Langsung ke konten utama

Petualangan Aida


Aida namaku, mahasiswi 20 tahun di salah satu universitas di Surabaya. Aku cenderung supel, senang tersenyum, periang dan aktif. Kata temanku aku adalah gadis kedua idola kelasku setelah Yungky, temanku. Aku berkulit putih dengan bibir tebal yang sensual, rambutku kupotong pendek sebahu sehingga leher kencang dan jenjangku dapat terlihat indah. Aku sangat menjaga pakaianku, meski cukup sulit menemukan pakaian yang tidak menonjolkan payudaraku yg berukuran 36B. Kesalahanku adalah aku terlalu supel dan cepat dekat dengan laki-laki tanpa memikirkan bahwa mungkin saja mereka memiliki niat jahat. dan itulah yang terjadi. Siang itu teman akrab sekelasku (yang sudah kuanggap sebagai kakak sendiri) yang bernama Taufik mampir ke kostku. 

seperti biasanya, saat siang keadaan kostku sangatlah sepi. saat itu aku sedang tidak ada kuliah, jadi aku sendiri di kost. Taufik mengucapkan salam dan akupun membalasnya. Lalu kami ngobrol di ruang tamu yg letaknya tidak jauhdari kamarku (kamarku paling depan). Setelah duduk, Taufik menyerahkan bungkusan yang ternyata berisi juice alpukat, kesukaanku.

"tumben bawa ginian?" tanyaku. "ada acara apa nih?"
"nggak, cuman tadi abis ke warung juice sama Yogi dan faruk" jawabnya santai.

Akupun membuka minuman itu dan meminumnya. Taufik lantas mengeluarkan buku pelajaran dan duduk di sampingku sambil memintaku mengajarinya. Beberapa menit kemudian aku merasa agak gerah, langsung saja kuhabiskan es juice pemberian Mas taufik.
"panas ya?" kata mas Taufik, aku cuma mengangguk.
Rasa gerah itu lama-lama berubah menjadi sebuah perasaan yg aneh, tiba-tiba saja jantungku berpacu kencang.
"Da... kamu dah putus sama si Johan ya?" tanya mas Taufik. aku hanya mengangguk pelan sambil berusaha memfokuskan pikiran.

Tiba-tiba tangan mas taufik menyentuh pundakku dan menarikku ke pundaknya. Entah apa yang ada dalam pikirkanku saat itu tapi badanku sangat lemas dan sulit digerakkan. Belum habis heranku, tiba-tiba terasa gatal di sekitar kemaluanku, kemaluanku teras panas, dan aku dapat merasakan putingku mulai mengeras.
"kenapa Da?" tanyanya lagi,


Tanpa menunggu jawabanku, mas Taufik sudah mencium pipiku dan lalu semakin mendekat ke bibirku hingga akhirnya dia melumat bibirku. aku tidak bisa bergerak aku hanya memalingkan wajah begitu mas Taufik menghentikan cumbuannya. Tanpa banyak kata tangan Mas Taufik turun ke payudaraku yg masih terbungkus pakaianku dan mulai meremasnya.
"jangan..." kataku lemas, tanganku mencoba menahan tangannya namun tidak bertenaga sama sekali... sedangkan di vaginaku terasa semakin panas dan gatal, putingku terasa semakin mengeras.

Perasaan aneh yang nikmat mulai terasa seiring dengan remasan remasan Mas Taufik di dadaku. Aku mencoba menggerakkan diriku tapi benar-benar tidak mampu. Mas Taufik meneruskan remasannya sambil tangan satunya mencopoti kancing depan kemejaku. dalam hitungan menit, tangannya menyelusup ke dalam bajuku dan terus ke dalam Bra-ku, kini Mas Taufik menyentuh payudaraku langsung. Tanpa sadar aku mendesah lirih dan badanku terangkat saat Mas Taufik menyentuh dan mulai meremas payudaraku secara langsung. Kembali bibirku dilumatnya dan semakin ganas, aku mulai terbawa. Tanpa sadar aku membalas ciumannya, melupakan bahwa ini semua tidak benar. jari jemarinya memilin-milin kecil putingku hingga aku benar-benar terangsang. Tanpa bicara dia lalu mengeluarkan payudara kananku dari sarangnya lalu mendekatkan wajahnya ke payudaraku.

“engg…” hanya itu yang keluar dari bibirku saat Mas Taufik mulai mengulum puting kananku, menghisapnya kencang dan menjilatinya, mataku terpejam pasrah saat Mas Taufik memainkan lidahnya dan menghisap puting kananku. Hanya nikmat yang ada di dalam kepalaku hingga aku tak sadar saat mas Taufik membuka resleting jeansku.

Rasa nikmat itu semakin hebat seiring dengan erangan tertahanku saat Mas Taufik menyusupkan tangannya dan memainkan jemarinya di kemaluanku, aku benar-benar basah di bawah sana… mataku semakin terpejam, nafasku semakin tak beraturan. Ini memang bukan pertama kalinya tubuhku disentuh lelaki, satu-satunya lelaki yang pernah menyentuhku adalah mantan kekasihku Johan, namun aku belum pernah bersetubuh dengannya. Aku memang tipikal yang mudah terangsang. Dan dengan begini, Mas Taufik menjadi orang kedua yang menyentuh tubuhku. 


Perlahan tapi pasti Mas Taufik menanggalkan jeansku hingga selutut, lalu menurunkan celana dalamku. kini tangannya semakin leluasa bermain-main di permukaan bibir vaginaku, sesekali menyentuh klitorisku, membuatku semakin merasakan nikmat. Wajahku semakin memerah karena terangsang.
"jangan disini" ujar Mas Taufik tiba-tiba. "nanti kelihatan orang, kita ke kamarmu saja" Dan tanpa basa-basi lagi Mas Taufik menuntunku (yang sudah sangat lemas dan terangsang) ke dalam kamarku.
Kamarku tidak memiliki daun pintu, hanya ditutup kain kelambu, itu kamar paling depan dan akses ke ruang tamu paling cepat, itu sebabnya aku memilih kamar itu, meski tidak ada pintunya. soalnya teman-temanku sering datang berkunjung. Di kamar, Mas Taufik tidak menunggu lama, dia merebahkanku di ranjang dan mulai menanggalkan jeansku dan menarik lepas celana dalamku , hingga dia dapat melihat dengan jelas vaginaku yg sudah basah. Kemejaku di singkap dan Bra-ku dinaikkan sehingga kedua payudaraku juga terpampang jelas, dia mengecup dan memainkan lidahnya di payudaraku, menghisap-hisap putingku hingga aku lebih sering lagi mendesah.

