Langsung ke konten utama

Bercinta Dengan Mahasiswi Ditoilet Kampus

 

Sebenarnya sejak awal aku memang tidak berminta untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus dari sekolah. Namun karena kedua orangtuaku terus memaksa maka aku pun terpaksa menuruti kemauan mereka dan tetap melanjutkan untuk berkuliah disalah satu perguruan tinggi swasta. Walaupun aku sempat terlambat untuk lulus kuliah dibanndingkan teman temanku yang lain namun ada sebuah kenangan yang tak terlupakan selama aku kuliah.


Saat itu umurku sudah hampir 22 tahun dan tak lama lagi akan segera lulus. Sebenarnya Aku tergolong anak yang biasa-biasa saja di lingkungan pergaulan kampus. Dibilang kuper tidak tapi dibilang anak gaul pun tidak. Aku anak bungsu dari dua bersaudara berasal dari keluarga kelas menengah atas. Di kampus aku dianggap oleh teman-temanku sebagai anak yang pendiam dan sedikit tertinggal dalam hal prestasi pendidikan.

Selain itu Aku agak kesulitan bergaul dengan perempuan sehingga sama sekali tidak memiliki teman perempuan. Entahlah, sepertinya aku memang mempunyai masalah dalam soal mendekati cewek karena aku selalu grogi jika harus berhadapan dengan mereka terutama dalam hal urusan pribadi.

Namun ironisnya, aku mempunyai hasrat seks yang tinggi, aku mudah terangsang bila melihat cewek yang bagiku menarik, apalagi memakai pakaian ketat. Jujur saja, bila sudah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila hasratku sudah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani hingga terpuaskan.


Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi harus menyalurkan kemana karena aku tidak memiliki kekasih.
Sifat pendiamku ternyata membuat cewek-cewek di kampusku penasaran sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka harus kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dengan mereka dan semua itu bisa kubaca dari gerak gerik mereka yang sering memandangiku secara diam diam. Di samping itu teman- temanku bilang aku mempunyai wajah yang lumayan ganteng (nggak nyombong lo..) kulitku sedikit kecoklatan dengan tubuh yang kekar karena aku rajin berolah raga basket sejak sekolah dulu. Aku sangat senang bermain music terutama gitar sehingga tak heran penampilanku mirip anak band yang berambut gondrong. Soal tinggi badan aku memang cukup lumayan bahkan jauh lebih tinggi dibanding rata rata temanku dikampus

Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dari sahabatku. Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi.
Sebut saja namanya Ella (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya. 
Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku. Pada suatu hari yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kuliah usai pada jam 7 malam maka aku menyempatkan diri untuk pergi ketoilet untuk sekedar mencuci muka sejenak sebelum pulang.
Aku menuju toilet kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari ‘peradaban’ kampus.

Sampai disana aku mendapati beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu giliran, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai. Praktis aku urungkan saja. Begitu tiba giliranku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku. Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat. Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu.
“ loh Kok dia ada disini sih ? Pikirku.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.
“La. ngapain elo masuk ke toilet cowok ? tanyaku penuh rasa heran.
“Ehhhh.. itu.. ehmmm.. tempat cewek penuh semua makanya gue ke sini..
“Emang yang di lantai bawah juga penuh ? tanyaku.

Padahal dalam hati aku merasa mendapat kesempatan emas.
“Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang.. lagi pula kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan..? jawab Ella rada genit.
Aku pun tidak mau kalah.
“Tapi kan gue cowok, elo nggak malu ? gantian aku membalasnya.
“Kalo elo sih, gue emang nggak keberatan kok.. tapi untungnya cuman tinggal elo dong yang ada di sini daripada yang laen kan.. jawab Ella. Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong.
“Gila.. kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih ! Pikirku.

Tiba-tiba dia menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.
”Sorry yah. gue duluan, habis elo bengong aja sih.. katanya. Rupanya dia juga mau mencuci muka.

Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sedang membungkuk membuat pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku. Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang, batangku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku membayangkan batangku kumasukkan ke dalam kemaluannya dari belakang pada posisi seperti itu.

Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku sudah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus ngentot dengan dia, apapun caranya. Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku sudah melihat senyumannya yang merangsang birahiku.

