Pagi itu tidak seperti biasanya, udara terasa dingin hingga membuatku sedikit merasa malas untuk segera beranjak dari tempat tidurku. Sejak tadi malam sepertinya hujan turun cukup deras sehingga udara dingin masih menyelimuti hingga pagi ini.Aku menarik gorden tebal berwarna biru yang menutupi kaca jendela kamarku yang terletak dilantai 2 dan sinar matahari pagi yang hangat segera menerpaku. Sebenarnya aku masih merasa ngantuk sekali dikarenakan semalam aku belajar hingga larut malam karena hari ini akan ada ujian dikampusku.
Aku menyibak selimut yang menutupi tubuhku lalu duduk sejenak di atas ranjangku sambil termenung menatap ke halaman luar dari samping jendela kamarku.
Terlihat daun daun pohon di taman rumahku tampak segar karena terkena siraman air hujan yang turun semalaman.
Kicauan burung kecil yang hinggap di dahan pohon turut menambah indahnya suasana pagi itu.
Beberapa tahun terakhir ini usaha papaku memang sedang berkembang pesat dan ia memutuskan untuk membangun sebuah rumah baru yang cukup besar yaitu di sebuah komplek pemukiman elite yang letaknya berada di pinggiran kota yang udaranya masih segar, perumahan ini memang masih tergolong baru sehingga masih sangat sepi, karena hampir 80 persen rumah di komplek tsb belum dihuni dan sebagian lagi masih berupa tanah tanah kavling kosong sehingga kalau malam terlihat agak gelap dan sepi. kami baru 8 bulan pindah ke rumah besar berlantai 2 tsb, sebelumnya kami tinggal di kawasan pecinan di pusat kota, namun karena papaku ingin tinggal lebih dekat dengan tempat usahanya makanya ia membangun sebuah rumah baru untuk kami tinggal. Aku berpikir beberapa saat sambil membayangkan seandainya ini hari libur, pasti enak sekali. Tapi Kenyataanya hari ini aku sedang ada Ujian di kampusku, sehingga terpaksa aku harus segera bersiap siap untuk berangkat ke kampus pagi ini.
Jam dikamarku menunjukan pukul 7.15 pagi, Aku mengalihkan pandanganku pada buku buku yang masih berserakan diatas tempat tidurku karena sepertinya aku ketiduran saat belajar semalam.
Dengan malas aku bangkit mengambil handukku menuju kamar mandi, menyalakan shower dan mandi sambil mengingat ingat ingat hal yang akan aku kerjakan hari ini. Setelah selesai aku mengeringkan tubuhku dan mengenakan baju yang akan kupakai ke tempat kuliahku nanti, Karena bangun kesiangan, akupun terburu buru sehingga tidak sempat untuk sarapan pagi dirumah.
Setelah selesai kuliah, jadwal kegiatanku adalah pergi ke kantor papa ku untuk membantu mengurus administrasi disana. Begitulah rutinitas ku sehari hari yang kadang membuatku sangat jenuh menjalaninya.
Aku kuliah di salah satu universitas swasta yang cukup terkenal, disana aku mengambil jurusan akuntansi dan tak lama lagi akan segera lulus, namun kenalanku dikampus boleh dibilang cuma terbatas pada kawan-kawan setingkat yang kerap ku jumpai di kelas namun namaku cukup terkenal di kampus mungkin karena wajahku yang cantik jelita hingga banyak laki laki yang terpesona dan ingin menjadi kekasihku. Selain itu aku juga tak pernah ikut kegiatan lain dikampusku karena aku harus bekerja membantu orangtuaku sehingga aku tak punya banyak waktu untuk bersenang senang bersama temanku.
Siang itu aku menyempatkan diri mampir ke sebuah café di dekat kampus, sekedar untuk bersantai melepas penat setelah beberapa hari ini sibuk belajar untuk ujian. Aku sedang duduk di bangku cafe, sambil menatap pemandangan luar jendela. Duduk termenung sambil mengaduk-aduk kopi yang ada di meja. Cuaca yang sedang hujan membuat pikiran dan perasaanku melayang ke mana-mana.
Aku jadi teringat akan kekasihku yang bernama Ricky, Kami berpacaran sejak masih duduk di bangku smu, dari sekian banyak murid pria disekolah yang mengejarku hanya dialah yang mampu merebut perhatian dan cintaku. Menurutku ia adalah seorang pria yang tampan dan baik serta penuh perhatian, hal inilah yang membuatku benar benar merasa nyaman jika sedang bersamanya. Namun sayangnya saat itu papaku belum mengijinkan aku untuk berpacaran hingga kami selalu bertemu secara diam diam tanpa sepengetahuan papaku.
Selain tampan dan baik, ia juga sangat pintar dan berbakat hingga disaat kelulusannya ia memperoleh beasiswa dari sebuah universitas diluar negri dan melanjutkan kuliahnya di sana. Walaupun terpisah oleh jarak yang sangat jauh kami selalu rutin berkomunikasi untuk mejaga hubungan baik kami.
Aku merupakan seorang gadis Chinese berusia 21 tahun yang memiliki bentuk tubuh yang proporsional dengan rambut panjang yang indah. Namaku Vivian, aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara dan adikku bernama Vania yang masih duduk di bangku smu, penampilannya sangat modis dan selalu mengikuti trend pakaian yang ada pada saat ini. Berbeda dengan sifatku yang agak pendiam,tenang dan lembut sebaliknya Sifat adikku lebih ceria dan manja, ia juga pandai bergaul sehingga banyak sekali temannya disekolah dan ditempat lainnya, namun sayangnya jika sedang marah, kata katanya kadang sangat tajam dan menyakitkan hati bagi yang tak biasa mendengarnya.
Seperti umumnya gadis keturunan Chinese, kulit kami berdua sangat putih dan mulus yang menjadi daya tarik tersendiri dan kami selalu rajin merawatnya. Adikku sangat cantik dan imut namun terkadang juga sifatnya sangat kekanak kanakan, mungkin karena sejak dulu ia selalu dimanja oleh papaku yang selalu menuruti apa kemauannya. Entah kenapa sejak kecil ia selalu berkeinginan untuk menjadi seorang pramugari pesawat dan sampai sekarang pun keingiannya tak pernah berubah walaupun papaku pernah berkali kali melarangnya.
Menurut orang, wajah kami berdua sangat cantik, oriental dan innocent dengan bentuk tubuh yang tinggi dan ideal sehingga membuat penasaran para pria yang melihatnya, Aku termasuk gadis yang feminim dan suka bersolek begitu juga Adikku sehingga kami lebih suka memakai rok atau dress jika sedang pergi keluar.
Papaku merupakan seorang pengusaha industri percetakan kertas, ia mempunyai sebuah pabrik kecil di daerah pinggiran kota dengan luas sekitar 3000 an meter walaupun letaknya agak jauh dari kota namun harga tanah didaerah itu masih tergolong cukup murah sehingga papaku memutuskan untuk membangun pabriknya didaerah yang masih terpencil itu. Pabrik tersebut berada dipinggir jalan raya yang sangat sepi jika malam hari, dikarenakan kondisi jalan yang rusak parah serta lampu penerangan jalan yang masih sangat minim menyebabkan banyak kendaraan yang enggan melintasi jalan tsb. Dari berita yang sering kudengar, jalan tsb juga sangat rawan dimalam hari karena sering terjadi aksi begal motor terutama jika sudah diatas jam 10 malam.Di sepanjang jalan itu ada beberapa rumah warga yang letaknya saling berjauhan dan juga beberapa warung kecil yang biasa dijadikan tempat singgah para sopir truk yang melintas untuk makan atau sekadar minum kopi sambil melepas lelah.
Warga kampung disana rata rata hidupnya dibelenggu oleh kemiskinan dan berpenghasilan rendah. Mereka membiayai hidupnya dari hasil berkebun dan sebagian lagi membuka warung kecil kecilan dirumahnya. Saat siang hari daerah tersebut memang sangat teduh karna masih banyak terdapat tanah kosong yang dipenuhi rumput ilalang dan semak belukar yang tumbuh secar liar serta pohon pohon besar di sepanjang jalannya, namun dimalam hari sangat gelap dan sepi. sebagian besar buruh pabrik papaku adalah pemuda warga sekitar yang selama ini bekerja sebagai buruh serabutan dikampungnya.
Karena daerahnya yang kurang aman maka papaku sengaja membangun tembok pagar luar pabrik yang cukup tinggi sehingga orang yang melintas tidak tahu aktvitas yang terjadi didalam pabrik. Jika melihat kedalam area pabrik setelah melewati pintu gerbang besi berukuran besar, dibagian halaman depan ada sebuah pos jaga satpam berukuran kecil lengkap dengan meja dan kursinya, disebelah pos itu ada sebuah bangunan rumah kecil yang digunakan untuk keperluan administrasi kantor. Sementara di area bagian tengah ada satu bangunan besar yang diperuntukan sebagai tempat proses produksi barang yang didalamnya terdapat beberapa buah mesin percetakan kertas dan mesin mesin kecil pendukung lainnya.
Tepat dibelakangnya ada ruangan lain yang difungsikan sebagai gudang penyimpanan barang.
Selanjutnya di area paling belakang terdapat tiga buah kamar berukuran kecil untuk mess buruh yang berasal dari luar kota, selebihnya adalah tanah kosong yang ditumbuhi oleh rumput liar dan beberapa pohon pisang.
Pabrik papaku mempekerjakan kurang lebih 100 orang buruh harian yang 80% diantaranya adalah laki laki. Itu dikarenakan disana lebih banyak pekerjaan kasar dan berat yang tentunya lebih cocok untuk laki laki. Para buruh itu kebanyakan dari warga sekitar pabrik hanya sebagian kecil saja yang berasal dari luar kota. Sedangkan mamaku seorang pedagang toko emas disebuah pasar tak jauh dari rumahku.
Walaupun secara ekonomi, kami terbilang berkecukupan namun hubungan rumah tangga kedua orang tuaku kurang harmonis, selain keduanya sibuk dengan kegiatannya masing masing sehingga kedua anaknya sudah terlupakan ditambah lagi papaku pernah ketahuan berselingkuh dan menghamili seorang karyawan perempuan yang bernama lastri yang dulu pernah bekerja sebagai staff administrasi dipabriknya.
Karena sering cekcok di rumah, papaku semakin jarang pulang kerumah, mungkin ia lebih sering tinggal bersama wanita selingkuhan yang sepertinya sudah dinikahinya. Ia hanya sesekali datang dan mengurus pekerjaanya dipabrik, sehingga aku ditugaskan untuk membantu mengurus pekerjaan papaku di pabriknya.
