Langsung ke konten utama

Bercinta Dengan Istri Pengusaha

Pekerjaan sebagai seorang karyawan swasta memang agak menjemukan karena selalui menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Seharian ini aku tidak karuan bekerja, suntuk benar rasanya hari ini, bahkan seharian dimarahi melulu sama boss karena kerjaanku salah terus.

Hingga akhirnya waktu pulangkerja telah tiba, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan dan aku langsung membereskan meja kerjaku dan langsung ngacir.
Sore itu cuaca masih mendung karena sebelumnya hujan mengguyur dengan sangat deras. Aku berjalan keluar halaman kantor sambil kulihat jalanan sebagian tergenang air.

Aku berdiri di trotoar jalan menunggu angkutan umum sambil mengamati orang orang yang ada disekitarnya. Beberapa pekerja wanita berpakaian modis sesekali berlalu lalang disana hingga membuatku sedikit terhibur setelah menjalani hari yang melelahkan dikantor. Aku berharap saat berdesakan naik bus nanti ada seorang wanita bahenol yang berdiri didekatku sehingga aku dapat sedikit mengambil kesempatan darinya. Lumayanlah untuk hiburan sesaat ditengah kemacetan lalu lintas.
Hari ini memang aku tidak naik motor karena motorku sedang ada di bengkel. Entah kenapa hari ini aku sial terus dari rumah pas mau kerja motorku mendadak ngadat tidak mau distater. Sial, mana hari ini aku pagi-pagi sekali harus sudah menyerahkan laporan bulanan kepada boss. Sial benar-benar sial.

Saat aku asik melamunkan kesialanku hari ini, tanpa sadar tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna silver metalik melintas di depanku dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba… “Craaassshh…!” air genangan menyemprot ke seluruh tubuhku, mukaku, baju, celanaku semuanya basah kuyup.
Sialan !! lengkap sudah kesialanku hari ini. Aku memaki-maki tidak karuan. Tiba-tiba mobil itu berhenti beberapa puluh meter dari tempat aku berdiri dan langsung mundur menuju ke arahku.
“Cari penyakit nih orang. gerutuku. Aku sudah bersiap-siap mau mendampratnya jika orangnya keluar dari mobil. paling tidak kumaki-maki dulu biar lega.

Urusan maaf-memaafkan belakangan. Aku sudah bersiap-siap ketika pintu mobil itu terbuka, aku terkejut ketika sebuah kaki indah terbungkus sepatu kerja menapak di aspal yang basah. Sesaat kemudian munculah makhluk yang menurutku sangat cantik dan membuatku semakin terpana. Tingginya kalau menurutku sekitar 165 cm dan kulitnya putih bersih sehingga menambah pesona dirinya. kalau ditaksir-taksir umurnya sekitar 30-an, tetapi penampilannya modis sehingga tidak terkesan dewasa, tapi yang paling menarik perhatianku adalah bentuk bodinya yang sangat proporsional dan cukup menggoda.

“Gitar Spanyol Cing”. Terbalut kaos ketat lengan cekak warna abu-abu dan legging warna hitam selutut menambah tonjolan-tonjolan tubuhnya semakin nampak nyata, sampai-sampai aku meneguk air liurku, “Glek.. glek.. seketika rasa kesalku pun menghilang dan tergantikan oleh rasa kagum pada dirinya.
“M.. ma’af Mas…” katanya menyadarkan aku dari kekagumanku.
“Oh oh… tidak apapa.. sahutku (kok jadi aku yang gugup bathinku ).
“Maafkan saya Mas, saya tidak segaja.. lagi ngelamun jadi tidak sadar kalo ada genangan air. ujarnya menjelaskan.
“Mas mau pulang..? tambahnya lagi.
“ iya mbak. jawabku.
“Oke.. sebagai pernyataan maaf saya, gimana kalo mas saya antar pulang. Ayo mari masuk Mas. pintanya tanpa menunggu persetujuanku.
Wah kesempatan yang tidak boleh kusia-siakan nih.
“Bagaimana ya… kataku.
“Please… katanya.


