Langsung ke konten utama

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku


By : Mbah Jenggot

Sebelum memulai cerita, perkenalkan namaku Erika. Usia aku 20 tahun dan saat ini sedang menjalani tahun kedua kuliah di salah satu kampus swasta ternama yang ada di ibukota. Aku adalah gadis keturunan Chinese. Kulitku putih mulus dan wajahku dibilang cantik, bahkan nggak sedikit temanku yang bilang kalau aku mirip artis Korea. Tinggi badanku sedang, nggak terlalu tinggi tapi juga nggak pendek.

Badanku berisi tapi nggak gendut, dengan payudara yang lumayan besar dan bokong yang semok. Banyak cowok yang suka melirik diam-diam setiap aku lewat, bahkan ada yang sampai kelihatan ngiler. Hehe, ya boleh lah bangga dikit.
Sekarang aku tinggal sendiri di kosan, jauh dari orang tua. Memang dari awal aku pengin ngerasain hidup bebas. Soalnya, di rumah aku dibesarkan dalam keluarga yang cukup ketat. Jadi begitu bisa tinggal sendiri, rasanya benar-benar lepas. Aku bebas pakai baju seksi, keluar malam, dan mulai kenal sama sisi lain kehidupan yang dulu cuma bisa aku lihat dari jauh.

Waktu masih sekolah dulu, tepatnya kelas XII. aku sempat pacaran. Cowokku dulu orang pribumi, anaknya baik dan perhatian. Wajahnya nggak jelek, malah banyak juga cewek yang suka sama dia. Tapi sayangnya, latar belakang keluarganya jauh dari apa yang orang tuaku harapkan. Ayahnya cuma pekerja kasar, sedangkan ibunya jualan di pasar. Padahal aku benar-benar nyaman sama dia. Kami nggak pernah macam-macam, paling jauh cuma ciuman. Tapi jujur, setiap bermesraan aku sering ngerasa vaginaku mulai berkedut dan basah. Waktu itu aku masih takut, jadi kami nggak pernah lebih dari itu.

Sayangnya, hubungan kami nggak bertahan lama. Orang tuaku tahu aku pacaran dan langsung menyuruhku putus. Alasannya karena dia bukan dari kalangan yang selevel. Maklum, keluargaku termasuk berada. Papaku seorang manajer di kantor besar, sedangkan Mama punya butik yang cukup terkenal.

Sejak saat itu, aku jadi lebih terbuka sama diriku sendiri. Bisa dibilang, aku mulai jadi cewek yang agak binal. Aku sering baca cerita cerita dewasa dan suka kalau tubuhku diperhatikan cowok-cowok, terutama dari kalangan bawah. Entah kenapa, aku justru merasa lebih dihargai, meski kadang hanya sebatas fantasi mereka. Kadang aku mikir, mungkin aku sering jadi bahan bacol mereka. Terdengar naif mungkin, tapi ya beginilah aku.

Hari ini aku kuliah masuk jadwal kelas siang sampai sore, saat kelas pertama aku merasa fine² aja, namun saat jam kuliah sore pukul 15.30 aku merasa bosan dan ingin cepat pulang. Teman teman kelasku juga gaada yang asik, mereka semua kuno. Cuma ada 1 anak cowok yang seru namanya Dika, sudah jelas dari awal dia ngincer aku buat dijadiin pacar, entah karena aku cantik, ramah, atau sekedar sange aja haha. Tapi untuk pacaran sama dia aku enggak deh, brandalan banget anaknya.

Jam sudah menunjukan pukul 15.15 tapi dosen masih ngomong terus, seharusnya ini sudah jam pulang, untungnya Dika berani speak up dan meminta dosen untuk cepet² menyelesaikan kelas, akhirnya dosen pun mengalah karna semua murid sudah gak sabar mau pulang. Seperti biasa Dika nawarin aku buat nganterin pulang saat ketemu di parkiran

"Rik kamu sendirian aja ? bareng yok dianterin mas Dika hehe.. ajaknya sambil cengegesan

"Gausah Dik, kost ku deket jalan kaki sebentar juga sampe kok" jawabku

"Gapapa Rik. sambil cari makan, apa enggak lapar daritadi siang kelas?" ajak Dika lagi

"Makasih ya, Dik. Lain kali aja deh, soalnya sekarang udah sore juga, nggak terlalu panas. Sekalian olahraga juga, jalan kaki biar kurus. Haha."

"Apa-apaan sih, biar kurus? Badan kamu udah pas banget, Rik. Lagian, olahraga kok pakai rok sama crop top doang. Bukan kamu yang keringetan, malah orang lain yang jadi keringetan. Hahaha!"

"Ya udah, dilepas aja sekalian biar makin panas? Hahaha."

"Waduh, bahaya dong kalau gitu. Yaudah, aku duluan ya, Rik!"Aku memang biasa bercanda mesum seperti itu, memang karena suka dan beda sensasinya.

Aku pun jalan ke kost ku yang gak terlalu jauh dari kampus, dijalan aku mikir "Betul juga kata Dika, dari siang belajar lapar juga, ah tapi pulang dulu deh sekalian mandi badanku juga udah bau asem" sambil aku mengangkat tangan kanan ku dan mencium ketiak ku sendiri. Tanpa sadar ada banyak abang² jualan di sebrang jalan yang melihatku dengan tatapan mupeng karena memang aku cuma pake tanktop seperut ditutupi flanel merah yang enggak aku kancing dan rok pendek selutut dan langsung cd. Melihat aku mencium ketiak ku sendiri, ada abang² jualan (Ada yang jualan Cilok, Bakso, Sempol, dan aneka es" yang menyeloteh

"Uhh kenapa non ? asem ya keteknya? sini coba abang cium. mau tau wanginya ketek anak kuliahan haha.. sambil semua abang² jualan itu tertawa.

"Iya nih bang bau acemm.. jawabku

"Mba sih, bulu keteknya banyak, jadi bau kan" ujar pedagang bakso keliling

"Enak aja, gaada mas, punyaku bersih" memang aku selalu mencukur bulu ketiak dan bulu miss V ku sampai bersih, bisa dibilang rambut dibadanku cuma ada di rambut kepala yang aku warnai jadi agak coklat

"Masa sih non, coba sini abang liat. sambil mereka semua tertawa

Entah kenapa aku nurut saja dengan kata katanya, dengan reflek aku mengeluarkan lengan kanan ku dari flanel yang memperlihatkan lengan ku yang putih dan menunjukan tali tanktop ku yang kecil hingga terplintir sambil mengangkat tangan kanan ku memperlihatkan ketiak ku

"Tuhh bersih kan bang.. putih lagi, emang nya punya abang abang semua? hitam hahaha" goda ku

"Suitt suitt, seksi bener non. oke deh percaya, tinggal cek aja nih bau asem apa enggak" kata tukang cilok

"Sini dong abang cium sendiri masa aku yang kesitu hahaha" makin ku goda mereka

"Yaudah sinii hayooo" jawab tukang cilok sambil berlari kearah ku

Lalu aku pun juga berlalu menjauh dari nya sambil tertawa, tanpa merasa sedikit pun dilecehkan.

