Langsung ke konten utama

Gairah Kantor


Dulu aku sempat bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang otomotif. Ditempat itu, jumlah karyawannya cukup banyak. Selain karyawan tetap disana juga terdapat beberapa mahasiswi yang sedang melakukan magang. Diantara mahasiswi tersebut, salah satu diantaranya, telah membuat aku merasakan sebuah pengalaman baru.

Mahasiswi tersebut, kita sebut saja namanya Sherly, diperbantukan di departemen Personalia, sedangkan aku, bekerja di departemen PPIC. Sebenernya ruang kerja kami agak berjauhan, tetapi karena sama-sama mengerjakan jenis pekerjaan yang menyangkut dengan data, maka setiap hari, kami selalu bertemu ditempat foto copy.

Awalnya sih, aku hanya sekedar mengagumi kecantikannya karena selain penampilannya yang seksi dan kulitnya yang putih mulus, Sherly juga memiliki bentuk bibir yang sensual membuat semua yang ada didirinya terlihat sempurna. Hari demi hari kami terlihat semakin akrab, bahkan banyak teman-temanku yang menyangka kalau aku sedang PDKT dengannya. Semua anggapan temanku, tidak terlalu aku pikirkan, karena aku merasa, Sherly disini sedang belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh kampusnya, dan sebagai seorang karyawan tetap disana, aku hanya sekedar membimbing dan membantu, jika seandainya ada sesuatu hal yang dia belum mengerti. Hampir dua minggu aku mengenalnya, ternyata sikap dan kelakuannya semakin membuat aku terpesona.

Ketika aku mendengar gurauan salah seorang temanku, yang mengatakan kalau dia berani memberi Rp. 500.000,- kepada Sherly, jika Sherly mau menemaninya selama 2 jam, perasaanku malah semakin peduli sama si Sherly. Timbul perasaan cemburu ketika mendengar gurauan itu. Namun aku tidak berani untuk mengungkapkannya, karena saat itu diantara aku dan Sherly, tidak mempunyai hubungan yang terlalu istimewa. Akupun merasa wajar, jika temanku berkata demikian, karena dengan wajah secantik itu, jika memang Sherly memanfaatkan tubuhnya, mungkin harganya bisa diatas Rp. 350.000, per dua jam (harga tersebut diatas, adalah harga rata-rata seorang massage girl yang sudah dianggap cantik).

Suatu ketika, bersama seorang temannya yang bernama Emma, Sherly menuju meja kerjaku, awalnya sih bertanya tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keperluannya, mungkin karena merasa sudah akrab, Sherly juga bertanya tentang no. HP ku, alasannya sih biar gampang saja, kalau nanti dia mau nanya sesuatu. Sambil tetap memperhatikan monitor, aku menyebutkan satu persatu nomernya. Ketika mereka ikut memperhatikan cara kerjaku, tiba-tiba, "buukk.." tanpa sengaja, tangan Emma menyenggol buku yang aku simpan disisi meja. Aku langsung mengambil bukunya dengan cara berjongkok.

Alamak.. ketika berjongkok, tanpa sengaja sudut mataku melihat sesuatu yang sangat indah, dua pasang paha mulus terpampang didepan wajahku. Bukan hanya itu, karena posisi kaki Sherly ketika duduk, agak mengangkang, maka ketika ku perhatikan, dipangkal pahanya terlihat pemandangan yang cukup menggelitik kelelakianku. Ku lihat dia memakai CD berwarna Pink, dengan hiasan renda di sisinya. Mungkin karena mereka terlalu fokus memperhatikan hasil pekerjaanku, mereka tidak menyadari (atau memang sengaja?) kalau di bawah meja, aku sedang menikmati apa yang seharusnya mereka tutupi.

Karena takut mengundang kecurigaan dari teman sekerjaku, terpaksa aku kembali duduk dan menerangkan tentang cara kerja di peru tsb kepada Sherly dan Emma. Namun kejadian yang baru saja aku alami, tetap mengganggu pikiranku. Mungkin karena aku tidak konsentrasi dengan apa yang sedang kami bicarakan, Sherly bertanya.

"Pak, kok kadang-kadang ngejelasinnya tidak nyambung sih..".

