Langsung ke konten utama

Pesta Seks Bertiga Yang Tak Terlupakan


Yenny adalah seorang guru Matematika di salah satu sekolah swasta. Umurnya baru 28 tahun dengan statuscerai tanpa anak. Bentuk tubuhnya lumayan semok dan wajahnya pun cukup cantik sehingga terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya.Buah dadanya sangat montok dengan ukuran 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polos guru semok tersebut.
Suatu hari Yenny terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Rangga harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Rangga juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

Bagi Yenny, kedatangan Rangga ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.
“Sudah selesai Rangga?”, Yenny masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Rangga selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.
“Hampir bu. Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..”
“Iya..
“Bu Yenny. Saya sudah selesai nih. Rangga masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.
“Ibu dimana?
“Ada di kamar.. Rangga sebentar ya. Yenny berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaos longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

Begitu ia keluar, mata Rangga nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Yenny membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Rangga merah karena malu, Yenny tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.

”Bagus bagus… Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?
”Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..
”oo… begitu to. Rangga kamu mau menolong saya? Yenny merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.
”Apa Ibu? tubuh Rangga bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Yenny yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.
”Tolong Ibu ya dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”
”Tapi tapi… Saya”.
”Kenapa? oo… kamu masih perjaka ya?.Muka Rangga langsung saja merah mendengar perkataan Yenny
”Iya.. Nggak apa-apa. nanti biar Ibu bimbing ya.

Yenny kemudian duduk di pangkuan Rangga. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Yenny yang agresif karena haus akan kehangatan dan Rangga yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Yenny yang mengeras. Lidah Yenny menjelajahi mulut Rangga, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

Setelah puas, Yenny kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Rangga”, Yenny berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Rangga”, Yenny mendesah tidak sabar.

Rangga kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Rangga…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Rangga meletakkan tangannya di dada Yenny yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Yenny yang montok itu.
”Oohh… enakk… begitu caranya… remas pelan-pelan dan rasakan putingnya menegang..

Dengan semangat Rangga melakukan apa yang gurunya katakan.
”Ibu… Boleh saya hisap susu Ibu? Yenny tersenyum mendengar pertanyaan muridnya yang berkata sambil menunduk karena malu.
“Boleh… lakukan saja apa yang kamu suka.

Tubuh Yenny menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.
”Oohh… jilat terus sayang… ohh.. Tangan Yenny mendekap erat kepala Rangga ke payudaranya. 


Rangga semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Rangga makin keras bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut. 

”mm… nakal kamu.. Yenny tersenyum merasakan tingkah muridnya itu. 
”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu.Rangga menurut saja. Duduk diantara kaki Yenny yang membuka lebar. Yenny kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya. 
”Coba kamu rasakan. ia membimbing telunjuk Rangga memasuki vaginanya. 
”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…? 
”Iya.. Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok. 


Pelan-pelan jari Rangga mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Yenny mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Rangga. 
”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Rangga tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya. 
”Oohh… Rangga…hmmmpm.. tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan. 

Tangan Rangga semakin beYenny mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Yenny mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya mengejang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Rangga…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Rangga menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Yenny segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut. 

Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Yenny. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Rangga merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Rangga tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Yenny. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Yenny.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Rangga di dalam mulut Yenny, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Rangga”, Yenny masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”. 

Ketika Yenny sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Rangga…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Rangga yang masih tegang berat mendorong Yenny ke kulkas.Gelas yang dipegang Yenny jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Yenny kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas. 


”Ibu…, sekarang! Ahhkk”, Yenny berteriak, saat Rangga menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.
”Ranggao… enakk… ohh…, ohh. Tubuh Yenny bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Rangga satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.
”Ibu menikmati ini khan. bisik Rangga di telinganya
”Ahh… Yenny hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.
”Jawab bu !! dengan keras Rangga mengulangi sodokannya.

”Ahh…iyaa.. Rangga… Rangga jangann… di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Yenny telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Rangga yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Yenny.”Ahh”.

Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.
Setelah kejadian dengan Rangga, Yenny masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Yenny adalah jika Rangga kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

Ketika Yenny berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Dodi. Ia berbeda dengan Rangga, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Yenny salam dari Rangga”, Dodi melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Dodi menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Rangga.”Langkah Yenny terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskipun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Rangga”, Dodi tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Yenny.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Yenny langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Yenny segera menuju pintu itu, ia mengira Rangga yang datang. Ternyata ketika dibuka”Dodi! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Yenny agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Dodi masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Rangga senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Rangga?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Yenny bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Yenny benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Rangga, mau?”, Dodi bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Yenny.Yenny masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

Yenny masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Dodi telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Rangga khan?”.Dodi ternyata lebih agresif dari Rangga, dengan satu gerakan meraih kepala Yenny dan memasukkan penisnya ke mulut Yenny.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Yenny, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Dodi merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Dodi menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Yenny, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Yenny merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Dodi sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Dodi muncrat di mulut Yenny, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Yenny tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Dodi yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beYennynya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Dodi mengikuti saja.

Setelah ia di dalam, Yenny tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Dodi sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Dodi. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Dodi berbisik ke telinganya. Tangan Dodi segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Yenny juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Dodi digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Dodi meremas puting susu Yenny, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Dodi tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Yenny.”Dodi…, aahh…, aahh”, Tubuh Yenny menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Dodi.”Enak Bu?”, Dodi kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

Yenny hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Dodi dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Dodi mendorong tubuh Yenny agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Rangga ini posisi yang disukai Ibu”

”Ahhkk…, hmm…, hmmpp.. Yenny menjerit saat Dodi dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.”

