Langsung ke konten utama

Kerikil Tajam Kehidupan 4


Setelah menjalani ujian akhir semester, aku, adit beserta teman-temanku angel, lidia dkk berlibur akhir tahun ke bali. Keesokan hari setelah perayaan tahun baru, sehari sebelum kami harus kembali ke surabaya adit mengajakku kencan berdua saja. Kami pergi ke sebuah mall sekitaran pantai kuta, usai memarkirkan mobil sewaan di area parkir terbuka mall, sebelum turun dari mobil adit memberiku sebuah bingkisan. "Beb lu simpen di tas dulu... " perintah adit padaku, "apaan nih ?" tanyaku pada adit, "udah simpen aja dulu lah..." paksa adit dan akupun menyimpannya di tas yang kubawa.

Setelah masuk kedalam mall suasana cukup ramai banyak turis lokal dan mancanegara, kamipun berjalan santai mengelilingi mall menikmati beberapa sisa acara tahun baruan hingga jam makan malam tiba. Usai makan malam di foodcourt "beb, lu sekarang ke kamar mandi trus buka bingkisan yang tadi gue kasih.." perintah adit, akupun mengangguk dan segera pergi ke toilet terdekat. Aku mengeluarkan bingkisan itu dari tasku dan membukanya, dibagian paling atas terdapat secarik kertas bertuliskan "beb, ganti pake baju yang gue kasih ini. Jangan pake daleman ! dan jangan nolak ! inget janji lu !".

Dibawah tulisan tersebut terdapat gaun halterneck warna biru tua, setelah kucoba ukur ternyata sedikit lebih kecil dari ukuran tubuhku. 'emang sih bisa masuk sih, tapi kalo ga pake daleman bisa keliatan semua nih... ' begitu yang kupikirkan, lalu aku keluar dari kamar mandi dan kembali ke adit, "yank, ngga muat... kekecilan nih... " alasanku, "yang bener beb, itu all size loh... " jawab adit. "iya tapi kekecilan sayank... ketat banget ama bodi aku " sahutku, lalu aku melanjutkan dengan suara pelan "apalagi kalo ngga pake daleman... ntar malah kelihatan semua... ". Kemudian adit menjelaskan kepadaku "ohh, kirain gue ga muat beneran... beb, inget ga waktu kita ml, kalo gue bisa crot tiga kali.. lu bakal ngelakuin apapun yang gue minta... ", aku mencoba beralasan "ya tapi kan... ", namun sambil adit tersenyum sambil menunjuk ke toilet "ato mau gue bantuin ?".

Akupun terpaksa menuruti kemauan adit dan masuk kembali ke toilet wanita, lalu kupakai mini-dress tersebut. kulihat baju yang kukenakan menempel ketat hingga memperlihatkan dengan jelas bentuk pepaya payudaraku, dibagian depan terdapat resleting yang bisa membuka penuh dari atas hingga kebawah, sedangkan pada bagian bawah berupa terusan rok ketat sekitar 10 centi menutupi selangkanganku. Melihat penampilanku seperti itu aku terdiam sejenak, 'busyet.. putingku nonjol.. bagian bawah pendek banget, kalo aku naik elevator bisa keliatan nih... lepasin lagi aja deh... tapi ntar adit marah... ' pikirku, jantungku berdetak kencang tiba-tiba aku merasakan sebuah sensasi dari area selangkanganku 'ahh.. masa bodoh... ngga apalah.. lagian ini kan dibali... banyak kok bule-bule ga pake daleman juga... seru juga sih... diliatin cowok-cowok nakal... pasti mereka pengen banget intip tubuh aku yang seksi ini... apalagi dengan payudaraku ini, ouww... pasti bikin cowok-cowok pingin ngeremes-remes... terus mereka mainin lidahnya diputingku... enak banget rasanya... ' sambil berpikir perlahan aku merasakan sebuah sensasi yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, lalu aku mulai menurunkan resleting, tangan kananku mulai meremas-remas payudaraku dan tangan kiriku memainkan klitoris.

Disaat aku mendesah "mm.. ahh.. ahh..." menikmati sensasi masturbasiku yang mulai nikmat, tiba-tiba 'klek..' terdengar bunyi seseorang memasuki kamar mandi wanita. 'Ohh shiitt...' aku mengumpat dalam pikiranku, "sial.. nanggung banget... " gerutuku dengan pelan. 'mm.. pake celana dalem aja deh... kalau rambut kemaluanku sampai kelihatan kan malu... ' ujarku dalam hati sambil mengenakan celana dalam. Lalu disaat mulai berjalan keluar toilet menuju meja tempat adit berada, aku merasakan kedua buah payudaraku yang seperti pepaya ini bergoyang kekanan dan kekiri.




Hingga tiba di meja tempat adit berada "beb, lu cantik banget pake baju gini... " ujar adit memujiku, "malu banget nih... semoga aja ngga ketemu siapa-siapa... " sahutku sambil mencoba menutupi bagian dadaku dengan tas yang kubawa. "beneran... gue lihat dari jauh aja udah kayak model papan atas lu beb... " puji adit lagi akupun tersipu malu.

Lalu sambil mulai kembali berjalan tangan adit merangkul dan meraba pinggulku, "beb, lu masih pake celana dalem ?" tanya adit, "sayank, aku malu... aku belum cukur... bagian bawah sini masih kayak hutan rimba... aku ngga pede.. " jawabku. "ohh ya udah kalo gitu dicukur aja beb..." ujar adit dengan ringan, "iya, tapi lain kali aja yank... ntar pasti aku cukur kok... " jawabku namun adit hanya diam dan tak menyahuti lagi.

Sambil terus berjalan menyusuri lorong-lorong mall jantungku terus berdegup, perasaanku masih tak karuan bercampur antara takut dan senang. Beberapa kali aku mendapati mata-mata yang memandangi payudaraku yang bergoncang kekiri dan kekanan serta berusaha mencari tahu sesuatu yang ada di balik rok ketat ku ini.




Setelah kami mencapai pinggiran pantai, aku melihat ada sebuah kafe "yank, mampir kafe itu bentar yah... pemandangan disini bagus banget... " ujarku, "oke beb.." jawab adit. Tak berapa lama usai membeli dan minum kopi sambil menikmati live-musik, "beb, gua ke toilet dulu ya... " sambil beranjak dari tempat duduknya adit mampir ke meja kasir lalu berjalan keluar kafe berbelok kekiri hingga tak terlihat lagi.

Sambil bersantai menikmati alunan musik yang dimainkan oleh para pemain musik, aku mencoba agar bisa menikmati tatapan mata beberapa lelaki yang berusaha mengintip payudara dan selangkanganku. Tak terasa sekitar 10 menit kemudian tiba-tiba bunyi sms di-hpku, "beb, keluar dari kafe trus belok kiri, kiri, kanan, gue tunggu di ujung. gpl.".

Setelah mengikuti petunjuk tersebut, tak sampai 5 menit aku bertemu adit didepan toilet. Lokasinya yang di ujung dan tak banyak dilalui membuat toilet tersebut pengunjung, sebelah kanan terdapat lambang toilet pria dan sebelah kiri terdapat lambang toilet wanita. "Yank, ngapain kesini aku ngga kepingin pipis kok ?" tanyaku, belum menjawab pertanyaanku adit langsung menggandengku memasuki toilet pria. "Yank, ini kan toilet cowok ?" tanyaku lagi, "udah cepet mumpung ngga ada orang beb.. " sahut adit sambil memaksaku memasuki toilet pria. Aku kebingungan 'mau ngapain nih ?', lalu adit menarikku memasuki sebuah bilik didalam toilet.