Tanpa basa basi lagi maka aku langsung masuk ke mobil sedannya yang cukup mewah dan kami pun langsung meluncur.
“Ngomong-ngomong dari tadi kita belum kenalan, saya.. Angelina,” katanya memecah kekakuan.
“Saya Irwan, Mbak.. timpalku dengan sedikit gugup.
Ternyata Mbak Angelina memang enak diajak ngomong tentang apa saja bahkan orangnya terbilangsupel. Dan sampai aku juga tahu bahwa ia adalah istri dari salah seorang pengusaha sukses yang mengalami sakit stroke parah hingga tak bisa berjalan lagi.
“Maaf Mbak. Saya turut prihatin dengan kondisi suaminya. kataku. “Tidak.. apapa Wan. sahutnya.
“Wan kamu tidak apapa kan ke rumah Mbak dulu. Mandi dulu ya, nanti setelah itu baru kita ke rumah kamu gimana?”
“Terserah Mbak deh,” kataku mengiyakan.


Kami tiba di rumahnya di salah satu kawasan pemukiman elit yang terkenal. Wah ternyata rumahnya cukup besar dan asri.
“Masuk Wan!”
“Makasih Mbak.”
.”Wan kamu mandi dulu ya,” katanya sambil menunjukkan kamar mandi.
“Nanti Mbak siapkan pakaian untukmu, kan baju sama celana kamu basah, biar di cuci di sini saja, Mbak juga mau mandi dulu.”
“ohh iya suami mbak kemana ?
“dia sedang ada dikamarnya. Memangnya kenapa wan ?
Takutnya nanti suami mbak cemburu sama saya.
“ohh dia sedang tidur dikamarnya. Soalnya sudah semenjak sakit stroke sudah tak bisa berjalan lagi.

Setelah didalam kamar mandi lalu kulepas semua pakaian sehingga sekarang aku sudah telanjang dan siap untuk mandi. Iseng aku mengingat tubuh Angelina yang aduhai dan tanpa sadar “si Jonny” tiba-tiba mengeras. Aku mulai membayangkan jika Angelina mengatakan “Wan, maukah menyenangkan Mbak? Soalnya aku sudah lam tak bercinta dengan suamiku hehe..

Kurasakan “si Jonny” semakin keras seiring imajinasiku tentang Mbak Angelina wajah cantiknya, kulit putihnya yang halus mulus tanpa cacat, dua gunung kembarnya yang terasa montok dan pantatnya yang besar. Selama berada didalam kamar mandi lalu Kukocok-kocok batang kemaluanku, sementara khayalanku dengan Mbak Angelina semakin menjadi-jadi dan tiba-tiba “Cklek…” pintu kamar mandi dibuka hingga aku terkejut tanpa bisa berbuat apa-apa. Tadi aku lupa mengunci pintu kamar mandi dan ternyata Angelina sudah berdiri di hadapanku.
“eehhh Maaf Wan tadi aku lupa ngasih handuk ke kamu. ucapnya sambil tersipu malu karena melihat keadaanku yang sedang telanjang.
“Oh iya makasih Mbak. Kataku sambil meraih handuk itu.

Angelina tidak langsung pergi ia tertegun melihatku dalam keadaan telanjang bulat dan sekilas kulihat ia melirik batang kemaluanku yang dari tadi sudah tegang.
“Mbak mau mandi berdua denganku hehe ? tanyaku asal jeplak.
Herannya Angelina tidak menolak dan juga tidak mengiyakan, dia hanya terpana dengan ucapanku dan terlihat salah tingkah.

Karena sudah terlanjur terangsang maka naluri kelelaki lakianku mulai bekerja. kutarik lembut tangannya hingga ia masuk ke dalam dan kukunci pintu kamar mandi dengan segera.
tanpa menunggu reaksinya lebih lanjut maka kusentuh wajahnya dengan lembut “kamu cantik sekali deh.. seandainya aku punya istri seperti kamu pasti bakal senang banget. ucapku
aku mulai melancarkan rayuan guna memikat hatinya
“Masa sih Wan, aku kan sudah umur 30 lebih. kamu bisa saja.
Aku boleh cium kamu sebentar kan ? ucapku sambil memandangnya dengan penuh gairah.