Sesampainya di Kost, aku langsung menyalakan AC dan rebahan, enggak lupa aku melepas rok dan flanel ku dulu, jadi sekarang aku hanya memakai cd hitam dan tanktop crop hitam. Karena kelelahan aku gak sempat buka hp lagi bahkan mandi. Tiba tiba aku terbangun kaget karena alarm ku berbunyi pukul 21.00 entah kenapa aku memasang alarm pukul 21.00 Setelah aku cek HP teman ku sudah mengajak ku untuk beli makan sejak pukul 7 tadi, dan baru aku balas jam 9 untuk mengiyakakan ajakan nya. Sambil menunggu balasan chat dari temanku, aku pun mandi dahulu, karena dari sore tadi enggak sempet mandi. Karena kebiasaan merawat tubuh, kalau mandi pun aku bisa hampir setengah jam karena memang aku membersihkan setiap jengkal tubuhku, terlebih dibagian wajahku yang cantik, dan payudaraku yang kubanggakan. 

Tidak lupa aku memberi vitamin² supaya payudaraku tetap kencang. Setelah keluar dari toilet, aku baru sadar bahwa kamar ku sudah benar² dingin, aku segera memakai baju, lagi lagi pilihan ku jatuh ke hotpants dan tanktop seperut (karna baju ku hampir semua seperti itu). Lalu ku lihat hp ku dan ternyata temanku sudah mau pulang karena sedari tadi aku enggak menjawab chat nya. Tapi yasudah lah, aku mau cari makan sendirian aja, lagian di daerah kampus juga ramai banyak yang jualan. Aku mengambil hoodie lalu keluar dari Kost ku, ternyata tadi hujan deras, dilihat dari jalanan yang banyak genangan air, gak heran kalo cuaca nya dingin banget.

Setelah beberapa meter aku jalan, rasa dingin ini membuat aku gemetar, dan aku lupa dibalik tanktop ini aku sudah tidak pakai apa apa lagi.

Saat aku jalan, aku lihat Pedagang Cilok dan es tadi masih ada disitu, aku melewatinya sambil merasa bersalah karena sudah mengerjainya tadi, aku berpikir pulang nanti aku akan membeli dagangan nya.

Akhirnya pilihan ku jatuh ke mie ayam yang terkenal di daerah sini, memang rasanya enak banyak, aku pun memesan 1 porsi dan minum teh hangat saja. Kebetulan, yang jual sudah tua mungkin sekitar 60 tahun, karena sepi aku pun iseng mengajaknya ngobrol

"Tumben sepi ya pak, biasanya rame" obrol ku

"Lah namanya juga abis ujan non, wajar lah sepi" jawabnya

"Ohh iya hehe" aku canggung

Bapak itu pun tidak fokus saat sedang menyiapkan pesanan ku

"Kenapa pak? ada yang salah ya?"

"Ini dimakan disini apa dibawa pulang non ?

"Makan disini aja pak" jawabku karena malas mencuci di kost

"Siap, ngomong² wangi banget non, mau kemana nih malem² gini?" tanya nya

"Hah wangi? aduh abis mandi pak terus cari makan haha" memang setiap baju yang aku pakai selalu aku semprot parfum.

Makanan ku pun sudah siap dan aku langsung makan dengan lahap karena sangat lapar. Sambil makan, aku melihat bapak penjual mie ayam ini yang sedang bengong, lalu muncul pikiran yang aneh

"Bapak bapak gini, kalo di ranjang masih ganas apa loyo ya, kira² penis nya gimana ya bentuknya? kalo dimasukin ke punyaku apa masih kuat?" aku dalam hati, Lalu muncul lah rasa libido ku yang tinggi sambil terkena angin malam. Daripada makin aneh², aku menyudahi dan segera membayar.

Saat perjalanan pulang, aku melaksanakan niat ku tadi, yaitu membeli dagangan cilok. Saat aku menghampiri nya Pedagang cilok tadi tersenyum dan berkata

"Eh non, sudah malam mau kemana?

"Aku mau beli ciloknya mas, 15rb yaa masih kan?"

"Masih dong, kalo habis ya pulang dong non..

Lalu saat menjuali si pedagang cilok berkata lagi

"Wah sudah wangi ya non. gak bau asem lagi deh hahaha"

"Iya dong udah mandi, wangi tapi kedinginan"

"Mana coba, jangan² cuma jaketnya yang wangi" celetuknya

Dan gilanya aku, langsung menyodorkan pipiku yang gemas ke arahnya sambil berkata "Nih coba cium" mungkin karena libido ku tadi saat makan

Tanpa pikir panjang, si pedagang cilok pun langsung nyosor dan mencium² dan mengendus² dari pipi hingga leherku yang putih mulus.

Melihat itu, si tukang es pun iri, "Boong kali ah, masa iya wangi beneran, mau coba juga" Lalu dia menghampiri ku dan ikut menciumi pipi ku yang sebelah kiri.

"Iya loh bener kan udah wangi bro. mana coba lagi, Muaachh" kata pedagang cilok ke si pedagang es yang namanya ternyata Pardi.

"Wangi banget deh ini sih, muach muach"

Nama si pedagang cilok itu Udin. Selama 5 menit mereka terus menciumi ku dengan alasan gak percaya kalo aku sudah wangi (padahal mereka memang sange aja, gapernah nyium anak muda-_-) Tanpa kusadari, pipi hingga leherku sudah basah akibat diciumi mereka, terlebih bagian si Udin yang sampe ngiler².

"Ihhhh Abang kan jadi basah, bau deh gara² Mas sampe ngiler" sambil memasang wajah cemberut.

"Aduh maaf non, wangi banget sih jadi kebablasan kan. Mas bersihin deh sini pake tisu"

"Gamau pake Tisu bang ah, kotor seharian dijalan malah berdebu"

"Ya gimana lagi non, adanya ini"

"Di kamarku ada tisu banyak, ayo ikut ke kost bersihin. Tanggung jawab ya bang daripada aku teriakin disini"

Tanpa pikir panjang mereka pasti mau aja ikut ke kost ku yang kebetulan kost bebas. Si Pardi pun mengikut saja ke kost ku.

Di perjalanan ke kost ku, mereka tak henti² nya menciumi rambut ku yang wangi sambil keenakan.

Saat sampai di kost, mereka langsung masuk ikut kedalam kamar ku yang AC nya belum aku matikan dan dingin sekali ditambah udara diluar habis hujan.

"Dingin banget kamarnya non sampe merinding" kata Pardi

"Iyaa aku matiin ya AC nya" jawabku

"Gausah non, enak malahan hehehe" timpal Pardi

"Yaudah kalian bersihin wajahku dulu cepat, tuh tisunya diatas meja" sambil aku duduk dan menunggu mereka

Aku lalu membayangkan apa yang aku dilakukan mereka padaku, apalagi si Udin langsung mengunci pintu kamar kost ku.

Mereka pun langsung duduk di kiri dan kanan ku, bukannya mengelap wajahku, mereka langsung menciumi dan menjilati wajahku hingga leherku lagi.

"Loh loh, kok dijilatin lagi sihh!? kan mau dibersihin" ujarku

"Tadi kan udah kering non ya kita basahin lagi biar bisa dibersihin hahaha" jawab Udin.

Sialan gerutu ku dalam hati, enak aja mereka jilatin wajahku yang kurawat tiap hari. Apalagi mereka seharian dijalan, kotor, bau, mulutnya bau rokok. Tapi aku malah jadi sange sendiri bayangin nya, emang fetish aneh deh pokonya.

"Non. ini kotornya sampe kedalem deh, gimana kalo jaket nya dilepas dulu biar kita bersihin?" tutur Pardi.

"Iyanih ga maksimal kita bersihin nya" sambung Udin.

Aduh duh gimana nih pasti mereka udah gabisa nahan lagi gara² aku kasih kebebasan ciumin aku, mau nolak pun percuma pasti, kata ku dalam hati.