Setelah menarikku masuk kedalam adit segera mengunci pintu, belum sempat bertanya lagi adit langsung mencumbuku dengan liar membuat nafsu birahiku terbakar. Akupun mencoba membalas cumbuan adit dengan menjulurkan lidahku masuk kedalam mulutnya lalu melawan kembali jilatan lidahnya. Ditengah panasnya cumbuan antara aku dan adit tiba-tiba tangan adit meremas kedua payudaraku membuatku semakin tak mampu berkonsentrasi dengan permainan cumbuanku.

Liang vaginaku semakin basah, aku semakin ingin mendesah. Nafasku semakin memburu, lalu adit melepaskan cumbuan kami, dan menurunkan resleting mini-dressku ke bawah membuat kedua payudaraku terekspos. Sambil kembali meremas-remas payudaraku, ia mulai mencium dan menjilat puting payudaraku "ahh... ohh... " aku mendesah merasakan kenikmatan jilatan di puting payudaraku. Adit terus memainkan kedua payudaraku dengan tangan dan mulutnya membuatku sensasi kenikmatanku semakin memuncak, kedua kaki ku mulai bergetar, rintihanku semakin keras.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, bunyi langkah seseorang memasuki toilet. Seketika itu juga aku menutup mulutku dengan kedua tanganku dan berusaha tak mengeluarkan suara rintihan. Namun adit justru menurunkan tangannya keselangkanganku dan menarik kesamping celana dalamku lalu menaruh kedua jarinya tepat di depan liang vaginaku sambil tersenyum jahat. Bersamaan dengan suara langkah yang semakin mendekat perlahan adit memasukkan kedua jarinya ke dalam liang vaginaku, aku menggelengkan kepalaku 'ohh no... jangan.. jangan.. bakal ketahuan nih... no... adit akan melihatku diperkosa orang itu... atau aku akan melayani dua lelaki sekaligus...' pikiran itu membayangiku, membuat nafsu birahi dalam tubuhku semakin ingin meledak. Lalu dengan perlahan adit mengocok vaginaku, akupun berusaha mengontrol tubuh dan pikiranku agar tak sampai orgasme.

Lalu ketika terdengar bunyi air kran dinyalakan tiba-tiba adit dengan keras mengocok vaginaku. Seketika itu juga urethraku tak terkontrol menyemburkan air kencing berkali-kali ke lantai toilet, terdengar suara "ehem..." dari orang yang tadi memasuki kamar mandi. Aku berusaha mengontrol pikiranku membuat tubuhku tetap tersadar, namun kedua jari adit terus menggesek dan menekan g-spotku. Setelah beberapa saat urethraku menyemburkan air kencingnya dengan keras, seluruh tubuhku mengejang aku mengalami orgasme, kakiku tak lagi mampu menopang tubuhku. Ketika aku hampir terjatuh, adit menopang tubuhku dengan lalu menggiring tubuhku hingga terduduk di atas kloset.

Dengan tubuhku yang masih gemetaran, adit dengan perlahan mengangkat kedua kakiku lalu menghujamkan penisnya ke dalam liang vaginaku. Aku berusaha tak membuat suara dari kenikmatan yang diberikan oleh penisnya, untunglah setelah beberapa tusukan terdengar bunyi pintu terbuka dan langkah seseorang keluar menjauh dari toilet. Adit semakin keras menusukkan penisnya hingga menghantam cerviks ku, aku merasakan sensasi kenikmatan dari dalam perutku.

Tak lama setelah beberapa kali hujaman penis adit, air kencing kembali memenuhi urethraku namun tiba-tiba adit mencabut penisnya dari liang vaginaku lalu mengocoknya hingga menyemburkan sperma nya di dadaku. Kemudian ia memegang dan mengusapkan kedua telapak tanganku di kedua payudaraku membuatnya terolesi rata dengan sperma. Sambil menutup kembali resleting mini-dressku "beb, jangan dibersihin.. " pinta adit, "iya... tapi yank, aku nanggung nih.. " protesku pada adit, "iya tau... beb, lu disini dulu tunggu sms gue.." sahutnya dengan nada ringan sambil beranjak keluar.

Sambil menunggu kabar dari adit tiba-tiba terlintas dalam benakku 'hmm... emang deg-deg an sih.. tapi menyenangkan juga kok... ', lalu aku mencoba bermasturbasi menyelesaikan orgasmeku yang belum tuntas. Hanya selang beberapa detik saja, belum juga aku mencapai klimaks tiba-tiba terdengar bunyi sms, "cepet keluar sekarang !". Aku bergegas membetulkan celana dalamku namun sebelum keluar aku mencoba memberanikan diri menurunkan resleting hingga berada ditengah-tengah antara kedua payudaraku.

Ketika keluar dari kamar mandi, "wow... kamu makin seksi beb... " puji adit, aku hanya tersenyum. Setelah kembali ke kafe yang tadi, sambil menikmati camilan yang dihidangkan aku juga menikmati sensasi mata-mata nakal yang terus memandangi tubuhku. Tak terasa sudah pukul 9 malam lebih, lalu aditpun mengajakku dengan berjalan kaki ke sebuah diskotik yang letaknya tak jauh dari mall tersebut.

Sesampainya di diskotik tersebut, kami berjalan menaiki tangga di lantai dua disana aku melihat banyak sekali turis lokal dan asing yang sedang asik berjoget mengikuti irama dentuman musik yang dimainkan oleh seorang dj. Adit mengajakku menaiki tangga sekali lagi ke lantai tiga, disana adalah tempat untuk menikmati minuman. Adit memesan minuman di meja bartender, aku memilih tempat duduk diarea agak tengah ruangan. Sambil menunggu adit yang cukup lama memesan, aku mencoba menggoda beberapa pasang mata lelaki yang penasaran dengan tubuhku.

Sambil mengawasi sekeliling dengan perlahan aku membuka kedua kakiku sambil mengusap leherku, terlihat beberapa lelaki nakal yang mencoba menggodaku kembali namun aku hanya tersenyum. Aku mencoba melihat sekelilingku lagi, terlihat seorang lelaki yang melihat area selangkanganku dengan raut wajah serius, 'hihihi... kasian deh... penisnya pasti dah tegang banget...' pikirku sambil terus melihat sekelilingku.

Tiba-tiba sekilas dari meja ujung ruangan terlihat seseorang melihatku dengan tatapan yang tajam, wajahnya seperti mafia jepang, akupun langsung takut tertunduk dan menutup selangkanganku kembali. saat itu juga terlintas dalam pikiranku 'adit, tolong aku bakal diculik dan diperkosa... kamu ngapain aja sih, cepet balik donk...', untungnya tak lama adit tiba dengan membawa dua buah gelas minuman. "kenapa beb, kok lu keliatan takut gitu sih ?" tanya adit, "ohh.. ngga, ngga apa kok yank.. cuman malu aja diliatin... " jawabku, "ohh... tadi udah pede, kok sekarang malu lagi sih... udah minum dulu biar ngga malu lagi... " ucap adit, "ya tapi ntar jangan marah kalo jadi malu-maluin ya... " jawabku menggoda adit, lalu ia pun tertawa. Mungkin sekitar satu jam lebih kami bercanda-tawa sambil terus memesan minuman keras. Aku sudah benar-benar mabuk, usai minuman terakhir adit mengajakku turun ke lantai dua untuk menikmati dentuman musik dan berjoget.

Diriku yang dilanda mabuk dan ramainya suasana saat itu membuatku tak lagi ingat dengan rasa malu akan pakaian yang kukenakan. Aku meliuk-liukkan tubuhku mengikuti dentuman musik, begitu pula dengan adit mengikuti irama sambil meraba tubuhku. Beberapa saat kemudian tubuhku mulai terangsang, sambil bergoyang aku mencoba meraba balik tubuh adit dan beberapa kali ciumanku mendarat diwajahnya. Tangan aditpun beberapa kali meremas payudaraku, membuatku semakin bergairah.