Beberapa menit melakukan itu, dia melepas celana panjangnya berikut CDnya. dan inilah pertama kalinya aku menyaksikan penis laki-laki, meski pernah telanjang di depan Johan, aku belum pernah melihat penis Johan. Mas Taufik meraih tanganku, menuntunnya ke kemaluannya dan memintaku mengocoknya. aku belum tau harus bagaimana jadi yang aku lakukan malah meremas-remasnya. Tak lama kemudian Mas Taufik naik ke ranjang, meregangkan kedua kakiku dan menggesek-gesekkan kemaluannya ke vaginaku, aku merasa sangat nikmat, detik berikutnya dia mulai mengarahkan penisnya dan melakukan penetrasi.
“AAGGHH!!!” aku tersentak karena sakit yang luar biasa! tiba-tiba kesadaranku pulih! aku mendorong tubuh Mas Taufik yang menindihku, tapi dia malah menahanku dengan menindihkan tubuhnya padaku!.

"Sakit!!" ujarku sambil meringis menahan sakit, penis itu terasa masuk perlahan dan semakin dalam, mencoba merenggut kehormatanku. "jangan!! sakit!! sudah mas! jangan!" pintaku sambil meronta dan menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Sssa..AAKKHH!!!....” Dan satu hentakan berikutnya terasa sangat menyakitkan, Mas Taufik terus menekan-nekankan penisnya hingga benar-benar amblas. Aku menangis meringis menahan sakit sambil terus berusaha mendorong tubuh Mas Taufik yang menindihku. Tanpa banyak kata, Mas Taufik mulai menarik kembali penisnya dan membenamkannya lebih dalam lagi. aku kembali tersentak.
"Hmmmpphh!!" desahku menahan sakit.

Mas Taufik melakukannya berulang-ulang sambil terus menahan tubuhku yang berontak, dia menggejotku semakin cepat dan cepat, tiba-tiba tirai pintu kamarku terbuka, kontan aku terkejut sambil menoleh dan aku melihat dua teman sekelasku yang lain Yogi dan Faruk masuk ke kamarku.
"bisa juga ternyata Aida dientot" komentar Yogi sambil tersenyum melihat Taufik yang menggenjotku makin keras. Aku mulai menangis sambil mengerang-erang merasakan sakitnya tusukan demi tusukan penis Mas Taufik.
"hebat kamu fik, bisa juga Aida kamu pake" tambah Faruk.
Aku meronta tapi tak ada tenaga, Taufik mempercepat gerakannya, Yogi dan faruk duduk di kursi kecil di tepi ranjangku, menyaksikan Taufik yang semakin kencang menggenjotku, tiba-tiba ada suara langkah dari ruang tamu, lantas terdengar suara wanita dewasa, Ibu Kost! pikirku setengah panik, aku berusaha menahan desahan dan eranganku sebisa mungkin. Mengetahui itu, Mas Taufik bukannya memperlambat malah mempercepat genjotannya. Untung saja setelah itu terdengar langkah menjauh disusul pintu ditutup. Ibu kost menutup pintu rumah kost.

Rasa sakitnya mulai berkurang dan berganti dengan sensasi geli nikmat yang aneh. Sepertinya vaginaku sudah bisa beradaptasi dengan penis Mas Taufik. Namun genjotan kasar Mas Taufik membuatku tidak bisa menikmati, apalagi Yogi dan Faruk dengan santainya menonton live show ini. 


“Enggh…” erangku saat tiba-tiba Mas Taufik mencabut penisnya dan mengeluarkan cairan putih kental di atas perutku.
Aku berusaha bangkit tapi Yogi dan faruk (yang entah kapan mereka melepas pakaian mereka) menekan tubuhku hingga aku terbaring kembali.
"jangan.... jangan... yog.... sudah..." ucapku sambil menangis lemas.
Tubuhku sudah sangat lemas dan entah mengapa rasanya libidoku masih tinggi.
"habis kamu perawani" ucap Yogi sembari sambil melihat bercak darah di vaginaku. Aku hanya terisak dan kembali mengerang saat penis Yogi yang lebih kecil dari punya Taufik membelah bibir vaginaku.

“Emmh…ssempitnya memekmu Da…” ujar Yogi sambil menggerakkan penisnya keluar masuk perlahan, menikmati gesekan-gesekan dinding vaginaku. Aku masih belum berhenti menangis.
"jangan dibuang didalam" ujar Taufik (yang sudah kembali berpakaian) "siapa tau dia dalam kondisi subur" tambahnya sambil ngeloyor keluar kamar.
Faruk yang dari tadi meremas-remas payudaraku mulai mendudukkanku dan menanggalkan kemejaku diikuti Bra ku. Kini aku benar-benar bugil total di depan mereka. Dengan penis Yogi mengaduk-aduk liang vaginaku.
“Ooh… cantiknya kamu Da…” ujar Yogi sambil mempercepat genjotannya. Kali ini aku merasakan kenikmatan yang tadi tidak kudapatkan saat kehormatanku diambil Mas Taufik. Aku mendesah lirih, seiring dengan genjotan dan nafas Yogi yang terdengar sangat berat.

Yogi menggenjotku makin kencang, penisnya keluar masuk dengan cepat, tubuhku sampai sedikit terguncang. Tanpa bicara, Faruk menempelkan penis besar dan panjangnya ke bibirku dan memaksaku mengoralnya. aku menolak, tapi dia menekan terus, hingga akhirnya penisnya bisa masuk, dia menggoyangkan penisnya searah.

“ooh… enak mulutmu Da… pake lidah Da…” ujar Faruk tanpa memperdulikan penolakanku dan terus memompa mulutku. Sementara dibawah sana Yogi terus menggenjotku.
Tiba-tiba Yogi mencabut penisnya dan memberi isyarat pada Faruk, mereka berganti posisi. Aku benar-benar pasrah saat Faruk melesakkan penisnya ke vaginaku, ukurannya sangat besar hingga akumerasa ngilu, kembali aku menangis…saat keperawananku direnggut, aku digilir tiga orang sekaligus!!. Yogi mendekatkan penisnya ke mulutku, mengocoknya dan memasukkanya ke mulutku dengan paksa.

“HMMPPHH!!!” jeritku tertahan saat dengan tiba-tiba kurasakan penis Yogi menyemburkan cairannya. Aku berusaha melepaskan penisnya dari mulutku tapi Yogi menahan kuat kepalaku dan malah memasukkan penisnya semakin dalam. Apalagi saat itu Faruk memutar-mutarkan penisnya di dalam vaginaku, membuat aku tak bisa berkosentrasi. Yogi membiarkan penisnya cukup lama hingga terpaksa aku menelan seluruh spermanya. Rasa asin dan aneh menempel di lidahku. Setelah yakin aku sudah menelan semua spermanya dia mencabut penisnya dari mulutku dan duduk di kursi sambil melihat Faruk yang mengerjaiku.

