Langsung ke konten utama

Kenikmatan Dibawah Pengaruh Hipnotis

Dalam masa liburan kali ini kedua orangtuaku memutuskan untuk pergi kerumah kerabat yang berada dikota lain selama beberapa hari. Namun aku dan adikku memutuskan untuk tetap berada dirumah saja karena kami sudah memiliki rencana dengan teman masing masing. Namun karena merasa jenuh setelah beberapahi dirumah maka aku dan adikku memutuskan untuk pergi berjalan jalan sambil berbelanja kesebuah pusat perbelanjaan untuk membeli berbagai kebutuhan. Kata orang adikku cukup cantik dengan rambutnya yang panjang sehingga menjadi rebutan para laki laki disekolahnya.

Saat itu setelah selesai makan disebuah resto, kamp pergi melihat lihat buku disebuah gerai toko buku yang sangat terkenal. Ketika aku sedang asik melihat lihat serta membaca berbagai buku yang ada tiba tiba Aku dikejutkan dengan tepukan tangan di pundak. Dengan refleks Aku menoleh ke arah orang yang menepuk pundakku itu. Betapa terkejutnya Aku, sesosok laki-laki bertubuh besar dan tambun berdiri di hadapanku. Kulitnya hitam gelap, berkumis tebal dan berpenampilan dekil. Ia memperkenalkan dirinya dengan nama Danu. "Apakah itu pacarmu ?" orang itu bertanya sambil tangannya menunjuk ke arah Liani yang sedang asyik berbicara dengan telepon selulernya.
“ohh dia itu adik saya. memangnya ada apa pak ?
“ohh tidak apa apa koq. Begini dek. Kebetulan saya sedang liburan dari luar kota, karena kehabisan ongkos untuk tiket pulang maka saya ingin menjual jam tangan berlapis emas ini pada kamu. ucapnya

awalnya ia menawarkan sebuah jam tangan mewah yang katanya berharga sangat mahal dan hendak menjualnya dengan harga murah. Entah mengapa Aku seperti kerbau yang dicocok hidungnya dan begitu serius mendengarkan pembicaraanya.
Aku merasak sepertinya pikiranku tertutup sesuatu sehingga aku begitu sulit menolak setiap perkataan dan pertanyaannya yang semakin lama semakin mendetail. Beberapa saat kemudian aku semakin taklu dibuatnya,

Terbukti dengan begitu mudahnya Aku menuruti saja kemauan orang itu dan berniat untuk membeli jam tangan tsb walaupun saat itu aku sedang tak membawa banyak uang.
“bagaimana kalau kalau saya antar kamu menuju ke atm saja untuk mengambil uang. Ujarnya
Aku hanya bisa mengangguk menuruti perkataannya dan tak kuasa untuk menolak sama sekali. Kulihat adikku masih sibuk membaca baca buku yang sedang dipegangnya.
“biar adikmu menunggu disana dulu sampai kita selesaikan transaksi ini. Ujarnya.

Tanpa sepengetahuan adikku kemudian aku dan laki laki itu pergi kesebuah gerai atm untuk mengambil sejumlah uang guna melakukan transaksi sementara adiku masih menunggu ditoko buku. Setelah menyerahkan uang itu lalu kami pun kembali kedalam toko buku dan laki laki itu minta untuk diperkenalkan dengan adikku.
Mereka terlibat pembicaraan singkat dan sama seperti Aku, Liani pun seperti terpengaruh dan menuruti apa saja yang diminta oleh laki-laki itu.
Sekali lagi, kami hanya bisa menurut. Aneh memang, untuk orang yang baru beberapa menit berkenalan, bahkan dengan penampilan lusuh seperti itu kami mau saja menuruti permintaan mereka. Aku tidak ingat lagi persisnya dibawa ke mana, yang bisa Aku ingat hanyalah Aku diminta mengemudikan mobil berputar-putar kota sambil terus-menerus diajak ngobrol oleh mereka.

