Langsung ke konten utama

Derita Calon Pengantin


Banyak orang bekerja keras guna mengumpulkan uang demi mewujudkan pesta pernikahan yang indah. Hal ini pun terjadi pada sepasang kekasih yang bernama Rendi dan Sella, mereka berdua tinggal bersama di sebuah rumah yang terletak di daerah yang agak terpencil di pinggiran kota. Sehari-harinya mereka hidup bahagia bersama dan mereka berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Sella berusia 22 tahun sementara Rendi baru berusia 37 tahun. Banyak yang menyayangkan keputusan Sella untuk menikah dengan Rendi, selain karena usia mereka yang terpaut cukup jauh, Rendi pun merupakan seorang pengangguran yang pekerjaannya tidak jelas. Sella sendiri adalah gadis yang sangat cantik dan baru saja lulus dari kuliahnya namun sudah bekerja.
Wajahnya amat manis, rambut hitam panjangnya yang berkilau dan kulitnya yang putih mulus karena Sella masih merupakan keturunan Chinese menambah daya tariknya selain tubuhnya yang proporsional. Tinggi Sella sekitar 165 cm, tubuhnya yang langsing namun padat cukup menonjolkan bagian dada dan pantatnya yang sekal. Orang-orang merasa bahwa Rendi tidak pantas untuk Sella karena selain penakut, Rendi juga tidak memiliki pekerjaan yang jelas.
 
Walaupun demikian, laki laki itu sangat beruntung karena Sella berasal dari keluarga yang cukup berada karena ayahnya seorang pengusaha. Karena mereka saling mencintai satu sama lain maka keluarga Sella yang awalnya menolak pernikahan mereka kini akhirnya menyetujuinya. Bahkan Sella sudah membeli gaun pengantinnya,dan Rendi juga sudah mempersiapkan benda-benda yang mereka perlukan nantinya.

Beberapa bulan sebelum pernikahan digelar, ortunya Sella memang sudah menyiapkan sebuah rumah mewah yang berada disebuah komplek perumahan baru yang masih sepi.
Suatu malam, ada segerombolan penjahat berjumlah 6 orang datang ke rumah Rendi dan Sella. Mereka terdiri dari 5 laki-laki dan seorang perempuan. Mereka berhasil melumpuhkan Rendi dan menawan Sella. Sella sempat melawan, namun salah satu penjahat itu menjambak rambut panjang Sella dan memukul perutnya sehingga Sella terkapar kesakitan; Sella lalu ditampar dan diikat di ranjang dengan masih menggunakan gaun tidurnya dan mereka memukuli

Rendi didepan Sella. Sella yang sadar bahwa ia tidak mungkin bisa melawan para penjahat itu hanya bisa pasrah, ia masih shock saat dipukul tadi. Sella memohon pada para penjahat itu untuk tidak menyakiti Rendi, namun ia justru ditertawakan karena melindungi Rendi. Para penjahat itu mulai tertarik melihat wajah Sella yang cukup cantik dan keseksian tubuh Sella yang mengenakan gaun tidurnya itu. Mereka juga kagum melihat keberanian Sella. Para penjahat itu lalu mulai mencari barang-barang berharga, namun mereka tidak menemukan apapun. Penjahat perempuan itu menemukan gaun pengantin Sella dan cincin nikah Rendi dan Sella. Ia lalu menemukan sebuah ide, dan ia lalu memberitahukan idenya itu pada para temannya. Kelima penjahat laki-laki itu setuju pada ide perempuan itu.

Perempuan itu lalu membawa Sella ke kamarnya, dan mengancam akan membunuh Rendi apabila Sella tidak menuruti kemauannya. Perempuan itu lalu menelanjangi Sella dan membawa cewek itu ke kamar mandi. Sella lalu dimandikan oleh perempuan itu, rambutnya dicuci dan tubuhnya diberi wewangian, sehingga tubuh Sella memancarkan aroma yang amat wangi. Perempuan itu juga mencukur rambut di kewanitaan Sella hingga bersih. Sella lalu dipaksa meminum air mentah sebanyak dua gayung penuh oleh perempuan itu sehingga Sella merasa agak pusing karena perutnya kembung.
Setelah selesai mandi, perempuan itu mendandani Sella secantik mungkin. Ia lalu memakaikan celana dalam yang baru, stocking, sarung tangan, dan gaun pengantin milik Sella lengkap dengan rok petticoat agar rok gaunnya tampak mengembang kepada Sella, sehingga Sella benar-benar terlihat seperti pengantin wanita yang hendak menikah. Perempuan itu memerintahkan Sella agar berkelakuan seperti yang ia perintahkan. Saat dipengantinkan, perempuan itu menyadari bahwa Sella sedang dalam masa subur saat melihat bercak di pembalut wanita dan celana dalam yang sebelumnya dipakai Sella.

Sementara itu, para penjahat laki-laki itu menyekap Rendi di sofa ruang tamu untuk menunggu Sella. Mereka mengejek dan memukul Rendi di sofa itu. Hingga Rendi babak belur tak berdaya.

Tak lama kemudian, pintu kamar Sella terbuka dan keluarlah perempuan itu beserta Sella yang sudah dipengantinkan. Rendi dan para penjahat itu terpesona melihat kecantikan Sella. Sella mengenakan gaun pengantinnya yang bertipe braless dengan rok petticoat sebagai rok dalam sehingga rok gaunnya tampak mengembang dan gaun itu berekor panjang, rok gaun Sella dihiasi dengan pita-pita yang terjalin sehingga rok itu tampak berlapis-lapis. Rambut Sella yang hitam panjang dibiarkan tergerai, dan dihiasi dengan tudung kepala sutra. Mahkota bunga berwarna putih yang dipakaikan di kepala Sella menambah kecantikan Sella. Bibir dan kelopak mata Sella berwarna pink. Sella memakai stocking putih, sarung tangan berwarna putih, dan sepatu hak tinggi berwarna putih. Dengan gaun model braless itu, dada Sella yang berukuran 34 B terlihat menonjol, dan tubuhnya menampakkan kesan seksi karena gaun itu memang agak ketat untuk Sella. Gaun itu makin tampak serasi dengan kulit Sella yang putih mulus karena Sella masih merupakan keturunan Chinese. Para penjahat itu berdiskusi sebentar, lalu mereka mengikat Rendi erat-erat, dan membawa Rendi ke kamar. Rendi lalu didudukkan dikursi sofa yang mereka pindahkan dari ruang tamu kedalam kamar itu.

Sementara itu, Sella dipakaikan celemek putih berenda oleh para penjahat itu, dan disuruh memasak makanan untuk para penjahat itu. Sella lalu memasak makanan untuk para penjahat itu dengan diawasi oleh perempuan itu. Saat memasak, Sella sering kentut, perempuan itu menyadari bahwa Sella akan buang air besar. Sella lalu menghidangkan masakannya ke para penjahat itu. Saat menghidangkan makanan, perempuan itu menepuk pantat Sella dan Sella langsung kentut. Wajah Sella memerah karena malu. Para penjahat itu memerintahkan Sella untuk menari dan bernyanyi untuk menghibur mereka saat makan sebagai hukuman karena ia kentut. Sella dipaksa menyanyikan lagu dangdut untuk mengiringi tariannya. Sella dipaksa bergoyang sehingga lekuk tubuhnya dapat dipertontonkan dihadapan para lelaki itu. Para penjahat itu amat menyukai makanan yang disajikan Sella karena
Sella memang mahir memasak, terlebih mereka bisa mendengar suara merdu Sella sambil menonton tarian Sella yang gemulai. Setelah selesai makan, para penjahat itu lalu menyuruh Sella menjilati piring bekas makanan mereka seperti seekor ******. Perempuan itu berbisik memberi perintah pada Sella. Sella sempat menolak perintah perempuan itu, namun ia terpaksa menuruti perintah perempuan itu setelah ia kembali diancam.
Sella kemudian dibawa ke toilet oleh para penjahat itu. Sella lalu menuruti perintah perempuan itu untuk berkelakuan seperti yang ia perintahkan. Sella menungging, lalu menarik rok gaunnya keatas hingga celana dalamnya yang berwarna putih berenda terlihat. Para penjahat itu bersiul melihat pantat dan paha mulus Sella yang masih dibalut stocking putih itu.

