Langsung ke konten utama

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku


Hari Sabtu jadi hari terakhir kuliahku di minggu ini. Untung jadwalnya nggak terlalu padat karena cuma sampai jam 12 siang aja. Dari pagi aku udah semangat banget, apalagi cuaca hari ini cerah. Matahari nggak terlalu terik, angin yang berembus pelan bikin suasana jadi adem dan nyaman. Dari jendela kosan, aku masih bisa dengar suara burung yang berkicau di pohon sebelah, membuat suasana tambah tenang. Rasanya pengin cepet-cepet kelar kuliah, terus nikmatin waktu buat istirahat dan melepaskan penat setelah seminggu penuh menjalani kesibukan kampus.

Rencananya sih aku akan menyewa motor, karena aku memang tidak punya motor sendiri di kostku. Aku ingin jalan-jalan malam nanti, menikmati waktu sendirian—me time.

Setelah selesai mandi, aku mulai memilih pakaian terbaikku. Mood-ku sedang bagus, jadi aku ingin tampil cantik. Aku memilih kemeja motif bunga-bunga dan rok span hitam dengan belahan samping yang cukup tinggi.


"Bedak udah, alis udah, liptint, apalagi yaa? Yaampun parfum belumm, yahh tinggal dikitt, nanti sekalian beli deh" ucapku sendiri di depan cermin bersiap siap pergi ke kampus.

Setelah semua siap aku pun langsung pergi ke kampus meninggalkan Mbah Rejo sedang tertidur pulas di kasur ku dalam keadaan telanjang bulat dan mulutnya terbuka lebar sambil mendengkur. Mbah Rejo kalau tidur sangat merepotkan, dia tidak bisa diam selalu bergerak², satu satunya cara untuk dia bisa diam hanyalah nenen padaku.

Semenjak Pardi, Udin, Mbah Rejo sering menginap di kost ku, bahkan hampir setiap hari, Jika ingin berangkat ke kampus aku harus mendapatkan kan paling tidak 1 kali ciuman dulu baik dari suami atau pacarku hahaha. Tapi apa daya, Pardi dan Udin tidak menginap kemarin, hanya Mbah Rejo saja, dan dia sedang tertidur pulas. Aku Hanya mendekatkan pipiku pada mulutnya yang terbuka dan menggesek gesekan nya sampai basah. 

Sungguh beruntung tua bangka ini, Mendapat pacar seorang mahasiswi yang semok, hampir setiap hari melakukan sex denganku, bahkan ketika tidur saja dia masih mendapat keuntungan untuk mencium ku walaupun tidak sadar. Aku jadi merasa kasihan pada cowok² ganteng n kaya diluar sana yang mendekati ku, mereka hanya punya nomorku dan hanya bisa memandangi keseksian ku saja, bahkan untuk menyentuh tubuhku saja mereka segan. Tapi tua bangka buruk rupa ini, dengan nikmat tiap malam bisa nenen padaku hingga tertidur pulas.

Aku pun meninggalkan Mbah Rejo yang masih tertidur dikamarku sendirian dan segera pergi. Diperjalanan aku dikagetkan dengan suara klakson yang kencang tepat dibelakangku. Aku pun menoleh kebelakang dan mengira aku akan tertabrak motor.

"Dika !! Hari ini adalah hari terakhir aku kuliah di minggu ini, hari Sabtu. Jadwal kuliah ku di hari Sabtu tidak padat, hanya sampai jam 12 siang saja. Aku sangat bersemangat sekali hari ini, akan melepas penat berkuliah. Rencana nya aku menyewa motor, karena aku tidak punya motor di Kost ku ini. Aku berniat untuk jalan jalan Me Time malam nanti. Setelah selesai mandi, aku memilih pakaian terbaik ku, karena mood ku sedang bagus. Kemeja bunga² dan Rok span hitam dengan belahan disamping yang cukup tinggi. !!! kamu mau bunuh aku yaaa!?" teriak ku

"Hehehe Sorry Rik, motor rem blong barusan" jawab Dika cengegesan.

"Kenapa ga nyungsep aja sekalian ke selokan!" kataku dengan kesal tapi juga bercanda.

"Jahat banget Erika astaga" Dika memelas

"Abisnya kamu sih. Dah mending kamu boncengin aku deh ah" amuk ku sambil mencuri kesempatan agar tidak berjalan ke kampus

"Huuu dasar, tau gitu ga aku klakson tadi" canda Dika

Aku pun naik ke motornya tanpa disuruh, untungnya Dika menggunakan motor matic karena aku duduk menyamping karena menggunakan rok span. Saat akan jalan, motor Dika tiba² mati

"Yah Rik kok mati ya? aneh"

"Kok bisa mati? aku apain emangnya?" tanya ku takut

"Coba deh kamu turun dulu terus cium lampu motornya" kata Dika

Akupun langsung turun dan berjalan kedepan motor untuk mencium lampu motor Dika. Entah kenapa, aku memiliki karakteristik yang penurut pada semua orang dan ngikut² saja.

"HAHAHAHAHAHA, ngapain diturutin Rik, cuma bercanda hahaha, udah ayo naik keburu telat" tawa Dika

Aku pun naik keatas motor dan memasang wajah kesal tanpa sedikitpun menjawabnya, Tapi kami berdua tau, itu hanyalah bercanda.

Saat sudah sampai diparkiran aku langsung turun dan meninggalkan Dika begitu saja.

Sesampainya di lorong kampus, aku melihat beberapa cowok sedang nongkrong hampir memenuhi jalan, mereka semua melihat ku dengan tatapan yang mesum.Beberapa anak saling menyenggol sebagai kode. Aku sudah memiliki firasat buruk untuk hal ini.

Benar saja, saat mulai dekat dengan mereka, 3 cowok tersebut bangun dari duduknya dan berjalan kearah ku, salah satu cowok membawa botol air. Saat sudah dekat denganku, mereka seakan akan bercanda dan salah satu dari mereka mendorong temannya sehingga membuat air yang ia pegang tumpah dan membasahi kemeja ku. Hal tersebut membuat lekukan tubuhku terpampang jelas karena kemeja ku berbahan tipis.

"Aduh Mba maaf banget jadi basah deh, ini temen saya gajelas banget. Maaf ya mba." ucap nya

"Gimana sih Vin, kasian Mba nya bajunya basah tuh, dingin kan" sambung teman nya.

Lalu salah satu cowok nyeletuk

"Tapi gapapa Mba, jadi makin seksi kalo begitu, atau malah dilepas aja bajunya biar ga dingin" ucap salah satu dari mereka dengan tanpa aku ketahui siapa yang berbicara

"Sialan, jelas² mereka sengaja. Bikin mood ku rusak aja" batinku

Lalu Dika menyusulku dari belakang

"Woi kalian ngapain hah? ga sopan banget tolol. Siapa yang numpahin air barusan, ngaku ga?" ucap Dika marah dengan nada tinggi

"Maaf mas, saya ga sengaja"

"Ga sengaja? kalian pikir saya bodoh? kalian bisa saya laporin pelecehan ya kalo gini caranya! atau mau disikat satu²?" kata Dika

"Maksud Mas apa? teman saya ga sengaja numpahin air ke pacar nya, masalah gini aja mau dibikin panjang?" bela salah satu teman mereka

Dika agak salting juga saat dikira aku adalah pacarnya.

"Kalian anak fakultas mana sih? belum tau saya ya? maju satu satu kalo berani, jangan keroyokan." Dika menantang

Memang Dika adalah salah satu anak paling berandal di fakultas ku, dia tidak takut sama siapapun termasuk dosen.

"Udah² Dik, gapapa kok cuma basah dikit, udah yuk ke kelas aja, kita telat loh" kataku

"Dikit gimana Rik ? liat baju mu itu basah semua" Dika menjawab

"Iyaa iyaa nanti kan bisa kering, udah ah gaboleh ribut² ya." Aku langsung menarik tangan Dika melewati kumpulan cowok² itu agar tidak terjadi perkelahian.

Dika mengikuti ku dari belakang sambil tangan nya aku tarik. Lalu ia meludah di depan kumpulan cowok² itu tanda menghina mereka.

"Rik. baju mu basah banget itu. sampe ngecap anunya. Aku anterin pulang dulu yuk ganti baju. Gaenak diliatin orang, masuk angin juga nanti"

"Gapapa Dik, ini kita udah telat tau" tegasku

"Fuck telat masuk kelas, kamu ga malu apa begitu? nanti sakit." sambil dia berhenti berjalan

Aku pun juga berhenti sambil meyakinkan bahwa aku gapapa

"Gini aja, kamu pake jaket ku aja deh, baju mu dilepas" tawarnya

"Terus kamu pake baju ku gitu?" aku bercanda

"Ya enggak dong cantik, kemeja mu itu crop top, kalo aku pake jadi makin crop hahahah. aku kan masih pake kaos lagi." katanya

"Kamu lupa ini kelas nya Bu Susi? dia kan gasuka kalo ada mahasiswa pake kaos. nanti kamu kena marah"

"Yang dimarahin kan Aku Dik. bukan kamu, jangan ribet deh ah" dia langsung menyeret ku ke toilet

Sialnya, pintu toilet nya rusak dan tidak bisa ditutup. Aku sudah berpikiran aneh pada Dika saat melihat Pintu nya rusak.

