Langsung ke konten utama

Putri Majikanku Seorang Eksibisionis


Setelah menyelesaikan sekolah dikampung, aku berniat untuk mengadu nasib dikota besar. Berbagai impian indah memenuhi pikiranku saat itu karena tergiur mudahnya mencari uang disana.

Tapi emang dasar sial, mimpi tak sesuai dengan kenyataan yang ada, setelah beberapa bulan tinggal dikota besar, aku gak bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok. Sebenarnya aku mau balik ke kampung tapi malu sama keluarga hingga kucoba untuk bertahan.

Akhirnya setelah beberapa kali ganti kerja, aku diterima bekerja jadi kacung rumah tangga. Majikanku seorang keturunan chinese yang kaya raya. Beliau tinggal dengan istri dan anak perempuannya yang bungsu.
Majikanku anaknya dua orang, yang pertama tinggal di luar negeri. Yang bungsu baru masuk kuliah tingkat satu. Namanya Vera, tapi aku biasa memanggilnya Aling. Sebenarnya aku nggak berani berpikir macam-macam karena ia adalah putri majikanku. Tapi akhirnya aku jadi tergoda juga karena selain orangnya cantik kayak artis mandarin dia suka pakai pakaian yang ketat dan seksi.

Saat sedang dirumah, kadang ia memakai dasternya yang cukup tipis dan tembus pandang, keliatan kulit tubuhnya yang putih mulus sampai BH dan celana dalamnya pula. Ditambah bau tubuhnya yang harum. Apalagi aku sejak dari kampung selalu mengagumi kecantikan artis-artis mandarin dari televisi. Diam-diam aku jadi ngaceng juga kalo ngelihat dia.

Kadang waktu duduk santai diruangan tengah, kedua kakinya agak terbuka. Pertamanya kelihatan pangkal pahanya saja yang putih mulus dan menggairahkan. Terus aku nyari posisi yang pas sambil ngepel di kolong meja aku leluasa melihat pahanya sampai ke celana dalamnya. Ketauan celana dalamnya warna putih. Langsung aku jadi ngaceng. Rasanya pengin ngeraba-raba pahanya dan melihat yang di balik celana dalamnya itu. Sempat beberapa saat aku liatin terus. Kadang ia pakai baju yang lehernya agak rendah jadi keliatan belahan dadanya bagian atas. Atau pakai baju putih tapi BH-nya warna hitam. Semua itu bikin aku jadi adem panas.

Suatu malam aku lagi nonton televisi di ruang tamu. Waktu itu tuan dan nyonya sudah tidur. Vera baru pulang dan setelah itu mandi. Setelah selesai mandi, ia memakai kimono yang agak basah. Kulihat sekilas dadanya bergerak-gerak dengan bebas. Wah, apa dia nggak pake BH, pikirku. Seketika anu-ku menjadi menegang.

Memang dadanya cukup berisi dan menantang yang tentunya enak buat diremas. Setelah itu ia memanggilku minta makanannya untuk dipanasi. Karena bajunya yang agak basah, kelihatan kedua putingnya yang menonjol di balik dasternya dan bergerak-gerak. Seketika aku menjadi tambah ngaceng menyadari aku melihat payudaranya.

Dengan rambutnya yang agak basah membuatnya makin menggairahkan. Kalau nggak ingat ia putri majikanku dan majikanku ada di kamar mungkin ia sudah kuciumi dan tentunya kuperkosa hehe.. Tapi aku nggak melakukan apa-apa cuma seringkali melirik ke arah dadanya. Herannya ia cuek saja, seolah-olah tidak ada yang memperhatikannya, padahal jelas jelas dia sering memergokiku yang sedang menatap mesum kearahnya.

Malamnya aku benar-benar nggak bisa tidur. Aku ingin onani tapi keinginanku bisa kutahan sampai akhirnya aku tertidur. Tapi malam itu aku jadi mimpi basah dan sadar sepenuhnya. Kurasakan air maniku keluar banyak sekali sampai celanaku benar-benar menjadi basah. Dalam mimpiku aku masuk ke kamarnya, kutelanjangi dia kemudian ia kusetubuhi sampai dia nggak perawan lagi. Benar-benar itu adalah mimpi basahku yang terhebat yang pernah kualami. Sejak saat itu aku jadi tak tertahankan lagi untuk onani hampir tiap malam membayangkan Vera.