”Ugghh… innii… innii. Dodi medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Yenny. Yennypun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.

”Adduuhh…, teruss.., teruss Dodi…, oohh. Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Dodi. Tangan Dodi mencengkeram pundak Yenny, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.

”Oohh Yenny…. Yenny segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

Yenny masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Dodi dan maninya sendiri. Dodi juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Yenny, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Yenny mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Dodi untuk memainkan clitorisnya. Aahh… Tubuh Yenny bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Dodi mempercepat permainan tangannya.

”Bu… balik… Dodi pengin nih”

”Nakal kamu ahh.. dengan tersenyum nakal, Yenny bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Dodi. Dodi meraih payudara Yenny dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Yenny mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Dodi.

”Bu Yenny nikmat lho vagina Ibu… ketat. Dodi memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm… aahh…, ahh…, ahhkk.. Yenny tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Dodi. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Dodi. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.

”Ayoo… aahh.. ahh… Mm.. buat Ibu keluuaar lagi… Gerakan Yenny makin cepat menerima sodokan Dodi.

Tangan Dodi beralih memegangi tubuh Yenny, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Yenny menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Dodi kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Yenny terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Dodi, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Dodi sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Yenny yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalam.

”Ahh.., aahh… aahh.. Dodipun mulai berteriak-teriak.

”Mau kelluuaarr”Yenny sekali lagi memejamkan matanya saat mani Dodi menyemprot dalam liang vaginanya. Yenny kemudian ambruk menindih tubuh Dodi yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.

”Bu Yenny… sungguh luar biasa, Coba kalau Rangga ada disini sekarang”
”mmhmm.. memangnya kamu mau apa ? Yenny kemudian merebahkan dirinya di samping Dodi. Tangannya mengusap-usap puting Dodi.
”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..Yenny tidak bisa menjawab komentar Dodi, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

Akhirnya hari kelulusan murid telah tiba. Dengan demikian Yenny harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Rangga untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya. Tak lama kemudian Rangga pun muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.

”Bu, Rangga kangen lho”
”Iya deh… nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota lain, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Yenny berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Rangga tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Yenny merupakan segalanya terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.
”Tapi Rangga masih boleh menghubungi ibu kan?”.Yenny bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah “Iya… boleh…, boleh”

”kamu Minum dulu deh. ada es teh di meja makan. Kalau sudah kita nonton bareng di kamar yaa. Yenny mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel sebuah film dewasa. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

Diluar Rangga meminum es teh yang disediakan Yenny dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Rangga menyusul Yenny ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Yenny menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

Ketika Rangga sedang mencopot celananya Yenny sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Rangga juga tengkurap di samping Yenny.

”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”

”Belum tuh…Mata Rangga tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.

”mm… itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti film itu bisa kamu ambil”

”Thanx.. Rangga kemudian mengecup pipi gurunya.



Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Yenny kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Rangga. Rangga kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Yenny dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Rangga kemudian menciumi tengkuk Yenny, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.

”aahh…”Setelah puas, Rangga kemudian memberi isyarat pada Yenny agar duduk di pangkuannya.

”Bu, biar Rangga yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Rangga di telinga Yenny. Yenny yang telah duduk di pangkuan Rangga pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Yenny memejamkan matanya.”Rangga…, jilatin vagina ibu…”



Rangga kemudian merebahkan Yenny, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Rangga kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Yenny bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Rangga dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Rangga menjilati pentil clitoris Yenny, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Rangga…, massuukk”.



Kaki Yenny kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Yenny yang becek.”mm…”, Yenny menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Rangga sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Yenny mempermainkan puting Rangga. Dengan gemas dicubitnya hingga Rangga berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Rangga makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.



Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Yenny terkejut, tapi tidak bagi Rangga. Dodi sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.

”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Dodi kemudian berjalan mendekati mereka. Yenny yang hendak berdiri ditahan oleh Rangga, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Yenny.”Nikmati saja…”Dodi kemudian mengangkangi Yenny, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Rangga menghentakkan gerakannya. Saat Yenny berteriak, saat itu pula penis Dodi masuk.

”Ahh…, nikmat..”, Yenny merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Rangga dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Dodi memegangi kepala Yenny, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.



Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Rangga keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Dodi tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Yenny. Setelah Rangga mengeluarkan penisnya dari vagina Yenny, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Yenny masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Rangga keluar namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani Rangga menetes ke lantai.

”mm… Rang… liat tuh punya kamu.. seru Dodi sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Yenny. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Yenny.

”Nih Bu rasakan punya Dodi juga ya”.



Rangga dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Dodi memegangi pinggang Yenny saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Yenny merintih-rintih menikmati permainan mereka, Rangga merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali. Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.

”ooww… tubuh Yenny yang disangga Dodi menegang, kemudian lemas. Rangga menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Yenny dan tembok. Dipindahkannya tangan Yenny ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Dodi.

”Rangga…”, Lagi-lagi Yenny mendesah saat penis Rangga masuk dan pinggulnya didorong oleh Dodi dari belakang.

”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….”

”aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk.. Yenny berteriak keras sekali saat dorongan Dodi sangat keras menekan pinggulnya. penis Rangga amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Yenny. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

Mereka terus mengulangi perbuatan itu hingga berkali kali dan akhirnya mereka pun kelelahan dan tertidur diatas ranjang yang sudah terlihat berantakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4