Langsung ke konten utama

Dihamili Kerbau Siluman


By : Javas87

Eva adalah seorang wanita muda berusia 24 tahun yang tinggal di sebuah desa kecil di daerah pegunungan. Ia mengikuti suaminya yang bertugas di sana karena dipercaya oleh pihak perusahaan untuk mengelola perkebunan teh yang tersebar luas di berbagai daerah.

Bila dilihat sekilas kehidupan wanita itu memang biasa biasa saja namun siapa sangka dibalik itu semua hubungan Eva dengan keluarga besarnya sangat tidak harmonis, karena dulu ketika menjalin hubungan dengan calon suaminya, dia tak mendapat restu dari kedua orangtuanya sehingga Eva memutuskan untuk kabur dari rumah agar tetap bisa mempertahankan hubungan asmaranya.

Eva sendiri merupakan seorang perempuan tionghoa terpelajar yang wajahnya lumayan cantik serta kulitnya putih bersih, sejak kecil sampai kuliah gadis itu terbiasa hidup di kota besar namun demi bisa tinggal bersama suaminya maka diapun terpaksa ikut pindah kesana.

Eva pertama kali bertemu dengan suaminya ketika mereka sama sama bekerja disebuah kantor perusahaan swasta, lelaki tsb dulunya merupakan seorang sopir kantor dan sering mengantar jemput Eva untuk menyelesaikan berbagai macam urusannya, namun siapa sangka dari seringnya bertemu itu akhirnya mereka pun saling jatuh cinta.

Status sosial memang menjadi penghalang kisah cinta mereka tapi yang namanya cinta itu memang buta sehingga Eva lebih memilih untuk tetap bersama lelaki paruh baya tsb walaupun tak mendapat restu dari kedua orangtuanya, bahkan puncaknya Eva pun bertengkar hebat dengan keluarganya sehingga gadis itu memutuskan untuk kabur saja dari rumah.

Guna memulai kehidupan yang baru setelah menikah maka Sumardi yang merupakan suami Eva memutuskan untuk pindah kekota lain dan mencari pekerjaan baru.
Pekerjaan suaminya sekarang sebagai seorang pengawas diperusahaan perkebunan mengharuskannya untuk pergi ke pelosok-pelosok desa. 

Karena itu, wajarlah jika dalam seminggu Eva harus ditinggal pergi oleh suaminya minimal selama tiga hari. Itu pun sudah lumayan karena Eva telah memutuskan mengikuti suaminya untuk tinggal di desa yang masih berada di dalam wilayah kerja suaminya. Dengan demikian, perpisahan antara mereka berdua dapat diminimimalkan.

Di desa yang udaranya masih sejuk itu, mereka menempati sebuah rumah tua inventaris kantor yang disewa dari penduduk setempat. Daerah yang mereka huni masih cukup terbelakang dan belum dimasuki oleh listrik. Suasana yang sepi dan tetangga yang letaknya cukup berjauhan sebenarnya cukup membuat Eva merasa tersiksa namun apa hendak dikata. Sebagai seorang istri, ia merasa wajib mengikuti suaminya ke mana pun ia pergi.

Mungkin keadaan ini yang menjadi salah satu alasan sehingga banyak karyawan lama yang menolak untuk ditempatkan disana, karena bagi mereka tinggal disana terasa seperti orang yang sedang diisolasi dari dunia luar.

Saat-saat yang menyenangkan tentu saja adalah ketika mereka berdua saja di rumah mereka yang terpencil itu dan melakukan kegiatan suami istri. Maklumlah, mereka baru saja menikah beberapa bulan sebelumnya. Jadi boleh dikata masih pengantin baru. Belum adanya kehadiran anak-anak membuat kegiatan seksual menjadi hiburan utama mereka saat bersama-sama. Sayangnya kegiatan itu tak dapat mereka lakukan terlampau sering disebabkan kesibukan tugas sang suami.

Kebahagiaan rumah tangga mereka tampaknya akan terus berlanjut, sampai satu ketika datanglah petaka menimpa diri Eva. Tempat tinggal mereka yang terpencil ternyata sebenarnya merupakan tempat yang cukup angker dan menyimpan misteri-misteri gaib. Kejadian berikut merupakan bukti hal tersebut.


Malam itu sekitar pukul sembilan malam, suasana disekitaran rumah sudah sangat sunyi dan hanya terdengar suara hewan malam saja yang saling bersahutan.