Para buruh dipabrik papaku memang sebagian besar kerjanya malas-malasan jika tidak ada yang mengawasi, padahal awalnya mereka yang meminta minta diberikan pekerjaan oleh papaku, Namun setelah bekerja mereka malah menunjukan hal yang tidak baik. Apalagi semenjak papaku hanya datang sesekali saja ke sana. kalau papa sedang tidak datang ke pabriknya, mereka seringkali menggodaku dengan kata kata yang tak pantas sehingga aku sering kesal bila mengingat kelakuan mereka.
Terus terang aku sangat risih terhadap mereka yang sering melihatku dengan pandangan menelanjangi itu. Aku hanya berani memarahi mereka kalau papaku sedang datang kesana, kalau papaku tidak ada aku lebih suka diam diruangan kantorku karena bila aku keluar ke bagian produksi para buruh itu sering menggodaku secara kurang ajar. kejadian ini tidak diketahui papaku karena aku sendiri malu untuk menceritakannya. Apalagi setelah hubungan papa dan karyawan perempuannya mulai diketahui buruh-buruhku, mereka seakan mendapat angin segar untuk lebih bisa bersikap semaunya padaku yang tak lain adalah putri majikan mereka sendiri.
Siang itu, aku punya banyak tugas dikampusku sehingga agak sore baru sempat ke kantor, terpaksa hari ini aku lembur untuk memeriksa dan menyelesaikan tugas tugas dikantor. Aku bersandar di bangku kantorku untuk beristirahat sejenak, Rasanya badanku lelah sekali, Kulihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 7 malam, aku bangun dari tempat duduk dan berjalan keluar ruanganku untuk mengambil buku data penjualan yang ada dimeja ruang depan.
Saat itu semua buruh pabrik sudah pulang ke rumahnya karena mereka hanya bekerja hingga pukul 5 sore hingga hanya tinggal karyawan office boy yang bernama danang sedang asik mengobrol di teras depan kantor bersama seorang satpam bernama karjo.
Danang merupakan seorang pemuda kampung berusia 25 tahun berbadan cukup kekar, ia baru 2 tahun bekerja di sini sebagai officeboy dan merangkap bagian kebersihan pabrik. Sedangkan karjo yang berusia 47 tahun memiliki badan tinggi besar dengan wajah yang sangar, ia sudah bekerja hampir 7 tahun sebagai petugas keamanan pabrik.
Sebenarnya karjo adalah seorang mantan jawara terkenal dikampung tsb yang katanya sudah tobat setelah dipenjara selama lima tahun karena kasus penganiayaan berat terhadap salah satu musuh kelompoknya. Papaku mengenalnya dari seorang laki laki tua pemilik kebun yang tanahnya dibeli oleh papaku untuk dijadikan pabrik dan pada akhirnya karjo dipercaya oleh papaku untuk menjaga keamanan di lingkungan pabrik tsb.
Sayup kudengar dari luar sana, mereka menyebut nyebut namaku sehingga aku menjadi penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.
aku melangkah pélan mendekati pintu depan kantor yang sedikit terbuka, untuk mengintip dan menguping pembicaraan kedua orang buruhku yang sepertinya sedang membicarakanku sambil tertawa-tawa.
“nang, belakangan ini gua perhatiin, si Vivian anak majikan kita, kelihatan tambah cantik aja ya,” ujar karjo
“iya bang, badannya putih mulus, aduh.. coba kalau gua bisa ngentotin dia, pasti enak banget kayaknya ya” ucap danang
” Bukan cuma elu aja yang kepingin nang, gua juga udah lama pengen ngentotin si non.” sambung karjo
” Ternyata kita sama-sama punya minat ngentotin amoy ya.. hahahaha betul sekali, kayaknya badan si vivian itu enak sekali ya buat kita kerjain seharian. Kata danang.
“oh ya.. dengar dengar bang karjo kan udah punya 3 istri, emank masih kurang puas bang? Hahaha ujar danang.
“bukan kurang nang, masalahnya dari dulu gua emank pengen banget nyobain cewek putih dan sipit kayak si Vivian. Tapi masalahnya sampe sekarang belum kesampean juga.” ungkap karjo.
“Kalau gua sih jujur aja, gua benar benar udah sakit hati sama dia, gara gara dulu dia pernah menolak cinta gua. Tapi intinya gua ga akan menyerah sampai itu cewek bisa gua taklukan. Sahut danang.
“Makanya sekarang gua mau ngerjain dia, biar dia juga tau rasa karena terlalu sombong sama gua, iya ga?” tukas danang dengan sedikit kesal.
“bener kata lu nang, sekalian juga kita kasi pelajaran sama bokapnya yang galak dan pelit itu. boleh aja gaji ga naek, tapi anaknya yang kita naekin. hahaha, kan adil namanya.”
“Oh iya nang, trus gimana rencana lu selanjutnya, katanya lu mau pelet si Vivian. Udah ada hasilnya belom?” Kata karjo.
“Gua sih udah kerjain bang apa yang lu bilang, tiap pagi gelas air minumnya si Vivian udah gua campur air mantra pelet yang dikasih sama guru bang karjo. “Kayaknya Udh mau dua bulan ini, tapi kok belum kelihatan hasilnya yah?” sahut danang.
“Tenang aja nang, menurut guru gua, cewek manapun pasti bertekuk lutut kalau udah minum itu air mantranya.” Buktinya sekarang gua udah punya 3 istri yang semuanya gua dapatin hasil dari pelet. Kata karjo dengan sedikit bangga.
“gua jadi kagak sabar nunggu hasilnya, liat aja nanti kalau gua udah berhasil taklukin dia, pasti bakal gua entotin tiap hari sampe puas. Kata danang dengan penuh harap.
Maka perlahan aku menggeliat pura pura akan terbangun, berharap mereka terkejut dan kabur. Tapi mereka masih dengan penuh percaya diri menganggap aksi mereka aman aman saja karena aku masih dalam pengaruh obat tidur, meneruskan aktifitas mereka meraba raba dan menekan nekan vaginaku serta meremasi payudaraku.
aku tersentak kagetnya melihat apa yang terpampang di hadapanku dari sosok seorang lelaki gagah yang demikian perkasa, Aku bergidik ngeri melihat batang kemaluan mereka yang besar dan berurat sudah Nampak berdiri tegang. Danang naik keatas sofa, menggulung rok sepan pendekku hingga keatas pinggang, tangannya membuka pahaku lebar lebar, lalu ia mulai mengarahkan penisnya kearah lubang kemaluanku dan mengesek gesekan penisnya pada bagian luar vaginaku.
“Aahh…sakit…!! Oohh…tolong hentikan !” rintihku menahan sakit sampai tubuhku menggeliat dan dadaku terangkat hingga makin membusung, keringatku mulai mengucur membasahi tubuhku.
Mereka berdua menggenjot mulut dan liang kemaluanku secara bersamaan diatas sofa. Kedua tanganku yang masih terikat dibelakang membuat tubuhku tak bisa bergerak bebas saat digagahi oleh kedua orang itu. Sambil terus memandangi dan mengagumi wajahku yang cantik dan oriental, karjo nampak menikmati setiap sodokan penisnya di dalam mulutku.
“Mmmhhppphh…!!” “Mmmhhppphh hanya itu yang keluar dari mulutku yang telah dijejali penis, air mataku kembali menetes dari sudut mata.
“Turun Non, kita gantigaya
!” perintahnya
Mungkin karena saking takutnya akan ancaman karjo, aku menurut saja apa yang dimintanya, karjo mengatur posisiku berdiri dengan pantat agak ditunggingkan dengan kedua kakiku yang masih menggunkan sepatu hak tinggi menapak dilantai. kedua tanganku bertumpu pada meja yang ada di depan. Setelah menyingkap rok span pendekku, penis karjo kembali memasuki vaginaku dari belakang. Dalam posisi demikian, Karjo memaju-mundurkan pinggulnya sambil berpegangan pada pundakku.
Penis karjo begitu keras menerusuk masuk dalam vagina-ku, penisnya yang panjang membuatnya menjadi keras sekali menusuk dalam vagina-ku, rasanya seperti sebuah tongkat masuk dalam vaginaku,..Aku hanya dapat menutup mataku sambil berharap perkosaan ini cepat selesai.
Bagaikan piston ia mengerjai-ku demikian dahsyat, tiba tiba rambutku ditarik oleh danang hingga kepalaku terangkat keatas, sambil berdiri disampingku ia melumat bibirku dengan ganas, setelah ia selesai melumat bibirku
“Aahh…ahh…keluar Non, keluar juga, uuggghh !” lenguh danang ketika menyemburkan spermanya yang hangat dan kental di dalam rahimku untuk kesekian kalinya.
Semprotan cairan itu makin lemah seiring dengan pompaan danang yang mulai turun kecepatannya.
Aku menyibak selimut yang menutupi tubuhku lalu duduk sejenak di atas ranjangku sambil termenung menatap ke halaman luar dari samping jendela kamarku.
Terlihat daun daun pohon di taman rumahku tampak segar karena terkena siraman air hujan yang turun semalaman.
Kicauan burung kecil yang hinggap di dahan pohon turut menambah indahnya suasana pagi itu.
Beberapa tahun terakhir ini usaha papaku memang sedang berkembang pesat dan ia memutuskan untuk membangun sebuah rumah baru yang cukup besar yaitu di sebuah komplek pemukiman elite yang letaknya berada di pinggiran kota yang udaranya masih segar, perumahan ini memang masih tergolong baru sehingga masih sangat sepi, karena hampir 80 persen rumah di komplek tsb belum dihuni dan sebagian lagi masih berupa tanah tanah kavling kosong sehingga kalau malam terlihat agak gelap dan sepi. kami baru 8 bulan pindah ke rumah besar berlantai 2 tsb, sebelumnya kami tinggal di kawasan pecinan di pusat kota, namun karena papaku ingin tinggal lebih dekat dengan tempat usahanya makanya ia membangun sebuah rumah baru untuk kami tinggal. Aku berpikir beberapa saat sambil membayangkan seandainya ini hari libur, pasti enak sekali. Tapi Kenyataanya hari ini aku sedang ada Ujian di kampusku, sehingga terpaksa aku harus segera bersiap siap untuk berangkat ke kampus pagi ini.
Jam dikamarku menunjukan pukul 7.15 pagi, Aku mengalihkan pandanganku pada buku buku yang masih berserakan diatas tempat tidurku karena sepertinya aku ketiduran saat belajar semalam.
Dengan malas aku bangkit mengambil handukku menuju kamar mandi, menyalakan shower dan mandi sambil mengingat ingat ingat hal yang akan aku kerjakan hari ini. Setelah selesai aku mengeringkan tubuhku dan mengenakan baju yang akan kupakai ke tempat kuliahku nanti, Karena bangun kesiangan, akupun terburu buru sehingga tidak sempat untuk sarapan pagi dirumah.