"Waduh pintu pake rusak segala, kalo aku buka baju disini Dika pasti liat dan gimana kalo aku diperkosa disini? ya gapapa sih tapi masa di toilet kampus!!??" batinku

"Dik. pintu nya gabisa ditutup, gimana dong?" aku mengeluh

"Yaelah langsung aja si, aku jagain dari luar". Dia langsung melepas hoodie nya dan tanpa sengaja kaos yang ia kenakan juga terangkat sampai dada dan terlihat jelas tatoo² yang memenuhi badan nya yang terbilang cukup keren.

"Kamu jagain ya dari luar, jangan ada yang sampe ngintip" tegasku

Aku pun melepas kemeja ku dan hanya mengenakan BH saja, aku melihat Dika dan aku kaget dia benar² tidak mau mengintip ku bahkan dia sampai menutupi matanya dengan tangannya. Dika yang awalnya aku kira hanya ingin menikmati ku ternyata tulus dan tidak macam² kepadaku. Aku jadi sedikit menyesal dulu pernah menolak nya. Setelah berganti baju, kita langsung berlari menuju kelas yang benar saja kita berdua telat dan mendapat hukuman terlebih Dika hanya menggunakan kaos dan beberapa tatoo ditubuhnya sedikit terlihat.

2 Jam berlalu kelas pun berakhir. Dika menawarkan ku untuk mengantarkan ku pulang. Aku sebenarnya mau saja, tapi aku teringat Mbah Rejo yang pasti masih berada di Kost ku. Jadi aku menolak ajakan nya dengan alasan sudah janjian dengan temanku dan aku berkata akan mengembalikan jaketnya malam nanti.

Sebelum pulang, aku mampir ke warteg deket Kost untuk beli makan, awalnya aku berniat beli 2 porsi, untuk ku dan Mbah Rejo, tapi aku tidak yakin jika Mbah Rejo masih ada di Kost ku apa enggak. Sesampainya di Kost, ternyata Mbah Rejo masih berada di kamar dan dia baru bangun tidur dari pagi tadi

"Erika pacar Mbah sayang sudah pulang?" tanya nya dengan nada nya yang gak jelas karena bangun tidur dan karena memang sudah tua

"Sudahh, ini kan udah di Kost, Mbah baru bangun?" tanya ku sambil menghapiri nya dan saling mengecup bibir.

Memang sudah menjadi aturan di Kamar ku untuk berciuman ketika akan pergi, pulang dan selesai mandi.

"Muach, abis dari luar masih wangi aja heheh, bawa apa itu kamu?" tanya nya setelah mencium ku

"Erika beli maem Mbah, tadi mau beli buat Mbah takut udah pulang" jelasku

"Yaudah maem berdua aja" ajaknya

Kita pun makan berdua, dan aku menyuapi Mbah Rejo seperti anak kecil, sambil disuapi, Mbah Rejo Terus terusan mengelus pahaku, sesekali berpindah ke lengan ku yang sudah ganti baju pakai tanktop ketat.

"Sayang mau minum" pinta nya

Aku mengambilkan gelas dan menuang air lalu memberi kan pada Mbah Rejo

"Gakmau, Mau disuapin juga minum nya" Mbah Rejo merengek seperti anak kecil

"Ihh ini air gabisa disuapin"

"Bisaa, pake mulut" katanya

"Ada ada aja ih Mbah ini" jawabku

Aku pun menuruti permintaan nya, aku meminum air dan menyimpan nya dimulutku lalu aku dan Mbah Rejo berciuman sambil aku memuntahkan air dimulutku.

"Aahhh seger, lebih enak dari sirup leci hehehe" katanya bahagia

"Iyadehh suka² Mbah aja" kataku

Setelah selesai makan, aku mengantuk dan mau tidur, namun Mbah Rejo bilang bahwa dia akan pergi ke kampus untuk bekerja.

Memang Mbah Rejo lebih suka bekerja di siang hari untuk merawat tanaman² di kampus ku. Lalu aku tidur dan tidak sabar malam nanti akan Me Time keliling kota.


Jam menunjukan pukul 18.13 aku terbangun dari tidurku. Tapi di Kost ku sepi tidak ada Pardi, Udin dan Mbah Rejo. Untung saja aku sudah booking rental motor jadi tidak perlu repot mencari malam² karena tidurku kelamaan hahaha.

Aku bergegas mandi dan berdandan. Sampai pukul 19.05 baru motor yang aku booking diantarkan ke Kost ku. Langsung saja aku pergi mengelilingi kota dan melihat banyak tempat² baru karena aku baru 2 tahun disini dan jarang main jauh². Aku juga sempat mampir ke restoran fast food dan makan sendirian, lalu berkeliling lagi. Beli jajanan dipinggir jalan sambil melihat mobil dan motor yang lewat. Tentu aku juga jadi perhatian karena seorang cewek muda dipinggir jalan sendirian menggunakan kemeja dan jaket crop top, serta rok pendek yang ketat. 

Tiba² terdengar suara gemuruh pertanda akan hujan. Buru² aku bersiap untuk pulan dan sialnya tidak ada sinyal sama sekali. Aku sudah berada jauh dari Kost dan aku juga tidak tau jalan. Jam menunjukan pukul 10.48 dan aku tidak tau arah pulang. Akhirnya aku berkendara tanpa tau arah dan hanya mengandalkan insting saja. Hujan pun mulai turun perlahan membuatku makin panik.

Hujan semakin deras aku pun terpaksa berteduh dekat rumah yang terlihat seperti gubuk. Lampunya remang², aku berfikir bahwa disini tidak ada penguhinya. Karena lelah, aku bersandar di rumah ini yang ukuranya lumayan besar tapi hanya berbentuk kotak saja. 15 menit aku menunggu hingga tertidur dan dikagetkan oleh seorang pemulung yang membangunkan ku

"Mba siapa? jangan tidur disini. Masuk lah, basah nanti. Cari siapa?" kata pemulung itu

"Oh saya Erika, lagi neduh pak. Masuk kemana? emang disini ada orangnya?" tanyaku

"Ada, saya dan teman² yang lain tinggal disini" jawabnya

"Ayo masuk aja" ajaknya sambil membuka pintu

Dengan ragu aku mengikutinya dari belakang. Betapa kagetnya aku didalam sini ada 10 orang pemulung, kenapa dari luar aku gak sadar?

Saat mulai masuk aku langsung mual karena bau di dalam rumah yang apek ini. Bayangkan ada 10 orang pemulung disini yang gak pernah mandi, tidur bersama sama dan hanya ada 1 kasur saja yang sepertinya dipakai oleh sesepuh pemulung disini yang paling tua.

"Gilak, lu mulung dapet cewek Dar?" tanya salah satu dari mereka

"Enggak, dia neduh didepan kehujanan, kasian mulai basah tuh." jawabnya

"Maaf ya bapak² saya numpang sebentar." izin ku

"Gapapa Mba, santai aja maaf berantakan. Kenalin saya Sugeng, ini Parmin, Wahyu, Dar, ...., ..... " Sugeng mengenalkan teman nya satu persatu namun hanya beberapa yang aku hapal,

Dari raut wajah dan cara mereka bicara, aku yakin semua pria di ruangan itu usianya di atas lima puluh. Entah kenapa, ada hawa aneh yang bikin aku agak gelisah sejak pertama kali masuk.

"Halo, Bapak-bapak. Saya Erika..." sapaku pelan, berusaha tetap ramah meski nada suaraku sedikit bergetar.

"Hai, Nak Erika. Neduh di dalam aja. Di sini rame, anget," sahut Parmin sambil tertawa. Dia duduk santai di atas kasur, tampak paling tua, mungkin juga yang paling dominan. Yang lain duduk di bawah, beralaskan tikar lusuh yang sudah kusam.

"Sini, Nak. Duduk di kasur aja sama Bapak. Jangan di bawah. Kotor," katanya sambil menepuk kasur di sebelahnya.

Atas atau bawah… sama aja kotor pakkk. Kalian semua lebih kotor dari tikar itu, gerutuku dalam hati sambil tersenyum tipis menahan rasa tidak nyaman.

"Iya pak. Terima kasih," jawabku pelan.

Dengan hati-hati aku duduk di ujung kasur, agak menjauh dari Parmin. Tapi saat aku menggeser posisi, jaketku tak sengaja bersentuhan dengan tangannya. Sentuhan itu terasa lama dan menegangkan bahkan mampu membuat Jantungku berdetak sedikit lebih cepat.

Aku berusaha tetap tenang, meski perasaan tidak enak mulai menyusup pelan-pelan. Ruangan itu memang ramai, tapi entah kenapa terasa semakin sempit dan menyesakkan.

"Nak, jaketmu basah, kata bapak dilepas saja, nanti masuk angin kamu" katanya

Benar juga sih, aku mulai kedinginan karena jaketku basah. Akhirnya aku melepas jaketku dengan agak sulit, dan harus agak membusungkan dadaku. Tentu saja kemeja ku yang crop top ini makin terangkat dan memperlihatkan perutku yang rata.

Semua pemulung ini fokus perutku tanpa berkedip. Jujur aku merasa sedikit bangga, dan mulai tumbuh rasa sange, bagaimana jika aku dipakai 10 pemulung ini disini, membayangkan nya membuat vagina ku berkedut.

"Nak Erika umur berapa?" kata parmin

"Saya 20 pak, masih kuliah" jawabku

"panggil kek aja, umur saya 72 hahaha" timpal parmin

"ohh hahah iya kek"

"Nak Erika sudah punya pacar?"