Setelah makan malam dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangganya, Eva bersiap-siap untuk pergi tidur. Di desa kecil, waktu seperti itu sebenarnya sudah terbilang sangat larut dan Ia hanya sendirian saja di rumah. Suaminya telah pergi pagi tadi dan baru akan kembali esok sorenya. 

Selama ini penerangan dirumah tsb hanya mengandalkan sebuah mesin genset kecil untuk memenuhi kebutuhan listriknya, dan sayangnya saat itu persediaan bahan bakar gensetnya sudah mulai menipis karena belum mendapat kiriman dari kantornya.

Sehingga malam itu Eva pun terpaksa menggunakan dua buah lampu tempel yang berbahan bakar minyak tanah sebagai penerangannya.

Malam itu Eva mengenakan gaun tidurnya yang berwarna putih. Senada dengan warna kulitnya yang juga putih bersih. Seperti biasa, ia mengunci seluruh pintu termasuk pintu kamar tidurnya. Setelah membersihkan tubuh dan menyisir rambutnya, ia menyiapkan tempat peraduannya.

Baru saja ia berada di pinggir tempat tidur, tiba-tiba dirasakannya seolah udara di dalam kamar berubah menjadi dingin. Eva terdiam sejenak mengalami perubahan yang mendadak itu. Tak bisa dihindari, bulu tengkuknya serasa seperti berdiri.

Sambil gemetar, matanya menyapu seisi kamar. Penerangan yang ada tak terlampau banyak. Karena itu ia memicingkan matanya menatapi pojok-pojok kamar yang gelap. Sampai pada suatu pojok, entah mengapa pandangan Eva seperti terhenti. Seolah ada sesuatu di sana….

Ya, seperti ada sesuatu di sana… Eva tak yakin apa… tapi jantungnya serasa berdebar-debar. Ia menunggu, akankah terjadi sesuatu?

Dari dalam kegelapan, tiba-tiba muncullah sesosok hewan besar berkaki empat. Eva terkejut dan merinding. Dari manakah datangnya makhluk itu? Saat itu ia berada di dalam kamar tidur berukuran 4×4 meter yang tertutup rapat semua pintu dan jendelanya. Ia sangat yakin tak ada lubang yang terbuka untuk masuk ke kamar itu, selain lubang-lubang ventilasi yang ukurannya sangat kecil.

Sosok makhluk itu semakin mendekati ibu muda yang duduk ketakutan di pinggir tempat tidur itu. Makin lama, di bawah temaram lampu tempel, makin jelaslah sosok makhluk itu. Ternyata ia berwujud seekor kerbau raksasa berwarna hitam legam. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada ukuran seorang laki-laki dewasa normal. Sorot matanya tajam berwarna kemerahan, seperti sepasang mata setan.

Dari mulutnya yang dihiasi gigi-gigi besar, keluar geraman-geraman halus diiringi air liur yang menetes pelan.

Ketakutan yang sangat mencekam meliputi diri ibu muda itu. Ternyata ia tidak sendirian di dalam kamar itu. Ada makhluk besar menakutkan yang dapat muncul secara gaib. Eva yakin makhluk itu bukanlah seekor kerbau biasa. Mungkinkah ia jin atau sebangsa makhluk gaib lainnya yang menjaga rumah itu? Sosok kerbau hitam yang begitu menakutkan itu kini tampak mengancam persis di hadapannya.

Anehnya, kemudian seperti ada sesuatu yang membisiki atau mengilhami pikiran Eva. Untuk mengatasi ketakutannya, tangan ibu muda itu perlahan menggapai tali gaun tidurnya dan melepaskannya dari pundaknya. Lalu diloloskannya gaun tidurnya dari tubuhnya. Semuanya itu seolah dibimbing oleh suatu kekuatan gaib. Karena sambil ketakutan, Eva melakukan itu secara perlahan-lahan. Sementara itu matanya tetap mengawasi kerbau hitam raksasa yang ada di hadapannya.

Kejadian aneh segera menyusul tindakannya itu. Ternyata seiring dicomotinya gaun tidur dari tubuhnya, Eva mulai merasakan rasa takutnya perlahan sirna, berganti dengan suatu perasaan nyaman yang aneh dan tak tergambarkan. Sampai ketika ibu muda itu telah dalam kondisi bugil, rasa takutnya pun hilang sama sekali. Hanya saja, ia seolah terpaku duduk di pinggir tempat tidur tanpa bisa bangkit sama sekali.