Setelah beberapa kali mendapatkan rangsangan dari adit, sambil terus bergoyang aku mulai mendesah, lalu kugiring tangan adit meraba selangkanganku menunjukkan celana dalamku yang semakin basah, lalu adit segera menggandengku dan berjalan keluar dari diskotik menuju pantai dekat mall yang tadi. Sesampainya di pantai adit membawaku ke balik sebuah batu yang besar, lalu ia mulai mencumbuku. Akupun membalas serangan adit dengan melumat kembali bibirnya, dengan perlahan adit mendorongku hingga telentang di pasir-pasir. Resletingku ia turunkan hingga paling bawah sambil terus melumat bibirku, iapun mulai meremas payudaraku.

Nafsuku yang sejak tadi tak terlampiaskan kini membuatku semakin agresive, dengan lincah tanganku membuka celana jins yang adit kenakan. Aku mencoba mengocok penis adit, namun karena posisiku yang tak mendukung membuat adit sepertinya tak terlalu menikmatinya. Adit segera menaikkan tubuhnya dan mengarahkan penisnya ke mulutku, akupun segera memegang kembali penisnya dan memasukkannya kemulutku. Kemudian dengan perlahan adit mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, menghujamkan setengah penisnya ke tenggorokanku. Beberapa kali tusukan penisnya membuatku tersedak, akupun tak tahan dan segera mendorong penisnya keluar dari mulutku.

Akupun terbatuk-batuk namun untungnya tidak sampai muntah, tanpa menunggu kondisiku pulih adit melepaskan celana dalamku lalu membalikkan tubuhku dan mempenetrasi liang vaginaku dalam posisi doggy style. Hanya beberapa tusukan dari penisnya saja urethraku terasa penuh dengan air kencing, aku tak menghiraukan rasa ingin pipis tersebut. Namun setelah beberapa saat kemudian rasa ingin pipis tersebut semakin kuat, aku menjadi semakin tak menikmati penetrasi adit, lalu “stop.. stop.. “ pintaku untuk memastikan rasa ingin pipis tersebut. Tapi adit justru semakin memperkencang tusukan penisnya, membuatku semakin tak bisa menahan rasa ingin pipis tersebut. Lalu dengan kedua tanganku sekuat tenaga aku menghentikan goyangan tubuh adit, disaat setengah batang penisnya masih di dalam liang vaginaku air kencingku mengalir turun dari urethraku membasahi pasir dibawahku. “ahhh... “ lengguhku merasa lega,

Tanpa menunggu lama lagi adit menghujamkan kembali penisnya, pinggulnya menabrak pantatku membuat payudaraku bergoncang menggesek pasir yang ada dibawahku, "ahh... ahh.. ahh... " rintihku merasakan sensasi kenikmatan diselangkangan dan kedua payudaraku. Tak lama kemudian adit mencabut penisnya dan membalikkan kembali tubuhku telentang di hadapannya, lalu dengan cepat adit mencolokkan kedua jarinya ke liang vaginaku. Dikocoknya vaginaku dengan cepat, jarinya menekan dan menggesek g-spotku membuatku nafsu birahiku meningkat tajam. "ahh... ahh... yess... ahh.. ahh.. " rintihanku mendekati orgasme, adit semakin cepat mengocok vaginaku, tak lama aku mengalami orgasme "ahhh... yesssss... " sambil meremas pasir disampingku. Tanpa menunggu orgasmeku selesai adit langsung menghujamkan penisnya ke liang vaginaku, tubuhku terasa semakin lemas.

Aku tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu datangnya orgasme yang berikutnya, adit mencumbuku dan meremas-remas kedua payudaraku membuat sensasi kenikmatanku tak kunjung mereda. "ohh. ohh.. no.. stop.. stop... " rintihku, dengan cepat aku mengalami orgasme kedua. Tak berhenti sampai disitu adit terus menggenjot penisnya, tubuhku semakin lemas dan gemetaran, nafaskupun semakin tak karuan, gelombang orgasme ketiga hampir mendekat, "ohh.. ohh.. shittt.." rintihanku semakin keras. Adit segera melepaskan hujaman penisnya, menutup mulutku dengan tangannya dan mengocok vaginaku dengan cepat. "mmm... mmm.. mmm.. " sambil menggelengkan kepalaku akupun mengalami orgasme panjang, jantungku terasa berdegup kencang, tak seberapa lama kemudian kesadaranku mulai memudar.

Perlahan aku mendengar suara ombak dan bunyi burung di langit, aku mulai membuka mataku. Tubuhku masih tertidur diatas pasir, langit masih gelap, pakaian yang kukenakan masih terbuka lebar namun kini kedua tanganku terikat ke belakang, lalu aku berusaha bangkit dari posisi tidur telentangku. Setelah kulihat sekelilingku ternyata sepatu, tas dan celana dalamku hilang, lalu diantara selangkanganku terdapat secarik kertas bertuliskan, "beb, gue tunggu di mobil !". 'sialan, aku di tinggal sendirian dipantai dengan kondisi setengah bugil gini...' sambil memikirkan hal itu tiba-tiba aku tersadar bahwa rambut di kemaluanku kini menjadi gundul tanpa sehelai rambutpun. 'waduh.. aku habis diapain aja nih.. ' sambil mengecek selangkanganku aku merasakan lengket-lengket diwajahku. Aku berusaha melepas ikatan kedua tanganku namun tak berhasil, setelah beberapa saat 'udahlah... mending balik aja, daripada keburu matahari terbit ntar malah banyak orang... malah ga bisa balik...' pikirku sambil berusaha berdiri aku berusaha menutupkan kedua payudaraku dengan gaun yang masih kukenakan, namun usaha itu tak berhasil.

Lalu sambil mengawasi sekitarku perlahan aku berjalan mencari jalan menuju tempat tadi adit memarkirkan mobilnya, 'aditt... tolongin donk... kalo sampe kelihatan orang lain aku bisa diperkosa nih... apalagi miss-vku sekarang gundul gini, keliatan jelas lubang vaginaku...' pikiran yang terlintas dalam benakku. Aku diam-diam melangkah memasuki mall, dengan terus mengawasi sekitar aku terus berjalan melewati lorong-lorong mall, kondisi dalam mall sepi dan cukup gelap. Ketika hampir mencapai area parkir aku melihat seorang satpam duduk berjaga, aku menunggu beberapa saat agar satpam tersebut pergi. Namun setelah kuperhatikan dengan seksama satpam tersebut ternyata tertidur, lalu dengan perlahan aku mencoba melewati satpam tersebut, untunglah aku tak mengenakan sepatu sehingga lebih mudah untukku melewati satpam tersebut tanpa mengeluarkan bunyi. Angin kencang berhembus saat aku mencapai area parkir terbuka, disana tersisa beberapa mobil, salah satunya mobil sewaan kami.

Aku berusaha membangunkan adit dengan menggoyangkan mobil tersebut, setelah beberapa saat adit terbangun dan membukakan pintu untukku. Setelah aku masuk kedalam mobil, "kamu bener-bener gila ya ! " ucapku dengan nada agak keras sambil memalingkan tubuhku memintanya membukakan ikat di kedua tanganku. "sabar beb, jangan marah-marah dulu... " ujar adit berusaha meredakan emosiku, "kalo aku diperkosa orang gimana tadi ?!" tanyaku dengan nada marah, setelah kedua tanganku terlepas aku berbalik lalu plakk... bunyi telapak tanganku menampar pipi adit.