"Belum ada kekk, Erika malas pacaran"

"Anak cantik kayak Erika kok belum punya pacar? bohong ya hahaha"

"Beneran kek, Erika gapunya pacar"

"Terus kalo lagi pengen gimana nak?" aku kaget dia bertanya seperti itu

"Colmek lah, ya gak Mba?" semua tertawa, aku pun ikut tertawa malu dan canggung

"Kalo kakek? punya istri?" tanya ku

"Kita disini semua sebatang kara, cuma ini keluarga yang kita punya" jawabnya

"Terus kakek sama bapak² semua kalo lagi pengen gimana?" balasku pada mereka

"Kalo saya sendiri terakhir main 35 tahun yang lalu, mungkin udah gabisa ngaceng lagi hahaha"

"Iya Mba, semua disini udah lama gapernah lampiasin nafsu, gatau tuh kalo ada yang coli hahahaha" kata Sugeng

Muncul lah ideku yang sangat sangat gila, bagaimana kalo aku siap menerima sperma mereka semua disini, sebagai balasan karena memperbolehkan ku berteduh disini. Tapi 10 orang terlalu gila buat ku. Peduli setan, aku selalu ingin coba hal baru.

"Kasian ya bapak² sama kakek" kataku sedikit melas

"Yaaa beginilah nak, kita sudah tua, gaada cewek yang mau sama pemulung tua dekil. Coli juga buang² waktu aja nak buat kita." jelasnya

ruangan pun hening beberapa saat.

"Dingin ya disini lama², hujan nya deres banget" celetuk ku

"Beginilah Mba keadaanya" jawab salab satu pemulung yang aku lupa namanya.

"Bapak² sama kakek baik banget nawarin Erika neduh disini, terima kasih yaa" kataku

"Hahaha cuma neduh doang nak, masa gaboleh" jawab Parmin

"Tapi baru disini yang nawarin Erika neduh, di sepanjang jalan gaada yang nawarin loh." kataku

"Erika ada ide bagus nih"

"Ide apa Mba" kata salah satu pemulung.

"Sebagai hadiah kebaikan kalian, dan sebagai penghangat juga buat malam ini, Erika mau deh jadi anunya Bapak sama Kakek" kataku

"Maksudnya Nak?" kata Parmin

"Jadi ituuu"

"PE LAM PI A SAN" kataku sengaja pelan²

"Ah serius kamu Mba" salah satu pemulung

" Iya nih, nanti malah dilaporin pemerkosaan lagi"

"Erika janji gaakan lapor, kalian bisa cari Erika di kost Erika" sambil menyebutkan Alamat Kost ku

"Masa Anak secantik dan semuda Erika mau jadi pemuas pemulung tua dekil kayak kita" kata Parmin

"Yaudah coba aja sini mainin Erika" aku berpasrah diri

Salah satu pemulung berdiri dan mendekati ku lalu mulai memegang payudaraku dan meremas remasnya. Dia lalu menarik ku hingga berdiri, melepas ikatan rambutku, lalu mencium rambutku

"Hmmm wangi rambutnya kaya dupa. Kata nya.

Sugeng lalu menghampiri aku, dia membuka kancing kemeja ku sampai terbuka semua, dia terkagum melihat payudaraku yang masih terbungkus BH hitam berenda. Dia lalu menjilat payudaraku dan terus naik lalu berhenti di pipiku yang sebelah kanan sambil menciumi nya

Tak mau kalah, Dar juga ikut menjilati pipiku yang sebelah kiri. Kedua pipiku sedang dijilati pemulung tua yang dekil ini, sambil salah satu pemulung dibelakangku meremas² payudara ku dari belakang sembari mengendus rambutku yang wangi. Melihat hal ini, Parmin tak mau kalah lalu meyuruh mereka semua bergerser, karena dia adalah "ketua" dirumah ini maka semua menurut padanya.

"Sini nak duduk di paha kakek. Suruhnya padaku

Aku hanya menurut saja dan langsung menduduki pahanya yang duduk di samping kasur dan kita saling berhadapan.

Parmin langsung membenamkan wajahnya di belahan payudaraku sambil mengambil nafas dalam², lalu dia menggesek gesek kan wajahnya disana. Aku membalas dengan mengelus rambutnya yang sudah mulai botak dan berminyak itu.

"Sudah basah kena ludah pemulung seperti kita aja badanmu masih harum nak, Kakek jadi pengen crot di memekmu. Pasti enak banget" kata Parmin

"Tubuh Erika malam ini buat Bapak² semua, khususnya kakek" kataku manja

Parmin langsung menggila mencumbui ku. Sugeng lalu melepas kemeja ku yang kancing nya sudah terbuka semua. Beberapa pemulung yang lain mengerubuti ku yang masih dipangku oleh Parmin. Mereka semua ikut mencumbui ku sampai aku merasakan tubuhku bergetar kegelian. Padahal aku masih mengenakan BH dan rok ku yang walaupun sudah terangkat hingga menampilkan CD ku karena aku duduk mengangkang ini. Parmin mungkin lelah dan menarik ku rebahan, jadi sekarang berposisi cowgirl. Para pemulung ini lalu melucuti pakaian ku mulai dari BH, Rok, Dan CD ku hingga sekarang aku bugil didepan 10 pemulung tua yang siap menikmati tubuh mahasiswi ini. Hal ini tentu membuat payudaraku menggantung di hadapan wajah Parmin dan langsung mengenyot payudaraku.

"Nak, Nenenmu kenyal, lembut kakek suka banget. Kakek mau nenen sampe besok boleh ? tanya Parmin.

"Boleh kakek ku sayang, seluruh tubuh ku malam ini punya kalian, kalian bebas mau apain tubuhku tanpa harus izin dulu. Pake tubuh Erika ya buat lampiasin nafsu sama fantasi kalian. Jawabku menyerahkan diri.

Mereka semua kegirangan mendengar jawaban soerang Mahasiswi yang cantik, semok, wangi ini. Beberapa pemulung langsung meludah di punggung ku dan mulai menjilati nya. Aku merasakan ada 6 lidah menjilati punggung sampai ke pantat ku, 2 lidah berada di paha kiri dan kanan, Satu pemulung lagi lalu berada di depan ku meminta ciuman. Dan tentu 1 pemulung lagi yaitu Parmin yang sangat menikmati nenen padaku. Aku tidak tau, kenapa semua Bapak² dan Kakek yang ngentot dengan ku, selalu obses pada Payudara dan Wajahku ini, mereka semua tak henti nya menjilati ku. Tapi memang fetishku ini adalah dijilati, apalagi oleh kalangan rendah.

Cukup lama aku dijilati mereka. Aku baru merasakan kontol Parmin menyundul vagina ku. Aku juga merasakan keenam pemulung yang tadi menjilati punggungku, kini sudah menggesekan kontolnya di punggungku dan menyelipkan nya di belahan pantat ku sambil memaju mundurkan pinggang nya seakan sedang bercinta. Aku merasakan punggungku sudah basah kuyup oleh air liur mereka. Lalu mereka semua menyudahi kegiatan nya dan mereka semua berdiri mengelilingiku.

"Kita semua mau ngentot sekarang, kita mau crot di memek kamu, tadi non Erika bilang kan kita bebas mau ngapain aja" kata salah satu pemulung.

"Iyaa sayang² ku semuanyaa, ayo kita mulai" jawabku.

Karena sudah dikelilingi oleh mereka semua, aku mulai menciumi bibir mereka satu persatu sebagai permulaan. Setelah itu mereka mulai melepas semua pakaian mereka, aku pun berjongkok untuk bersiap menyepong kontol mereka. Sebenarnya aku begitu jijik membayangkan nya. Tapi aku juga begitu sange membayangkan nya.

Setelah mereka bugil, aku melihat kontol nya yang bentuknya ga karuan, jembut nya yang sangat lebat, hingga bau nya yang melebihi bau busuk sampah itu sendiri. Aku mulai menyepong kontol mereka, masing² sekitar 5 menit. Aku sangat totalitas memberi sepongan ku pada mereka. Aku benar² seolah membersihkan nya, aku menjilati pelir nya, batangnya, hingga kepala kontolnya sampai basah kuyup dan siap bersarang di vaginaku. Saat disepong, para pemulung ini mengerang keenakan, hingga kaki mereka bergetar, wajar mulutku yang mungil dan seksi ini sangat nikmat bagi mereka. Bagaimana saat dia nanti crot didalam vagina aku, aku malah takut mereka akan mati keenakan hahaha.

Sungguh tontonan yang sangat gila, Mahasiswi imut semok ini sedang memberi pelayanan sukarela pada pemulung yang dekil, padahal banyak cowok kaya yang siap memacari ku sampai membiayai hidupku. Namun aku lebih memilih digangbang oleh 10 pemulung di rumah mereka.

Parmin menuntunku ku ke kasur nya dan merebahkan ku, di susul Parmin menindihku di atas dan mengangkat kedua pahaku sampai terpampang jelas vagina ku. Ia membenamkan wajahnya ke vagina ku dan mengihrup napas dalam dalam lalu mulai menjilatinya. Pemulung lain menundukan wajahnya tanda ia minta ciuman, kami pun berciuman dengan sangat mesra. Sugeng juga tidak diam, dia ikut rebahan disamping ku sambil mengenyot payudaraku dan tangan nya meremas remas payudara yang lain. Aku merasa sangat keenakan karena ulah mereka bertiga, dan mulai merasakan gejolak ingin orgasme.

"Non.. Erika.. kata salah satu dari mereka.

Aku diam saja tidak menghiraukan karena sebentar lagi aku akan mencapai orgasme ku, aku tidak ingin memecah fokus ku ini. 5 Menit kemudian, aku menyemburkan cairan orgasme ku dan melolong panjang, tentu Parmin langsung menyumpalkan mulutnya agar ia bisa meminumnya. Tapi karena terlalu nikmat, cairan orgasme ku keluar sangat banyak sehingga Parmin tidak bisa menampungnya dan tumpah ke kasur mereka satu satunya yang baunya sangat apek.