Sebenarnya aku malu mendapat pernyataan seperti itu, namun karena merasa sudah akrab, aku berbisik kepada Sherly dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Bukannya malu, Sherly malah tersenyum mendengarnya.

"Kenapa tidak disentuh saja Pak, biar tidak penasaran", goda Sherly.

Emma yang tidak tahu apa-apa, hanya bengong mendengar pembicaraan kami. Sebagai seorang lelaki, mendengar penawaran Sherly, aku malah berpikir yang tidak-tidak, dan membayangkan apa yang ada dibalik CD nya itu. Namun semuanya berusaha aku redam, karena walau bagaimanapun diperusahaan ini, aku harus menjaga image agar aku tidak mendapatkan masalah.

Bel istirahatpun berbunyi, dan kami langsung menuju kantin untuk makan siang. Baru saja aku selesai makan, Sherly mendekatiku dan berbisik "besok Bapak saya tunggu di resto depan kantor sekitar jam 09.00 pagi, ada yang ingin saya bicarakan, saya tunggu didepan ATM". Walau singkat, tapi tetap membuatku bertanya-tanya, sebenarnya apa-yang akan dibicarakan? Mengapa waktunya hari sabtu, padahal kan setiap hari sabtu PT. BT libur. Mengapa dia berbisik sangat pelan kepadaku, apa takut terdengar yang lainnya?


Besoknya, dengan tetap berpakaian rapi (seperti jika mau berangkat kerja), aku mengeluarkan mobilku dan beralasan lembur kepada istriku. Menunggu adalah hal yang sangat membosankan, karena sampai di resto, jam baru menunjukkan angka 07.30, Setelah mencari sarapan, sambil ngerokok, aku iseng-iseng ikut ngantri ATM, padahal cuma mau liat saldo doang, karena uang yang ada di dompetku, masih ada sekitar Rp. 400.000,-.

Dari jauh, aku sudah tahu kalau gadis yang menuju kearahku adalah si Sherly, dan pagi ini, dia terlihat sangat sexy, karena Sherly hanya mengenakan kaos dan rok mini yang ketat.

"Udah lama ya Pak? Kan Sherly janjinya jam 09.00, sekarang baru jam 08.45, Sherly tidak salah khan?",

"Jangan panggil aku Bapak deh Sher. aku kan belum nikah, dan ini bukan di kantor, panggil namaku saja dech, biar bisa lebih akrab".

"Ok deh Pak, eh Rik", sambil tersenyum Sherly langsung menggandeng tanganku.

"Rik, enaknya kita ke mana yach", tanya Sherly.

"Terserah, emang mau ngomongin apaan, kayaknya pribadi banget".

"Ngga juga, Sherly seneng saja kalau deket ama kamu, kenapa ya?"

"Mau tahu jawabannya", candaku.

"Ngga usah Rik, Sherly juga udah tahu, Sherly rasa Sherly menyukai Rik", jawab Sherly polos.


Tanpa disadari, mungkin karena saking senengnya, aku yang sejak awal memang mengagumi Sherly, langsung memeluknya. Mendapat perlakuan begitu, Sherly mencoba melepaskannya, dan mengingatkan, kalau kita masih ada dilokasi umum, tidak enak terlihat banyak orang. Akhirnya kami memutuskan mencari tempat yang cocok untuk berduaan. Tapi karena yang aku tahu cuma hotel tempat satu-satunya yang cocok untuk berduaan tanpa takut terlihat orang lain, walau terlihat agak ragu, Sherly akhirnya menyanggupinya.

Sekitar jam 09.30, kami sudah sampai di front office sebuah hotel dan mengambil sebuah kamar dengan fasilitas yang lengkap. Dengan agak ragu Sherly memasuki pintu kamar (mungkin karena baru pertama kalinya), dan dia agak terkejut melihat fasilitas yang terdapat di dalamnya. Apalagi ketika dia melihat kamar mandinya.

"Enak juga ya Rik, kita bisa ngobrol berduaan disini, tanpa takut akan terdengar atau terlihat oleh orang lain".

