Langsung ke konten utama

Gairah Sopir Bus Antar Kota


Aku Dirto seorang duda berusia 54 tahun yang sudah 20 tahun menekuni pekerjaan sebagai supir bus lintas propinsi. Dan saat ini adalah masa-masa paling sibuk dalam setahun karena masa mudik telah tiba. Sudah 2 hari ini aku bersama dengan Jono, anak muda kernet sekaligus supir penggantiku berjalan bolak-balik antar kota hampir non-stop.
Tapi kami tidak khawatir, karena setelah trip ini selesai maka kami bisa bersantai dan janjian dengan supir-supir lain untuk “jajan” di panti-panti pijat dekat terminal nanti.

Bus berhenti sejenak di pemberhentian untuk mengangkut penumpang baru, ku lihat ada seorang anak gadis berkulit putih mulus ikut masuk bersama dengan penumpang yang lain. Ku perhatikan dia masih sangat muda, usia SMA lah paling tidak. Wajahnya cukup manis menggoda dengan tinggi badan standard serta rambutnya panjang sebahu. Kulit gadis itu kelihatan putih bersih dan sepertinya dia merupakan seorang gadis keturunan tionghoa.

"Wah, lumayan juga nih buat penyegar mata. Jarang jarang kan ada amoy naik bus kayak gini. pikirku sambil sesekali berkhayal yang tidak tidak tentang gadis amoy tsb.

Kalau mau dibilang aku memang sudah cukup lelah karena sudah 2 hari ini bolak balik dari kota satu ke kota lainnya untuk mengantar mudik dan tentu saja membuat pikiranku penat juga.

Gadis itu memilih untuk duduk di kursi kedua sebelah kiri dekat lorong sehingga cukup dekat untuk kuperhatikan.

“hei joo.. ayo gantian !! kataku pada supir penggantiku.

“lah… kan masih 2 jam lagi mbah ?

“Gak apalah… udah tua gini, maklum…” kataku sambil tertawa kecil

Sambil beristirahat begini, aku bisa memperhatikan lagi gadis itu. Sepertinya dia cuma sendirian sehingga membuatku semakin leluasa jika ingin mendekatinya.

Berbagai rencana busuk mulai terbersit dipikiranku bahkan aku sempat berniat untuk menawarinya sebuah minuman yang telah dibubuhi obat tidur agar aku bisa leluasa menggerayangi tubuhnya yang mulus itu.

Gadis chinese itu memakai sweater warna biru cerah dan celana pendek yang cukup ketat, karena itu aku bisa tahu pertumbuhan anak itu lumayan juga. Dadanya lumayan berisi tercetak jelas di sweaternya itu, badannya tidak gemuk namun berisi dan tentunya menarik. Secara diam diam aku terus mencuri pandang kearahnya dan semakin lama aku pun semakin penasaran, saat itu pikiran usilku tiba tiba muncul, aku berjalan kedepan sengaja mengecilkan AC bus.

“Ngapain mbah kok dikecilin ? Jono supir penggantiku bertanya heran.

“Gak papa biar gak boros, sudah agak sore gini gak panas kok. Jawabku sekenanya padahal aku punya rencana tersembunyi.

Tak lama kemudian perlahan lahan suhu dalam bus pun mulai panas. Kuperhatikan penumpang-penumpang mulai kegerahan, tidak terkecuali gadis itu. Dal hal ini memang sesuai dengan keinginanku. Kulihat gadis muda itu menanggalkan sweater pinknya sehingga aku dapat dengan leluasa mengamati kemolekan tubuhnya.


Aku bersorak gembira, buah kenikmatan itu terlihat makin jelas, dan ternyata dibalik sweaternya itu dia pakai kemeja ketat berwarna biru cerah yang bahannya terbilang agak tipis. Disana sekilas aku bisa melihat bra berwarna cerah yang dia kenakan dibagian dalamnya. Ditunjukin pemandangan daun muda yang menyegarkan begitu, sontak saja birahiku jadi naik dan penisku langsung mengeras memenuhi celanaku.

