Langsung ke konten utama

Kolam Kenikmatan


Sampai saat ini sebenarnya aku sedikit bingung bagaimana memulai ceritanya. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi pada diriku. Saat itu diriku berusia 20 tahun dan masih kuliah disalah satu perguruan tinggi swasta sementara kakak laki. Lakiku bekerja diluar kota.Dirumah aku tingga bersama kedua orangtuaku namun sebagai pengusaha importir sparepart mesin membuat mereka sangat sibuk dan sering pergi keluar negri. Sehingga aku lebih sering tinggal sendirian dirumah ditemani pembantu rumah yang sudah tua. Karena aku sangat suka berenang maka orangtuaku memutuskan untuk memanfaatkan halaman belakang rumah yang cukup luas untuk dibangun sebuah kolam renang sederhana.

Setelah membuat perjanjian kerja maka proyek pembuatan kolam renang itu pun segera terwujud dan aku sudah tak sabar untuk bisa menikmatinya.
Guna mempercepat pengerjaan kolam maka mandor bangunan menambah jumlah pekerjanya menjadi 5 orang dengan harapan proyek itu bisa selesai tepat Waktu.

Komplek perumahanku memang terbilang masih baru sehingga masih banyak rumah yang belum ditempati oleh pemiliknya dan terlihat kosong. bahkan di blok tempat aku tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

Karena kami sangat mempercayai pembantu rumah yang sudah bekerja belasan tahun maka, kami mempercayai para tukang mengerjakan kolam tersebut tanpa harus kami tunggui, sedangkan saya tetap kuliah seperti biasanya.

Sampai suatu hari, saya sedang libur kuliah dan orangtuaku sedang keluar negri. Karena ada urusan mendadak tiba tiba mbok suminem pembantu rumah meminta ijin untuk pulang ke kampungnya selama beberapa hari.

Pagi itu setelah mengantarnya sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Sumanto dan empat orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur.
“Eh, kok Non Selly nggak berangkat kuliah..?”
“Iya nih Pak SUmantilo, lagi libur soalnya habis ujian. Bjawab saya sambil membukakan pintu rumah.
“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng. Biar kolamnya cepat selesai dan non bisa berenang setiap hari hehe.. katanya.
“Oh, silahkan.. Tapi buatnya yang rapi ya pak. jangan asal asalan.kata saya.
"beres non. Kalau soal buat kolam sih memang bapak ini ahlinya. Pokoknya non bakal puas deh liat hasilnya nanti.
"Ya sudah. Kalian masuk saja soalnya aku mau bersihin rumah sebentar.
"Wah non selly rajin juga ya. Biasa anak orang kaya mana ada yang mau beresin rumah sendiri
"Bukannya rajin pak tapi si mbok lagi pulang kampung jadi terpaksa deh bersihin rumah sendiri. Lagian juga ini lagi libur jadi sekalian aja.
"Biar nanti bapak aja yang bantuin gimana? Soalnya sayang banget kalau tangannya Non selly yang halus itu nanti jadi kasar karena banyak kerja.
"Hehe bapak bisa aja. Memang tau darimana tangan aku halus pak. Memamg bapak pernah pegang apa? Kayaknya Sok tau deh pak sumanto.

"Walaupun bapak gak pernah pegang tapi bapak sudah pengalaman kalau soal cewek. Cuma diliat aja bapak tau koq kalau kulit Non selly itu halus banget soalnya beda banget sama kulit istri bapak. Hehe..
"Oh iya pak nanti kalau sempat sekalian perbaiki pintu kamar mandi ya. Soalnya kuncinya sering macet.
"Kamar mandi yang dimana non?
"Itu yang ada didalam kamarku pak..
"Ya sudah nanti bapak akan periksa dulu penyebabnya. Sekarang bapak mau ganti baju dulu ya non.


Setelah mengobrol beberapa saat Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang dan saya mengambil laptop dan memainkannya di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Sumanto sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang kekar dan yang paling penting penisnya yang sangat besar dan berurat.


Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Sumanto juga memandang saya.
“Eh, ada apa Non..?” katanya sambil menatap ke arahku yang masih dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehingga terlihat lebih besar lagi.

Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya karena aku dan pacarku selalu menjaga diri selama berpacaran dan tidak pernah berbuat yang tidak tidak.


Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan browsing berbagai hal diinternet. tetapi pikiran itu tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin untuk menyegarkan badan karena cuaca memang terasa panas.

Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri namun aku kelupaan membawa handuk. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak bisa mengunci pintu kamar mandi tsb karena masih rusak.


Namun baru saya akan keluar dari kamar mandi dan menuju ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Sumanto

“Maaf Non.., tadi saya cari Non tapi Neng selly nggak ada di ruang tengah. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya..” katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan postur tubuh yang lumayan tinggi namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara yang indah menggoda.

Saya begitu malu berusaha bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.
Namun Pak Sumanto segera menangkap tangan saya dan berkata, “Nggak usah malu Non., tadi kamu juga udah ngeliat punya bapak tapi bapak nggak malu kok..”

“Jangan Pak..!” kata saya, namun pak sumanto malah mengangkat tubuhku kearah halaman belakang menuju dua orang temannya.
Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sumanto dengan santainya malah berkata.
“Tenang aja Non.., di sini sepi. Suara teriakan kamu nggak bakal ada yang denger..”

Melihat tubuh telanjang saya, keempat teman mandor bangunan itu segera bersorak kegirangan.
“Wah, bagus betul ni tetek..” kata karyo sambil membetot dan meremas payudaraku sekeras-kerasnya.
”Tolong jangan perkosa aku. Hentikan bang!!
“Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata bang nanang.
Lepaskan aku bang.. Nanti aku akan berikan kalian uang.

Orang kaya seperti kalian memang selalu menilai pakai uang. Padahal gak semua hal bisa dibeli dengan uang. hehhe
Iya non. Kita semua memang butuh uang tapi untuk saat ini kita lebih butuh kepuasan hehe.. Ucap bang bokir
sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Sumanto masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian saya lihat kelimanya mulai melepas pakaian mereka. Aku melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir yang ada didekat kolam. Kemudian Pak Sumanto membuka kedua pahaku lalu menjilati kemaluanku dengan rakusnya. Karyo tak mau ketinggalan, wajahnya yang kampungan terlihat begitu beringas seperti hendak menelanku hidup hidup. Aku semakin ketakutan dan meronta namun kedua tangan dan kakiku malah dipegangi oleh mereka.

“Wah.. Badannya non wangi banget loh. Pasti perawatannya mahal ya. kata jarwo sambil mengelus elus badanku dengan tangannya yang kasar.
"Non selly koq mulus banget. Coba kalau bapak punya istri seperti non pasti bakal puas deh. Kata pak sumanto

Aku segera berontak, namun kedua teman Pak Sumanto segera memegangi kedua tangan dan kakiku. Yang karyo memegang kaki, sedangkan yang bokir memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Sumanto mulai mengarahkan penisnya yang besar ke lubang kemaluanku.
Jangan pak.. Hentikan !! Aku meronta sebisaku namun tenaga para tukang bangunan ini terlalu kuat untukku.

Rasa sakit melanda diriku ketika kepala penis pak sumanto merangsek masuk membelah liang kewanitaanku yang masih perawan.
"Argg.. Ampun sakit.. Ouchh.. Hentikan..
"Busett sempit banget punya non.. Shhh.. Non masih perawan ya..

Pak sumanto terus mendorong masuk batangnya yang besar dan panjang hingga membuatku menggelinjang kesakitan. Ketika lebih dari setengahnya masuk kedalam maka ia mendiamkan batang itu selama beberapa saat sambil menikmati hangatnya jepitan liang kewanitaanku.