Sherly langsung merebahkan badannya ke ranjang, dan mencari siaran TV yang khusus menyiarkan acara musik. Kebetulan banget lagunya adalah lagu-lagu romantis, yang secara tidak langsung, ikut mempengaruhi suasana hati kami.

Lewat aiphone, aku memesan makanan dan soft drink. Ketika aku menyalakan rokok, terdengar suara room boy mengetuk pintu dan mengantarkan pesananku. Aku mendekati Sherly yang sedang rebahan, maksudnya sih mau nawarin makanan, tapi Sherly langsung bangun dan bertanya.

"Rik, apakah Sherly salah bila Sherly mencintai Rik, Sherly sebenernya malu mengakuinya, tapi bila tidak diungkapkan, Sherly takut kalau kamu tidak mengetahui apa sebenernya yang Sherly harapkan. Maafin Sherly yach, Sherly udah ngerepotin kamu, padahal kan sekarang waktunya libur dan istirahat, tapi Sherly malah meminta kamu menemui Sherly".

Aku terharu juga mendengar kejujuran dan kepolosannya, akhirnya setelah mendengarkan semua tentang apa yang ada dihatinya, sambil membelai rambutnya (agar perasaannya menjadi lebih tenang), aku pun berusaha meyakinkannya, bahwa semua yang dialami, adalah wajar, jika seseorang mencintai lawan jenisnya, dan tidak ada yang namanya salah, jika sudah menyangkut perasaan hati.

Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi ternyata, yang kulakukan itu malah membuat Sherly berani untuk membalas ciumanku. Dia langsung melumat bibirku, dan seperti seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali. Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. Tapi sekarang aku yang bingung, karena dengan melihatnya bentuk tubuhnya saja (waktu di kantor), bisa membuat aku "konack", sekarang seluruh tubuhnya sudah melekat erat ditubuhku (walau masih memakai pakaian lengkap).

Kedua payudaranya terasa makin mengeras, akhirnya kuputuskan untuk menikmati keadaan ini, karena jujur saja, kadang-kadang, dulu akupun sering menghayalkan betapa nikmatnya jika bercumbu dengan si Sherly, apalagi jika berjalan di belakangnya, goyangan pantatnya ngajakin kita jual mobil (maksudnya ntar duitnya buat ngebayarin pan-tatnya, he.. he.. he..). tanganku mulai berusaha membuka kaosnya, karena aku tidak mau pandanganku yang tertuju kepada kedua payu-daranya, terhalang oleh kaos yang ia kenakan.

Pelan namun pasti, akhirnya bukan hanya kaosnya yang berhasil aku buka, BH nya pun sudah aku lepaskan. Sejenak aku terpana melihat keindahan bentuk payu-daranya itu, namun hanya sebentar, karena aku ingin segera menikmati dan merasakan keindahan itu, kuremas kedua susunya, dengan mesra aku mulai menghisap pu-tingnya yang sudah agak mengeras dan berwarna kecoklatan. Kucium dan kujilati bagian tubuhnya, mulai dari leher, terus bergerak turun dan menuju pu-tingnya kembali.

"Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh.. ennaakk banget Fik.. geli.. tapi nick..maatt.. teeruus.. aacchh.."

Sherly terus meracau menikmatinya. Aku terus merangsangnya, dan mencoba membuka celana jeans yang dipakainya, lantaran jeans yang dikenakannya sangat ketat, aku kesulitan untuk membukanya, untungnya Sherly mengerti, dengan agak mengangkat pantatnya, dia mulai mencoba menurunkan jeansnya sendiri. Dengan sabar, aku menunggu dan terus mempermainkan susunya. Setelah jeansnya terlepas, tangan Sherly berusaha untuk membuka semua yang aku kenakan. Satu persatu jari tangannya membuka kancing kemejaku, dan setelah berhasil membuka baju dan celana yang aku pakai, Sherly hanya menyisakan CD saja yang masih melekat ditubuhku.