Adit hanya terdiam, 'oopss.. kayaknya aku terlalu keras deh... ' terlintas di pikiranku. "maafin ya yank, aku terlalu keras.. " sambil mengelus-elus pipi adit, lalu adit memegang tanganku yang mengelus-elus pipinya dan berkata "beb, lu janji bakal nurutin apapun kemauan gue... sekarang napa lu malah marah-marah ?" tanya adit dengan nada serius, "iya.. emang sih.. tapikan.. tapikan aku ga ngira kamu mau yang seperti ini.. " jawabku perlahan sambil tertunduk, sesaat kami terdiam.

"gue tanya ya, lu jawab jujur... lu keberatan kalo badan lu gue pamerin ke orang-orang ?" tanya adit serius, "ya kalo yang seperti tadi aku bener-bener takut yank... " jawabku pelan. "gue tanya lu keberatan apa ngga ?" tanya adit lagi, "ya kalo ngga se-ekstrem tadi sih ngga apa.. aku ngga keberatan... " jawabku. "oke, ekstrem itu yang gue tinggal di pantai sendirian tadi ?" tanya adit dengan nada sedikit mereda, "iya, tadi aku bener-bener takut... kalo sampe diperkosa orang-orang ga aku kenal trus hamil gimana ?" tanyaku dengan nada sedih.

Adit terdiam sejenak, ia terlihat berpikir "maafin gue ya beb, kayaknya gue tadi terlalu ekstrem, gue ga sadar kebawa suasana.. " jawab adit meminta maaf padaku, akupun membalasnya "jujur sebenernya aku ga keberatan badanku ini kamu pamerin, tapi jangan seperti yang tadi ya... aku jalan sendirian setengah telanjang... untung ga diperkosa orang tadi... “, aku terus melanjutkan curhat sambil memakai celana dalam yang tadinya dipakai untuk mengikat kedua tanganku, lalu menutup resleting halterneck mini-dressku. Usai berbenah adit menjalankan mobilnya kembali ke hotel. Jam menunjukkan hampir pukul 3 subuh, sebelum kembali ke kamar aku membersihkan diri di toilet umum. Lalu kembali ke kamar, untung saja teman-teman sekamarku sudah pada tertidur semua. Ke-esok paginya kami semua berkemas dan kembali ke kota asalku.

Semenjak kejadian di bali aku mulai berani berpakaian seksi di tempat umum, hingga pada tahun tiba hari ulang tahunku yang saat itu jatuh pada hari minggu. Kami merayakannya berdua di sebuah resto hotel yang cukup terkenal.

Usai merayakan ulang tahunku jam menunjukkan hampir pukul 9 malam dan seperti biasa sehabis berkencan aku selalu mampir ke rumah adit untuk bersetubuh. Sesampainya di rumah adit, dengan alasan akan memberiku surprise, ia menutup kedua mataku dengan menggunakan blindfold. Lalu menggiringku memasuki sebuah ruangan, dengan perlahan ia menarik kebawah dan melepaskan kemben yang kukenakan, membuat tubuhku langsung telanjang bulat, kemudian ia merebahkan tubuhku di atas sebuah ranjang. Bunyi rantai krang... krang... sempat membuatku ketakutan, teringat dengan trauma masa laluku dengan herman.

Lalu satu per satu kedua pergelangan tangan dan kakiku di ikatnya, empat buah rantai kini menarik tubuhku membentuk huruf X, aku mencoba meronta-ronta membebaskan ikatan namun kencangnya ikatan rantai itu membuatku tak bisa banyak bergerak. Kemudian perlahan kepalaku diangkat, mulutku disumpal dengan menggunakan sebuah ball-gag yang kemudian diikatkan di belakang kepalaku, "nnggg... nnggg..." hanya itu suara yang bisa kukeluarkan. Lalu dileherku diikatkan seuntai sabuk.

Aku sungguh penasaran dengan apa yang akan dilakukan adit pada diriku, tiba-tiba rasa basah dan hangat menempel di daguku. Rupanya adit menjilati wajahku dari dagu hingga pipiku, berulang kali ia menjilati bagian kiri dan kanan wajahku. Tanpa bisa banyak bergerak, melihat dan berbicara membuat tubuhku semakin terfokus pada rangsangan yang diberikan adit.

Mulailah ia turun melalui leher menuju bagian dadaku, dengan perlahan tanpa menyentuh putingku ia menjilati area payudaraku. Setelah beberapa jilatan mengitari payudaraku berpindah dari kanan ke kiri dan sebaliknya, membuatku merasa jengkel 'jilat putingku... putingku... ahhh... putingku...' dalam benakku. Aku semakin meronta-ronta, ingin rasanya kujilat sendiri putingku. Air liurku mengalir semakin banyak, membuatku berkali-kali harus menelannya. "nggg... nggg..." aku mencoba berteriak, tak tahan untuk segera mencapai klimaks. Tiba-tiba secara bersamaan payudaraku dihisap dan diremas membuat sekujur tubuhku menegang, "nnggggg... " aku berteriak panjang sambil menggelinjang merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa.

Aku terengah-engah "ngghhh... ngghh...", namun nafsuku belum mereda. Adit masih terus meremas-remas payudaraku, lalu ia mulai menggiring turun lidahnya menuju selangkanganku. Sekali lagi ia tak langsung menuju klitorisku, dan hanya berputar-putar menjilati sekitar selangkanganku. Aku mencoba menggigit dengan keras ball-gag yang ada dalam mulutku, berharap adit segera menjilat klitorisku. Aku berusaha meronta "nggg... nggg..", sambil mencoba mengangkat pinggulku mengarahkan klitorisku ke lidah adit.

Hingga beberapa saat kemudian sensasi kenikmatanku mulai memuncak, sambil merasakan urethraku yang ingin menyemburkan air kencing aku merintih "nnggg.. nggg... ". Adit terus melancarkan serangannya menjilati sekitar selangkanganku membuatnya perlahan terasa menebal, tiba-tiba adit menghentikan jilatannya disaat aku hampir mencapai klimaks, 'ugghh shiittt... dikiiit lagiiii... ' gerutu dalam benakku.

Selama beberapa saat suasana menjadi hening, aku tak tahu dimana adit berada sekarang. Tiba-tiba terdengar bunyi rrrrr..., sebuah alat bergetar kencang menyentuh klitorisku membuat sensasi kenikmatan mengalir kencang dari selangkangan ke otakku. Aku dapat merasakan beberapa tetes air kencingku mulai mengalir keluar, "nnggggg.... " rintihku semakin kencang tiba-tiba bunyi getaran itu mendadak hilang 'ohhh... shiittt... noo...' benakku.

Suasana menjadi hening kembali, tiba-tiba rrrr... bunyi getaran alat tersebut kembali menekan klitorisku. aku mengangkat pinggulku dan merintih hampir mencapai orgasme. Tiba-tiba bunyi tersebut hilang kembali, 'ouwww... shiitttt... pleaseeee... dikit lagiiii.... ' pintaku dalam hati. Lalu rrrr... bunyi alat tersebut menggetarkan klitorisku lagi. "nnggg... " aku merintih sambil menggigit ball-gag yang kukenakan semakin kencang. Air kencing di urethraku segera menyembur, 'ohh yess... aku orgasme...' pikirku. Tiba-tiba bunyi dan getaran itu hilang lagi, 'aaahhh... adiiitttt... pliss... pliss.. plisss...' teriakku dalam hati.

