Langsung ke konten utama

Kisah Clara 6


Setelah turun dari mobil meninggalkan supirku, aku bergegas berjalan ke kolam renang, selama perjalanan menuju kolam renang aku merasa orang lain seperti melihat kepadaku mengetahui bahwa aku tidak memakai daleman hanya menggunakan baju renang yang mencetak seluruh lengkuk tubuhku. Aku sedikit memperlambat langkahku merasakan nikmat bibir vaginaku yang langsung menempel kebaju renangku yang ketat ini.
Sesampai dikolam renang aku melihat Supri dan teman temannya sedang asik bermain bersama murid murid perempuan di ujung kolam renang. Aku pun berjalan menuju tempat Supri dan teman teman nya berada

"Heiii lonte kita datang nih. Ucap salah satu murid.

"Loh kok pake jaket !! bentak supri yang membuatku sedikit memundurkan badanku karena kaget.

"Gua kan suruh lo cuman pake baju renang yang kemarin gua pilih tanpa pake daleman, kok sekarang lo juga pake jaket. Kat Supri melanjutkan ucapannya.

"Gua gak pake dalaman kok, aku malu kalau nanti diliatin orang waktu jalan kesini, jadi aku pake jaket" ucapku takut melihat sikap supri

"Gua gak perduli sama alasan lo, lo sudah melanggar perintah gua, sekarang lo harus terima hukuman. Ucap Supri.

"Jangan hukum gua supri, lain kali gak bakal aku ulangi lagi kok, pleaasee.. Ucapku memohon.

"Ini pelajaran biar lo ingat sama kesalahan lo, buka jaketnya ngapain dipake mulu. tanpa menunggu perintahnya yang kedua, aku pun menurunkan resleting jaketku hingga kebawah sampe terbuka. Aku renggangkan kedua tanganku agar dapat dengan mudah membuka jaketku

"Nah kan gini lebih seksi, meki sama toket lo ngeplak dibaju haha.. ucapnya diikuti anak anak lain yang juga tertawa melihat bajuku yang mencetak jelas lengkuk badanku

"Ini pentil sudah tegang banget, sange ya lo clara" ucap salah satu murid cowok sambil menarik narik putingku yang masih terbungkus oleh baju renang

"Arrrrkkhhhh pelan pelan, aku gak sange cuman karena kedinginan aja" ucapku menikmati setiap tarikannya

Mendadak tangan murid laki laki itu turun dan langsung mengelus ngelus vaginaku, 

"Ini yang dibawah sudah basah banget, masih pura pura polos. Ucapnya sambil terus mengelus vaginaku sambil sesekali menusuk nusukkan jarinya kedalam vaginaku yang masih terbungkus celana.

"Sekarang gua ada perintah buat lu, gua mau lu nurutin semuanya tanpa protes. Ucapnya.

"Iya supri, apa itu" ucapku sambil sedikit mendesah menikmati jari anak laki laki itu yang masih mempermainkan vaginaku

"Lu liatkan di situ ada petugas pembersih kolam" aku pun melihat kearah yang ditunjuk oleh supri, ternyata seorang laki laki yang sudah berumur sedang mengambil daun daun yang terjatuh dikolam renang

"Gua mau lu godain itu aki aki, lu minta dia buat ajarin lu berenang" ucapnya

"Kenapa gak sama pak joni aja, dia kan guru kita, aku juga gak bisa sama sekali berenang, gimana nanti kalau tenggelam" ucapku kembali membela

"Kan sudah gua bilang lu jangan ngelawan, mau lu sudah bisa atau belum gua gak peduli intinya lu harus minta dia ajarin, atau gak gua kasih hukuman yang lebih berat. mendengar ucapan nya aku pun ngeri untuk melawan perintah Supri, takut sama hukuman aneh apa yang akan dia berikan kalau nanti aku melawan.

"Woiiii kalau gua ngomong di jawab, gak usah bengong, gua tau lu pasti mikir yang aneh aneh sama bapak itu haha.. Ucapnya sambil tertawa keras.

"Iya Supri. aku pun menjawabnya dengan singkat dan mulai berjalan menuju petugas kebersihan itu

Aku berjalan pelan kearah petugas kebersihan itu, aku sangat gugup jantungku berdebar keras, aku bingung bagaimana meminta agar petugas kebersihan itu mau mengajariku buat berenang. Lama kelamaan aku semakin mendekat kearah tempat petugas kebersihan itu, kulihat ternyata bapak itu sudah agak tua terlihat dari kulitnya yang sudah berkeriput, kalau aku tafsir mungkin umurnya sudah 50 tahunan tapi badannya masih sangat bugar untuk bekerja sebagai petugas kebersihan

"Permisi pak" ucapku sedikit gemetar, bapak itu pun menoleh kearahku

"Iya dek" ucapnya sambil mukanya tertegun melihat kearahku, aku tau dia melihat lengkuk tubuhku yang tercetak jelas dibaju renangku

"Ehmmmmm nama bapak siapa" ucapku membuka obrolan

"Ooohhh paijo dek" ucapnya sedikit kaget karena matanya terlalu fokus melihat setiap inci lengkuk badanku

"Gini pak, aku mau minta tolong bisa ?

"Barang adek ada yang hilang ya" ucapnya sambil matanya tetap melihat kebadanku terutama bagian vagina dan payudaraku.

"Bukan pak, Clara mau minta tolong buat diajarin berenang. Ucapku sambil tanganku mencoba menutupi vagina dan payudaraku.

"Aduh maaf dek bapak gak bisa, bapak masih jam kerja nanti kena marah. Ucapnya

"Yah masa gak bisa pak, tolong pak bantuin clara. Ucapku kecewa mendengar jawabannya.

"Ya sudah bapak coba ajarin sebentar aja. Ucapnya.

"Iya pak gak papa pak, yang penting bapak ada ajarin aku aja" ucapku senang

"Tapi sebelum belajar bapak mau nanya sesuatu boleh, tapi jawabnya harus jujur"

"Apa itu pak" ucapku bingung

"Adek gak pake daleman sama sekali ya" ucapnya sambil tersenyum

"Iya pak aku gak pake daleman" ucapku jujur toh sudah kelihatan jelas kalau badanku tercetak jelas dibaju renang

"Kenapa gak pake daleman dek" ucapnya penasaran

"Iya pak biar mudah kalau belajar berenang" ucapku berbohong

"Hahahaha kenapa gak sekalian aja telanjang dek" ucap bapak itu mesum.

"Malu pak kalau diliat orang" ucapku malu malu seperti tidak ada harga diri lagi

"Tapi gak malukan kalau diliat sama bapak" ucapnya sambil melihat kearahku dengan mesum

"Kalau sama bapak ngak kok" ucapku sambil sedikit tersenyum

"Ok dek, sekarang coba adek masuk kedalam kolam renang, berdiri di pinggir kolam renang" ucapnya memberikan arahan.

Aku pun duduk dipinggir kolam memasukkan kedua kakiku kedalam air, walaupun sudah siang ternyata air kolam masih terasa dingin. Setelah badanku terbiasa dengan suhu air kolam renang aku pelan pelan memasuk badanku kedalam air sambil berpegangan dengan pinggir kolam renang. Aku sedikit takut tenyata kakiku tidak dapat menyentuh pada dasar kolam renang

"Sekarang coba adek mengambang di dalam air, pelan pelan lurusin badannya. Ucapnya. 