"Sialan! Adik ini bisa nagih duluan sebelum sempat jajan di panti pijat nih! Ku perhatikan penumpang-penumpang cowok di sekitarnya, semuanya pada melihat gadis itu dengan tatapan nafsu, dasar bocah-bocah tengik, tau aja kalau ada barang bagus!

“Pak! Udah panas nih! Gedein aja lha ACnya!” celetuk salah satu penupang membubarkan lamunanku.

“Ah iya maap bang.. tadi saya liat ada penumpang yang kedinginan makanya saya  kecilin. Ujarku sambil menyetel ulang pendingin ruangan bus.

Ini bisa gawat, birahiku yang lagi tinggi ini malah makin menyiksa. Tidak tahan akhirnya aku minta Jono untuk tukar shift lagi, lebih baik aku menyetir lagi untuk mengalihkan perhatian. Waktu pun berjalan sepanjang perjalanan kami, ku lihat gadis itu sudah pindah duduk dan tak bisa ku lihat lagi. 

Setelah itu kami melakukan pemberhentian di beberapa kota. Penumpang silih berganti naik dan turun di kota asal dan tujuan mereka masing-masing. Aku menganggap gadis itu pasti sudah turun entah di kota mana.


Kami pun sampai di kota pemberhentian terakhir. Setelah dua hari menyupir hampir non-stop akhirnya kami bisa istirahat juga. Kami parkirkan bus di jejeran bus-bus yang lain. Sesuai rencana awal malam ini kita bakal janjian Bersama supir-supir lain untuk “jajan” di tempat pijat sekitaran sini untuk melepas penat.

“Ayo bang kita seneng-seneng!” ujar Jono antusias.

“Iya tapi bentar ya, saya mau ganti baju dulu, kamu duluan aja. Kataku sambil berjalan ke belakang.

Aku mau ambil baju ganti di belakang selain mengecek kondisi bus dulu sebelum besok pagi lanjut jalan lagi. Saat berjalan ke belakang bus betapa kagetnya aku, melihat masih ada seseorang tertidur didalam. Ku perhatikan lebih teliti, tidak salah lagi, dia gadis yang aku perhatikan tadi. Dia benar-benar tertidur pulas bersandar pada kaca bus.

“Neng.. Neng.. bangun… kita sudah di Terminal” kataku berusaha membangunkannya.

“Hmmm…. Eh… ini….” Dia tampak mengantuk dan masih kebingungan.

"Udah bangun?”

“Heh… loh…. Ini dimana bang ? Tanyanya kebingungan.

“Udah sampe kota terakhir neng. Jawabku sambil terus memandangi wajahnya yang terlihat panik.

“Loh kalau gitu aku kelewatan dong. Dia mencoba menjelaskan kalau sebenarnya ingin turun dikota lain.

“Wah kalau kota itu mah sudah lewat jauh. Pasti neng belum biasa naik bus antarkota ya. Kataku sambil menebak nebak.

Dia tampak benar-benar kebingungan harus apa. Aku menyarankan untuk ikut saja lagi dengan bis ini dalam perjalanan kembali ke kota asal keberangkatan besok pagi, waktu itu dia bisa turun di kota tujuannya.

“Tapi Pak… Aku gak pegang duit cukup untuk beli tiket lagi soalnya dompetku yang ada didalam tas juga hilang. Terus malam ini tidur dimana ?

Karena terlihat masih polos makanya gadis itu menjadi sasaran kejahatan seseorang yang membiusnya dengan iming iming memberinya minuman botol dan modus seperti ini memang sudah lumrah terjadi terhadap para penumpang bus antarkota.