Setelah mendapat banyak informasi tentang keadaan kami berdua lalu kami menuju kesebuah hotel kecil yang ada dipinggiran kota. Salah satu dari mereka mengurus masalah administrasi dibagian depan dan Kami semua masuk kedalam ruangan kamar yang tidak terlalu besar. ketika berada didalam kamar tiba tiba Bram langsung memeluk Liani dari belakang sambil menyibak rambutnya.

Ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk Liani yang jenjang, tengkuk indah itu memang begitu menggoda hingga membuat laki laki itu sangat bergairah.
Entah karena apa, Liani hanya manut saja membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu. Bahkan lebih dari itu! Bahkan kini ketiga laki-laki itu mulai menjamahi seluruh tubuhnya dan dilanjutkan dengan melucuti pakaian Liani satu demi satu hingga hanya tersisa pakaian dalamnya saja.

Aku hanya bisa terduduk diam menyaksikan tubuh adikku yang begitu mulus sedang dijarah oleh ketiga laki laki bejad itu. Laki laki bernama Dani yang berdiri didepan lalu mencium lembut bibir adikku dan adikku pun membalasnya hingga mereka terlibat dalam sebuah percumbuan yang panas. Bram yang berada dibelakang masih mendekap tubuh Liani sambil kedua tangannya yang kekar meremasi buah dada adikku dari arah belakang. tangan kekar berbulu itu menyingkap bra adikku kearah atas lalu dengan kasarnya meremas dan memilin milin putting susu Liani.

Temannya yang lain tak ketinggalan dan berjongkok dibawah sambil memandangi sepasang kaki indah Liani yang jenjang dan indah. Ia tak bisa menahan hasratnya dan mulai menelusuri sepasang kaki adikku mulai dari betis hingga kebagian atas pahanya yang mulus.
Kulit paha Liani yang begitu halus dan lembut membuatnya semakin bergairah dan nafas ketiga pria itu terlihat semakin memburu akibat desakan birahi yang semakin meninggi

Ketiga orang itu tertegun memandangi tubuh Liani yang setengah telanjang itu, beberapa saat mereka membiarkan adikku dalam keadaan seperti itu sebelum kemudian Bram memerintahkan Liani untuk membuka semua sisa penutup tubuhnya hingga tak lama kemudian adik Aku telah benar-benar telanjang bulat. Ia hanya berdiri pasrah di hadapan ketiga laki-laki itu. Sungguh sangat cantik dia dalam keadaan polos seperti itu. Adik ku yang memiliki wajah baby face dengan kulit yang benar-benar putih bersih, dengan payudara yang tidak begitu besar namun terlihat begitu kencang dan menggoda

belahan bukit kembar dengan puting susu coklat kemerahan itu menggelantung bebas dan berguncang lembut mengikuti irama nafasnya. Turun ke bawah terdapat perut yang rata dengan rambut tipis di pangkal pahanya yang tidak begitu lebat hingga samar-samar terlihat belahan bibir bawahnya yang berwarna merah muda.

Kini Dani yang berjongkok dibawah sambil mengangkat paha Liani sedikit keatas hingga adikku hanya berdiri dengan sebelah kakinya. Tubuh adiku bersandar pada laki laki yang sedang mendekap tubuhnya dari belakang. Dani terlihat makin beringas dengan mencumbui bagian selangkangan adikku yang terbuka lebar. Lidahya menari nari seperti sedang menyapu bibir kemaluan adiiku yang begitu merekah dan menggairahkan. Tubuh ketiga pria itu terlihat begitu kekar dan hitam legam sehingga sangat kontras dengan tubuh putih mulus adiiku yang sedang digumuli oleh mereka.

Tak bisa kupungkiri kini batangku mulai menegang hingga membuat celanaku terasa sesak.
“aahhh…sshhh.. oucch.. adikku mendesah sambil menggelinjang ketika liang kewanitaanya dijilati dan disedot oleh pria paruh baya itu. Tangan tangan mereka terus menelusuri setiap lekuk tubuh Liani dan herannya adiku tak bisa menolak sama sekali dan terkesan begitu menikmatinya.
“gimana dan ? mau kita entotin sekarang aja..
“ayo deh. Gua juga udah kagak sabar nih pengen nyicip badannya. sahut Dani sambil meremasi buah dada adikku.