Aku mencoba memberontak dengan menggelinjang, namun tubuh adit dengan kuat menahanku. Tiba-tiba rrrrr.. bunyi vibrator itu dinyalakan lagi, 'ohh yess.. dikit lagi' pikirku senang, namun tak sampai satu detik kemudian tiba-tiba getaran tersebut ditarik dari klitorisku. 'ohh.. shit..' pikirku, lalu dalam sekejab alat tersebut kembali menekan klitorisku, "nngggg..." aku kembali merintih panjang. Lalu tak sampai satu detik alat tersebut ditarik lagi, 'ohh.. pliss.. pliss.. sekali ajaaaa... ' aku memohon-mohon dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. Ditekannya lagi alat tersebut ke klitorisku, "nggg..." rintihku dan di tariknya lagi.

Berulang kali adit melakukan hal itu hingga membuatku benar-benar tersiksa, namun justru disaat aku pasrah dan hampir menyerah tiba-tiba adit dengan keras menekan alat tersebut ke klitorisku. Seketika itu juga "nnngggggggg..." aku melengguh kencang dan menggigit sekencang-kencangnya ball-gagku, otot-otot tubuhku serasa tertarik amat kencang. Yang ada dalam pikiranku hanyalah surga kenikmatan dunia, dan tak lama kemudian tubuhku mengejang, mulutku gemetaran dan nafasku tak karuan. Aku mengalami orgasme yang cukup panjang.

Sesaat setelah orgasmeku mereda, aku merasakan kasur disekitar selangkanganku terbanjiri oleh cairan hangat yang kurasa adalah air kencingku sendiri. Kemudian adit mulai melepas satu per satu rantai yang di kedua kaki ku, lalu mengangkat kedua kaki ku ke atas membentuk huruf U. Lalu ia mulai menghujamkan penisnya kedalam liang vaginaku, aku masih belum mampu memberikan perlawanan, tubuhku masih lemas. "nngggg... ngggg.." aku hanya mampu merintih. Semakin lama tusukan penisnya semakin cepat dan keras hingga menabrak cervixku, membuatku sensasi kenikmatanku kembali memuncak dengan cepat. "nnggggggg..." aku kembali melengguh kencang merasakan orgasmeku yang ketiga.

Sesaat kemudian adit mengangkat kepalaku dan melepaskan ball-gag yang ada di dalam mulutku. Lalu menghujamkan penisnya ke dalam mulutku, ia mengocok kepalaku untuk mengulum penisnya. Beruntung adit hanya memasukkan sepertiga dari batang penisnya, setelah tenagaku pulih dengan perlahan akupun membantunya dengan menaik-turunkan kepalaku mengulum penisnya.

Tak hanya basah oleh cairan miss-vku saja, namun air liurku membuat penisnya semakin licin keluar dan masuk ke tenggorokanku. Tiba-tiba disaat sepertiga batang penisnya berada dalam mulutku, adit menahan kepalaku dengan kuat, seketika itu juga penisnya menyemburkan sperma panas dalam tenggorokanku dan langsung mengalir masuk menuju lambungku. Aku dapat merasakan penisnya berdenyut berkali-kali dalam tenggorokanku.

Usai mengeluarkan sperma nya ke dalam tenggorokanku, adit melepaskan rantai yang mengikat kedua tanganku. Kejutan yang adit berikan benar-benar membuatku bahagia. Kini ia menggiring tubuhku ke turun ke samping ranjang, dan mencoba mengikat kedua lenganku dibelakang punggungku.

"Ehm.. stop... stop... berhenti dulu sayank... ehm... " ujarku sambil merasakan sisa cairan spermanya yang masih lengket dalam tenggorokanku, "knapa beb ?" tanya adit. "ehm... tunggu dulu, aku mau kasih something yang bener-bener spesial buat kamu hari ini... tunggu disini ya... " jawabku sambil melepaskan blindfold yang menutupi mataku, lalu aku bergegas mengambil peralatan dari dalam tasku dan masuk ke kamar mandi.

Sesampainya didalam kamar mandi aku mengunci pintu, lalu aku duduk di atas kloset. Aku mengambil nafas dan mengusap-usap perutku agar lebih rileks. Setelah benar-benar tenang dan rileks dengan perlahan aku memasukkan jariku kedalam anusku, sambil memutar dan memilin-milinnya. Setelah yakin dengan lubang anusku, lalu aku menyemprotkannya enema masuk ke dalam anusku, kemudian aku mengambil selang yang ada disampingku dan perlahan kumasukkan air ke dalam anusku.

Aku dapat merasakan dinginnya air yang masuk kedalam perutku, setelah beberapa saat perutku penuh dengan air bercampur enema, perutku mulai terasa kram. Lalu aku segera mematikan kran dan mencabut selang dari anusku. Sambil menekan-nekan perutku mulai berbunyi krukk.. krukk... , lalu keluarlah kotoran yang ada dalam perutku. Aku segera menekan tombol flush untuk membersihkan kotoran yang telah keluar, dan kembali memasukkan enema serta air ke dalam anusku. Beberapa kali aku mengulanginya hingga tak ada lagi kotoran yang keluar.

Tanpa terasa hampir satu jam aku didalam kamar mandi, waktu sudah menunjukkan pukul 1/2 11 malam. Setelah keluar dari kamar mandi, dengan membawa sebotol pelumas aku memberanikan diri keluar menuju balkon. Adit duduk diranjang sambil melihatku beraksi di bawah lampu balkon yang remang-remang.

Aku duduk di sebuah kursi, dengan perlahan kuangkat kedua kakiku keatas membentuk huruf M. Perlahan aku mencoba menggoda adit dengan membelai selangkanganku seolah aku sedang bermasturbasi, kemudian kukucurkan pelumas itu dari atas selangkanganku dan kuoleskan perlahan hingga merata.

Aku mengulanginya beberapa kali sambil mulai memasukkan sedikit demi sedikit pelumas itu ke dalam anusku. Setelah yakin anusku cukup terlumasi, aku memanggil adit dengan jari-jemariku. Merasa tertantang aditpun beranjak berdiri dan menghampiriku, lalu aku membisikkan “sayank.. hari ini masukin ke anusku... “. Tanpa membalas bisikanku ia langsung mencium dan melumat bibirku.

Kemudian ia mulai menyiapkan penisnya untuk menerobos benteng pertahanan anusku. Akupun mencoba merilekskan anusku dengan mengelus-elus perutku sambil membayangkan kenikmatan ber-anal. Sesaat kemudian perlahan penisnya mulai menerobos otot paling luar anusku, aku terus mengatur nafas agar tetap tenang dan rileks.

Dengan perlahan penisnya terus menerobos masuk ke dalam anusku, hingga beberapa saat kemudian setengah batang penisnya akhirnya masuk ke dalam lubang anusku. Setelah itu adit kembali menarik penisnya membuat anusku terasa seperti buang air besar, ditengah-tengah tarikan penisnya ia kembali menghujamkannya penisnya masuk dalam anusku. Kali ini aku benar-benar merasakan sensasi yang berbeda dari yang biasa.

Hingga beberapa saat kemudian adit terus berusaha menghujamkan penisnya semakin kedalam, aku mulai merasakan perutku seperti ditusuk-tusuk dari bawah namun aku terus berusaha untuk tidak panik dan tetap tenang. Setelah berulang kali penisnya keluar masuk dan menekan semakin kedalam, aku mulai merasakan pinggulnya menghantam pantatku, menandakan batang penisnya yang sepanjang 21 centimeter dari ujung hingga pangkal benar-benar telah masuk seluruhnya kedalam lubang anusku.