“Walah… sudah gapapa ya… Ucap ku padanya, namun mataku tidak bisa lepas buah dada ranumnya yang bisa kuintip dari sela-sela baju kemejanya itu. Parfum lembut dan segar khas anak abgnya itu juga membuat aku makin penasaran dengan gadis yang aku taksir tidak lebih dari 18 tahun ini.

Rasa prihatin pun akhirnya berubah jadi pikiran nakal dalam kepalaku. Daun muda manis nan mulus begini, mana mungkin aku lewatkan. Apalagi selama ini aku belum pernah mencicipi gadis yang putih dan sipit seperti ini.

“Tapi kalau soal itu… kamu gak usah khawatir neng… bapak bisa bantu kok. Ujarku sambil berusaha menahan sunyuman licik.

Setelah berbincang kemudian kuajak Patricia keluar bus dan kutunjukan bagasi bus di sisi kanan. Bus kami ini memiliki ruang yang sangat besar untuk menyimpan barang-barang penumpang. Dalamnya lebih dari cukup untuk duduk dan tiduran sampai 3 orang sekalipun. Tempat ini memang biasa kami para supir gunakan sebagai tempat tidur.

"Untuk sementara kamu tidur saja didalam sini, kalau didalam bus nanti bisa diusir petugas terminal kalau ketahuan. Kataku.

“Tapi pak kalau kayak gini, udaranya…?”

“Tenang aja, asal dibuka sedikit, tidak perlu ditutup sampai rapat masih aman kok, lagian bagasi ini juga sudah bapak modifikasi, jadi ada lubang untuk sirkulasi udaranya dan bisa juga dibuka dari dalam. Kataku menenangkannya.

Setelah meyakinkannya, gadis belia itu akhirnya setuju. Sebelum beranjak tidur aku ajak Patricia ngobrol sedikit tentang dirinya karena aku memang agak penasaran dengan dirinya, soalnya selama ini jarang sekali aku menemui gadis amoy pergi sendirian dengan bus antarkota.

Dia bercerita kalau dia sebenarnya ingin mencari kerja setelah lulus dari sekolahnya. Karena toko keluarganya memang baru saja mengalami kebangkrutan setelah dilahap si jago merah beberapa waktu yang lalu dan sepertinya ini adalah pengalaman pertamanya pergi keluar kota.

Aku perhatikan anak ini punya sifat yang polos sekali, bisa-bisanya dia percaya begitu mudah pada orang asing seperti aku. Anak polos begini biasanya masih perawan!

Ingin rasanya aku segera menerkam tubuh gadis itu dan melampiaskan hasratku sepuasnya! Tapi tunggu dulu, aku harus persiapkan energiku dulu.

Tak lama kemudian kulihat Patricia ingin segera tidur dan aku pun berpura pura simpatik padanya.

“Ndhuk… mending sekarang kamu istirahat dulu, ini pakai tikarnya bapak aja buat alas.

“Terima kasih banyak ya pak… jawabnya dengan wajah yang polos.

Kemudian Patricia pun masuk ke bagasi bus dan menutup pintunya walau tidak sampai rapat. Sedangkan aku segera pergi ke warung langgananku untuk memesan jamu kuat. Malam ini adalah waktu yang sangat bagus, semua teman-temanku sedang pergi bersenang-senang di panti pijat sekitar sini, jadi tempat parkir bus benar-benar sepi. Malam ini akan ku puaskan diriku dengan gadis perawan belia tanpa seorangpun mengganggu.

Segera setelah memesan Jamu kuat dan menegaknya sampai habis, aku segera kembali ke busku. Perlahan-lahan ku buka pintu bagasi untuk mengintip, nampaknya Patricia sudah tertidur lelap didalam karena masih terpengaruh obat bius yang tadi diminumnya dari seorang penumpang wanita. Berusaha keras tidak membangunkannya, Aku masuk dan menutup pintu bagasi. KLAK, ku tutup rapat-rapat dari dalam sehingga tak ada kesempatan baginya untuk kabur.