Ketiga orang itu kini tidak sabar lagi, buru-buru mereka melucuti pakaiannya sendiri hingga kini ketiga orang itu sama-sama telanjang bulat. Bram segera membimbing Liani ke arah ranjang dan merebahkan tubuh adik Aku itu terlentang di kasur. Laki-laki itu segera berbaring di sebelah tubuh adik Aku dan membenamkan wajahnya ke dalam belahan payudara Liani. Mulutnya dengan gemas menciumi kedua pucuk puting susu Liani bergantian. Lidahnya ikut mempermainkan kedua putingnya sambil kedua tangan Bram meremas-remas kedua bukit itu terus-menerus.



Sementara itu Supri dengan tak sabaran membuka kedua selangkangan Liani lebar-lebar, dan menemukan belahan bibir mungil yang ada diantaranya. Dengan jari-jari tangannya ia membuka belahan bibir itu hingga menganga dan segera menjulurkan lidahnya ke dalam untuk menjilati bagian dalam dinding vaginanya. Tubuh Liani menggelinjang dan dari mulutnya keluar suara dan desahan nafas tertahan setiap kali lidah Supri menyapu setiap permukaan dinding yang sekarang mulai basah. Dan ketika lidah Supri menemukan sebongkah daging kecil di bagian atas liang itu dan menggelitiknya, tak tertahankan lagi tubuh Liani menggelinjang lebih hebat dan ia mengerang tertahan.

Hanya beberapa saat saja Supri membenamkan wajahnya di selangkangan Liani dan ia sudah merasakan bahwa adik Aku ini sudah sangat basah. Maka ia tak membuang kesempatan, ketika Bram sedang sibuk menciumi bibir Liani dan meremasi kedua payudaranya, Supri dengan tergesa-gesa merenggangkan kaki Liani lebar-lebar, dan menekankan kejantanannya ke dalam liang senggama yang sudah sangat siap menerima penetrasi itu. Maka dengan mudah Supri mendorongkan miliknya sampai masuk semua ke dalam vagina Liani disertai dengan pekik tertahan yang keluar dari mulut Liani, tidak begitu jelas memang karena mulutnya tersumbat mulut Bram.

Dengan posisi berlutut kini Supri mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur menekan bagian bawah perut Liani. Ia dengan leluasa memompa tubuh Liani yang terlentang di hadapannya. Sementara kedua kaki Liani diangkat dan diletakkan di atas pundak Supri, hingga ia bisa menekan lebih dalam lagi dengan posisi seperti ini.

Sementara Bram yang mulai merasa tidak leluasa mencumbui Liani karena badan Liani yang selalu berguncang-guncang mengikuti gerakan pinggul Supri, mengalah dan duduk di sofa sambil menonton adegan itu, sambil sekali-sekali tangannya mempermainkan batang penisnya sendiri yang sudah sejak tadi berdiri tegang.

Hampir sepuluh menit berlalu dari saat Supri melakukan penetrasi pertamanya ketika ia makin mempercepat dan memperkeras goyangan pantatnya hingga makin membuat Liani mengerang tak berkesudahan, dan tiba-tiba tubuh lelaki itu mengejang di atas tubuh Liani. Ia menyemburkan air maninya ke dalam liang senggama Liani dengan derasnya. Beberapa saat kemudian setelah nafasnya mulai teratur kembali, Supri memisahkan diri dari tubuh Liani dan berjalan ke arah sofa dan duduk di sisi Bram.
"Wah, luar biasa tuh cewek. Cantik lagi..!" katanya sambil menyalakan sebatang rokok.
"Giliranmu Bram.." katanya sambil menoleh ke arah rekannya.