"Yaudah bang, tapi Erika maunya dilepasin jaketnyaa" jawabku sambil memasang wajah imut nan menggoda. Aku pun sudah tidak kuasa menahan libido dalam diriku.

Tanpa menunggu 1 detik pun, mereka langsung melepaskan hoodie ku dan seketika Udin yang ada disebelah kiri aku duduk langsung mendusel dusel di bagian ketiak ku seperti anak balita.

Pardi yang berada disebelah kanan ku sekali lagi mengecup pipi kanan ku dengan lembut.

"Muachh, non cantik banget, jadi pengen deh boboin Mba Erika" sambil dia mengangkat tangan kanan ku sambil membenamkan wajah nya di ketiak ku.

"Emang beda ya bro, Istri ku dirumah udah keriput, jelek, bau obat gosok. Tiba² ada Mba Erika yang seperti bidadari mau sama kita, jadi merasa muda lagi hahaha" kata Udin ke Pardi

"Yoi, ini namanya rejeki, memang dagangan kita sepi, tapi bisa bobok sama non Erika sepi pun ga masalah, kasian Gimanga sabar keburu pulang mau main sama istri nya, padahal bisa sama non Erika hahaha" jawab Pardi

"Giman itu yang mana bang ?" tanya ku pada mereka

"Giman yang jualan bakso tadi Sayang" timpal Pardi sambil tangan nya pulang melepas kancing celana hotpants ku.


Bodohnya aku ditelanjangi perlahan oleh mereka malah diam saja menikmati. Yaampun Erika, bisa bisa nya menyerahkan diri ke tukang jualan ini dengan sukarela. Gapapa deh namanya juga lagi sange xixixi.

Tinggalah aku mengenakan CD dan tanktop saja di kamar ku yang dingin ini bersama 2 pedagang keliling yang bau nya gak karuan, beda dengan aku yang wangi nya pun memenuhi kamar kost ku ini.

"Sayang kamu udah pernah mandi kucing belum? mau coba ga? gapapa deh kita mandiin Mbak Erika ini" kata Udin

"Iya Sayang, kita rela capek² mandiin non Erika gapapa deh. Istri kita aja belum pernah lo, cuma buat kamu seorang" timpal Pardi

"Whatt? mandi kucing?? nanti jadi bau dong badan aku. jawabku

"Itu namanya kasih sayang Sayangkuu, kita kan sayang sama non Erika" jawab Pardi lagi

"Hmmm, Terserah Mas aja deh, tapi janji yaa sayang sama Erikam" sautku

"Iyaa sayangkuu janji bakal sayang terus sama Erikam, muachhh" timpal Udin sambil mencium pipi ku lagi.

Mulai lah mereka dengan aksinya, Udin merebahkanku sambil mengangkat pinggangku dan melucuti CD ku, dan Pardi menarik lolos Tanktop ku sehingga aku bugil depan mereka dalam keadaan tiduran depan mereka. Begitu semua pakaian terlepas, nampak lah putingku yang pink dengan ukuran payudara yang besar dan Miss V ku yang bersih tanpa bulu sedikitpun yang tembem menggoda.

Tanpa sadar Udin langsung ngiler dan meneteskan liur nya di pahaku yang putih mulus.

"Ahhh hahahaha" jeritku geli

Udin langsung melanjutkan jilatan nya dibagian bawah tubuhku dengan rakusnya.

"Oke din kamu bagian bawah aja, aku urus bagian atas nona amoy kesayangan kita ini" kata Pardi

Mereka pun menjilati seluruh tubuh ku tanpa tersisa sedikit pun. Dijilati nya tubuhku dengan telaten mulai dari kaki, paha, miss V, pinggang, perut, ketiak, pundak, wajah, leher namun aku menunggu kenapa gak ada yang mulai menjilati payudara ku, agak sebel karena itu daerah sensitif ku.

"Sayangkuu, kita mau nen yaa, boleh kann?" tanya Pardi lembut sekali

"Tapi mau kiss dulu, gantian" jawabku

Mereka langsung mencium bibirku secara bergantian. Lalu mereka rebahan disampingku dan mulai mengambil "Nenen" nya masing². Pardi sebelah kanan dan Udin sebelah kiri. Mereka nenen padaku dengan rakusnya seperti anak bayi yang kelaparan. Sambil mereka nenen, aku mengelus kepala mereka berdua, Tapi aku fokus ke Payudaraku yang sebelah kanan dikenyot Pardi, karena Pardi Ompong dan menimbulkan sensasi geli karena gusi nya langsung mengenai putingku.

Setelah setengah jam mereka nenen, aku vagina ku pun makin basah gak karuan. Aku mengangkat kepala Udin.

"Mas sayang ga sama Erika?" tanya ku

"Sayang bangett" jawab Udin, lalu aku minta kiss dari Udin, begitupun aku bertanya pada Pardi.

Lalu aku pun ingin menyudahi permainan ini

"Mas, udahan yuk, Erika dinginn" kataku sambil memelas

"Sayang mau diangetin gaa?" jawab Pardi dan mereka berdua mulai menelanjangi dirinya sendiri

"Sini sayang bobo disini" sambil Udin tidur telentang

Lalu aku pun langsung merebahkan diriku diatas Udin yang kontol nya sudah mengacung, aku memalingkan wajahku kesebelah kiri. Dan dengan sigap Pardi menindihku dari atas sambil menciumi wajahku sampai ke leherku

"Sudah anget sayangg?" tanya Udin

"Lumayan, tapi masih dingin" jawabku

Lalu Pardi menarik selimut dan menutupi tubuh kita bertiga. Tak bisa dibayangkan Tubuh muda mahasiswi sedang di sandwich oleh 2 pedagang keliling sambil ditutupi selimut betapa beruntungnya mereka bisa meniduri ku malam ini.

"Sayang kok masih wangi aja yaa hahaha, jadi pengen bersarang nih, bikin sange banget kamu, muachh" kata Pardi sambil menciumi punggung ku.

"Yaudah deh boleh buat Mas, tapi inget Erika kesayangan Mas kan?"

"Iya dong cintakuu, Erika kesayangan Mas selalu kok. Iya ga Mat?"

Udin sudah tidak perduli apapun, dia asik saja menjilati pipiku terus terusan sampai basah.

Pardi pun memasukan Kontol nya ke Anus ku, dengan perlahan penuh perjuangan dia memasukan nya sampai hilang semua batang nya

"Mass.. sakit" lirihku pelan menahan sakit

"Sabar ya sayangku, nanti juga enak kok" jawab Pardi sambil mencium lembut pipiku sebelah kanan karena pipiku sebelah kiri sedang dilumat habis oleh Udin.

Setelah beberapa menit anus ku mulai merasa nyaman dan sakitnya mulai hilang

"Sudah enak sayang?" tanya Pardi lembut

"Hmmm" aku hanya mendesah

Udin pun mulai memasukan kontol nya ke vagina ku. Beda dengan Pardi, Udin sudah sange gak ketolong, dia langsung menggenjot vagina ku sambil sekarang nenen di payudaraku, mungkin dia bosan menjilati pipiku.

Setengah Jam mereka menggenjotku dibalik selimut ini, aku sudah 3x orgasme dibuat mereka, sampai akhirnya badanku bergetar lagi, menandakan akan orgasme ke4

"Sabar sayang, Mas mau keluar, minggir Jok mau crot nih" kata Udin

"Iya sama enak banget mau crot juga nih, crot di mulut Mahasiswi enak kali bro. timpal Pardi

Tanpa berpikir lagi aku langsung berteriak

"Gamauuu Erika maunya buang didalem ajaa, biar angett" kataku dengan gila nya

Mereka berdua kaget aku berbicara seperti itu

"Baiklah sayangkuu cintaku" kata Pardi

Mereka berdua menggila menggenjot ku, Udin makin lahap nenen nya sedangkan Pardi menjilati punggungku yang putih bersih tanpa cacat.

