Beranjak
kelas dua, Vina harus melaksanakan magang di sebuah perusahaan dan kebetulan ia
memperoleh tempat magang di PT Tirta Husada yang bergerak dibidang budidaya
ikan kerapu. Gadis yang cantik dan supel itu ditempatkan di bagian akuarium
penangkaran ikan dan bertugas untuk memastikan kadar kelembaban dan suhu air.
Saat memasuki tempat usaha Vina harus menggunakan jas warna putih agar
tidak mengotori seragam sekolah yang ia pakai.
Tugasnya
ditempat magang hanyalah mencatat tingkat kelembaban dan suhu air di masing –
masing aquarium lalu melaporkan pada Pak Dasim selaku supervisor. Pak Dasim
adalah pria umur 40 tahun yang sudah bekerja sebagai supervisor di perusahaan
itu. Beliau selalu memberikan arahan kepadanya bagaimana suhu dan kelembaban
air yang tepat. Beliau adalah orang yang baik dan ramah sehingga cukup akrab
dengan Vina. Tak jarang saat waktu istirahat Vina makan bersama Pak Dasim dan
juga karyawan lain, karena Vina juga anak yang supel dan suka bergaul
dengan semua kalangan.
Seminggu
Vina beraktivitas di tempat tersebut, namun ia benar –benar tidak menyadari
bahwa beberapa karyawan sering memandanginya terutama Pak Dasim selaku
Supervisor. Bagaimana tidak, Vina Gadis yang Cantik, dengan tubuh yang ideal
dan berisi, apalagi seragam sekolahnya yangketat dan roknya yang pendek kira 15
cm diatas lutut dan juga kaos kaki panjang menutupi betisnya. Walaupun
tertutupi oleh jas panjang nya namun tetap saja malah menambah keseksian gadis
usia 17 tahun tersebut. Suatu saat, ia melaporkan hasil pencatatan masing
– masing kolam aquariumnya.
“Pak
Dasim, semua aquarium sudah saya catat, silahkan bisa bapak periksa “
kata Vina sembari menyodorkan catatannya.
“oh,
iya Terima kasih Vina” ujar Pak Dasim
Karena
merasa penasaran ia pun juga duduk disamping Pak Dasim dengan menyilangkan
Kakinya sehingga roknya semakin tersingkap dan tak bisa menutupi pahanya yang
mulus dan hampir terlihat celana dalamnya. Pandangan Pak Dasim tidak lagi
tertuju pada catatan tetapi sedikit mencuri pandang pada paha mulus Vina, dan
beliau pun hanya bisa menelan ludah.
Vina |
“Pak, kok bengong
sih!” Sentak Vina sembari tersenyum melihat kelakukan Supervisornya
“O.. o.. o, maaf
ya sebentar saya lihat dulu, emmm kayaknya sudah cukup, jadi kita tidak perlu
mengubah kadar air nya” Ujar Pak Dasim
“Oke Bos, ngomong
–ngomong Bapak kok gugup gitu sih, santai aja dong Pak” hibur Vina
“haha, iya maaf,
ayo kita ke kantin sudah waktunya istirahat” perintah Pak Dasim
“siap Bos”
jawabnya dengan berseri – seri
Pada waktu malam
hari Pak Dasim hanya bisa membayangkan apa yang terjadi siang tadi. Pikirannya
mulai kacau seolah – olah ia ingin mengelus paha mulus Vina, apalagi
payudaranya yang cukup menawan membuat imajinasi Pak Dasim serasa ingin
meremasnya. Apalagi Pak Dasim sudah lama bercerai dengan istrinya, jadi gairah
kejantananya mulai bangkit gara –gara kelkuan Vina. Hingga akhirnya ia memiliki
sebuah rencana untuk mempiaskan nafsu birahinya tersebut.
Keesokan harinya
masih sama, Vina tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Namun kali ini Pak
Dasim akan menambahkan tugas tambahan untuk Vina agar rencananya dapat berhasil.