Bram yang sejak tadi sudah tidak sabar, segera berdiri dan berjalan ke arah Liani yang terlentang di atas kasur. Bahkan posisinya sampai sekarang belum berubah, kedua belah kakinya masih mengangkang lebar, hingga tampak terlihat jelas sebagian air mani meleleh keluar dari dalam bibir bawahnya yang masih membengkak dan menganga.

Bram menarik tubuh Liani hingga kini adik Aku terduduk di pinggir tempat tidur, wajahnya persis menghadap ke selangkangan Bram yang berdiri di depannya. Dengan sekali rengkuh ia menarik kepala Liani dan mejejalkan batang penisnya ke dalam mulut Liani. Adik Aku sekarang melakukan oral pada Bram. Liani yang memang jago dalam hal satu ini langsung membuat Bram merem melek keenakan. Ia sesekali mengerang, "Aahh... Jago sekali nih cewek nyepongnya, loe musti nyobain Supri!" Bram berkata sambil menoleh ke arah Supri yang sedang duduk terlentang mengumpulkan tenaga.

Liani yang berada di bawahnya terus memainkan bibir, mulut dan lidahnya untuk mempermainkan batang penis Bram. Caranya ia menghisap kepala penis yang makin lama makin licin dan berubah warna menjadi merah tua keunguan itu pasti tidak pernah dilupakan oleh Bram. Belum lagi kepalanya yang ikut bergerak-gerak maju mundur mensimulasikan gerakan senggama kepada batang penis yang berada di dalam mulutnya itu.

Entah sudah berapa lama Liani mengulum penis Bram, ketika akhirnya Bram melepaskan diri dan menarik tubuh Liani berdiri dan menariknya ke arah meja rias yang berada di ujung ranjang, menghadap cermin. Lalu dari belakang Bram memasukkan batang miliknya ke dalam vagina Liani dengan sekali sentakan halus hingga amblas seluruhnya ke dalam. Terasa benar liang itu sangat licin dan hangat. Dan kemudian Bram mulai mengerakkan pinggulnya maju mundur sementara kedua tangannya memegang pinggul Liani untuk membantu menggoyangkannya berlawanan dengan arah gerakan pinggul Bram yang maju mundur.

Stamina Bram sungguh bagus, hampir sepuluh menit ia menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan disertai hentakan-hentakan kasar. Liani benar-benar mengerang-erang tak berkesudahan digagahi dengan cara seperti itu. Nikmat, geli dan kadang-kadang ngilu bercampur jadi satu. Apalagi batang kejantanan Bram termasuk besar hingga terasa sekali benda itu begitu penuh dan menguak lebar vaginanya.

Tiba-tiba Bram memisahkan diri dan menarik tubuh Liani dan memaksanya berjongkok di hadapannya, ia kemudian menjejalkan kembali batang penisnya ke dalam mulut Liani, hampir bersamaan dengan itu Bram memuntahkan air maninya ke dalam mulut Liani. Air maninya menyembur dengan deras sekali dan tidak tertampung oleh mulut Liani yang mungil hingga meluap keluar, meleleh ke dagu dan menetes ke bawah membasahi belahan payudaranya. Bisa dipastikan sebagian air mani itu pasti telah tertelan oleh Liani , dan ketika akhirnya Bram mengeluarkan penisnya dari dalam mulutnya. muntahan air mani itu segera berhamburan keluar dari dalam mulutnya karena memang sangat banyak dan Liani tidak sanggup menelan semuanya. Kini wajah bagian bawah Liani berlepotan lendir lengket berwarna putih susu.

Sehabis itu, masih dalam keadaan telanjang Supri dan Bram kemudian membimbingnya ke dalam kamar mandi untuk memandikannya. Kedua laki-laki itu membersihkan semua lendir yang berada di selangkangan dan wajah Liani sambil memandikannya. Namun kemudian, kedua laki-laki itu sekali lagi menggagahi Liani di dalam kamar mandi bergantian. Sekali lagi Liani digilir di dalam bath tub dalam keadaan berdiri menghadap tembok kamar mandi pertama oleh Supri, dan ketika Supri selesai mencabut batang penisnya ia langsung digantikan oleh Bram yang juga langsung memasukkan batang kejantanannya dari belakang tanpa pemanasan lagi. Baru sesudah Bram selesai, mereka benar-benar memandikan Liani sampai bersih sebelum kemudian mereka kembali berpakaian dan keluar meninggalkan motel itu kembali menemui rekan-rekan mereka yang lain.