Faruk mengangkat kedua kakiku dan menyandarkannya di bahunya lalu memasukkan penisnya hingga amblas seluruhnya!. Penis faruk jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan penis Yogi maupun Mas Taufik membuat tubuhku tersentak.

“Auungghh!!!!….”erangku saat Faruk melesakkan seluruh penisnya. Faruk mulai menggenjotku pelan tapi pasti. Membuat ngilu di vaginaku berangsur-angsur berubah menjadi rasa nikmat. Kenikmatan-kenikmatan itu semakin terasa setiap Faruk melesakkan penisnya.

“Aach… sssh… mmmh….” Erangku dengan mata terpejam menikmati genjotan Faruk. Aku benar-benar lupa kalau ini adalah perkosaan. Aku terbuai dengan genjotan-genjotan penis Faruk. Kenikmatan itu semakin terasa hingga…

“NGGGHHHHHHHHOOHHH!!” aku menjerit tertahan, tubuhku terlonjak, kakiku jatuh dari bahu Faruk dan aku memeluk Faruk, gelombang itu datang lagi dan aku tanpa sadar mencengkeram bahu Faruk hingga terluka.

Beberapa detik aku terpejam, rasa hangat terasa di liang vaginaku. Setelah itu badanku melemas. Faruk mempercepat genjotannya.

“engh… hh…hhh…hhhh….” Nafasku yang benar-benar lemas saat Faruk menggenjotku. Tidak lama kemudian Faruk membalikkan tubuhku dan mengangkat punggungku hingga aku bertumpu pada dua siku tanganku. Dengan kasar Faruk melesakkan penisnya dari belakang, tangannya menggenggam pinggangku dan menhadikannya tumpuan dari pompaan penisnya ke vaginaku. Rasa nikmat itu muncul lagi….

“Oouchh…ssh…. Aaahh..ahha..ach…” aku menikmati kenikmatan pompaan penis Faruk yang semakin cepat. Bunyi alat kelamin kami yang beradu semakin terdengar kencang. Faruk menindihku dari belakang. Aku yang telungkup dan dia semakin brutal memasukkan penis panjangnya itu dari belakang.

“eengh…sseh…sssh…MMMMPPHH!!!!....” tubuhku bergetar. Aku mencapai orgasme keduaku. Faruk membiarkanku menikmati orgasmeku sebelum kembali memompaku dengan kasar. Tulang-tulangku rasanya seperti dilolosi… aku sudah benar-benar lemas.

“AAAAGGHH!!” jeritku saat satu Faruk menghentakkan penisnya dalam satu hentakan keras dan dalam. Faruk menggeram dan sedetik kemudian kurasakan penisnya berdenyut…
Aku terlambat bereaksi, saat aku sadar apa yang akan terjadi, saat itu penis Faruk sudah bergetar dan menyemburkan cairan-cairannya. Membuat vaginaku terasa hangat. Aku tersentak dan kontan mulai menangis… Aku tak bisa membayangkan kalau harus hamil!!.

“mending kamu langsung cuci di kamar mandi biar sperma itu keluar deh Da…” ujar Faruk santai sambil mencabut penisnya.

Aku terisak semakin keras dan segera berlari keluar kamar menuju kamar mandi. Cairan kental putih terlihat menetes dari vaginaku. Taufik keheranan melihatku berlari telanjang ke kamar mandi sambil menangis. Aku tak peduli, aku langsung jongkok dan menyiram vaginaku dengan shower hingga aku yakin semua cairan sperma Faruk benar-benar keluar. Saat aku kembali ke kamar, mereka bertiga sudah ada di ruang tamu. Untunglah saat itu sedang liburan kuliah, jadi semua anak kost sedang pulang kampung. Aku masuk ke dalam kamarku dan menangis sejadi-jadinya.

“Orgasme dua kali ya Da??” Taufik bicara dari pintu kamarku. Aku tidak menghiraukannya dan terus terisak dengan tangisanku. Lalu kurasakan Mas Taufik duduk di ranjangku dan menarik tubuh telanjangku hingga menghadapnya.

“Nih…” katanya sambil tersenyum dan menunjukkan sebuah video di HPnya. ASTAGA!! Rupanya Yogi tadi merekamku saat digauli oleh Faruk. Apalagi dia sengaja mengclose-up wajahku saat aku orgasme!!!. Aku berusaha merebut HP itu tapi Mas Taufik dengan cekatan melemparnya ke Yogi yang juga sudah berada di kamar.

“kalau ga mau keluargamu tahu lebih baik diam dan besok layani kami lagi” ujar Mas Taufik dengan nada mengancam. “lagipula aku kan belum ngerasain isepanmu Da..” tambahnya sambil beranjak pergi diikuti Yogi dan Faruk. Aku hanya bisa menangis dan menangis, vaginaku terasa panas dan ngilu. Setelah insiden itu, aku harus siap untuk dipakai mereka lagi. yang paling aku sesalkan adalah jumlah mereka terus bertambah dan berganti-ganti saat menggilirku, aku jadi budak seks mereka.. Ternyata bukan hanya aku korban mereka, satu sahabat baikku Yungky (pacar Taufik sendiri) diperawani dan digarap oleh cowok satu kelas saat berlibur di Villa Malang dulu.

Chapter 2: pergi berkemah

Huda masih menyodok vaginaku dalam posisi Doggy Style, desahan-desahan kecil keluar dari mulutku seiring keluar masuknya penis kurusnya di vaginaku. Desahan nafas huda terdengar makin cepat, cengkeraman tangannya semakin kencang di kedua payudaraku. Tak lama Huda mempererat goyangannya tangannya beralih mencengkeram pinggangku sambil memasukkan penisnya lebih dalam lagi.
“Engggh....” erangku pelan saat merasakan cairan sperma Huda yang hangat memenuhi liang senggamaku.