Setelah beberapa saat menusuk-nusuk anusku tiba-tiba adit menghentikan dan mencabut penisnya, lalu ia menggiringku tubuhku untuk berdiri membungkuk menghadap ke danau. Adit memasukkan kembali kepala penisnya ke dalam anusku lalu menarik kedua tanganku ke belakang menghujamkan penisnya ke dalam anusku dengan kuat hingga dalam sekejab seluruh batang penisnya langsung masuk kedalam lubang anusku. "uuuhhhhhh... " lengguhku panjang saat merasakan tusukan yang begitu kuat.

Lalu ia mulai menarik dan menghujamkan kembali penisnya keluar masuk lubang anusku, kini aku berusaha untuk mencari dan merasakan sensasi kenikmatan dalam anusku. Semakin lama tusukan penisnya semakin kuat dan cepat. Disaat aku telah menemukan dan merasakan kenikmatan anal seks, aku mulai merintih "ahhh.. ahh.. ahh... ", namun tak lama kemudian tiba-tiba adit menghujamkan penisnya dengan keras, "oouuuhhh... " lengguh adit panjang, ia menahan posisi penisnya sambil menyemburkan lahar panas nya didalam anusku.

Sesaat kami terdiam, lalu tanpa mencabut penisnya dari anusku adit menciumi leher dan pipiku dari belakang. "lu bener-bener luar biasa beb... thank you buat analnya... i like it very much... and i luv u too... " rayu adit sekaligus berterima kasih atas pelayananku. "ur welcome sayank.. i luv u too.. " balasku sambil membalikkan kepalaku dan melumat bibirnya.

Penisnya masih terasa keras di dalam anusku, kurasa ia benar-benar menyukai anusku. Setelah beberapa saat puas saling bercumbu adit segera mencabut penisnya, lalu pergi meninggalkanku ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan aku beristirahat rebahan di ranjang adit.

Sambil menunggu adit aku mencoba merasakan anusku yang sepertinya masih menganga terbuka lebar akibat ukuran penis adit yang besar, perlahan aku mencoba memasukkan jariku untuk memastikan seberapa besar anusku terbuka. Disaat dua jariku masuk dengan mudah ke dalam anusku, tiba-tiba dari dalam terasa ada sesuatu yang ingin keluar, aku segera jongkok dan menadahi tetesan sperma yang keluar dengan tanganku.

Tanpa merasa jijik aku sengaja meminum sperma itu, aku ingin tahu rasa sperma yang keluar dari anus, namun menurutku hasilnya tak jauh berbeda dari miss-v. Walaupun sudah tak ada lagi sperma yang menetes, namun lubang anusku masih terasa licin, lengket dan menganga seperti buang air besar yang tak tuntas.

Aku kembali merebahkan tubuhku diatas ranjang. Waktu menunujukkan pukul 11 malam lebih, suasana cukup sunyi hanya suara cipratan air dari kamar mandi yang terdengar, tiba-tiba aku mendengar bunyi hp bergetar dua kali. Aku mengecek hpku dan hp adit namun tidak ada sms yang masuk, lalu aku mencoba membuka satu per satu laci sebelah ranjangnya, dan di laci yang terakhir aku menemukan sebuah hp yang masih menyala.

Lalu aku membuka isi sms tersebut, dan dengan kagetnya ternyata pesan tersebut berasal dari wina, "buunn, kok ga ngasih kabar sih ? kangen nih..." beserta beberapa emoticon lucu.

Melihat pesan tersebut hatiku langsung panas, aku tak bisa berpikir dengan jernih 'kurang ajar ternyata selama ini adit selingkuh ama wina... ', tanpa menunggu penjelasan dari adit aku segera mengenakan kembali kembenku dan menelpon taxi, beberapa saat kemudian adit keluar dari kamar mandi. Aku menampar pipinya sambil meneriakinya "cowo bajingan !", namun adit hanya terdiam antara marah dan bingung.

Tanpa memberikan adit kesempatan untuk menjelaskan, aku dengan cepat turun dan keluar dari rumah adit, tak lama kemudian taxi yang kupesanpun datang dan mengantarku pulang.

Keesokan hari emosiku telah mereda, aku mulai menyadari bahwa seharusnya aku mendengarkan penjelasan adit terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pergi, namun apa daya semua telah terjadi, aku malu atas kebodohanku. Hampir satu minggu, hari demi hari aku semakin merindukan adit sampai nafsu makanku pun berkurang, permainan sek adit benar-benar membuatku hp.

Hingga pada hari sabtu sore, aku tak mampu lagi menahan nafsu seks-ku. Aku melepaskan celana pendek, celana dalam dan singlet yang kukenakan sambil berharap malam ini aku bisa bersetubuh lagi dengan adit. Aku mengikat leherku dengan collar, membayangkan adit memainkan dan menguasai tubuhku. Aku rebahan di atas ranjang sambil LPP klitorisku dan memainkan puting payudaraku, sambil mengingat-ingat permainan seks yang adit berikan minggu lalu. Aku membayangkan adit memainkan lidahnya lagi di puting dan klitorisku, tak lama aku mulai merintih "ahhh... ahhh... ", cairan pelumas miss-vku mengalir kencang membanjiri selangkanganku.

Kuremas dengan kuat payudaraku membuatku semakin merasa nikmat, dan semakin lama remasanku semakin kuat. Orgasmeku terasa semakin mendekat, air kencingku sudah berada diambang batas. Sambil kuangkat pinggulku, aku mengusap dan menekan klitoris ku dengan kuat. Hingga sesaat sebelum orgasme aku mencubit dan menarik klitorisku sambil memejamkan mata, aku membayangkan mulut adit yang menghisap klitorisku dengan kuat. Lalu tiba-tiba seluruh otot tubuhku terasa tertarik dan menegang, hingga beberapa kali tubuhku mengejang dengan kuat.

Setelah beberapa saat tubuhku kembali rileks, aku melihat squirtingku mengenai sprei ranjang dan beberapa hingga membuat genangan air di lantai bawah ranjangku. Dengan menggunakan singlet dan celana pendek yang tadinya kukenakan aku membersihkan genangan air tersebut.

Kulihat di jendela hari sudah mulai gelap, aku bergegas mengambil pelumas dan beberapa sisa enema yang ada dalam tasku, lalu aku masuk ke kamar mandi. Aku duduk di atas kloset dan mulai membersihkan anusku dengan menyemprotkan enema ke dalam lubang anusku dan menambahkan air agar cepat bersih. Setelah menggunakan enema tersebut sampai habis, perutku terasa ringan, sudah tidak ada lagi kotoran yang bisa keluar dari anusku.

Aku mulai menggesek lagi klitorisku dengan tangan kananku, “ahh.. ahh.. “ rintihku merasakan nikmat. Setelah terangsang dengan klitorisku, aku melumasi tanganku yang satunya. Dengan posisi tidur menyamping di lantai kamar mandi mulai meraba area anusku. Lalu dengan perlahan aku masukkan dua jari tangan kiriku ke dalam anus dan mulai memilin-milinnya meratakan pelumas yang kukenakan.

Setelah cukup rata terlumasi, aku mulai memasukkan lebih dalam lagi kedua jariku ke dalam anusku lalu mulai mengocoknya keluar masuk. Bersamaan dengan itu aku juga memasukkan dua jariku tangan kananku ke dalam liang vaginaku dan mulai menggesek-gesek g-spotku. Aku merintih “ahhh.. ahh... “ merasakan dua sensasi berbeda dalam waktu yang bersamaan. Beberapa saat kemudian aku merasakan kenikmatanku semakin memuncak, ‘diit... fuck me... fuck me...pliss... ’ pintaku dalam hati.