Aku pun mencoba mengikuti arahannya, sambil berpegangan aku mencoba agar kedua kaki ku dapat mengambang diatas air

"Aduh gak bisa pak, terasa kayak berat gitu badan clara" ucapku

"Adek itu terlalu tegang, jangan tegang dulu, coba sekali lagi" ucapnya sambil tangannya memijat pundakku dari atas kolam renang

"Iya pak ternyata bisa pak" ucapku kesenangan setelah berhasil membuat kedua kakiku mengambang didalam air walaupun belum sempurna, separuh badanku masih tertutup air

Byyuuuurrrrrr

"Loh kok bapak masuk kekolam renang juga" ucapku kaget

"Gak papa biar lebih mudah ngajarin adek" ucap bapak itu

"Itu baju bapak basah semua gak papa?" Ucapku sedikit iba

"Tenang bapak ada baju ganti 1 lagi kok" ucapnya

"Sekarang coba adek ngambang lagi kayak tadi, bapak mau kasih contoh gerakan yang benar" aku pun memposisikan posisi badanku mengambang seperti tadi

"Bapak pegang ya kakinya. Ucapnya

"Iya pak" ucapku yang sebenarnya ragu memberikan ijin. Tangan besar bapak itu langsung memegang kedua kaki ku, tetapi bukan memegang telapak kaki ku tapi langsung memegang kedua pahaku

"Aduh pak kok pegangnya disitu sih pak" ucapku merasa geli karena tangannya sedikit mengelus pahaku

"Iya dek bapak pegang disini biar lebih enak posisi megangnya, adek gak marahkan" ucapnya sambil diam diam meremas pahaku

"Iya pak tapi jangan keras keras"

"Gak mungkin la bapak keras keras sama paha seindah ini" ucapnya sambil tangannya terus mengelus dipahaku. Kemudian dia menaikkan pahaku lebih tinggi sampai hampir kepermukaan air

"Nah seperti ini posisi yang benarnya, diingat ya dek biar mudah kalau mau berenang" ucapnya


"Iya pak, clara sudah ingat kok" ucapku ingin segera menyudahi kegiatan ini

"Dek clara karena bapak gak ada waktu lagi bapak mau ajarin 1 cara biar lebih cepat lagi bisa berenangnya" ucapnya.

"Apa itu pak" ucapku penasaran

"Adek pernah gak liat anak kecil belajar berenang"

"Sudah pernah pak, tapi sudah lama"

"Bapak mau ngajarin adek kayak gitu, jadi nanti badan adek telungkup kedalam air, nanti tangan bapak pegangin badan adek biar gak tenggelam habis itu adek gerakin deh kedua kaki dan tangan seperti orang berenang" ucap bapak itu menjelaskan dengan lengkap

"Ehmmm gimana ya pak, berarti bapak nanti megang badan aku dong" ucapku ragu

"Iya dek, kan adek sendiri yang bilang kalau gak malu sama bapak" ucapnya mengingatkan. Mendengar kata kata itu aku berpikir kalau aku menolak permintaan bapak itu dan supri tau bisa bisa habis aku dikerjaiin sama mereka.

"Iya deh pak, tapi tangannya jangan sembarang pegang ya" ucapku memberi larangan

"Aduh adek cerewet bener sih" sambil mencubit pipiku gemas

"Sekarang adek diam ya diposisi ngambang" ucapnya sambil tanganya menyusup kebawah badanku untuk menopang tubuhku, tangan satunya memegang pahaku sedangkan tangan satunya seperti ingin memegang payudaraku

"Jangan disitu pak" teriakku kaget melihat gerakan tangannya

"Rada keatas aja pak"

"Hehehhe iya dek" ucapnya mesum sambil menaikkan posisi tanganya dekat dengan leherku

"Sekarang coba adek lepas pegangan tangannya" aku pun melepas genggaman tanganku pada pinggir kolam, mendadak tangan bapak itu memundurkan badanku menjauhi pinggir kolam

"Aduh pak jangan jauh jauh aku takut tenggelam" ucapku ketakutan

"Kalau sama bapak aman kok, sekarang coba kamu gerakkan kedua tangan sama kakimu dengan serempak seperti orang berenang" ucap nya, aku pun mencoba mendorong dorong kakiku dan menggoyangkan tanganku. Mungkin karena gerakan badanku yang kuat tanpa aku sadari ternyata tangan kiri bapak itu sudah memegang salah satu payudaraku

"Ehhhmmmm anu pak tangan bapak kok disitu" ucapku sedikit mendesah karena tangannya meremas remas payudaraku

"Oh tangan bapak yang ini ya" ucapnya sambil menyontohkannya dengan cara meremas payudaraku dengan keras

"Aarrrkkkhhh iya pak, tolong jangan diremas remas" ucapku sambil mendesah

"Mesum sekali suara mu dek, tangan bapak disini biar megangnya mudah, biar adek tidak jatuh nanti" ucapnya menakutiku

"Iya pak gak papa disitu, tapi tolong jangan diremas remas lagi" ucapku terbatah batah

"Ok dek bapak remas nya dikit aja ya, gemes soalnya kenyal kenyal gini" ucapnya sambil masih meremas remas payudaraku lebih lembut lagi.

"Jangan diam keenakan dong dek, coba gerakin tangan sama kakinya lagi " ucapnya sambil tertawa melihat tingkahku. Aku pun berusaha mencoba menggerakan tangan dan kaki ku lagi, tapi dengan rangsangan yang terus menerus diberikan ke payudaraku, gerakanku tidak selincah tadi malah cenderung kaku. Lama kelamaan aku merasa seperti badanku miring kedalam air

"Aahhhh tolong pak aku mau tenggelam" ucapku terbatuk batuk karena air kolam masuk kedalam mulut ku

"Aduh kamu jangan kaku clara, badan kamu jadi gak seimbang, pegangan bapak juga kurang enak buat menahan semua badan kamu" ucapnya sambil memperbaiki posisi aku seperti semula

"Uhuk uhukk uhukkkk emang pegangan bapak yang enak gimana" ucapku sambil masih terbatuk batuk

"Tapi adek jangan marah ya, bapak cuman ngasih saran biar adek cepat bisa" ucapnya

"Iya apa itu pak"

"Gini dek, kan jari jari tangan kanan bapak gak bisa memegang badan kamu dengan posisi yang enak, gak seperti tangan kiri bapak ini bisa pegang toket kamu, jadi tangan kanan bapak kurang kuat megangnya" ucapnya sambil meremas payudaraku lagi

"Aduh jangan diremas lagi pak, terus mau bapak gimana" ucapku kesal

"Bapak mau masukin dua jari bapak kemeki kamu dek" ucapnya sambil melihatku mesum

"Gak usah gila ya pak, minta yang aneh aneh" ucapku marah

"Ya terserah adek, kalau adek sampe tenggelam bapak gak mau tanggung jawab ya" ucapnya mengancamku, aku pun bingung dan tidak mau kejadian hampir tenggelam tadi terulang lagi

"Tapi aku kan masih pake baju renang pak, masa dilepas" ucapku bingung

"Aduh adek ini, langsung mau telanjang aja hahahhaha" ketawa bapak itu keras

"Gini aja bapak gunting aja celana renang kamu di bagian meki kamu, biar jari bapak bisa masukin dengan mudah" ucapnya menjelaskan

"Jangan pak nanti kalau kena vaginaku gimana, nanti malah berdarah" ucapku takut

"Tenang kamu ikutin aja perintah bapak, bapak sudah ahli dalam hal menggunting" ucapnya sambil mengambil kunting di tas kerjanya

"Awas ya pak jangan sampe kena"

"Iya, kalau gak luka gimana, bapak dapat apa coba" ucapnya mesum

"Kan nanti bapak bisa pegang vagina aku" ucapku polos

"Jadi dibolehin nih bapak pegang meki kamu"

"Iya pak boleh asal nanti jangan sampe luka ya"

"Sekarang kamu ngangkang gih yang lebar bapak mau gunting celana kamu" mendengar ucapannya aku pun mengangkangkan kaki ku dengar lebar, maklum aku sudah sering ngangkang jadi bukan hal yang sulit lagi bagi ku

"Wah lebar bener, sudah sering ya dek" ucap nya meledekku

"Ayo pak cepet digunting nya, dingin kaki ku" ucapku memberi alasan. Awalnya bapak itu mengelus vaginaku dengan tangan kirinya untuk memastikan posisi dari vaginaku, kemudian sedikit menarik celana renang ku keatas agar mudah kepotong