Ini adalah pertama kalinya Huda menyetubuhiku. Dengan ini, berarti semua pria di kelasku sudah pernah menyetubuhiku, menikmati tubuhku yang kencang ini. Tubuhku tersungkur lemas di lantai kamar Yogi yang dilapisi karpet warna hijau, tanpa bicara sepatah katapun Huda mengambil tissue dan membersihkan ceceran sperma yang menetes di karpet, raut kepuasan terpancar dari wajah kampungannya. Cowok berwajah di bawah standart itu baru saja menikmati tubuhku, seorang gadis yang jadi idola kampus. Malam ini aku terpaksa (lagi) menginap di rumah Yogi, orang tuanya sedang ke rumah neneknya, jadi dia hanya tinggal dengan adik laki-lakinya yang saat ini kelas 2 SMU. Yang mana tanpa sepengetahuan Yogi sendiri, adiknya sering meniduriku kalau Yogi keluar, bahkan pernah mengajak teman-temannya menunggangiku bersamaan. Kupaksakan kaki yang masih lemas untuk mengenakan kembali pakaianku, lalu keluar ke kamar mandi untuk mencuci tubuhku, seusai mandi aku meminum pil anti hamil, seperti malam-malam sebelumnya, untuk antisipasi agar aku tidak hamil jika besok ada yang menyetubuhiku.Huda sudah tidak terlihat lagi di kamar.

Hanya Yogi yang dari awal menyaksikan langsung persetubuhanku dengan Huda duduk dan asyik mengedit hasil rekaman persetubuhanku dengan Huda barusan. Aku beranjak naik ke tempat tidur untuk beristirahat, sebelum aq terlelap dalam tidur, Yogi sempat mengingatkan tentang camping bersama yang akan diadakan 2 hari dari sekarang, bersama anak-anak kelas C. Hanya 2 gadis dari kelas B yang diajak yaitu aku dan Yungky (yang juga telah menjadi budak seks mereka), jadi aku tahu sekali kalau aku akan jadi bahan pertukaran antar kelas.
-----------------------------------
Catur membawakan tas punggungku dan menaruhnya ke dalam bak truk tentara yang akan menjadi sarana transportasi kita ke Malang. Sebenarnya tidak perlu menyewa truk, toh ini hanya camping biasa, bukan OSPEK. Anak-anak kelas C sibuk menaruh barang mereka di truk masing-masing, begitu pula kami. Siswa kelas C ada 55 orang, tapi yang saat ini ikut camping hanya sekitar 20 orang, 15 cowok dan 5 cewek. Sedangkan seluruh cowok kelas kami (kelas B) yang berjumlah 25 orang ikut semua, yang cewek hanya 4 orang, aku, Yungky, Adhelia dari kelas E dan Poppy dari kelas F. Entah bagaimana, tapi sepertinya Taufik dkk telah berhasil membuat mereka menjadi budak seks juga. Di antara pria kelas C ada seseorang yang bernama Agung, yang sering digosipkan menaruh hati padaku, setiap aku melewati kerumunan anak-anak kelas C pasti mereka menyebut nama Agung keras-keras. Agung berperawakan kecil dan pendek, kulitnya tidak terlalu gelap namun bibirnya sedikit monyong, benar=benar bukan seleraku. Dan sepertinya sebentar lagi dia akan ikut menikmati tubuhku.
“Oke Aida, Adhel ama Yungky ikut truk anak kelas C” komando Taufik. Aku sempat protes tapi mereka tidak peduli, sebagai gantinya, 4 cewek kelas C ikut truk kelas B. sepertinya mereka mau meraba-raba tubuh kami di sepanjang perjalanan nanti.

Walhasil aku sekarang duduk diantara cowok-cowok kelas C yang dengan sengaja menyentuh-nyentuh pantatku saat membantuku naik ke truk tadi. Dan dengan sengaja juga mereka mendudukkanku di sebelah Agung sambil menyorakinya. Agung memang pernah bilang ke teman-temannya kalau dia naksir aku sejak semester satu. Truk berjalan, akan makan waktu 3 jam untuk sampai di lokasi camping di Malang, aku dan Agung hanya mengobrol saja. Lalu Agung mulai memberanikan diri memegang tanganku, aku diam saja, Agung terlihat sangat kikuk. Yang lain mulai menyoraki Agung agar bertindak lebih jauh, Agung semakin bingung dan salah tingkah. Tidak sabar melihat sikap Agung, Anton, ketua kelas C yang bertubuh gemuk menghampiriku dan menarik tanganku sehingga aku berdiri.
“begini loh Gung!” ujar Anton sambil mendekap tubuhku dari belakang, tangan kanannya meremas-remas buah dadaku yang masih tertutup T-shirt. “nih, terus diginiin” katanya sambil meletakkan tangan kirinya tepat di selangkanganku, lalu mulai menggerak-gerakkan jarinya dari luar rok selututku.

Tak perlu waktu lama bagi libidoku untuk naik, aku memang paling tidak tahan bila daerah selangkangku dipermainkan. Apalagi saat itu semua mata di truk memandang ke arahku, menambah sensasi tersendiri bagiku. Secara refleks mataku terpejam dan aku mengeluarkan desahan halus tanda kenikmatan. Tiba-tiba Anton menghentikan aktifitasnya dan mendorongku jatuh ke pangkuan si Agung. “tuh! Gituin! Cepetan! Yang lain juga pengin!” ujar Anton sambil kembali duduk di tempatnya.

Aku kini duduk di pangkuan Agung, penisnya yang sudah tegang terasa sekali menonjol menyentuh pantatku. Tanpa banyak bicara dia meremas payudaraku dari luar, akupun menjatuhkan tubuhku pasrah dipangkuannya. Tidak perlu waktu lama bagi tangannya untuk menelusup ke balik Kaos dan BHku, meremas dan memain-mainkan putingku yang sudah dari tadi mengeras. Aku memalingkan wajahku ke belakang dan bibir kamipun berpagutan, kecupan-kecupan berubah menjadi hisapan-hisapan sebelum akhirnya menjadi sapuan-sapuan lidah yang sangat menggebu-gebu. Tangan kanannya masih aktif dengan payudara kiriku sedang entah sejak kapan, tangan kirinya telah bermain menusuk-nusuk pamgkal pahaku yang masih tertutup celana dalam. Aku menjadi sangat horny, aku tidak tinggal diam, tangan kiriku meremas-remas tonjolan di celananya, tampaknya dia sangat menikmatinya. Aku sudah tidak tahan lagi, biasanya kalau sudah begini cowok di kelasku pasti sudah menyodorkan penisnya untuk ku oral. Tapi Agung tampak sangat polos.