Perempuan itu kemudian membagi undian kepada para penjahat itu untuk mengundi tubuh Sella. Tubuh Sella dibagi menjadi 4 bagian tubuh yang diundi lewat secarik kertas untuk menentukan hak masing-masing para penjahat itu atas tubuh Sella. Penjahat pertama memenangkan memek Sella, sekaligus keperawanan pengantin itu. penjahat kedua juga mencabut kertas bertuliskan vagina Sella, namun ia tampak kesal karena keperawanan Sella sudah diantri duluan oleh rekannya, apalagi pandangannya dari tadi tertuju kepada pantat montok pengantin cantik yang sedang menungging itu, seolah tidak sabaran ingin memperawani liang dubur Sella yang masih belum terjamah lelaki. Penjahat ketiga tampak cukup puas saat mendapatkan mulut dan bibir Sella yang mungil itu, dimana ia akan dilayani dengan servis oral dari bibir pink sang pengantin.
Penjahat keempat yang bertubuh kecil tidak begitu senang saat mendapatkan lubang pantat Sella, ia merasa tidak senang kalau harus bercinta dengan lubang pantat pengantin itu. Apalagi mengingat Sella kentut saat mereka makan, ia malah merasa semakin jijik dengan gadis itu. Ia yakin lubang pantat gadis itu pasti dipenuhi kotoran yang jorok, dan tentu saja, ia tidak mau terkena penyakit karena kuman-kuman kotoran Sella dalam duburnya. Namun, penjahat kedua menawarkan untuk menukarkan jatah mereka dengan imbalan Rp. 15.000 dan izin dari perempuan itu untuk menjamah payudara Sella pada rekannya itu. Walaupun keberatan, penjahat keempat itu menerima tawaran temannya itu. Sella tertegun dan merasa amat terhina saat menyadari keperawanan duburnya dihargai hanya Rp. 15.000, bahkan jauh lebih rendah dari biaya sewa pelacur semalam.

Penjahat terakhir yang berbadan paling besar mendapat “kehormatan” untuk menyetubuhi Sella sepuas hatinya di bagian manapun yang ia mau karena penjahat itu tampaknya adalah pemimpin gerombolan itu.

Sella terkejut saat salah satu penjahat yang “membeli” pantatnya di undian itu tiba-tiba mengelus dan meremas pantatnya yang seksi sambil menggoda bahwa Sella cantik, namun ia ‘nakal’ karena melawan mereka dan kentut saat mereka makan. Wajah Sella memerah karena malu dan marah, ingin rasanya ia menampar penjahat yang kurang ajar itu, namun ia tidak berdaya karena mereka pasti semakin akan berbuat buruk pada Rendi dan dirinya.

Penjahat itu lalu melorotkan celana dalam Sella hingga terlepas, sehingga pantat dan kewanitaan Sella terlihat jelas. Sella dipaksa melebarkan kakinya dan menungging di kloset, tangan Sella disuruh memegang kloset itu. Sella mulai dipermalukan oleh penjahat itu, penjahat itu lalu bertanya pada Sella apakah Sella hendak buang air besar. Sella yang malu menggelengkan kepala, namun penjahat itu mengatakan bahwa ia tak percaya. Penjahat itu kembali menyingkapkan rok gaun Sella hingga pantat Sella kembali terlihat jelas, ia lalu mencengkeram kedua bongkahan pantat Sella dan menariknya ke arah berlawanan sehingga lubang pantat Sella terlihat. Tanpa merasa jijik, dibenamkannya hidungnya ke lubang pantat itu dan diendusinya lubang kotoran Sella. Sella merasa geli saat hembusan nafas lelaki itu menyapu lubang terlarangnya itu, apalagi kumis lebat lelaki itu menggelitik pantatnya.

Setelah puas mengendusi pantat Sella, penjahat itu mengejek Sella dengan mengatakan bahwa ia mencium bau kotoran cewek itu. Penjahat itu lalu mengambil dua tangkai cotton buds. Salah satu cotton buds itu dilesakkannya kedalam lubang pantat Sella, sehingga Sella mengejang terkejut sesaat. Penjahat itu lalu mengorek pantat Sella dengan cotton buds itu selama beberapa detik dan tiba-tiba menarik cotton buds itu keluar dari pantat Sella sehingga Sella meringis. Kapas cotton buds yang tadinya berwarna putih itu kini berwarna kuning kecoklatan karena kotoran Sella. Sella malu sekali saat dipaksa melihat cotton buds yang sudah dilapisi oleh kotorannya itu. Penjahat itu juga sempat memukuli pantat Sella sebagai hukuman karena Sella kentut sehingga kedua belahan pantat Sella yang tadinya putih mulus kini berwarna pink kemerahan karena dipukul.

Sella lalu dipaksa duduk di kloset, sementara perempuan itu menarik rok Sella keatas, dan menarik kedua tungkai kaki Sella ke arah yang berlawanan sehingga kewanitaan Sella terlihat jelas karena Sella berada dalam posisi mengangkang. Perempuan itu lalu menyuruh Sella untuk buang air besar dihadapan mereka. Sella terkejut mendengar perintah perempuan itu, terutama saat perempuan itu mengatakan bahwa penjahat laki-laki yang memenangkan pantat Sella di undian akan mencuci pantat Sella setelah Sella buang air besar. Sella lalu berpura-pura sedang dalam keadaan tidak ingin buang air besar, namun para penjahat laki-laki itu mengancam Sella apabila Sella tidak buang air besar, maka Rendi akan mereka bunuh. Sella terpaksa menuruti perintah para penjahat itu untuk buang air besar, namun Sella memohon pada para penjahat itu agar mereka tidak menyakiti Rendi.

Wajah Sella memerah karena malu saat para penjahat itu menyaksikan dirinya buang air besar. Sella merintih sejenak, lalu kentut dengan keras. Beberapa saat kemudian, kotoran Sella berjatuhan dari pantatnya. Para penjahat itu menutup hidung mereka karena bau kotoran Sella, namun mereka terangsang melihat Sella yang cantik sedang buang air besar dengan mengenakan gaun pengantinnya. Sella sendiri merasa amat malu, baru kali ini seumur hidupnya ia buang air besar sambil ditonton pria, apalagi mata mereka tampak lebih tertuju melihat ke selangkangannya. Sella juga melihat bagian kejantanan para penjahat itu tampak menegang saat melihatnya buang air besar. Tidak jauh berbeda dengan para penjahat laki-laki itu, perempuan itu terus melihat dan mengamati vagina Sella, ia tersenyum saat melihat Sella tidak banyak kencing saat buang air besar.

Setelah selesai buang air besar; sesuai perintah perempuan itu, Sella lalu meminta penjahat laki-laki yang memenangkan pantatnya untuk mencuci pantatnya. Penjahat laki-laki itu lalu membersihkan pantat Sella, Sella merasa malu saat jari penjahat itu menyentuh dan mencuci lubang pantatnya dengan air. Namun Sella merasa nyaman karena penjahat itu membersihkan pantatnya dengan lembut, terutama saat menyentuh lubang pantat Sella. Setelah pantatnya selesai dibersihkan, Sella dipaksa berterima kasih kepada penjahat itu.

Sella lalu diberi pilihan oleh para penjahat itu untuk menikah massal dan bercinta dengan mereka, atau menyaksikan Rendi dibunuh. Dengan berat hati, Sella memilih untuk mengorbankan dirinya. Sella tidak diperbolehkan memakai celana dalam oleh kelima penjahat itu, supaya ia siap bercinta dengan mereka.