"Enaknya air pipis nya Nak, ini air paling enak yang pernah kakek minum selama 72 taun hidup" kata Parmin

"Hihihi bisa aja kakek" jawabku

"Non temenin saya yuk, saya juga mau pipis, nanti kamunya yang bersihin." pinta salah satu pemulung

"Hmm? pipis? dimana Pak?" tanyaku

"Ini dibelakang rumah ini"

Lalu aku mengikuti nya dari belakang menemani nya buang air kecil, memang sudah janji ku kepada mereka untuk menggunakan ku sesuai fantasi mereka.

Ternyata pemulung² disini kalo buang air cuma dibelakang rumah tanpa pakai toilet, jadi langsung saja di tanah, pasti mereka tidak pernah cebok, pantesan baunya apek, pesing.

Setelah selesai kencing, pemulung ini menyodorkan kontol nya ke wajah ku meminta dibersihkan. Tentu maksud dibersihkan disini adalah menyepongnya.

"Ih pak itu masih keluar² dikit pipisnya, selesain dulu ah" kataku

"Udah gapapa non. kalo udah tua emang gini"

Aku memberanikan diriku untuk memasukan kontolnya yang masih mengeluarkan air kencing kedalam mulutku, begitu masuk aku kaget rasanya hangat dan sedikit mebuatku mual. Pemulung ini terlihat sangat keenakan saat aku melihat wajahnya. Tiba² air kencingnya keluar lagi dengan deras, tapi aku tidak mau menelan nya dan akhirnya air kencing nya keluar membasahi dagu ku.

"Yah non maaf, jdi kotor, sini biar saya bersihin" katanya

Ia menarik ku untuk berdiri dan mulai menjilati dagu dan leherku yang terkena air kencingnya.

Lalu kita pun masuk lagi setelah adegan aku menyeboki kontol pemulung dekil ini.

Aku pun langsung rebahan lagi dikasur apek mereka.

"Non sekarang Kakek dibawah ya, Erika diatas" minta Parmin

Dia langsung rebahan dan aku menaiki nya sambil menggesekan kontolnya ke vagina ku tapi tidak sampai masuk

"Uhhh lembut nya ini memek" erangnya

Saat mau memasukan kedalam, ternyata agak perih karena terlalu besar ukuran kontol Parmin, aku lalu meludahi nya dulu dan menyepong nya sebentar. Barulah aku mencoba memasukan nya lagi dan kali ini bisa masuk semua kedalan vagina ku.

"Pintar nyaa Erika, udah kayak lonte, pake dibasahin dulu" kata Parmin

"Iya dong sayangku biar mulus masuknya" jawabku

Lalu kita berdian sebentar sambil merasakan kelamin kita sedang berkenalan. Dar dan salah satu pemulung mendekati ku dan keduanya mengangkat tangan ku. Mereka mulai menjilati ketiak ku yang tanpa bulu ini.

"Ketek nya aja wangi, lembut, mulus. Lebih mulus dari wajah kita" katanya

Ya iyalah, aku yakin kalian gapernah mandi, dibandingin sama ketek aku yang tiap hari dirawat hahah. 2 pemulung lainnya juga mendekati ku dan mereka berdua mulai nenen padaku dengan rakus sekali

"Ini nenen juara, enak banget, coba kalo bisa keluarin susunya, kenyang kita semua" katanya

Parmin mulai memberi kode agar aku menggoyangkan pinggul ku. Aku langsung bergoyang goyang mengeluarkan pelayanan terbaik ku ini pada seorang pemulung.

Parmin merasa sangat nikmat sampai dia tidak bisa berbicara dan terus saja ngiler. Sugeng lalu berdiri dihadapanku menyodorkan kontol nya untuk disepong. Aku juga memberi pelayanan terbaik ku kepada Sugeng untuk menyepong.

Dar datang ke belakangku dan sedikit mendorong ku dan berusaha memasukan kontol nya ke anus ku. Dengan sedikit perjuangan, akhirnya kontol nya bisa masuk dan sekarang aku dalam keadaan double penetration, kedua ketek dan nenen ku dijilati, mulutku menyepong kontol pemulung. 2 pemulung lain mereka mulai menjilati punggung ku yang halus dan sesekali menggesekan kontolnya.

"Anjing, ga kebagian tempat, woy gantian dong. Pengen juga nih" ucap pemulung terakhir tidak mendapat jatah dari tubuhku

" Sini sinii sayangkuu, gantian disepong sama pak Sugeng, gapapa ya pak?" tawar ku pada nya

Sugeng pun diam saja tidak menjawab. Lalu pemulung tadi mengampiri ku dan menampar kan kontol nya pada wajahku. Aku tersenyum dan gantian menyepong kontolnya, dan Sugeng menggesekan kontol nya di pipiku.

Tubuhku ini sedang dipakai oleh 10 pemulung tua, sampai² tubuhku tertutup mereka semua. Ke 10 pemulung ini mendapatkan jatah, dan akan kupastikan semua nya akan crot didalam vagina ku.

sekitar 30 menit pada posisi yang sama, Parmin mulai berfokus menggenjot ku, aku rasa dia akan segera keluar.

"Hei minggir dulu kalian, gua mau crot nih" kata Parmin sedikit panik

"Eh eh gapapa kek, semuanya harus crot di dalem yaaa" jawabku

"Jangan nak, kakek tadi bercanda aja, gamau buang didalem, takut hamil" katanya

Aku langsung menutup mulutnya dan makin bergoyang membantunya crot.

Crott crottt, Parmin mengeluarkan sperma nya didalam vaginaku,

"Ahhh.. Ahhhh, Astaga nikmat nyaa. Ahhhh... Huhhh enakk" katanya sambil merem melek. Badan nya terus bergetar sambil sperma nya terus keluar. Tak tinggal diam, aku berniat menambah kenikmatan padanya. Aku makin menggoyangkan pinggulku dengan erotis lalu membungkukan badan ku langsung menyusui nya. Parmin begitu terlihat nikmat, badan nya terasa panas, matanya langsung sayu seperti orang yang sedang ngefly. Dia bahkan sudah tidak punya kekuatan untuk menggigit puting ku.

Sperma nya cukup lama keluar tanpa henti, sekitar 5 menit. Aku juga terus bergoyang membuar Parmin melayang layang.

Sperma nya sampai terasa penuh dirahim ku, dan menetes keluar sampai membasahi paha Parmin sendiri. Belum selesai Parmin mengeluarkan sperma nya, Dar juga mempercepat genjotan nya dan dia menyusul Parmin ngecrot. Walaupun sudah crot, Dar terus saja menggenjot anus ku berharap dapat kenikmatan seperti Parmin.

Aku lalu menyuruh yang lain bergeser, mencabut kontol Parmin, lalu berbalik arah menghadap Dar, tentu Parmin masih berada dibawahku, ia memeluk ku dari bawah sambil meremas nenen ku.

"Masukin sini pak, cepetan mumpung masih keluar" suruhku pada Dar untuk memasukan kontol nya ke vagina ku

Dia langsung sigap memasukan kontolnya, Dar juga langsung memompa pinggang nya membuat sperma nya deras lagi, sambil terus keluar, Dar lalu menjilati pipiku mencari nikmat tambahan padaku.

"Enak sayangku, teruss ahhh, iyaa, enak sayang, teruss, hmmm, ahhhh" bisik ku pelan dan manja pada telinga nya

Dar makin kesetanan mendengar aku mendesah dan makin gila menggenjot memek ku. Aku kagum sperma nya bisa keluar terus selama beberapa menit, hingga menetes ke pahaku. Aku sengaja menggodanya agar makin semangat. Aku pun juga mencapai puncak dan orgasme bersama Dar, cukup banyak cairan yang keluar bersamaan dengan sperma Dar. Saat cairanku berhenti keluar, sperma Dar juga mencapai batasnya. dia ambruk disampingku. Lalu aku mencium mesra Dar dan Parmin yang sudah tepar. Aku sangat bangga bisa membuat kedua pemuung tua ini langsung tidur akibat tubuhku.

"Ayo sayang sayangku semua, siapa lagi yang mau crot sama Erika ? ayo angetin tubuh Erika, masih kedinginan loh Erika" goda ku pada mereka.

"Sayaaaa" ucap mereka serempak

"Hmmm pada sange semua yaa? Erika pilih aja deh yaa. Erika pilih 3 orang dulu yaa hihihi. Yang ciuman nya paling enak, Erika pilih ya." kataku

Lalu aku berciuman dengan mereka secara bergantian.

"Erika belum dapet pemenang nya nih, kalian semua bikin Erika sange, Kita ulang lagi cium cium nya"

Aku berciuman lagi dengan mereka untuk mengulang pengundian, sebenarnya aku sengaja melakukan hal itu karena kebinalan ku saja.

"Ihh kalian semua samaa, bikin Erika sange. Kita ganti aja deh game nya" kataku

"Ganti gimana nih non ?

"Gini aja, Erika bakalan nungging ke tembok, kalian gantian masukin kontolnya ke memek Erika, nanti yang paling besar, dia yang menang. Masukin nya pelan² biar Erika bisa ngerasain"

"Oke deh non. mereka sih seneng² aja

Aku mulai menungging ke tembok, Sugeng yang pertama kali memasukan kontolnya, lalu gantian pemulung selanjutnya. Mungkin pemulung ini kelewat sange, dia langsung menggenjot ku dengan cepat dan menarik tubuhku sambil meremas remas nenen ku. Baru beberapa kali genjotan langsung crot di memek ku. Sangat disayangkan mudah sekali ia keluar, padahal kontolnya lumayan besar.