Kkkkkreeeeekkkk terdengar dia mengunting celana renang ku dengan cepat dan membuat lobang yang memperlihatkan bagian vaginaku

"Wah cantik bener meki kami dek, warna nya juga bagus" ucapnya

"Aduh jangan di puji pak, clara jadi malu" ucapku sambil menutup mukaku dengan tangan

"Sekarang bapak kasih contoh ya posisi jari bapak dimeki kamu biar gak kaget nanti" ucapnya sambil memperlihatkan jarinya didepan mukaku, aku melihat kukunya panjangnya yanh terlihat kotor

"Iya pak, yang lembut ya masukinnya" ucapku sambil menggigit bibir bawahku agar desahanku tidak keluar

"Ehhhhmmmmm ehhhhhmmmmm" desahanku tertahan ketika kedua jarinya yang berusaha masuk kedalam vaginaku

"Wah meki kamu masih sempit banget dek, cuman kok sudah bergelambir gini" sambil jempolnya mempermainkan gelambirku

"Ehhhmmmmm aku juga gak tau pak" ucapku sambil menahan desahan karena jari bapak itu masih didalam vaginaku

"Tapi gak papa tambah buat meki kamu lebih menggoda lagi" ucapnya, aku tidak memperdulikan kata katanya hanya menikmati setiap gerakan jarinya didalam vaginaku

"Aduh adek ini kebiasaan, langsung keenakan aja muka nya, sekarang pak lepas ya jari bapak, nanti didalam kolam renang bapak masukin lagi ya" ucapnya

"Jangan dikeluarin pak, nanti mendesah lagi aku pas mau dimasukin" ucapku melarang jarinya untuk keluar

"Hahhaha kamu keenakan sama jari bapak ya"

"Ehmmmmmmm"

"Di jawab dong , atau bapak keluarin jari bapak " ucapnya menantangku

"Iya pak enak banget" ucapku pasrah

"Nah gitu, jadi kan bapak gak bakalan keluarin jari bapak, yuk masuk kedalam kolam lagi, posisi nya kayak tadi ya" ucapnya, aku pun mengikuti bapak itu masuk kedalam kolam dengan posisi jari tangannya yang masih didalam vaginaku yang sesekali dia gerak gerakkan membuat cairan vaginaku terus mengalir keluar

Aku pun memposisikan tubuh ku berada diatas kedua tangan bapak petugas kebersihan itu

"Ayo gerakin tangan sama kaki nya kayak tadi ya dek" ucapnya sambil tangan nya mempermainkan badanku dengan terus meremas payudaraku dan mengorek ngorek lubang vaginaku. Aku pun mulai menggerakkan tanganku dan kaki ku dengan kaku. Setiap kaki ku bergerak aku merasakan seperti vaginaku menjepit jarinya dengan kuat yang membuat aku semakin terangsang

"Aaaaarrrrkrkkkkhhhhh" mendadak badan mengejang dengan hebat seperti ikan yang kekurangan air dengan suara desahanku yang cukup kuat, cairan cintaku pun keluar bercampur dengar air kolam renang

"Yah sudah keluar aja dek ahahhah" ucapnya senang melihat badanku yang masih mengejang ngejang dengan indah

"Claraaaa ayo sini kita sudah mau pulang" teriak supri dari ujung kolam

"Aduh maaf pak, aku sudah dipanggil" ucapku sambil mendorong tangan bapak itu agar jari nya dapat keluar dari dalam vaginaku

"Kok gitu kamu enak tapi bapak belum enak" ucapnya protes

"Iya nanti kalau clara kesini lagi, clara kasih bapak yang enak" ucapku dengan senyum mesum

"Ah adek pasti gak bakal kesini lagi" ucapnya kecewa sambil menatap mukaku yang sudah sange dari tadi

"Sekarang bapak coba cium meki clara, buat buktiin kalau clara gak bohong" ucapku sambil mengangkangkan kakiku dipinggir kolam, bapak itu pun langsung membuka bibir vaginaku dan mencium aroma dari lubang vaginaku

"Ehmmmmm enak bau nya sama rasa nya juga enak" ucapnya sambil menjilat vaginaku

"Ehmmmm sudah ya pak, clara mau pulang dulu" ucapku pergi meninggalkan bapak itu

Aku berjalan pelan menuju tempat supri dengan langkah kaki yang kecil agar orang orang tidak dapat melihat kalau celana renangku sudah berlubang tepat dibagian vaginaku. Selama berjalan aku sangat takut bila aku terpelesat karna lantai kolam renang yang licin terkena air.

"Hoiii lama bener lu jalan kesini, mau jadi model lu ya" ucap supri kembali marah kepadaku

"Lantainya licin supri, aku takut jatuh" ucapku

"Supri lagi supri lagi, lu tau kan harus manggil gua apa" ucapnya sambil menjambak rambutku kebelakang

"Iya sayang"

"Nah gitu kan enak didengarnya" ucapnya sambil mengelus ngelus pipiku

"Gimana tadi belajarnya, sudah bisa?" Ucap supri kembali

"Sudah bisa kok" ucapku singkat

"Sudah apa? Sudah bisa ngentot ya hahahhaha" ucapnya membuat semua anak yang mendengarnya tertawa

"Sudah bisa berenang sayang" ucapku menjelaskan

"Wisss celana renang lo kenapa, meki lo sampe ngintip keluar itu " ucap salah satu murid laki laki sambil menelipkan tangannya diantara kaki ku.

"Buka kaki lo" ucapnya membentak melihat aku berusaha merapatkan kedua kakiku menutupi vaginaku. Mendapat bentakan itu aku pun sedikit merenggangkan kakiku membiarkan tangannya masuk memegang vaginaku yang tidak tertutup kain lagi. Jarinya dengan kasar membuka bibir vaginaku dan berusaha mengorek kedalam.

"Aaaarrkrkkkkkhhhhh pelan pelan doang" ucapku merasa kesakitan karena vaginaku yang masih kering terkena angin

"Makanya buka yang lebar, kaya baru pertama kali aja itu meki diliat orang" ucapnya, dengan hati aku pun sedikit lebih melebarkan kakiku dan membiarkan tangan itu mengecek vaginaku

"Ngapain lo tadi sama bapak tadi sampe celana lu bisa sobek begini" tanya supri penasaran

"Celana renang gua di gunting sama bapak itu katanya biar mudah buat ngajarin gua berenang" ucapku polos

"Hahahaha memang lu sudah gak ada harga diri lagi, disuruh aneh aneh sama bapak itu mau mau aja" ucap supri semakin menghinaku. Aku tidak menjawab hinaan supri, toh celana renang ini digunting juga karna kemauanku agar tidak tenggelam

"Ya sudah sekarang kita balik, sudah capek gua dari tadi berenang" ucapnya mengajak anak anak kelas pulang

"Ehhhhmmm sayang" ucapku ragu

"Napa lo manggil manggil, mau kontol ya lo" ucapnya

"Bukan, aku mau bilas badan dulu, badanku lengket semua kena kaporit" ucapku dengan lembut

"Ok sini lu ikut gua" ucapnya, sambil aku mengikuti supri dari belakang diikuti oleh beberapa anak anak lain penasaran.

"Loh ini kan wc laki laki sayang" ucapku bingung melihat supri masuk ke wc pria

"Terserah lu, lu mau bilas badan lu atau kita langsung pulang" ucapnya

"Tapi itu kan wc cowok, gimana kalau ada orang lain yang masuk" ucapku

"Lu sudah jadi lonte, begok lagi, lu gak liat ini kolam renang sudah sepi, gak bakalan ada yang masuk ke wc ini lagi"ucapnya, mungkin karena terlalu asik bermain dengan bapak tadi aku jadi tidak menyadari kalau kolam renang sudah sepi. Aku pun memberanikan diri untuk masuk kedalam wc cowok.