Kucium pipinya dengan lembut lalu bergeser ke bibirnya yang seksi.
“Wan!” keluhnya lirih, “Mbak saya sangat mengagumi Mbak,” bisikku lembut di telinganya, sambil kuletakkan tanganku melingkari lehernya. Kembali kukecup lembut bibirnya, kali ini dia membalas dengan hangat, beberapa saat adegan cium itu berlangsung, tanganku mulai “bergerilya”, kuusap punggungnya, terus turun ke bawah, ke bagian pantatnya, kurasakan bongkahannya masih sangat padat, kuremas-remas dengan lembut. Kali ini ia yang melingkarkan tangannya ke pinggangku, semakin erat, kurasakan gunung kembarnya menggencet dadaku kenyal dan lembut kurasakan.

Kami semakin bernafsu, batang kemaluan yang sudah dari tadi tegang tambah kurasakan berdenyut-denyut. Kurasakan aku semakin terangsang, segera saja kubuka baju mandi Angelina. Terlihatlah pemandangan yang sangat indah, aku terdiam sejenak mengagumi keindahan tersebut, kulihat payudaranya yang besar dan masih kencang. Kutelusuri semua bagian tubuhnya tanpa ada bagian yang terlewatkan, sampai pada “area kenikmatan” Angelina. Aku semakin terangsang karena kemaluannya begitu mulus tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun. Kali ini langsung kuserbu payudaranya, kuraba-raba sambil terus kissing sambil sesekali terdengar rintihannya.

“Ohhh… Wan mhmmm…” kujilati kupingnya dan sesekali mengulum daun telinganya, terus menjalar ke leher, dada, dan sampai ke payudaranya. Dengan penuh nafsu kujilat sambil kumainkan putingnya dengan lidahku hingga aku semakin bernafsu.

“Waaan, ohhh…”

“Hmmm, Mbak… kamu sudah lama tak bercinta dengan suamimu kan ? ujarku
“iya wan.. sebenarnya aku lagi pengen banget tapi gak tahu bagaimana cara melampiaskannya.
“kalau gitu serahkan pada saya saja mbak. Aku akan bantu memuaskan mbak deh..

Kali ini tangannya mulai kurasakan lebih aktif, dirabanya punggungku turus turun ke pantatku kemudian ke depan mencoba meraih batang kemaluanku dipegangnya dengan lembut, dikocoknya pelan-pelan sambil berkata, “Wan, punyamu lumayan besar juga. Mbak mau merasakannya Wan… ohhh,” kembali erangannya terdengar karena aku masih sibuk memainkan pentil payudaranya dengan ujung lidahku.

Mulai bosan dengan payudara, kuangkat badannya, kududukkan ke pinggir bak air. Kembali aku menjilati perutnya, kukukek-kucek liang pusatnya masih dengan ujung lidahku, terdengar kembali erangannya lebih keras, “Ooouhhh… hmmm… ahhh…” mungkin Mbak Angelina sudah terangsang hebat. Keadaan ini tidak kubiarkan langsung kuarahkan lidah ku ke arah belahan pussy tanpa bulu yang indah sekali, tercium olehku bau khas kewanitaannya. Aku semakin bernafsu kujilati pussy Mbak Angelina yang sudah mulai basah dengan lendir kumainkan ujung lidahku menelusuri setiap millimeter dari “benda enak gila” itu. Tubuh Mbak Angelina semakin terguncang hebat menikmati permainan lidahku, nafasnya memburu, sudah tidak beraturan lagi sambil terus mengerang, “Oouuussshhh aaahhh,” merintih tidak karuan keenakan.