“Rin” sapa Pak
Dasim
“Iya Pak” jawab
Vina lembut
“Saya mau minta
bantuan, coba nanti kamu bantu saya melakukan pengecekan terhadap jenis pakan kan bisa
nggak?” pinta Pak Dasim
“emm, wah nanti
pulangnya agak sorean nih Pak” jawabnya secara halus
“Iya maaf soalnya
ini penting banget, ntar saya kasih uang lembur deh” Rayu Pak Dasim
“Hehe, kalo gitu kan sama
–sama enak” jawabnya senbari menyindir
“hah, dasar kamu”
ujar Pak Dasim sambil tersenyum
Akhirnya
rencananya berhasil. Pak Dasim hanya menunggu saat yang teat yakni saat pegawai
sudah pulang semua. Dan waktunya pun tiba yakni saat Sore dan ruangan tempat
penangkaran pun sangat sepi tetapi Vina masih menjalankan tugas tambahan dari
Pak Dasim. Saat Vina mencoba memberi pakan yang tepat pada Ikan, Pak
Dasim mulai mengendap –ngendap memasuki Ruangan setalah selesai istirahat. Tak
lupa ia pun mengunci Ruangan. Keadaan pun menjadi sangat sepi. Saat Vina sibuk
melakukan tugasnya, Vina memandangi kolam dengan posisi membungkuk dan sekarang
ia tidak memakai jas dan hanya memakai seragam dengan roknya yang minim itu,
seolah sudah siap untuk diterkam. Pak Dasim mengendap – endap lalu dengan cepat
ia memasukkan tangannya kedalam rok Vina dan mengelus elus pinggulnya. Sontak
Vina pun kaget.
“Ahh, apa – apan
ini!” teriak Vina dengan kaget
Sebelum sempet
membalikkan badan Pak Dasim sudah merangkul tubuh gadis itu. Saat
Vina menoleh ia pun kaget.
“Pak Dasim!”
teriaknya kaget
“iya Manis, ini bapak,
gimana laporannya” katanya sambil berbasa – basi
“ enggghhh, pak
lepasin pak, saya mohon” pintanya sambil merintih
“ayo dong, cantik
bantu bapak menganalisa tubuh indah kamu” ejek Pak Dasim
“tidak Pak,
jangan,toloooong toloong” Vina berteriak minta tolong
“diam kamu, lagian
tempat ini sudah sepi karena semua pegawai telah pulang, sebaiknya kamu turutin
kata – kata bapak, atau kamu saya berhebtikan dari magang disini” ancam Pak
Dasim
“enggak pak, saya
tidak bisa berhenti magang” rengeknya
“bagus, kamu hanya
bisa menuruti kata – kata saya kalau begitu” kata Pak Dasim sembari masih
mengkunci leher Vina dengan tangan kanan dan mengelus pinggul dengan tangan
kiri.
Vina hanya bisa
memberikan tatapan sayu karena dirinya akan diperkosa. Lalu Pak Dasim melepas cengkramannya.Tanpa
diduga Vina langsung berbalik dan mendorong Pak Dasim hinggat terjatuh, lalu ia
pun berlari menuju ke pintu, namun sayang pintu sudah terkunci.
“ Tolong – tolong”
teriaknya seraya menggedor pintu
Saat itu juga Pak
Dasim segera mendatanginya, lalu Vina pun hanya bisa berbalik dan mencoba
menutupi tubuhnya dan memegangi roknya agar tidak di singkapkan oleh
Pak Dasim lagi. Ia sudah tidak bisa menghindari pemerkosaan itu.
“hehe, mau lari
kemana manis” kata Pak Dasim sembari melangkah mendekati Vina.
“ ampun pak
jangaaan” rengek Vina dengan mata yang mulai menangis.