Sella dan para penjahat itu lalu kembali ke kamar. Sesampainya di kamar, Perempuan itu lalu berdiri di belakang sebuah meja yang dijadikan seperti altar oleh para penjahat itu. Sella lalu bergandengan dengan salah satu penjahat itu, dan mereka berjalan menuju ‘altar’ itu. Setibanya di altar, mereka melecehkan Sella yang mengenakan gaun pengantin dengan berpura-pura mengadakan upacara pernikahan. Sella dan penjahat itu lalu berlutut didepan altar buatan itu. Sella mengucapkan sumpah setianya kepada penjahat itu dan mengakui kekuasaan penjahat itu atas dirinya, namun penjahat itu melecehkan Sella dengan menolak mengakui Sella sebagai istrinya, dan mengakuinya sebagai penghibur. Penjahat itu mengaitkan tali merah di ibu jari Sella sebagai ‘cincin kawin’. Sella tidak dapat berbuat banyak agar Rendi selamat. Rendi yang tidak tahu bahwa Sella dipaksa menikah oleh perempuan itu berteriak keras, namun mulutnya disumpal dengan pembalut wanita bekas Sella oleh para penjahat itu. Perempuan itu lalu mengawasi Rendi. Sella ‘menjual’ dirinya sebagai penghibur kepada para penjahat itu satu-persatu di ‘pernikahan’ itu. Sella mengakui 5 orang lelaki sebagai suaminya malam itu, namun ia tidak pernah dianggap sebagai istri oleh mereka. Semua jari di tangan kanan Sella dipasangi tali merah itu. Sella ‘menikah’ saat usianya baru 20 tahun.

Setelah pernikahan itu, Sella lalu melaksanakan ‘kewajibannya’ sebagai seorang istri dari para penjahat itu. Sella berlutut di ranjang, kedua pahanya dibuka lebar-lebar. Sella lalu menunggingkan pantatnya, siap untuk bercinta. Sella menitikkan air mata menghadapi perlakuan para ‘suaminya’. Wanita itu membawa sebuah kamera yang ia dapatkan dari lemari Sella dan siap mengabadikan malam itu.

Sambil disaksikan oleh Rendi yang terikat didepan ranjang, dagu lancip Sella ditegadahkan ke wajah salah satu penjahat itu dan bibir mungil Sella dicium oleh penjahat yang mendapat undian untuk memperoleh mulutnya, Sella merasa sedikit aneh karena ia berciuman untuk pertama kalinya. Penjahat pertama itu memaksa memasukkan lidahnya ke mulut Sella, Sella hanya bisa pasrah menahan rasa geli saat lidah penjahat itu menggerayangi mulutnya. Penjahat itu memeluk tubuh Sella dengan erat, tangannya dilingkarkan ke pinggul Sella sambil sesekali meremas pantat Sella. Penjahat itu tampaknya berusaha menyedot ludah Sella sambil menjilati gigi dan lidah Sella untuk merangsang Sella.

Adegan berciuman itu membuat para penjahat yang lain terangsang, penjahat yang melepas celana dalam Sella lalu menyingkap rok gaun Sella, mereka melihat kewanitaan Sella agak lembab, tanda bahwa Sella terangsang. Penjahat berikutnya lalu berbaring dibawah selangkangan Sella dan segera menjilati kewanitaan Sella. Sella terkejut saat merasa kewanitaannya dijilati, namun ia tidak bisa melawan karena tangannya dipiting oleh penjahat yang sedang berciuman dengannya. Sella hanya bisa meronta saat ia merasakan sensasi yang aneh di kewanitaannya, sensasi yang baru pertama kali ia rasakan sebagai seorang wanita. Sella berusaha mengatupkan pahanya, namun penjahat itu menarik kedua tungkai pahanya kearah yang berlawanan, dan menekan paha Sella. Sella tidak mampu melawan tenaga penjahat itu, apalagi penjahat itu cukup kekar perkasa. Lama kelamaan Sella semakin terangsang sehingga kewanitaannya semakin banyak mengeluarkan cairan cintanya, membuat penjahat yang menjilati kewanitaannya kini mulai menghisap cairan cintanya. Penjahat itu sesekali menjilat klitoris Sella, sehingga Sella semakin menggelinjang kegelian. Sella juga tidak lagi berusaha mengatupkan pahanya, karena tenaganya mulai habis karena sensasi yang ia terima di mulut dan kewanitaannya. Usaha kedua penjahat itu akhirnya berhasil; setelah beberapa lama berciuman dan dijilati, Sella mulai terangsang karena keahlian berciuman dan jilatan para penjahat itu. Sella lalu menjulurkan lidahnya dan mulai memainkan lidahnya dengan lidah penjahat itu, Sella juga menerima ludah yang dituangkan penjahat itu ke dalam mulutnya dan menelan ludah itu. Sella dan penjahat itu lalu mulai saling mengulum bibir mereka.

Sella merasa malu sekali saat para penjahat yang sedang menunggu giliran menjelaskan kepada Rendi bahwa Sella sedang terangsang dan menunjukkan kewanitaan Sella yang semakin banyak mengeluarkan cairan sebagai bukti. Walaupun Rendi berusaha tidak mendengar, Sella tetap merasa malu sekali, Ia seharusnya mengenakan gaun pengantinnya saat menikah dengan Rendi, namun kini ia malah terangsang dan bercinta dengan pria lain dihadapan Rendi sambil mengenakan gaun pengantinnya. Rendi sendiri mulai terangsang, kemaluannya juga terlihat menegang karena baru pertama kalinya ia melihat kewanitaan Sella setelah sekian lama mereka berpacaran dan tinggal bersama.

Setelah merasa cukup memberikan Sella ‘pemanasan’, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan Sella berhenti. Ia lalu memberi isyarat pada temannya yang sedang berciuman dengan Sella. Penjahat itu menganggukkan kepalanya dan berhenti mencium bibir Sella. Sella lalu dipaksa belutut dengan paha yang terbuka lebar di hadapan Rendi, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan Sella lalu melepas celana dan celana dalamnya. Rendi dan Sella bisa melihat kemaluan pria itu yang sudah menegang, dan tonjolan uratnya terlihat jelas, apalagi ukurannya cukup besar, sekitar 17 cm. Penjahat itu lalu berbaring dibawah tubuh Sella, ia mengatur posisi kemaluannya yang sudah menegang agar tepat dibawah kewanitaan Sella sehingga posisi mereka kini menjadi ‘woman on top’. Dua dari tiga penjahat yang belum mendapat kesempatan untuk bercinta dengan Sella lalu memegang rok gaun Sella di arah yang berlawanan, dan menarik petticoat dan rok gaun Sella keatas sehingga kewanitaan Sella dan kemaluan penjahat itu terlihat jelas oleh Rendi.

Perempuan itu lalu menyuruh Sella menurunkan pinggulnya. Sella yang menyadari apa yang akan terjadi berusaha menolak, namun perempuan itu mengeluarkan pisau dari sakunya dan mengacungkan pisau itu ke leher Rendi. Sella tidak dapat menolak lagi. Perempuan itu menyuruh Rendi melihat adegan terenggutnya keperawanan Sella. Sella mulai menurunkan pinggulnya dengan pelan, ia bisa merasakan kemaluan penjahat itu di mulut kewanitaannya. Sambil menutup mata, Sella terus melanjutkan menurunkan pinggulnya pelan-pelan. Karena tidak sabar, salah satu penjahat itu memegang pinggul Sella dan menurunkannya dengan cepat, seketika itu juga kemaluan penjahat itu menghunjam vagina Sella. Sella menjerit kesakitan karena keperawanannya direnggut, apalagi ukuran penis itu begitu besar, sehingga hanya masuk sebagian di kewanitaannya walaupun kewanitaannya sudah basah oleh cairan cintanya dan ludah penjahat yang tadi menjilati memeknya itu. Penjahat itu mendesah puas, ia bisa merasakan hangatnya liang kewanitaan Sella dan juga vagina Sella yang masih sempit karena baru pertama kalinya dimasuki kejantanan lelaki. Penjahat itu mulai memegang pinggang Sella dan menggoyangkan pinggul Sella, layaknya goyangan gerakan dangdut, agar penisnya masuk sepenuhnya di vagina Sella. Sella hanya merintih pelan saat ia ‘digoyang’ diatas penis penjahat itu. Perlahan-lahan penis penjahat itu mulai tertelan masuk kedalam vagina Sella Beberapa saat kemudian, penjahat itu mengubah goyangan Sella menjadi pompaan. Sella dientot naik-turun sehingga penis itu menghunjam vaginanya berulang kali. Jeritan Sella semakin keras, tapi mulut Sella langsung disumpal dengan kemaluan penjahat yang berciuman dengannya. Sella lalu dipaksa untuk mengoral kemaluan penjahat itu.