"Ih bapak nakal yaa, langsung keluarin. Bapak didiskualifikasi" kataku

Dan aku memeluknya lalu mencium pipi nya dan berbisik

"Makasih ya pak sudah mau crot di memek Erika, Erika sayang sama bapak."

Aneh aku malah berterima kasih saat ada pemulung crot di memek ku.

Sudah 3 pemulung yang sudah aku puaskan malam ini. Aku merasa sangat bangga sekali tanpa memikirkan apakah aku akan hamil karena banyak sekali sperma yang masuk ke rahimku yang rasanya rahimku ini sudah penuh dengan sperma pemulung yang sedang berenang² dan aku pun masih harus memuaskan 7 pemulung yang tersisa.

Giliran selanjutnya untuk menikmati ku adalah Sugeng dan 2 pemulung lainnya.

Aku direbahkan oleh Sugeng di kasur mereka, Sugeng lalu meludahi tangan nya dan mengocok kontol nya agar basah, lalu ia mulai menggesekan kontol nya sebelum masuk ke memek ku. 2 pemulung lainnya ikut rebahan di samping kanan dan kiriku. Lalu mereka mulai menjilati wajahku dengan sangat teliti sampai ke leherku. Sugeng lalu mulai memasukan kontol nya ke dalam memek ku

"Non Erika jarang ngewe sama pacarnya ya ? gila ini memek sempit banget suer. Rasanya kaya dipijetin kontol saya. Ini sih paling 5 menit bisa crot." kagum Sugeng

Aku hanya bisa mendesah desah saja menikmati persetubuhan ini, kedua pemulung disampingku juga sangat pintar menaikan birahi ku. Mereka menangkat tanganku sampai berada diatas kepala, lalu mulai mencumbu kedua payudaraku.

"Nen nya empuk banget loh, putih wangi lagi. Beda sama dulu gebetan saya yang pemulung juga. Nenen dia kendor, bau, keriput. Kalo punya Mba ini juara deh. Coba kalo bisa keluarin susu." kata nya

Hellooww??? Payudara ku yang selama ini kurawat dibandingin sama payudara pemulung? udah gila kali ya? jelas beda dong secara puting ku aja pink. Tapi aku diam saja tidak menjawab, merasakan rangsangan dari mereka bertiga.

Aku yang sedang merem melek lalu kaget saat wajah jelek Sugeng sudah berada di depan ku, aku mencium aroma busuk dari mulutnya, rupanya dia mengajak ku berciuman sambil menggenjotku. Tanpa paksaan, aku menyambut mulutnya dan kita saling berciuman dengan mesra layaknya sepasang kekasih. Harus kuakui, ciuman Sugeng tidak ada lawan, dia sangat pintar berciuman. Lalu beberapa saat dia melolong dan ternyata dia sudah crot saja.

"Buset cepet amat, nikmatin dulu lah, kapan lagi kita bisa ngewe sama mahasiswi semok binal gini." kata pemulung disebelahku

"Iyaa bodoh masa langsung dibuang, barang berharga nih mahasiswi. biasanya juga lu sama orang gila deket sungai itu kan" sambung temannya.

Rupanya Sugeng suka melampiaskan nafsunya pada orang gila dekat sini. Namun hari ini dia bisa melampiaskan nya pada seorang mahasiswi yang semok.

"Iya nih gila enak banget di cewe, baru bentar udah crot. Tapi saya boleh sekali crot lagi ga Mba?" tanya nya padaku

"Bolehh kok sayang, emang masih kuat?" kataku manja

"Kuat dong sayanggg"

"Tapi ada syaratnyaa"

"Apa tuh?"

"Erika mau ciuman lagi sama Pak Sugeng, mau ciuman yang lama sampe Erika puas" jawabku

"Oke deh boleh" kata Sugeng

Tentu Sugeng sangat bangga bisa membuat seorang mahasiswi cantik ketagihan berciuman dengan nya, langsung saja dia mencium ku lagi dengan makin ganas dan melanjutkan genjotannya di memek ku. Setelah setengah jam Sugeng akhirnya crot di memek ku untuk yang kedua kalinya. Dan payudaraku yang awalnya putih, kini sudah banyak cupangan² karena kedua pemulung ini terus saja menyedot payudaraku. Mereka pun berencana tukar posisi. Kali ini Aku di sandwich 2 pemulung, tentu saja pemulung dibawahku sambil nenen padaku. Sugeng sepertinya ingin beristirahat.

"Pak Sugeng kok udahan? tadi janji nya apa? kau ciuman sama Erika terus kan? Erika gasuka pak Sugeng ingkar" pinta ku

"Eh iya Bapak lupa, sini sini sayang cium" kata Sugeng

Sembari vagina dan anus ku di genjot, aku terus saja berciuman dengan Pak Sugeng, aku tidak menghiraukan mulutnya yang bau busuk.

Beberapa menit, pemulung dibawahku crot juga di dalam hingga beberapa saat lalu disusul oleh teman nya. Karena keinginan ku agar 10 pemulung ini membuang sperma nya di memek ku, aku segera membalikan badan dan menyuruh nya memasukan kontol nya kedalam memek ku. Entah siapa nama pemulung ini, namun kontolnya sangat besar dan sperma nya berasa sangat hangat dan kental, aku merasa sangat nyaman dan nikmat saat dia menindihku. Saat akan berdiri untuk menyudahi, aku mengalungkan kaki ku pada pinggang nya dan tanganku pada leher nya dan menekan nya menempel ke tubuh ku

"Sebentar bapak sayangg, Jangan pergi dulu, Erika masih enak, masih mau peluk sama Bapak, mau crot sekali lagi ga?" tanyaku sangat manja

Ia langsung menggenjot ku sambil tangan nya membelai ku, sesekali mencium ku. Ciuman nya memang tak senikmat Pak Sugeng, tapi sensasi saat sperma nya membanjiri rahim ku, sangat nikmat. 5 menit kemudian dia crot lagi dan kali ini langsung menindihku

"Iyaaa sayang bener gituu, keluarin semua yuk, terus. Erika sayang sama Bapak. Hmmm muachh, muachh. Erika enak, keluarin lagi yuk jangan berhenti, muachh. Anget banget sayangg, Erika sukaa mau lagii, mau lagiii Pak" minta ku dengan manja sambil mendesah dan menciumi wajahnya yang berminyak tak karuan.

Tapi aku melihat dia sudah tak bertenaga, dia ambruk padaku sambil wajahnya dibenamkan di dadaku dan nafasnya terdengar tersengal sengal.

Sayang sekali dia cepat lemas, padahal sensasi crot nya luar biasa nikmat.

Aku melihat jam, ternyata sudah menunjukan pukul 12 malam, hujan sudah reda. Apa aku pulang saja? aku kasian pada Pardi dan Udin malam ini tidak dapat jatah, tapi ke 4 pemulung yang tersisa ini kasian juga. Ah sudahlah, Pardi dan Udin kan suami ku, dia bisa bebas kapan saja memainkan ku, berbeda dengan pemulung² ini. Akhirnya aku melanjutkan permainan ku dengan sisa 4 pemulung yang daritadi sudah hampir mati menahan sange melihat ku dipakai oleh teman teman nya

"Pak, maaf ya Erika sepertinya mau pulang aja deh, udah gak ujan. udah malem juga. Maaf yaa, mungkin lain kali Erika mampir kesini lagi, malam ini bukan rejeki Bapak bapak" goda ku pada mereka

Mereka hanya tertunduk lesu dan sangat kecewa. Melihat hal itu aku kasian dan mau tertawa.

"Hahahah engga pak, Erika bercanda ajaa, yok kita mainn" kataku

"Hmmm Erika nakal yaa" salah satu dari mereka menggendongku dan menciumi ku gemas sambil memasukan kontol nya ke vaginaku, lalu dari belakang ada yang menyodok anus ku, aku pun kegelian dan menoleh keatas dan leherku langsung disambar oleh jilatan mesra serta cupangan.

Tak terasa sudah jam setengah 2 malam, akhirnya aku bisa membuat mereka semua crot di vagina ku. Rasanya seperti kembung karena rahim ku sangat sangat penuh dengan sperma, tiap aku melangkahkan kaki, pasti ada saja sperma yang menetes. Aku juga sudah sangat lelah dan puas malam ini.

"Nak, kita semua gabisa tidur, kita mau Mba tidurin kita semua yaa" minta Parmin

"Ohh iyaa iyaa sini Erika boboin Bapak bapak semua, Erika nenenin sampe bobo yaa, tapi berdua berdua soalnya nenen Erika cuma 2 aja hihihi" jawabku

Mereka semua rebahan di tikar dan berjajar kecuali Parmin yang berada di kasur.

Lalu aku duduk diantara 2 kepala pemulung dan menaruh kepala mereka di pahaku sambil memberi mereka nenen serta mengelus kepalanya agar cepat tertidur. Semua dapat giliran, dan yang terakhir si Ketua pemulung yaitu Parmin. Parmin begitu ekslusif, dia tidur di kasur sendirian

"Nahh yang lain udah bobo, sekarang tinggal kakek, yuk bobo kek, sini nen dulu" aku menuntun kepalanya untuk nenen padaku lalu aku menggulunginya. Terlihat Parmin begitu nyaman tidur pada posisi ini. 15 menit menyusui nya aku pun mengantuk dan akhirnya tertidur dengan dengan posisi menyusui sedang seorang pemulung tua, sungguh gila!