Mungkin dia masih ragu untuk membukanya, karena diapun masih mengenakan CD. Walau diwajahnya terlihat, kalau dia sedang diamuk birahi, namun dia masih bisa menguasai pikirannya, aku yakin dia merasa takut di cap sebagai cewe yang agresif dan takut jika aku tidak menyukai tindakannya. Namun aku tetap menikmati suasana yang terjadi di dalam kamar hotel ini. Aku terus merangsang birahinya, ciumanku aku arahkan kedaerah perutnya, terus kebawah menyusuri lubang pusarnya, dan kedua tanganku, bergerak untuk membuka CD yang masih melekat ditubuhnya. Secara perlahan aku mencoba membuka CD nya, sambil terus mencumbunya, aku menciumi setiap daerah yang baru telihat ketika CD nya mulai bergerak turun. Sherly sangat menikmati semua sentuhan yang aku berikan, bahkan ketika CD nya telah terlepas, dan aku mulai menjilati me-meknya, dia terus mendesah dan malah membuka pahanya lebar-lebar agar lidahku bisa menjilati bagian dalam me-meknya.

Dengan keharuman yang khas, me-mek itu telah membuat aku betah berlama-lama mencumbuinya. Aku terus menjilati, dan dengan jari telunjukku, aku coba merangsang dia dengan memainkan kelen-titnya. Semakin aku percepat memainkan jari telunjukku, semakin cepat pula dia menggoyangkan pan-tatnya. Sherly terus mendesah dan meracau tak karuan.

"Aacchh.. terus sayang.. nikmatnya.. teruzzss.. lebih ke dalam lagi Rik.. teruuzzss.. yacchh.. benar.. jilati terus yang.. itu.. sayang.. acchh".

Karena rangsangan yang dia terima makin hebat, pan-tatnya bukan hanya digoyang-goyangkan, tapi malah diangkat-angkat ke atas, mungkin tujuannya agar lubang me-meknya yang lebih dalam ikut tersentuh oleh lidahku. Dengan bantuan jari-jariku, aku terus mengaduk-aduk isi memek Sherly, aku sentuh G-Spotnya secara perlahan, dia langsung menggelinjang, lalu kuelus G-Spotnya nya dengan jari tengahku, Sherly makin liar, seperti orang yang sedang ngigau, dia meracau tak karuan, tak jelas suara apa yang keluar dari mulutnya, karena yang aku tahu, lubang me-meknya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya, seluruh tubuhnya seperti menegang, tapi itu tak berlangsung lama, karena, dirinya langsung terdiam dan tergolek dengan lemas.

Melihat Sherly sudah mencapai orgasme, aku berusaha untuk tenang, tetapi kon-tolku sudah sangat tegang (walau masih tertutup oleh CD) dan ingin segera merasakan nikmatnya me-mek Sherly. Aku segera mencium dan menjilati "lubang surga" itu, agar Sherly bisa merasakan apa yang namanya multi or-gas-me. Usahaku ternyata berhasil, karena hanya dalam beberapa menit, tubuhnya kembali bergetar dan menegang. Diiringi desahannya yang sangat menggairahkan, Sherly kembali merasakan kenikmatan itu.

Karena beberapa kali mengalami or-gas-me, Sherly terlihat sangat lelah, meski tak dikemukakan, terlihat jelas bahwa dia sangat puas dengan oral yang aku lakukan. Dengan tersenyum, dia mencoba untuk melepaskan CD yang masih melekat ditubuhku. Tanpa ragu, dia mulai menjilat dan mengulum kon-tolku. Mendapat perlakuan seperti itu, aku yang semula mendominasi permainan, hanya diam saja menikmati permainan Sherly. Dengan bibir indahnya, dia mengulum dan mengeluar masukan kon-tolku ke dalam mulutnya, dan sesekali, dengan menggunakan kelembutan lidahnya, dia mengusap dan menjilat kepala kon-tolku.

Gila.. ternyata Sherly bukan hanya indah buat dilihat, ternyata Sherly mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merangsang dan memanjakan kita dalam permainan seksnya. Aku berusaha agar tidak sampai kebobolan ketika dia melakukan or-al terhadapku, namun kenyataannya, semua sper-maku telah memenuhi mulutnya, ketika secara reflek, aku menjambak rambut dan menarik kepalanya sambil mendesah menahan kenikmatan saat spermaku akan keluar. Tanpa perasaan jijik, Sherly menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya, seperti tidak puas, dia menjilati kon-tolku yang masih ada sisa-sisa sper-manya.