Tubuhnya yang bugil serasa merinding. Kini bukan karena ketakutan ataupun kedinginan. Melainkan seolah ada gairah yang mengaliri sekujur tubuhnya. Dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun. Seperti aliran listrik yang membawa sensasi tersendiri.

Getaran itu semakin tinggi ketika kerbau siluman itu perlahan mendekatinya. Tanpa terasa, sosok hitam legam itu telah begitu dekat dengannya. Ia kini berada di antara kedua paha mulus ibu muda itu yang seolah mengangkang begitu saja membukakan jalan.

Kejadian selanjutnya sangat mengejutkan dan tak pernah dibayangkan sama sekali oleh ibu muda yang cantik itu. kerbau itu ternyata menjulurkan lidahnya yang panjang dan mulai menjilati selangkangan Eva yang terbuka.

Eva tersentak dan menjerit karena kaget tapi seolah tak bisa bergerak atau pun menolaknya. Akhirnya dibiarkannya saja makhluk itu melakukan kegiatannya selama beberapa lama.

Efeknya tentu saja ibu muda itu akhirnya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Gerakan-gerakan lidah makhluk siluman itu begitu liar mengaduk-aduk gua kenikmatan yang ada di hadapannya. Tak lama, selangkangan Eva telah basah kuyup. Eva tak kuasa menahan erangan-erangan yang otomatis keluar dari mulutnya.

Pada puncaknya, Eva merasakan sekujur tubuhnya lemas seperti tak bertulang. Nikmat yang luar biasa menjalari sekujur tubuhnya. Sambil mengerang panjang, badannya lalu terhempas ke belakang ke tempat tidur yang empuk. Pikiran dan kesadarannya seolah melayang ke awang-awang.

Selang beberapa saat, barulah Eva bisa mengendalikan kembali kesadarannya. Perlahan, dengan tangannya ia mampu mengangkat badannya dari atas kasur.

Dilihatnya kerbau siluman itu masih saja berdiri di dalam keremangan di hadapannya. Lidahnya yang lebar dan panjang tampak menjulur. Air liurnya tampak menggantung dari mulutnya. Tatapan matanya yang tajam berwarna merah menyala saja yang membuatnya jelas berbeda dari seekor kerbau biasa. Siluman itu terus menatap tajam pada Eva yang baru saja bisa mengendalikan diri sehabis mengalami orgasme.

Ibu muda itu jadi bingung akan apa yang harus dilakukannya selanjutnya. Tatapan mata siluman itu seakan menyampaikan suatu makna padanya. Eva secara samar sepertinya bisa menangkapnya, tapi ia pun tak begitu yakin.

Karena kerbau siluman itu diam saja, Eva lalu berinisiatif mengambil posisi nungging dan bertumpu dengan kedua punggung tangannya di tempat tidur. Ia tak tahu pasti mengapa ia melakukan hal itu. Semuanya dilakukan secara naluriah saja. Ibu muda itu lalu menunggu dengan harap-harap cemas. Sebentar kemudian, barulah ada reaksi dari kerbau siluman itu. Legalah hatinya ketika kerbau itu tiba-tiba naik ke atas tempat tidur lalu menaikkan kedua kaki depannya ke pinggul Eva dan mencengkeramnya. Sementara kedua pinggul mereka pun bersatu.

Eva tak habis pikir bagaimana ia bisa menyerahkan dirinya begitu saja kepada makhluk itu. Akan tetapi memang demikianlah kejadiannya. Secara spontan, terjadilah persetubuhan antara ibu muda yang cantik dan makhluk siluman berwujud kerbau hitam itu.

Eva merasakan sensasi yang sangat berbeda dibandingkan bila bersetubuh dengan suaminya sendiri yang manusia. Bentuk dan perilaku alat kelamin makhluk itu sendiri sangat berbeda dari milik manusia. Kejantanan makhluk itu terasa semakin membesar dan membengkak sewaktu telah berada di dalam tubuhnya. Belum lagi suhunya yang terasa begitu panas…

Ada satu lagi kejadian menarik yang baru kali itu dialami Eva. Setelah kerbau siluman itu mengalami orgasme, rupanya ia tak dapat begitu saja terpisah dari tubuh ibu muda itu. Hal itu disebabkan alat kelamin makhluk itu telah tumbuh membesar di dalam tubuh Eva sehingga tak mudah untuk ditarik begitu saja. 