Paginya aku terbangun pukul 10 karena gangguan dari para pemulung ini yang berebut menyusu padaku.

"Hihihihi geli pakk, Erika belum keluar susu nya hihihi jangan rebutan ah geli pak."

Bayangkan 10 pria tua sedang mengerubuti ku untuk minta menyusu, untung saja payudara ku indah, bulat putih dan putingnya berwarna pink. Mungkin itu yang membuat mereka bernafsu.

"Nak, sebelum kita keluar cari barang bekas, kita mau ngewe lagi dong boleh?" kata Parmin

"Erika cape kekk, minta yang lain aja deh" jawabku

"Tapi kita semua sange sama Erika"

"Erika cape kek, gini aja, kakek sama bapak² semua boleh ngocok lalu crot dibadan Erika deh." ide ku

"Kalo sepongin crot di mulut boleh" celetuk salah satu dari mereka.

"Iyaa sayanggkuuuuu bolehhhhh" jawabku

Tapi karena belum merasa sange, aku butuh agar mereka membuatku sange terlebih dahulu

"Tapii... Erika belum mandi" kataku

"Udah gausah mandi non, wangi badan mahasiswi pagi hari enak kok" kata Dar

"Gamau, Erika mau mandi dulu, kalo ga mandi gaboleh crot" kataku sambil memasang wajah cemberut

"Yaampun non mau mandi dimana, disini gaada toilet, kita gapernah mandi" jawab Dar

"Ya gatau, Erika pokonya mau mandi, Erika harus basah dulu" aku mengode mereka

"Kalo sekedar basah, kita jilatin juga basah nak" Kata Parmin. Untung saja dia peka

"Hmm, pokonya Erika mau basah, mau mandi, pake lidah juga boleh mandiin nya, mandi kucing hihihi" kataku binal

Aku pun direbahkan dan mereka semua mulai menjilatiku mulai dari wajah, pipi, leher, payudara, perut, ketiak, lengan, jari jari, paha, vagina hingga kaki. Sungguh nikmat, aku merasakan 10 lidah pemulung tua yang menjilati tubuhku.

"Sekarang Erika mau pake sabun, mau berbusa" pintaku lagi

"Kita ludahin ya? kan berbusa tuh" kata Parmin

"Iyaa mauu, ludahin Erika sebagai ganti sabun, tapi dibilas lagi ya" kataku

Aku bersyukur Parmin sangat peka.

Mereka semua lalu meludahi bagian depan tubuhku sampai beberapa kali lalu meratakan ludah mereka ke seluruh tubuh bagian depanku.

Tak sampai disitu, aku membalikan tubuhku sambil agak menungging agar mereka juga bisa membersihkan tubuhku yang belakang.

Kali ini mereka sedikit terfokus menjilati vaginaku sampai berebut.

Karena direbutkan oleh 10 orang, aku merasakan gesekan² di vagina ku dan merasa sangat geli dan aku orgasme saat mereka sedang memandikan ku dengan liur mereka.

Setelah selesai 'mandi' mulai lah mereka mengocok kontolnya sambil mengelilingiku aku juga bergantian menyepong kontol mereka. Sampai akhirnya mereka crot di payudara, rambut, wajah hingga di mulutku, dan memaksa untuk menelan nya. Aku yang tadi bermandikan liur pemulung, sekarang bermandikan sperma pemulung.

Mereka pun akhirnya pergi untuk mencari barang² bekas. Tak lupa aku menerapkan aturan di Kost ku, yaitu siapapun yang mau pergi harus berpamitan dengan cara berciuman, mereka senang senang saja.

Keadaan rumah jadi sepi, hanya tersisa aku dan Parmin. Aku yang masih dipenuhi sperma bingung karena tidak ada toilet untuk membersihkan diri

"Yahh kek, Erika mau pulang tapi masih banyak sperma, gimana dong malu kalo keliatan orang lain" kataku

"Gapapa lah nak, biar orang lain ikut crot juga nanti hahaha" katanya

"Ohh kakek rela Erika dipake sama cowok² lain?"

"Iyadeh Nak, gak rela. Erika kan hanya untuk pemulung² disini. Yaudah nih lap pake baju kakek aja" tawarnya

Aku pun membersihkan badanku menggunakan baju Parmin, bajunya yang awalnya kering, sekarang basah oleh sperma.

"Waduh kok jadi bau gini baju kakek" protes nya

Plis ya, dari semalam itu yang aku rasakan, menghadapi bau busuk kalian, harus nyepong kontol busuk kalian, tapi gapapa soalnya aku juga sange jadinya xixixi.

Setelah itu aku berpamitan pada Parmin

"Sudah ya kek, Erika harap kalian udah puas semalam sama tadi. Makasih banyak yaa udah bolehin Erika neduh semalem. Karena kalian gapunya istri, Erika aja yaaa yang jadi istri kalian, boleh kan kek?" kataku sambil duduk dipangkuan Parmin

"Iyaaa istri kuu, boleh banget. Makasih yaa Erikam, Tubuh Erika tu enak banget, kakek suka. Beda sama istri kakek dulu walaupun masih muda tapi gaenak. Kalo Erika bikin Kakek melayang layang dehh. Muachhh" kami berciuman beberapa saat.

"Erika kok mau sih jadi istri kita? pasti banyak yang mau Sama Erika kan? kalo jadi lonte juga Erika pasti mahal banget bisa ratusan juta" sambung nya

"Erika gamau sama mereka, mereka itu cuma sange aja sama Erika tapi ga sayang sama Erika. Erika itu maunya disayang kekk, Erika butuh disayangg" jelasku

"Iyaa kita semua sayang banget sama Erika"

"Makasih ya udah sayang sama Erika kekk muachh" kita berciuman hampir 10 menit dan Parmin menurunkan baju ku lagi dan menyusu padaku beberapa saat

"Udah yaa kek, Erika mau pulang dulu, Nanti Erika sering² main kesini puasin suami² Erika disini. Tapi kalo Erika nanti hamil gimana kek?" tanya ku dengan bodoh

"Berarti nanti bapaknya ada 10 hahaha" canda nya

Lalu aku pun pulang ke Kost ku, sesampainya di Kost Mbah Rejo sudah menunggu ku dan mengajak ku bermain lagi. Karena lelah aku mengajaknya mandi bersama saja, sekalian dia bisa memainkan ku.

Untung saja hanya Mbah Rejo yang ada di Kost, kalau hanya dia, aku kasih nenen juga sebentar udah tidur.

"Mbahh, Mau nenen gaa? tapi abis itu bobo yaa" tawarku

"Iyaa iyaa mauu, boboo" katanya seperti anak kecil

Aku pun sekarang menyusui Mbah Rejo sambil dia memperhatikan ku dengan mesum.

"Udahh boboo, matanya dimeremin, kalo gitu nanti ga bobo bobo deh" kataku

Dia langsung memejamkan matanya. Sungguh Mbah Rejo seperti anak balita yang sedang menyusu pada ibunya.

Akhirnya kita pun tertidur bersama.

Sudah hampir 2 minggu ini aku menjalani kehidupan ku yang baru, mempunyai 2 suami dan 1 pacar. Belum lagi aku melayani 10 pemulung tua minggu lalu. Tentu mereka semua membuang sperma nya di dalam rahimku. Aku melakukan itu semua tanpa menggunakan kondom dan tidak meminum pil anti hamil.

Hal itu membuat ku sedikit cemas, apakah aku akan hamil atau tidak. Memang jadwal menstruasi ku semenjak smp tidak teratur. Aku jarang mengalami menstruasi. Akhirnya aku memberanikan diri untuk membeli test pack dan mengecek kehamilan ku.

"Mbah, Erika takut kalo Erika hamil" Kata ku pada Mbah Rejo atau pacar tua ku

"Gapapa Rik kalo hamil, kan kamu punya 2 suami dan 1 pacar. Nanti kalo punya adek bayi, Mbah bisa nenen yang beneran deh hehehe" jawabnya

"Enggak gitu Mbah, Erika belum siap punya anak. Erika kan masih kuliah, dan umur Erika masih 20 tahun. Erika takut"

"Emang nya Erika udah ada tanda² hamil? tapi bener juga sih Rum. Mbah gapernah liat kamu haid."

"Kalo soal itu, emang jadwal Haid Erika itu dari dulu gak normal, bisa setahun sekali malah" jelasku

"Erika cek aja pake tespek"

"Mbah beliin yaa, Erika malu mau beli nya" pinta ku"

"Iyaa nanti Mbah beliin"

"Horee, makasih sayangg"

Sorenya Mbah Rejo membelikan ku tespek.

Walaupun sempat cemas, namun setelah mengecek ternyata aku tidak hamil. Tapi aku tetap saja tidak yakin dan aku berfikir untuk memeriksa ke dokter saja.

Malamnya, aku pergi sendiri ke dokter untuk melakukan pengecekan, selain cek kehamilan, aku juga sekalian cek HIV dan yang lain². Kata dokter, hasilnya bisa diambil besok pagi, karena aku datang malam hari.

Lalu aku pulang dan seperti biasa, aku tidur ditemani Mas Pardi dan Udin, malam ini Mbah Rejo tidak menginap di Kost ku.

Keesokan harinya, aku bangun pukul 6 pagi karena memang aku tidur tidak nyenyak akibat kepikiran mengenai kehamilan ku.

Hari ini aku sengaja izin kepada dosen untuk tidak masuk kuliah dengan alasan sakit.

