Langsung ke konten utama

Penderitaan Veirin Si Amoy Menyedihkan


By : Erva

Tak ada yang pernah menyangka, kehidupanku yang awalnya penuh dengan keceriaan kini telah berubah menjadi sebuah penderitaan yang berkepanjangan.Siang itu, aku berjalan pulang dari kampusku. Membawa tas tangan berisi buku-buku dan perlengkapan kuliah lainnya. Selain itu ada sesuatu yang aneh terpasang dalam diriku, ya sebuah
Kalung anjing berwarna merah menempel di leherku, mengikatku seperti layaknya seekor hewan peliharaan.

Ada sebuah tag yang menempel di kalung itu bertuliskan "Veirin Sex Slave" yang tak kalah mengerikan ternyata dibalik tag itu juga ada sebuah tulisan yang berbunyi "Jika menolak diperkosa hubungi : 0812-6969-6969" nomer telepon Mistressku yang kejam.Aku tidak diperbolehkan menggunakan pakaian dalam dan hari itu aku menggunakan rok mini berwarna cerah, sepatu dengan hak tinggi stiletto. Serta sebuah blouse peach berbahan tipis yang panjangnya memaksaku memperlihatkan sebagian perutku yang rata.

Hari itu bukan hari keberuntunganku karena ketika aku berjalan menyusuri trotoar kulihat ada segerombolan pemuda, mungkin anak-anak STM atau pengangguran yang memandangku dan berjalan mendekatiku. Jumlah mereka 5 orang dan aku tahu aku harus segera menyebrang untuk menghindari mereka. Tapi ketika aku menyebrang, mereka juga segera menyebrang diagonal dan langsung menghampiriku.

"Hai cewek, baru pulang kuliah ya. Baju lu seksi amat sih" ujar salah satu dari mereka.

"Iya pahanya mulus lagi. Bole gak kita grepe grepe bentar hehe..

Aku terdiam dan mengacuhkan mereka sambil terus berjalan namun dalam sekejap mereka mengepungku.

Aku tahu ini akan menjadi buruk, tapi aku hanya bisa pasrah. bagaimanapun aku memang hanyalah budak seks. Dan Mistressku akan sangat suka jika aku mengalami keadaan seperti ini.

Mistressku sudah memberikan perintah yang jelas bahwa ketika ada orang yang ingin meraba dan menyentuhku aku tidak boleh memberikan perlawanan. Bahkan ketika aku diperkosa aku harus berterima kasih kepada para pemerkosaku. Jika aku menolak dan dia tahu, maka dia akan menghukumku dengan sangat mengerikan. Aku masih ingat 3 bulan lalu ketika ada segerombolan tukang tambal ban yang menyergapku dan aku menolak mati-matian. Mereka entah bagaimana berhasil membaca tag di kalung anjingku. Dan karena nomer mistressku begitu mudah untuk dihafalkan. Pada kejadian itu aku akhirnya hanya diraba-raba, aku berhasil lari dengan teriak sekencang mungkin dan menarik perhatian satpam gedung yang kebetulan lewat. Aku berhasil lolos dari mereka. Tetapi tanpa kusadari Mistressku mendapat telepon dari mereka.

Aku mendapat hukuman kejam saat itu. Aku diikat kemudian Vaginaku dimasukan es batu dan mendapat 20 kali cambukan. Aku kedinginan dan kesakitan tapi sampai semua es batu meleleh aku tidak dilepaskan. Berikutnya Buah dadaku mendapatkan 30 kali cambukan dan dijepit dengan penjepit jemuran baju selama 15 menit. 

Belum selesai, Mistressku menyeretku dengan hanya menggunakan pakaian dari koran membawaku kembali ke tempat penambal ban. aku dipinjamkan selama 24 jam secara bebas kepada penambal ban dan aku habis-habisan dipakai selama 24 jam oleh penambal ban dan teman-temannya. Pakaian dari koranku sudah hancur tak berbentuk diakhir sesi pemerkosaan mengerikan itu. 

Aku pulang di tengah malam dalam keadaan telanjang, hanya menggunakan kalung anjingku. Malam itu aku harus memohon supir taksi untuk mengantarku dan mengijinkannya menyetubuhiku sebagai tips selain ongkos pulang yang aku berikan ketika aku mencapai apartemenku. Aku sungguh tidak mau lagi merasakan hal itu. Apalagi Mistressku sudah bilang akan menjahit vaginaku jika aku menolak diperkosa lagi.

Kali ini aku hanya terdiam ketika mereka mulai menyentuh buah dadaku dan merasakan bahwa aku tidak memakai bra. Mereka mengejekku

"wah non berani ya, non suka ya diginiin"

"perek kali... hahahhaa"

"lonte cina nih...."

"wah ada tulisan di kalungnya.... sex slave... wahahaha"

"kamu nurut aja...."