Sejak saat itu semakin sering saja kejadian-kejadian yang kebetulan . Misalnya saat tuan dan nyonya sedang mengurus tanamannya di taman, aku lagi nyapu ruang tamu, Vera keluar dari kamarnya tanpa memakai BH. Kadang ia memakai BH tapi mungkin terbuat dari bahan yang tipis sehingga membuat kedua putingnya tampak menonjol. Secara pukul rata, hampir tiap hari aku bisa ngeliat susunya, kadang malah sehari lebih dari sekali. Dan semuanya itu dilakukan seolah-olah hal yang biasa dan anehnya Vera cuek aja seperti nggak ada masalah apa-apa. Akibatnya aku jadi terbiasa tiap hari onani.

Hal paling hebat yang pernah kualami, kebetulan kamar Vera ada jendela yang menghadap taman di dalamnya ada kamar mandi sendiri. Beberapa kali di waktu malam aku coba ke taman, siapa tahu tirai plastiknya terbuka jadi aku bisa ngeliat ke dalam. Beberapa kali hasilnya kosong sampai suatu saat..

Malam itu tirai plastiknya nggak tertutup rapat jadi aku bisa melihat ke dalam apalagi di luar gelap sementara di dalam kamar terang karena lampu. Kulihat kamarnya kosong, kayaknya ia di kamar mandi. Tak lama kemudian ia muncul. Pake daster yang sama waktu pertama kali aku ngeliat dadanya itu. Kali ini juga ia tidak memakai BH.

Lalu dengan posisi membelakangiku ia menanggalkan bajunya! terlihat olehku dari belakang postur tubuhnya dan lekuk-lekuknya yang menggiurkan. Ia cuma mengenakan celana dalam saja warna merah muda. Rambutnya yang sebahu menutupi punggungnya bagian atas. Selain itu kelihatan jelas kulit tubuhnya yang putih halus dan mulus, pinggangnya yang ramping serta pinggulnya yang seksi.

Kemudian ia mengambil daster di lemari. Tiba-tiba terdengar bunyi dering telepon sehingga ia tidak jadi mengambil dasternya. Malah ia mendadak berbalik! Wah, buset! Baru kali ini aku melihat payudaranya secara jelas banget. Ternyata payudaranya benar-benar indah.

Padat berisi dan ukurannya proporsional dengan tubuhnya yang tinggi serta masih kencang. Putingnya menonjol keluar serta warnanya pink segar. Cocok sekali dengan celana dalamnya. Ia berbincang-bincang di telepon sambil duduk di meja menghadap kaca yang arahnya 90 derajat dari posisiku.

Semuanya itu dilakukan saat ia telanjang dada! Berkali-kali payudaranya bergerak-gerak mengikuti gerakan tangannya. Aku bisa melihat payudaranya dari dua arah, dari samping agak belakang serta dari pantulan kaca. Langsung aku memegang-megang ujangku. Selesai telpon ia mencuci mukanya di wastafel hanya dengan memakai celana dalam saja.

Kembali aku melihat dadanya dari sudut yang lain. Akhirnya pada posisi menghadap frontal ke arahku ia melakukan gerakan melepas celana dalamnya! Ouch. Akhirnya pada malam itu aku berhasil melihat tubuh Vera yang telanjang bulat tanpa selembar benang pun. Rambut kemaluannya ok juga sih. Nggak terlalu lebat dan nggak terlalu jarang.

Tapi yang kulihat berikutnya makin membuatku tegang. Karena tak lama kemudian Vera berbaring telentang di ranjang yang persis di depanku. Kepalanya menghadap kearahku. Mula-mula ia meram beberapa saat kemudian kedua tangannya meraba-raba perut dan pahanya termasuk pangkal pahanya.

Kemudian ia menggeliat-geliat dan mulai meremas-remas payudaranya. Wah! Lalu jari-jarinya menggerak-gerakkan putingnya dan ia makin merintih dan menggeliat-geliat. Ternyata ia sedang beronani! Kemudian ia mengangkangkan kedua kakinya sampai aku bisa melihat dengan jelas vaginanya. Lalu ia menggesek-gesekkan jarinya ke vaginanya.

Melihat itu aku jadi nggak tahan akhirnya aku menanggalkan pakaianku juga sampai telanjang bulat trus aku mengocok ujangku sambil menonton pertunjukannya Vera. Sampai beberapa saat kemudian kita saling memainkan alat vital masing-masing.