Sella hanya bisa pasrah mengulum dan memainkan kemaluan penjahat itu di dalam mulutnya sambil menangis menahan rasa perih di kewanitaannya, namun suara tangisan Sella terhalangi oleh kemaluan penjahat yang menyumpali mulutnya. Sella merasa amat jijik dan hampir muntah saat mengulum kemaluan penjahat itu yang bau, namun penjahat itu malah menekan kepala Sella ke kemaluannya sehingga pangkal penis itu masuk hingga ke tenggorokan Sella, dan membuat Sella sulit bernafas. Penjahat itu puas saat merasakan kehangatan mulut dan kelembutan bibir Sella. Sella lalu diperintahkan untuk menjilat dan mengemut kemaluan itu. Setelah sekitar 15 menit diperkosa, Sella mulai tidak bisa mengontrol tubuhnya lagi, rintihannya berganti menjadi lenguhan dan ia kini menggerakkan tubuhnya sesuai nalurinya, para penjahat itu tertawa melihat Sella yang terbawa nafsunya.

Beberapa menit kemudian, penjahat yang dioral oleh Sella menekan kepala Sella dengan keras di penisnya lalu memuncratkan spermanya tepat ke tenggorokan Sella. Sella terkejut saat merasa mulutnya dipenuhi cairan kental yang amis. Penjahat itu terus menekan kepala Sella sehingga Sella terpaksa menelan bibit-bibit bayi yang baru saja dituangkan ke mulutnya itu. Suara lenguhan Sella terdengar semakin keras saat penjahat itu melepas penisnya dari mulut Sella, penjahat itu tertawa puas melihat benang lendir sperma di mulut Sella yang terlihat jelas diantara gigi Sella yang putih saat Sella membuka mulutnya ketika ia melenguh.

Penjahat yang sedang memompa Sella melihat bahwa temannya sudah memberi Sella sperma. Ia juga tak mau kalah dari temannya itu sehingga ia mempercepat pompaannya. Akibatnya, Sella semakin melenguh keras merasakan kenikmatan di kewanitaannya, yang kini sudah bisa dimasuki penuh oleh penis penjahat itu. Namun penjahat itu tidak membiarkan Sella mencapai orgasme, ia mengontrol gerakan memompanya, sesekali gerakannya begitu cepat, namun saat merasa Sella hendak orgasme, ia memperlambat pompaannya sehingga Sella semakin kerepotan. Penjahat itu juga sering menggoda Rendi dengan cara memeluk Sella dari belakang dan menjilati wajah Sella yang cantik atau sesekali menghentikan gerakannya, sehingga Sella secara otomatis menggoyang-goyangkan pantatnya agar penis itu tetap menyodoknya. Para penjahat itu menertawakan tingkah Sella itu sambil menyebutnya pelacur. Penjahat itu juga sesekali menghentikan pompaannya dan memaksa Sella melihat penisnya yang sedang menyatu dengan kewanitaan Sella. Beberapa saat kemudian, penjahat itu mendesah keras dan Sella menjerit saat kewanitaannya dimasuki para calon bayi mereka, hasil buah percintaan Sella dengan penjahat itu. Penjahat itu lalu mencabut penisnya dari kewanitaan Sella setelah ia merasa spermanya telah tertuang hingga habis.

Dengan kejamnya, perempuan itu menyuruh para penjahat itu segera mengangkat kedua tungkai kaki Sella setinggi mungkin dan tegak lurus sehingga Sella kini bertumpu pada bahunya. Kewanitaan Sella sengaja dipamerkan di depan Rendi agar Rendi melihat jelas proses awal kehamilan Sella. Rendi dapat melihat jelas paha Sella yang indah yang dibalut dengan stocking putih itu dan pusar Sella. Rok gaun Sella menutupi wajah Sella, dalam keadaan seperti itulah Sella dibiarkan selama beberapa menit agar sperma hasil percintaannya membuahi rahimnya sehingga ia kelak dapat hamil.
Penjahat yang baru saja menuangkan spermanya di vagina Sella itu mengocok-kocok liang vagina Sella agar spermanya benar-benar tertelan habis kedalam tubuh pengantin wanita itu untuk memastikan bahwa spermanya dapat menjadikan Sella sebagai seorang ibu bagi anak-anak mereka kelak.

Sella menangis keras dan meronta-ronta saat merasakan sperma penjahat itu semakin cepat memasuki rahimnya dalam jumlah yang banyak. Namun, Penjahat yang dioral Sella segera melumat bibir Sella sehingga Sella tidak bisa mengeluarkan suara lain selain rintihan pelan.

Di dalam hatinya, Sella tidak mau menjadi ibu dari anak yang akan ia kandung hasil dari pemerkosaan itu, apalagi dari pria yang sama sekali tidak ia cintai, namun disisi lain sebagai seorang wanita, Sella merasa aneh dan takut bercampur bahagia karena ia akan menjadi seorang wanita sepenuhnya saat melahirkan bayi yang ia kandung kelak dan menjadi ibu dari anak itu. Rendi terpukul saat melihat kewanitaan gadis yang ia cintai kini telah dipenuhi calon bayi dari pria lain, pertanda bahwa Sella bisa saja hamil dari percintaannya dengan penjahat itu.

Perempuan itu lalu membisikkan sesuatu pada Sella untuk membujuk dan meyakinkan Sella agar Sella dapat menerima kehamilannya itu sebagai kodrat, dan mengatakan bahwa kehamilan adalah impian tiap wanita, dan Sella baru saja mulai menapaki jalan menjadi seorang wanita sejati. Perempuan itu juga mulai membisikkan keindahan menjadi seorang ibu pada Sella sekaligus kembali mengancam akan membunuh Rendi apabila Sella bertingkah macam-macam, sehingga Sella mulai berhenti menangis dan mulai dapat menerima calon bayi yang akan ia kandung. Sella juga tidak lagi meronta, ia tampaknya pasrah menerima nasibnya itu. Lagipula, ia tidak mau Rendi kembali dilukai oleh para penjahat itu.

Beberapa menit kemudian, setelah perempuan itu merasa sperma penjahat itu telah sepenuhnya masuk dan mengering di kewanitaan Sella, Sella mulai disiapkan untuk kembali bercinta dengan 3 penjahat yang masih menunggunya. Sella tidak lagi berontak, ia hanya menuruti perintah para penjahat itu tanpa menolak lagi.
Ketiga penjahat yang berikutnya sudah melepas celana mereka dan penis mereka yang cukup besar terlihat sudah menegang cukup lama sejak adegan percintaan Sella sebelumnya.

Penjahat yang mendapat giliran ketiga lalu duduk di kursi, laki-laki itu bertubuh jauh lebih besar dan gagah dari penjahat yang baru merenggut keperawanan Sella, tingginya sekitar 190 cm dan kulitnya yang hitam gelap makin menonjolkan kesan sangarnya; kontras dengan Sella yang tingginya hanya sekitar 160 cm dan berkulit putih. Sella gemetar melihat laki-laki itu, yang rupanya adalah penjahat yang tadi memukulnya. Laki-laki itu rupanya adalah pemimpin para penjahat itu, ia memiliki penis dengan ukuran terbesar, sekitar 20 cm. Tonjolan urat penisnya terlihat jelas. Penis berwarna hitam itu terlihat berdiri tegak dengan gagah perkasa, siap membawa Sella ke kenikmatan surgawi. Rendi dan para penjahat bahkan lainnya sempat minder melihat kegagahan lelaki itu.

