Seorang gadis tampak masih sibuk didepan
meja kantornya sementara teman-temannya sudah pulang meninggalkannya terlebih
dahulu. Wajahnya yang cantik tampak kelelahan, ia menghela nafas panjang
kemudian mulai membereskan kertas-kertas yang berserakan diatas meja, tubuhnya
menggeliat-geliat kesana kemari untuk menghilangkan rasa pegal dan penat akibat
bekerja seharian. Rina nama gadis itu, seorang gadis yang cantik jelita dengan
tubuh yang seksi, umurnya baru berusia 24 tahun, buah dadanya tidak terlalu
besar namun tampak keras tercetak dari balik pakaian kerjanya, tubuhnya ramping
berlekuk, kulitnya halus , putih dan mulus.
“Sudah selesai Non…” Pak Amin satpam di
kantornya bertanya ketika Rina bangkit dari kursinya
“Ehhhh…. !! ” Rina terperanjat sambil
menoleh kebelakang
“Sudah Pakk…., mari……” tanpa banyak basa
basi Rina mohon diri.
Pak Amin tersenyum ramah, matanya
memandangi goyangan pinggul Rina dari belakang, goyangan indah yang menggoda
mata laki-laki normal.
“Ckk Ckk Ck… udah cantik,,, rajin,,, “
“he he he,jangan-jangan rajin juga diatas
ranjang ” senyum nakal menghiasai wajah Pak Amin, kemudian tangannya mematikan
lampu diruangan itu dan kemudian melangkah menyusul langkah Rina, mata Pak Amin
memandangi Rina dengan tatapan matanya yang tajam, sesuatu diselangkangannya
berontak dan membuat permukaan celana satpamnya menggembung.
Pak Amin bekerja sebagai Satpam disebuah
perusahaan swasta, wajahnya garang , tubuhnya tinggi besar , dengan kepalanya
yang botak pelontos mirip banget kayak telur dinosaurus… ia selalu setia
menjaga asset perusahaan dari incaran para maling di malam hari.
Rina |
“Dukkkkkkkk…., Whuaduuhhhhh…….” Pak Amin
menabrak kaca, rupanya tanpa sadar Pak Amin melangkahkan kakinya terus-maju dan
maju tergoda oleh goyangan pinggul Rina.
“Sialannnn….!! ” Pak Amin mengusap-ngusap
jidatnya kemudian setelah menghela nafas panjang Pak Amin kembali ke pos
jaganya, sesekali telapak tangannya mengelus dan meremas sesuatu yang
menggebung dipermukaan celananya sebelah selangkangan sambil membayangkan
perbuatan-perbuatan terlarang bersama Rina yang semakin lama semakin liar dan
sulit untuk dibendung. Semakin sering Rina bekerja lembur semakin sering pula
Pak Amin memperoleh kesempatan untuk mencuri-curi pandang , menatap tubuh Rina
dari belakang, mengintip pangkal paha Rina yang kadang-kadang tersibak dari
balik rok mini ketat yang dikenakannya. “Tungggggg…” batang kemaluan Pak Amin
kembali tegang ketika mengintip pangkal paha Rina dari balik kaca jendela
ketika gadis itu sedang bekerja lembur. Pada suatu hari ketika gadis itu lembur
diruangannya…
“Toloooonnnnngggg…!!! ” tiba – tiba
terdengar teriakan Rina, dengan terburu-buru Pak Amin berlari kearah ruangan
kantor Rina, “Brakkkkk……” Pak Amin membuka pintu ruangan itu dengan kasar,
matanya melotot melihat Rina naik k eatas meja, tapi yang membuat Pak Amin
lebih melotot adalah posisi kedua kaki Rina yang sedikit terbuka menampakkan
selangkangan gadis itu yang masih terlindungi oleh kain berbentuk segitiga.
“Ada
apa…?!! Ada
apa…?!! “Pak Amir memasang kuda-kuda siap untuk bertempur bahkan melawan 10
orang penjahat sekaligus demi membela Rina yang cantik dan putih mulus.