Ujung lidahku masih menempel pada benda enak milik Mbak Angelina kali ini bagian terakhir yang akan kugarap. Benda sebesar biji kacang yang terletak di atas lubang pussy-nya. Hoooaah, hmmm hhhh ooouuhhh, Wan terus sayang terus… terus… Ouuhh uuhhh terus…” Kali ini Mbak Angelina pasti hampir mencapai puncak gunung kenikmatannya, dan aku terus saja memainkan lidahku dengan ganas di liang pussy-nya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya yang nikmat di lidahku. Sampai suatu saat ia menjabak rambutku, dan menekan kepalaku ke selangkangannya seakan-akan jangan sampai lepas. “Ooouuhn mmm ohhh.. ohhh, Wan terus Wan… Mbak mau keluarrhh…” sampai suatu sentakan hebat akibat kontraksi otot-otot badannya yang menegang. “Waaan Mbak keluaaar hhh…”

Beberapa saat badannya masih tersengal-sengal, sambil berkata padaku,
“Wan makasih, kamu hebat, Mbak sudah lama tidak merasakannya sejak suamiku sakit.”
“Sama-sama sayang, saya juga sangat menikmatinya, tubuh kamu sangat lezat sekali. ujarku.
“Kali ini giliran kamu ya, Wan. Sekarang kamu duduk di pinggir sini,” katanya.

Di kecupnya bibirku, dilumatnya, lidahnya sengaja dimasukkannya menjalari seluruh rongga mulutku sambil sesekali menghisap lidahku, kali ini aku sedikit tidak menguasai keadaan, tangan Angelina masih terus memegang batang kemaluanku sambil terus mengocoknya,
“Ooohhh…” kali ini aku yang dibuatnya mengeluarkan suara keenakan.

Ah, lidahnya sudah hampir di puting susuku, dimainkannya lidahnya yang membuat sensasi tersendiri. “Aahhh… enak gila,” sambil terus mengocok batang kemaluanku. Angelina terus menjilati bagian tubuhku sampai akhirnya dia menjilati kepala kemaluan. Dia terus memainkan lidahnya menjilati, kepalanya, batangnya, biji kemaluan tidak luput dari sasaran lidahnya. “Ahhh sayang … enak ahhh…” Mendengar rintihanku dia memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya dan mulai mengulumnya.
“Ooh… terus sayang.. pintaku.

Rasa nikmat menjalar dalam diriku ketika kepala penisku dijilati oleh lidahnya yang lembut dan basah. Mendapat pelayanan seperti ini membuat nafasku kian memburu dan kedua tanganku memegangi kepalanya dengan kuat, lalu kuhentakan pinggulku seraya menggenjot rongga mulutnya.
“Aahhhh sshhhh… enak banget sayang… emmhh…. Aku melenguh sejadinya sambil memejamkan kedua mataku.

Turun-naik kepalanya mengisap batang kemaluanku sampai keadaan dimana aku merasakan kejang dan batang kemalaunku berdenyut-denyut sangat hebat, “Ooohhh… ohhh… aku hampir keluar sayang…” Semakin ganas kepalanya turun-naik, semakin mempercepat kocokan dan sedotannya dan… “Crooot… crooot… croot…” batang kemaluanku memuntahkan sperma ke dalam mulut Angelina dan dengan bernafsu ditelannya sperma tersebut dan sisanya dijilatnya sampai bersih.
“Makasih ya sayang. kamu hebat sekali ouchhh.. kataku.
“Sama-sama Wan. katanya dengan lembut.
“Oke sekarang kita mandi dulu biar segar dan kita ulangi lagi nanti ya di kamar.

Rumahnya memang cukup besar hingga terdapat banyak ruangan kamar disana sementara suaminya yang sedang sakit sedang terbaring dikamar bagian depan.
Aku masih mengenakan handuk yang dililitkan ketika Angelina datang membawa segelas susu coklat hangat dan memberikannya kepadaku.
“Minum dulu sayang, biar tambah segar.”
Kuseruput secangkir kopi hangat. “Aaahhh…” kurasakan kehangatan menjalari tubuhku dan kurasakan kesegaran kembali.

Kami berciuman kembali, Mbak Angelina tampak sangat menikmati ciumanku ini, matanya terpejam, nafasnya mendesah, dan bibirnya dengan lembut mengecup sambil sesekali menghisap bibir dan lidahku, jari jemari lentik guruku itu mulai bergerak turun menyusup ke balik handukku menuju buah pantatku. Batang kemaluanku yang hanya ditutupi handuk kecil itu segera berdiri tegang. Bagian bawah kepala kemaluanku itupun langsung tergencet oleh perut Mbak Angelina yang langsung menyalurkan getaran-getaran kenikmatan ke seluruh urat syarafku.