Setelah selesai kuliah, jadwal kegiatanku adalah pergi ke kantor papa ku untuk membantu mengurus administrasi disana. Begitulah rutinitas ku sehari hari yang kadang membuatku sangat jenuh menjalaninya.
Aku kuliah di salah satu universitas swasta yang cukup terkenal, disana aku mengambil jurusan akuntansi dan tak lama lagi akan segera lulus, namun kenalanku dikampus boleh dibilang cuma terbatas pada kawan-kawan setingkat yang kerap ku jumpai di kelas namun namaku cukup terkenal di kampus mungkin karena wajahku yang cantik jelita hingga banyak laki laki yang terpesona dan ingin menjadi kekasihku. Selain itu aku juga tak pernah ikut kegiatan lain dikampusku karena aku harus bekerja membantu orangtuaku sehingga aku tak punya banyak waktu untuk bersenang senang bersama temanku.
Siang itu aku menyempatkan diri mampir ke sebuah café di dekat kampus, sekedar untuk bersantai melepas penat setelah beberapa hari ini sibuk belajar untuk ujian. Aku sedang duduk di bangku cafe, sambil menatap pemandangan luar jendela. Duduk termenung sambil mengaduk-aduk kopi yang ada di meja. Cuaca yang sedang hujan membuat pikiran dan perasaanku melayang ke mana-mana.
Aku jadi teringat akan kekasihku yang bernama Ricky, Kami berpacaran sejak masih duduk di bangku smu, dari sekian banyak murid pria disekolah yang mengejarku hanya dialah yang mampu merebut perhatian dan cintaku. Menurutku ia adalah seorang pria yang tampan dan baik serta penuh perhatian, hal inilah yang membuatku benar benar merasa nyaman jika sedang bersamanya. Namun sayangnya saat itu papaku belum mengijinkan aku untuk berpacaran hingga kami selalu bertemu secara diam diam tanpa sepengetahuan papaku.
Selain tampan dan baik, ia juga sangat pintar dan berbakat hingga disaat kelulusannya ia memperoleh beasiswa dari sebuah universitas diluar negri dan melanjutkan kuliahnya di sana. Walaupun terpisah oleh jarak yang sangat jauh kami selalu rutin berkomunikasi untuk mejaga hubungan baik kami.
Vivian |
Aku merupakan seorang gadis Chinese berusia 21 tahun yang memiliki bentuk tubuh yang proporsional dengan rambut panjang yang indah. Namaku Vivian, aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara dan adikku bernama Vania yang masih duduk di bangku smu, penampilannya sangat modis dan selalu mengikuti trend pakaian yang ada pada saat ini. Berbeda dengan sifatku yang agak pendiam,tenang dan lembut sebaliknya Sifat adikku lebih ceria dan manja, ia juga pandai bergaul sehingga banyak sekali temannya disekolah dan ditempat lainnya, namun sayangnya jika sedang marah, kata katanya kadang sangat tajam dan menyakitkan hati bagi yang tak biasa mendengarnya.
Seperti umumnya gadis keturunan Chinese, kulit kami berdua sangat putih dan mulus yang menjadi daya tarik tersendiri dan kami selalu rajin merawatnya. Adikku sangat cantik dan imut namun terkadang juga sifatnya sangat kekanak kanakan, mungkin karena sejak dulu ia selalu dimanja oleh papaku yang selalu menuruti apa kemauannya. Entah kenapa sejak kecil ia selalu berkeinginan untuk menjadi seorang pramugari pesawat dan sampai sekarang pun keingiannya tak pernah berubah walaupun papaku pernah berkali kali melarangnya.
Menurut orang, wajah kami berdua sangat cantik, oriental dan innocent dengan bentuk tubuh yang tinggi dan ideal sehingga membuat penasaran para pria yang melihatnya, Aku termasuk gadis yang feminim dan suka bersolek begitu juga Adikku sehingga kami lebih suka memakai rok atau dress jika sedang pergi keluar.
Papaku merupakan seorang pengusaha industri percetakan kertas, ia mempunyai sebuah pabrik kecil di daerah pinggiran kota dengan luas sekitar 3000 an meter walaupun letaknya agak jauh dari kota namun harga tanah didaerah itu masih tergolong cukup murah sehingga papaku memutuskan untuk membangun pabriknya didaerah yang masih terpencil itu. Pabrik tersebut berada dipinggir jalan raya yang sangat sepi jika malam hari, dikarenakan kondisi jalan yang rusak parah serta lampu penerangan jalan yang masih sangat minim menyebabkan banyak kendaraan yang enggan melintasi jalan tsb. Dari berita yang sering kudengar, jalan tsb juga sangat rawan dimalam hari karena sering terjadi aksi begal motor terutama jika sudah diatas jam 10 malam.Di sepanjang jalan itu ada beberapa rumah warga yang letaknya saling berjauhan dan juga beberapa warung kecil yang biasa dijadikan tempat singgah para sopir truk yang melintas untuk makan atau sekadar minum kopi sambil melepas lelah.
Warga kampung disana rata rata hidupnya dibelenggu oleh kemiskinan dan berpenghasilan rendah. Mereka membiayai hidupnya dari hasil berkebun dan sebagian lagi membuka warung kecil kecilan dirumahnya. Saat siang hari daerah tersebut memang sangat teduh karna masih banyak terdapat tanah kosong yang dipenuhi rumput ilalang dan semak belukar yang tumbuh secar liar serta pohon pohon besar di sepanjang jalannya, namun dimalam hari sangat gelap dan sepi. sebagian besar buruh pabrik papaku adalah pemuda warga sekitar yang selama ini bekerja sebagai buruh serabutan dikampungnya.
Karena daerahnya yang kurang aman maka papaku sengaja membangun tembok pagar luar pabrik yang cukup tinggi sehingga orang yang melintas tidak tahu aktvitas yang terjadi didalam pabrik. Jika melihat kedalam area pabrik setelah melewati pintu gerbang besi berukuran besar, dibagian halaman depan ada sebuah pos jaga satpam berukuran kecil lengkap dengan meja dan kursinya, disebelah pos itu ada sebuah bangunan rumah kecil yang digunakan untuk keperluan administrasi kantor. Sementara di area bagian tengah ada satu bangunan besar yang diperuntukan sebagai tempat proses produksi barang yang didalamnya terdapat beberapa buah mesin percetakan kertas dan mesin mesin kecil pendukung lainnya.
Tepat dibelakangnya ada ruangan lain yang difungsikan sebagai gudang penyimpanan barang.
Selanjutnya di area paling belakang terdapat tiga buah kamar berukuran kecil untuk mess buruh yang berasal dari luar kota, selebihnya adalah tanah kosong yang ditumbuhi oleh rumput liar dan beberapa pohon pisang.
Pabrik papaku mempekerjakan kurang lebih 100 orang buruh harian yang 80% diantaranya adalah laki laki. Itu dikarenakan disana lebih banyak pekerjaan kasar dan berat yang tentunya lebih cocok untuk laki laki. Para buruh itu kebanyakan dari warga sekitar pabrik hanya sebagian kecil saja yang berasal dari luar kota. Sedangkan mamaku seorang pedagang toko emas disebuah pasar tak jauh dari rumahku.
Walaupun secara ekonomi, kami terbilang berkecukupan namun hubungan rumah tangga kedua orang tuaku kurang harmonis, selain keduanya sibuk dengan kegiatannya masing masing sehingga kedua anaknya sudah terlupakan ditambah lagi papaku pernah ketahuan berselingkuh dan menghamili seorang karyawan perempuan yang bernama lastri yang dulu pernah bekerja sebagai staff administrasi dipabriknya.
Karena sering cekcok di rumah, papaku semakin jarang pulang kerumah, mungkin ia lebih sering tinggal bersama wanita selingkuhan yang sepertinya sudah dinikahinya. Ia hanya sesekali datang dan mengurus pekerjaanya dipabrik, sehingga aku ditugaskan untuk membantu mengurus pekerjaan papaku di pabriknya.
Para buruh dipabrik papaku memang sebagian besar kerjanya malas-malasan jika tidak ada yang mengawasi, padahal awalnya mereka yang meminta minta diberikan pekerjaan oleh papaku, Namun setelah bekerja mereka malah menunjukan hal yang tidak baik. Apalagi semenjak papaku hanya datang sesekali saja ke sana. kalau papa sedang tidak datang ke pabriknya, mereka seringkali menggodaku dengan kata kata yang tak pantas sehingga aku sering kesal bila mengingat kelakuan mereka.
Terus terang aku sangat risih terhadap mereka yang sering melihatku dengan pandangan menelanjangi itu. Aku hanya berani memarahi mereka kalau papaku sedang datang kesana, kalau papaku tidak ada aku lebih suka diam diruangan kantorku karena bila aku keluar ke bagian produksi para buruh itu sering menggodaku secara kurang ajar. kejadian ini tidak diketahui papaku karena aku sendiri malu untuk menceritakannya. Apalagi setelah hubungan papa dan karyawan perempuannya mulai diketahui buruh-buruhku, mereka seakan mendapat angin segar untuk lebih bisa bersikap semaunya padaku yang tak lain adalah putri majikan mereka sendiri.
Siang itu, aku punya banyak tugas dikampusku sehingga agak sore baru sempat ke kantor, terpaksa hari ini aku lembur untuk memeriksa dan menyelesaikan tugas tugas dikantor. Aku bersandar di bangku kantorku untuk beristirahat sejenak, Rasanya badanku lelah sekali, Kulihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 7 malam, aku bangun dari tempat duduk dan berjalan keluar ruanganku untuk mengambil buku data penjualan yang ada dimeja ruang depan.
Saat itu semua buruh pabrik sudah pulang ke rumahnya karena mereka hanya bekerja hingga pukul 5 sore hingga hanya tinggal karyawan office boy yang bernama danang sedang asik mengobrol di teras depan kantor bersama seorang satpam bernama karjo.
Danang merupakan seorang pemuda kampung berusia 25 tahun berbadan cukup kekar, ia baru 2 tahun bekerja di sini sebagai officeboy dan merangkap bagian kebersihan pabrik. Sedangkan karjo yang berusia 47 tahun memiliki badan tinggi besar dengan wajah yang sangar, ia sudah bekerja hampir 7 tahun sebagai petugas keamanan pabrik.
Sebenarnya karjo adalah seorang mantan jawara terkenal dikampung tsb yang katanya sudah tobat setelah dipenjara selama lima tahun karena kasus penganiayaan berat terhadap salah satu musuh kelompoknya. Papaku mengenalnya dari seorang laki laki tua pemilik kebun yang tanahnya dibeli oleh papaku untuk dijadikan pabrik dan pada akhirnya karjo dipercaya oleh papaku untuk menjaga keamanan di lingkungan pabrik tsb.