“Iii… ituuu Pakkkk….” Rina menunjuk kearah
tumit Pak Amin
Secara reflek Pak Amin menekuk kepalanya
dan berteriak keras
“MAMPUSSSSS…DAHHHH!!!! Ihhhhhhhhhh” Pak
Amin terkejut dan ikut melompat naik keatas meja, sementara seekor tikus besar
berlari ketakutan ketika mendengar teriakan pak Amin yang keras , bahkan lebih
keras dari bunyi geledek sekalipun. Nafas Pak Amin tiba-tiba tertahan ketika
kesadarannya mulai pulih akibat terkejut tadi, kedua tangannya berpegangan pada
sesuatu yang kenyal dan hangat, perlahan-lahan Pak Amin menolehkan kepalanya ,
mata Pak Amin melotot ketika menyadari kedua tangannya berpegangan pada
gundukan buah dada Rina, Wajah Rina bersemu kemerahan sementara mulutnya
terbuka lebar tanpa dapat mengucapkan sebuah katapun. (Red : Please Don’t Try
This At Office….^^, ) Rina menarik tubuhnya mundur sehingga ia hampir
terpelanting dari atas meja,
“Ehhhhhhhhhhhhhhhhhh…… Awwwwwwwwwww…..!! “
“Awassss…..!! … Heuppp…!!” Pak Amin
buru-buru merengkuh pinggang Rina, kini posisi mereka berdua bertambah parah,
wajah Pak Amin menempel didepan payudara Rina, sementara Rina mengalungkan
kedua lengannya pada leher pak Amin karena takut terjatuh dari atas meja.
“Ehhhh…, jangan pakkk…, jangannnn…”
Rina berusaha berontak dengan sekuat
tenaga namun tangan Pak Amin malah semakin erat membelit pinggang Rina yang ramping.,
“Lepaskan…!! ” kedua tangan Rina yang
mungil berusaha mendorong bahu Pak Amin, ketika laki-laki itu berusaha menindih
tubuhnya, Rina mendorongkan tangannya sekuat tenaga.
“Weittttt……Gubrakkkkk!!! “Pak Amin
berteriak kaget, Siapa sangka tenaga Rina cukup besar untuk mendorong tubuh Pak
Amin sehingga pak Amin terpelanting dari atas meja , dalam keadaan terlungkup,
“Nga Hakk…!! ” Pak Amin melotot ketika
batang kemaluannya menyetubuhi Lantai kantor yang keras. “Wadawwwww…..!! ” Pak
Amin kembali berteriak keras karena Rina menjadikan bokongnya sebagai pijakan
sehingga batang kemaluannya semakin dalam melesak menyetubuhi lantai kantor..
Sambil mengaduh-ngaduh Pak Amin
perlahan-lahan merangkak dan kemudian berusaha berdiri, Pak Amin gagal
memerawani lantai kantor ang terlalu keras untuk ditembus oleh batang
kemaluannya. (Red : WAhhh…!!) Pak Amin melangkahkan kakinya keluar, matanya
mencari-cari si cantik Rina, Eh itu dia, koq jalannya tertatih-tatih, dengan
semangat Pak Amin berlari kecil menghampiri gadis itu, Rina tampak ketakutan
ketika pak Amin mencegatnya, sementara dirinya tidak mungkin untuk berlari
menghindari pak Amin , pergelangan kakinya terkilir dan terasa sakit.
“Jangan… pakkk….!! Awww….” Rina terkejut
ketika Pak Amin begitu sigap membopong tubuh mungilnya, dengan bersemangat Pak
Amin membopong tubuh Rina masuk kembali kedalam ruangan kantornya, kemudian
mendudukkan Rina di sisi meja, setelah mengunci pintu ruangan Pak Amin
mendekati Rina, kemudian Pak Amin berlutut dihadapan Rina.
Kemudian terdengarlah suara
rintihan-rintihan keras…..
“Owwww…..!!”
“Aduhhhhhh…., Ahhhh…, Ahhhhh”
“Jangan,,,,, Pakkkkkk…., Jangannnn
Aduhhhh…..”
“Aduhhhhh..,,, Duuuuuuhhhhh….”
“Owwwwwww……..”
“Nahhhhh….,, Coba sekarang berdiri…….,,,”
“yakkk bagus,,,, betul begitu…..”
“Coba,,, digoyang-goyangkan,,, jangan diam
begitu,,, Sipppppp”
“Yawdahh…., kalo udah ngak sakit.,,,coba
digerak-gerakkan”
Tidak berapa lama pintu ruangan kantor itu
terbuka , Pak Amin melangkah keluar dari dalam ruangan kantor itu, dan Rina
keluar mengikuti langkah Pak Amin , dengan telapak tangannya gadis itu mengusap
keningnya yang berpeluh, baju kerjanya terlihat sedikit basah.