Bagasi Bus

Aku bener-benar dapat untung besar malam ini, tidak sangka bisa menikmati gadis amoy perawan secantik ini. Sensasinya pasti beda dengan para janda-janda longgar disekitaran terminal ini! Aku tahu gadis cina secantik ini pasti dihargai jutaan dan sudah jadi incaran para orang kaya. Tapi aku seorang supir bus miskin begini berhasil mendapatkannya dengan Cuma-Cuma!

Dengan hanya diterangi lampu bagasi yang sudah remang-remang aku masih bisa melihat tubuh gadis itu dengan jelas tidur disampingku. Pertama-tama ku turunkan dulu resleting jaketnya, sesaat kuperhatikan gundukan nikmatanya yang naik turun mengikut nafasnya. Kutemukan hp miliknya di kantong Jaket, yang kemudian ku sembunyikan supaya dia tak bisa menghubu ngi siapapun. 

Dengan nafas menderu pelan-pelan aku tindih tubuh sintalnya dan mulai menciumi leher dan telinganya. Dia belum terbangun maka aku mulai beranikan diri untuk meremas perlahan gundukannya yang masih tertutup baju kemejanya, dari dekat wajah innocent gadis itu tampak cantik sekali, ku kecup perlahan bibirnya, lembut sekali agar tak membangunkannya.

Pintu bagasi yang ku tutup rapat membuat udara didalam jadi pengap, tapi aku tidak takut kita berdua kehabisan oksigen disini, masih terdapat lubang-lubang tempat udara hasil modifikasi dan sedikit angin malam masih bisa masuk. Meski begitu udara tetap saja jadi agak panas, tubuhnya agak berkeringat dan bau parfumnya pun semakin menyengat. Ku benamkan wajahku di lehernya dan menciumi lehernya hingga penuh cupang. Batangku sudah keras maksimal ku keluarkan dari sangkarnya. Aku gesek-gesekan di selangkangannya yang masih tertutup celana pendek jeans .

“Mmphmm… eeeh.. bapak ngapain.. ?

Tak kusangka gadis itu terbangun dan langsung mendorong tubuhku yang sedang menimpanya. Dia benar-benar ketakutan melihat batang hitam besarku yang terpampang jelas di hadapanya. Patricia panik dan berusaha keras membuka pintu bagasi sambil berteriak minta tolong. Tapi tidak semudah itu, membuka bagasi dari dalam begini memang ada triknya.

Kupeluk tubuh gadis cina itu erat-erat dan kupaksa sambil kutindih lagi tubuhnya di bawahku. Mulutnya juga ku bekap erat-erat supaya tak mengundang perhatian orang diluar sana.

"Hmpm... Mmpm.. gadis cantik itu meronta ronta dalam dekapanku tapi hal ini malah membuatku tambah beringas.

“DIEM… DIEM…!! MAU LARI KEMANA KAMU!? KAMU MAU MENGUNDANG SUPIR-SUPIR LAIN KESINI DAN MEMPERKOSAMU RAMAI-RAMAI!?” Patricia mulai berhenti berontak mendengar ancamanku.

Setelah agak tenang, ku lanjutkan lagi permainanku. Kancing bajunya kubuka memperlihatkan buah dada montoknya yang masih terbungkus BH cup C itu. aku benamkan wajahku ke belahan itu mencium dan menjilati habis dada ranum yang sedang tumbuh itu. Patricia yang merasa jijik tubuhnya dipermaikan pria tua yang tidak dia kenal kembali meronta dan menjambak rambutku, berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapanku yang erat. Rontaan dan rengekannya itu justru membuat nafsuku berkobar!

Tangan kiriku menelusup ke belakang dan mencari pengait BHnya dan ku lepas. Cub BHnya kunaikan keatas. Buah dada Patricia yang sudah membuatku konak seharian ini akhirnya terlihat jelas! Padat berisi dengan puring kecil pink khas anak abg itu membuatku terpana. Langsung ku cium, jilat dan sedot habis-habisan buah dadanya itu!