Akhirnya kita bertiga keluar hampir bersamaan.

"Uhhh gilaa memek Mahasiswi top baget. sampe gemeteran nih" kata Udin sambil memegang kepalaku dan mulai menciumi ku lagi

"Bokong nya juga mantap banget. gila istri kita gaada apa apanya ini sih" timpal Pardi sambil terus menjilati dan menciumi punggung ku.

Aku pun lemas ditengah tengah mereka ditambah Pardi makin menindihku.

Lalu setelah 10 menit merasakan kenikmatan, Pardi menjatuhkan tubuhnya ke bagian kiri diikuti tubuhku yang jatuh juga, jadilah aku ditengah tengah mereka, dengan Udin didepan ku dan Pardi dibelakangku. Sambil merasakan sisa sisa kenikmatan, lagi² Udin yang terobsesi dengan kecantikan ku menciumi aku lagi, dan Pardi tangan nya menjulur kedelan meremasi payudaraku sambul mencumbui leher dan punggung ku. Setengah Jam berlalu, mereka berniat ingin pulang karena sudah menunjukan pukul 12 malam.

"Mas ga sayang ya sama Erika?" tanyaku pada mereka.

"Sayang kok kenapa emangnya?" jawab Udin

"Kalo sayang masa Erika mau ditinggal sendirian, Erika mau diboboin sama Mas berdua" jawabku lagi

Tentu mereka senang bukan main, mereka berdua langsung mencumbui ku habis habisan. Entah terlalu obses pada wajah cantik ku atau bagaimana, mereka selalu menciumi ku tanpa ampun. Malam itu pun menjadi malam kebahagiaan kita bertiga. Kadang aku menghadap ke Udin dan bercumbu mesra dan Pardi menggesekan batang nya ke belahan pantat ku sampai crot, kadang juga sebaliknya. Atau aku menghadap keatas sambil mereka nenen padaku dengan manja. Aku merasa sangat disayang diperlakukan seperti itu, seolah aku dijadikan ratu oleh mereka. Akhirnya aku memutuskan mengakhiri malam ini setelah Udin memuntahkan sperma nya yang ke 6x di vagina ku sambil dia nenen padaku dan Pardi memeluk ku dari belakang.

Saat terbangun di siang hari, aku kaget saat Pardi sedang nenen padaku dan Udin sedang tertidur memeluk ku dengan manja. Aku pun membangunkan nya dan berkata jika aku akan kuliah.

Saat aku bangun betapa kagetnya aku, seluruh badanku sudah penuh cupangan dari pedagang cilok dan es ini. Lalu aku memutuskan untuk segera mandi dan bersiap siap kuliah.

"Sayangg, mandi bareng yuk, Mas pengen" pinta Pardi

"Iya Mas juga pengen sayang." timpal Udin setengah sadar.

"Yaudah Ayok, buat Mas Mas kesayangan Erika" jawabku

"Asikkk" jawab mereka serentak.

Kami pun mandi bertiga, tentu dengan berapa kali crotan di dalam vagina, mulut hingga payudaraku. Saat aku ingin berangkat, aku bertanya pada mereka

"Mas ga pulang?"

"Iya ini mau pulang, tapi barang² tinggal sini, Mas cuma mau pulang sebentar, malem kesini lagi kok" Jawab Udin

"Iya Mas Pardi sama Udin semalem udah sepakat mulai sekarang mau tinggal di kost Erika aja hahaha" sambung Pardi.

Oh my God, sekarang aku harus menampung 2 tukang jualan keliling di kost ku yang otomatis mereka jadi suami ku sekarang. Tapi Yaudah lah, lagian aku juga gak kesepian lagi sekarang karna langsung punya 2 suami hahaha.

Aku pun bergegas ke kampus karna 5 menit lagi kelas dimulai, saat keluar dari pintu Udin memanggil ku

"Sayang, pamitan dulu dong"

"Oh iya lupa, maaf ya sayang sayangku"

Mereka mencium pipi kanan dan kiri serta mulutku

"Eh ada yang lupa sayangkuu" kata Pardi

"Apalagi? kan udah semua"

Otong nya belum di kiss sama Erika.

Terpaksa aku mencium kontol mereka yang bau itu walaupun sudah mandi.

-------------------------------------------------------------
Entah kenapa akhir² ini suasana nya sangat panas, terpaksa aku pergi ke kampus hanya memakai pakaian pakaian pendek saja.

"Rik, Heii" Sapa Sasa diujung koridor kampus memanggilku

"Hei Sa, tumben bisa ketemu" jawabku
Aku dan Sasa kenal waktu awal ospek di kampus dan menjadi teman, kita beda jurusan jadi jarang sekali ketemu.

"Rik selesai kelas jam berapa? temenin aku yuk ke Mall X, katanya ada pameran make up gitu deh" ajak Sasa

"Aku cuma 1 kelas aja sih, paling jam 2 selesai. Tapi panas banget Saa suerr" aku mengeluh

"Aduh kamu kuno banget sih, aku kan udah dibeliin mobil sama papi, naik mobil aku aja Rik.

"Hahaha kalo jarang ketemu ya gini Sa, sampe gatau udah punya mobil baru nih"
"Hehehe yaudah nanti aku kabarin deh ya"

"Okeee aku tunggu yaa. Lalu aku melanjutkan perjalanan ku kelas, seperti biasa, banyak pasang mata yang memperhatikan ku. Lebih tepatnya payudaraku ya aku bungkus hanya dengan kaos V neck yang potongan nya sangat rendah hingga belahan ku jelas terlihat, Namun aku merasa bangga menjadi pusat perhatian cowok².

Sesampainya di kelas, ternyata teman² ku sudah mau pulang karena ternyata kelas hari ini kosong karena dosen nya ada urusan mendadak. Aku yang bingung akhirnya memutuskan untuk ke warung dibelakang kampus yang menjadi tempat nongkrong pegawai² kampus seperti Satpam, Petugas kebersihan, Tukang kebun. Yaa itung² sambil nungguin Sasa juga aku makan dulu.

Benar saja, saat aku sampai di warung itu, penghuni warung hanya berisi pegawai² kampus, saat itu ada Tukang kebun Mbah Rejo, dan 2 Satpam yaitu Didik dan Aryo. Mereka semua sudah tua, lebih tua dibandingkan Pardi dan Udin. Mbah Rejo umurnya 74 sedangkan Didik dan Aryo aku taksir sekitar 50 sampai 55 tahun.

Aku pun langsung duduk dan memesan makan dan minum, saat kulihat, Mbah Rejo sedang memperhatikan ku dengan tatapan mesum, memang Mbah Rejo terkenal cabul di Kampus. Sudah banyak laporan masuk namun Kampus tidak memperdulikan nya.

"Mba kok maem nya sendirian aja, temen nya kemana?" tanya Mbah Rejo dengan pengucapan nya yang kurang jelas karena sudah tidak punya gigi sama sekali.
Didik dan Aryo kaget melihat Mbah Rejo yang langsung berani mengajak ku ngobrol

"Iya nih Mbah, lagi nunggu temen" jawabku pada Mbah Rejo
"Yaudah Mba, gabung aja kesini masih ada kursi. Masa sendirian disitu" timpalnya dengan senyuman mesum
Lagi² fetish gila ku dengan kalangan bawah mulai muncul, aku langsung berpindah untuk gabung dengan mereka. Aku duduk disebelah Aryo dan berhadapan dengan Mbah Rejo dan Didik.