"Rik, enak juga ya rasa sper-ma lo, gurih-gurih gimana gitu..", kata Sherly memuji.

Aku hanya tertawa sebentar mendengarnya, karena bola mataku tetap memandang lekuk-lekuk tubuh Sherly yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya. Kuperhatikan lagi "lembah" yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, mungkin karena tergesek oleh lidah dan jari-jariku.

"Makasih ya Sher.. kataku sambil menciumi memeknya.

"Rik, boleh tidak kalau Sherly minta me-mek Sherly di jilatin lagi, abis enak banget sih..", tanya Sherly sambil memohon.

"Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Fik ngentot Sherly, soalnya kontol Fik udah tidak kuat nich, pengen buru-buru berada di dalam me-mek Sherly. Boleh yach?"

"Sherly takut Rik, kata temen-temen Sherly, rasanya sakit banget, tidak mau ah.. ntar kalau sakit gimana?", tolak Sherly.

"Pokoknya Sherly rasain saja nanti, Fik apa temen Sherly yang salah", kataku sambil mulai menjilati me-mek Sherly.

Dengan melebarkan pahanya, dan mempergunakan kedua tangannya, Sherly membantu melebarkan me-meknya agar mempermudah ku di dalam mencumbui me-meknya. Kujilati klitnya hingga dia menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat yang dia terima.

Sengaja aku terus menjilati klitnya, agar dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami or-gas-me, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cum-buanku kedaerah pu-tingnya yang sudah sangat kencang. Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut.

"Rik.. enak sekali sayang.. acchh.. oohh.."

Sherly menggelepar menahan bi-rahinya yang semakin besar. Kulihat jari lentik Sherly mulai bermain dibibir kema-luannya sendiri, dia terus mengelus, dan sekali-sekali memasukan jarinya ke dalam lubang me-meknya yang sudah sangat basah karena banyaknya cairan pelicin yang keluar dari dalam me-meknya. Sambil tetap membenamkan wajahku diantara dua gunungnya, tanganku secara perlahan menarik tangan Sherly yang sedang asik mengeluar masukan jarinya. Awalnya dia menolak, tapi ketika aku bimbing jarinya kearah kon-tolku, Sherly langsung menggenggam dan mengocoknya.

Setelah agak lama, aku meminta Sherly agar dia berada diatas tubuhku yang sudah dalam posisi berbaring. Dengan perlahan, dia menaiki tubuhku. Sengaja aku menggesek-gesekan kon-tolku diantara lubang me-meknya, ternyata benar, apa yang aku lakukan telah membuat kenikmatan yang dirasakan oleh Sherly makin menjadi-jadi, diapun mulai bergerak menggesekan kon-tolku ke bagian luar me-meknya. Akhirnya, walau dengan posisi berada di bawah, tanpa sepengetahuan Sherly, aku berusaha mengarahkan kon-tolku agar bisa memasuki lubang me-meknya. Sherly terus menggerakkan dan menggesekan me-meknya, dan tanpa disadarinya, ternyata kepala kon-tolku mulai bergerak memasuki me-meknya ketika dia menggerakan pan-tatnya dari atas ke bawah.

Terasa lembut sekali ketika kepala kon-tolku menyentuh bagian dalam dari lubang surganya, ada perasaan nikmat yang sulit untuk diungkapkan, dan tanpa terasa, sudah seluruh bagian kontolku berada di dalamnya. Seperti kesetanan, Sherly terus menggoyangkan pantatnya, sesekali terdengar rintihan dan erangannya. Akupun terus mengeluar masukan kon-tolku ke dalam lubang me-meknya (walau agak sulit karena posisiku berada di bawah).

Secara reflek Sherly langsung merebahkan tubuhnya diatas tubuhku ketika dia sudah mencapai or-gas-menya. Namun karena aku belum or-gas-me, aku langsung membalikan badannya agar berada di bawah tubuhku. Dengan sedikit santai, aku terus menggerakan "junior"ku, namun karena tubuh Sherly yang bersih dan terawat, birahiku tidak bisa mengerti jika aku ingin lebih lama menikmati kemulusan tubuhnya. Akhirnya sper-maku keluar di dalam kehangatan lubang me-meknya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4