Ketika aku masuk kedalam wc cowok ternyata bentuk wc nya sangat berbeda dari wc cewek, hanya ada tiga wastafel dengan cermin besar didepannya kemudian aku melihat hanya ada satu ruangan yang lumayan besar yang digunakan untuk membilas badan. Yang membuat wc cowok kelihatan aneh buat aku, ternyata tempat mandinya tidak ada pembatas antara shower satu dengan shower lainnya.

"Hoooiiii ngapain lu bengong, buruan mandi gua mau buru buru pulang" ucap supri sambil mendorong badanku untuk masuk keruangan itu. Aku pun masuk keruangan itu kemudian menyalakan salah satu shower air. Aku membiarkan air itu membasahi seluruh badanku sambil mengatur suhu air agar lebih hangat lagi

"Buka baju lo kalau mandi" ucap salah satu murid yang tadi mengikutiku

"Gak mau gua mandinya kayak gini aja" ucapku menolak untuk membuka seluruh bajuku

"Lo taukan kalau mandi itu harus buka baju, mending lo buka baju sekarang atau gua paksa buka" ucap supri melihatku dari jauh

"Iya aku buka" aku pun mulai membuka bajuku serta celana renangku, sambil melanjutkan mandiku. Aku bilas semua badanku dengan air serta lubang vaginaku yang terasa kotor terkena air kolam

"Kapan lagi kita bisa liat cewek mandi di kamar mandi cowok, ya gak bro" ucap salah satu murid sambil menyenggol badan supri

"Yooiiii lonte kita memang paling the best" ucapnya sambil tersenyum bangga

"Mandi yang bersih ya sayang" ucap supri

"Iya sayang" aku terus melanjutkan mandiku yang sebentar lagi akan selesai

"Permisi adek adek, ada liat tas anakku yang tertinggal di wc gak" ucap bapak bapak yang sedang mencari tas anak nya yang tertinggal

"Oh diruangan mandi aku ada liat tas pak, warna merah" ucap salah satu murid

"Nah betul dek, itu tas anak saya"

"Ambil aja pak, cuman ada teman saya lagi mandi, kalau perlu sesuatu minta aja ke dia" ucapnya

"Ok makasih ya" ucap bapak itu sopan, kemudian bapak itu berjalan cepat untuk mengambil tas anaknya.

"Aaaaahhhhhhhhhhhh" teriakku keras sambil menutupi payudara dan vaginaku dengan tangan

"Aduh maaaaffff" ucap bapak itu kaget sambil mundurkan badannya

"Itu teman saya pak, bapak ambil aja tas nya gak papa" ucap supri sambil menahan badan bapak itu agar tidak mundur lagi

"Gak papa nih saya masuk" ucapnya ragu

"Tenang aja didalam itu lonte kita kok, kalau bapak mau bisa dicoba" ucapnya sambil menaikkan kedua alisnya

"Oiiiii awas lu sampe teriak lagi, buruan mandi turunin itu tangan lo" ucap murid lain yang memberiku perintah. Mendengar perintah itu aku pun menuruti nya dan melanjutkan mandiku

Aku melihat bapak itu masuk keruangan mandi dengan sedikit ragu, mungkin dia takut kalau aku berteriak lagi.

"Permisi ya neng, bapak mau ambil tas" ucap bapak itu saat berpapasan dengan aku sambi matanya melihat tubuhku dari atas sampai kebawah dengan tatapan nafsu

"Iya pak ambil aja" ucapku santai sambil membasuh badanku

"Amoy lu tau kan lu harus ngapain" teriak supri sambil matanya melotot. Melihat reaksinya aku pun tau apa yang dimaksud oleh supri

"Pak" ucapku dengan suara yang agak mendesah

"Iya dek" ucap bapak itu saat sedang mengambil tasnya

"Badan clara bagus gak pak" ucapku malu

"Bagus neng, sempurna" ucap bapak itu memberikan senyuman

"Bapak mau gak cobain badan clara ini" sambil kedua tangannya menjepit kedua payudaraku

"Yakin nih boleh bapak cobain"

"Iya pak boleh kok, clara pasrah terserah bapak mau ngapain aja" ucapku manja. Dengan cepat kedua tangan bapak itu langsung memegang kedua payudaraku, di remasnya payudaraku dengan keras sambil menekan nekan putingku yang dari tadi sudah sangat tegang

"Aaaakkkhhhhh terus pak, lebih keras lagi" ucapku, tanpa sadar dalam posisi berdiri kakiku melebar sendiri membuka vaginaku yang mulai berdenyut nikmat

"Wah padet tokeknya neng, bulat lagi masih kenceng, bapak paling suka tetek yang kayak gini" sambil tangannya terus meremas kedua payudara ku dengan keras sampe menimbulkan bercak merah bekas tangannya meremas

"Vagina clara juga dicoba dong pak" ucapku sambil mengangkang kakiku dalam posisi berdiri. Tanpa ragu salah satu tangannya turun meraba raba vaginaku dan memasukkan jarinya kedua jarinya.

"Aaakkkrrrrhhhhh yang kenceng pak, korek vagina clara" ucapku yang terbawa nafsu sejak tadi belajar berenang. Tangan bapak itu mempercepat gerakannya didalam vaginaku

"Ccccrrrrereetttttt crrrrreeetttt crrrreeeett" badanku pun mengejang hebat sampe badanku bersandar pada dinding wc agar tidak terjatuh

"Wah neng bisa squirt ya, jarang jarang lo ada cewek yang bisa squirt sehebat ini" ucapnya bangga

"Ayo pak dimasukin kontol bapak" ucapku yang sudah sangat bernafsu

"Aduh sorry dek, bapak lagi buru buru" ucap bapak itu. Mendengar jawaban itu akupun mencari ide lain agar supri tidak marah lagi kepadaku

"Kalau clara kocokin aja mau pak, pake mulut clara ini" ucapku sambil memegang bibirku

"Boleh deh kalau dikocok, bapak juga sudah tegang banget" ucap bapak itu sambil membuka celananya nenunjukkan batang kemaluannya yang sudah sangat tegang dengan bulu hitam yang lebat disekitasnya. Tanpa pikir panjang aku pun langsung melahap habis batang kemaluan itu, aku emut dengan keras batang kemaluan itu sambil memaju mundurkan kepalaku, terkadang kepalaku menyentuh perutnya yang buncit. Aku mempercepat gerakan kepalaku tanpa memperdulikan bulu bulunya yang sesekali masuk kedalam hidungku. Tiba tiba tangan bapak itu mendorong kepalaku kedepan membuat seluruh batang kemaluannya masuk kedalam mulutku

"Crrrrrooottt crroooottt" sperma bapak itu keluar dengan sangat banyak didalan mulutku

"Ditelan semua ya neng" ucapnya sambil menahan kepalaku agar tidak terlepas dari batang kemaluannnya. Aku pun menelan semua sperma yang masuk kedalam mulutku, aku merasakan kalau sperma bapak ini lebih kental dari sperma sperma lain yang pernah aku telan sebelumnya

"Aaaahhhh enak betul neng mulutnya, pasti mulut bagian bawah kamu lebih enak juga" ucapnya mengagumi keahlianku

"Makasih ya pak" ucapku tersenyum

"Iya neng, bapak tinggal dulu ya" ucapnya sambil meremas payudaraku sekali lagi. Aku pun melanjutkan membilas badanku seolah olah tidak terjadi apa apa walaupun cairan dari vaginaku masih mengalir kebawah melalui pahaku.

"Clara nanti pulang lu gua aja yang anter" ucap supri sambil membelai rambutku yang masih basah sehabis mandi

"Iya sayang, aku kasih tau supirku dulu" aku pun menelpon supirku untuk tidak menjemputku pulang.