Pak Dasim
mendekati Vina dan langsung menampar wajahnya
“Plakkk” tampar
Pak Dasim.
"aaawwww"
Vina kesakitan
Vina pun langsung
menagis dan mengusap pipinya. Lalu Pak Dasim mendekatkan wajahnya kepada Vina.
“begini kalau kamu
berani melawan saya, saya bisa memukul kamu lebih keras lagi“ ancam nya.
“ampuun pak, saya
minta maaf, hu hu hu” kata Vina sambil menangis dan memalingkan wajahnya karena
terlalu dekat dengan wajah Pak Dasim.ia tidak mengira ternyata orang yang dia
kenal baik bisa sekejam itu.
“Bagus sekarang
ikut saya” ajaknya seraya menarik rambut Vina yang indah. Ia menjambak dan
menyeretnya
“ampun pak, tolong
lepaskan saya” pinta nya dengan tangisan yang lebih keras
Ia langsing
dilempar ke pojok ruangan dengan tembok dibelakang dann kanannya sedangkan
dikirinya tertutup oleh aquarium.
Pak Dasim langsung
membuka sabuknya dan melorotkan celananya. Pemerkosaan akan segera dimulai.
“ampun pak tolong
jangan apa –apakan saya Pak” tangis VinaSebuah penis besar di hadapkan pada
Vina.
“ok, sekarang kamu
kulum punya Bapak, atau kamu mau saya pukul lagi” tegasnya
“ampun pak jangan”
rengek Vina
“Ayo cepet emut
anu saya” perintahnya
Vina pun mendekat
dan memegangi penis Pak Dasim dan memasukkan nya ke mulutnya.
“sluuup,
mmmhhhmmppp” Vina menghisa penis Dasim
“lebih cepet lagi
donk” Pak Dasim kurang sabar dan menjambak rambutnya dan menggerakkan sendiri
kepala Vina
Beberapa saat
kemudian ia mulai mencabut penisnya dan mengangkat Vina dan menyandarkannya di
tembok. Pak Dasim mencoba melucuti baju Vina walaupun roknya sudah tersingkap
karena dalam posisi duduk seperti itu. Ia mencoba berontak namun tamparan keras
kembali menghampirinya sehingga ia hanya bisa menangis dan pasrah atas apa yang
dialaminya. Pakaian seragamnya sudah terbuaka dan hanya tersisa branya saja.
Bra yang hanya menutupi sebagiaan itu langsung ditarik oleh Pak Dasim sehingga
buah dada nya tampak jelas. Langsung saja Pak Dasim menghisap putting susu Vina.
“ampun Pak, tolong
hentikan Pak Dasim” Vina merintih memelas kepada Pak Dasim namun tidak
dihiraukanya
Pak Dasim terus
menerus menghisap puting susu Vina secara bergantian, bahkan ia merapatkan buah
dada Vina sehingga ia bisa menghisap kedua-duanya. Vina hanya bisa terengah
–engah karena merasa terangsang dan tangannya hanya bisa memegangi lengan Pak
Dasim untuk menahan orgasmenya.
“sekarang kamu
tunggu sebentar” Kata Pak Dasim sambil berdiri dan ingin mengambil sesuatu.
Ternyata ia mengambil sebuah kursi untuk Vina.
“sekarang kamu
duduk dikursi ini” perintah Pak Dasim
Tanpa sepatah kata
Vina langsung duduk di kursi itu. Pak Dasim langsung merogoh roknya dan menarik
celana dalamnya
“ Jangan Pak,
hentikan” Vina mencoba memegangi celana dalamnya yang ditarik Pak Dasim
“sudah kamu diam
saja” kata Pak Dasim sambil menari dan menepis tangan Vina agar tidak
menghalangi aksinya.
Setelah celana
dalamnya terlepas Pak Dasim langsung memasukkan jari jemarinya ke vagina Vina.
Jarinya menggelitiki vagina tersebut dan mulai memasukkannya kedalam.