Aku mengocok dua jari di liang vagina dan anusku semakin cepat, ‘pliss... kesini sekarang... aku janji bakal ngelakuin apapun yang kamu mau... ‘ ucapku dalam hatiku. Perasaan nikmatku semakin memuncak lalu aku muncul dalam bayanganku adit masuk ke kamar mandi. Kemudian ia jongkok dan memasukkan penisnya kemulutku dan membasahinya dengan air liurku lalu dengan gagah ia menarik collarku menggiringku ke posisi doggy style, ia berlutut di belakangku lalu dengan keras ia menghujamkan penisnya kedalam lubang anusku, "uuuhhhh... " rintihku saat perutku tertusuk oleh penisnya. Ditengah-tengah imajinasiku tiba-tiba otot-otot tubuhku mulai mengeras, aku segera melepas kedua jari di liang vagina dan anusku, seketika itu urethraku menyemburkan air kencingnya. Lalu tak lama di ikuti irama tubuhku yang mengejang, mataku terbuka lebar, "agghh... agghh.. " suara nafasku pendek saat aku mengalami orgasme.

Beberapa saat kemudian orgasmeku mereda lalu akupun segera berdiri danp mandi membersihkan diri, tanpa lupa seperti biasa aku juga mencukur rambut kemaluanku. Usai mengeringkan tubuhk

L mau dengan handuk aku baru teringat kalau aku lupa membawa pakaian ganti, aku terpaksa keluar dari kamar mandi dalam kondisi telanjang bulat.

Saat keluar betapa kagetnya aku ternyata seseorang sedang duduk di ranjangku, aku langsung teringat ‘oh shit... aku lupa kunci pintu kamar... ‘ ujarku dalam hati, aku ya kebingungan, tanganku menggenggam sebotol pelumas, leherkupun masih terika

t dengan collar. Setelah kuperhatikan lagi ternyata orang tersebut adalah adit. Ia menatapku dengan wajah bingung, akupun tercengang melihat adit. Hingga beberapa saat kemudian adit menghampairiku dan menggiringku ke ranjang, ia mengambil pelumas dari tanganku dan meletakkannya di samping ranjang.

"Maksud gue kesini mau jelasin permasalahan yang kemarin.. terserah elu mau percaya atau ngga...” jelas adit. Aku hanya terdiam sambil mendengarkan penjelasannya. Singkat cerita seperti ini, wina adalah mantan pacar adit namun karena ada ketidakcocokan akhirnya adit memutuskan wina. Setelah berpisah merekapun masih berteman baik, bahkan masih sering bersetubuh namun itu semua terjadi sebelum adit bertemu denganku. Wina sama sekali tak ada maksud untuk memisahkan kami, bahkan wina lah yang membantu perkenalan antara aku dan adit dikelas perkuliahan saat itu. Wina juga lah yang membantu adit merencanakan acara kencan kami di bali, meskipun ada beberapa kejadian yang terjadi diluar rencana mereka. Pesan terakhir yang wina kirim adalah untuk menanyakan sejauh mana hubungan kami berdua.

Meskipun belum percaya sepenuhnya, namun kerinduanku pada adit sudah tak tertahankan hingga saat adit belum selesai menjelaskan, tubuhku yang masih telanjang refleks memeluk tubuh adit. Tanpa berpikir panjang, "iya, aku percaya kok.. aku percaya... " ucapku sambil tersendu-sendu menahan tangis rinduku. Aditpun balik memelukku, sesaat kemudian aku mulai memandangi wajah adit lalu aku mulai mencumbunya.

Ditengah cumbuan kami, aku jadi teringat tamparanku kemarin. Sambil mengusap pipi adit, "yank, maapin adel ya... " ujarku meminta maaf pada adit, "lu udah dua kali nampar gue ! " balas adit sedikit marah. "trus gimana ? kan ngga sengaja... maapin yah... " tanyaku pada adit dengan sedikit manja, "kalo gue maafin sekarang, ntar lain kali lu ulangin lagi... " jawab adit. "trus gimana donk ? kan udah terlanjur... lain kali adel janji ngga ngulangi lagi... " jawabku sedikit serius. Lalu adit menjawab dengan tegas "ngga bisa, gue harus ngasih hukuman ke elu.". Aku terdiam sambil berpikir mengira-ngira hukuman apa yang bakal diberikan adit, lalu "gue mau anal lu lagi hari ini... " pinta adit, "huff..." akupun menghembuskan nafas panjang, "tapi ngga disini, sekarang gue mau lu pake rok mini dan ngga usah pake daleman... untuk yang atas lu pake singlet tipis aja.. ngga usah pake bra, biar keliatan pentil lu... " pinta adit, aku menganggukkan kepala lalu bergegas mengenakan pakaian sesuai perintah adit.

Usai berpakaian seksi aku menyiapkan barang yang harus kubawa, disaat aku hendak memasukkan pelumas ke dalam tasku, adit segera mengambilnya dari tanganku "ngga usah bawa pelumas... "

"Trus pake apa donk ntar ?" tanyaku pada adit,.

"Pake ini dan ini !! jawab adit sambil memasukkan jari nya ke mulut dan miss-vku. 

"Buat gue terlalu licin itu ngga enak... gue lebih suka yang peret-peret... " lanjut adit. 

"Emang bisa sih, tapi apa cukup ya ?’ tanyaku dalam hati sambil sedikit sewot melihat adit.

Setelah persiapan selesai aku masuk ke mobil hummer, adit mengendarainya ke salah satu mall disurabaya barat. Usai memarkirkan mobilnya di lantai paling atas, kami menuju ke sebuah departemen store yang menjual berbagai perlengkapan pakaian. Waktu menunjukkan pukul 1/2 7 malam, banyak pengunjung yang sibuk mengantri di restaurant sehingga tempat perbelanjaan tak terlalu padat.

Sesampainya di departmen store adit membisikiku, "sekarang lu cari baju yang lu suka tapi jangan di coba dulu, ntar tunggu sms gue." Aku hanya mengangguk lalu adit pun pergi. Tak lama kemudian setelah menemukan baju yang aku suka, sebuah kemeja tipis tanpa lengan berwarna putih tulang, aku mendapatkan sms dari adit bertuliskan "kasa 1, kamar paling ujung". Akupun bergegas menuju ke balik kasa 1, yang berupa lorong yang berisi 5 ruang ganti, dimana 3 ruang ganti pertama dan ruang ganti paling ujung telah terisi.

Akupun berjalan melewati dua cewek abg yang kurasa masih smp dan menuju ruang ganti paling ujung lalu kuketok dua kali pintu tersebut. Kemudian disaat aku akan memasuki ruang tersebut, aku melihat kedua cewek abg tersebut tiba-tiba berbisik-bisik dan tertawa kecil.

Setelah didalam adit membantuku melepas singlet yang kukenakan dan berganti baju. Usai mengenakan hem yang tadi telah kupilih, aku melihat penampilanku di sebuah cermin besar. Tiba-tiba dari belakang adit memelukku dan mulai menciumi leherku. Akupun tak bisa mengelak dari sebuah perasaan sensual, perlahan adit membalikkan tubuhku dan mendorongku ke sisi samping ruang ganti tersebut.

Kemudian ia membuka resleting celananya dan menyuruhku jongkok, melihat penis adit tepat di hadapanku, akupun segera mengulumnya dengan perlahan. Namun adit yang sudah tak sabar mulai mengayunkan pinggulnya dengan cepat, akupun berusaha menahannya. Namun kuatnya ayunan pinggul adit membuat lebih dari setengah batang penisnya masuk semakin ke dalam tenggorokanku membuatku beberapa kali tersedak, kepalaku pun sempat terbentur ke sekat pembatas ruang ganti tersebut. Dari balik sekat tersebut aku mendengar beberapa orang berbisik-bisik.