"Sayang aku pake jaket aku lagi ya, aku malu kalau diliatin orang waktu jalan keparkiran" ucapku sambil tersenyum kearah supri

"Buat kali ini aja karna lu sudah nurutin perintah gua dengan baik" ucapnya membuat hatiku merasa senang, padahal sebenarnya mau aku pake jaket atau gak itu adalah hakku. Selama perjalanan menuju keparkiran supri selalu merangkulku seolah olah tidak mau melepaskanku sedetik pun.

"Din lu aja yang nyetir, gua capek habis berenang" ucap supri memerintahkan sambil melemparkan kunci mobilnya kearah udin.

"Ton lu bareng gue aja duduk dikursi tengah sambil mainin ni cewek dimobil" ucapnya sambil mendorong badanku untuk duduk di kursi tengah, duduk diantara tono dan supri

Setelah semua sudah berada didalam mobil, udin langsung tancap gas keluar dari parkiran menuju rumah ku yang jaraknya lumayan jauh. Didalam mobil supri langsung melepaskan jaket yang ku pakai menyisahkan baju renangku yang masih basah mencetak seluruh bentuk badanku dengan jelas.

"Ngangkang lu, dari tadi gua belum mainin meki lo" ucap supri sambil mengelus pahaku. Aku yang sudah kelelahan tanpa protes sedikitpun aku langsung mengangkangkan kaki ku dengan lebar

"Geser celana renang lu kesamping gua mau liat meki lo" aku pun menyibakkan celana renangku kesamping untuk memperlihatkan vaginaku

"Memang terbaik badan kamu clara, meki sudah di obok obok sama banyak orang tapi masih bagus bentuknya" ucap supri memuji bagian pribadiku yang membuat wajahku sedikit memerah. Tangan supri pun mulai menyentuh bibir vaginaku, diikuti tangan tono yang masih terus mengelus ngelus pahaku

"Wah kok dingin meki kamu clara" ucap supri iba kepadaku

"Iya aku kan sekarang masih pake baju renang yang basah jadi dari tadi aku kedinginan" ucapku sambil menikmati tangan supri yang masih terus mempermainkan vaginaku

"Aduh clara lain kali kalau posisi kamu kurang enak kamu boleh bilang, kalau kamu sakit nanti aku gak ada mainan lagi hahahaha" ucapnya sambil menarik gerambir vaginaku keatas dengan keras

"Aaakkkkkrrrrhhhh iya sayang" ucapku sambil menaikkan pinggulku kedepan agar bibir vaginaku tidak terlalu tertarik keatas. Sepanjang perjalanan supri dan tono terus mengerjai badanku mulai dari menusuk nusukkan jari tangannya ke vaginaku, meremas remas toketku sampai kadang kadang meminta aku untuk menaikkan kedua tanganku keatas agar mereka bisa menjilat ketiakku dengan bebas. Karena sudah lelah aku hanya diam tanpa perlawanan menikmati setiap permainan mereka kebadanku ini

"Sudah ya sayang rumahku sudah dekat, aku mau pake jaket dulu nanti ketahuan mamaku" ucapku sambil memegang tangan supri yang dari tadi masih asik ngorek ngorek vaginaku yang sudah sangat basah

"Ok sayang, kalau sikap kamu kayak gini terus kan gua gak bakal sakitin lu lagi" ucapnya sambil mencium bibirku, aku pun membalas ciumannya sambil lidahku bermain dengan lidahnya.

"Sudah sampe ini boss" ucap udin memberhentikan mobilnya didepan rumahku

"Ah lu ganggu aja orang lagi asik" ucap supri sambil melepas ciumannya dibibirku. Dengan cepat aku langsung mengenakan jaketku lagi agar mamaku tidak melihat baju renangku

"Makasih ya supri, tono, udin" ucapku sambari turun dari mobil

Di rumah

"Clara pulangnya kok sore banget" tanya mamaku ketika aku masuk kedalam rumah

"Iya ma tadi lagi belajar renang jadinya lama" ucapku

"Terus kenapa pulangnya bukan sama supir kita" tanya mamaku penasaran

"Iya ma takut kelamaan kalau nunggu supir datang" ucapku berbohong

"Tapi lain kali jangan ya clara, kalau dilihat tetangga gimana, kamu turun dari mobil tapi isinya cowok semua" ucap mamaku

"Ya sudah cepat mandi habis itu turun kebawah buat makan malam" ucap mamaku lagi

"Iya ma" ucapku

Sesampai dikamar, aku langsung melepas jaketku serta baju renangku sampai aku telanjang bulat. Aku merasakan badanku sangat lengket karena memakai baju basah sejak dari kolam renang tadi. Setelah melepaskan seluruh bajuku, aku pun masuk kekamar mandi untuk membersihkan badanku lagi terutama bagian vaginaku yang terkena cairan cinta ku yang sudah mengering.

Sehabis mandi aku mengistirahatkan badanku diatas ranjang sambil menonton tv sambil sesekali melihat layar hpku. Waktu aku sedang bersantai, aku mendadak teringat dengan perkataan supri tadi sore. Kalau aku boleh meminta sesuatu kalau aku tidak nyaman. Sebenarnya ada hal yang membuat aku tidak nyaman yaitu tidak pernah mengenakan daleman bila berpergian, payudaraku agak terasa nyeri ketika berjalan, mungkin karna payudaraku yang sudah semakin besar. Semalaman aku galau apakah aku harus meminta sama supri agar diperbolehkan memakai daleman lagi, tapi disisi lain aku takut kalau supri mendadak menjadi pemarah lagi

Pagi nya aku mencoba memberanikan diri untuk ngechat supri duluan

"Sayang sudah bangun" tulisku

"Kenapa? Lu kangen ya sama gua" balasnya

"Bukan gitu supri, gua mau minta sesuatu boleh" balasku, dengan cepat supripun membalasnya

"Boleh tapi fotoin dulu bentuk meki lo yang baru bangun tidur itu, lo jangan pegang meki lu cukup turunin aja celana dalam lo awas sampe lo sentuh itu meki" tulisnya di pesan whats**p. Aku pun mengikuti kemauan supri, agar tanganku tidak mengentuh vaginaku aku turunkan celana dalamku pelan pelan kemudian sedikit mengangkangkan kaki ku, aku arahkan posisi kamera hp tepat didepan vaginaku agar terfoto dengan jelas

"Wah meki yang baru bagun tidur emang beda ya, warnanya rada pucet sama gelambir kamu masih ketutup dengan rapat gitu" tulisnya

"Jadi lo mau minta apa" balasnya lagi

"Ehnnmm tapi jangan marah ya sayang" balasku

"Buruan lu, gak usah basa basi" balas supri yang sedikit marah melihat balasanku

"Gua mau pake daleman lagi boleh?" Tulisku dengan menyisipnkan emoticon memohon

Sudah 2jam lebih supri tidak membalas pesanku, dia hanya membacanya. Saat menunggu jawaban jantungku berdetak kencang karena takut apa bila supri marah tentang apa yang aku minta

"Sayaaannggg, ayo turun sarapan dulu" teriak mama ku dari ruang makan

"Iya maaa, nanti aja clara masih belum lapar" ucapku, karena memikirkan supri yang dari tadi masih belum membalas pesanku,membuat nafsu makan ku langsung hilang

Tingg...ting..tingg

Mendadak notifikasi hpku berbunyi, aku buru buru membukanya ternyata notifikasi dari supri. Jantungku tambah berdetak kencang serta telapak tanganku berkeringat saat akan membukanya pesan dari supri

"Boleh aja cuman ada syaratnya" balas supri

"Apa syaratnya" balasku memberanikan diri buat bertanya

"Lu gak usah banyak tanya yang penting nanti siang jam 2 gua jemput lu" balas supri. Akupun tidak membalas pesannya, aku masih bertanya tanya apakah syaratnya

"Gua mau lu pake kaos sama celana pendek tanpa daleman" balas supri lagi. Mendapat perintah kayak gitu aku semakin bingung akan rencana supri