Singkat kata, akhirnya entah mengapa kami sepakat membawa mereka pulang ke rumah. Sekali lagi aneh, di rumah itu tidak ada siapa-siapa, bahkan pembantu pun tidak tampak batang hidungnya. Aku diajak duduk di ruang tengah oleh Supri dan Bram sementara yang lainnya masuk ke kamar tidur bersama Liani sementara pintu kamar seperti sengaja dibiarkan terbuka lebar. Aku masih sempat mendengar suara Danu yang tanpa sungkan-sungkan memintanya menanggalkan pakaiannya, serta membuka kunciran rambutnya hingga kini rambutnya tergerai bebas ke bawah. Mereka cukup terkejut ketika melihat Liani hanya mengenakan celana dalam G-string transparan warna putih plus bra berenda yang juga transparan dan sama warnanya, jelas kedua potong pakaian dalam itu menunjukkan kemontokan pantat serta payudaranya. Danu dan yang lainnya seperti terperangah dengan kemolekan tubuhnya.

Sesaat kemudian Danu mulai memeluk dan menciumi Liani dari belakang. Aldo yang berjongkok memulai mencium dari paha kemudian ke pantat, sedangkan Bram meremas-remas payudaranya serta menciuminya, sementara Yan memilih duduk di kursi rias sambil menonton ketiga rekannya mengeroyok Liani Tidak tahan hanya melihat Liani memakai baju dalam, Aldo mulai menarik G-string Liani dari belakang dan perlahan-lahan menurunkannya, sehingga sekarang pantat adik Aku yang montok jelas terlihat. Pada saat yang sama, Danu melepas bra Liani hingga kedua buah payudara adik Aku itu menggelantung bebas tanpa penghalang lagi dan segera disambut oleh Bram dengan menjilat-jilat puting susunya.

Sesaat kemudian Danu melepas semua bajunya dan kemudian mengangkat tubuh molek Liani ke atas tempat tidur. Sementara yang Aldo menyambut tubuh adik Aku di atas ranjang. Liani terlentang di tempat tidur dengan kaki terbuka lebar, kepalanya sekarang berada di pangkuan Aldo. Ia merintih-rintih karena kemudian Danu menjilati dan menghisap klitorisnya. Tampaknya tubuhnya tidak bisa menolak kenikmatan yang diberikan Danu, meskipun Aku yakin dia sedang di bawah pengaruh Hipnotis, tak berapa lama kemudian vagina Liani yang sekarang sudah cukup basah dengan mudah menerima penis Danu. Kaki Liani diangkat, dilingkarkan ke tubuh Danu pada saat dia menggoyang naik turun.

Kira-kira lima menit, Danu mempercepat goyangannya dan tiba-tiba mencabut penisnya dari dalam vagina Liani.
"Tunggu dulu, gue belum mau keluar. Loe terlalu cantik untuk dilewatkan sesaat, jadi harus dinikmati dengan waktu yang cukup lama.."

Danu kemudian mengangkat tubuh adik Aku dan memposisikannya doggy style dengan perut diganjal bantal dan pantat menghadap ke atas. Sekarang keindahan pantat Liani benar-benar terlihat, tidak satu orang pun yang tidak terangsang melihat Liani pada posisi tsb. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Danu membimbing penisnya masuk ke dalam vagina Liani yang masih basah dan tampak berwarna pink muda. Kedua tangan Danu memegang pantatnya, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Danu mengelus-elus pantat Liani dan sesekali meremas payudaranya dari belakang.