“Aku isep ya?” akhirnya aku tidak tahan untuk tidak memintanya, Agung mengangguk dan melepas pelukannya, aku berdiri lalu berlutut di dekat selangkangannya, dan mulai membuka resleting celananya. Di sisi lain truk terdengar desahan keras, begitu kutoleh ternyata Adhelia dan Yungky sudah mulai dipakai bersamaan. Adhelia asal Madiun yang berwajah indo dengan badan sintal itu tersentak-sentak menerima genjotan Erik yang berkulit hitam sedang Yungky yang memang bunga kelas dengan wajah manis, tubuh langsing, kulit putih dan payudara kencang mengulum penis Dirman yang kurus tinggi sementara dibelakangnya Joko yang berbadan gemuk memompanya tanpa ampun. Aku jadi semakin horny melihatnya, maka begitu penis Agung yang lumayan panjang dan kurus itu keluar dari celananya aku segera mengocok dan memasukkannya ke dalam mulutku, kuhisap dan kukeluar-masukkan ke dalam mulutku dengan cepat, diiringi sapuan lidah dan ludahku.

“SShmmm… Owh… ennak Da isepanmu… mmhh….” Agung mengerang keenakan sambil nafasnya terus memburu. Akhirnya setelah beberapa menit mengoral, Agung berdiri dan merebahkan tubuhku di kursi.
“aku nggak tahan Da, aku pakai kamu sekarang...” ujarnya dengan nafas tak teratur sambil tangannya menggulung rokku hingga ke pinggang, dan langsung melucuti celana dalamku, dia membuka celana dan celana dalamnya, lalu membimbing penisnya ke vaginaku yg sudah lumayan basah.

“EEngghh…” erangku. Dalam hitungan detik penisnya memasuki rongga kewanitaanku yang sudah basah, tubuhku menggelinjang sambil mendesah keras, detik berikutnya, dia mengeluar-masukkan penisnya dengan berirama dan sangat cepat, membuat erangan dan desahanku semakin cepat juga.
“akh akh ukh akh a...gung.. akh aaah... ssshh...” desahku mengimbangi goyangannya yang semakin cepat.
“uuuh... Da... memekmu enak banget... ah... ah... nikmat...” ceracaunya sambil menggenjotku lebih kencang dan dalam, aku semakin menggeliat-geliat, desahanku jadi berubah menjadi sedikit berteriak. Luar biasa sekali, Agung mampu mempertahankan bahkan menambah kecepatan genjotannya dalam waktu cukup lama, kira-kira 15 menit, biasanya cowok-cowok kelasku sudah mulai tidak teratur irama genjotannya pada waktu segitu.

Agung meletakkan kedua tangannya ke payudaraku yang berayun, menjadikan mereka daya tumpu genjotannya.
“Aw...akh akh akh uh akh ah ahaaa ahaa akh...” desahku semakin kencang, aku hampir saja orgasme ketika kurasa Agung menghentikan genjotannya dan melesakkan penisnya lebih dalam.
“Ahhak...akh...” desisku saat penisnya menancap sangat dalam dan memuntahkan cairan hangatnya di rahimku. Sial pikirku, padahal aku hampir saja orgasme!!.
Melihat Agung telah mencapai ejakulasi, Anton (yang ternyata dari tadi memperhatikan) bergegas menarik tubuh Agung ke belakang. “Minggir loe! Lama amat dari tadi” katanya sambil menjauhkan Agung dariku. Tanpa banyak kata Anton mendekatiku dan melepas celana serta celana jeansnya. Penisnya yang kepalanya cukup besar di pegangnya dengan tangan kanan. Anton mengangkat kedua kakiku dan meregangkannya, hingga vaginaku yang sudah bercampur dengan cairan Anton terpampang jelas. Detik berikutnya aku mengerang saat kepala penisnya mulai menjarah liang senggamaku.
“augghm... ehm...” desahku. Anton menekan terus penisnya lambat-lambat hingga seluruh batangnya menyatu dengan vaginaku. Terlihat betul dia menikmati jepitan vaginaku.

“gila... bener-bener enak... hebat kamu Da” puji Anton sambil mulai menggenjotku.
“aah...akh..akh ekhm..uukh..hhh...sshhh” ceracauku saat penisnya keluar masuk dengan cepat. “augh..ugh...ugh...” jeritanku semakin kencang, begitu pula genjotan Anton. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk kembali larut dalam permainan seks, karena tadi aku sudah hampir orgasme.
Wawan dan Satria bergerak menghampiri tubuhku yang sedang digenjot oleh Anton. Di tengah-tengah desahanku, dengan santai mereka membantuku duduk dan melepaskan T-shirtku diikuti BHku. Sementara Anton tidak menghentikan aksinya sama sekali, membuat tubuhku sedikit terlonjak-lonjak.

“kita gabung bro…” ujar Satria. “jadi lebih hot”.
Tubuhku direbahkan kembali, aku hanya menurut karena memang nafsuku sedang diujung tanduk. Sementara itu Anton semakin memasuk-masukkan penisnya semakin dalam, membuatku mengeluarkan teriakan-teriakan kecil.
Tidak lama kemudian Satria sudah menyodorkan penisnya ke mulutku dan memasukkannya. Sambil menikmati genjotan Anton, aku mengulum, menghisap, dan menyapu batang penis Satria sampai Satria mengerang-erang kenikmatan.


“Hmph! Hmph slurp slurp ehkmm... NGGGHHHH!!!!” tubuhku mengejang keras. Aku orgasme, Satria dan Anton menghentikan gerakan mereka ketika tahu aku mencapai orgasme. Setelah beberapa detik mengejang, aku kembali lemas. Anton mencabut penisnya lalu memberi isyarat pada Satria agar minggir. Begitu Satria minggir, Anton membalikkan tubuhku yang benar-benar sudah lemas, dan menarik pantatku, aku tahu yang dia inginkan, doggy style...
“Emmhh!!!.... akh!” jeritku saat penis Anton kembali menikmati vaginaku dari belakang.
Anton di belakang dan Satria di depan, dengan kedua tanganku bertumpu pada paha Satria Anton mengobok-obok vaginaku lagi. Dipegangnya pinggulku kencang, lalu digerak-gerakkannya dengan cepat, kembali jeritan-jeritan kecil keluar dari mulutku. Tapi jeritanku tidak lama, karena setelah itu, Satria yang penisnya tepat di wajahku, menarik kepalaku dan mengarahkan penisnya ke mulutku.

Anton menggoyangku maju-mundur, dan itu membuat penis Satria terkocok oleh mulutku. Dan semakin kencang genjotannya, semakin cepat juga penis satria terkocok. Benar saja, tidak sampai 2 menit kemudian, Satria mencengkeram kepalaku, memasukkan penis pendeknya dalam-dalam dan mengeluarkan spermanya ke dalam tenggorokanku. Aku mencoba menelan semuanya, tapi sebagian spermanya masih menetes ke daguku. Satria mencabut penisnya dan duduk tidak jauh dengan wajah penuh kepuasan. Wawan menggantikan posisinya, sambil meremas-remas buah dadaku, dia memasukkan penisnya ke mulutku. Sementara di belakang, Anton mencengkeram dan menguatkan pegangannya pada pinggulku, membuat gerakannya semakin kencang dan dalam, Rintihan dan jeritanku tertahan oleh penis Wawan. Kemaluanku terasa perih bercampur nikmat, Anton menunggangiku dengan kasar sekali, sepertinya dia menumpahkan semua nafsu birahinya padaku.