"Mandi parfum ya Mba? wangi banget dah" Tanya Aryo kepadaku
Belum sempat menjawab, Mbah Rejo langsung berucap

"Hah masa mandi parfum? coba² minggir Dik pindah sana deket Aryo, biar Mbah duduk sama Mbak ayu" perintah Mbah Rejo pada Didik

"Astaga Mbah, sampe segitunya hahaha.Yaudah Didik pindah" kata Didik
Aku pun bertukar tempat duduk dengan Didik

"Hmmm iyaa wanginya anak cantik ini" sambil Mbah Rejo menempelkan hidung nya ke lengan bagian belakang ku dekat dengan ketiak ku

"Ih apa sih Mbah langsung nyosor aja" kagetku sambil memasang wajah cemberut
Didik dan Aryo terkaget melihat Mbah Rejo berani menempelkan wajahnya ke badanku.
"Hehehehe" timpal Mbah Rejo

"Namanya siapa Mba?" tanya Aryo

"Erikaa jawabku dengan gemas

"Ah kamu pdkt nya cara kuno Yo" ejek Mbah Rejo

"Nih, Mbah baru kenal udah pacaran sama Erika" Mbah Rejo mengambil tangan kanan ku dan menciumi tangan ku lalu mengusapkan nya ke wajahnya yang bisa dibilang wajahnya sangat buruk rupa, hitam, ompong.

"Eh Mbah gaboleh kaya gitu, nanti dilaporin lagi" kata Didik tegas.

"Dilaporin? ngapain aku ngelaporin pacar aku sendiri pak? ya gak Mbah?" aku malah memeluk Mbah Rejo dari samping yang otomatis payudaraku yang besar ke lengan Mbah Rejo.

"Eh eh eh, waduh bisa juga nih cewek" jawab Didik.

Mbah Rejo makin kegirangan aku peluk seperti itu, kepala kami saling bersandar satu sama lain, dan saat menoleh ke payudaraku, Mbah Rejo langsung ngiler melihat belahan payudaraku yang terpampang jelas. Dengan sigap Mbah Rejo malah menjilat iler nya yang menetes dibagian atas payudara ku alih alih membersihkan nya

"Astaga Mbah² mesum ketemu cewek mupeng, jadi deh itu" kata Aryo.
"Hahaha geli Mbah jangan gitu" aku tertawa.
"Maaf Yu, Mbah reflek ngeliat yang kotor langsung dibersihin" jawab Mbah Rejo.

"Berarti mulut Mbah ini kotor yaa? hahaha" timpalku sambil tangan ku kumasukan ke mulut Mbah Rejo yang hanya tersisa gusi nya saja. Mbah Rejo otomatis mengemuti jari telunjuk ku.

"Udah Ah Mbah, Erika mau maem dulu, sampe lupa makanan nya udah dateng" kataku

Aryo dan Didik bertepuk tangan pelan melihat "kesaktian" Mbah Rejo memikat Mahasiswi cantik berpayudara besar ini.
"Sumpah Yo, Dik jarinya manis banget, apalagi nenen nya yaa, Mbah jadi pengen nenen sama Erika" kata Mbah Rejo.

"Aduh Mbah jangan bikin kita ngaceng deh, masih kerja lagi lo habis ini kita" jawab Didik

"Ya kalian aja kerja, Mbah mau ngentot aja sama pacar Mbah, Erika. Ya gak Rum?" timpal Mbah Rejo.

Aku hanya diam saja tersenyum sambil menghabiskan makanan ku. Mereka terus saja melihatku makan dan Mbah Rejo dari tadi hanya mendusel dusel ke badanku sambil menggosok gosok tonjolan di celana kolornya yang lusuh.

Sungguh sangat tidak pantas melihat pemandangan seperti itu seorang mahasiswi cantik dilecehkan tapi, hal itu membuat aku makin sange sampai CD ku lama² basah.
Setelah makan aku mengecek HP dan melihat Sasa sudah mengabariku dan menunggu di parkiran. Aku bergegas membayar dan berpamitan pada mereka bertiga, khususnya pada Mbah Rejo. Aku mencium pipinya 3x dan langsung dia mencium bibirku, aku pun membalas ciuman nya dengan sangat mesra sampai² ludah nya menetes ke baju ku, Dagu ku pun basah kuyup dibuatnya tanpa kusadari.
"Kalo Mbah mau ke Kost Erika, mampir aja ke kost Erika, Kost A nomer 20. Erika tungu yaa nanti malam, Byeee" ucapku.

Aku pun buru² ke parkiran untuk menemui Sasa, aku lihat dia dari jauh membuka kaca sambil celingak celingkuk mencariku. Langsung aku membuka pintu mobil dan masuk kedalam karena sudah tidak tahan panas diluar.

"Erikaa !! bikin kaget aja kamu" Kata Sasa dengan kaget.

"Sorry, hahaha panas banget diluar"

"Sepanas itu ya? sampe kehausan kamu? itu dagu, sama baju basah semua keburu buru minumnya? tanya Sasa.
Mampus aku lupa mengelap air liur Mbah Rejo tadi, jadi semua orang tadi liat aku basah2 begini?

"Eh iya Sa, hehehe minta tisu dong" jawabku malu

Diperjalanan menuju mall, aku sempat berpikir ucapan ku tadi ke Mbah Rejo, aku memberi tahu Kost ku. Aku lupa bahwa ada 2 pedagang keliling yang sekarang akan sering tinggal bersamaku, mampus lah aku akan dicap sebagai lacur murahan.

"Erikaaa.. kamu ini mikir apa si!?" bentak Sasa kepadaku yang memang dia cewek yang sedikit tegas.
Rupanya dia daritadi mengajak ngobrol namun aku tidak memperhatikan nya karena sedang memikirkan Pardi, Udin dan Mbah Rejo

"Yaampun maaf Saa, aku ga perhatian"

"Kamu banyak pikiran? mau ngobrol aja gak? biar kamu lega? kita cari cofeeshop deket sini yaa?"

"Gapapa Saa, makasih yaa, lagian aku gasabar udah pengen beli make up baru, lipstik aku udah mau abiss"

"Okee kita meluncurrrr" semangat Sasa

"Hei pelan pelan sayangggg, Hahaha" aku sedikit panik


Kami pun sampai di parkiran Mall X. Karena baru pertama kali kesini, Sasa bertanya kepada satpam yang ada disana

"Permisi pak, parkiran untuk mobil ada dimana ya" karna memang Mall ini besar

"Astaga toket nya" Reflek si satpam itu walaupun dia sendiri kaget dengan ucapan nya.

"Hey ngomong apa kamu! yang sopan ya. Saya laporin ke bos kamu sekarang ya" amuk Sasa membela ku

"Udah Saa gapapa cuma gitu aja kok, udah udah" bujuk ke kepada Sasa

"Gabisa gitu Rum, dia udah kurang ajar ke kamu, masa kamu mau diem aja sih!?" Malahan Sasa yang marah kepada ku

"Iya iyaa udah ya Saa" aku membujuk lagi

"Pak awas ya kamu, siapa nama mu? saya ingat² nanti saya laporin ya kamu" lalu Sasa menutup kaca mobil dan jalan lagi mencari parkiran mobil sendiri.
Yaampun Sasa tau aku dilecehkan begitu saja dia marah nya bukan main, bagaimana kalo dia sampai tau apa yang dilakukan Pardi, Udin bahkan Mbah Rejo kepadaku.
Sasa memang sosok cewek yang sangat tegas, dia tidak takut pada siapapun jika dia merasa benar, bisa dibilang Sasa ini lebih garang daripada cowok hahaha. Walaupun Sasa ini sebenarnya sedikit nakal karena memiliki beberapa tatoo di tangan dan lehernya, namun tidak seperti nakal yang kulakukan, tapi kalo aku kan binal xixixi.