Sayup kudengar dari luar sana, mereka menyebut nyebut namaku sehingga aku menjadi penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.
aku melangkah pélan mendekati pintu depan kantor yang sedikit terbuka, untuk mengintip dan menguping pembicaraan kedua orang buruhku yang sepertinya sedang membicarakanku sambil tertawa-tawa.
“nang, belakangan ini gua perhatiin, si Vivian anak majikan kita, kelihatan tambah cantik aja ya,” ujar karjo
“iya bang, badannya putih mulus, aduh.. coba kalau gua bisa ngentotin dia, pasti enak banget kayaknya ya” ucap danang
” Bukan cuma elu aja yang kepingin nang, gua juga udah lama pengen ngentotin si non.” sambung karjo
” Ternyata kita sama-sama punya minat ngentotin amoy ya.. hahahaha betul sekali, kayaknya badan si vivian itu enak sekali ya buat kita kerjain seharian. Kata danang.
“oh ya.. dengar dengar bang karjo kan udah punya 3 istri, emank masih kurang puas bang? Hahaha ujar danang.
“bukan kurang nang, masalahnya dari dulu gua emank pengen banget nyobain cewek putih dan sipit kayak si Vivian. Tapi masalahnya sampe sekarang belum kesampean juga.” ungkap karjo.
“Kalau gua sih jujur aja, gua benar benar udah sakit hati sama dia, gara gara dulu dia pernah menolak cinta gua. Tapi intinya gua ga akan menyerah sampai itu cewek bisa gua taklukan. Sahut danang.
“Makanya sekarang gua mau ngerjain dia, biar dia juga tau rasa karena terlalu sombong sama gua, iya ga?” tukas danang dengan sedikit kesal.
“bener kata lu nang, sekalian juga kita kasi pelajaran sama bokapnya yang galak dan pelit itu. boleh aja gaji ga naek, tapi anaknya yang kita naekin. hahaha, kan adil namanya.”
“Oh iya nang, trus gimana rencana lu selanjutnya, katanya lu mau pelet si Vivian. Udah ada hasilnya belom?” Kata karjo.
“Gua sih udah kerjain bang apa yang lu bilang, tiap pagi gelas air minumnya si Vivian udah gua campur air mantra pelet yang dikasih sama guru bang karjo. “Kayaknya Udh mau dua bulan ini, tapi kok belum kelihatan hasilnya yah?” sahut danang.
“Tenang aja nang, menurut guru gua, cewek manapun pasti bertekuk lutut kalau udah minum itu air mantranya.” Buktinya sekarang gua udah punya 3 istri yang semuanya gua dapatin hasil dari pelet. Kata karjo dengan sedikit bangga.
Vivian |
“gua jadi kagak sabar nunggu hasilnya, liat aja nanti kalau gua udah berhasil taklukin dia, pasti bakal gua entotin tiap hari sampe puas. Kata danang dengan penuh harap.
“pinter juga luh nang pilih target, bisa
dapat cewek cantik kayak bidadari sekaligus anak bos pula..” tukas karjo
“Jadi lu serius nang, mau jadiin si Vivian
sebagai bini luh?” kata karjo lagi.
“kalau menurut gua sih, mending si vivian
itu kita jadiin budak seks aja, kita bisa nikmatin tubuhnya sekalian kita peras
uangnya sampai gak bersisa. Tukas karjo lagi.
“Wah ide bang karjo boleh juga haha.. tapi
kayaknya gua udah terlanjur cinta ama dia bang” sahut danang.
“belagu luh, pakai cinta cintaan segala
kayak anak ABG aja, gua kasih tau ya, kita itu ga perlu cintanya si non tapi cuma
butuh tubuhnya aja, bener kagak nang.. hahah, ujar karjo sambil tertawa lepas.
“oh ya bang, ngomong ngomong beberapa
minggu belakangan ini si non kayaknya lagi sibuk banget ya, makanya dia sering
pulang malam dan kerja sendirian di pabrik. Ujar danang
“kalau menurut gua sih di sebenarnya ga
sibuk nang, cuma sengaja aja lagi mancing kita, ujar karjo
“mancing gimana bang maksudnya? ujar
danang sedikit heran.
“iya lah dia tiap kali datang kesini kan
pakai bajunya seksi dan sengaja pamerin tubuhnya yang putih mulus itu ke kita.
Trus dia juga sengaja kerja sampe malam
sendirian dipabrik. mungkin itu tanda pelet kita udah mulai bekerja dan dia jadi
pengen minta diperkosa ama kita nang, Cuma ga berani ngomong aja karena malu.
Sahut karjo
“haha bang karjo bisaan aja, bikin gua
tambah nafsu aja. Kalau begitu gimana kalau kita coba kerjaain dia aja bang, untuk
memastikan kalau dia itu udah takluk sepenuhnya sama kita. Ujar danang
Terdengar suara riuh rendah kedua orang
tsb didepan teras kantor. Aku terkesima dan takut sekali mendengar pembicaraan
mereka tsb, tak kusangka selama ini mereka sudah merencanakan niat jahat pada
diriku. Tapi anehnya diantara rasa takut dan cemas yang timbul, tiba tiba serasa
sumsumku mau copot dilanda gairah asing yang datang melanda tubuhku.
aku tahu danang memang telah lama
menyukaiku bahkan beberapa bulan yang lalu ia sempat menyatakan perasaannya langsung
padaku namun aku tak pernah menanggapinya karena aku tak memiliki perasaan
apapun padanya lagipula aku sudah memiliki kekasih. Rupanya ia tak pernah
menyerah untuk mendapatkan diriku hingga ia menggunakan berbagai macam cara
untuk mewujudkan impiannya itu.
Sesampainya di rumah aku berpikir, dahulu
aku sering marah dan kesal bila para buruh mengolok-olokku, tapi anehnya
sekarang aku malah merasa sudah biasa bila dilecehkan mereka. Anehnya jika
malam hari tiba disaat aku mau pergi tidur, pikiranku pun sering terbayang
bayang wajah mereka berdua dan aku merasa selalu ingin bertemu mereka persis
seperti orang yang sedang jatuh cinta. Apa mungkin semua ini karena pengaruh
dari ilmu pelet yang ada dalam air yang kuminum tiap hari dikantor yang
disediakan oleh office boy bernama danang itu. Jujur aku tidak begitu mengerti
tentang ilmu pelet yang mereka bicarakan dan awalnya aku pun tidak begitu
mempercayainya.
Belakangan ini perasaanku sering serasa bergetar
hebat bila mereka memandangku dengan penuh nafsu. Gilanya aku makin sering
membayangkan diriku yang berwajah oriental dan bertubuh putih mulus ini digumuli
oleh mereka sampai merintih-rintih, sepertinya nikmat sekali. Aku mulai
berpikir ada keanehan pada diriku, tapi dorongan dalam dadaku ini sulit untuk
dibendung sehingga pada akhirnya aku harus selalu mengalah pada luapan nafsuku
sendiri walaupun aku tak pernah mengungkapkannya pada siapapun.
Suatu hari aku ditegur melalui telepon oleh
papaku karena sudah hampir dua minggu, aku tidak datang kekantor untuk mengurus
operasional disana, mungkin karena beberapa hari belakangan ini aku sedang ada
ujian di kampus sehingga terlalu sibuk belajar dan aku tidak sempat pergi ke
sana ditambah lagi adanya kekhawatiran dalam diriku akan niat jahat buruhku
yang ingin mencelakaiku membuatku semakin malas untuk pergi kesana.
Astaga.. Banyak sekali yang harus kukerjakan,
memeriksa piutang usaha, memeriksa stok barang, mengurus pembayaran hutang dan
lain lain.
Dulu memang ada 2 orang staff kantor
wanita yang membantu mengurus admin disana salah satunya adalah lastri yang
akhirnya berhenti bekerja karena ketahuan berselingkuh dengan papaku. Hingga
kini hanya ada satu staff wanita yang bekerja dikantor bersama denganku.
Namun baru satu jam bekerja dikantor, aku
sudah mulai mengantuk dan aku berusaha untuk menahannya. Kurasakan udara dingin yang mengalir dari AC
diruanganku membuat rasa kantukku semakin menjadi saja sehingga aku tak tahan
lagi lalu berbaring di sofa yang ada di dalam ruangan kantorku yang tidak
begitu besar.
Entah apa yang terjadi, saat aku terbangun
dari tidurku ada hal yang membuatku tersentak kaget. Aku memeriksa keadaanku,
yah, bajuku masih lengkap, bra dan celana dalamku masih melekat dengan baik.
Tapi rok sepan kerjaku rasanya agak basah,
kelihatannya oleh suatu cairan yang beraroma aneh. Baju kemeja kerjaku yang
berwarna putih pun nampak kusut sekali.
Kurang ajar, pasti ada orang yang
mempermainkan tubuhku selagi aku sedang tertidur tadi!!
Aku segera berjalan menuju server monitor
cctv yang ada diruanganku, berharap aku dapat segera mengetahui pelakunya
dengan memeriksa rekamannya.
Sial.. Aku baru ingat, kalau ternyata
kamera CCTV diruangan kantorku sedang bermasalah sejak kemarin dan belum sempat
diperbaiki.
Kecurigaanku semakin besar, sepertinya
semua ini sudah direncanakan dengan sangat baik oleh pelakunya.
Mengingat pembicaraan para buruhku
beberapa hari yang lalu, kecurigaanku pun mengarah kepada karjo dan danang. Hmm..
sialan bener mereka berdua, tega teganya cari kesempatan dalam kesempitan
padaku. Dengan sedikit kesal aku keluar mencarinya.
Tapi aku menghentikan langkahku dan berpikir.
Bagaimana kalo mereka menanyakan apa bukti kalo tadi itu perbuatan mereka? Pasalnya
beberapa hari ini para buruh pabrik juga sedang banyak yang lembur dan pulang
hingga pukul 8 malam jadi bukan mereka berdua saja yang berada dalam lingkungan
pabrik. Akhirnya aku memutuskan untuk mendiamkan hal ini, dan aku pun segera
membereskan tasku dan pulang ke rumah.
Selagi dalam perjalanan pulang kerumah
tiba tiba aku mendapat ide bagus. Besok aku akan kembali bekerja lembur seperti
hari ini lalu aku pura pura tertidur. Jadi aku bisa mengetahui, siapa yang tadi
berbuat iseng padaku. Aku tersenyum senang karena merasa dengan begitu aku bisa
menemukan pelakunya.
“liat saja nanti jika aku sudah memiliki
bukti, mereka berdua akan kujebloskan ke penjara karena berani melecehkanku.
Pikirku dalam hati.
Sesampainya di rumah aku segera makan
malam lalu menuju ke kamar dan mendengarkan musik kesukaanku, baru setelah itu
mandi untuk menyegarkan tubuhku.
