⚠️ Cerita ini  murni fiksi dan hanya untuk tujuan hiburan semata.  Semua tokoh, peristiwa, nama tempat, atau dialog di dalamnya adalah hasil rekaan penulis dan  tidak dimaksudkan untuk menghina, menghasut kebencian, atau menjelekkan kelompok etnis, ras, agama, atau golongan tertentu. Segala kesamaan nama atau kejadian dengan peristiwa nyata hanyalah kebetulan belaka. Pembaca diharapkan  bijak dalam menyikapi konten ini  dan tidak membawa materi cerita ini ke ranah nyata. Malam semakin larut. Hujan masih turun di luar, menampar genting rumah tua dikawasan pecinan seperti dentuman tambur yang tak kunjung reda. Lien akhirnya memutuskan menutup laptopnya dengan satu hentakan cepat, seolah berharap semua kata-kata kotor dan ancaman brutal di layar tadi ikut terkubur bersama bunyi tutup laptop yang menutup rapat.

Keponakan Seksi

Keponakanku yang baru menikah tinggal bersamaku karena mereka belum memiliki rumah sendiri. Tidak menjadi masalah bagiku karena aku tinggal sendiri setelah lama bercerai dan aku tidak memiliki anak dari perkawinan yang gagal itu. Sebagai pengantin baru, tentunya keponakanku dan istrinya, Ines, lebih sering menghabiskan waktunya di kamar. Pernah satu malam, aku mendengar erangan Ines dari kamar mereka.

Barang Jarahan

⚠️ DISCLAIMER / ATTENTION ⚠️ Cerita ini murni fiksi dan hanya untuk tujuan hiburan semata. Semua tokoh, peristiwa, nama tempat, atau dialog di dalamnya adalah hasil rekaan penulis dan tidak dimaksudkan untuk menghina, menghasut kebencian, atau menjelekkan kelompok etnis, ras, agama, atau golongan tertentu. Segala kesamaan nama atau kejadian dengan peristiwa nyata hanyalah kebetulan belaka. Pembaca diharapkan bijak dalam menyikapi konten ini dan tidak membawa materi cerita ini ke ranah nyata. By : Analconda13 Udara pagi di kawasan Pecinan masih menyisakan bau hujan semalam. Aroma tanah basah bercampur wangi kayu tua dan batu-batu licin yang mengilap terkena embun. Lorong-lorong sempit yang melintang seperti urat nadi kota mulai ramai oleh kehidupan: suara sandal kayu yang berdecit, lolongan pedagang yang menghampar dagangan, dan denting sendok dari warung bakmi yang baru buka.

Ditunggangi Tukang Becak

Namaku Sandra , seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi swasta bergengsi di kota ini. Aku gadis keturunan Tionghoa, dibesarkan di tengah keluarga sederhana yang menggantungkan hidup dari kios sembako di pinggir pasar tradisional. Meski hidup tak pernah mudah, orangtuaku selalu menanamkan nilai kerja keras dan kesederhanaan sejak kecil.

Napsu Diusia Senja

By : GrottoGolem Pak Yudhi mengusap peluh di dahinya. Usianya sudah 62 tahun, tapi ia masih tampak segar untuk pria seusianya. Rambutnya memang sudah banyak memutih, tapi tubuhnya tetap tegap. Ia adalah pemilik perusahaan bus antarkota yang melayani jalur antar provinsi. Sejak istrinya meninggal sepuluh tahun lalu, hidupnya berjalan datar. Sepi. Ia membesarkan tiga anak lelaki seorang diri—semuanya kini sudah dewasa, dua sudah menikah, satu lagi masih bekerja di bengkel.

Catatan Mengerikan Ditengah Magang Sekolah

By : Kuclux67 Vina Marlina adalah seorang gadis keturunan tionghoa yang tinggal di kota kecil pinggir pantai bersama keluarganya. Ia adalah siswi kelas sebelas di sebuah SMA negeri lokal, dikenal sebagai gadis ceria, mudah bergaul, dan memiliki penampilan yang selalu rapi. Dengan rambut panjang yang selalu diikat setengah ke belakang, kulit cerah bersih, dan senyum manis yang hampir tak pernah lepas dari wajahnya, Vina sering menarik perhatian, meski ia sendiri tak pernah menggubris hal itu.

Sampah Sampah Cinta

Pagi itu aku bangun jauh lebih awal dari biasanya. Padahal kuliahku baru mulai jam sebelas siang, tapi entah kenapa jam di kamarku baru menunjukkan setengah tujuh dan aku sudah terjaga sepenuhnya. Sempat coba merem lagi, tapi percuma. Kantuknya udah kabur entah ke mana. Mungkin karena semalam aku ketiduran terlalu cepat—sekitar setengah delapan malam. Kebiasaan kalau udah kecapekan seharian.

Hadiah Perpisahan

Pagi itu aku duduk di ruang kerjaku, membereskan barang-barang yang sebenarnya sudah tidak penting lagi. Dua puluh miliar—angka yang pantas untuk semua kebohongan, manipulasi, dan permainan kotor selama tiga tahun terakhir. Tiga tahun, dua partner licik, dan satu sistem busuk yang terlalu mudah dibodohi. Tapi ya, akhirnya berhasil juga. Dan sekarang, saatnya keluar dari panggung sandiwara ini.

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku

Hari Sabtu jadi hari terakhir kuliahku di minggu ini. Untung jadwalnya nggak terlalu padat karena cuma sampai jam 12 siang aja. Dari pagi aku udah semangat banget, apalagi cuaca hari ini cerah. Matahari nggak terlalu terik, angin yang berembus pelan bikin suasana jadi adem dan nyaman. Dari jendela kosan, aku masih bisa dengar suara burung yang berkicau di pohon sebelah, membuat suasana tambah tenang. Rasanya pengin cepet-cepet kelar kuliah, terus nikmatin waktu buat istirahat dan melepaskan penat setelah seminggu penuh menjalani kesibukan kampus. Rencananya sih aku akan menyewa motor, karena aku memang tidak punya motor sendiri di kostku. Aku ingin jalan-jalan malam nanti, menikmati waktu sendirian—me time. Setelah selesai mandi, aku mulai memilih pakaian terbaikku. Mood-ku sedang bagus, jadi aku ingin tampil cantik. Aku memilih kemeja motif bunga-bunga dan rok span hitam dengan belahan samping yang cukup tinggi.

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku

By : Mbah Jenggot Sebelum memulai cerita, perkenalkan namaku Erika. Usia aku 20 tahun dan saat ini sedang menjalani tahun kedua kuliah di salah satu kampus swasta ternama yang ada di ibukota. Aku adalah gadis keturunan Chinese. Kulitku putih mulus dan wajahku dibilang cantik, bahkan nggak sedikit temanku yang bilang kalau aku mirip artis Korea. Tinggi badanku sedang, nggak terlalu tinggi tapi juga nggak pendek. Badanku berisi tapi nggak gendut, dengan payudara yang lumayan besar dan bokong yang semok. Banyak cowok yang suka melirik diam-diam setiap aku lewat, bahkan ada yang sampai kelihatan ngiler. Hehe, ya boleh lah bangga dikit.