Kami pun menemukan tempat parkir mobil, dan segera masuk kedalam Mall, kami langsung naik ke lantai 4 dan melihat make up yang memang sedang mengadakan diskon besar. Sasa sedang mencari foundation, dan terlihat sangat fokus mencari warna yang cocok. Fokus ku pun teralihkan pada lipstik yang warna nya sangat aku suka. Aku mengambil tester nya dan mengoleskan nya pada pergelangan tangan ku dan ternyata warna nya memang cocok buatku.

"Kalo aku beli ini, nanti malam aku pake terus kasih hadiah kecupan² mesra ke wajah suami² ku kayaknya lucu deh hehehe" batinku sambil sedikit sange. Tak terasa sudah 2 jam aku di Mall itu, setelah membeli make up, kita jalan jalan dan membeli makan karena kita berdua lapar. Sejauh ini di dalam Mall kondisi nya aman, enggak ada yang aneh aneh kepada ku. Kita pun membeli steak untuk makan kita kali ini, setelah menunggu 20 menitan, makanan kita datang. Namanya cewek ya biasalah, sebelum makan kita foto² dulu hahaha. Baru saja aku menyantap makanan, tiba tiba ada Cowok aku taksir umurnya sekitar 26 tahun menghampiri ku

"Permisi kak, aku Hansen boleh kenalan gak kak?"

"Eh aku Erika kak salam kenal ya"

"Salam kenal Kak Erika, maaf ya kak, aku ganggu gak?" tanya Hansen

"Ini kita mau makan sih kak, ada apa ya?"

"Oh gitu maaf deh kak, ini kebetulan aku liat kakak dari tadi tapi berani ngajak kenalan hehe, boleh gak kak aku minta akun IG nya?" tanya Hansen gugup sekali

"Emmm, IG aku yaa? aduh boleh gak nih Sa?" malah aku bertanya pada Sasa

"Loh kan yang diminta kamu Rum, hahaha. tapi sikat aja sih Rum HAHAHAHA" jawab Sasa

"Tuh temen nya aja udah ngizinin loh kak" timpal Hansen

"IG Kak Hansen aja deh aku follow nanti" jawabku

"Oke kak boleh deh, dicatet ya IG aku" dia pun menyodorkan HP nya memperlihatkan akun IG nya sambil aku mencatat nya di HP ku.

Dia pun kembali ke tempat duduknya dan ternyata dia bersama teman² nya yang semua nya sedang tertawa

"Sikat aja Rik, orangnya baik, sopan, ganteng juga, pasti kaya tuh Rum. Liat ga jam nya? itu 10M harganya Rik Hahahah." goda Sasa kepadaku
"Apasih kamu Saaa hahaha, makan dulu tuh steak muu" jawabku memerah
Kita pun baru mulai makan steak kita, dan terlintas dipikiran ku

"Aduh Mas maaf ya ga tertarik, kamu terlalu baik buat aku hahaha, kamu emang ganteng dan kaya Mas, tapi sayang ga seberuntung Pardi, Udin yang semalem meniduri ku dengan sangat nikmat" batinku
Setelah makan aku pergi ke Toilet, untuk membenarkan pakaian ku, aku kembali kaget saat ku lihat bagian atas tubuhku yang mana cupangan² bekas semalam masih terlihat sangat jelas.

"Udah yuk Sa kita pulang, aku udah capek nih, ngantuk" alasan ku karena sebenarnya aku sudah sange melihat bekas cupangan semalam, dan ingin segera menemui kedua suami baru ku xixixi.

"Iya yuk pulang, aku juga ada urusan habis ini."
Syukurlah dia ada urusan jadi aku ga harus bingung mencari alasan agar dia tidak mampir ke Kost ku, bisa gawat jika dia tau ada Pardi dan Udin.
Perjalanan begitu macet hingga aku tertidur dan tiba² sudah sampai di Kost ku.

"Rikk, bangun yuk sayang udah nyampe nih, aku gamau ya harus gendong kamu kedalem." ucap Sasa sambil membangunkan ku dengan lembut. Aku kaget ternyata Sasa juga bisa lembut hahaha

"Eh eh iya Sa, makasih ya udah dianterin dan nemenin aku"

"Aku yang terima kasih uda mau nemenin aku hehehe. Dadah Erika"

"See You Sasaaaa"
Akhirnya aku pulang jugaaa, begitu masuk kedalam kamar, aku sedikit kecewa karena tidak ada siapapun didalam.

"Yahh kok sepi, padahal udah pengen disayang sayang lagi. Apa aku colmek aja yaa, eh tapi jangan deh gapapa aku tabung dulu sange nya" pikirku dalam hati.
Aku pun melanjutkan tidur ku tadi sampai jam 9 malam.

"Selamat Malam Erika kesayangan Mas" ucap Pardi masuk kedalam kamarku seperti sudah lama tinggal disini.

"Mas Pardi. Erika kangen sini peluk" aku berusaha bangun dan tidak sengaja tangan ku menindih badan seseorang disampingku yang ternyata itu adalah Udin. Sejak kapan Udin masuk ke kamarku, aku memang lupa untuk mengunci kamar. Bagaimana jika yang masuk bukan Udin, bagaimana jika aku diperkosa tadi? tapi gapapa deh diperkosa aku suka kok, siapa tau nambah Suami lagi xixixi.
Pardi langsung menghampiri ku di kasur dan menggendong tubuhku layaknya suami istri.

"Muachh, ih kok sayang bau asem, belum mandi ya dari pulang tadi?" tanya Pardi
"Iyaa mas, Erika belum mandi, tadi kecapean pulang sore langsung bobo deh. Erika lupa hidupin AC loh mas tadi, untung ada Mas Udin yang dateng hidupin AC, kalo enggak Erika tambah asem deh keringetan" jawabku

"Hmm kasian nya kesayangan Mas kecapean, yaudah yuk mandi Sayang, mas juga bau nih habis kerja" ajak Pardi sambil menggendong ku masuk ke kamar mandi. Aku pun makin memeluk nya erat dan menyandarkan kepala ku ke dada Mas Pardi.
Karena orang tua ku merupakan keluarga yang cukup berada. Jadi mereka memilihkan ku Kost yang terbaik dengan kamar mandi didalam, bathtub, AC, kamar yang luas. Walaupun aku sedikit membohongi mereka dengan tidak mengatakan jika ini kos campur antara cowok dan cewek.

"Sini yuk sayang kita berendam dulu pake air anget" ajak Pardi yang sudah berendam terlebih dahulu di bathtub.

Aku pun menyusulnya berendam, benar² aku sudah diluar batas melakukan ini semua. Mas Pardi melingkarkan tangan nya di perutku dan kepala nya disandarkan ke pundak ku. Aku benar benar merasa disayang olehnya (maklum aku sangat haus akan kasih sayang dari kecil)

Aku juga menceritakan kegiatan ku hari ini kepada Mas Pardi seperti anak kecil. Entah Pardi mendengarkan atau tidak, dia kadang mencium pundak atau leherku dan rasanya dia sangat menikmati momen ini.