Selesai aku puas mandi menyegarkan tubuhku
aku pun segera naik keranjangku lalu tertidur, sayangnya malam itu aku berkali
kali terbangun dari tidurku karena bermimpi buruk sekali.
Padahal selama ini aku merasa jarang
sekali bermimpi buruk seperti yang baru kualami tadi. Mimpi itu terasa sangat nyata dan menakutkan
bagiku, Aku Cuma bisa berharap ini bukan pertanda buruk bagi kehidupanku di
dunia nyata.
Beberapa hari kemudian, setelah pulang
dari kampus dengan mengendarai mobil seperti biasanya aku menuju ke pabrik
papaku. Untung saja aku teringat akan kata kata danang yang mengaku sering
menaruh sesuatu dalam air minumku di kantor, maka semenjak hari ini aku akan selalu
membawa air minumku sendiri yang kubawa dari rumah atau kubeli saat masih
dikampus. Awalnya aku memang tak begitu mempercayai mengenai hal hal mistis
yang dibicarakan karjo dan danang mengenai ilmu peletnya namun tidak ada
salahnya kan
aku berjaga jaga untuk menghindarinya.
Kondisi jalan hari ini cukup padat
sehingga aku tiba dikantor sekitar pukul 17.30 sore, sebenarnya aku malas
sekali pergi ke kantor hari ini lagipula aku sedikit kuatir dan takut jika
teringat rencana 2 orang buruhku itu, aku takut suatu hari mereka akan berbuat
nekat terhadap diriku.
Aku membunyikan klakson di depan pintu
gerbang pabrik, tak lama kemudian karjo pun membukakan pintunya.
Setelah memarkirkan mobilku di depan
halaman kantor, segera kuamati keadaan sekeliling lingkungan pabrik.
Sepertinya seluruh buruh pabrik bagian
produksi sudah pulang semua begitu juga seorang pegawai admin wanita diruangan
kantor.
Saat aku turun dari dalam mobil, sambil
berjalan menuju pintu depan kantor, diam diam aku memperhatikan pandangan mata
karjo dan danang yang saat itu sedang duduk di bangku plastic di depan halaman
kantor. Kuperhatikan selama ini keduanya memang seringkali mencuri pandang ke
arah tubuhku mungkin karena mereka begitu mengagumi kecantikanku atau mungkin
juga karena kulitku yang putih mulus telah membuat mereka terpesona.
Bangunan kantor itu memang tidak besar
hanya terdiri dari 2 ruangan dan 1 buah toilet, bagian depan yang lebih luas
untuk ruang tamu sekaligus ruang kerja bagi 2 oran g staf wanita pegawai admin yang mengurus
keluar masuk barang.
Sementara satu ruangan lagi yang disekat
oleh partisi kaca sandblast dengan stiker kaca es untuk ruangan kerjaku dan
papaku.
Setelah masuk ke dalam kantor, Aku pun segera
menuju ke toilet lalu menyisir rapi rambutku yang panjang dan indah dan
kubiarkan tergerai begitu saja.
Saat itu aku mengenakan setelan baju kemeja
kerja wanita lengan pendek berwarna Pink cerah dengan bahan yang agak tipis
serta hiasan renda dibagian kancing depannya dan dipadu dengan rok span pendek berwana hitam, pakaian
kerja wanita yang umumnya sering dipakai oleh para pekerja kantor lainnya.
Dan seperti yang sudah kurencanakan
kemarin, Lalu untuk lebih meyakinkan mereka, aku menguap berkali kali dan pura
pura berbaring tertidur di sofa panjang. Aku benar benar penasaran, siapa sebenarnya
pelaku misterius yang kemarin melecehkan tubuhku ketika aku tidur di dalam ruangan
kantorku.
Akupun menunggu beberapa saat, Aku membuka
mata sedikit untuk memastikan, kemudian aku kembali memejamkan mata dan
berusaha bersikap sewajarnya seperti orang yang sedang tidur.
Dan persis seperti dugaanku, beberapa
menit kemudian pintu kaca ruangan kantorku terbuka dengan suara yang sangat
pelan.
Namun aku jelas bisa mendengarnya karena
aku memang tidak tidur.
Dengan jantung berdebar aku menunggu untuk
mengetahui siapa yang akan akan berbuat iseng padaku ini. Aku sedikit membuka
mataku dengan amat hati hati, dan segera memejamkan mataku lagi dengan jantung
berdebar keras.
Ya ampun, aku melihat karjo dan danang
berjalan mengendap endap ke arahku yang pura pura tertidur sambil berbaring
disofa.
Sudah jelas pasti mereka berdua inilah
pelakunya! Yang kemarin secara diam diam melecehkanku.
Kurang ajar betul mereka ini, pikirku
dalam hati.
Untuk beberapa saat karjo dan danang
memperhatikanku yang sedang tertidur.
Danang juga sesekali memanggil namaku guna
memastikan bahwa aku telah tertidur lelap dan aku sengaja tak meresposnnya.
Setelah memastikan aku telah jatuh dalam
perangkap mereka untuk yang kedua kalinya, maka mereka pun mulai melancarkan
aksi bejad mereka.
Danang yang berdiri disamping bangku sofa
sedikit menundukan badannya dan mendekatkan wajahnya pada bagian dadaku.
“wah gila wangi bener badannya, si Vivian
pasti rajin merawat tubuhnya nih.. ujar danang sambil menarik nafas dalam
berkali kali seraya menikmati aroma khas harumnya tubuhku.
Benar nang, nih amoy mukanya bener bener
nafsuin banget, kontol gua udah langsung berdiri aja nih. Sahut karjo sambil
meremas batang kemaluannya yang masih tersembunyi dibalik celana panjangnya.
Kudengar nafas mereka yang makin memburu
karena mulai terangsang menyaksikan kemolekan tubuhku yang tertidur diatas sofa,
lalu karjo bertanya pada danang dengan suara yang pelan.
“nang gimana nih, mau kita lanjutin atau
ngak? jangan jangan nanti dia tahu kalau sudah kita kerjain seperti kemarin,
tanya karjo
“Lu tenang aja bang. Kalo dia tau dari kemarin
ada yang ngerjain dia, pasti dia udah marah dan menegur kita. Buktinya hari ini
ga ada reaksi apa apa kan .
Jawab Danang.
“Benar juga kata lu nang. Berarti hari ini
kita bisa bebas menjarah lagi tubuhnya kayak kemarin, ungkap karjo.
“bener bang, air minum digelas yang tadi gua
sediain buat dia kan ,
sudah gua campurin obat tidur dosis tinggi, dia ga bakal tau kalau udah kita
kerjain. kata danang pelan.
Hal ini membuatku seperti teringat
sesuatu, tapi pikiranku sedang kacau memikirkan keputusan apakah akan segera
bangun memergoki aksi bejad mereka atau tidak.
Tapi, tak ada waktu untuk memikirkan hal
lain, karena tubuhku sekarang ini sedang dijarah kedua buruhku ini.
Kurasakan tangan kasar mereka mulai meremasi payudaraku yang masih tertutup
oleh baju kerjaku, membuatku hampir tak tahan untuk segera menghardik mereka.
Aku bertahan berpura pura tidur, selain
takut mereka akan berbuat yang lebih jauh padaku jika aku terbangun, aku berharap
mereka akan segera menghentikan aktivitas mereka.
Danang terus meremasi payudaraku sambil sesekali
melumat bibirku dengan penuh nafsu sementara tangan karjo menelusup ke dalam
rok sepan dan menggerayangi pahaku yang putih mulus dengan tanganya yang kekar berotot.
nafas mereka semakin memburu, tampaknya mereka sudah sangat terbakar nafsu.
“Gila pahanya mulus banget mana halus lagi
kulitnya, pasti enak banget klo bisa dientotin..ujar karjo
Kemudian karjo mendekatkan wajahnya
diantara kedua pahaku, secara perlahan ia mulai menciumi kedua pahaku dan
sesekali menggunakan lidahnya untuk menjlati pahaku yang putih tsb.
Aku sendiri berusaha keras meredam
kekesalanku.
Celakanya, mereka melanjutkan remasan di
payudaraku dengan rabaan pada pahaku, kemudian dengan nakal mereka memasukan
tangannya menelusup kedalam rok sepan pendekku yang agak ketat. Dan bergantian
menekan nekan vaginaku yang masih tertutup celana dalam
“sialan nih amoy nafsuin banget, duhh.. kayaknya
gua bener bener udah ga tahan nang, gimana kalau kita perkosa aja nih amoy.
Kata karjo
“Sabar bang, lebih baik kita main aman
aja, nanti tunggu sampai peletnya bener bener udah bekerja, kalau dia udah
takluk baru kita hajar tiap hari sampai memeknya jebol hahah…, nah anggap aja sekarang
kita pemanasan dulu sama tubuh nih amoy. Tukas danang.
Danang dan karjo pun tertawa kecil memikirkan
rencana busuk mereka terhadap diriku.
Bener juga kata lu, kapan lagi kita punya
kesempatan buat gerayangin tubuh amoy cantik kayak gini, Sambung karjo.
Hmm, untung tadi aku sudah membawa air
minum dari rumah dan membuang air digelas yang disediakan danang dimeja kerjaku.
Aku kembali merinding memikirkan rencanan mereka yang sepertinya ingin menjadikanku
sebagai budak seks dari nafsu tependam mereka terhadap anak gadis bermata sipit
dan berkult putih seperti diriku.
Yang jelas mereka tak akan melepaskanku
begitu saja, dan aku harus segera mencari cara untuk menggagalkan rencana jahat
mereka tsb.
Ternyata rasa kantukku kemarin sudah
kuduga memang tidak sewajarnya, sudah pasti ini gara gara air minum yang
bercampur obat tidur itu. Sekarang keputusan benar benar ada di tanganku. Aku
bangun untuk menghentikan kekurang ajaran mereka berdua ini, atau meneruskan
aksi pura pura tidurku sampai mereka puas.
Setelah berpikir lalu aku putuskan aku
harus bangun, tanpa memberitahukan kalau tadi aku tidak meminum air yang
disediakan danang. Aku pikir jika dibiarkan maka mereka akan semakin menjadi
jadi menjarah seluruh tubuhku.
Maka perlahan aku menggeliat pura pura akan terbangun, berharap mereka terkejut dan kabur. Tapi mereka masih dengan penuh percaya diri menganggap aksi mereka aman aman saja karena aku masih dalam pengaruh obat tidur, meneruskan aktifitas mereka meraba raba dan menekan nekan vaginaku serta meremasi payudaraku.
Kelihatannya tak ada pilihan lain, aku harus
bangun dan memergoki aksi bejad mereka menjahiliku.
“Oh… mau apa kalian? apa yang kalian lakukan disini? Kalian… emmph…
emmmph…”, kata kataku terputus, karena baru saja aku pura pura bangun, Karjo
yang panik segera membekap mulutku dengan telapak tangannya, sementara danang
yang juga panik memegangi tanganku agar tidak meronta. Sementara aku berusaha
meronta ronta sekuat tenaga diatas sofa itu.