Perempuan itu membisikkan sesuatu ke Sella, dan Sella mengangguk tanda mengerti. Sella lalu berlutut di depan lelaki itu dan memasukkan penis itu ke mulutnya, Sella mulai memainkan penis besar itu didalam mulutnya Bibirnya yang mungil memijat kemaluan itu, liur Sella membasahi penis itu, dan penis itu terkadang digesekkan di giginya yang putih. Penjahat itu memegang kedua buah dada Sella dan sesekali meremasnya. Ia merasa gemas melihat gadis muda secantik Sella dalam balutan busana pengantinnya sedang memberinya servis. Tak lama kemudian, penjahat itu melorotkan bagian dada gaun Sella, sehingga kedua buah dada Sella ‘melompat’ keluar karena Sella tidak memakai bra. Penjahat itu lalu mengeluarkan penisnya dari mulut Sella, perempuan itu kembali memberi Sella perintah baru. Sella lalu menjepit penis itu diantara kedua buah dadanya, dan mengocok penis itu dengan kedua buah dadanya itu sambil menjilati ujung penis itu. Mereka yang menonton adegan itu menelan ludah; Sella seperti sedang makan hot dog. Buah dada Sella yang putih dan montok bagaikan roti menjepit sempurna kemaluan penjahat itu yang hitam gelap seperti sosis. Tak lama kemudian, Sella kembali disembur sperma hangat dari ‘sosis’ yang ia ‘makan’, sehingga wajah dan buah dadanya berlepotan dengan sperma kental. Penjahat itu beristirahat sebentar, sementara para penjahat yang lain menyendoki sperma yang berlepotan di wajah dan tubuh Sella, lalu memaksa menyuapi Sella dengan sperma itu sehingga sperma yang tadinya berceceran di wajah dan dada Sella kini pindah kedalam perut Sella. Para penjahat itu juga memaksa membersihkan kewanitaan Sella dari bercak darah keperawanannya dan bekas sperma yang mengering.

Setelah cukup beristirahat, penjahat lalu menyuruh Sella untuk kembali melayaninya. Sella lalu menaikkan rok gaunnya dengan bantuan kedua penjahat lainnya dan mendudukkan dirinya dengan arah menghadap penjahat itu, tepat diatas kemaluan penjahat itu sehingga sekali lagi kewanitaannya dimasuki penis. Sella lalu memeluk leher penjahat itu, ia juga melingkarkan kakinya ke pinggang penjahat itu dan menyilangkan kedua mata kakinya sehingga kini ia mengunci pinggang penjahat itu. Setelah merasa sudah siap, Sella mulai menggerakkan pinggulnya agar penis penjahat itu semakin memasuki kewanitaannya, karena kewanitaannya masih sempit dan penis itu begitu besar. Penjahat itu memegangi pinggul Sella dan membantu Sella memasukkan penisnya kedalam liang kewanitaan Sella sambil menjilati dan mengisap puting susu Sella yang sudah mengeras. Sella hanya mendesah ringan saat menyusui penjahat itu. Setelah ia merasa penisnya telah masuk sepenuhnya kedalam memek Sella, penjahat itu memegang pinggul Sella dengan kencang dan mulai memompa Sella naik turun sambil meremas dada Sella dan menggigiti puting susu Sella. Sella jelas kewalahan menghadapi sensasi di kewanitaan dan puting susunya sekaligus, Sella pun mendesah keras penuh kenikmatan.

Penjahat itu lalu memanggil salah satu rekannya yang masih belum bercinta dengan Sella. Penjahat keempat itu datang menghampiri Sella dengan membawa sebuah pompa ban. Sella mengenal penjahat itu sebagai penjahat yang mengendusi pantatnya di toilet sebelumnya. Penjahat lalu berlutut di depan kursi itu, tepat didepan pantat Sella. Kemudian Ia menelusup ke dalam rok gaun Sella dan menarik kedua bongkahan pantat pengantin wanita itu ke arah berlawanan sehingga terlihatlah lubang pantat yang tadinya ia cuci. Rupanya penjahat ini adalah penggemar pantat wanita, ia mulai meludahi pantat seksi itu dan memasukkan jari tengahnya kedalam anus Sella. Sella menjerit saat lubang pantatnya dimasuki benda yang tak dikenal itu, namun mulutnya disumpal dengan celana dalam putihnya yang ia pakai saat dijadikan pengantin. Pantat Sella yang seharusnya dipakai untuk mengeluarkan kotorannya sekarang dipakai untuk pemuas nafsu lelaki itu. Perlahan lahan jari penjahat itu terbenam dalam lubang pantat Sella, penjahat itu dapat merasakan kehangatan dan kelembutan dalam lubang pantat Sella karena daging lubang pantat itu melingkari jari penjahat itu dengan pas seperti sebuah cincin. Penjahat itu lalu mengocok jarinya didalam anus Sella untuk membuka lubang pantat itu lebih lebar, sehingga Sella semakin tak berdaya, serasa ada tornado yang berputar dalam pantatnya, apalagi tubuhnya masih terhempas-hempas karena dientot oleh pemimpin para penjahat itu. Habis sudah Sella diperkosa dari depan dan belakang, Sella hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras karena ia tidak dapat menjerit karena mulutnya disumbat, namun ia merasakan sensasi yang luar biasa karena ia sedang bercinta dengan 2 lelaki sekaligus dengan menggunakan kedua lubang tubuhnya. Sella lalu mulai menikmati kocokan di anusnya itu, ia berharap kocokan itu tidak pernah berhenti.

Setelah cukup mengocok anus Sella sekitar 10 menit, penjahat itu mencabut jarinya dari pantat Sella sehingga lubang pantat Sella kini terbuka lebar sebesar lubang jari kelingking dan tidak bisa terkatup lagi, dari lubang pantat itu tercium bau tidak sedap. Sella terhenyak, ia sebenarnya masih ingin penjahat itu mengorek duburnya hingga puas, Sella sempat menggelengkan kepala saat penjahat itu mencabut jarinya dari pantat Sella. Bahkan kotoran Sella kembali muncrat sedikit saat jari itu tercabut dari pantatnya.

Penjahat itu lalu menggoda Sella sambil mengatakan bahwa Sella masih belum bisa menceboki pantatnya sendiri dengan baik, bahkan setelah menjadi seorang pengantin wanita. Ia lalu menawarkan untuk membersihkan pantat Sella. Sella yang sudah dilanda nafsu hanya mengangguk dengan segera, ia mengira penjahat itu akan membersihkan pantatnya dengan tissue, namun penjahat itu tersenyum dan segera menelusup lagi kedalam pantat Sella tanpa membawa tissue. Sadarlah Sella bahwa penjahat itu hendak menjilati duburnya. Sella menggeleng keras namun terlambat, penjahat itu menjulurkan lidahnya dan memasukkan lidahnya kedalam pantat Sella, penjahat mulai menjilati anus Sella, lidahnya dibenamkannya kedalam lubang pantat pengantin wanita itu sedalam mungkin untuk mencicipi nikmatnya anus Sella tanpa peduli bahwa Sella baru saja buang air besar, dan tidak menghiraukan aroma tidak sedap dari lubang pantat Sella. Sella merasa geli sekali saat pantatnya dicicipi seperti itu, lidah itu terasa seperti daging yang licin dan lunak memasuki pantatnya. Penjahat itu dengan senang hati menjilati lubang pantat Sella, bahkan ia juga menjilati kotoran Sella yang sedikit berlepotan setelah pantatnya dikocok tadi. Sella benar-benar tidak habis pikir, ada juga lelaki yang mau memakan kotoran wanita seperti itu. Namun penjahat itu malah semakin senang menjilati pantat Sella, seperti mimpi ia bisa menikmati pantat pengantin secantik Sella. Ia tidak keberatan walau harus memakan kotoran cewek cantik itu.