"Mas, tadi aku sama temen pergi ke Mall, beli lipstik terus maem steak, terus masa ada cowok datengin aku deh Mas, minta² ig segala Mas" ceritaku pada Pardi.

"Oh ya? terus kamu kasih? gitu ya sekarang Erika udah ga sayang lagi sama Mas. Mas pulang aja deh kalo gitu, biar kamu sama dia." goda Pardi kepadaku sambil melepas pelukan nya dariku dan berpura pura bangkit.

"Hmm Mass gak gituu, Erika Gak kasih kok beneran deh suer, Erika sayang sama Mas, Mas jangan pulang yaa" rengek ku seperti anak kecil sambil berbalik menghadap ke Pardi mendekatkan badanku padanya berwajah melas seperti mau menangis.
Pardi yang tak kuasa menahan perlakuan ku langsung memeluk ku dengan sangat erat, tangan nya mengusap usap punggung ku yang putih bersih nan mulus yang basah oleh air. Dan pinggang Pardi mulai berputar untuk memposisikan kontol hitam nya mencari sarang nya yang hangat.

"Iya Erika sayang, Mas gak pulang dehh" Rayu Pardi padaku.
Setelah beberapa menit kami memutuskan untuk menyudahi kemesraan ini. Betapa kagetnya aku, air sabun yang wangi tadi, berubah menjadi bau dan kotor akibat badan Pardi yang seharian diluar. Melihat kondisi itu, aku mengulang mandi ku menggunakan shower dan Pardi langsung keluar dari kamar mandi.

Setelah merasa cukup, aku menggunakan handuk menutupi badanku yang sebenarnya tidak perlu, dan mengeringkan rambutku menggunakan handuk lainnya. Aku keluar kamar mandi dan melihat Pardi dan Udin sedang merokok di Sofa sambil mengobrol

"Liat bro. istri kita habis mandi pasti wangi, mana keramas lagi. Siap ngewe ya sayang?" celoteh Udin

"Sayang dibiasain ya kalo mau pergi, baru pulang, atau habis mandi. Suaminya di kiss duluu" kata Pardi
Tanpa menjawab aku menghampiri mereka berdua dan mereka mencium bibir ku secara bergantian.

"Mas Pardi habis mandi kenapa kolor nya dipake lagi ih, jadi bau lagi dong Mas itunya" kataku
"Ini kolor favorit Mas, liat pantat nya udah bolong" Pardi berdiri dan berputar menunjukan kolornya yang bolong.

"HAHAHAHA ****** banget Pardi" Udin terbahak bahak
Saat sedang tertawa, pintu kamar ku ada yang mengetuk dengan tidak sabar.

"Mampus kalo itu temen aku gimana Mas, bisa gawat loh" aku panik

"Mas ngumpet dulu biar Erika yang buka" perintah ku pada kedua suami ku

Ternyata itu adalah Mbah Rejo, saat aku membukakan pintu, dia langsung masuk kedalam sebelum aku berucap sepatah kata pun. Aku langsung menutup pintu dan mengunci kamar

"Mbah Rejo Yaampun bikin kaget aja ih, Erika kira siapa malem² begini" kataku
"Ini siapa sayang? Mbah² jelek bau begini" kata Udin
What? jelek? bau? kalian semua itu jelek dan bau tau gak? bisa bisanya ngatain orang lain jelek dan bau. padahal udah mandi bau kalian itu gak bisa ilang. Tapi lagi lagi aku sange sama kalian.

"Ini Mbah Rejo Mas, dia tukang kebun di Kampus Erika, tadi siang katanya Mbah Rejo mau mampir, boleh kan Mas?" Tanya ku, padahal ini adalah Kost ku.
"Udah ngapain aja kamu sama dia? sampai mau mampir segala" tanya Udin
"Maaf ya Mas, Mbah sama Erika ini udah pacaran, tadi kita udah ciuman mesra sampe netes² iler kita" jelas Mbah Rejo bangga

"Pacaran? Ciuman? Sorry ya Mbah Tua, kita ini suami Erika, kita udah boboin Erika sampe nyenyak bobo nya semalem." jawab Pardi lebih bangga
"Tidurin Erika? haha gausah menghayal deh kalian" ejek Mbah Rejo
Seketika Udin menghampiri ku dan memutar badanku hingga menghadap Mbah Rejo dan langsung melepas kan handuk dibadanku hingga tersisa hanya handuk di kepala ku saja yang menempel di tubuhku.

"Liat nih Mbah cupangan² ini kalo bukan dari kita, dari siapa lagi" kata Udin
Mbah Rejo terbengong melihat tubuh mulusku yang putih bersih ini dan banyak cupangan di daerah payudara ku yang tetap kencang meski tidak pakai BH.
"Peduli setan kalian udah tidurin Erika, Mbah udah sange aja dari tadi siang pengen nenen sama Erika" langsung Mbah Rejo memegangi nenen ku dan mengenyot nya seperti bayi. Rasannya geli sekali karena Mbah Rejo sudah tidak punya gigi, apalagi saat Mbah Rejo berusaha menggigit puting ku yang berwarna pink ini.

Aku pun hanyut dalam permainan Mbah Rejo pada payudara ku sementara Pardi dan Udin tertawa melihat tingkah Mbah Rejo.
Karena sudah mandi dan aku tidak mau membuat badanku bau lagi, aku mendorong Mbah Rejo dan berkata
"Mbah udah ah, Erika udah mandi nanti bau lagi ah gamau."

"Yaampun, baru juga nen dikit, tadi siang belum puas baru jilat dikit" pinta Mbah Rejo

"Nahh kebetulan, Mas kan belum mandi, Mbah kan juga belum, mending kita mandi lagi yuk sayang, tanggung itu nen nya udah bau jigong Mbah Tua hahaha" ide Udin
Tanpa kusadari, Mbah Rejo sudah mendekap ku lagi kembali menyusu kepadaku.
"Hmmm yaudah deh, tapi ini terakhir ya malem ini Erika mandi" jawabku

"Iyaa sayangku Erika cantik" Mbah Rejo ikut ikutan memanggil ku sayang.
Aku, Mbah Rejo, Udin masuk ke kamar mandi. Aku menyalakan shower dan berdiri dibawah kucuran air sambil Mbah Rejo dan Udin pastinya mencumbuiku.

"Udahan dulu cium cium nya, sabunan dulu yuk" ucapku

"Haduh ribet pake sabun², kalo mau berbusa pake ini aja, cuihh cuihh" Mbah Rejo meludahi ku di bagian dada dan vagina ku
"Ihhhh gamau, harus pake sabun ya sayang sayangkuuuu muachh" bujuk ku sambil mencium mereka.

Mereka pun menuruti ku dan aku terpaksa menyabuni badan mereka yang malas pakai sabun, ternyata mereka kalau mandi hanya air saja tidak pakai sabun, pantes aja bau nya gak karuan. Mereka sengaja melarangku untuk menyabuni kontolnya dan menyisakan untuk terakhir.

"Nah sekarang tinggal kontol kan, bersihin dulu pake mulut kamu, sekalian kamu gosok gigi kan?" kata Mbah Rejo seenaknya.

Dengan perasaan jijik dan sange berat aku mulai mengulum kontol Udin karena aku tidak tahan dengan punya Mbah Rejo, bentuknya udah gak karuan. Udin ku langsung memegangi kepala ku sambil merem melek meresapi kontol nya yang masuk kedalam mulutku yang sexy ini.