“Cepat nang ambil lakban didepan! Kita
harus mengikat tangannya ?” bentak karjo lagi
Danang segera keluar mengambil lakban
dimeja depan, kemudian ia segera kembali. Aku yang mulai meronta ronta
menyadari bahaya ini, tak mampu berbuat banyak karena tubuhku yang sedang
berbaring di sofa dibekap oleh karjo yang memang badannya kekar sekali hingga
aku tak berkutik. Ia juga mengeluarkan sebilah pisau dari balik bajunya untuk
mengancamku.
” Apa-apaan kalian ” lepaskan aku.. Aku mencaci dalam
tangisanku,..
” Diem lu, kalau masih mau hidup.. ” bentak karjo sambil kembali mengarahkan pisaunya ke leherku, aku tak lagi berani untuk berteriak, sementara danang tertawa.
” Diem lu, kalau masih mau hidup.. ” bentak karjo sambil kembali mengarahkan pisaunya ke leherku, aku tak lagi berani untuk berteriak, sementara danang tertawa.
Ancaman itu membuat aku mengendurkan
rontaan kaki dan tanganku dan memudahkan danang untuk menarik kedua tanganku
kebelakang dan melakban pergelangan tanganku menjadi satu.
Tangan karjo yang kasar dan kuat itu
memeluk tubuhku dari belakang, lalu ia melepaskan bekapan tangannya pada
mulutku.
aku kembali berusaha meronta sekuat tenaga,
namun danang ikut membantu karjo sambil memegangi kakiku, aku berusaha menendang-nya,
namun kalah cepat dengan tangannya yang menangkap kakiku.
“Kalau mau teriak, teriak aja non, di sini
Cuma ada kita bertiga, percuma aja ga bakal ada yang denger lu. Ujar karjo
“Tolong, kalian jangan lukain saya, kalian
boleh ambil apa saja yang kalian mau.. ” Aku memohon dalam todongan senjata
tajam..
” Tenang Non, kita sama sekali ngak ada
niat mau merampok koq, tapi terus terang aja kita berdua sudah lama tergiur
oleh kemolekan tubuh non yang putih mulus ini” ujar danang sambil meraba
pahaku.
“Heheh.. salah sendiri kan kenapa lu jadi cewek cantik banget,
bikin laki laki kayak kita jadi terangsang”. Kata karjo
sambil mengusap-usap wajahku menimbulkan
rasa yang begitu menjijikan sementara tatapan matanya yang begitu bengis
membuatku merinding.
Tangannya membelai wajahku dari kening hingga kedagu, seperti sedang mengagumi sesuatu..
Tangannya membelai wajahku dari kening hingga kedagu, seperti sedang mengagumi sesuatu..
” Mulus Banget nang. ” karjo kembali berkomentar.
sementara air mataku mulai mengalir
membayangkan apa yang akan terjadi pada diriku selanjutnya.
” Pak lepasin saya .. ” pintaku lagi, namun dijawabnya dengan sebuah tamparan di wajah..
Aku menjerit kesakitan.
” Pak lepasin saya .. ” pintaku lagi, namun dijawabnya dengan sebuah tamparan di wajah..
Aku menjerit kesakitan.
“diem aja lu ga usah banyak
bacot moy!! Gue bakalan jebolin memek lu sampe lu ga bisa berdiri tegak lagi!
Hahahahahaa! dasar jablay, sekarang aja lu nangis-nangis ntar juga pasti
ketagihan terus minta nambah. Bentak karjo.
“Sekarang lebih baik lu turutin aja apa
yang kita mau, kalau lu mau selamat.. ancam karjo lagi.
“hehe iya non, mending non pasrah aja,
daripada nanti leher non digorok ama si karjo. Sahut Danang sambil menakut
nakutiku.
Keduanya berdiri tepat dihadapanku sambil
terus memandangi tubuhku. Hasrat birahi karjo dan Danang seperti tak
tertahankan lagi karena dihadapannya nampak seorang gadis keturunan cina yang
cantik dan putih mulus terlihat tak berdaya dengan tangan terikat kebelakang
yang siap untuk diperkosa habis habisan oleh mereka.
Karjo berusaha menciumku namun aku segera
menghindar dengan cara memalingkan wajahku. Kedua tangannya dengan sigap
memegangi wajahku dibagian kanan dan kiri. Sehingga aku tak dapat menghindar
lagi saat ia mulai melumat bibirku yang tipis dengan penuh nafsu.
Setelah puas melumat bibirku, kini giliran
danang yang mencium dan mencumbuiku, kulit wajah dan leherku yang putih mulus
membuat danang terpesona. Selain mencium bibirku dia juga menjilati wajahku dengan
lidahnya hingga kebagian leherku.
“Dulu kan lu udah pernah nolak gua, sekarang
saatnya gua mau balas dendam, biar hidup lu hancur berantakan” ujar danang
dengan tatapan yang mengerikan.
“coba kalau dari dulu lu mau jadi bini
gua, pasti lu ga perlu ngerasain diperkosa kayak sekarang. Ujar danang
“cewek amoy model begini emang paling senang
diperkosa nang, buktinya tiap hari dia pakai baju seksi dan rok ketat pendek di
depan kita, sama aja dia mancing mancing kita kan nang. Kata karjo sambil
memelintir bagian ujung kumisnya yang agak panjang.
Danang kembali mencumbuiku yang terbaring
diatas sofa, kedua tangannya menarik bagian depan baju kerjaku yang tipis hingga
beberapa kancing di bagian depannya lepas dan berserakan di lantai. Sementara
itu karjo menjarah bagian kaki dan pahaku yang putih mulus.
Ia nampak sedang mengagumi kakiku yang
jenjang dan sangat mulus tsb, lalu meraba raba bagian betis dan pahaku, kedua tangannya
yang hitam, kekar dan berotot nampak kontras sekali dengan kulit pahaku yang
putih mulus.
“wuihh pahanya putih banget non, bikin
ngiler aja ujar karjo.
Keduanya terus mencumbuiku, danang dibagian
atas tubuhku sementar karjo dibagian bawah. Tangan tangan mereka yang kasar
menjarah seluruh bagian tubuhku tanpa henti. Rasanya hampir seluruh bagian
tubuhku ini tak ada yang luput dari jarahan tangan mereka
Tangan karjo kembali masuk menelusuri kedalam
rok sepan yang ku kenakan dan dengan cepat menurunkan celana dalamku lalu
membuangnya ke lantai. Kepalanya masuk ke dalam rokku dan ia mulai mencumbui
pahaku bagian dalam.
Danang berdiri disamping
sofa dan membuka kaos berwarna gelapnya, terlihatlah tubuh kekarnya yang
berotot begitu perkasa membentuk tonjolan-tonjolan yang jelas serta dadanya
yang penuh dengan bulu-bulu hitam yang kasar dengan otot-otot perutnya begitu
mencetak tubuh kelelakiannya. Ia pun kini melucuti celana jeansnya di hadapanku
yang sedang ketakutan meringkuk di atas sofa dan nampaknya akan menjadi saksi
bisu perkosaaan brutal terhadap diriku.
aku tersentak kagetnya melihat apa yang terpampang di hadapanku dari sosok seorang lelaki gagah yang demikian perkasa, Aku bergidik ngeri melihat batang kemaluan mereka yang besar dan berurat sudah Nampak berdiri tegang. Danang naik keatas sofa, menggulung rok sepan pendekku hingga keatas pinggang, tangannya membuka pahaku lebar lebar, lalu ia mulai mengarahkan penisnya kearah lubang kemaluanku dan mengesek gesekan penisnya pada bagian luar vaginaku.
Percuma saja aku
berusaha mengatupkan kedua belah pahaku yang mulus itu karena cengkeraman
tangan bajingan yang bernama danang itu begitu kuat menahan kedua pahaku.
“Tahan yah Non, agak sakit,
tapi nantinya bakal enak deh. siap yah..!” sahut Danang lalu dia mulai mendorongnya.
“Aahh…sakit…!! Oohh…tolong hentikan !” rintihku menahan sakit sampai tubuhku menggeliat dan dadaku terangkat hingga makin membusung, keringatku mulai mengucur membasahi tubuhku.
Aku kini pasrah saja dan perlahan lahan Danang
mulai mendorongnya hingga masuk kedalam. Aku meringis saat benda besar itu
masuk liang kemaluanku yang masih sempit dan mulai merenggut kegadisanku
“Sempit oi, enak banget !”
gumam Danang sambil terus mendorong-dorongkan penisnya ke vaginaku.
Kepala penis yang seperti jamur itu sudah menancap di vaginaku, lalu danang mendorong lebih dalam lagi.
Kepala penis yang seperti jamur itu sudah menancap di vaginaku, lalu danang mendorong lebih dalam lagi.
“Aakkhh…aaaahhh !” jeritanku
mengakhiri keperawananku dengan tubuhku yang makin mengejang.
“Pheeww…masuk juga akhirnya, asoy banget memek perawan nih !” kata Danang sambil menghembuskan nafas panjang.
Secara perlahan ia terus menggenjot penisnya dengan tempo yang tidak beraturan, kadang lambat dan kadang cepat. Aku menangis meratapi keadaanku sambil menahan sakit akibat sodokan sodokan penis danang yang sangat brutal dan penis besar itu benar benar membuatku menderita kesakitan.
“Pheeww…masuk juga akhirnya, asoy banget memek perawan nih !” kata Danang sambil menghembuskan nafas panjang.
Secara perlahan ia terus menggenjot penisnya dengan tempo yang tidak beraturan, kadang lambat dan kadang cepat. Aku menangis meratapi keadaanku sambil menahan sakit akibat sodokan sodokan penis danang yang sangat brutal dan penis besar itu benar benar membuatku menderita kesakitan.
Aku mencoba menahan rasa sakit yang ada
saat danang semakin mempercepat genjotannya. Aku pun mengerang, saat mulutku
terbuka karena menjerit kesakitan, karjo segera memanfaatkan kesempatan ini. Ia
langsung naik keatas sofa mengangkangi wajahku dan lututnya bertumpu disebelah
kanan dan kiri leherku yang terbaring telentang diatas sofa panjang itu. Maka penis karjo mengacung di depan wajahku. Aku tertegun
menyaksikan batang berurat yang menodong beberapa senti dari wajahku itu.
“Ayo Non, kenalan dulu dong
sama burung gua, dia bakal nyenengin lu nanti, tapi dia minta dimanja dulu
pakai mulut lu supaya lebih seger” kata karjo dengan seringai mesumnya.
Aku menggeleng berusaha menjauhkan wajahku dari benda itu, tapi tidak bisa karena kepalaku di pegangi karjo.