"wah kalo dia nolak kita diminta telepon nih..."

aku langsung panik dan memohon "saya akan menurut tuan-tuan, mohon jangan telepon." ujarku panik.

"kalo gitu silangin kedua tangan lu dibelakang, busungin tuh toket."

"i-iya tuan" ujarku pasrah, air mataku mulai menggenangi mataku. Dengan sekejap aku menyilangkan kedua tanganku di belakang.

"boleh donk kita angkat bajunya" ujar salah satu dari mereka

"saya cuma budak, saya tidak punya hak untuk menolak tuan." ujarku sambil menahan malu. aku memalingkan wajahku tidak mau melihat ekspresi kegirangan menjijikan mereka yang membuka bajuku.

Salah satu pria itu menarik bajuku ke atas dan membuat buah dadaku menggelantung bebas tertepa angin dan cahaya.


"wah tokednya boleh juga nih" ujar mereka sambil tangannya memainkan putingku di pinggir jalan. Mobil-mobil berlalu tapi tampak tidak ada yang tertarik menolongku. Beberapa mobil mungkin melihat dadaku dengan bebas dan aku hanya terdiam, tanganku kusilangkan dibelakangku dan aku mendisplay diriku layaknya pelacur murahan, mendorong dadaku sedikit ke depan agar para pemerkosaku dapat dengan bebas memainkannya.

"wah putingnya mengeras !" ujar mereka kegirangan. Aku hanya terdiam menahan malu dan air mata. Aku tahu ini tidak akan sebentar dan akan berlarut-larut. Aku sudah tidak tahu sudah berapa kali aku diperkosa dalam satu tahun terakhir, aku tidak lagi menghitung semenjak aku masuk kuliah.

Tidak puas hanya memainkan dadaku, mereka mengangkat rok miniku.

"Wah dia ga pake celana dalam !" ujar seseorang melihat vaginaku yang tidak berbulu. Mistressku selalu melakukan waxing terhadap bulu-bulu yang ada di tubuhku. Mistressku menganggap bulu adalah bentuk pakaian dan aku tidak boleh memakai pakaian dalam sama sekali, termasuk buluku. Setelah beberapa tahun terus-menerus waxing dengan cara yang menyakitkan kini mereka tidak tumbuh lagi.

Mereka langsung meremas-remas vagina dan dadaku dengan buas. Salah satu dari mereka segera menggiringku ke jalanan yang lebih sepi. Mereka menggiringku dengan menarik puting dadaku, dan aku tanpa melawan menurut dengan pasrah saat mereka menarik putingku menyusuri jalanan ke dalam sebuah gang sempit. Aku digiring dengan cubitan menyakitkan pada putingku dan aku tidak bisa melawan, hanya bisa pasrah menerima nasibku.

Jarak ke gang sempit itu sekitar 200 meter, jadi aku dipermalukan dengan cara digiring seperti pelacur yang paling hina. Puting kananku ditarik dan aku hanya berjalan dengan tangan disilangkan dipunggung dan mengikuti mereka. Bajuku masih terangkat di atas dadaku. Dan rokku diangkat dan ujung bawah rokku diselipkan di pinggangku sehingga aku memamerkan vaginaku yang telanjang bulat.

Dalam gang sempit mereka langsung menelanjangiku dan memaksaku berlutut untuk melayani mereka. Aku menghisap kemaluan mereka sementara kedua tanganku sibuk mengocok kemaluan lainnya.

Batang kejantanan itu terlalu besar hingga mulutku tidak bisa menampung seluruh batang itu, ditambah lagi bau yang keluar dari benda itu menambah siksaan pada diriku.


“Ayo perek, yang bener nyepongnya nanti gua laporin ke majikan lu !!

Dengan terpaksa aku terus mengulum kejantanannya, membuat pemuda tsb merem melek sambil melenguh keenakan.

"Uhh.. emang mantap nih sepongan perek cina !!

"Gantian bro, gua juga pengen diisepin hehe..

Kemudian secara bergantian kejantanan mereka menerobos dan mengaduk aduk rongga mulutku hingga membuat air liur ku menetes keluar melalui samping bibirku.

Para pemuda itu mendesah merasakan belaian lidahku pada penis mereka serta kehangatan yang diberikan oleh ludah dan mulutku. Sepertinya Ini memang pertama kalinya bagi mereka merasakan nikmatnya pelayanan oral seks dari seorang gadis chinese seperti diriku. Aku sendiri walaupun merasa jijik dan kotor, tanpa disadari mulai terangsang dan terus mengulum benda itu dalam mulutku sambil sesekali menyedot kepala penis tsb dengan kuat.

“Uuhhh…gitu moy, enak…mmmm !” gumamnya sambil memegangi kepalaku dan memaju-mundurkan pinggulnya.