Beberapa menit kemudian, Danu kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia menarik kedua tangan Liani. Jadi sekarang persis seperti naik kuda lumping, kedua tangannya dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama. Akhirnya Danu tidak lagi bisa mempertahankan, dia lepaskan spermanya ke dalam vagina Liani disertai erangan kenikmatan. Tampak cairan putih kental keluar dari dalam vaginanya seiring dengan dicabutnya penis Danu dari dalam vaginanya, cairan putih tsb mengalir ke pahanya dan menetes di tempat tidur. Beberapa detik kemudian tiba-tiba badan Danu didorong oleh Aldo, "Gantian dong, sekarang giliran gue.."

Adikku dibimbing masuk ke dalam kamar mandi yang sekarang sudah penuh dengan air hangat. Aldo dengan bersemangat membersihkan tubuh Liani , terutama di bagian kemaluannya. Aldo yang sudah telanjang bulat dengan penis tegang, meminta Liani untuk melakukan oral sex. Liani menuruti saja kemauan Aldo, bahkan dia memperlakukan Aldo seperti suaminya sendiri yaitu dengan menjilati bagian kepala penis dan dilanjutkan dengan 'deep troath'. Aku sudah menceritakan bagaimana lihainya Liani dalam permainan ini, hingga tidak usah dijelaskan lagi bagaimana nikmat yang dirasakan oleh Aldo dengan pelayanan Liani seperti itu. Masih di dalam kamar mandi, Liani kemudian disetubuhi Aldo dengan berdiri dari belakang. Kedua tangan Aldo meremas-remas payudara Liani, sedangkan pinggulnya bergoyang dengan cepat. Goyangan ini bertahan selama hampir sepuluh menit, sebelum akhirnya dicabut. Pada saat bersamaan Liani diposisikan berlutut menghadap Aldo. Sekali lagi Liani melakukan oral sex, tapi kali ini tidak lama. Hanya dengan beberapa hisapan, penis Aldo menyemburkan isinya ke dalam mulutnya serta wajahnya. Liani kembali menelan air mani, kali ini dari penis Aldo. Sama seperti tadi, sebagian air mani ini juga meluap keluar dari dalam mulut dan berlepotan di wajahnya.

Aldo kemudian meneruskan membersihkan badan Liani dan akhirnya membimbingnya keluar dari bath tub kembali ke ranjang. Danu yang rupanya telah membongkar lemari pakaian kami menemukan koleksi lingerine Liani yang memang sering dia pakai terutama pada saat menjelang kami berhubungan intim sebagai 'starter'. Danu sudah mempersiapkan stoking, gather, G-tring dan bra yang serasi ditambah baju tidur. "Ayo sekarang kamu pakai baju ini dan menunggu kedatangan teman-teman kita yang lain." perintah Danu pada Liani.

Danu, Bram dan Supri sekarang duduk berhadapan dengan Aku di meja kerja. Mereka mengajak Aku ngobrol mengenai perusahaan dotcom disertai business case-nya. Aku sangat terkejut ketika melihat Liani dari celah-celah pintu kamar yang terbuka sedikit, dia memakai baju tidur transparan lengkap dengan stoking dan ghater-nya. Dia tampak begitu seksi dan merangsang dengan rambut tergerai acak-acakan. Bram dan Yan berada di samping kiri dan kanan Liani sambil menciumi lengan dan meremas-remas payudaranya. Masih dari celah-celah pintu, Aku bisa melihat sekarang ketiganya merebahkan diri di tempat tidur. Bram menciumi bibir adik Aku sambil meremas payudara sedangkan kepala Yan menghilang di bawah selangkangan Liani sambil kedua tangannya dari bawah meremas-remas pantat.

Aku terkejut ketika Danu mengajak Aku masuk ke dalam kamar Liani untuk mengambil buku daftar PIN untuk diberikan kepada Danu. Saat masuk ke dalam kamar, Aku dapat melihat dengan jelas Bram sedang melepas bra Liani dan Yan sedang menarik ke bawah G-string adik Aku dengan giginya. Setelah selesai menelanjanginya, Bram langsung menghisap puting susunya yang sebelah kiri. Bahkan Aku masih inggat, puting susu Liani sudah ereksi menjadi bengkak dan meruncing. Tanpa rasa apa-apa Aku terus saja berjalan melewati tempat tidur dan langsung membuka laci lemari di samping kiri di mana Liani sedang terlentang dan dikerubuti dua orang laki-laki yang juga sudah sama-sama bugil. Dari dalam laci Aku mengambil sebuah buku catatan yang berisi PIN kartu kredit Aku dan Liani. PIN dan kartunya kemudian Aku serahkan pada Supri yang menunggu di belakang Aku.