Sepertinya dia memang sengaja menarik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku. “Buru-buru amat La, emang elo udah ada kuliah lagi ? tanyaku.

“Enggak kok, gue cuman pengen istirahat di sini aja. jawabnya. Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dari dalam. Melihat sikapku, Ella mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia dan Kutatap kedua matanya yang indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan. Mulutnya mulai terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek.

Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh, walaupun aku belum pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang harus mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF. Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Ella membuatku semakin hot menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya. Kemudian aku mencoba untuk mengusap bagian kemaluannya.

Kugosok-gosok sampai dia mengerang kenikmatan. Aku panik kalau erangannnya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi. Usapanku membuat cairan kemaluannya membasahi celananya. Karena dia memakai celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.
“Ssshhtt.. gilaa.. enak banget.. ehmmm..’, desah Ella. Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya.

Mata Ella terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kenikmatan. Tangannnya mulai berani untuk meremas batangku yang keras. Enak sekali pijitannya, membuat batangku semakin berdenyut- denyut. Aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang sudah mengeras. Ella mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit. Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih.

Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang berukuran sedang, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot. Langsung saja aku sedot susunya yang kenyal itu. Ella menggelinjang kenikmatan dan kemaluanik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia senang menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum. Aku benar-benar menikmati toket Ella dan aku ingin mengemoti toket Ella sampai dia menyerah.

Kujilat putting susunya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Ella seperti sudah di awang-awang, tak sadarkan diri. Tangan Ella mulai membuka ritsleting celana gue dan berusaha mengeluarkan batang gue yang sudah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah batang gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok. Dia kocok-kocok batang gue, sepertinya dia sedang mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit.

Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan batangku. Pertama hanya 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir seluruh batangku masuk ke mulutnya yang seksi, batangku sama sekali sudah tak terlihat lagi. Lalu dia mulai memaju mundurkan batangku dalam mulutnya. Sedotan dan hisapannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku menahan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya.

Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam kemaluannya. Maka aku memberi tanda agar Ella berhenti sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Ella mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit. Ella sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dari ujung batangku dan menelannya. Ella kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem.

Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati kemaluannya dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar. Terlihatlah kemaluan Ella yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Ella memang pandai merawat kewanitaannya.

Aku mulai menjulurkan lidahku ke kemaluannya. Aku sempat berpikir bagaimana kalau di kemaluannya tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku sudah bernafsu, aku tahan nafas saja. Kubuka belahan kemaluannya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi ternyata koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Kemaluan Ella tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau kemaluan alami.

Justru bau yang alami seperti itulah yang membuatku makin bernafsu serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaaahhh..Ella benar-benar pandai merawat kemaluannya. Sungguh beruntung aku. Aku terus menjilat-jilat kemaluannya yang mulai basah dengan cairannya. Ella terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, desahannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya. ‘Akkkhh.. ssstt.. uugh.. gilaa.. enak banget..’, desah Ella. Kemaluannya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk kemaluan ternikmat yang kurasakan. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluannya sambil mengait-ngaitkan ke dinding kemaluannya.

Tentu saja Ella makin edan reaksinya, membuat semakin kelojotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan. Cairan yang keluar dari kemaluannya sampai meleleh ke pipiku dan kepahanya. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin. Langsung aja aku hisap sebanyak-banyaknya dari kemaluannya. Ella sempat risih melihat perbuatanku.

Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada batangku. Tiba-tiba Ella mendorong kepalaku dari kemaluannya. Kayaknya dia sudah nggak kuat lagi.
“Masukin dong punya elo, gue udah nggak tahan nich.. ayo dong sayyyy.. pinta Ella dengan suara mendesah.
Aku sempat tertegun sejenak sebab sama sekali aku belum pernah melakukannya.
“Ayo cepat dikit dong.. katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.
Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Ella. Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi kemaluannya lebih terbuka.

Kemaluannya sudah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat. Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan batangku ke kemaluannya. Kuelus- elus dahulu kepala batangku ke bibir kemaluannya. Kudorong batangku perlahan.. masuk sedikit demi sedkit.. Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala batangku sudah masuk ke lobang kemaluan Ella yang sudah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya kemaluan perawan.

Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Batangku sudah masuk setengahnya, namun masih terasa sempit sekali. Tubuh Ella sempat tersentak ketika batangku sudah masuk seluruhnya.
“Auuww.. sakitt.. pelann.. ssstt.. Ella sedikit menjerit. Kutarik batangku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan batangku menancap di dalamnya beberapa saat agar kemaluan Ella terbiasa menerima batangku. Kemudian barulah aku memulai gerakan maju mundur. Terasa batangku bergesekan dengan dinding kemaluan yang bergerinjal-gerinjal.

Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. Batangku terasa agak perih dijepit oleh kemaluannya, tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini. Tampaklah pemandangan indah ketika batangku keluar masuk kemaluan Ella. Batangku sudah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Ella semakin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar. Mulutnya menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya.

Mungkin aku sudah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak. ‘Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe.. ngen udahannn..?’, tanyaku. ‘Ja.. ngan dilepas.. terussinnn.. aja.. gue.. nggak.. apa.. apa.. kok.. sstt..’, kata Ella.Goyangan pinggul Ella sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutarik batangku keluar dan kudiamkan beberapa saat. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari belakang. Ella berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya sudah menungging ke arahku. Dalam posisi itu lipatan kemaluannya terlihat lebih jelas.

Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja batangku dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab kemaluannya sudah terbiasa menerima batangku. Kali ini gerakan Ella lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membuat batangku sangat geli luar biasa.. batangku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas..aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Ella, aku pun berusaha mengimbangi permainannya. Aduhhhh srr.., ada cairan licin kembali keluar dari batangku. Cairan itu makin menambah licin dinding kemaluan Ella.

Aku benar-benar merasakan kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan bersetubuh dengan Ella, sungguh aku tak akan melupakannya. Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Ella bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Kemaluan Ella makin berbusa akibat kocokan batangku. Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi.

Aku makin pasrah ketika kenikmatan ini menjalar dari buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung batangku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa. ‘Laaaa.. gue udah mau keluar.. nihh.. Elo.. masih.. lama.. nggak..?’, rintihku. ‘Sa.. bar.. se.. bentarrrr.. sayaangg.. sama.. samaaa.. gue.. juga.. hampir.. keluarrr.. oohhh.. ahhhggghh..’, pantatnya menekan batangku dengan kuat. Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.

Bersamaan dengan itu.. ‘Aaaahhhh..’ Batangku menyemprotkan air mani ke dalam lobang kemaluannya berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pahanya dan sempat menetes ke lantai. Tak kusangka banyak sekali spermaku yang berlumuran di kemaluannya. Ella berjongkok memegang batangku. Lalu ia menjilat dan mengulum batangku yang masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala batangku bersih mengkilat. Dia kelihatan tersenyum bangga. Ella kembali berdiri memandangi penuh kepuasan.

Tubuh Ella terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme. Ella memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian sensitif. Kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.

Ternyata Ella mengatakan bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia tidak berani mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemudian aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya. Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir. Aku sempat khawatir kalau Ella hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di dalam kemaluannya. Aku tidak mau menikah, aku belum siap jadi bapak.

Biarlah seandainya Ella sampai hamil maka aku akan membuat suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali saja jadi kemungkinan dia hamil pun kecil sekali peluangnya. Selesai mandi aku menyuruh Ella keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan sekitar. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Ella keluar kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat. Sampai saat ini hubunganku dengan Ella masih berjalan baik cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di toilet dulu.

Awalnya aku merasa beruntung karena bisa menikmati tubuhnya namun beberapa minggu setelah kejadian itu aku mendengar kabar dari teman-temannya bahwa Ella itu sebenarnya cewek murahan yang begitu mudah jatuh dalam pelukan laki laki.
Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa atau om-om. Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun kemaluannya masih rapat seperti perawan, namun aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dari lubang kemaluannya.
Ternyata memang benar kata orang kalau masa kuliah memang masa yang paling indah dan berkesan setidaknya telah memberiku sebuah pengalaman bercinta yang tak terlupakan sampai saat ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4