“Pakkk… Amin makasih yahhhh…, udah
diurut,, sekarang kaki Rina ngak sakit lagi…..” Rina berterimakasih pada Pak
Amin.
“Iya, ngak apa.. apa Non,,, tapi jangan
terlalu sering jalan-jalan dulu yah,,besok kan hari minggu,, istirahat yang baik ya”
Pak Amin menasihati Rina.
(Red : Hayoooooo ngaku,pada mikirin apa
??? , jangan mikir kemana – mana dulu he he he he, untuk sementara Pak Amin
Cuma ngurut pergelangan kaki Rina yang terkilir koqqq ^^ )
Senin pagi
“Met Pagi, Pak Aminnn…” Rina menyapa pak
Amin dengan ramah.
“Pagi, Non Rina….” Pak Amin balas menyapa
Rina, deg-deg-deg, jantung pak Amin berdetak semakin kencang ketika Rina
melemparkan senyuman manisnya kemudian melangkahkan kakinya dengan santai.
Sudah berhari-hari Pak Amin kecewa, gadis
itu selalu pulang lebih cepat bersama teman-teman sekantornya,
Senin-Selasa-Rabu-Kamis-Jumat bahkan sampai Hari Sabtu, si cantik Rina tidak
lagi lembur diruangan kantornya Pak Amin merasa kecewa, sangat teramat kecewa.
Hari Minggu pagi Pak Amin manyun di pos jaganya, cemberut karena sudah seminggu
Pak Amin tidak mendapatkan jatahnya mengintip sepasang kaki mulus Rina dari
balik jendela kantor di ruangan dimana gadis itu bekerja.
“Pagiii, Pak Aminnnn”
Pak Amin menolehkan kepalanya, wajahnya
pucat karena kaget bercampur gembira, Rina si cantik yang sexy berdiri
dihadapannya, gadis itu tampak sangat menggiurkan hari ini, dengan memakai kaos
ketat berwarna pink dan bawahan rok mini ketat berwarna hitam.
“Mau lembur Nonnn ?? ” Pak Amin bertanya
sambil menatap wajah Rina.
“Iya nih Pak.., kerjaan kemarin belum
selesai….” Rina mengangguk kemudian menjawab sejujurnya,
“Saya,, masuk duluan yah pak…” Rina
mengakhiri pembicaraan mereka.
“Oo jangan!! Itu tugas saya untuk
memasukkan kontol saya ke dalam memek,,Non Rina, tugas Non Rina sih cuma
ngangkang dan dimasukin….. aja koqq…… he he he ” Pak Amin tersenyum ramah
sambil menganggukkan kepalanya,
Andai saja Rina Tahu betapa kotornya
pikiran Pak Amin……, dan betapa berbahayanya Pak Amin saat ini yang memandangi
tubuh gadis itu dari belakang dengan senyuman liciknya yang mulai berkembang
semakin lebar diwajah Pak Amin.
“Hhhhhh…..” Rina menghela nafas panjang,
akhirnya selesai juga pekerjaannya yang menumpuk walau harus dibayar dengan
bekerja lembur di hari minggu, matanya terasa berat dan mengantuk, setelah
menguap lebar Rina menyandarkan punggungnya kebelakang , tanpa sadar Rina
tertidur pulas dalam posisi kedua kakinya yang mengangkan dan kedua tangannya
terkulai kesamping.
Seseorang masuk kedalam ruangan kantor
tempat Rina bekerja, menghampiri Rina yang sedang tertidur pulas diatas kursi ,
Pak Amin tersenyum kemudian setelah mengunci pintu pak Amin kembali menghampiri
gadis itu. Perlahan-lahan Pak Amin mengikat kedua kaki Rina dalam posisi
mengangkang pada kaki kursi, kemudian menarik kedua tangan Rina dan mengikatnya
kebelakang pada sandaran kursi, tidak lupa ia memplester mulut Rina dengan
lakban berwarna hitam. Pak Amin mendekatkan wajahnya pada wajah Rina, kemudian
mengendus-ngendus rambut Rina yang wangi, sambil menatap wajah Rina
perlahan-lahan kedua tangan pak Amin merayap mengelusi kedua paha Rina yang
mengangkang, gerakan-gerakan tangan Pak Amin mulai mengusik tidur Rina yang
pulas.