Tak mau kalah, Mbah Rejo menampar kan kontol nya berkali kali ke wajah ku sehingga lama² cukup sakit dan menganggu juga.
"Iya iyaa sayangkuu, ini gantian punya Mbah kokkk" ucapku dengan mendangak keatas melihat Mbah Rejo yang buruk rupa.
Awalnya aku ragu mengulum kontol Mbah Rejo, aku tidak bisa membayangkan sperti apa rasa kontol Mbah tua tukang kebun ini. Aku menciumi nya dulu perlahan mulai dari batang nya, pelir nya, dan ke kepala kontol nya lalu aku mulai mengulum kontol tua bangka ini

"Anjingggg, Anjinggg enak banget gilaaa, Bangsat ini mulut apa memek, anget banget nikmat, ahhhhhh" erang Mbah Rejo keenakan sambil berteriak.
Mungkin Pardi diluar kamar mandi kaget mendengar aku berteriak dan segera membuka kamar mandi melihat aku sedang memblowjob kedua lelaki ini. Pardi mulai mengocok kontolnya sendiri.

Selama setengah jam aku terus mengulum kontol mereka berdua, sesekali Udin menarik ku keatas untuk mencium ku, begitupun Mbah Rejo. Namun ditengah permainan, Pardi menghampiri kami, dan membuang sperma nya di payudaraku cukup banyak, lalu dia keluar dan sepertinya dia tidur karna kelelahan.
Tak lama Mbah Rejo tidak kuat dan menarik wajah ku memasukan kontol nya kedalan mulutku, lalu dia memuntahkan sperma nya sangat banyak hingga beberapa menit. Aku sempat ingin muntah karna rasanya yang sangat aneh dan banyak sekali hingga tertelan. Kemudian aku fokus ke kontol Udin berharap ini segera berakhir.

Mbah Rejo lalu tiduran di lantai kamar mandi dan mulai mengangkat tubuhku sedikit naik saat berjongkok, rupanya dia ingin menjilati vagina ku yang bersih tanpa bulu sedikitpun.
Awalnya aku merasa sangat geli dan nikmat, aku menaik turunku pinggang ku sesuai irama yang aku suka, namun Mbah Rejo tidak sabar dan langsung menarik tubuhku kebawah. Vagina ku jadi santapan bagi Mbah Rejo.

Tak butuh waktu lama, setelah 5 menit aku orgasme dan cairan cintaku langsung diminum habis oleh Mbah Rejo. Aku mengeluh keenakan sampai mengeluarkan kontol Udin dari mulutku, Ia pun langsung menggendong ku dan menancapkan kontol nya ke vagina ku dan membuang sperma nya didalam.
Setelah berdiam sebentar mereka berdua langsung keluar kamar mandi sementara aku harus mengulangi mandi ku dari awal lagi.

Setelah merasa cukup, aku keluar dari kamar mandi dan melihat Udin sedang bergegas akan pulang sambil menggerutu
"Dasar istri sialan, baru juga mau seneng² udah marah marah disuruh pulang. Dipikir kangen apa sama istri? taik. Mendingan sama Erika disini nyaman banget." ucap Udin marah

"Mas mau pulang? ihh jahat banget istrinya ditinggalin, Erika bobonya sama Mas Pardi aja nih jadinya" tanya ku sekaligus menggoda nya.

"Sabar ya sayangkuu, istri tua Mas udah marah. dia gatau habis ini Mas mau cerain dia hahaha. Sampai ketemu lagi besok Sayangku cintaku. muach" sambil dia mencium ku lalu keluar dari Kost ku.

"Hari ini kita jadi bobo berdua aja ya Erika sayanggg" kata Pardi bahagia.
Aku sebenarnya sedikit kecewa karena Udin pulang, aku lebih suka jika harus ditiduri 2 orang. Oiya kan ada Mbah Rejo ya, aku ajak aja dia menginap disini.

"Iya nih Mas berdua aja sepi kan, Mbah Rejo ikut bobo disini aja yaaa, nanti sama Mas Pardi boboin Erika. Mau kan?" tanya ku pada Mbah Rejo

"Waduh, Memang Mbah rencana mau nginep disini Rum, tanpa disuruh pun hahaha" jawabnya
Sialan memang dia sudah berencana untuk menginap disini, andai tadi Udin tidak pulang, aku akan ditiduri 3 lelaki sekaligus.
"Yaudah yuk kita bobo sekarang aja, udah jam 11 Erika ngantuk. Ayo Mas, Mbah sini naik ke kasur, biar Erika bobo ditengah" ajak ku ke mereka berdua.

Aku langsung memposisikan diriku di kasur dan masuk kedalam selimut, seperti biasa ketika mau tidur aku hanya menggunakan tanktop saja dan CD.
Mbah Rejo pun langsung menyusul, sebelum masuk kedalam selimut juga, Mbah Rejo melepas semua pakaian nya sehingga dia telanjang dan langsung mendusel dusel padaku.

"Mas gamau bobo, ayo ih Mas udah malemm" tanyaku pada Pardi.
"Bentar Sayang, Mas mau telpon temen dulu lagi ada urusan." jelasnya
"Ih apaan malem² gini sok sibuk. Yaudah Erika sama Mbah duluan yaaa" jawabku

Karena hanya sedang berdua didalam selimut, aku berbaring saling berhadapan dengan Mbah Rejo, dia pun asik sekali memeluk ku sambil menggesakan wajahnya ke payudaraku. Karena mungkin terlalu sange, dia mencaplok payudara ku walaupun terbungkus dengan tanktop ku. Cukup lama dia mengunyah payudaraku ini, tidak terasa sakit karena giginya ompong. Aku pun merasakan kontolnya yang sangat tegang menyundul paha ku yang mulus.

"Sayangg, Mbah udah tua, mau nenen boleh? orang tua butuh susu biar sehatt" minta Mbah Rejo
"Tapi kan Erika ga keluarin asi sayang, lagian kalo mau nen gapapa, sini aku bukain"
Aku menurunkan belahan tanktop ku sehingga menyembulah payudaraku ini.
"Yeeeyy Nenennn" girang Mbah Rejo
Mbah Rejo pun asik sekali nenen padaku sampai payudaraku yang sebelah kanan ini sudah basah oleh air liurnya setelah beberapa menit.
Baru saja mau tertidur, Pardi bergabung masuk kedalam selimut

"Udah bobo kamu? Mas bikin kaget ya?" tanya Pardi

"Engga kok Mas, ini malah aku yang boboin Mbah Rejo hahaha. liat kayak anak kecil dia lagi nenen terus bobo" Mbah Rejo memang langsung tertidur saat nenen padaku, mulutnya masih penuh dengan payudara Mahasiswi Cantik yang semok ini.
"Yaudah yuk bobo sayang, muach" ajaknya sambil kita berciuman

"Ehmm, Mmhhhh" Mbah Rejo sedikit terganggu karena aku terlalu banyak bergerak saat berciuman dengan Pardi. Dengan sigap aku langsung mengelus elus kepala nya agar dia tidak jadi terbangun. Kita pun tidur bertiga dengan aku menyusui Mbah Rejo dan Mas Pardi memeluk ku dari belakang sambil menciumi leher ku yang jenjang.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft amarah para buruh 22

Selina Amoy Petualang Seks 4

Draft Amarah Para Buruh 23

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku

Amarah Para Buruh 18

Jenni !! Wanita nekat akhirnya kena batunya

Suka Duka Terlilit Hutang

Skandal Sebuah Keluarga

Lizzy Amoy Peliharaan Pembantu 4