“aahhhh, aaahh
hentikan pak” Vina hanya bisa mengerang
Hingga beberapa
saat keluarlah cairan orgasme nya. Cairan itu membuat Pak Dasim tergiur dan ia
langsuung menjilatinya bahkan menghisapi vagina milik Vina.
“Aaaaaaaaahhhh,
hentikaaaaaaaaaaaaan” Vina berteriak karena dahsyatnya jilatan di vaginanya itu.
Ia hanya bisa
mendorong pundak Pak Dasim namun jilatan itu semakin dalam dan semakin kuat. Hingga
beberapa saat semua cairan orgasme membasahi kursi itu.
“sekarang kamu mu
menghadap ketembok itu” perintah Pak Dasim seraya mengagkat tubuh Vina dan
mendorong nya ketembok.
“sudah pak Cukup”
Vina mencoba menawar
“apanya yang
cukup, bapak pengen cobain rasanya memek kamu” kata Pak Dasim semabri
memasukkan Penisnya kedalam vagina Vina.
“toloooong sudah
hentikaaaan Pak, aaaaaaaaaahhhhh” Vina mencoba berontak namun terlambat penis
Pak Dasim sudah memasuki vaginanya sehingga keperawananya pun jebol.
Ia diperkosa
dengan posisi berdiri menghadap tembok sementara Pak Dasim menghujamnya dari
belakang. Pemerkosaan berlangsung walaupun ia masih mengenakan seragam yang
sudah terbuka kancingnya, dan rok abu –abunya yang mini sudah tersingkap ke
atas.
” aaaaakkhhhh Pak
saya mohon hentikan” Gesekan demi gesekan membuat Vina mengerang kesakitan
“wah memek kamu
masih perawan ternyata, pantesan rasanya mantep banget, hahaha” Ujar Pak Dasim
kegirangan.
Darah keperawanan
Vina mengucur ke bawah menandakan bahwa ia sudah kehilangan kesuciannya. Kini
ia hanya bisa meratapi nasib nahwa ia telah diperkosa oleh pemandunya di tempat
kerja yang selama ini dia kira sangat baik. Ia tak menyangka akan bisa seperti
ini jadinya. Beberapa jam sudah berlalu, gesekan demi gesekan semekain
dipercepat bahkan rintihan Vina kini juga makin cepat, saat itu lah Pak Dasim
segera mencabut penisnya dan membalikkian tubuh Vina dan menyuruhnyya untuk
duduk agar bisa berhadapan dengan penisnya. “croooooooottt” penis itu langsung
mengeluarkan sperma yang tepat di wajanya. Vina yang mencoba menghindarkan
wajahnya sudah tidak bisa karena rambutnya dijambak sehingga mau tak mau
wajahnya yang cantik harus menampung sperma itu.
Kini Vina hanya
bisa bersandar di tembok itu meratapi nasib pemerkosaan oleh pengawasnya
sendiri saat sedang magang. Dia tidak akan pernah melupakan kejadian ini.
###################
Sudah satu bulan
Vina menjalaini aktivitas magang di PT Tirta Husada. Ia masih ingat tentang
kejadian pemerkosaan yang menimpa dirinya. Walaupun begitu ia harus tetap
menyeleseikan magangnya hingga dua bulan agar nilai sekolahnya terpenuhi. Pagi
itu ia masuk lagi ke tempat usaha itu.
“pagi Vina” sapa
pegawai tempat ia magang
“pagi pak” sapanya
balik dengan tersenyum
Namun senyumnya
berubah saat ia bertemu dengan Pak Dasim, pria yang memperkosanya kemarin
malam. Ia tidakmenghiraukannya dan pergi mengambil jas putih magangnya dan
segera melaksanakan tugasnya. Saat ia sedang sibuk mengamati kelembaban air,
Pak Dasim menghampirinya.