“Wmmmmhh….,, ” Rina menggeliatkan
tubuhnya, perlahan-lahan gadis itu membuka kedua matanya. Tubuh Rina
meronta-ronta , matanya menatap wajah Pak Amin, gadis itu tampak ketakutan
menyadari kondisi tubuhnya yang terikat erat pada kursi dalam posisi kedua
kakinya yang mengangkang.
“Wmmmhhhh… wmmmmmhhff” Rina
menggeleng-gelengkan kepalanya ketika tangan pak Amin menyibakkan rok mininya
keatas sampai tersangkut dipinggul gadis itu. “He he he he he…..” Mata Pak Amin
menatap selangkangan Rina yang masih ditutupi oleh secarik kain segituga
berwarna putih.
Jari telunjuk pak Amin bergerak menyusuri
permukaan celana dalam Rina seolah-olah sedang menggoda dan mempermainkan gadis
itu kemudian menekan-nekan permukaan celana dalam gadis itu dalam gerakan
teratur, tepat dibagian bibir vaginanya yang membelah, sesekali jari telunjuk
Pak Amin bergerak menekan-nekan dengan lembut.
“Gimana rasanya ? enak ya ? sampai basah
gini…” Pak Amin mengusap permukaan celana Rina yang mulai dibasahi oleh cairan
kewanitaannya. Sesekali Rina memejamkan matanya ketika tangan Pak Amin meremas
lembut selangkangannya.
Mata Rina tampak sayu ketika Pak Amin
menarik baju kaosnya keatas sampai tersangkut diatas buah dada Rina yang
berukuran sedang, nafas Rina memburu kencang ketika Pak Amin menarik cup branya
kebawah, “Mmmmmhhhhhh……” kepala Rina tergolek lemas kekanan ketika merasakan
telapak tangan laki-laki tua itu yang terasa kasar merayapi bulatan buah
dadanya yang halus dan lembut. Tubuh Rina terperanjat ketika merasakan telapak
tangan Pak Amin meremas Bongkahan buah Susunya.
“Lohh ? Kenapa ? Kaget ya ? Pasti kamu
belum pernah ngerasain susu kamu diremas-remas oleh laki-laki, santai aja…,
jangan terlalu tegang,,, ha ha ha ha”Pak Amin tertawa sambil kembali
meremas-remas payudara Rina dalam gerakan-gerakan yang teratur.
Jari jempol Pak Amin menekan-nekan puting
Rina dan kemudian memijiti benda itu yang makin meruncing dan mengeras.
“Wmmmmmmhhh,,, Mmmmmmmmm” entah kenapa
tiba-tiba Rina berani menatap mata Pak Amin, sesekali Mata Rina
mengerjap-ngerjap menikmati remasan – remasan Pak Amin dibuah dadanya, mata
Rina semakin sayu seperti orang sedang mengantuk.
Pak Amin menjepit putting susu Rina dengan
jari tangannya kemudian, dipilin-pilinnya puting itu dan ditarik-tariknya dalam
gerakan-gerakan yang lembut.
“Brettt…. Bretttt…. Bretttt….” sambil
menatap wajah Rina, Tangan Pak Amin bergerak merobek dan merengut celana dalam
Rina, sama sekali tidak tampak lagi ekspresi ketakutan diwajah gadis itu, Pak
Amin tersenyum lebar.
Perlahan-lahan tangan Pak Amin membuka
lakban yang memplester mulut Rina, “Hahhh… Ahhhhhhh…..” Mulut Rina terbuka
lebar berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya, mata Pak Amin menatap buah
dada Rina yang bergerak-gerak seirama dengan tarikan nafas gadis itu.
Bibir laki-laki tua itu mengejar bibir
Rina yang mendesah-desah, tubuh Rina tersentak ketika bibirnya bersentuhan
dengan bibir Pak Amin. Tubuhnya bergetar hebat ketika tangan Pak Amin
menyelinap melalui celana dalamnya dibagian atas dan meremas – remas lembut
gundukan bukit kecil yang terbelah selangkangan Rina.
“Ahhhhh…, Pak Aminnnnhh, Ahhhhhh
Mmmmmmhhhh” Pak Amin mengulum bibir Rina yang terus mendesah-desah sambil
sesekali memanggil nama laki-laki tua itu.