Ketika Aku beranjak melewati tempat tidur lagi untuk keluar dari kamar, Bram menghisap-hisap serta meremas payudara Liani, Yan masih dengan beringas menciumi serta menyedot vagina adik Aku. Anehnya Liani tampak biasa saja, bahkan seperti menikmati kejadian tersebut. Matanya tampak setengah terpejam sementara tangan kirinya meremas-remas kepala Bram yang sedang terbenam di dadanya. Sementara tangan satunya lagi berada di atas kepala Yan. Sesekali dia merintih keenakan karena rangsangan pada klitoris dan payudaranya. Danu dengan sigap menarik Aku keluar dari kamar Liani, mungkin dia tahu Aku mulai curiga dengan perlakuan temannya pada adik Aku. Sayup-sayup terdengar mobil meninggalkan rumah, ternyata Supri sedang menuju mesin ATM untuk menarik uang dari kredit card Aku dan Liani.

Aku dan Danu kembali duduk berhadapan di samping kamar di mana Liani sedang disetubuhi. Masih dengan pintu kamar yang terbuka lebar, sehingga tampak dengan jelas bagaimana Liani dalam posisi doggy stye sedang menghisap penis Bram sedangkan dari belakang Yan menggoyang-goyangkan pinggulnya sambil kedua tangannya menepuk-nepuk pantat Liani. Suara mereka pun terdengar dengan jelas.
"Ooh gila.. vagina si Liani ini benar-benar basah dan menggigit. Belum pernah sebelumnya Aku merasakan yang seenak ini. Mujur benar si Doni mempunyai adik seperti dia, tapi sayangnya saat ini kita yang menikmatinya.. he.. he.. he.." desah Yan.
"Hisapannya pun cukup kuat, pandai sekali dia nyepongnya," balas Bram.

Selama lebih setengah jam mereka berdua secara bersama-sama menyetubuhi adik Aku, berbagai macam posisi mereka coba. Mulai dari doggy style, women on top, berdiri dan ketika Bram tak bisa bertahan lagi dan menyemburkan maninya ke dalam vagina Liani, kemudian mereka bertukar posisi. Kembali dengan doggy style, Kini Yan yang menggasak Liani dari belakang, sementara Bram menjejalkan penisnya ke mulut Liani untuk dibersihkan, sampai akhirnya diakhiri dengan gaya Liani duduk membelakangi Bram yang sesaat kemudian kembali menyemprotkan air mani ke wajah Liani Yan pun juga mengalami klimaks dengan mengeluarkan isinya ke dalam vagina Liani. Namun rupanya Yan belum puas, ia menarik kepala Liani untuk menghisap penisnya yang mulai loyo. Adikku menuruti saja permintaan Yan tsb. Dengan wajah yang masih penuh dengan sperma, Liani melakukan oral sex lagi beberapa saat sebelum Kedua pria tersebut kemudian membimbingnya masuk ke dalam kamar mandi, Liani untuk yang kedua kalinya dibersihkan tubuhnya dari ceceran sperma di vagina maupun di wajahnya.