Jari-jemarinya mulai meraba kedua buah pantatku. Mula-mula rabaannya melingkar perlahan, makin cepat, makin cepat, sampai akhirnya dengan suara mendesah, diremas-remasnya dengan penuh nafsu. Aku mencium dan menjilati telinga Angelina, sehingga membuat tubuh janda cantik itu menggelinjang-gelinjang, “Ohhh Wan… gelii… sss…” Kuturunkan bibirku dari kuping menelusuri leher, terus turun ke dada, jari jemarinya pun terasa semakin keras meremas-remas pantatku.

Seraya mengecupi areal dadanya, jemariku membuka satu persatu kancing seragam kebanggaannya itu hingga terlihat belahan payudaranya yang besar menyembul dari balik baju mandinya. Bentuknya menghadap ke atas dengan puting yang langsung mengarah ke mukaku. Amboi seksinya, tanpa membuang waktu kulahap payudara itu dengan gemas. Kusedot-sedot dan kujilati putingnya yang sudah menegang itu. Tiba-tiba tangan kanan Mbak Angelina berputar ke arah depan. Dengan sekali sentak maka terjatuhlah penutup satu-satunya tubuhku itu.

Kulirik kaca lemarinya, di sana terlihat badan tegapku yang bugil tengah menunduk menghisap payudara wanita berbadan montok yang masih dibalut pakaian mandinya. Dari kaca riasnya kulihat Mbak Angelina mengalihkan tangan kanannya ke arah selangkanganku dan… “Slepp!” dalam sekejap batang kemaluanku sudah berada dalam genggamannya. Dengan lembut dan penuh perasaan ia mulai mengocok batang kemaluanku ke atas.. ke bawah.. ke atas.. ke bawah. Uff… tak bisa kuceritakan nikmat yang kurasakan di selangkanganku itu. Apalagi ketika sesekali ia menghentikan kocokannya dan mengarahkan jempolnya ke urat yang terletak di bawah kepala batang kemaluanku.



“Aaahhh… sayang… aaahh…” aku hanya bisa mengerang keenakan seraya terus mengecup dan menjilati payudaranya. Tiba-tiba Angelina mendorong tubuhku hingga terduduk di atas ranjang busanya dan ia sendiri kemudian berlutut dihadapan selangkanganku. Ia menengadahkan kepalanya dan menatap mataku dengan pandangan penuh nafsu.

Bersamaan dengan itu, ia menciumi kepala batang kemaluanku, kemudian menjilati lubang penisku yang sudah dipenuhi dengan cairan lengket berwarna bening. Tiba-tiba ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya dan apa yang kurasakan berikutnya adalah kenikmatan yang tak terlukiskan. Mbak Angelina memasukkan dan mengeluarkan penisku di dalam mulutnya dengan gerakan yang cepat sambil menggoyang-goyangkan lidahnya sehingga menggesek urat bawah kepala penisku itu. “Aaahhh… ouuhhh…! aakh… ouhhh…” aku hanya bisa terduduk sambil mengerang nikmat dan Angelina tampak begitu menikmati kemaluanku yang berada di dalam mulutnya, sampai-sampai ia memejamkan matanya.

Tangan kiriku kembali meremas-remas payudara Mbak Angelina sedangkan tangan kananku menyentuh bagian bawah buah pantatnya.
“Mmmh.. mmmhh…emmhhh…” rintihnya sambil terus mengulum batang kemaluanku ketika kuraba-raba lubang kemaluannya. Mbak
Angelina semakin memperkuat sedotannya sehingga memaksaku untuk semakin mengerang tak keruan, seakan tak mau kalah, kumasukkan tanganku ke selangkangannya dari arah perut, dan dengan mudah jemariku mencapai vagina yang sudah sangat basah itu.