Aku bisa merasakan ketika wajahku semakin tertekan ke selangkangan dan buah pelirnya yang berbulu lebat itu, Kurasakan kejantanan pemuda itu

semakin berdenyut-denyut didalam mulutku dan sesekali menyentuh kerongkonganku. Sekitar sepuluh menit lamanya aku harus melakukan hal itu, sampai pemuda berbadan kurus tsb menekan kepalaku sambil melenguh panjang.

“Ooohh…keluar nih moy isep…awas kalo dimuntahin, sekalian bersihin kont-lnya !” perintahnya dengan nafas memburu.

Cairan putih kental itu menyembur deras di dalam mulutku dan mau tidak mau, aku harus menelannya, rasanya yang asin dan kental itu membuatku hampir muntah sehingga tersedak. Beberapa saat kemudian barulah semprotannya melemah dan berhenti. Aku langsung terbatuk-batuk begitu dia mencabut penisnya dari mulutku. Nafasku pun terengah-engah mencari udara segar, tak terasa air mata telah mengalir membasahi wajahku.

Salah satu pemudanya yang masih mengenakan seragam sekolah menyuruhku untuk menungging dengan kedua tanganku bertumpu pada sebuah gerobak pedagang kaki lima yang sudah tak terpakai lagi.

“Oohh…udah dong bang. Tolong lepasin aku.. aku memelas dengan lirih

Mendengar itu, pemuda berseragam sekolah itu cuma nyengir saja, dia merenggangkan kedua pahaku dan menempelkan penisnya pada bibir kemaluanku.

“Uugghh…oohh !” desahku dengan mencengkram pinggiran gerobak kayu tsb dengan kuat saat penis itu melesak ke dalam vaginaku.

Tangannya memegang dan meremas pantatku sambil menyodok-nyodokkan penisnya, cairan yang sudah membanjir dari vaginaku menimbulkan bunyi berdecak setiap kali penis itu menghujam. Suara desahanku membuatnya semakin bernafsu sehingga dia meraih payudaraku dan meremasnya dengan gemas seolah ingin melumatkan tubuhku.

Limabelas menit lamanya pemuda itu menyetubuhiku dalam posisi demikian, seluruh bagian tubuhku tidak ada yang lepas dari jamahannya. Sekalipun merasa pedih dan ngilu oleh caranya yang barbar, namun aku tak bisa menyangkal aku juga merasakan nikmat yang sulit dilukiskan. Akhirnya, pemuda itu menggeram dan merasakan sesuatu akan meledak dalam dirinya, penisnya dia tekan lebih dalam ke dalam kemaluanku, serangannya juga makin gencar sehingga tubuhku dibuatnya berkelejotan dan merintih. 

Kemudian dia melepaskan penisnya dan cret…cret…cret, spermanya muncrat membasahi pantatku. Belum cukup sampai situ, disuruhnya aku menjilati penisnya hingga bersih, setelahnya barulah dia merasa puas dan memakai kembali celananya. Aku bersimpuh di lantai dengan menyandarkan kepala dan tubuhku pada gerobak kayu itu, wajahku terasa lesu berkeringat dan bekas air mata, dalam hatiku berkecamuk antara kepuasan yang sensasional ini dan rasa benci pada pria yang baru saja memperkosaku.

Sekarang mereka masih sibuk menggerayangiku dan aku tidak ingat seberapa kali mereka memperkosaku. Mereka memasukan kemaluan mereka ke dalam liang kewanitaanku setidaknya satu orang satu kali. Mereka mengeluarkan sperma mereka di dalam liang kemaluanku. Aku sudah di-steril sejak aku menjadi budak seks pada saat SMA di usiaku yang ke 16 sehingga aku tidak perlu takut hamil lagi sekarang. Bukan saja aku melayani ke5 pemuda tadi, beberapa orang yang melewati kamipun ada yang ikutan memainkan payudaraku, atau ikutan minta diservis. Beberapa memaksaku mengulum penis mereka, beberapa memperkosaku, dan beberapa hanya merekamku.

Ketika matahari terbenam aku hanya bisa terduduk lemas tanpa harga diri dengan rambut dan badan penuh sperma. Bahkan di mulutku masih tersisa sperma-sperma dan aku hanya bisa menangisi nasibku. Mereka meninggalkanku di sisi gang. Kejadian itu begitu buram dan mengerikan. Suara deru kendaraan terdengar di kejauhan dan aku hanya bisa berusaha berdiri, mengambil pakaianku yang berserakan dan segera berjalan pulang.

Aku tahu di perjalanan beberapa orang menatapku dengan jijik dan mungkin curiga apa yang telah terjadi padaku tapi aku sudah tidak peduli lagi. Aku berjalan secepat mungkin dan masuk ke dalam apartemenku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4