“bagaimana Vina,
airnya bagus?” Tanya Pak Dasim
Vina tak menjawab
karena ia tahu siapa orang itu.
“hmmm, jangan gitu
dong, nanti kita kayak kemarin lagi ya” kata Pak Dasim menggodanya
“maaf Pak, saya
disni hanya melakukan tugas sekolah” ia menolaknya
“haha,
bagaimanapun kamu harus mengikuti apa kata saya Vina, saya ini bos kamu” Kata
Pak Dasim
Vina hanya diam
dan terus menganalisa kelembaban air di aquarium.
“oke, setelah
selesai, kamu laporkan ke saya” perintah Pak Dasim.
Vina hanya
mengangguk saja. Setelah ia selesaiia menghampiri Pak Dasimyang sedang duduk di
kursi. Kali ini ia mengancingkan jas putihnya agar keindahan tubuhnya tidak terlihat
olehnya.
“duduk sini Vina”
Pak Dasim menyuruhnya duduk di samping kursi panjang itu
Ia pun duduk
tetapi sambil menjaga jarak. Ia menyerahkan laporan kerjanya.
“mmmm, ini
sepertinya ada yang kurang” ujar Pak Dasim
“mana Pak?” Ia
mendekat
Saat ia semakin
dekat dengan Pak Dasim, tubuhnya langsung dirangkul. Pak Dasim mencoba
menyusupkan tangannya ke sela – sela jas putih panjang Vina.
“aaaahhh,, jangan
Pak saya mohon” pintanya
“sudah, kamu diam
saja” ujar Pak Dasim sambil mengelus – elus pahanya
Vina hanya kesal
karena ia tidak berani berbuat apa –apa.
“aaaahh, jangan
Pak” ia meronta karena rangkulan tangan Pak Dasim mengarah ke payudarnya dan
meremasnya
“ayo doing sayang,
jangan teriak – teriak nanti orang – orang datang lo” rayu Pak Dasim “Pak saya
mohon, jangan disini” pintanya karena malu
Tangan kanan Pak
Dasim makin kencang meremas payudara Vina, sedangkan tangan kirinya mulai
menjamah selangkangan gadis tujuh belas tahun itu.
“tubuh kamu
semakin lama semakin aduhai cantik” ia menggoda lagi
“Pak, tolong
hentikan, nanti ada orang yang melihat” Vina menasehatinya
“sudah kamu diam
saja” ujarnya sembari mulai menyentuh vagina Vina
“aaaaaahhhh,, pak
stop...aaaaahh” Vina menggelinjang saat clitorsnya di sentil
“wah, kalo kamu
teriak –teriak nanti orang –orang pada tahu, kita lanjutkan nanti saja ya
cantik” ujar Pak Dasim sembari melepaskan rangkulannya
Vina akhrinya
melanjutkan tugasnya kembali. Beberapa saat kemudian Pak Dasim mendatanginya
kembali.
“Vina apa kamu
tidak kepanasan memakai jas itu terus” rayunya
“mmm, enggak kok”
Vina tahu maksudnya
“sini bapak bantu
lepas” Pak Dasim mulai membuka kancing jas Vina
“jangan Pak,
saya...” ia mencoba mengelak
“sudah kamu diam
saja, atau kamu mau saya kasih nilai jelek” ancam Pak Dasim
“mmm,, jangan Pak”
rengeknya
“makanya, kamu harus
nurut sama saya” kata Pak Dasim sambil mulai membuka Jas Vina
Kini Vina hanya
memakai seragam abu –abu putih dengan rokpendeknya, sehingga
menggoda Pak
Dasim. Apalagi saat Vina mencatat ia selalu dalam posisi membungkuk sehingga
sedikit membuka pinggulnya.
“Paaaaaak,
jangaaaaann” ia merengek karena Pinggulnya di elus saat ia masih mencatat
“sudah teruskan
saja pekerjaan kamu” kata Pak Dasim
Vina pun hanya
bisa pasrah merasakan pinggulnya digerayangi supervisornya tersebut.