“Ohhhhhh……” Rina semakin gelisah ketika
ciuman Pak Amin menggeluti lehernya “Shhhh…, Shhhhh..,,, Geli..,, Shhhh..,,,
Ahhhhhhh” Rina semakin sering mendesah-desah, suara desahan gadis itu sesekali
disela oleh suara tawa Pak Amin yang terkekeh-kekeh.
Laki-laki tua itu mengendus – ngendus
payudara Rina kemudian mulutnya mencaplok puncak payudara Rina sampai gadis itu
memekik kecil merasakan kenyotan-kenyotan mulut Pak Amir dipuncak payudaranya
sebelah kiri.
Sambil meremas-remas induk payudara Rina,
lidah Pak Amin bergerak mengeliat-geliat menggelitiki putting susu gadis itu,
sesekali mulut Pak Amir mengenyot-ngenyot puncak puting Rina
“He he he…, susu kamu tambah asik neh.,,”
Pak Amin semakin senang memainkan buah dada Rina yang semakin kencang,
membuntal padat dan keras kenyal, sesekali mulut Pak Amir menggeluti payudara
Rina bergantian dari yang kiri terus pindah kesebelah kanan.
“Ahhhhh….!! ” Rina memalingkan wajahnya
ketika Pak Amin melepaskan celana dalamnya yang dekil, sebuah benda besar
menggantung diselangkangan Pak Amin, tampaknya benda besar itu sudah siap untuk
merengut keperawanan Rina.
Rina memejamkan matanya rapat-rapat ketika
merasakan kepala kemaluan Pak Amin menempel di bibir vaginanya, geli sekali
rasanya ketika kepala kemaluan Pak Amin mengesek-gesek belahan vaginanya yang
semakin lama semakin merekah karena ditekan-tekan oleh kepala penis Pak Amin.
“AHHHHH…..!! ” Sebuah jeritan keras
terdengar dari mulut Rina, gadis itu mengigit bibirnya ketika merasakan lubang
vaginanya seperti dibelah dua. Sebuah benda besar merobek-robek selaput daranya
tanpa ampun, gadis itu terisak menangis , kepalanya terkulai lemas menyadari
laki-laki tua yang tengah mengayunkan batang kemaluannya telah merengut
kegadisannya.
“Cleppppp…. Clepppppp…. Clepppppp…. ”
berulang kali batang kemaluan Pak Amin bergerak keluar masuk di jepitan vagina
Rina “Saya suka memek kamu, peret, seret he he he he…., enak banget buat
dientot…..” Pak Amin cengengesan sambil menyodok-nyodok lubang vagina Rina
dengan gerakan yang lembut.
Pak Amin menengokkan kepalanya kebawah,
matanya menatap tajam pada batang penisnya yang dilumasi oleh cairan kemerahan.
“Waduhhh…!!, darah perawan,, Ha Ha Ha…, !!
” Pak Amin tertawa senang ketika menyadari dirinya adalah laki-laki pertama
didunia ini yang menancapkan batang kemaluannya kedalam vagina Rina.
Rina meringis kesakitan ketika Pak Amin
menaikkan tempo tusukannya.
“Eihhhhh….! Masih sakit ya ??” Pak Amin
tiba-tiba menghentikan gerakannya yang semakin cepat mengocok-ngocok lubang
vagina Rina, sambil tersenyum Pak Amin membelai rambut Rina dan kembali
mengayunkan batang kemaluannya perlahan-lahan.
“Ya , namanya juga maen sama perawan,,
harus yang lembut kayak gini…Diayun-ayun,,” Pak Amin berceloteh panjang lebar
“Terus dikocok-kocok, pelan-pelan aja supaya jangan terlalu sakit…. He he he”
“Ahhhh… Crrr Crrrrr….. Hhhsssshhhhh….”
Rina mendesis panjang, lubang vaginanya berkedut nikmat , tubuhnya seperti
tersengat aliran kenikmatan yang berdenyut-denyut. “Waaaaahh…!! Ha HA HA,
akhirnya kamu ngecrot juga ya ? nikmat banget bukan ??”
“Hemmm,, duh kasihan kamu pasti pegal
ya..,, ” Pak Amin mencabut batang kemaluannya kemudian tangan Pak Amin
melepaskan ikatan dikaki dan tangan Rina.