Aku pun memutuskan untuk makan siang serta minta ijin ke mamaku

"Wah enak ini ma makannya" ucapku agar hati mamaku senang

"Iya mama sudah lama gak masak itu" ucap mamaku sambil tersenyum

"Ma... nanti siang clara mau pergi boleh" ucapku

"Pergi sama siapa clara" ucap mamaku penasaran

"Sama supri ma" ucapku

"Ber2 aja perginya"

"Gak ma sama ada teman yang lain juga"

"Mama mau tanya sebenarnya kamu sama supri itu pacaran ya" tanya mamaku penasaran

"Gak ma, cuman teman aja kok" ucapku meyakinkan mamaku

"Tapi kok sering pergi bareng" tanya mamaku lagi

"Iya ma namanya juga temen sekolah jadi wajar sering pergi bareng" ucapku meyakinkan

"Iya mama kasih ijin, tapi kamu bisa jaga diri ya" ucap mamaku memperingatkan

"Makasih ya ma, clara mau siap siap buat pergi" ucapku. Aku pun kembali kekamarku untuk mandi serta memilih pakaian yang sesuai permintaan supri

Setengah jam lagi supri akan datang menjemput, aku pun buru buru keteras rumah untuk menunggu supri. Sesampai di teras rumah aku melihat ada mamaku yang sedang asik menyiram tanaman serta supirku yang lagi mencuci mobil digarasi. Mendadak supir ku melihat kearahku seolah olah tau dimana posisiku berdiri

"Wah non mau pergi kemana siang siang" ucap supirku membuka pembicaraan

"Mau pergi sama temannya itu pak" ucap mamaku menjawab sambil terus fokus menyiram tanaman

"Oh gitu" ucap supirku melihat aku dari jauh sambil alis matanya dinaik turun kan kebawah. Aku bingung apa maksud supirku memainkan alisnya. Karena aku tidak merespon, akhirnya supirku sedikit memajukan bibirnya seolah olah menunjuk kearah payudaraku, saat itulah aku tau maksud dari supirku

Aku hanya menggelengkan kepalaku, tanda tidak setuju karena ada mamaku disitu. Memang mamaku lagi sibuk menyiram tanaman tapi bisa saja mamaku mendadak menoleh kebelakang kearahku

Melihat aku tidak memperdulikannya, supirku pun semakin jadi, dia menunjuk nunjuk kearah mamaku seolah olah akan mengadukan semua tingkahku ke mamaku. Jantungku semakin berderak kencang melihat tingkah supirku. Akhirnya akupun mengengalah, ku naikkan baju kaosku keatas sampai memperlihatkan kedua payudaraku, aku biarkan beberapa saat payudaraku terlihat menggantung bebas tanpa ada kain yang menutupinya. Akhirnya setelah satu menit aku memperlihatkan payudaraku, supirku memberikan tanda oke dengan tangannya, aku pun buru buru menurunkan bajuku takut ada tetangga yang melihat aksi ku.

Tinnn...tiiinnnn...

Selang beberapa menit akhirnya mobil supri pun datang menjemputku

"Maaa aku pergi ya" ucapku

"Iya clara hati hati" ucap mamaku sambil menghentikan aktifitasnya menyiram tanaman. Akupun naik kemobil kekursi penumpang

"Kok lama banget sih" ucapku protes karna capek dari tadi berdiri didepan pintu

"Lo gak usah banyak protes, gak berhak lo merintah kami" ucap supri yang duduk disampingku sambil memegang dakuku

"Ehmmmmmmm"

"Oia lo tadi minta apa, gua lupa" ucap supri

"Eee gua mau pake daleman lagi, kalau keluar rumah" ucapku malu malu mengatakannya

"Wkwkwkwkkw muka lo sampe merah gitu" ucap tono dari kursi depan

"Emang daleman itu mau lo apaain" tanya supri

"Buat nutupin payudara sama vaginaku" ucapku sambil menundukkan kepala

"Coba kasih gua liat bagian mana aja yang mau lu tutupin" ucap supri memberi perintah. Aku pun menaikkan bajuku memperlihatkan kedua payudaraku

"Meki lo gak mau pake daleman" ucap supri, dengan posisi baju ku masih terangkat keatas, aku menurunkan resleting celana pendekku dan sedikit melebarkan kaki ku memperlihatkan vaginaku.


"Emang tetek lo kenapa kalau gak pake daleman" ucap supri sambil memegang payudaraku, seperti orang memegang pepaya

"Kalau aku jalan atau lari, tetek aku terasa nyeri nyeri" ucapku menjelaskan, sambil pasrah membiarkan supri meremas remas payudaraku

"Jadi beneran lo mau pake daleman"

"Iya sayang" ucapku gembira

"Tapi ada syarat yang mesti lo lakui" ucapnya, membuat jantung ku detak kencang lagi

"Apa itu sayang" ucapku

"Ingat kalau sudah gua kasih tau lo gak boleh nolak" ucapnya lagi

" iya" ucapku singkat tanpa pikir panjang

"Gua mau lo beli daleman yang baru, tapi untuk ukurannya lo gak boleh kasih tahu ke penjualannya, lo harus suruh penjualannya yang ngepasin dalemannya langsung kebadan lo ini" ucapnya sambil mengelus ngelus perut datarku

"Iya sayang aku mau" ucapku, toh biasa yang jual daleman perempuan juga perempuan, pikirku

"Dinnn bawa kita kepasar ketoko pakaian dalam" perintah supri ke udin yang dari tadi menyetir

Seperti biasa selama perjalanan mereka selalu mempermainkan tubuh ku seperti boneka, aku hanya diam membiarkan mereka bermain dengan tubuh indahku

"Sudah nyampe boossss" ucap udin

"Lo liat itu toko daleman yang bakal lo masukin" ucapnya sambil tangan nya menunjuk toko yang ada disebrang jalan

"Hhhaaaaaa gak mungkin, gua gak mau" ucapku kaget

PLLLLAKKKK..., dengan cepat supri langsung menamparku

"Eh kan sudah gua bilang lo gak boleh nolak" bentak supri

"Iya tapi kok penjaganya cowok, kan harusnya cewek" ucapku dengan mata yang sedikit perlinang air mata, sambil megang pipi yang ditampar tadi

"Emang tadi gua ada bilang kalau penjaganya cewek" bentak supri lagi

"Pliiissss gua gak mau, gua gak usah pake daleman juga gak papa" ucapku pasrah

"Lo gak bisa nolak, lo turun beli daleman atau baju lo gua sobek trus gua turunin dipasar ini biar lo diperkosa sama preman preman sini" ucap supri yang tangan nya sudah siap untuk menarik bajuku

"Ehmmm iya gua turun" ucapku lemas

"Ingat harus orang itu yang cobain kebadan lo langsung, kita awasin lo dari sini" perintah supri lagi

Aku pun turun dari mobil, semua tukang parkir melihat kearahku karena celanaku yang terlalu pendek, memperlihatkan pahaku yang putih ini. Aku pun menoleh kekiri dan kekanan jalan kemudian menyebrang menuju toko pakaian dalam yang supri maksud

"Siang dekkk, cari apa" ucap penjaga toko

"Cari pakaian dalem pak" ucapku kepenjaga toko itu yang kutarsir kira kira berumur 40 tahunan dengan perawakan hitam dengan perut yang buncit

"Sedalam ada dek, hahahhaha, bercanda bapak, cari aja dek" ucap bapak itu mempersilahkan. Aku pun pura pura mencari daleman yang aku mau, aku mengelilingi bagian dalam toko itu. Aku melihat bapak itu sedang sibuk mengitung stock daleman yang ada

"Pak" ucapku

"Iya dek, sudah ketemu dalemannya" ucap bapak itu

"Ehmmm belum pak"

"Oh kalau gitu ada apa" ucap bapak itu sambil berdiri

"Ehhhmmmm gini pak, aku gak tau ukuran daleman aku berapa" ucapku sambil menahan malu