Setelah puas menikmati lezatnya pantat Sella, penjahat itu memasukkan pentil pompa ban itu ke dalam anus Sella. Penjahat itu lalu memompa pantat Sella agar penuh berisi angin. Sella melenguh saat ia merasa perut dan pantatnya sudah dipenuhi angin. Penjahat itu baru berhenti memompa Sella setelah mendengar suara kentut Sella yang pelan.

Penjahat yang sedang memompa vagina Sella lalu berdiri mengangkat Sella yang masih memeluk lehernya dengan mudahnya sambil memegangi kedua bongkahan pantat Sella. Kuncian kaki Sella terlepas sehingga paha Sella terangkat membentuk huruf ‘M’, Sella tetap memeluk leher penjahat itu dengan erat agar ia tidak jatuh. Penjahat yang lainnya mengangkat rok gaun Sella keatas sehingga lubang pantat Sella terlihat jelas didepan mata penjahat keempat yang menggemari pantat wanita itu. Sella akhirnya juga kehilangan keperawanan pantatnya, setelah pantatnya disodomi oleh kemaluan penjahat itu dari belakang. Sella melenguh keras sekali saat penis besar itu memasuki anusnya. Saat pantat Sella dimasuki kemaluan penjahat itu, Sella langsung kentut karena tubuhnya sudah dipenuhi angin, sehingga penjahat itu semakin tergoda. Setiap kali kemaluan penjahat itu membentur lubang pantat Sella, Sella selalu kentut. Cairan kewanitaan Sella juga meluber ke lubang pantatnya sehingga memudahkan penis penjahat itu untuk memasuki anusnya.

Rendi takjub melihat pemandangan itu, baru kali ini ia melihat adegan percintaan seperti itu. Seorang pengantin wanita yang cantik bagai seorang putri raja, gadis yang amat ia cintai kini sedang bercinta dengan 2 orang nista. Tubuh yang putih mulus itu kini terapit oleh 2 tubuh gelap dan perkasa. Tubuh yang seharusnya diberikan Sella kepadanya kelak kini sedang dinikmati oleh para lelaki bejat itu, dan bahkan Sella akan mengandung buah cintanya dengan para lelaki itu.

Suara tumbukan antara tubuh Sella dan para penjahat itu menggema di ruangan itu selain suara desahan Sella, suara kentut Sella setiap kali pantatnya bertumbukan dengan kemaluan penjahat itu, suara kepuasan kedua penjahat yang mendapat kepuasan di kewanitaan dan lubang pantat Sella, dan suara jepretan kamera yang mengabadikan adegan percintaan itu. Kini Sella malah melenguh sendiri dan menggoyang-goyangkan pantatnya walaupun para penjahat itu berhenti memompanya; sehingga para penjahat itu kadang-kadang membiarkan Sella bergoyang sendiri. Para penjahat itu selalu mengingatkan Sella bahwa ia sedang diperkosa, tetapi Sella tidak peduli lagi, ia hanya merasakan kenikmatan luar biasa yang ia rasakan dan kini ia tidak mau melepaskan rasa nikmat itu, ia malah terus bergoyang agar kedua penis itu mengocoknya.


Melihat sikap Sella, para penjahat itu lalu memanggil Sella dengan kata-kata kotor, seperti Puteri para pelacur, Pengantin Binal, atau Pelacur Glamor karena Sella cantik dan mengenakan gaun pengantinnya sehingga tampak seperti wanita yang kaya dan terhormat. Kata-kata itu semakin membuat Sella bersemangat dalam bercinta dengan para penjahat itu sehingga para penjahat itu semakin senang pada pelayanan Sella. Rendi masih tidak percaya saat melihat Sella, yang dulunya amat galak saat masih kecil kini rela menurut pada para penjahat itu dan mau diperlakukan seperti itu. Sella mulai merasakan pengaruh dari 2 gayung air yang ia minum saat mandi tadi, kini ia kebelet hendak kencing, namun vaginanya masih disumbat oleh kemaluan pemimpin para penjahat itu.


Tak lama kemudian, tubuh Sella bergetar dengan hebat, ia melengkungkan tubuhnya, memeluk leher penjahat itu dengan erat, dan melenguh keras sekali, kakinya menendang-nendang ke segala arah, akhirnya Sella mengalami orgasme pertama kalinya. Bahkan kedua penjahat itu harus memegangi tubuh Sella yang bergerak menggelepar-gelepar dengan liar itu. Tanpa ia sadari, Sella juga kencing saat orgasme sehingga air seninya membasahi tubuh kedua penjahat itu. Rendi dan para penjahat itu takjub melihat air kencing Sella yang keluar dan tertimpa cahaya lampu yang remang-remang, sehingga tampak seperti air terjun kristal. Pemimpin para penjahat itu semakin terangsang melihat Sella yang kencing saat orgasme, ia lalu menyodok Sella lebih cepat dan ia mengeluarkan spermanya tak lama setelah Sella mengejang karena orgasme.
Setelah merasa semua spermanya telah dikeluarkan, penjahat tadi memberi isyarat pada temannya yang sedang menikmati kenikmatan anal seks dengan Sella. Penjahat yang menyodomi Sella langsung memegang paha Sella, mengangkat tubuh Sella sehingga penis temannya itu tercabut, Sella melingkarkan tangannya ke bahu penjahat itu agar tidak jatuh. Penjahat itu menggendong Sella berjalan ke sekeliling kamar itu dalam keadaan anus Sella dan penisnya masih menyatu dalam pantat Sella sambil memamerkan memek Sella yang dibanjiri sperma. Rendi bisa melihat banyaknya sperma di kewanitaan Sella meluber keluar dari rahim Sella, dan menimbulkan bercak di stocking putih itu. Penjahat itu menggendong Sella kehadapan Rendi dan menunjukkan penisnya yang bersatu dalam tubuh Sella di lubang pantat Sella.


Penjahat itu lalu mengocok memek Sella dihadapan Rendi, sehingga Sella melenguh nikmat dan cairan cintanya disertai sperma pemimpin penjahat itu meleleh keluar dari celah vaginanya. Rendi dipaksa berlutut oleh perempuan itu di depan selangkangan Sella, pembalut wanita bekas Sella dicabut dari mulut Rendi, dan Rendi lalu dipaksa menjilati memek Sella yang masih mengeluarkan sperma dan cairan cintanya. Rendi lalu menjilati memek kekasihnya itu sesekali ia menghisap-hisap klitoris Sella untuk menghisap sperma dan cairan cinta di kewanitaan Sella dengan harapan untuk menurunkan kemungkinan Sella akan hamil dari bibit para penjahat itu. Penjahat itu juga terus mengocok kewanitaan Sella. Sella benar-benar terbang ke langit ketujuh, sensasi yang ia rasakan amat luar biasa, dimana memeknya kini sedang dikocok oleh penjahat itu sekaligus dijilati oleh kekasihnya, sementara pantatnya masih terasa sedikit sakit dan sesak karena dipenuhi oleh penis penjahat itu.

Beberapa saat kemudian, mata Sella melotot lebar saat ia hendak mencapai orgasmenya, namun penjahat itu segera menghentikan kocokannya dan menarik Sella sedikit menjauhi Rendi sehingga jilatan Rendi di memek Sella terhenti. Akibatnya Sella tidak jadi orgasme. Sella menoleh ke arah penjahat itu dengan wajah yang sayu dan nafas yang terengah-engah memohon orgasmenya sehingga tawa para penjahat itu meledak melihat tingkah Sella. Mulut Rendi lalu kembali disumpal dengan pembalut wanita itu.


Penjahat itu lalu memberi Sella perintah untuk menggerakkan pantatnya sendiri yang masih dimasuki penis. Sella segera mematuhi perintah penjahat itu, pantatnya digoyang-goyangkan dan ia memompa penis itu dalam pantatnya sendiri. Sella masih sesekali kentut, dan Rendi dipaksa mencium pantat Sella yang masih dimasuki penis itu. Sella sendiri merasa amat malu saat Rendi menciumi penis penjahat itu dan pantatnya, namun ia terus menggerakkan pantatnya dihadapan Rendi karena ia sudah tidak tahan dengan kenikmatan di lubang pantatnya itu.