Sampai kemudian kulihat Vera kepalanya menghadap lurus ke atas matanya tertutup. Tangan kirinya meraba-raba putingnya sementara tangan kanannya makin kencang menggesek-gesek vaginanya akhirnya kudengar desahannya sambil tubuhnya menggelinjang. Kayaknya ia sudah orgasme.

Tak lama kemudian sambil menatap payudaranya dan kemudian liang vaginanya dalam posisi dia yang kakinya terpentang lebar, aku mengalami ejakulasi, air maniku kutumpahkan di tanah sambil menatap liang vaginanya. Itu adalah masturbasiku yang terindah dan paling nikmat! Tak lama kemudian aku segera balik ke kamarku dan tidur dengan nyenyak.

Sejak saat itu aku jadi makin sering melihat Vera telanjang atau setengah telanjang. Uniknya Vera sepertinya cuek aja atau mungkin pura-pura tidak tahu? Ia tidak pernah menyinggung atau berbuat sesuatu yang menunjukkan kalau ia tahu.

Jadi kesimpulanku Vera seorang yang eksibisionis. Sungguh beruntung aku bekerja disini.

Hingga suatu malam aku melihat Vera baru pulang dari suatu tempat dalam keadaan agak mabuk. Saat itu semua penghuni rumah sudah tertidur sehingga aku yang membukakan pintunya.

Karena dalam keadaan mabuk maka aku terpaksa membantu memapah tubuhnya menuju kedalam kamarnya yang ada di bagian belakang rumah.

Vera menurut saat kupapah tubuhnya yang berjalan sempoyongan walaupun terkadang mulutnya menceracau tak jelas.

Setelah membaringkan tubuhnya diatas ranjang, aku berniat untuk meninggalkannya namun seketika pikiran kotorku mulai bekerja, aroma parfum tubuhnya yang segar telah membiusku.

Aku pun kembali mendekatinya yang tergolek lemas diatas ranjang, sambil menarik nafas panjang aku pun memberanikan diri untuk mengelus pahanya dan ternyata dia tak bereaksi sehingga aku pun mencoba meremas buah dadanya sampai merintih rintih keenakan.
Melihat kesempatan bagus ini maka
Kukulum bibirnya dengan buas,

“Ahh.. mmhh.. ah.. nikmatnya.. Vera mengeluh kecil saat tanganku mengelus bagian selangkangannya.

"Yon apa yang kamu lakukan.. kubekap mulutnya dengan bibirku, nafasku mulai terengah-engah oleh nafsuku sendiri.

Ia menggelinjang, tetapi tidak menolakkan tanganku yang mulai nakal itu. Malah posisi kakinya mulai direnggangkan yang memudahkanku menarik ke atas bagian bawah minidressnya. Baru ketika usapan tanganku mulai menjelajah langsung pada kedua pahanya, kuketahui secara pasti ia tidak menolaknya. Tanganku malah dibimbingnya untuk menyentuh kemaluannya yang masih tertutup celana dalam. Seperti keinginanku dan juga keinginannya, telapak tanganku mulai menyentuh dan mengusap bagian membusung yang ada di selangkangan wanita itu.

Ia mendesah lirih saat usapan tanganku cukup lama bermain di sana. Juga saat tanganku yang lain mulai meremasi buah dadanya dari bagian luar Bra dan bajunya. Sampai akhirnya, ketika tanganku yang beroperasi di bagian bawah telah berhasil menyelinap ke bagian samping celana dalam dan berhasil mencolek-colek celah kemaluannya yang banyak ditumbuhi rambut, dia dengan suka rela melepaskan minidressnya. Lalu seperti wanita yang hendak menyusui bayinya, dikeluarkannya payudaranya dari Bra yang membungkusnya. Layaknya bayi yang tengah kelaparan mulutku segera menyerbu puting susu sebelah kiri miliknya.

Kujilat-jilat dan kukulum pentilnya yang terasa mencuat dan mengeras di mulutku. Bahkan karena gemas, sesekali kubenamkan wajahku ke kedua payudara wanita itu. Payudara yang montok dan memberikan kehangatan. Sementara Ia sendiri, sambil terus mendesis dan melenguh nikmat oleh segala gerakan yang kulakukan, mulai asyik dengan mainannya. Setelah berhasil menyelinap ke balik celana pendek yang kukenakan, tangannya mulai meremas dan meremas penisku yang memang telah mengeras.