"Haaaa gak usah bercanda dek"

"Iya pak beneran"

"Yang biasa adek pake aja" ucap bapak itu memberikan saran

"Lupa pak, sudah lama aku gak pake" ucapku, diikuti bapak itu yang menepok jidatnya dengan tangan

"Bapak bisa gak bantuin aku buat cariiin" ucapku

"Kalau adek boleh bapak mau kok" ucapnya sambil tersenyum lebar

"Boleh kok pak" ucapku yakin

"Mau cari daleman apa dulu" tanya bapak itu

"Bh sama kolor sih pak, tapi bh dulu aja pak"

Bapak itupun menoleh noleh kesekeliling toko melihat bh mana yang cocok buat aku

"Nah kalau yang ini muat" bapak itu mengambil bh dengan motif bunga bunga

"Ehmmm gimana ya pak, coba bapak tes ke aku langsung" ucapku menggoda bapak itu

"Boleh ni ? Adek gak marah kan, nanti malah teriak pula" ucap bapak itu sedikit takut

"Gak kok pak, kan aku yang minta" ucapku sambil tersenyum malu. Bapak itupun mendekatkan bh itu dan memakaikan nya pas di payudaraku yang masih tertutup baju kaos

"Gimana pas gak dek" ucap bapak itu sambil sedikit menggoyangkan bh itu dipayudaraku

"Ehmmm gak tau juga ya pak" ucapku sedikit mendesah karna jari tangan bapak itu sedikit menempel pada payudaraku

"Gimana kalau adek buka baju adek, biar bapak bisa pas in langsung, kalau ada baju itu susah cari ukuran yang pas karena ada yang ngeganjel" ucap bapak itu tersenyum

"Masa harus buka baju segala sih pak?" ucapku malu malu sekaligus kecewa ternyata bapak itu juga bersikap mesum kepadaku

"Kalau mau pas sesuai ukuran harus buka baju dek, tapi terserah adek bapak juga gak maksa kok" ucapnya sambil menengelus pergelangan tanganku

"Iya deh pak, tapi bapak jangan macam macam ya" ucapku sambil kedua tanganku melepaskan bajuku didepan bapak itu

"Wah gak pake daleman dek"

"Eehhmmmm iya pak, makanya aku mau beli"

"Toket kamu indah banget dek, bulat padet lagi" ucap bapak itu memuji ku payudaraku

"Ayo pak buruan tes bh nya, kedinginan aku" ucapku kesal melihat tingkah bapak itu yang terus memandang payudaraku

"Iya sabar dong dek heheheh" ketawa bapak itu sambil kembali mengetes bh itu kepayudaraku

"Eeehhmmmmmm" desahku yang entah mengapa nafsuku mulai meninggi

"Sakit ya dek?" Ucap bapak itu sambil kembali menggoyangkan bh itu sambil sesekali jarinya mencoba menyentuh langsung kulit payudaraku

"Ehhhmmmm anuuu engggaakkk kok pak" jawabku terbatah batah

"Kalau gitu pas gak dek" tanya pak itu lagi sambil menyelipkan jarinya diantara bh dan payudaraku

"Ehhmmm jarinya jangan gitu dong pak" ucapku marah

"Aduh maaf dek, jari bapak gerak sendiri hehehe" ucap bapak itu

"Kebesaran pak bh nya, coba ganti yang itu" ucapku sambil menunjukkan bh berwarna biru dengan motif bunga

"Oh yang ini ya" ucap bapak itu mengambil bh yang ku maksud

"Iya pak, buruan di cobain ke aku, nanti kalau ada yang lihat gimana" ucapku

"Tenang aja dek, kalau ada yang liatkan bisa sekalian bantuin" ucap bapak itu, mendadak tangan bapak itu meremas payudaraku

"Aaaaahhhhhhhhhhh" desahku kaget

"Jangan macam macam ya, nanti aku teriak baru tau rasa" ucapku menepis tangan bapak itu

"Sudah ditolongin masih juga marah marah" ucap bapak itu marah juga, melihat aku menutup kedua payudaraku dengan tangan

"Ya sudah bapak minta maaf"

"Tapi bapak janji jangan kayak gitu lagi" ucapku dengan mataku yang sedikit berlinang air mata

"Iya pak janji, sini buka tangan kamu biar bapak bisa coba in lagi" ucap bapak itu dengan lembut. Mendengar kata kata bapak itu, hatiku pun luluh dan membuka kedua tanganku memperlihatkan kembali kedua buah payudara indahku

"Dadanya agak dibusungkan kedepan dong, biar mudah bapak pakaiinnya" ucap bapak itu kembali menyuruhku, karena bapak itu memintanya dengan baik, aku dengan suka rela membusungkan badanku, membuat kedua payudaraku lebih menantang kedepan dengan puting pinkku yang sudah mengeras dari tadi

"Ehhhhmmmmmmmm" desahku keras ketika bapak itu dengan sengaja menekan payudaraku dengan keras saat memakaikan bh kepayudaraku

"Kenapa bapak tekan sih!!!" Ucapku sedikit berteriak

"Biar pas aja dek, habis tetek kamu bulat bener bapak jadi gemes" ucapnya sambil mencubit pipiku

"Gimana pas gak bh ny" ucap bapak itu sambil tangannya terus menempatkan bh itu di payudaraku

"Sudah pas kok pak" ucapku agar kegiatan ini cepat selesai

"Mau dipakai atau dilepas lagi bh ny dek?" Tanya bapak itu sambil pelan pelan menurunkan bh kebawah agar payudaraku terlihat lagi

"Langsung saya pake aja pak" ucapku dengan sigap mengambil bh itu dan memakainya dengan benar

"Kolornya gimana dek" ucap bapak itu sambil tangannya turun kebawah mengelus perut datarku

"Bapak aja yang cariin ukurannya buat aku" ucapku pasrah, karena aku tau supri terus mengawasiku dari mobil

"Kalau yang ini mau dek?" Ucap bapak itu memperlihatkan kolor itu di depan mukaku

"Ehm di coba aj pak" ucapku singkat

"Gimana mau cobanya dek, kalau masih pake celana, ntar kolor jualan bapak pada melar lagi" ucap bapak itu sambil tertawa

"Ehm iya aku buka celana ku" ucapku sambil menurunkan celana pendekku dengan pelan

"Wah botak dek meki nya" ucap bapak itu kagum

"Tolong ya pak jangan banyak komentar" ucapku risih mendengar setiap kata katanya

"Adek ni lama lama tambah galak aja, gak papa bapak tambah suka kok" ucapnya

"Buruan pak"

"Angkat kakinya dek biar bisa masuk celana dalamnya" ucap bapak itu sambil memegang kakiku. Aku pun mengangkat kaki kananku kemudian kaki kiriku membiarkan bapak itu memakaikan celana dalam itu

"Wah meki nya sudah bergelambir gini dek, sudah sering main ya" tanya bapak itu lagi, melihat bentuk mekiku

"Sudah ah pak gak usah urusin orang lain" ucapku jutek sambil melihat celana dalam yang ku pakai

"Pas gak dek" tanya bapak itu

"Pas sih pak ukurannya, tapi kok bawahnya kecil ya, vaginaku jadi gak ketutup semua" ucapku protes

"Oh itu karena meki adek sudah agak lebar sama bergelambir, jadi celana dalamnya sebagian masuk kedalam vagina adek" ucapnya menjelaskan

"Nih bapak aja bisa liat gelambir kamu yang warna pink ini" ucapnya sambil mentoel gelambirku yang mencuat keluar dari celana dalamku

"Jangan berani berani ya pak" ucapku marah lagi

"Kan adek marah lagi padahal sudah bapak bantuin" ucap bapak itu dengan tegas

"Aduh pak coba ganti celana dalam yang lain lagi" ucapku buru buru mengubah topik pembicaraan