Setelah beberapa kali hujaman penisnya, adit mencabut penisnya dan memintaku berdiri. Dalam posisi saling berhadapan ia mengangkat kaki kananku, kemudian menghujamkan dengan keras penisnya yang telah terlumasi air ludahku. seketika itu aku berusaha menahan lengguhanku dengan kedua tanganku "mmhhh.... ". Lalu aditpun mulai menarik dan menusuk miss-vku, aku bisa melihatnya dari cermin, penisnya keluar masuk liang vaginaku dengan cepat.

Nafsuku untuk di setubuhi adit yang tertahan selama satu minggu membuat urethraku dengan cepat terpenuhi air kencing, sensasi kenikmatan menguasai pikiranku, aku segera memeluk adit dengan kuat. Namun tiba-tiba adit menghentikan hujamannya, ia membalikkan tubuhku dan membungkukkan tubuhku. Lalu dengan perlahan tapi kuat ia menghujamkan penisnya menerobos lubang anusku. Hingga setengah batang penisnya masuk ke lubang anusku, aku merasakan penisnya mulai kesulitan menerobos lebih dalam lagi. Namun adit terus memaksa menerobos dengan kuat hingga perlahan masuk semakin ke dalam. Aku merasakan sedikit kram di perutku, namun demi kesenangan adit aku berusaha tak menghiraukannya, aku mencoba merilekskan perut dan anusku agar memudahkan adit memasukkan penisnya semakin ke dalam.

Sesaat kemudian adit berhasil memasukkan seluruh batang penisnya ke lubang anusku. Kemudian ia menarik kembali penisnya menyisakan kepala penisnya didalam lubang anusku, lalu dengan memegang kedua tanganku ia menghujamkan kembali penisnya dengan keras. "mmm..." aku merintih nikmat, diiringi dengan tusukan penisnya terus-menerus ke lubang anusku.

Disaat aku mulai menikmati sensasi anal, aku mencoba menutup katup anusku, berusaha agar memberikan rasa nikmat pada adit. Hingga selang tak lama, aditpun mendorong dengan kencang pinggulnya, menghujamkan selurung batang penisnya sambil mendenyut, menyemburkan air maninya ke dalam anusku. "mmmm... " lengguhku panjang saat merasakan ejakulasinya.

Setelah mengeluarkan spermanya, adit mencabut penisnya dari anusku, lalu ia mencium bibirku dan meninggalkanku keluar dari ruang ganti. Beberapa saat kemudian usai mengenakan singletku kembali, akupun keluar menuju kasir untuk membayar baju yang hendak kubeli.

Tiba-tiba disaat sedang membayar aku melihat dua cewek abg yang tadi bersama dengan satu temannya lagi, mereka baru saja keluar dari ruang ganti tersebut. Mereka berbisik dan tertawa kecil dibelakangku sambil terus memperhatikan tubuhku, akupun merasa risih dan berusaha menurunkan rok miniku agar tak di intip oleh mereka, sebab anusku masih terasa terbuka lebar dan menganga akibat dari tusukan penis adit, 'pliss... jangan sampe ada sperma yang keluar... ' harapku dalam hati.

Usai membayar akupun segera keluar dari departmen store tersebut untuk menjauh dari abg-abg tersebut, untungnya walau terasa menganga namun tak sedikitpun sperma yang meleleh keluar dari lubang anusku, dan tak berapa lama aditpun datang menghampiriku.

Aku berjalan sambil menggandeng tangan adit, dan masuk ke sebuah restaurant, disana adit tak memperbolehkanku untuk makan. "Hukuman buat lu belum selesai.. so jangan makan apa-apa dulu... " ujarnya, ia hanya memesankan air putih untukku, akupun terpaksa hanya melihatnya makan.

Usai makan kami berkeliling mall, hingga waktu menunjukkan hampir pukul 9 malam. Kami kembali ke parkiran mobil, setelah aku masuk ke dalam mobil dan menaruh barang belanjaan kami. Adit mengajakku kembali keluar dari mobil, sambil mengawasi sekitar, beberapa orang terlihat lalu lalang, sebagian besar dari mereka naik ke mobil mereka masing-masing dan keluar dari parkiran. Aditpun terus mengajakku berjalan seperti sedang mencari spot untuk berfoto berdua. Semakin lama berjalan adit menggiringku ke tempat yang sepi.

Kemudian adit menarikku masuk ke sela yang gelap antara dua corong besar pembuangan udara. Lalu di balik kedua corong yang besar tersebut, "berlutut... buka mulut lu..." perintah adit dengan tegas. Kemudian ia menurunkan resleting dan mengeluarkan penisnya, ia menarik kepalaku dan memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Dengan dibantu kedua tangannya, ia mengocok kepalaku mengulum penisnya. Perlahan penis adit mulai membesar dalam mulutku, membuatku mulai kewalahan. "ayo telen makin dalem... " pinta adit sambil terus menusuk penisnya semakin ke dalam tenggorokanku hingga dua per tiga penisnya masuk kedalam mulutku. Mendapatkan tusukan seperti itu membuatku seperti ingin muntah.

Beberapa kali aku menahan hujaman dua per tiga batang penisnya dalam tenggorokanku, hingga akhirnya aku tak kuat lagi. Dengan kedua tanganku aku mendorong adit dan menarik kepalaku sekuat tenaga melepaskan penisnya dari mulutku, otot wajahku seolah teraliri penuh dengan darah, aku terbatuk-batuk mengeluarkan sisa riak dalam tenggorokanku.

Setelah batukku sedikit mereda, adit menggiringku ke tepian pembatas tembok mall, dalam posisi membungkuk dan bersandar menggunakan sikut seperti seorang yang sedang menikmati pemandangan. Dari belakangku, adit memegang pinggulku dan kembali menusukkan penisnya kedalam lubang anusku. "ugghh... " rintihku menahan sedikit rasa sakit, adit terus menusukkan penisnya semakin cepat ke lubang anusku. Semakin lama lubang anusku terasa semakin panas, membuat otot anusku semakin tak kuat menyedot penisnya. Namun demi memuaskan adit, akupun berusaha menahan rasa sakit dan panas itu.

Hingga beberapa saat kemudian tiba-tiba adit mencabut penisnya dari lubang anusku, ia menarik tubuhku hingga berlutut kembali dihadapannya. "Buka mulutmu... " perintah adit sambil memasukkan penisnya ke dalam mulutku dan mulai mengocok kepalaku lagi. Akupun membantu mengocok separuh batang penisnya yang bisa masuk ke dalam mulutku. Tak lama kemudian tiba-tiba "ohhh... " lengguhnya, aku dapat merasakan lahar panas menyembur di dalam mulutku. Setelah menelan semua spermanya, "bersihin.. jilat sampai bersih... " perintah adit sambil menyodorkan penisnya.

Usai menjilat penisnya hingga bersih, kami kembali ke mobil lalu mengendarainya keluar dari mall. Ditengah perjalanan adit menghentikan mobilnya di sebuah apotik, akupun turun dan membeli beberapa enema sesuai dengan permintaan adit. Setelah membelinya, kami melanjutkan perjalanan pulang. 

Sesampainya di depan pagar rumahku, di dalam mobil, "yank, udah ngga marah lagi kan ?" tanyaku pada adit, "ya tapi jangan diulangin, nanti hukuman lu gue tambahin lagi... " ancamnya, namun aku hanya membalasnya dengan senyuman. "napa kok malah tersenyum ? " lanjut adit bertanya, "ngga.. ngga apa kok... suka aja... " jawabku dengan gaya manja, lalu aku mencium bibirnya, "luv u... " ujarku kemudian langsung turun dari mobil tanpa menunggu jawaban dari adit.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4