Tak lama pak sumanto menggerakan pinggulnya dan batangnya terasa mengaduk aduk liang kemaluanku. Para tukang bangunan yang lain tak diam saja tapi secara bersamaan menjarah seluruh tubuhku hingga aku mulai sedikit terangsang.

Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sumanto mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah aku terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri darinya.

Tidak lama kemudian Pak Sumanto membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si karyo langsung memasukkan penisnya ke mulutku. Saya berusaha berontak, namun si karyo menjambak rambutku dengan keras, sehingga aku menurutinya. Aku benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian aku mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah aku alami sebelumnya. Tubuhku menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Sumanto belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahimku hingga membanjir keluar.

Begitu Pak Sumanto mencabutnya, si Karyo langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milikku tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si karyo mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulutku dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulutku. Crot crott... Cret.. Banyak sekali spermanya yang aku rasakan di mulut hingga membuatku merasa mual namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sumanto yang aku lihat sedang duduk beristirahat berkata.

“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama… pasti nikmat… ha.. ha.. ha..”
Iya non sayang banget kalau dibuang. Soalnya perlu kerja keras buat keluarin tuh pejunya. Karyo menambahkan dengan suara yang masih terengah engah.

Dan seperti seekor kerbau yang bodoh,aku menurutinya berkumur dengan sperma itu.
Rasa mual yang semula begitu terasa kini seperti menghilang begitu saja karena luapan gairah tak tertahankan dalam diriku. Dengan nafas menderu deru lalu kutelan habis cairan sperma itu hingga tak bersisa dan disambut gelak tawa para buruh bangunan tsb. 
"Wah gak nyangka ternyata cewek amoy pada doyan peju ya hehe.. 
"Tenang aja non. Peju kita masih banyak koq.  Hari ini kita semua bakal mandiin lo pakai peju kita hehe.. 

Sementara si bokir terus mengocok penisnya di dalam kemaluanku, kemudian aku melihat Pak Sumanto masuk ke dalam rumahku dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang aku beli tadi pagi untuk aku masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milikku. Tidak berapa lama kemudian si bokir mencapai kelimaks dan aku pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Sumanto menghampiri saya sambil memaksaku kembali ke posisi merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam kemaluanku.

Tentu saja aku terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi tanganku hingga aku tak berkutik.

Non selly belum pernah main pakai terong sebesar ini kan.. Pak sumanto meyeringai sambil menunjukan terong besar itu.
Jangan pakk.. Jangann.. Bukannya berhenti tapi pak Sumanto malah membuka kedua pahaku hingga mengangkang lebar.
"Tahan ya non. Bapak mau sodok sekarang hehe.. Kata pak sumanto sambil mengesek gesek ujung terong pada bibir kemaluanku.
Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam kemaluanku.

Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga aku hanya bisa menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…” kata si bokir.
“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” bang bokir menjambak rambutku

“Hahah.. Dasar anjing betina” pantat telanjangku yang membulat kencang menjadi sasaran empuk tangan-tangan laknat para tukang bangunan itu. Dalam keadaan telanjang bulat aku mulai merangkak diatas rumput yang ada disekeliling kolam renang yang sedang dibangun oleh mereka.
Diperlakukan serendah itu oleh mereka membuat gairahku mulai bangkit. Dengan perlahan aku merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit aku berhenti, tetapi setiap aku berhenti dengan segera mereka mencambuk pantatku. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Sumanto kemudian menghampiriku lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anusku.
Aku kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti bakalan enak kok..! Aku meringis sambil menahan rasa ngilu yang mendera anusku.

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.
“Sekarang kamu maju pelan-pelan..”
Dan ketika aku bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai berulang kali.

Puas mempermainkan diriku lalu
mereka siap memperkosaku lagi, kali ini tubuhku digiring kekamar mandi untuk disetubuhi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka mencapai klimaks maka aku pun turut orgasme dengan arti aku begitu menikmatinya.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika orang tuaku pulang, aku sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepada mereka, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjaiku dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai kolam renang selesai dibangun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4