"Kalau yang ini dek" ucapnya sambil memakaikan nya ke vaginaku

"Masih aja pak malah ini kebesaran" ucapku sedikit kecewa

"Gini aja bapak ada 1 cara biar bisa ketemu celana dalam yang kamu pakai pas"

"Aahh gimana pak caranya" ucapku senang

"Tapi kamu harus mau mengikuti setiap kata kata bapak" ucapnya mesum

"Iya pak, apa itu" ucapku tanpa berpikir panjang lagi

"Nah sekarang adek duduk aja dilantai jangan berdiri" ucap bapak itu sambil membimbing aku agar aku duduk dilantai

"Habis ini apa lagi pak" ucapku buru buru

"Jangan tegang dulu, sekarang kamu rebahin badan kamu" ucapnya sambil mendorong bahuku agar aku tertidur

"Kok kayak gini pak, gunanya apa" tanya ku heran

"Sudah nurut aja, sekarang coba ngangkang biar bapak bisa melihat bentuk meki kamu, jadi bisa bapak cari celana dalam yang pas " ucapnya lagi lagi tangannya langsung memegang kedua pahaku dan melebarkannya kesamping

"Aduuuhhh sabar pak, jangan kasar, sakit" ucapku karena dipaksa untung mengangkang

"Biar bapak bisa ketemu kolor yang pas buat kamu, bapak harus tau sampe seberapa besar meki kamu bisa membuka, biar nanti celana dalam yang kamu pake gak masuk kedalam vagina kamu lagi" ucap bapak itu memberikan penjelasan

"Emang gimana caranya tau seberapa besar meki aku dapat membuka" ucapku heran

"Ya pake ini kita coba nya" mendadak bapak itu mengeluarkan batang kemaluannya yang berwarna hitam

"Aaaaahhhhhhh jangan pakkkk aku gak mau" teriakkku mencoba mendorong dan menendang bapak itu menjauh dariku

"Kamu diam, gak usah melawan" ucap bapak itu sambil menutup mulutku dengan tangannya

"Ehhhhhhhhmmmmmmmmmm" suaraku tertahan.

"Kamu liat diatas sana ada cctv saya, itu cctv sudah merekam semua tingkah kamu disini, jadi sekarang kamu nurut sama bapak atau rekaman cctv itu bakal bapak sebar" ucapnya sambil tangannya menunjuk pada cctv yang ada disudut ruangan. Aku benar benar tidak mengira kalau ada cctv didalam toko ini

"Ok sekarang kamu ngangkang, nikmati aja kontol sayang ini" ucap bapak itu sambil melepaskan tangannya dari mulutku

"Aaahhh aahhhh ahahhh" nafasku sedikit terburu buru

"Pelan pelan ya pak, aku takut sakit" ucapku sambil kedua tanganku menutupi lubang vaginaku

"Asal kamu nurut, pasti enak kok" ucapnya membuka kedua tanganku

"Siap siap ya" ucap bapak itu sambil menggosok gosokkan kepala kemaluannya di vaginaku

"Aahhhhhhhh" desahku kecil

"Enak ya" ucapnya

"Sekarang bapak masukin ya"

"Ehhhhhhmmmmmmmmm peeellllaannn" ucapku terbatah batah saat merasakan batang kemaluan itu pelan pelan masuk kedalam vaginaku dengan sempurna

"Eehhhhmmmmm aahhhhb ehhhmmmm" bapak itu mulai ngenggenjotku dengan kasar membuat seluruh badanku bergoyang dengan kencang

"Wahhhh enak bener meki kamu dek, kontol bapak kayak disedot sedot" ucapnya sambil terus menggenjotku dengan keras

"Aahhhhhh iya pak" jawabku yang mulai keenakan

PLOK PLOKKK PLOOOKKKK

Suara setiap genjotan bapak itu memenuhi toko, aku berharap agar tidak ada orang lain yang melihat atau mendengar suara aneh dari toko ini

"Aaahhhhhhh mantap bener ini meki" ucap nya sambil menekan nekan klitorisku pinkku yang sudah menegang

"Eehhhhhmmmmmm aahhhh terus pak enak" ucapku yang sudah terbawa suasana

"Bapakkk keluar ya" bisik bapak itu ditelingaku

"Diluar aja pak, aku takut hamil" ucapku

Ccccrrooooottr ccccrrroooottt ccccrrooooott

Tiga semburan panas yang sangat banyak membanjiri perut datarku

"Tetap ngangkang kaki nya" perintah bapak itu. Aku pun mengikutinya dengan terus melebarkan kedua kakiku. Mendadak bapak itu mengambil cermin besar yang ada di meja kasir

"Nih liat lubang vaginaku kamu yang paling lebar" ucapnya sambil mengarahkan cermin itu kevaginaku agar aku dapat melihatnya dengan jelas

"Iya pak kalau habis dikentotin lubang vaginaku jadi lebih besar" ucapku polos

"Makanya biar bisa cari yang pas, cari celana dalam nya itu harus setelah ngentot" ucap bapak itu meyakinkan

"Iya deh pak, sekarang kaki adek sudah boleh ditutup" ucapku yang masih menganggangkan kakiku dengan lebar

"Jangan nanti dulu, kita tes dulu satu celana dalam ini" ucap bapak itu sambil menyentuh bibir vaginaku

"Aduh pak jangan dipegang lagi dong vaginaku" ucapku protes

"Habis bibir vagina kamu bagus banget bentuknya " ucapnya sambil kembali memasukkan tanganya kelubang vaginaku yang masih terbuka lebar

"Bapak foto ya vaginanya dek" ucap bapak itu mengeluarkan hp nya

"Buat apa pak?" ucapku

"Buat kenang kenangan aja dek, boleh ya" rayu bapak itu

"Iya boleh deh pak, tapi jangan sampe kesebar ya" ucapku manja sambil menggigit bibir bawahku

Creekkk creeekkk creeekkk bapak itu mengambil beberapa gambar vagina, bentuk tubuhku serta muka yang masih sangat teransang

"Nah ini bapak ketemu, sini bapak pakaiiin" ucapnya sambil memakaikan celana dalam

"Wah iya pak, celana dalam yang ini pas di aku" ucapku senang

"Hahahhahahah" bapak itu hanya tertawa keras. Aku pun bangun membentukan posisi baju dan memakai celana pendekkku kembali

"Berapa pak semua nya" ucapku

"Buat adek gratis aja" ucapnya

"Beneran ini pak" ucapku seneng

"Iya asal adek kalau beli dalaman kesini aja ya" ucap bapak itu

"Iya deh bapak kalau Clara mau beli daleman Clara pasti kesini, Clara pamit pulang dulu ya. Ucapku.

"Tunggu dulu clara, bapak mau minta sesuatu boleh ? Tanya bapak itu.

"Apa itu pak ?

"Bapak mau pegang vagina kamu lagi. bapak masih kangen habisnya bentuknya bagus banget" ucapnya sambil mengelus ngelus ramput panjangku

"Aduh masak clara harus buka celana lagi sih. Ucapku jutek

"Gak usah, biar tangan bapak aja yang masuk kedalam celana kamu" ucap bapak itu.

"Yaudah nih pegang, jangan lama lama ya" ucapku sambil menawarkan vaginaku. 

Tangan bapak itupun sedikit menarik celana pendek ku, kemudian memasukkan tangannya kedalam celana dalamku dan mulai memainkan jarinya di lubang kemaluanku.

"Masih basah aja nih dek. Ucap bapak itu menggodaku.

"Iya nih kan karena bapak mainin vaginaku" ucapku malu malu

"Aaaaaaaaaahhh.. tangan bapak itu mendadak mencubit klitorisku dengan kencang, membuat tubuhku bergetar kencang menikmati setiap orgasme yang kudapatkan sampai aku terduduk dilantai karena tubuhku merasa lemas.

"Haha.. jadi basah celana nya dek. Ejek bapak itu.

"Sudah ah pak, makasih" ucapku buru buru berdiri meninggalkan bapak itu

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4