“jangan pak… tolong…. Jangan…..” dia meronta semakin keras, tapi apa daya, tubuh kecil anak SMAnya tak akan kuat untuk lepas dari timpaan tubuh gemuk lelaki paruh baya milikku.

Matanya mulai berair tapi dari mulutnya aku bisa mendengar sedikit desahan dibalik rengekannya.

Tangan kiriku turun kebawah melepas resleting dan kancing jeansnya, kemudian masuk dan mulai mempermainkan memeknya. Menerima sensasi yang belum pernah dia rasakan, tubuh Patricia menggelinjang hebat. Kakinya menendang-dendang dinding bagasi. Desahannya pun makin keras.

“MHMHMH…. Jangan pak…. Udah, udah….AAAhhh…. gak kuat aku… UUUUH..mmmmmh….” segera kusumpal mulutnya dengan mulut dan lidahku. Kalau sampai ada yang dengar dan harus berbagi gadis ini dengan yang lain kan susah… hehehe….

“MMMMMMH…” Patricia mendapat orgasmenya pertamanya. CD hitamnya benar-benar sudang basah kuyub. Tubuh Patricia benar-benar sudah lemas tapi aku tidak peduli, terus ku permainkan memek perwannya itu tanpa henti. Selama 10 menit aku hitung Patricia sudah orgasme 3 kali.

Setelah ku rasa cukup, ku perlihatkan tangan kiriku yang sudah belepotan lendir cintanya. Dari raut wajahnya aku tahu Patricia merasa takut dan kesal. Tiba-tiba kumasukan jari-jari yang masih basah itu ke mulutnya dan mempermainkan lidahnya, memaksa Patricia merasakan lendir kemaluannya sendiri.

Kemudian tubuh Patricia aku atur lagi. Jaketnya kulepas agar tidak kepanasan tapi ku biarkan dia tetap memakai baju seragam dan BHnya yang tertarik ke atas. Jelana jeans dan CDnya ku lepas, begitu juga CD dan celana pendekku sendiri.

Kontolku kebanggaan ku ini sudah keras maksimal dan siap tempur. Kontolku ini cukup besar, mungkin terlalu besar untuk memek anak perawan seperti Patricia. Segera Kuposisikan tubuhku diantara selangkanagannya. Tubuhnya ku peluk dan bibirnya kuciumi lagi dengan mesra. Aku semak tak tahan lalu kugesek-gesekan kontolku ke memek sempit Patricia yang belum tumbuh bulu.

“Ndhuk…. Kita ngenthu yuk….”

“jangan… jangan… pak… Patricia masih perawan… mmh…

Meski terus merengek, aku tahu tubuh Patricia inipun sudah terbakar oleh nafsu. Mulai ku dorong masuk Kontolku, memerawani anak perawan begini harus hati-hati. Setelah 5 menit kurasa kepala kontolku sudah masuk,

“sakit… pak… sakiiit….”

“gak apa-apa ndhuk, tahan dulu… nanti bapak janji jadi enak…” kataku sambil melakukan hentakan-hentakan kecil ke memeknya.

“aah… aah… aah… aah…”

Kurasakan kontolku membentur sesuatu, Sebentar lagi aku akan memerawani gadis cina ini. Kucium dan remas-remas dadanya untuk membuat Patricia lebih rileks. Tapi dengan seketika ku hentak keras kontolku sampai masuk setengah, selaput dara Patricia langsung sobek.

“AAAAAAHHHHmmmm…..” ku bekap mulutnya dan langsung ku lanjutnya dengan hentakan keras kedua, kontolku sudah masuk seluruhnya dan membentur rahimnya.

Kulihat samar-samar ada darah membasahi pangkal kontolku.