“Dddaa…. OUUGGHH!!!!” geram Anton kemudian. Tubuhnya mengejang, dibenamkannya penisnya ke vaginaku sedalam dia mampu, dan dapat aku rasakan dia menyemburkan spermanya kedalam rahimku. Sesaat ketika Anton terdiam dan menikmati ejakulasinya, Wawan mendorong kepalaku hingga penisnya terkocok mulutku. Aku menggunakan lidahku, dan tampaknya dia keenakan.
Akhirnya Anton mencabut penisnya, sebuah erangan tertahan keluar dari bibirku (yang disumpal dengan penis Wawan) saat kepala penisnya lepas dari vaginaku.
“Dasar pelacur!” katanya sambil memukul pantatku, aku sudah tidak peduli lagi, kata-kata itu sudah sering aku dengar.

Wawan mencabut penisnya, menekan pinggulku dan memasukkan penisnya ke vaginaku, masih dalam doggy style. Aku sendiri sudah sangat lemas, tubuhku aku biarkan terkulai di bangku truk, sementara Wawan terus menunggangiku, mencari kenikmatannya sendiri. Desahan dan desisanku sudah sangat lemas, meski masih jelas terdengar. Permainan Wawan cenderung tidak beraturan sehingga aku tidak bisa menikmatinya. Vaginaku mulai mongering, rasa pedih mulai menjalari vaginaku. Wawan semakin kencang menggejotku, kini penisnya benar-benar menggesek dinding vaginaku yang kering dan menyempit.

“oohh… mantap.. sempit banget… hh..hhh…” desahnya sambil menyenggamaiku.

Tidak berapa lama dia mencabut penisnya dan buru-buru mendekkatkan ke wajahku.
Wawan menumpahkan spermanya diwajahku, bukan mulutku, tapi wajahku, sehingga wajah cantikku jadi belepotan terkena spermanya. Cairan kental itu berceceran di hidung, pipi dan mataku. Setelah mengeluarkan semua spermanya, dia menggesek-gesekkan penisnya ke bibirku. Dan sebelum pergi, Wawan meremas payudaraku kencang sekali sampai aku meringis kesakitan. Aku lemas dan tebaring beberapa saat, sebelum akhirnya aku memaksakan diri mengambil tissue basah di tasku, lalu membersihkan sperma Wawan di wajahku, dan juga di kemaluanku. Setelah itu, aku mengenakan pakaian lengkapku lagi.

Di sepanjang sisa jalan, aku diapit oleh tiga orang, Rio, Aris dan Nanang, Rio menarikku dipangkuannya dan menikmati payudaraku dari luar, sampai pakaian yang aku kenakan jadi kusut. Sementara Aris dan Nanang bergantian memacu penisnya dimulutku. Mereka tidak menunggangiku karena waktu yang tidak memungkinkan. Hanya Nanang yang sempat berejakulasi di dalam mulutku, Aris tidak. Setengah jam kemudian kami tiba di bumi perkemahan Malang, tempat pesta seks kami berikutnya.

*************************

Aida the Stories Ch. 03 : Hard Truck

Truk besar yang kami gunakan menuju bumi perkemahan di pegunungan itu telah berhenti di pelataran parkir. Agung dan Anton membantu menurunkan tas ranselku. Dari kejauhan aku melihat Taufik sedang berbincang-bincang dengan kedua sopir truk itu. Dan entah apa itu perasaanku saja, tapi kedua sopir truk itu seolah melihat ke arahku. Begitu selesai menurunkan barang, teman-teman segera menuju ke kapling perkemahan yang sudah disewa, kecuali Anton dan Taufik yang sepertinya masih ada urusan dengan para sopir truk itu. Tidak lama kemudian Taufik memanggilku, kontan saja perasaanku berubah jadi tidak enak. Benar saja, setelah mendekat, Anton langsung mengambil alih barang bawaanku dan bergegas pergi, sedangkan Taufik bicara perlahan ke arahku.
“bapak-bapak ini pingin make kamu Da, kamu naik ke dalam truk gih!”. Ujar Taufik pelan, aku tahu benar, ini perintah bukan permintaan. “ini pak Basuki dan yang ini pak Aryo” ujar Taufik sambil memperkenalkan aku kepada kedua sopir itu.
Keduanya berpostur tubuh bagus meski sudah berumur sekitar 40-an, itu karena mereka adalah supir truk. Potongan keduanya cepak, hanya saja Pak Aryo berkulit gelap. Akhirnya akupun naik ke bangku depan truk, diapit Pak Aryo dan Pak Basuki yang memegang kemudi. Taufik sendiri tidak ikut. Aku jadi takut, selama ini aku belum pernah melayani laki-laki yang usianya jauh lebih tua dariku, apalagi aku tidak tahu mereka akan membawaku kemana.
“kembali utuh lho pak…” pesan Taufik ketika mesin truk sudah menyala dan mereka siap pergi. Pak Basuki hanya tersenyum lebar. “beres” ucapnya. “utuh kok, paling cuman gak kuat jalan aja..”.

Mendengar kata-kata itu aku langsung dapat membayangkan kalau mereka akan membantaiku habis-habisan. Tapi aku tetap berusaha tenang. Tangan pak Basuki menggapai tuas persneling, tapi oleh dia sengaja dilarikan ke selangkanganku yang tertutup rok tipis selutut. Dia meremas kuat bagian itu, membuatku sedikit menggelinjang. Sambil terkekeh-kekeh dia melarikan truk meninggalkan areal parkir. Baru beberapa menit dari bumi perkemahan, tangan Pak Aryo sudah menjelajah di tubuhku, mulai dari paha hingga dadaku, bahkan menyelusup ke balik T-shirtku lalu meremas-remas payudaraku dari balik bra.


Remasan Pak Aryo terasa sangat kasar, namun mantap dan terasa sangat nikmat. Mataku terpejam dan ninirku setengah terbuka setiap kali Pak Aryo mempermainkan putingku. Entah sejak kapan tubuhku sudah jatuh tersandar pada dadanya yang bidang dan keras. Benar-benar berbeda dengan remasan-remasan yang kudapatkan selama ini. Libidoku cepat sekali naik dan vaginaku sudah benar-benar basah hanya karena sentuhan di payudaraku!! Aku setengah sadar saat Pak Basuki membimbing tanganku untuk membuka resleting celananya dan memainkan barangnya. Akupun menuruti kemauanya.