Karena masih pagi sekali, Pardi dan Udin masih tertidur, aku memanfaatkan momen ini untuk mandi dengan tenang, sudah jarang aku bisa mandi sendiri tanpa gangguan orang lain.

"Sayang mau kemana? pagi² gini udah mau pergi aja?" tanya Udin

"Iyaa sayang, Erika mau ada urusan dulu yaa pagi ini. Mas lanjut bobo aja, masih pagi banget loh" jawabku

"Iyaa Mas masih ngantuk, Mas bobo lagi ya" kata Udin

Aku pun segera pergi, tidak lupa berpamitan dengan berciuman dengan Udin karena Pardi masih tertidur.

Karena jarak ke klinik cukup jauh, aku memesan ojek online. Dan menemukan driver cowok sekitar usia 40 tahun. Badan nya kurus tak terawat, mukanya jelek.

Parahnya, dia mengendarai motor sedikit ugal ugalan. Entah sengaja atau bagaimana, namun aku harus berpelukan padanya karena takut terjatuh.

"Sip Mba pegangan aja, ntar jatoh" katanya sedikit mesum

"Pegangan gini Pak?" aku makin menempelkan tubuhku padanya sambil memeluknya erat sekali

"Uhh mantap Mbaa, bener banget" katanya

Diperjalanan sesekali aku meraba celana nya dan merasakan kontol nya ereksi berat.

"Mba, ini nomor saya, lain kali kalo butuh ojol, langsung panggil aja. Gausah pake aplikasi. Sama Mba nya gratis juga gapapa hehehe" katanya saat sudah sampai di lokasi tujuan

"Okee makasih ya Pak, hati² dijalan" kata ku

Dia lalu mengegas motornya dan dengan cepat tangan nya menampar pantat ku yang montok.

Aku tidak marah, hanya tertawa kecil saja ketika dilecehkan oleh seorang driver ojol. setelah kulihat lagi, ternyata namanya Abdul.

Lalu aku masuk ke dalam, dan menanyakan apakah hasil tes ku sudah bisa diambil.

"Pasien Erika ya? mohon maaf kak, hasil sudah bisa diambil, tapi kata Dokter Rendi, mau ada yang dibicarakan dulu. Bisa ditunggu sebentar, sebentar lagi Dokternya datang." jelas suster yang ada disana

Sekitar 15 menit aku menunggu dokter nya, dengan perasaan sangat cemas dan gugup akhirnya si dokter datang dan langsung mengajak ku masuk ke ruangan nya. Aku pun masuk mengikuti nya dari belakang dan duduk di dalam.

"Begini non Erika, kita sudah melakukan pengecekan kemarin. Tapi kita punya berita baik dan kurang baik. Mohon maaf sekali" jelas dokter

Aku langsung kaget terdiam dan takut sekali

"Apa berita baiknya dok??" tanya ku penasaran

"Baik jika Mba mau dengar berita baik nya dulu. Setelah pengecekan, Mba Erika sehat ya dari penyakit kelamin seperti HIV dan lain². Tapi jangan coba mendekati seks bebas atau gonta ganti pasangan, Hal tersebut adalah sumber utama penyakit kelamin" Jelas si dokter

"Lalu kita mohon maaf sekali Mba, dengan berat hati harus kita sampaikan. Hasil menunjukan jika sel telur Mba Erika ini tidak sehat" sambun nya

"Maksudnya dok?" tanya ku makin penasaran

"Yaa, sel telur di rahim Mba Erika tidak bekerja sebagaimana mestinya, tidak diproduksi dengan baik, jika terjadi pembuatan sel telur pun hasilnya akan cacat. Pasti jadwal Haid Mba Erika ini kacau kan?"

"Kok dokter bisa tau?"

"Itu yang sudah saya jelaskan tadi Mba Erika"

"Hah? maksudnya apa sih dok? pake bahasa yang saya paham aja dong. saya bukan orang medis" ucapku sedikit emosi karena dokter ini bertele tele.

"Mohon maaf, mudahnya, bisa dikatakan Mba Erika ini mandul" katanya

Seperti tersambar petir, aku begitu kaget. Kepala ku langsung pusing. Badan ku Lemas. Tatapan ku kosong dan bengong. Tak terasa air mataku pun menetes.

"Mandul? saya gabisa punya anak? Maksud dokter apaan sih? Coba di cek sekali lagi dok, saya ini cewe, saya sehat. gimana ceritanya saya gabisa punya anak" kataku emosi

"Kami mohon maaf non, tapi memang seperti ini keadaannya. Non Erika saat ini tidak bisa mengandung" ucap dokter

Aku langsung menangis saat itu juga. Walaupun aku seorang yang binal, sering melakukan seks bebas. Tapi tetap saja aku seorang wanita yang mendambakan seorang anak. Nantinya aku ingin mengandung, melahirkan seorang anak, merawatnya sampai dewasa. Tapi harapan itu sekarang benar² sudah pupus.

Setelah beberapa menit menangis di dalam, aku keluar dari ruangan dokter dan rumah sakit itu tanpa berkata apapun pada siapapun.

Aku berjalan ke taman yang berada di didekat Rumah sakit itu. Terdiam melamun sampai beberapa jam.

"Gak mungkin aku mandul, dokter sialan tadi pasti salah. Akan aku buktikan bahwa aku bisa hamil. Aku akan menanamkan banyak sperma di rahimku agar bisa cepat hamil." ucapku dalam hati.

Aku membuka tas dan mengambil nomor yang diberikan ojol tadi dan menghubungi nya.

"Halo pak, ini saya yang ke rumah sakit tadi pagi, bisa jemput saya gak di taman deket RS tadi?" kataku

"Meluncur Mbaa.. jawab Pak Abdul singkat

5 menit kemudian Abdul datang dan aku naik ke motornya.

"Mau kemana Mba?" tanya nya

"Gatau pak, bawa saya muter² aja deh" pintaku

"Baikk" jawabnya

Sepertinya ia tau aku sedang sedih dan berusaha menghiburku

"Mba kuliah?" tanya nya

"Iyaaa" jawabku singkat

"Masih muda ya berarti. Umur berapa?"

"20"

"Wahahaha, muda banget, Saya 51" Wajahnya cukup muda untuk usianya yang tua, walaupun jelek

"Kuliah dimana Mba"

"Kampus X"

"Asli sini apa ngekos?"

"Ngekost"

Beberapa saat keadaan di motor hening

"Mba ikut kerumah saya mau? saya mau makan dulu nih" kata Abdul

"Iyaa gapapa" jawabku

Ternyata ini memang jalan kerumah nya

Saat sampai di rumahnya, Istri dari Abdul menyambutnya sambil menggendong anak kecil.

Aku pun teringat lagi hal yang menimpa ku.

"Buk, ini Erika. dia pelanggan, katanya mau mampir dulu nunggu temen" dia ternyata sudah tau namaku

"Ohh iya, Masuk Mba, kenalin saya Yuni istrinya Pak Abdul." Bu Yuni memperkenalkan diri

"Buk, Ada makan? lapar nih" kata Abdul

"Adaa Pak, di dalam. Mba mau makan juga?" tawar Yuni

"Gausah buk, Erika masih kenyang" jawabku

Lalu mereka berdua masuk dan beberapa saat Yuni keluar lagi ke ruang tamu mengajak ku ngobrol

"Mbaa mau minum apaa" kata Yuni

"Gausah buk, makasih. gausah ngerepotin" Jawabku

"Enggak, gak ngerepotin kok. cuma air aja"

"Hehe makasih buk"

"Justru saya ini yang gaenak sama Mba, saya minta maaf ya sama kelakuan suami saya. Saya tau dia mesum banget. Apalagi sama Mahasiswi cantik yang montok kayak Mba ini. Mba udah diapain aja sama dia?" tanya Yuni

"Ahh Ibuk bisa aja, enggak kok buk, Bapak ga ngapa ngapain" terangku

"Jujur aja Mbaa, udah diapain sama diaa. Saya tau dia pasti ngapa ngapain Mba kan?" tanya Yuni lagi

"Saya cuma ditampar aja tadi pantatnya sama Bapak bu hehe" kataku

"Tuhkan, nanti saya marahin Mba. Maaf yaa"

"Eh jangan Buk, gapapa, saya juga minta maaf tadi sempet godain Bapak pegang²" jelasku

Aku berani jujur karena Bu Yuni juga terbuka padaku

"Ehh Mba? Mba Erika mau godain suami saya yang jelek ituu? orang lain aja kadang jijik sama dia Mbaa" Yuni penasaran

"Iyaa buk, memang fetish saya aneh bu, saya suka sama yang kayak Bapak. Maaf ya buk. Saya ngaku salah. Saya pulang aja deh, gamau merusak rumah tangga kalian. Anggap aja kejadian ini gapernah terjadi" jelasku

"Eh tunggu² Mba, saya gak marah. Justru saya terima kasih sama Mba. Jujur nafsu Bapak gede banget. Saya udah gakuat lagi layanin Bapak. Kayak nya bapak juga udah ga nafsu sama saya. Yaa memang saya sudah tua, ga menarik lagi. Bapak sudah izin ke saya sering sewa lonte. Tapi gaada yang mau, bahkan kadang bayaran nya selangit. Kalo Mba mau sama Bapak, gapapa saja izinin. saya terbantu banget Mba. Biar bapak puas sama Mba aja. Mba nya juga Cantik dan semok hehehe" jelasnya sambil merayu ku agar mau melayani suaminya

"Hmmm, saya mau sih buk sama Bapak. tapi ibuk beneran gapapa?" tanyaku ragu

"Ihh beneran saya malah bersyukur."