“Jangan Pak…jangan !” kataku terengah-engah
Aku menggeleng berusaha menjauhkan wajahku dari benda itu, tapi tidak bisa karena kepalaku di pegangi karjo.
“Jangan Pak…jangan !” kataku terengah-engah
Kucoba merapatkan mulut sehingga membuat
karjo sedikit kesal, lalu tanpa merasa kasihan karjo
menjejali mulutku dengan penisnya secara paksa, dan aku hampir muntah dibuatnya.
“Jilat pake lidah Non,
jangan digigit, awas kalo coba-coba !” perintahnya.
Penis besar itu terasa penuh di mulutku, itupun belum seluruhnya masuk karena penis karjo terlalu besar untuk ukuran mulutku. Karena takut, Aku pun mulai melakukan apa yang diminta, aku mulai menggerakan lidahku menjilati batang penis, rasanya asin dan agak bau tapi aku sama sekali tidak bisa menolaknya.
Penis besar itu terasa penuh di mulutku, itupun belum seluruhnya masuk karena penis karjo terlalu besar untuk ukuran mulutku. Karena takut, Aku pun mulai melakukan apa yang diminta, aku mulai menggerakan lidahku menjilati batang penis, rasanya asin dan agak bau tapi aku sama sekali tidak bisa menolaknya.
sambil mengangkangi kepalaku ia mulai menggerakan
pinggulnya dan menggenjot mulutku sementara kedua tanganya memegangi kepalaku
agar tidak bisa bergerak bebas.
Mereka berdua menggenjot mulut dan liang kemaluanku secara bersamaan diatas sofa. Kedua tanganku yang masih terikat dibelakang membuat tubuhku tak bisa bergerak bebas saat digagahi oleh kedua orang itu. Sambil terus memandangi dan mengagumi wajahku yang cantik dan oriental, karjo nampak menikmati setiap sodokan penisnya di dalam mulutku.
Tiba tiba Kedua tangan karjo menekan kuat
kepalaku pada sandaran sofa, ia semakin beringas dan menggenjot batang kemaluannya
dengan sangat cepat dan kuat, membuatku tak bisa bernafas dan tersedak berkali
kali saat penis itu mengaduk aduk mulut dan kerongkonganku. Sepertinya karjo
ingin melampiaskan nafsu terpendamnya selama ini terhadap diriku dengan cara kasar
seperti itu.
15 menit kemudian nampaknya karjo sudah
tak tahan lagi, nafsunya seperti meledak ledak dan nafasnya semakin memburu, ia
pun semakin mempercepat sodokan penisnya lalu mengerang panjang dan penisnya
menyemburkan cairan sperma kental di dalam mulut dan kerongkonganku hingga aku kembali
mengalami kesulitan bernafas. Saat itu aku berusaha meronta dengan menggerakan
kepalaku ke kanan dan ke kiri.
Melihat itu karjo bukan mencabut batang
kemaluannya dari mulutku namun ia malah menarik narik rambutku sambil berusaha menahan
dan membenamkan penisnya makin dalam di mulutku,
bulu-bulu kemaluannya sesekali menempel di
pipi-ku menimbulkan rasa jijik yang luar biasa namun terlebih bau-nya seperti
bau pesing, rasanya ingin muntah namun aku terpaksa mengikuti kemauannya.
Ia melakukan hal itu selama beberapa saat
hingga ia merasa seluruh cairan spermanya telah habis menetes didalam mulutku. karjo
melepas pegangan tangannya dari kepalaku dan menarik keluar batang kemaluannya
yang sudah mengecil kemudian ia segera beranjak turun dari atas sofa.
Tak lama kemudian danang ikut menghentak
hentakan pinggulnya dengan sangat cepat dan kuat hingga tubuhku tehentak hentak
tak karuan diatas sofa, berkali kali aku menjerit kesakitan, rupanya danang
sengaja ingin membalas rasa sakit hatinya selama ini pada diriku sehingga ia
sengaja memperkosaku dengan sangat kasar dan brutal sehingga membuatku
menderita kesakitan.
Ia memandangi wajahku yang sedang menahan
rasa sakit dengan tatapan penuh kebencian dan terus menggenjot tanpa ampun,
lalu ia menghentakan penisnya dengan sekuat tenaga hingga melesak sangat dalam
sambil melenguh keenakan dan kurasakan penisnya menyemburkan cairan sperma hangat
didalam vaginaku.
Aku merasa nyeri pada bagian
vaginaku yang baru robek selaput daranya, apalagi danang menyetubuhiku dengan
ganas.
Setelah itu danang tak segera mencabut
penisnya malah menindih tubuhku yang telentang diatas sofa, nafasnya masih terdengar
terengah engah saat ia mendekapku erat dan memagut bibirku.
Sepertinya danang sudah lama mengagumi
kecantikan wajahku hingga ia tak henti hentinya terus menciumi bibirku dan
menjilati kulit wajahku yang putih dan halus.
Aku menoleh kesamping melihat karjo yang
sedang duduk dilantai sambil bersandar di tembok. Ketika melihat danang yang
sudah selesai menyetubuhiku, Ia pun segera berdiri dan berjalan menghampiriku
disofa, melihat diriku yang sudah sepenuhnya dibawah kendali mereka lalu karjo membuka
ikatan lakban di kedua pergelangan tanganku. Kulihat batang kemaluannya sudah
kembali tegak menantang.
Tangan kanannya menjambak rambutku yang
panjang terurai, lalu menariknya dengan kasar hingga aku terpaksa bangun dari
posisiku yang awalnya telentang diatas sofa. Sambil terus menjambak rambutku ia
membawaku berjalan ke arah meja kerja di dekat sofa tsb.
Aku disuruh naik keatas meja dan berbaring
telentang dengan posisi melintang kesamping hingga lebar meja hanya dapat
menahan punggung dan sebagian tubuhku, sementara kepalaku menengadah dan
rambutku yang panjang terjuntai kebawah.
Kepalaku yang menengadah membuatku sedikit
merasa pusing karena harus melihat dalam posisi terbalik, kulihat karjo yang sudah
berdiri disamping meja kembali menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. Sambil
berdiri kedua tangannya memegangi kepalaku dan mulai menggenjot mulutku dengan
sangat brutal.
“Mmmhhppphh…!!” “Mmmhhppphh hanya itu yang keluar dari mulutku yang telah dijejali penis, air mataku kembali menetes dari sudut mata.
Mengoral penisnya dengan posisi terbalik
seperti itu membuatku merasa mual dan seperti mau kehabisan nafas.
Mulutku yang mungil membuatnya tidak bisa menampung seluruh batang itu, ditambah lagi bau yang keluar dari benda itu menambah penderitaanku.
Mulutku yang mungil membuatnya tidak bisa menampung seluruh batang itu, ditambah lagi bau yang keluar dari benda itu menambah penderitaanku.
“Uuhhh…gitu Non, enak…mmmm !” gumamnya
sambil memegangi kepalaku dan memaju-mundurkan pinggulnya.
aku merasakan wajahku makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir karjo yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutku semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkongan.
aku merasakan wajahku makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir karjo yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutku semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkongan.
Aku meneruskan aktivitas
mengoral penis karjo, walau tidak nyaman dengan aromanya, aku terus melakukannya
karena khawatir karjo akan semakin kasar padaku jika aku tak memuaskannya. hal
ini membuat karjo makin mendesah saja sambil tangannya meremas rambutku.
“Hehehe…liat nang, si Non
ini cepet juga yah belajarnya, nikmat banget isepannya. komentar karjo.
“Iya tuh, udah mulai ketagihan kali, dasar bakat perek, iya kan Non !” ejek danang yang berdiri di dekat meja
“Iya tuh, udah mulai ketagihan kali, dasar bakat perek, iya kan Non !” ejek danang yang berdiri di dekat meja
Panas sekali hati dan
telingaku mendengar penghinaan itu, benar-benar merendahkan harga diriku, tapi terpaksa
harus kutanggung segala hinaan itu.
tanpa kusadari danang sudah naik ke atas
meja, ia mengangkangi tubuhku dan memposisikan batang kemaluannya tepat
diantara kedua payudaraku sambil kedua tangannya menekan kedua payudaraku
hingga menjepit batang kemaluannya, lalu mulai mennggenjotnya.
Sekitar lima belas menit lamanya aku harus melakukan
hal itu, kemudian mereka berganti posisi. Danang turun dari atas meja dan berdiri
sambil berusaha memasukan penisnya dalam mulutku, sementara karjo yang naik
keatas meja dan menikmati batang kemaluannya dijepit oleh kedua payudaraku.
Mereka kembali menggenjot penisnya secara
bersamaan, kemudian tangan kanan danang menekan kepalaku sambil melenguh
panjang, sementara tangan kirinya memegang pisau dan menempelkannya tepat di
leherku.
“Ooohh…keluar nih Non, cepat isep.., sekalian bersihin kontolnya !” awas kalo sampe dimuntahin, gua gorok leher lu. perintahnya dengan nafas memburu.
“Ooohh…keluar nih Non, cepat isep.., sekalian bersihin kontolnya !” awas kalo sampe dimuntahin, gua gorok leher lu. perintahnya dengan nafas memburu.
Cairan putih kental itu menyembur deras di
dalam mulutku dan mau tidak mau, aku harus menelannya, rasanya yang asin dan
kental itu membuatku hampir muntah sehingga tersedak. Beberapa saat kemudian
barulah semprotannya melemah dan berhenti. aku langsung terbatuk-batuk begitu
danang mencabut penis itu dari mulutku Nafasku terengah-engah mencari udara
segar.
karjo nampak puas menikmati jepitan
payudaraku dan segera turun dari atas meja.
“Turun Non, kita ganti
“sekarang gua pengen nyobain memek lu..
ujar karjo.
Mungkin karena saking takutnya akan ancaman karjo, aku menurut saja apa yang dimintanya, karjo mengatur posisiku berdiri dengan pantat agak ditunggingkan dengan kedua kakiku yang masih menggunkan sepatu hak tinggi menapak dilantai. kedua tanganku bertumpu pada meja yang ada di depan. Setelah menyingkap rok span pendekku, penis karjo kembali memasuki vaginaku dari belakang. Dalam posisi demikian, Karjo memaju-mundurkan pinggulnya sambil berpegangan pada pundakku.
karjo tak mau berlama lama. nafsu di di
dadanya sudah begitu meluap luap karena ia melihat gadis pujaannya selama ini
sudah pasrah tak berdaya dan siap untuk dinikmati sepuasnya. Sambil berdiri ia
terus mengenjot penisnya, dan membuatku merasa makin tersiksa.
Penis karjo begitu keras menerusuk masuk dalam vagina-ku, penisnya yang panjang membuatnya menjadi keras sekali menusuk dalam vagina-ku, rasanya seperti sebuah tongkat masuk dalam vaginaku,..Aku hanya dapat menutup mataku sambil berharap perkosaan ini cepat selesai.