Bahkan kini
vaginanya mulai digelitiki dari belakang.
“aaaaaaaaaahhhh,
jangan Pak, saya mohon” ia meronta
Pak Dasim terus
menggesekkan tanganya ke vagina Vina yang masih tertutup celana dalam putih,
berharap ia akan orgasme dan memperkosanya lagi di tempat. Belum sempat membuat
gadis itu orgasme, beberapa suara berdatangan.
“sepertinya, semua
sudah datang, nanti kita lanjutkan lagi setelah makan siang.” Kata Pak Dasim
meninggalkan Vina
Saat makan siang
Vina tidak lagi duduk bersama supervisornya yang bejat itu. Ia duduk di meja
yang terpisah, namun tetap saja orang itu mendatanginya.
“Ayo, Vina
sekarang kamu ikut saya” ajak Pak Dasim
“mau ke mana pak”
tanyanya
“sudah, pokonya
nanti kamu pasti senang” rayunya
Dengan berat hati
ia mengikuti kata ornag itu, entah mau dibawa ke mana dirinya. Akhirnya mereka
tiba di gudang penyimpanan milik perusahaan.
“Pak, mau apa kita
kesini?” Vina heran
“sudah ayo masuk”
paksanya
Saat di dalam
mereka langsung menuju ke sudut ruangan. Pak Dasim yang dari tadi sudah tidak
tahan terhadap kemulusan body Vina segera membuka celana dan mengelurakan
penisnya.
“ayo sekarang kamu
entot punya bapak” suruhnya
“pak tolong, saya
tidak mau” rengeknya
“sudah, cepat
nanti keburu ada orang datang” bentak Pak Dasim
Mau tak mau ia
harus melakukan perintah bosnya itu. Ia segera mengulum penis pria tua itu,
walaupun dari wajahnya tampak jijik.
“ayo terus sayang
entot yang cepat” suruh Pak Dasim
Vina berusaha
memperepat gerakannya, tetpi masih kurang memuaskan bosnya itu sehingga kini
kepalanya digerak – gerakkan sendiri oleh Pak Dasim.
“mmmmmmmmmppppppp”
ia meronta
“hmmmm,,, sungguh
enak sayang” Pak Dasim kegirangan
Beberapa saat
setelah itu, Pak Dasim mencabut penisnya dan mengyuruh Vina berdiri bersandar
tembok.
“sekarang buka
baju kamu” suruhnya
“tapi pak nanti
kalo ada orang gimana” ia malu
“sudah lakukan
saja cepet” bentaknya lagi
Vina akhrinya
membuka kancing kemeja putihnya satu persatu. Saat sudah terbuka Pak Dasim
langsung menyingkap bra Vina keatas dan mulai menghisap dan memelintir puting
susu Vina.
“aaaaaaaaaaahhh,
hentikan pak, aaahh” desahnya
“hmmm, toket kamu
sungguh nikmat sayang” kata Pak Dasim sambil menghisapi puting susu itu
Setelah beberapa
lama menikmati payudaranya, kini ia manyuruh Vina untuk menghadap ke tembok.
“Pak...tolong
jangan di sini ”Vina merengek
“sudah kamu nurut
aja” kata Pak Dasim sambil menarik pinggul Vina agar menungging
Pak Dasim
menyingkap rok abu – abu Vina yang pendek dan mengelus vagina Vina.
“wahh, meki kamu
sudah basah ternyata” katanya sambil mennyayatkan jari telunjuk ke vagina Vina
“aaaaaaahh, pak
saya mohon” rengeknya
Pak Dasim semakin
hasu dan melorotkan celana dalam putih milik Vina, dan mulai menjilati vagina
itu.