Lalu Abdul keluar dari dalam

"Ayo Mba, kita muter² lagi" ajak Abdul

"Udah gausah deh pak, dirumah aja. Ibuk udah jelasin semua ke Mba Erika. dia mau kok pak" jelas Yuni

"Hahh? Mba mau sama saya?" kata Abdul kaget

aku mengangguk saja

"Mba mau ngewe sama saya?" tanya nya lagi

Aku kembali mengangguk.

"Aduhh sini sini Mbaa, cantiknyaaa" Abdul lalu berlari kearahku dan mencumbui ku dengan sangat bernafsu walaupun aku masih menggunakan pakaian.

Istri Abdul melihat tingkah laku suami nya dan hanya geleng² kepala

"Dasar bapak, langsung nyosor aja sama cewek muda. Udah sana selesain di kamar aja, takut ada tetangga liat. Awas jangan kasar² sama Erika ya" ancam Yuni ke Abdul

Tanpa menjawab, Abdul mengangkat ku agar berdiri lalu melucuti kaos lengan panjang ku beserta BH nya. Ia mengecup beberapa kali putingku dan lalu menggendongku ke kamar nya sambil kita berciuman mesra. Semakin aku dekat dengan wajahnya, semakin jelas keburukan wajahnya. Pantas saja lonte pun tidak mau ngewe dengan nya walaupun dibayar.

Sesampainya di kamar Abdul, dia merebahkanku dan membalikan ku sehingga punggung ku terbuka untuknya. Ia langsung menjilati punggung ku sambil menggosokan kontol nya yang masih terbalut celana ke pantat ku yang masih memakai rok. Dia juga membalikan wajahku

"Sini Rum cium dulu" katanya

Karena agak sulit untuk berciuman, ia hanya bisa menciumi pipiku saja.

"Pak celana nya ganggu, ga kerasa anunya" kataku manja

"Mau yang ini? pelan² dong. udah sange banget yaa kamu? hahaha muachhh" ledeknya sambil terus mencium ku.

Lalu dia menarik rambutku sampai aku merasa kesakitan dan berteriak

"Ahhh pelan pelan pakk, Erikam gasuka kasarr" jelasku

"Ohh kamu maunya yang penuh kasih sayang?" tanya Abdul

"Iyaa pakk" jawabku

Kemudia ia melepaskan pakaian nya hingga bugil dan menyuruhku untuk mengocok kontol nya.

Aku pun memegang nya dan sedikit terheran kenapa kontolnya belum berdiri, lalu aku sengaja langsung menjilat nya dan mengemut ujung nya saja

"Huhhh sange ya Rum? langsung emut² aja hihihi. Mulutmu lembut, merinding bapak jadinya. lanjutin enak" kata Abdul

Aku melanjutkan membersihkan biji peler nya yang mungkin jamuran itu. Rasanya sangat aneh, kenapa peler lansia terasa sangat aneh? tapi peduli setan, selama ada yang bisa aku kulum.

Kontolnya pun sekarang sudah pada ukuran maksimal. Besar sekali kontol Pak Abdul, pantas saja dia tidak mudah puas. Beruntunglah dia bertemu dengan ku, aku yakin dia akan puas denganku.

"Nahh udah ngaceng, Dijepit di keteknya dulu boleh ga?" pinta Abdul

"Ketek? gamau di nenen aja nih"

"Ketek dulu aja. nanti semua kebagian kok" katanya

Ada ada saja fantasi bapak² tua ini. Aku mulai menjepitkan kontol nya ketiak ku, karena badanku berisi, dia merasa keenakan.

"Ini ketek apa memek si? enak banget. penasaran memek nya pasti mijet banget. tapi sabar yaa" ucap Abdul

Ia mulai memompa kontol nya di ketek ku. Dia lalu membuka mulutku dan meludah kedalam nya beberapa kali. Setelah puas dengan ketek ku, ia lalu berjalan ke lemari di kamar ini. Ia lalu sibuk mencari sesuatu

"Cari apa pak?" tanya ku

Abdul diam saja tidak menjawab

"Nahh ini diaa hahaha" kata nya bahagia

Ternyata dia mencari sebuah tanktop berwarna putih dan menyuruh ku memakainya. Entah ini tanktop milik siapa tapi terasa sedikit sesak saat kupakai sehingga membuat payudaraku sangat membentuk.

"Erika jongkok sini, bapak masukin kontolnya ke tanktop ini terus kocok ya sambil bapak tiduran" Abdul mengarahkan

Dia menyelipkan kontol nya masuk lewat bawah melewati payudaraku hingga tembus keatas dan ujung kontolnya berada di dadaku.

"Kocok sayangkuuuuuu" katanya bersemangat

Aku mulai mengocok kontolnya dengan payudaraku. Lalu pintu kamar terbuka

"Bukkk!??" kataku kaget. Aku lupa bahwa istri Abdul sudah mengizinkan suami nya berselingkuh dengan ku

"Pak, itu Pak RT nyariin katanya penting" kata Bu Yuni

"Anjing baru aja foreplay, RT sialan. bilang tunggu 10 menit buk" kata Abdul kesal

"Cepet ya pak, katanya buru²" jelas Yuni

Bu Yuni lalu keluar lagi dan menutup pintu

"Sini Rum naik nanggung kalo ga crot. copot dulu CD nya" perintah Abdul

Aku melepas CD ku tapi tidak dengan rok ku, lalu menunggangi kontol Abdul seperti koboi

Dia langsung menggenjot ku seperti orang kesurupan sampai berkeringat. Kasian melihatnya berjuang sendirian, aku mengeluarkan teknik bergoyangku untuk membantunya crot sambil mendesah desah manja.

"Ahhh iyaa pak enakk, Erika sukaa. Mau ciummm" kataku

Pak Abdul menarik badanku agar kita bisa berciuman.

Setelah 5 menit badan Abdul bergetar dan memuntahkan sperma nya di memek ku.

"Nenn dulu sayangggg" aku menyodorkan payudara ku ke mulutnya

Abdul menyusu padaku sambil menunggu semua sperma nya keluar. Dan Bu Yuni masuk lagi ke kamar

"Wihh mesra banget kalian seperti suami istri aja, jadi iri Ibuk hahaha. Cepetan ya pak udah kan" kata Yuni

Tanpa menjawab, Abdul menyudahi menyusu nya dan mengecup bibir ku beberapa kali

"Iyaaa ini udahh buk. Tunggu ya Rum habis ini ronde ke 2" kata Abdul.

Lalu abdul keluar menemui Pak RT dan aku mengobrol dengan Bu Yuni dengan keadaan sedang menikmati kehangatan sperma Abdul di rahim ku.

"Gimana Nak Erika bapak? ganas kan? Tapi Erika hebat bisa buat Bapak Crot dalam 10 menit" kata Yuni

"Iyahh buk, Bapak enak, titit nya besar. liat nih sperma bapak" aku membuka vagina ku memperlihatkan sperma suami nya di vagina ku.

"Erika kok berani crot didalem? kalo hamil gimana??" kata Yuni

"Enggak buk, Erika mandul kata dokter"

"Yaampun maaf yaa ibuk gatau"

"Iyaa buk Gapapa"

"Rik, Ibu punya obat, buat bikin kamu makin bugar dan rapet vagina nya. Erika mauu?" tawar Yuni

"Mauu bukk, Erika suka lemes sekarangg"

Lalu Abdul masuk ke kamar

"Erika sayang, kita lanjut lain kali yaa, Bapak ada urusan dulu penting. Bapak pamit dulu ya Buk." dia berpamitan dengan istrinya, namun Abdul malah mencium ku untuk berpamitan.

"Erika juga izin pamit aja buk mau pulang" kataku

"Yaudah, tapi ga mandi dulu?" tanya Yuni

"Gausah deh Erika mandi di kost aja"

"Yaudahh, Erika pesen ojol kan? biar ibuk yang bayar"

"Wah makasih banyak ya bukk"

"Sama sama sayang"

15 menit kemudian ojol yang kupesan datang, sebelum pergi Bu Yuni memberi ku obat yang dijanjikan nya dan memeluk ku sambil berbisik

"Makasih ya Nak, mau bantu puasin bapak"

"Sama² buk, Erika juga suka lakuin nya." lalu aku pun pulang ke kost ku.

Saat aku masuk kedalam, Pardi, Udin dan Mbah Rejo tidak ada di Kost, sepertinya mereka sedang sibuk bekerja.

Saat air membasahi tubuhku, tiba tiba pikiranku melayang pada kejadian di kamar Pak Abdul. Rasanya aku belum benar-benar puas. Tubuhku serasa masih panas dan birahiku belum reda.

Akhirnya aku memutuskan untuk memuaskan diri sendiri. Tangan kiriku meremas payudara sementara jemari kanan menjelajah lebih jauh.

"Ahh... terus Mas Pardi... enak... jilatin lagi, Mbah... sodok terus, Mas Udin... Kakek Parmin... Pak Abdul... Pak Darr... hamilin Erika... jilatin Erika... ahh, enak..."

Tubuhku bergetar saat cairan orgasme mengalir keluar. Aku terduduk lemas di lantai kamar mandi. Setelah mandi, aku menyempatkan diri makan sebentar, lalu merebahkan diri di atas kasur hingga akhirnya tertidur.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft amarah para buruh 22

Selina Amoy Petualang Seks 4

Draft Amarah Para Buruh 23

Amarah Para Buruh 18

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku

Jenni !! Wanita nekat akhirnya kena batunya

Suka Duka Terlilit Hutang

Skandal Sebuah Keluarga

Lizzy Amoy Peliharaan Pembantu 4