Rina menuruti keinginan Pak Amir yang
menyuruhnya berdiri sambil bertumpu pada meja, gadis itu menolehkan kepalanya
kebelakang, menatap Pak Amin yang menarik pinggulnya agar menungging, sesekali
mata Rina terpejam ketika Pak Amin mengusapi dan meremasi buah pantatnya yang
mulus, halus dan padat.
“AHHHHHHHHHHHHHH……” Rina mendesah Panjang
ketika merasakan batang kemaluan Pak Amin kembali menyodok lubang vaginanya.
Tubuh Rina terdorong-dorong oleh penis pak
Amin yang bergerak memacu lubang vaginanya, “Arrrhhhh,, Arhhhhhhhhh,, “Rina
mengerang semakin keras, tubuhnya semakin kuat tersentak-sentak maju mundur.
“Plokkkk… Plokkkk…. Plokkkkk….” Suara
benturan buah pantat Rina dan selangkangan Pak Amin terdengar keras diiringi
oleh rintihan – rintihan kecil Rina yang membuat pak Amin semakin bersemangat
menghentak-hentakkan batang kemaluannya. Kepala Rina berkali -kali terangkat
keatas sambil mendesah kuat ketika merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan
Pak Amin yang terasa semakin nikmat menyodok-nyodok lubang vaginanya dari
belakang. Sesekali Pak Amin menekankan batang kemaluannya dalam -dalam kemudian
mengaduk-aduk isi vagina gadis itu sampai Rina berulang kali merintih – rintih
keenakan.
“AAAA… ADUHHH PAKKKK…..” Rina menggeliat
resah kemudian “Crrr Crrrrr…. Crrrr……Glekkkk….” gadis itu menelan ludah, ketika
kenikmatan itu kembali membenamkan dirinya untuk semakin pasrah,
digenjot-genjot oleh Pak Amin.
“Aduhhhh…, ngecrot lagi.,, jadi makin
basah memeknya, , tapi nggak apa saya suka yang basah-basah ,, makin licin
makin asikk, makin lancar ngentotnya… makin enakkkkk…,,, sedappppp,,, “Pak Amin
mendekap pinggul Rina kemudian kembali membombardir vagina Rina dengan lebih
keras dan kencang “Plokkkk… Plokkkk… Plakkk… Plakkkkkkk Plokkkkk” Suara
benturan itu begitu mengasikkan untuk didengar,
“Ahhhh.., Ahhhh,, Pakkk Aminnnn,, Owwwww,,
Aaaaawww…..”Rina memekik-mekik semakin keras ketika Pak Amin semakin keras
menghantam batang kemaluannya, punggung gadis itu yang basah berulang kali
diusap oleh Pak Amin,
Sambil terkekeh kekeh Pak Amin merayapkan
kedua tangannya ke depan kemudian menggenggam induk payudara Rina yang sudah
basah oleh lelehan cairan keringatnya, untuk sementara batang kemaluannya diam
tidak bergerak dalam jepitan vagina Rina yang sempit, menikmati remasan-remasan
dinding vagina Rina yang hangat ketika dinding vagina gadis itu berkontraksi
meremas benda asing yang masuk kedalamnya.
Tangan Pak Amir mengelus-ngelus, meresapi
kelembutan payudara Rina sebelah bawah kemudian meremas-remas induk payudara
gadis itu. Pak Amin mencabut batang kemaluannya kemudian duduk di kursi.
“Rina sini,,, kamu coba deh,, belajar
ngentot…”
Rina menatap batang kemaluan Pak Amin,
perlahan-lahan Rina mencoba untuk mengangkangi batang kemaluan Pak Amin, Pak
Amin menarik pinggang Rina untuk turun ketika melihat Rina seperti serba salah,
tampaknya Rina masih ragu-ragu untuk memasukkan kembali batang kemaluan Pak
Amin ke dalam lubang vaginanya.
“Ahhhhssshhhh,, Ahhhhhhh,,, ” Rina
mendesah-desah ketika kepala penis Pak Amin kembali menekan belahan vaginanya,
Rina merasakan lubang vaginanya kembali melar dan disesaki oleh kepala kemaluan
Pak Amin yang bentuknya mirip “helm Full Face.” Nafas Rina terengah-engah
ketika berhasil menduduki batang kemaluan Pak Amin, vaginanya yang mungil kini
seperti dipanggang oleh batang kemaluan laki-laki tua itu.