Setelah merasa kentut Sella semakin pelan; penjahat itu berbaring, dan sekali lagi perempuan itu menyuruh para penjahat itu untuk segera mengangkat kedua tungkai kaki Sella setinggi mungkin dan tegak lurus. Sella tetap dientot oleh penjahat itu, dan akhirnya seluruh sisa sperma penjahat ketiga itu memasuki rahim Sella. Penjahat yang menyodomi Sella mengganti posisi bercintanya dengan menelungkupkan Sella sehingga Sella kini dientot dari belakang dengan gaya ******. Sella pasrah ditunggangi oleh penjahat itu dari belakang; ia berusaha menahan perih sekaligus kenikmatan di pantatnya saat penis itu memasuki pantatnya dan ia kentut. Saat celana dalam yang menyumpal mulutnya dilepas, Sella kembali mendesah keras, ia bahkan menuruti perintah penjahat itu untuk menggonggong seperti ****** betina.
Kedua tungkai kaki Sella lalu ditarik kebelakang oleh teman-teman penjahat itu melewati pinggang pemerkosanya itu; Sella lalu dipaksa menyilangkan kedua mata kakinya agar dirinya menjepit pinggang penjahat itu sehingga Sella kini seperti sebuah ikat pinggang. Dalam posisi itulah Sella kembali mengejang hebat dan melenguh keras sekali. 
Cairan cintanya muncrat disertai air kencingnya membasahi ranjang dan sebagian rok gaunnya saat ia mengalami orgasme kedua kalinya. Penjahat itu makin terangsang melihat Sella yang kencing sambil mengenakan gaun pengantin putih itu. Penjahat itu membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke leher Sella; dijilatinya leher Sella yang basah karena keringat setelah orgasme sambil terus menyodok anus Sella. Sekitar 15 menit kemudian, penjahat itu merasa telah mencapai puncak kenikmatan, ia langsung mengganti targetnya, penis itu dicabut dari anus Sella dan langsung ditanamkan ke kewanitaan Sella dan Sella mendesah keras saat kewanitaannya dibanjiri para calon bayinya yang lain. Kini Sella bahkan menaikkan kakinya sendiri untuk memberikan kesempatan bagi para calon bayi itu untuk dilahirkan olehnya ke dunia. Tentu saja para penjahat itu dengan sukarela membantu Sella dengan kembali mengangkat kedua tungkai kaki Sella tinggi-tinggi seperti yang mereka lakukan sebelumnya.

Setelah dibuahi, Sella menungging dan penjahat itu membenamkan wajahnya ke pantat Sella yang kini sudah tertutup rok gaunnya. Diendusnya pantat cewek itu; ia bisa merasakan kelembutan rok gaun Sella dan mencium bau wangi rok gaun cewek itu bercampur dengan bau amis sperma dan bau pesing air kencing Sella.

Sebagai acara penutup, penjahat itu menepuk pantat Sella dan menyuruh Sella untuk kentut dihadapan mereka. Sella yang masih menungging kelelahan tidak merespon perintah penjahat itu. Akibatnya, para penjahat itu amat marah dan menyeret Rendi ke arah Sella. Rok Sella disingkapkan, dan wajah Rendi dibenamkan diantara bongkahan pantat Sella dengan hidung Rendi yang sengaja diposisikan tepat di lubang pantat Sella. Rendi sempat melihat lubang pantat Sella yang kini terbuka menganga amat lebar sebesar ibu jari orang dewasa setelah disodomi oleh penjahat itu.

Sella lalu dipaksa kentut oleh mereka dengan hidung Rendi yang membenam di lubang pantatnya. Sella diancam dengan sebilah belati yang ditempelkan di lehernya. Dengan berat hati, Sella mengumpulkan segenap tenaganya yang sudah terkuras untuk memenuhi perintah para penjahat itu, mengentuti wajah Rendi.

Sella meringis sejenak dan PREET… Sella akhirnya kentut dengan keras. Air matanya kembali meleleh karena rasa perih di pantatnya dan juga perasaan amat malu terhadap Rendi, yang kini menciumi aroma anusnya. Tanpa bisa ditahan, Sella langsung jatuh terbaring di ranjangnya dalam posisi terlungkup.

Penjahat terakhir membalikkan dan mengangkangkan tubuh Sella di ranjang itu, pinggul Sella diberi bantal untuk menaikkan posisi pinggulnya. Setelah merasa posisi Sella sudah tepat, kaki Sella diangkat tinggi dan dilebarkan membentuk huruf ‘V’, sehingga mereka semua dapat melihat paha indah yang dibalut stocking putih itu. Kedua kaki Sella dipegangi oleh penjahat-penjahat yang baru bersetubuh dengannya. Sella melihat ukuran penis penjahat ini paling kecil diantara teman-temannya, mungkin karena itulah ia mendapat giliran terakhir untuk bercinta dengan Sella, lagipula penjahat itu adalah yang paling muda diantara gerombolan itu, bahkan lebih muda dari Rendi karena postur tubuhnya seperti anak SMP, lebih pendek dan kurus dibandingkan Sella. Sella sempat menanyakan usia penjahat itu; betapa terkejutnya ia saat mendengar jawaban penjahat itu: 13 tahun! lebih muda 7 tahun darinya. Sella sempat meragukan kemampuan seks anak itu; tentunya anak itu tidak sehebat keempat lelaki yang baru saja menggagahinya. Rendi amat iri melihat anak itu, ia sudah bisa menikmati tubuh gadis dewasa seperti Sella padahal usianya masih amat muda.

Anak itu memasukkan kemaluannya ke kewanitaan Sella dan mulai memompa Sella kembali. Sella lalu dipapah keatas, dan ia memeluk leher anak itu. Bibir Sella lalu dilumat oleh anak itu. Kini Sella malah membalas menciumi bibir anak itu dan menuangkan ludahnya kedalam mulut anak itu. Anak itu dengan senang hati mereguk ludah pengantin wanita cantik itu. Sella tidak melawan lagi saat pinggulnya kembali dipegang. Secara otomatis Sella menggerakkan pantatnya dan vaginanya langsung menelan penis anak itu sepenuhnya. Mungkin karena anak itu masih amat muda sehingga penisnya belum bisa ereksi sepenuhnya dan tentu saja penis anak itu lebih kecil dari penis pemimpin mereka, maka agak gampang baginya untuk menembusi vagina Sella yang sudah diperawani teman-temannya yang lain. Vagina Sella yang sudah tidak perawan itu memang terlihat seperti lubang menganga yang besar akibat dimasuki penis besar pemimpin penjahat itu, namun masih cukup untuk memuaskan hasrat anak itu untuk menikmati nikmatnya tubuh wanita.

Anak itu menyuruh Sella untuk menyusui dirinya sendiri. Sella hanya menuruti perintah anak itu tanpa membantah, dengan rakusnya ia menghisap puting susunya sendiri seperti bayi yang hendak meminum air susu ibunya. Mereka kemudian saling bertukaran mencicipi payudara Sella; anak itu menyusu di payudara kiri Sella dan Sella mencicipi payudara kanannya sendiri.

Sella terlihat seperti ibu yang menyusui anaknya karena tubuh Sella yang lebih besar dari anak yang sedang disusuinya. Sella sendiri tidak percaya melihat kemampuan bercinta anak itu yang hampir setara dengan keempat temannya tadi; walaupun usianya masih amat muda dibandingkan Sella. Sella tentunya bukanlah wanita pertama yang bercinta dengan anak itu.

Suara desahan Sella dan tumbukan tubuh mereka menggema di ruangan itu, payudara Sella kini berbekas lipstik merah mudanya sendiri. Sella sendiri sudah kesulitan mengatur nafasnya, ia sudah lelah setelah dikawini oleh empat laki-laki sebelumnya dan kini ia harus melayani nafsu penjahat yang kelima ini.