Kalau menurutku, kejantananku tergolong sangat besar, hingga Ia nampak keasyikkan dengan temuannya itu. Tetapi ketika aku hendak menarik celana dalamnya, tubuhnya terasa menyentak dan kedua pahanya dirapatkan.

“Mau apa Yon ? jangan ah nanti ketahuan orang tuaku.. katanya lirih. “Ah, tidak apa-apa, Lagian orang tua non kan udah pada tidur semua.

Entah karena mempercayai omonganku atau karena nafsunya yang juga sudah memuncak terbukti dengan semakin membanjirnya cairan di lubang kemaluannya, ia mau saja ketika celananya dalamnya kutarik ke bawah.

Dia juga membantu membuka dan menarik celana pendek dan celana dalam yang kukenakan. Akhirnya tubuh kami berdua pun berada dalam keadaan telanjang, aku mulai menindih tubuhnya yang berposisi mengangkang. Karena dilakukan di dalam gelap dan tetap dibalik selimut tebal yang kupakai bersama untuk menutupi tubuh, awalnya cukup sulit untuk mengarahkan penisku ke lubang kenikmatannya. Namun berkat bimbingan tangan lembutnya, ujung penisku mulai menemukan wilayah yang telah membasah.

Slep penis besarku berhasil menerobos dengan mudah liang sanggamanya. Aku mulai menggoyang dan memaju-mundurkan senjataku dengan menaik-turunkan pantatku. Basah dan hangat terasa setiap penisku membenam di vaginanya. Sementara sambil terus meremasi kedua buah dadanya secara bergantian, sesekali bibirnya kulumat.

Maka ia pun melenguh tertahan, melenguh dan mengerang tertahan. Ah, dugaanku memang tidak meleset tubuhnya memang masih menjanjikan kehangatan. Kehangatan yang prima khas dimiliki wanita amoy. Dihujam bertubi-tubi oleh ketegangan penisku di bagian kewanitannya, Ia mulai mengimbangi aksiku. Pantat besar besarnya mulai digerakkan memutar mengikuti gerakan naik turun tubuhku di bagian bawah. Memutar dan terus memutar dengan gerak dan goyang pinggul yang terarah. Hal itu menjadikan penisku yang terbenam di dalam vaginanya serasa diremas. Remasan nikmat yang melambungkan jauh anganku entah kemana.


Bahkan sesekali otot-otot yang ada di dalam vaginanya seolah menjepit dan mengejang. “Ah,.. ah.. enak sekali. Terus, ah.. ah.

“Aku juga enak Yon, uh.. uh.. uh Yonoo.. Sudah lama sekali tidak merasakan seperti ini. Apalagi punyamu keras dan penjang. Auh,.. ah.. ah.

Sampai akhirnya, aku menjadi tidak tahan oleh goyangan dan remasan vaginanya yang kian membanjir. Nafsuku kian naik ke ubun-ubun dan seolah mau meledak. Gerakan bagian bawah tubuhku kian kencang mencolok dan mengocok vaginanya dengan penisku. 

“Aku tidak tahan, ah.. ah.. Sepertinya mau keluar, shh, ah, .. ah,” 

“Aku juga Yon.. terus goyang, ya .. ya,.. ah,” 

Setelah mengelojot dan memuntahkan segala yang tak dapat kubendung, aku akhirnya ambruk di atas tubuh wanita import itu. Maniku cukup banyak menyembur di dalam lubang kenikmatannya. Begitupun Ia, setelah kontraksi otot-otot yang sangat kencang, ia meluapkan ekspresi puncaknya dengan mendekap erat tubuhku.

Dan bahkan kurasakan punggungku sempat tercakar oleh kuku-kukunya. Cukup lama kami terdiam setelah pertarungan panjang yang melelahkan. Karena kelelahan maka kami berdua pun tertidur diatas ranjang dan menjelang pagi aku segera kembali ke kamarku.

Semenjak saat itu kami jadi sering melakukannya hingga akhirnya Vera hamil dan aku beruntung bisa menikahinya walaupun awalnya ditentang oleh kedua orang tuanya. Kini aku merasa beruntung karena memiliki seorang istri yang cantik dan hidupku bergelimang kekayaan.
Ini baru namanya perantau yang sukses hehe..

Komentar

  1. Pembantu yg beruntung

    BalasHapus
  2. Mantap nih ceritanya

    BalasHapus
  3. Kok mau maunya sih maen sama pembantu, mnding ama gue aja

    BalasHapus
  4. Bagus neh klau dibikin lnjnutannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4