“Ha Ha Ha Ha,, bagus, bagus,, sekarang
coba kamu ayunkan pinggul kamu,, ” Pak Amin menurunkan instruksi lebih lanjut.
Setelah berpegangan pada bahu Pak Amin,
Rina mulai mencoba untuk mengayunkan pinggulnya “Aaaaaa.,, Aaaaaa,,, Aaaaaah,,
” Rina mendesah hebat sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya, pinggulnya bergerak
terayun-ayun , berkali-kali Rina mendesis sambil menengadahkan kepalanya k
eatas.
“Ayoo,, Rina,, Kamu bisaaaaa!! Terusss..,,
Ayooooo,,,” Pak Amin menyemangati Rina agar gadis itu lebih hebat mengayunkan
pinggulnya.
“Plakkkk,,, Plakkkkk,, lebih cepat,, lebih
cepattttt,,,” Pak Amir menampari pantat Rina agar gadis itu lebih cepat dan
kuat mengayunkan pinggulnya.
“Ohhhh, Pakk Amirrr,,, Enakkk,, Pakkkk
Enakkkk Esssshhhhhhh” Rina berteriak liar, gadis itu seperti ditarik tanpa daya
kedalam sebuah dunia baru..
Sebuah dunia yang dipenuhi oleh rintihan
kenikmatan yang mengurungnya dalam sebuah penjara, batang kemaluan Pak Amir
membuatnya tidak dapat lagi keluar dari dalam penjara kenikmatan yang
membuatnya semakin terlena, dan semakin terbuai oleh belaian nafsu birahi.
“Awwww,,, Crrr Crrrrr…,, Blukkk….,, ”
mendadak tubuh Rina roboh terhempas ke pelukan Pak Amin yang terkekeh-kekeh
memeluk erat-erat tubuh gadis itu, nafas gadis itu terputus-putus sesekali Rina
merintih lirih ketika Tangan Pak Amin meremas-remas bongkahan buah pantatnya.
Setelah berkali-kali mengecupi bibir gadis itu barulah Pak Amin mendorong
pinggul Rina agar Batang kemaluannya terlepas dari jepitan vagina Rina.
Pak Amin mendudukkan Rina di pinggiran
meja kemudian kedua tangannya mencekal pergelangan kaki gadis itu dan
mengangkangkannya keatas.
“Brukkk,, ” punggung Rina tergeletak ke
belakang
“AHHHHH…..” tubuh Rina tersentak kuat
ketika lubang vaginanya kembali disodok oleh batang kemaluan Pak Amin, Rina
menyilangkan kedua tangannya di depan dada berusaha melindungi buah dadanya
yang terguncang-guncang dari tatapan mata pak Amin.
“Aduhhh,, !! Rina kamu makin nafsuin dehh…
“
Pak Amin menggenjot-ngenjotkan batang
kemaluannya dalam-dalam. Laki-laki tua itu cengengesan kemudian setelah
melepaskan pergelangan kaki Rina sehingga kedua kaki gadis itu terjuntai
dipinggiran meja, kedua tangan Pak Amin mencekal pergelangan tangan gadis itu
dan menekankannya keatas meja , kini mata Pak Amin dapat menatap dengan jelas
buah dada Rina yang tergoncang-goncang kencang ketika Pak Amin
menggenjot-ngejot , memompa vagina gadis itu kuat-kuat.
“Ennnnhhh Ennhhh Enhhhh Owwwwww…….! Crrr
Crrrr” Rengekan-rengekan Rina diakhiri oleh lolongan panjangnya, lubang vagina
Rina kembali berdenyut-denyut dengan nikmat.
“He he he…” Pak Amir menggenjotkan batang
kemaluannya kuat-kuat kemudian tangan Pak Amir menyelinap mendekap buah pantat
Rina.
“Hupppp….!! ” Pak Amin menggendong tubuh
Rina dari sebelah depan
Rina mengalungkan kedua tangannya pada
leher Pak Amir kemudian
“Ahhhhh..,, Awwww,, Pakk ,, Aduhhhhhh,, ”
Tubuh Rina terayun-ayun ketika Pak Amir mengayunkan Batang kemaluannya.
“Cleppp Cleppppp,, Cleppppp,,,”
suara-suara becek itu semakin keras terdengar ketika Pak Amin
menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan kasar, menyodok-nyodok lubang
bagina Rina tanpa memberi kesempatan sedikitpun bagi Rina untuk melawan.