Pak Aryo melumat bibirku ganas, bau rokok dari mulutnya menyebar ke mulutku, lidahnya menyapu dahsyat dan akupun membalasnya dengan ganas. Tangan pak Aryo beralih menyingkap rokku ke atas, jarinya menelusup ke balik CD ku dan memainkan jarinya keluar masuk kewanitaanku. Aku sudah tidak berdaya, dengan baju yang kusut dan rok yang tersingkap, aku Cuma bisa mengerang, semakin cepat permainan jari Pak Aryo, semakin keras eranganku. Tubuhku kusandarkan lemas pada dada Pak Aryo yang semakin bernafsu memainkan vaginaku, nafasku tidak teratur, vaginaku benar-benar becek. Akhirnya truk itu berhenti di sebuah jalanan sepi. Aku dan mereka berdua turun dan melanjutkan permainan ke bak belakang truk yang sebelumnya sudah ditutup.

Tanpa segan mereka berdua melepas pakaiannya dan melucuti seluruh pakaianku. Aku ditelentangkan di lantai truk, sekilas aku terkejut saat melihat kemaluan Pak Basuki yang jauh lebih besar dan berotot dibandingkan punya Faruk yang sudah kurasa besar. Tanpa bicara Pak Basuki memasukkan penisnya mulutku, akupun kesulitan menghisap penis sebesar itu. Sedang Pak Aryo asyik meremas dan menjilat serta menggigit-gigit putting susuku. Mereka melakukannya bergantian. Puas dengan mulutku, mereka mengambil posisi,

Pak Basuki yang pertama, dia melebarkan selangkanganku dan menancapkan penisnya sedikit-demi sedikit, seolah-olah dia sangat menikmati hal ini.
“eghhhh…ehmmm..akkkkh……. aduuuh paaaAAKK!!....”jeritku, meski sudah sangat basah aku merasa vaginaku tidak mampu menampung penis Pak Basuki, dinding-dinding vaginaku seperti tertarik. Pak Basuki tetap tenang dan mengerang pelan sampai seluruh penisnya amblas ke dalam vaginaku. Lalu dia membiarkanku mengambil nafas. Sebelum dengan tiba-tiba dia menggenjotku dengan irama yang teratur dan cepat, aku kesakitan, meringis dan menjerit, tapi genjotan Pak Basuki malah semakin menggila. Herannya, berapa menit kemudian aku orgasme. Ini adalah orgasme tercepatku, mungkin ini bedanya kalau disetubuhi oleh orang yang lebih tua dan berpengalaman. PAk Basuki membiarkan aku sebentar, lalu kembali memompa penisnya di dalam vaginaku.

“Aggh...ah...hmm...sshh...” desahanku semakin kencang, libidoku naik kembali, tubuhku berkelenjotan digenjot Pak Basuki.
"enak banget... ehm... enak banget m3mekmu... sempit... kmu apain?" tanyanya sambil mempercepat genjotannya.
"ugh...ra..rajin...mm..minum daun sirih pak...ahh...sshh.... enak pak..." jawabku terputus-putus.
Dua puluh menit Pak Basuki menindihku, kewanitaanku benar-benar terasa perih dan panas.
“ah…aukkkh…agh..agh…agh…auwww” aku hanya menjerit sambil menggeleng-gelengkan kepalaku menahan sakit. Tubuhku benar-benar dihimpit dan kemaluanku benar-benar dipacu sangat kasar dan cepat. “sss…sssakit…agh….agh…auww…uhuhhh…” tanpa sadar aku mengeluarkan air mata. Pak Basuki tidak perduli. Waktu terasa sangat lama berjalan, rasa nikmat memang ada, tapi begitu juga rasa sakit.
"bapak keluar... keluarin di dalam ya?" katanya berbisik ditelingaku sambil menekan-nekan penisnya lebih dalam dan cepat lagi. Aku hanya mengangguk pelan, cowok-cowok memang suka banget ngeluarin di dalam, pikirku.

Akhirnya Pak Basuki menusukkan penisnya dalam-dalam, aku yang menyadari kalau dia mau ejakulasi menyambutnya dengan erangan keras. Dan cairan hangat menyembur ke rahimku.
Tubuhku penuh dengan keringat, keringatku dan Pak Basuki. Pak Basuki sendiri terlihat sangat puas. Pak Aryo tidak menyia-nyiakan kesempatan barang semenit, dengan santai tubuhku yang lemas dibimbingnya dan kepala juga dadaku dinaikkannya ke jok truk, dia mau menunggangiku dari belakang.
"engghh... pelan pe..lan... agghh..." Aku yang sudah lemas hanya bisa melenguh pelan saat k0ntol pak Aryo melesak masuk ke vaginaku. Mudah saja penisnya masuk, vaginaku sudah amat basah dari campuran cairan kewanitaan dan sperma pak Basuki. Pak Basuki sudah mengenakan baju lengkapnya, dan beranjak keluar. Tak lama kemudian, mesin truk menyala.

“eengh....ah...ah... ehm..ehmm...” lenguhku saat Pak Aryo asik menyetubuhiku di posisi doggy style. Payudaraku yang terhimpit jok ikut bergoyang karena tubuhku sudah benar-benar lemas.
“Enak banget tempikmu lonte!!” kata Pak Aryo sambil mempercepat pacuannya. “Gua bakal entot loe ampe pagi! Tempik cewek kuliahan emang beda!!.” katanya. Kupingku panas mendengarnya, tapi aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa merintih dan semakin keras merintih. Tiba-tiba Pak Aryo menarik rambutku, hingga tubuhku tertekuk ke belakang, genjotannya semakin kencang, aq bisa mendengar bunyi kocokan penisnya di kemaluanku, tangan kanannya mencengkeram pinggulku erat-erat, dan dia terus memperkuat genjotannya.
“Aaaah! Aaakh! Aakh pak! Sss..sssakit! Sakit!” jeritku.
“Diam loe lonte kuliahan!!” Bentak Pak Aryo.
Aku terus menjerit, tapi Pak Aryo tidak perduli. Setelah beberapa saat, akhirnya dia melepaskan jambakan dan genggamannya, mambalikkan tubuhku dan memerintahku.