” Gila non, sempit, enak banget kayak
berdenyut-denyut ” karjo begitu menikmati bagaimana penisnya teremas oleh
vagina-ku,..Penis keras itu membelah makin dalam, sebelum akhirnya habis
tertelan dalam vagina-ku,.. Tak lama karjo pun mulai memacu-ku..
sementara ia makin dalam dan cepat menyodok-nyodokan penisnya, aku menceracau tak karuan
sementara ia makin dalam dan cepat menyodok-nyodokan penisnya, aku menceracau tak karuan
Bagaikan piston ia mengerjai-ku demikian dahsyat, tiba tiba rambutku ditarik oleh danang hingga kepalaku terangkat keatas, sambil berdiri disampingku ia melumat bibirku dengan ganas, setelah ia selesai melumat bibirku
aku menjerit-jerit tak karuan karena penis
karjo yang makin keras dalam vagina-ku kurasakan ia mulai berdenyut dan
mengeluarkan sedikit cairan sperma-nya, aku terlonjak kaget, aku takut kalau
sampai ia memuntahkan sperma-nya dalam kemaluan-ku seperti danang tadi, karena
aku tak mau hamil akibat ulah para buruhku ini.
Tubuhku yang terlonjak-lonjak dengan penis
seseorang yang sedang keluar masuk dalam vagina memaksaku mendesah-desah tak
karuan. Ia berhenti sejenak dan kedua tangannya yang kekar merobek bagian
belakang baju kemeja kerjaku dengan sekali tarik hingga punggunku yang putih
mulus terlihat olehnya.
“Ckck.. Mulus banget nih.. kata karjo
sambil meraba punggungku.
Ia seperti terhipnotis dan begitu
menikmati saat tapak tanganya yang kasar bersentuhan dengan kulit punggungku
yang putih dan halus.
Kedua tangannya segera beralih mencengkeram
dibagian kanan dan kiri pinggangku. Karjo kembali menghujam hujamkan penisnya
dan sesekali mendekatkan wajahnya ke punggungku untuk menjilatinya.
Slurp.. Slurpp.. air liurnya semakin
membasahi punggungku yang sudah berkeringat sejak tadi.
Tak lama kemudian aku merasa pandangan
mataku berkunang-kunang, dari dalam tubuhku serasa ada suatu gelombang dahsyat
yang tidak bisa kutahan sehingga membuat tubuhku menegang, perasaan ini jauh
lebih dahsyat daripada sebelumnya tadi, dan aku tidak bisa tidak mengerang.
Mulut karjo sibuk menciumi
pundak dan leherku membuatku mulai sedikit terangsang, sekonyong-konyong ditariknya
wajahku hingga menengok ke belakang dan begitu wajahku menoleh, bibir tebalnya
langsung memagut bibirku. Karena sudah pasrah, aku pun ikut membalas ciumannya,
lidah kami saling membelit dan beradu, air liur kami menetes-netes di pinggir
bibir.
Setelah lima belas menit dalam posisi berdiri itu,
aku merasa genjotan karjo makin kencang dan disusul cairan hangat memenuhi
rahimku. Karjo melenguh panjang, penisnya masih menghujam-hujam namun frekuensi
goyangannya menurun, sperma yang ditumpahkannya sebagian meleleh keluar membasahi
selangkanganku.
Danang segera menghampiriku, ia menyuruhku
untuk duduk disebuah bangku kan tor
yang ada sandarannya.
Ia mengangkat dan menekuk kedua kakiku
sambil membuka pahaku lebar lebar lalu sedikit menariknya hingga aku dengan
posisi sedikit rebah di bangku tsb. Ia mulai memasukan penisnya dalam vaginaku,
sementara kedua tangannya menahan pahaku agar tidak turun kebawah.
Danang mulai memperkosaku lagi diatas
bangku tsb sambil berdiri sementara karjo berdiri dibelakang bangku tsb seraya
menahan sandarannya agar tak bergeser. Dari arah belakang bangku Karjo memegangi
kedua pergelangan tanganku yang disatukan tepat diatas kepalaku hingga aku
tidak bisa meronta.
Danang menggenjotku dengan sekuat
tenaganya, hingga bangku itu tersentak sentak dan terkadang membuat salah satu
rodanya terangkat sedikit keatas. Untuk membuatku lebih menderita lagi, kedua
tangan danang yang kekar itu mencekik leherku hingga aku hampir kehabisann
nafas dibuatnya. Dalam keadaan tercekik itu aku terus digenjot olehnya tanpa
ampun, sekilas kuperhatikan raut wajahnya berubah menjadi sangat bringas dan
membuatku tak berani menatapnya lama lama.
Nafsu birahi danang yang meluap luap
membuatnya tak bisa berlama lama menyetubuhiku, tak perlu waktu lama ia pun
segera menuntaskan perkosaan brutal itu.
“Aahh…ahh…keluar Non, keluar juga, uuggghh !” lenguh danang ketika menyemburkan spermanya yang hangat dan kental di dalam rahimku untuk kesekian kalinya.
Semprotan cairan itu makin lemah seiring dengan pompaan danang yang mulai turun kecepatannya.
Danang masih menikmati sisa-sisa
klimaksnya. Dan secara perlahan ia pun segera manarik keluar batang kemaluannya,
Sementara kedua tangannya telah melepaskan cekikanya pada leherku.
meninggalkan tubuhku yang tergeletak lemas
diatas bangku.
Aku terkapar lemas, tubuhku merosot dari
atas bangku dan jatuh ke lantai. keringat telah membasahi tubuhku beserta baju
kerja yang masih melekat di tubuhku namun telah terkoyak dibeberapa bagiannya.
Nafasku terputus-putus membuat kedua
payudaraku ikut turun naik.
Kulihat wajah mereka berdua tersenyum puas
karena berhasil menyetubuhi dan menikmati tubuhku. Hal yang selama ini memang
telah di idam idam oleh mereka. Dari pengakuan mereka tadi, keduanya memang sering
menjadikan diriku sebagai objek fantasi seksual mereka jika sedang melakukan
onani. Hasrat terpendam mereka terhadapa anak gadis berwajah oriental dan
berkulit putih sepertiku sepertinya telah terwujud setelah memperkosaku dengan
sangat brutal.
“Tenang aja non, nanti kalau lu hamil, gua
mau koq tanggung jawab jadi suami lu. Ujar danang
“Cewek kayak begini ini kagak usah
dijadiin istri nang, dia lebih cocok dijadiin budak seks, biar semua orang bisa
ikut menikmati tubuhnya yang putih mulus ini.”
Hahah. Ujar karjo sambil memakai kembali baju dan celana jeansnya.
Aku berusaha merebahkan tubuhku dilantai, Nafas-ku
yang memburu, tubuhku begitu lelah, mereka tampak mentertawaiku, aku hanya diam
kepalaku terasa begitu berat dan lelah, tanpa sadar aku telah tertidur karena
kelelahan.
Saat tersadar, aku segera bediri mengambil beberapa lembar tissue dari lemari kantor dan kugunakan untuk menghapus sisa sisa sperma yang menempel ditubuhku. kulihat jam tanganku sambil memunguti pakaian dalamku yang berceceran dilantai lalu merapikan kembali pakaianku yang acak acakan.
Saat tersadar, aku segera bediri mengambil beberapa lembar tissue dari lemari kantor dan kugunakan untuk menghapus sisa sisa sperma yang menempel ditubuhku. kulihat jam tanganku sambil memunguti pakaian dalamku yang berceceran dilantai lalu merapikan kembali pakaianku yang acak acakan.
Dengan langkah gontai aku pun segera keluar
dari ruangan kantor itu, sambil menahan rasa nyeri yang
masih terasa pada selangkanganku, menuju mobil-ku dihalaman depan.
sesampainya di rumah Aku langsung masuk ke kamar mandi yang ada di bagian dalam ruangan kamarku dan membasuh tubuhku yang penuh dengan ceceran sperma kering, untung tak ada satu pun yang melihat keadaanku yang berantakan seperti ini.
sesampainya di rumah Aku langsung masuk ke kamar mandi yang ada di bagian dalam ruangan kamarku dan membasuh tubuhku yang penuh dengan ceceran sperma kering, untung tak ada satu pun yang melihat keadaanku yang berantakan seperti ini.
Mama sempat mengetuk pintu tadi karena tak
seperti biasanya aku tak menemui Mama setibanya dirumah.
mungkin ia kawatir dengan keadaanku.
namun aku beralasan sedang banyak
pekerjaan di kantor yang harus kuselesaikan hingga aku pulang lebih malam dari
biasanya. tubuhku berkeringat dan letih aku pun melanjutkan membasuh tubuhku
yang memang benar-benar lelah.
Kubersihkan semua bagian tubuhku, aku tak ingin ada sedikit pun sisa sperma mereka ditubuhku ini, Sebelum akhirnya aku merasa semuanya sudah bersih, aku pun mengeringkan tubuh-ku dengan handuk, aku berkaca di kaca kamar mandiku. Aku menatap wajah-ku yang cukup cantik menurutku.
Kubersihkan semua bagian tubuhku, aku tak ingin ada sedikit pun sisa sperma mereka ditubuhku ini, Sebelum akhirnya aku merasa semuanya sudah bersih, aku pun mengeringkan tubuh-ku dengan handuk, aku berkaca di kaca kamar mandiku. Aku menatap wajah-ku yang cukup cantik menurutku.
Aku menahan rasa kesal, aku sedikit malu
dengan diriku sendiri, sebelum kuseka air mata-ku yang kembali menetes dan
mengambil baju tidurku, aku keluar dan langsung tertidur lemas di kasurku yang
empuk, aku terbangun sesaat saat Mama membawakanku makan malam, Memang aku
dapat merasakan kasih sayang Mama yang begitu besar untukku, itu juga yang
membuatku tak ingin mengecewakannya.
Aku tidak mau menghancurkan hati Mama yang menaruh harapan besar pada putrinya, aku masih tetap seorang anak yang begitu menyayangi orang tuaku, tak ingin mengecewakan dan membuat mereka sedih karena kejadian buruk yang menimpaku.
Aku tidak mau menghancurkan hati Mama yang menaruh harapan besar pada putrinya, aku masih tetap seorang anak yang begitu menyayangi orang tuaku, tak ingin mengecewakan dan membuat mereka sedih karena kejadian buruk yang menimpaku.
sepertinya
mulai saat ini bayangan wajah-wajah mesum mereka akan terus menghantuiku seumur
hidup.
lanjutin please yang ini
BalasHapuspengen baca kelanjutannya nih, coba digangbang sama yang lainnya juga seru tuh. terus disuruh eksib di luar pabriknya juga
BalasHapus