Pak Amir terus mengocokkan batang
kemaluannya kuat kuat , berusaha mengalahkan benteng pertahanan Rina. Pak Amin
mengeram sambil mengerahkan seluruh kemampuannya dan “Owwwwwww,,,
Aaaaaaaaaaa,,, Crrr Crrrrr Crrrrr” kepala Rina terangkat keatas, kedua kaki
mulus Rina yang menjepit pinggang Pak Amin mendadak terlepas dan tergantung
tanpa daya. Pak Amir mengecupi bibir Rina yang merekah , dikulumnya bibir
mungil gadis itu kuat-kuat. Pria itu menarik tubuh Rina dan kemudian mengatur
posisi gadis itu dalam posisi doggy style di atas lantai, Pak Amin asik
berkutat dengan batang kemaluannya berusaha menaklukkan lubang dubur Rina yang
membandel.
“Jebollll…!! Hihhhhh…..!! ” Pak Amir
menhentakkan kepala kemaluannya kuat-kuat, “Unnnnggghhhhhh………” Rina mengeluh
panjang ketika merasakan lubang duburnya dijebol dengan paksa oleh batang
kemaluan Pak Amin
Berkali-kali tubuh Rina terdorong kuat
ketika Pak Amin menghentak-hentakan batang kemaluannya dengan kasar.
“Ahhh Ahhhh,, Ahhh Sakit,, pak Sakittt,,
aduhhh ampunnn” Rina kesakitan ketika Pak Amin menggerakkan batang kemaluannya
dengan kasar memompa lubang anus Rina
“Plokk Plokkk Plokkkkk… Plokkkk” suara
benturan buah pantat Rina kini diiringi erangan kesakitan gadis itu, laki-laki
tua dengan jabatan satpam menyodominya dengan kasar dan liar, semakin keras
Rina mengerang semakin keraspula Pak Amin menghajar dan menggenjoti lubang anus
Rina dengan batang kemaluannya.
“Awwww….,, Ampunnn Akkhhh Ampun pakkkk…..”
Rina menjerit – jerit kesakitan, Pak Amin hanya terkekeh-kekeh sambil
mengaduk-ngaduk lubang dubur Rina kemudian kembali mengayunkan batang
kemaluannya menyodomi Rina.
“Ampun Rina, Ampunnnn,, Awwwww,,, Ohhhhh
Rina bool kamu seret amat kekekekeke” Pak Amin malah mengejek Rina yang memohon
ampunan darinya, sambil berkali-kali menyentakkan batang kemaluannya kuat-kuat
Pak Amin membungkukkan punggungnya
meneduhi punggung Rina, kedua tangannya merayap ke depan meremas-remas buah
dada Rina. Telinga Pak Amin mendengar suara erangan Rina yang membuatnya
semakin bergairah menyodomi lubang anus Rina yang seret.
“Huahhhhggggg … Kecrottttt…. Crotttttttt”
Pak Amin meremas-remas susu Rina kuat-kuat sambil menghujamkan batang
kemaluannya sedalam-dalamnya kedalam lubang dubur Rina. Setelah terengah-engah beberapa
saat kemudian barulah Pak Amin mencabut batang kemaluannya dari dalam lubang
anus gadis Rina, gadis cantik itu terkulai lemas di atas lantai.
Setelah mengecup-ngecup bahu Rina Pak Amin
mengangkat tubuh Rina lalu ditidurkannya gadis itu terlentang diatas meja dalam
posisi kedua kakinya yang sengaja dibuat tertekuk mengangkang lebar-lebar oleh
laki-laki tua itu, kemudian Pak Amin menarik sebuah kursi dan duduk dengan
santai, berulang kali tangannya menjelajahi tubuh Rina yang sudah tergeletak
tanpa daya, meremas payudaranya, mengelusi dan mempermainkan vagina Rina.
Telapak tangan Pak Amin yang kasar tidak pernah merasa bosan untuk
mengusap-ngusap pangkal paha Rina yang lembut. Hari masih siang, Pak Amin
berusaha secepat mungkin mengumpulkan tenaganya agar dapat segera menyetubuhi
gadis itu kembali dan merenguk kenikmatan dari tubuh Rina yang terlentang
dengan pasrah diatas meja.
Komentar
Posting Komentar