“pakai bajumu dan ISAP!!”. Pak Aryo mengeluarkan hp-nya dan mulai menekan tombol rekam. Dia menyodorkan penisnya ke wajahku.
Tanpa disuruh, aku menghisap penisnya cepat-cepat, beberapa menit kemudian dia menarik lepas penisnya dan mengeluarkan air maninya di wajahku, sangat banyak, menetes2 hingga menodai kaosku, lalu dipaksakannya penisnya masuk ke mulutku, dan ajaib! Dia mengeluarkan air maninya sekali lagi didalam mulutku, aku menelannya dan menjilati penisnya hingga benar-benar bersih. Semuanya direkam olehnya.
“puas banget gua ngentot cewek kuliahan kayak loe!!”. Katanya, “sekarang pake baju loe semua, kecuali bra ama CD!!”. Aku menurut saja.
Setelah merapikan pakaianku aku merasa truk mulai berhenti. "ayo turun, kita mampir sebentar" ujar Pak Aryo. aku menurut saja, dan begitu melihat sekitar ternyata aku berada di sebuah Markas batalyon di Malang. tampak seorang tentara muda mendekat dan berbincang-bincang dengan Pak Aryo.

"kamu bakal kita balikin ke kamp da.." ujar Pak Basuki pelan. "tapi ga mungkin dengan keadaan kumal gitu, kamu mandi dulu disini, toh kita juga butuh mandi, dan setelah mandi ntar kamu layanin dulu tentara muda itu, dia komandan disini"
"layani dia pak?"
"iya, bersetubuh ma dia, tapi kayaknya dia bakal ajak beberapa orang kepercayaannya"
"aduh pak, saya capek, bapak tau sendiri kan tadi perjalanan Surabaya-Malang saya dipake temen-temen, trus dipake bapak-bapak"
"iya deh ntar saya coba lobby supaya dia ga ngajak temennya banyak-banyak, tapi kmu pinter ya? minum daun sirih buat ngesetin m3mek kmu?"
"saya emang dah biasa pak, dari kecil"
Pak Aryo selesai bicara dengan tentara muda itu, lalu mereka mendekatiku.
"kamu ikut mas Pras ini, mandi sana trus kita pulangin ke kamp"
Aku menurut saja, mengikuti Pras dari belakang, ia mengantarku ke sebuah kamar mandi di belakang barak, dan aku terkejut mengetahui kamar mandi itu gak ada pintunya.
"dah kmu mandi sana" ujar Pras sambil mencolek dadaku, "ntar aku sama temenku make kamu di kamar mandi itu oke?".
"mas sendiri aja ya?, ga usah pake temen?" pintaku memelas.
"lho? kenapa?"
"saya capek mas, hri ini digilir banyak orang"
"oke deh, ya udah mandi sana, saya liatin dari sini" 


Perlahan tapi pasti aku memlepaskan kuncirku, rambutku yang sebahu tergerai luluh, Mas Pras masih memandangiku dengan senyum-senyum sendiri. Meski sedikit risih, aku mencoba bertahan dengan melepaskan pakaian terusanku, dan segeralah terlihat payudara dan vaginaku yang memang tak tertutup bra maupun CD. Aku maju sedikit untuk menyentuh air di bak, dingin sekali, pikirku, segera kuambil segayung air dan sambil mencoba mengacuhkan dinginnya mala itu aku mengguyur tubuhku dengan air, dan mulai mandi. Kuambil sabun batangan yang ada di dekat bak dan kugosok-gosokkan ke tubuhku. Begitu selesai aku mengambil handuk dan mengeringkan tubuhku, belum selesai aku mengeringkan tubuhku, Mas Pras sudah menubrukku dari belakang, meremas-remas payudaraku lemas, aku mengerang sedikit dan pasrah dalam pelukannya.

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk hanyut dalam cumbuan Mas Pras, dan juga tidak butuh waktu lama bagiku untuk menyadari kalau dia tidak lagi mengenakan celana, penisnya menegang dan menggesek-gesek belahan pantatku.
“isep!” katanya agak kasar di telingaku.
Aku segera berbalik, berlutut di depan k0ntolnya dan mulai membuka mulutku, memasukkan kepala penisnya dengan hati-hati, memainkan lidahku, dan menghisapnya sekuatku.
“ehmm… engg…” erang Mas Pras setiap kuhisap penisnya kuat-kuat.
“masukkan…hmm…. Yang dalam…” perintahnya, tanpa menunggu dia memegang kepalaku dan mengocok penisnya dalam mulutku.

Aku sedikit sulit berkosentrasi dengan tarikan di kepalaku, sekitar 2 menitan dia melepas kepalaku dan menarik k0ntolnya dari mulutku.
“pegangan ke bak, aku mau nunggangin kamu dari belakang!” perintahnya, dan segera setelah aku menungging dia melesakkan k0ntolnya ke temp1kku.
“Akkhh…” desahku kecil saat k0ntolnya menembus tiap lapis dinding luar vaginaku. Tanpa menunggu lama, mas Pras menggoyangku. Erangannya merasakan setiap kenikmatan saat menunggangiku menggema ke seluruh kamar mandi. Membuat desahanku juga jadi semakin kencang.
“ukh… enak… lama banget ga ngerasain tempikk… ukh…” ujarnya sambil memepercepat tunggangannya.
“akh! Akh!... akh… uuh… ssshh…” desahku sambil berusaha menerima goyangannya yang semakin kencang. Wajahku megap-megap dan mataku merem melek menikmati goyangannya.
Dicengkerammnya pinggulku dan ditekannya penisnya dalam-dalam sambil menarik pinggulku, sehingga pantatku menekan perutnya, aku jadi lemas, pasrah, dan lelah, kenikmatan yang kurasakan lambat-laun semakin mengambil-alih kendali atas tubuhku.

“akh! Akh!...uhmm… teruss… mas… aku… samp…sampai… AAAAgH!!!” akhirnya tubuhku mengejang, Mas Pras menghentikan gerakannya sekitar lima detikan, lalu kembali menunggangiku. Setelah beberapa menit dia menghujamkan penisnya dalam-dalam dan mengejang, aku dapat merasakan hangat spermanya yang mengisi kewanitaanku. Setelah puas dia memintaku membersihkan penisnya dengan lidahku.
“enak banget!” katanya, “aku bawa ke barak ya? Biar dient0t ma temen-temenku juga?” katanya, tapi aku buru-buru menolak sambil memasang wajah lemas.

Untung dia mengurungkan niatnya. Malam itu aku dikembalikan ke Bumi Perkemahan Malang, dimana ternyata anak-anak sedang pesta seks gila-gilaan di alam terbuka, bahkan beberapa pria yang ikut bukan dari kampusku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4