“Satu lagi keperawanan gadis tanggung jatuh ke tanganku… hahahaha….” Pikir picikku

Nafas Patricia terengah-engah, gumaman kesakitannya tidak menyurutkan nafsuku. Aku mulai menggoyang tubuhnya naik turun.

“oh… oh….oh…. nikmat banget memek anget mu ini Ndhuk…”

“Mhhh…Mhhhh… sakit… MMhhh..”

Patricia Belingsatan dan masih berusaha mendorong tubuhku agar melepaskannya. Tapi pompaan kontolku justru semakin kencang.

Kulepas bekapan tanganku dimulutnya, kuangkat tubuhku bertopang pada tangan sambil terus mepertahankan irama genjotanku di memeknya.

Dengan posisi begini aku bisa menikmati pemdangan indah seorang anak remaja yang yang sedang belingsatan aku kenthui! Buah dadanya terguncang-guncang mengikuti irama pompaanku, tubuhnya melengkung keatas menbuat dadanya semakin membusung.

Sekitar 15 menit kemudian Patricia sudah tidak merintih kesakitan lagi, yang keluar dari mulutnya hanya desahan-desahan kenikmatan.

“Aaaah…. AAAh…. Mmmh…. mmmh…. UUUH…” desah Patricia

“HEH… HEH… HEH…HEH..” desahku.

“AH… AH… AH… AAGH… GAH…”

“HEH… HEH… HEH…HEH..”

“AH… AH… AH… OOH… AGH…”

“HEH… HEH… HEH…HEH..”

“AH… AH… AH… UUH… OOH… OOOOH…!!”

“ha… haa… haa…. Gimana ndhuk…? Aah… ahh…”

"AAAh…AAAGH….UUUH….UUUH… UUUH….”

“Ngethu sama Bapak… enak ya..?”

“MMMMh….MMMH….. MMMMhh…..” Patricia memilih untuk memalingkan mukanya karena malu.

Pompaan kontolku semakin kencang dan dalam, dan desahan Patricia pun semakin kencang. Mendengar itu aku jadi semakin bernafsu menyetubuhi gadis itu.

Tidak lama kemudian Patricia sudah mendekati orgasme.

“tolong… udah pak…. Patricia mau pipiss…. AAAAAH…”

Aku tidak peduli, memek Patricia tetap aku pompa kencang-kencang, pertahanan Patricia pun jebol.

“uuh… uuuh… Mhhh…”

Tidak mengunggu Patricia istirahat, aku terus lanjut.

Tidak terasa sudah 45 menit aku menikmati tubuh gadis itu. Sebenarnya aku mau mempraktekan beberapa posisi senggama denganya tapi karena keterbatasan ruang, sekarang Cuma bisa gaya missionary saja. Ku rasakan pejuku sudah mulai naik menesak ujung kontolku, sepertinya sudah waktunya untuk mengakhiri permainan cinta bohongan ini. kedua Kaki Patricia aku naikan ke bahuku, dengan posisi ini kontolku bisa masuk semakin dalam.

“Uh… au… au… au…Pak… udah… pak…. Patricia udah… Capaek…”

“HEH… HEH… HEH… Enak… Enak…” desahku

“MMMh… au… au… Auh… pelan Pak… aaahhh….”

“HEH…HEH… heh… AAAAh… GGGh…”

“Uh… au… au… au… uuuuuuh”

“HEH…HEH… heh…”

“AAU.. AUU… AUH… AAAHH… PAAK… AKU… MAU PIPIS… LAGI…! Hah… hah… hah…”

“YOOO NDHUUUK, BAPAK JUGA UDAH MAU CROOOT!”

“eeh… tunggu… jangan didalam… pak… AAAGHHH…”

Tusukan kontolku semakin keras dan dalam. Buat gadis perawan seperti Patricia ini, yang paling cocok adalah crot yang banyak didalam memek. Tak sabar lagi akan ku tumpahkan pejuku yang kental ke dalam liang Kawin gadis manis itu!