“aaaaaaaaaaahhhh
sudah paaakk hentikaan!!” ia terangsang hebat
“hmmm sluup, meki
kamu juga enak sayang” kata Pak Dasim sambil terus mejilati vagina Vina setelah
puas mencicipi vaginanya kini ia bersiap memasukkan penisnya ke dalam vagina
itu.
“paaaaaak,jangaaaaaaaaaann
hentikaaaaan” ia meronta
Penis sudah
menghujam vagina Vina, Pak Dasim mulai menggesekkan batang kemaluannya itu di
dalam.
“aaaaaahh
aaaaaaahh ah” Vina mendesah seirama dengan hujaman penis itu.
Saat mereka berdua
sedang asik melakukan hubungan intim, terdengar suara beberapa orang masuk ke
dalam gudang.
“Pak hentikaaan,
ada orang” Vina mencoba menghentikan
“sudah, kamu
nikmatin aja”ujarPak Dasim masih menggesekkan kemaluannya
Orang – orang tersebut
akhirnya memergoki mereka, namun mereka tidak kaget dengan hal itu.
“wah, jadi ini yang
bapak bilang” kata mereka sudah tahu
“iya, habis ini
giliran kalian” kata Pak Dasim mengobrol sambil terus bersenggama.
“pak, apa –apaan
ini, tolong jangan perkosa saya, ahahaha” Vina mulai menangis karena ia akan di
gang bang oleh semua karyawan
“sudah sayang,
bapak cuma pengen bagi – bagi aja, sama anak buah bapak” kata Pak Dasim
menghiburnya
“tidaaaaaaaaaaaakkkk,
jangaaaaann” tangisannya menderu deru
Setelah puas
akhirnya Pak Dasim mengeluarkan spermanya ke dalam vagina Vina.
“haaah, sekarang
gilran kalian” ia mempersilahkan karyawannya
“jangaaaaaaan pak,
hentikaaaaaaaan ahahaha” teriaknya saat karyawan –karyawan itu mengerubunginya
Salah satu
karyawan segara merebahkannya dan menggagahinya. Mendapat gilran pertama untuk
memperkosa Vina.
“ayo sayang, punya
bapaklebih enak kok daripada punya Pak Dasim” rayu orang itu
“jangaaaaaaaaann,
aaaaaaaaaahhh” penis sudah menembus vaginannya
Ia hanya bisa
pasrah mengalami pemerkosaan di gudang oleh karyawan – karyawan
tempatnya magang.
Masing – masing karyawan kebagian jatah satu – persatu, ada yang minta di
entot, ada yang memperkosa anusnya dan lain sebagainya. Itu adalah kejadian
pahit yang dialami Vina saat ia magang. Keesokan harinya ia masih tetap masuk
magang, kali ini ia di lirik oleh karyawan –karyawan yang kemarin telah
memperkosanya. Saat ia bertemu Pak Dasim,
“Vina, mulai
sekarang kalau kamu kerja disni harus melepas semua pakaian kamu” ujar Pak
Dasim dengan senyum licik
“Pak, saya mohon
jangan permalukan saya” ia merengek
“sudah kamu nurut
aja, kalo nggak nilai kamu jelek lho” salah seorang karyawan menimpalinya
Mau tidak mau ia
harus menruti kata – kata mereka. Akhirnya ia harus rela menanggalkan seluruh
pakaiannya termasuk pakaian dalamnya kecuali sepatu dan kaos kakinya. “haha,
sekarang kamu lanjutkan tugas kamu” perintah Pak Dasim
Vina mengangguk
dengan mata yang berlinang air mata serta wajah yang memerah karena ia harus
telanjang di dalam perusahaan yang mana semua karyawannya laki – laki semua.
Tak jarang saat ia sedang bekerja beberapa karyawan mencolek tubuhnya bahakan
mencubit puting susunya. Dan di akhir pekerjaan ia juga mendapat tugas
tambahan, yakni melayani nafsu birahi Pak Dasim beserta karyawan – karyawannya.
Komentar
Posting Komentar