Tak lama kemudian, anak itu mencengkeram pinggul Sella dan menyemburkan spermanya kedalam rahim Sella diikuti dengan teriakan Sella. Setelah menerima semburan sperma anak itu, pelukan Sella terlepas dari leher anak itu; Sella rebah ke ranjang, terlentang tak berdaya.
Pemimpin para penjahat itu segera naik ke ranjang, dihampirinya tubuh pengantin wanita yang tak berdaya itu.

Tampaknya ia berniat memperkosa Sella untuk ketiga kalinya malam itu. Penis raksasanya pun kembali membesar seperti saat ia belum bercinta dengan Sella. Rendi dan para penjahat itu terkagum melihat keperkasaan pemimpin penjahat itu. Penjahat itu lalu duduk di ranjang, dengan mudahnya ia memapah tubuh Sella yang masih lemas itu dan didudukkannya Sella diatas penisnya seperti sebelumnya saat ia memperkosa Sella di kursi.

Memek Sella langsung menelan kemaluan penjahat itu diikuti rintihan pelan Sella. Kedua kaki Sella ditarik melewati pinggang penjahat itu. Penjahat itu memegang pantat Sella dan mulai memompa kewanitaan Sella kembali. Tidak seperti tadi, kini Sella terbaring lemas, sementara penjahat itu mengentotinya. Sella hanya bisa mendesah pelan karena staminanya benar-benar habis.

Melihat Sella yang kelelahan, penjahat itu mengatur irama entotannya dengan perlahan-lahan. Penjahat itu tampaknya menguasai teknik seks yang hebat. Setelah dientot pelan selama 5 menit, lenguhan Sella semakin keras, matanya merem melek, dan lidahnya terjulur keluar merasakan kenikmatan di vaginanya. Liur Sella meluber keluar dari mulutnya. Penjahat itu senang sekali melihat ekspresi Sella yang kini tampak persis seperti pelacur.

Penjahat itu meraih kepala Sella, tubuh Sella lalu diangkat sehingga payudara Sella terjepit diantara tubuhnya dan tubuh penjahat itu. Penjahat itu segera mencium bibir Sella dan menghisap ludah cewek itu, sehingga kini suara lenguhan itu teredam. Sella tetap dientot sambil berciuman. Sella dan penjahat itu tetap dalam posisi itu selama 15 menit. Akhirnya, penjahat itu menggeram, dan menyemburlah spermanya memenuhi rahim Sella sekali lagi. Penjahat itu mendesah puas dan mencabut kemaluannya dari kewanitaan Sella. Sekali lagi kedua tungkai kaki Sella diangkat setinggi mungkin dan tegak lurus untuk memastikan agar Sella dapat menjadi hamil dari perkawinannya itu.

Setelah memastikan bahwa rahim Sella telah menyerap seluruh calon bayi pemimpin mereka dan setelah mereka puas mengentoti Sella, dimulailah acara bukkakke sebagai acara penutup. Keempat penjahat laki-laki itu berlutut mengelilingi tubuh Sella yang tergeletak diatas ranjang. Mereka lalu mengocok kemaluan mereka dihadapan Sella. Sementara pemimpin para penjahat yang baru saja mendapat giliran memperkosaSella kini melebarkan paha Sella selebar mungkin sehingga vagina Sella terpampang jelas. Mereka menekan kepala dan hidung Sella sehingga Sella tidak bisa bernafas, Sella terpaksa membuka mulutnya dan bernafas melalui mulutnya.

Karena sudah terangsang berat dari tadi, satu persatu penis para penjahat itu menyemburkan sperma hangat kental memenuhi mulut Sella sehingga meluber keluar melewati bibir Sella. Namun, Sella tampaknya tidak mau menelan sperma mereka. Salah satu dari penjahat itu membawa sebuah sedotan minuman. Mereka lalu mulai menyendoki sperma yang tertampung di rongga mulut Sella dengan sedotan itu.

Sperma yang berhasil disedot mereka lalu dituangkan ke memek Sella melalui sedotan itu, sementara memek Sella dikocok-kocok agar menyerap sperma mereka. Mereka berharap Sella mau menelan sperma mereka saat menyadari bahwa sperma yang masih tertampung di mulutnya akan dipakai untuk menghamilinya. Namun, Sella sudah kelelahan untuk berontak dan ia bersikeras untuk tidak menelan sperma para penjahat itu.

Nyaris setengah dari sperma yang tertampung di mulut Sella telah dituangkan ke rahim Sella, namun tidak ada tanda-tanda bahwa Sella akan menelan sperma di mulutnya. Karena kesal melihat tingkah laku Sella, mereka kembali menekan hidung Sella dengan keras sehingga Sella sulit bernafas, apalagi dengan sperma yang masih tertampung di mulutnya membuatnya tidak dapat bernafas menggunakan mulutnya.

Sella terpaksa menelan sperma para penjahat itu. Setelah menelan seluruh sperma para penjahat itu yang disuapkan padanya, Sella langsung tertidur kelelahan.
Rendi merasa amat geram karena ia hanya bisa melihat Sella diperkosa dalam keadaan sedang mengenakan gaun pengantinnya dan Sella diperkosa di depan matanya, namun ia tidak bisa menolong Sella.

Sella benar-benar berantakan setelah perkawinannya dengan kelima penjahat itu, kedua payudaranya yang telah penuh cupangan dan bekas lipstiknya mencuat keluar dari gaunnya yang dilorotkan oleh pimpinan penjahat itu. Rok gaunnya tersingkap hingga pusarnya sehingga kewanitaannya terlihat jelas. Di stocking putihnya sudah terdapat banyak bercak darah keperawanannya dan sperma para penjahat itu.

Wajah Sella yang berlumuran sperma tampak sayu; lipstiknya sudah meluber ke sekitar bibirnya yang masih terengah-engah kelelahan Matanya terpejam dan sembab, kelopak matanya yang dirias pink kini berantakan karena air matanya. Mahkota bunganya sudah rusak dan riasan bunga itu bertaburan di sekitar ranjang tempat ia kini terbaring. Tudung kepalanya yang sudah kusut masih menempel di rambutnya yang kini

Penjahat perempuan itu kembali mendapat ide dan ia lalu berdiskusi sebentar dengan para penjahat yang baru saja berhasil memperkosa Sella. Para penjahat itu setuju dengan ide perempuan itu. Mereka lalu mendekatkan wajah Rendi ke kewanitaan Sella.


Rendi bisa melihat bibir kewanitaan Sella yang tadinya seperti dua buah garis lurus kini telah melengkung akibat perkawinannya dengan kelima pria bejat itu. Rendi bisa mencium bau amis sperma di kewanitaan Sella yang tadinya sempat dibanjiri sperma. Penjahat yang melepas celana dalam Sella lalu memijat kewanitaan Sella didepan wajah Rendi.

Sella kembali mendesah penuh kenikmatan karena jari-jari penjahat itu memijat vaginanya dengan sempurna. Beberapa saat kemudian, Sella mendesah keras sekali, tubuhnya menikung keatas, dan kedua kaki dan tangannya menegang. Penjahat wanita itu segera mencabut pembalut wanita bekas Sella dari mulut Rendi, dan menempelkan mulut Rendi ke kewanitaan Sella. Rendi lalu merasa mulutnya dipenuhi cairan panas dari kewanitaan Sella.

Rendi lalu sadar bahwa cairan dalam mulutnya itu adalah air seni Sella. Rendi tidak punya pilihan lain selain mereguk air seni Sella. Rupanya apabila Sella telah mencapai puncak orgasmenya, maka ia akan buang air kecil. Kini Rendi bisa merasakan sendiri air terjun kristal yang tadi ia lihat, dan bau pesing cairan itu. Setelah Rendi selesai meminum air seni Sella, mulutnya kembali disumpal dengan celana dalam Sella.

Mereka lalu merapikan Sella kembali dan memakaikan baju lagi pada Sella. Rendi lalu dibawa ke toilet dan diikat di kloset, kemudian para penjahat kabur meninggalkan rumah dengan membawa pengantin wanita mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4