Tampaknya Danu dan Ali yang juga menyaksikan aksi tsb dari luar mulai terangsang kembali. Buktinya setelah saling memberi isyarat dengan mata mereka sekarang menuju kamar mandi dan mengeringkan tubuh Liani yang sudah bersih dan segar dengan handuk. Bram dan Yan memakai baju kembali dan keluar menemui Aku. sayangnya sekarang pintu kamar tidur ditutup, sehingga Aku tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Yang jelas, Danu dan Ali pasti kembali menggauli adik Aku untuk yang kedua kalinya. Dari pengakuan Liani kemudian, Aku tahu bahwa pada saat itu Danu langsung mengangkat tubuhnya dan meletakkan di atas sofa yang terdapat di dalam kamar. Danu memposisikan Liani menungging dengan tangan berpegangan pada pundak Ali yang duduk di sofa, kemudian Danu memasukkan penisnya dari belakang. Sementara Ali yang duduk menghadap Liani menciumi wajah dan payudara Liani bergantian.

Tak berapa lama kemudian, tubuh Liani merosot ke bawah, kepalanya menangkup di selangkangan Ali dengan melakukan oral pada penisnya, sementara Danu tetap menggoyangkan pinggulnya maju mundur dari belakang. Dan ketika telah selesai menyemburkan air maninya kembali ke dalam vagina Liani , Ali langsung membopong tubuh adikku dan memangkunya. Liani sekarang duduk di atas pangkuan Ali, dengan mudah batang penis Ali menyelusup ke dalam vagina Liani. Namun aneh, adikku malah dengan sukarela menggoyangkan pinggulnya naik turun di atas pangkuan Ali dengan kedua belah tangan berpegangan pada pundak Ali. Beberapa lama kemudian Ali membopong tubuh Liani yang sudah keletihan itu dan meletakkannya di atas tempat tidur sebelum kemudian menindihnya dan mulai menggerakkan kembali tubuhnya naik turun.

Saat itu Supri melangkah masuk ke dalam kamar, rupanya ia telah pulang dari menguras ATM Aku sampai batas limit, dan ketika melihat Ali sedang menggoyangkan tubuhnya di atas tubuh adik Aku yang sekarang telungkup di atas tempat tidur ia jadi kembali terbangkit nafsunya, maka ia pun kembali membuka seluruh pakaiannya dan mengocok penisnya hingga menegang, dan ketika Ali selesai, tanpa basa basi Supri pun segera naik di atas tubuh adik Aku yang kini telah lemah lunglai. Liani hanya pasrah saja tubuhnya dibolak-balik sesuka hati oleh Supri sambil terus disetubuhi sampai pada akhirnya Supri mencabut penisnya dari vagina Liani dan menjejalkan ke mulut adik Aku, bertepatan dengan memuntahkan air maninya ke dalam mulut Liani. Air mani itu muncrat dan berlepotan ke seluruh wajah adik Aku setelah sebagian tertelan. Baru sesudah Supri menyelesaikan hajatnya, kelihatannya mereka sudah cukup puas melampiaskan semua nafsu birahinya terhadap adik Aku.

Setelah mengucapkan terima kasih, para bajingan tsb meninggalkan rumah kami sambil membawa G-string dan bra Liani yang berwarna putih, perhiasan, dan uang tunai baik yang ada di rumah maupun dari ATM. Danu berkata bahwa dalam waktu satu jam semuanya akan kembali seperti biasa. Sekarang dia meminta Aku meneruskan menulis proposal, serta meminta Liani untuk tidur agar tidak kecapaian setelah melayani mereka.

Kira-kira satu jam kemudian, Aku terbangun dari tidur Aku di atas meja kerja. Aku merasa semua kejadian tadi seperti mimpi, untuk membuktikan Aku masuk ke dalam kamar, ternyata di situ Aku menyaksikan Liani sedang terlelap tanpa baju dengan hanya ditutupi selimut. Tampak juga gaun tidur, G-tring hitam, stoking serta gather tercecer di bawah tempat tidur. Makin penasaran, Aku periksa tempat tidur Liani. Masih ada sisa-sisa sperma di mana-mana. Bahkan banyak juga yang masih melekat di wajah, mulut, rambut dan di selangkangannya. Saat Liani terbangun dari tidurnya, dia juga merasakan hal yang sama. Dapat mengingat semua kejadian dengan jelas, tetapi tidak bisa menolak untuk tidak melakukannya. Begitulah, kami kehilangan harta dan harga diri setelah dihipnotis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4