Dalam 3 detik jariku menyentuh sebuah daging sebesar kacang yang sudah menonjol keluar di bagian atas vagina Mbak Angelina, jari tengah dan telunjukku segera mengocok “kacangnya” dengan cepat. “Mmmhh.. mmmhhh… aaahhh…” Angelina melepaskan penisku dari mulutnya untuk berteriak histeris menikmati kocokanku di klitorisnya.

Sekitar 5 menit kami saling mengocok, meremas, dan menghisap diikuti dengan gelinjangan dan jeritan-jeritan histeris, ketika tiba-tiba Angelina menengadahkan mukanya ke arahku dan merintih, “Wan.. please sekarang…” Tanpa menunggu kata-kata selanjutnya kuangkat tubuh janda cantik itu dari posisi berlututnya. Kusuruh dia meletakkan kedua tangannya di atas meja menghadap cermin rias sehingga Angelina kini berada dalam posisi menungging hingga terlihat begitu seksi. Tampak buah dadanya bergelayut seakan menantang untuk diperah. Kurenggangkan kedua kaki mulusnya, kugosok-gosokkan penisku di belahan pantatnya sebelum kuturunkan menelusuri tulang ekornya, anus dan kutempelkan di pintu belakang vaginanya.

Perlahan-lahan kusodokkan penisku ke dalam kemaluannya yang sempit dansudah sangat banjir itu, “Aaahhh…” Dia menggigit bibirnya menikmati senti demi senti penisku yang tengah memasuki vaginanya, semakin dalam kumasukkan batang kemaluanku dan semakin dalam… “Ooohhh Wan… ooohhh…” dan… “Aaaakhh…” jeritnya ketika dengan keras kusodokkan penisku sedalam-dalamnya di vagina janda cantik itu. Tampak janda cantik itu masih menggigit bibirnya menikmati besarnya batang kemaluanku yang terbenam penuh di dalam vaginanya. Dengan segera kupompakan kemaluanku dengan cepat dari arah belakang. Kutempelkan perut dan dadaku di punggung perempuan itu dan kedua tanganku dengan keras meremas-remas dan memelintir kedua puting buah dada Mbak Angelina yang sudah sangat keras itu.

“Ohhh… ohh… ouuhhh…” Tiba-tiba wanita cantik itu mengangkat kepala dan badannya ke arahku dengan menengok ke arah kiri dan menjulurkan lidahnya. Dengan cepat kusambut lidah yang menggairahkan itu dengan lidahku dan kami pun berciuman dengan posisi Angelina yang tetap membelakangiku. Karena ia menegakkan badannya, Angelina menaikkan kaki kirinya ke atas meja riasnya untuk memudahkan aku terus menyodokkan batang kemaluanku.

Sambil terus melumat bibirnya dan menyodok, tanganku kembali meremas-remas kedua payudaranya. Tangan kiri Angelina menjambak rambut di belakang kepalaku untuk mempererat tautan bibir kami. Ketiaknya menyebarkan wangi khas yang membuatku semakin bernafsu lagi. Tiba-tiba Angelina merintih-rintih sambil terus mengulum lidahku. Tampak alisnya mengerut, wajahnya mengekspresikan seakan-akan kenikmatan yang amat sangat menjalari seluruh tubuhnya, ia dengan cepat membimbing tangan kananku yang masih asyik meremas payudaranya untuk kembali memainkan kemaluannya.

Goyangan pinggulnya menjadi semakin cepat tak terkendali, dinding vagina mulai terasa berdenyut-denyut, tiba-tiba… “Aaahhh aaahhh oouuhhh… Wan… aku keluaaarrr… aaahhh… lenguhnya dengan panjang.
Malam itu beberapa kali aku dan Angelina mengulangi persetubuhan liar itu sampai akhirnya kami sama-sama tertidur kecapaian. Aku segera terbangun ketika menyadari ada seberkas sinar yang menerpa wajahku. Aku segera menyadari bahwa aku berada di rumah Angelina. Dan ia sudah bangun dan tidak berada di kamar ini lagi mungkin sedang mengurus suaminya dikamar sebelah.
kulihat jam dinding menunjukkan pukul 10.00 dan lagi-lagi… oh shiit, aku terlambat masuk kantor. Sial, lagi-lagi sial tapi kali ini sial yang terasa nikmat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4