“HEH…HEH… heh… AAAAh… GGGh…”

“Uh… au… au… au… uuuuuuh”

“adu… aduuh… Patricia pipis… pak…. AAAAAUUUh…”

Kontolku seperti dijepit keras dan disiram air hangat,

“OOOOOOh…. Abang muncrat dek.. OOOOGH….”

CROOOOT CROOOOOTH....

Lahar panasku muncrat dan memenuhi Rahim dan Memek subur Patricia! Kupastikan memek Patricia menelan semua pejuku hingga tetes terakhir! Tidak peduli ulahku ini bisa saja menghamili anak yang baru lulus sma itu.

“ooooh…. Enak banget perawanmu ini… Bapak puas, terima kasih banyak ya sayang.. Kataku sambil memeluk Patricia dan menciumi bibirnya dengan lembut.

“Hiks… hiks…” Ku lihat air mata mulai menetes lagi dari matanya.

Kontolku yang masih bersarang dalam memeknya mulai melemas, tapi karena denyutan-denyutan memek Patricia kurasakan kontolku jadi bugar lagi. Ku lepas semua semua sisa baju yang masih melekat di badan kami yang sudah basah kuyup oleh keringat, ku lanjutkan lagi menggarap tubuh nikmat Patricia. Tidak ku pedulikan lagi suara rintihan kami didengar seseorang diluar. Tidak ku pedulikan lagi kalau aku seharusnya istirahat untuk perjalanan ke Jakarta. Tak ku pedulikan lagi udara dalam bagasi Bus itu yang jadi panas membara. Ku nikmati tubuh nikmat gadis mud aitu sepuasnya! Dua kali lagi aku isi rahim gadis itu dengan pejuku sebelum akhirnya aku tertidur pulas dengan Patricia dalam pelukanku.

Paginya, ku bangunkan Patricia dan kusuruh berpakian dengan sweater dan celana pendek saja. Tidak lupa mengambil handukku, ku ajak dia ke WC umum pria yang sepi buat mandi bareng.

Waktu mandi, melihat tubuh basah Patricia yang menggiurkan, Batangku jadi bangun lagi. Ku suruh dia nungging dengan tangan bertumpu di tembok WC, dan ku ewe lagi dia dari belakang.

"aahhh… pelan pelan Pak" desah Patricia.

"benar benar rapet memek mu ini Rii…" racau ku sambil meningkatkan tekanan sodokanku ,

ku remas remas buahdadanya dari belakang ,kutarik tubuhnya agar tegak menyentuh tubuhku di belakang nya, Dia berusaha keras menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak ada orang yang dengar.

Melihat Patricia semakin belingsatan menerima sodokanku membuatku semakin bernafsu, segera ku hujamkan kontolku ke memeknya itu dengan tempo yang benar benar maximal!

Ku goyang tubuhnya selama 15 menit sebelum akhirnya ku muntahkan lagi pejuku didalam memeknya untuk yang keempat kalinya.

Ku peluk tubuhnya dari belakang dan ku cium bibirnya. Tangan kananku meraba perutnya dengan lembut. Aku punya firasat kuat kalau gadis ini bakal mengandung anak haramku.

Disaat membuka pintu WC, tidak disangka orang yang menunggu diluar adalah Jono!

“OOO… patesan aja semalaman gak kelihatan…. Dapat daun muda ya..

“hahahaha….” Aku hanya bisa tertawa mendengar celetukan Jono

Ku ajak dia duduk di kursi bus yang masih belum ada penumpangnya. Aku remas-remas sejenak dadanya.

“Nanti kita ketemu lagi ya, anak manis…?”

Patricia hanya mengangguk pelan. Ku masukan uang lecek 50 ribu ke saku jaketnya dan mencium bibirnya sekilas. Dia langsung tertidur pulas. Mesin kunyalakan dan ku setir busku ke arah terminal keberangkatan menjemput para penumpang.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4