Setelah lima belas menit, ketika kejantanan kerbau siluman itu telah cukup menciut, barulah tubuh mereka berdua dapat terpisah. Eva merasakan kepuasan yang luar biasa dari persetubuhan itu. Bukan hanya sekali, melainkan serangkaian orgasme telah didapatkannya selama melakukan persetubuhan yang tabu itu… Keletihan dan kenikmatan yang menjadi satu akhirnya mengantarkan ibu muda itu ke dalam tidur yang lelap…

Ketika Eva bangun keesokan harinya, didapatinya bahwa kerbau siluman itu telah raib entah ke mana. Sinar matahari tampak menembus lubang ventilasi. Pintu dan jendela pun masih rapi terkunci dari dalam.

Apakah kejadian semalam hanya mimpi? Rasanya tidak. Eva menemukan vaginanya basah oleh cairan tubuhnya yang bercampur dengan cairan mani makhluk itu. Demikian pula seprai putih tempat tidurnya basah kuyup dan acak-acakan. Tidak, kejadian malam itu benar-benar nyata…

Pagi itu Eva segera membersihkan tubuhnya dan mencuci seprainya sambil tak habis-habisnya memikirkan kejadian semalam. Ada semacam perasaan takut yang bercampur dengan perasaan rindu dan penasaran.

Akhirnya, kejadian pada malam itu terulang lagi pada malam-malam berikutnya. Setiap kali suaminya pergi bertugas, kerbau siluman itu pun muncul secara gaib ke kamar tidur Eva untuk menagih jatahnya.

Eva pun senang saja melayani kekasih barunya itu. Apalagi ia sangat kesepian saat ditinggal pergi sendirian oleh suaminya. Tak terlintas dalam pikirannya rasa jijik karena harus melayani makhluk gaib yang berwujud seekor kerbau. Yang nyata terbayang adalah kenikmatan luar biasa yang tidak didapatnya dari suaminya sendiri.

Selang beberapa waktu, Eva pun mulai mengalami terlambat bulan. Melalui pemeriksaan, akhirnya dipastikan bahwa ibu muda itu mengandung anaknya yang pertama. Perutnya pun dari minggu ke minggu semakin membuncit. Suaminya tentu saja senang bukan main, walaupun karena tuntutan tugasnya, tetap saja ia harus sering meninggalkan istrinya tercinta.

Anehnya, sejak saat itu, kerbau siluman itu seolah mulai jarang mengunjungi Eva. Bahkan akhirnya jadi tak pernah sama sekali ketika usia kandungannya telah menginjak bulan ketujuh. Bagaimanapun, saat itu kemampuan Eva untuk beraktivitas seksual pun mulai terbatas. Kebutuhannya yang tak terlampau banyak itu sudah bisa dicukupi oleh suaminya sendiri sehingga ketidakhadiran kekasih gaibnya tak terlalu dirisaukannya.

Eva pun semakin berhati-hati dalam menjaga kandungannya. Apalagi pemeriksaan dan kontrol secara medis agak sulit didapatkan di tempat seperti itu. Yang ada paling hanya bidan atau dukun beranak.

Sayang sekali, kisah bahagia itu kemudian harus berakhir ketika pada bulan kesembilan kehamilannya, Eva mengalami suatu kejadian misterius. Janin yang ada di dalam kandungannya seolah raib tanpa bekas. Pagi itu, ketika terbangun dari tidurnya, ibu muda itu merasakan sesuatu yang aneh pada perutnya. Terkejutlah ia ketika disadarinya bahwa perutnya yang sedang hamil tua itu ternyata telah kempes…

Ke manakah hilangnya kandungannya? Peristiwa itu tentu saja menggegerkan masyarakat di sekitarnya. Eva sampai jatuh sakit selama beberapa hari karena kejadian itu.

Akhirnya, dari hasil penerawangan seorang paranormal di daerah itu, diperkirakan bahwa janin yang ada di dalam kandungan Eva sebenarnya adalah hasil dari hubungannya dengan suatu makhluk dari alam gaib. Ketika usia kandungannya telah mencukupi, maka bayi hasil hubungan itu pun diambil secara gaib oleh ayah kandungnya untuk dibawa ke alamnya.

Eva tentu saja terkejut namun suaminya terkesan biasa saja karena dia tau benar kalau kerbau siluman itu memang sedang menagih janjinya pada Sumardi, karena konon lelaki tsb meminta bantuan pada kerbau siluman tsb dengan bantuan sang dukun agar bisa menaklukkan gadis gadis pujaannya termasuk Eva, tapi dengan satu syarat kerbau siluman itu boleh ikut menikmati tubuh wanita yang ditaklukkannya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4