Langsung ke konten utama

Asiknya Mengerjai Guru Les Private

Kisah ini terjadi pada waktu aku masih duduk dibangku sekolah. Walaupun sudah berlangsung cukup lama namun masih sering terbayang bayang dalam pikiranku hingga saat ini. Sejujurnya aku memang tak begitu suka dalam belajar hingga nilai pelajaranku terlihat begitu memprihatinkan.
Demi memperbaiki nilai-nilaiku, aku terpaksa mengikuti les private sesuai dengan arahan kedua orangtuaku saat itu. Awalnya aku tak setuju dengan hal itu namun karena kedua orangtuaku terus memaksa maka aku pun terpaksa menuruti mereka.

Selain itu kedua orangtuaku pun berjanji akan membelikanku sebuah motor baru apabila aku dapat memperbaiki nilaiku disekolah yang tentu saja membuatku tambah bersemangat.
Setelah terjadi kesepakatan itu maka aku pun mencoba mengusir rasa malas belajar dalam diriku demi mendapatkan sebuah motor baru.

Pada hari itu sepulang sekolah, cuaca terasa begitu panas sehingga membuatku semakin malas untuk mengikuti les tsb namun daripada nanti aku kena marah dirumah maka terpaksa deh aku pergi kesana. Setelah mencari cari alamat yang tercantum akhirnya tibalah aku dirumah guru les private tsb. Rumahnya bergaya minimalis dengan dua lantai dan bagian bawah dijadikan tempat les private yang diatur sedemikian rupa. Awalnya aku menduga guru les privateku ini sudah paruh baya seperti kebanyakan guruku disekolah namun saat pertama kali bertemu dengannya aku cukup terkejut.

Ternyata dia masih begitu muda dan lumayan cantik dengan bodynya yang cukup menantang. Karuan saja rasa malasku yang semula muncul kini berubah drastis menjadi penuh semangat.
Hampir sebeluan aku mengikuti les private dirumahnya dan sepertinya mulai ada tanda tanda kemajuan dalam diriku sehingga nilaiku pun berangsur membaik.

Seperti kebanyakan mahasiswi lainnya, penampilannya perfect sekali, kulit putih, body langsing dengan buah dada yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu keKakl, pas lah untuk ukuran orang Asia, rambutnya panjang sedada, biasanya dibiarkan terurai hingga menambah pesonanya, wajahnya juga cantik, tidak lebar tidak juga panjang, dia juga terkadang memakai kacamata, yang membuatnya terlihat seperti orang pintar, tapi itu tidak mengurangi kecantikannya.Karena aku sering menceritakan tentang kecantikannya maka beberapa temanku pun tertarik dan ikut bergabung dengan les private disana

Hari itu aku pergi les ke rumahnya bersama dengan Riko, waktu itu Bastian tidak bisa datang karena sakit. Sesampainya di sana, kami memencet bel berulang kali tapi tidak ada yang membukakan pintu, sialnya lagi waktu itu hujan sudah mulai turun deras sedangkan kami tidak membawa jas hujan, terpaksa kami mampir dulu ke warung keKakl didekat rumahnya, minum kopi dulu sambil menunggu hujan reda.

Kira-kira 15 menit kemudian aku melihat Kak Marina turun dari taksi dan langsung berlari ke rumahnya karena tidak membawa payung. Aku langsung memberitahu Riko, setelah kami membayar, lalu kami membawa motor masing-masing ke depan pagar rumah Kak Marina, sebelum dia masuk rumahnya kami sudah sampai di depan pagar sehingga kami tidak bertambah basah karena dia sudah melihat kehadiran kami.

Di dalam rumah kami membuka jaket kami yang basah. Kak Marina memberikan handuk pada kami untuk mengeringkan diri dan memberikan kami minum teh panas. Dia sendiri sempat kebasahan sehingga pakaiannya mengerut dan makin memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Aduh sori banget yah, hari ini Kakak ada kuliah tambahan lupa beritahu kalian jadi bikin kalian basah gini. katanya.
"Tidak apa-apa kok Kak kita maklum, tapi kok kenapa di rumah sekarang sepi amat nih, yang lain pada ke mana nih ? tanya Riko.
"Papa dan Mama lagi ke Surabaya ngikutin undangan pernikahan saudara nih, terus pembantu KakKak udah pulang, kan udah deket lebaran".
"Wah jadi repot dong Kak di rumah sendirian", kataku padanya.
"Yah begitulah, tapi besok ortu pulang kok", katanya.
"Eh, sebelum les Kakak mau mandi dulu sebentar ya, basah nih nanti flunya kambuh lagi, kalian tunggu saja dulu di sini oke.. ucapnya

Mendengar itu pikiranku mulai ngeres membayangkan di saat dingin begini bisa mandi bersama cewek secantik Marina. Ooh tentu enaknya, dingin-dingin empuk deh rasanya. Bahkan batangku sempat berdiri ketika sedang membayangkan kemolekan tubuhnya.

Dari kamar mandi mulai terdengar suara percikan air, ingin rasanya aku mengintipnya tapi sayang lubang kuncinya sempit sekali. Kami mulai melihat-lihat isi ruang tamunya, melihat foto-fotonya waktu masih kecil, foto pernikahan kakaknya dan foto-foto keluarga yang terpajang di sana.
Tiba-tiba dari kamar mandi terdengar jeritan disusul Kak Marina keluar dari kamar mandi hanya dengan ditutupi handuk yang dilipat dan secara refleks memeluk Riko yang saat itu dekat kamar mandi.

"Ada kecoa besar sekali di sana!", katanya. Aku masuk ke kamar mandi dan melihat ada seekor kecoa yang cukup besar yang bisa membuat wanita terkejut, segera kutepuk binatang itu dengan sandal dan kubuang bangkainya ke tong sampah. Waktu aku keluar kamar mandi kulihat Kak Marina masih dipelukan Riko dengan hanya selembar handuk saja, dalam hati aku merasa sirik. "Huh kenapa gua dari tadi bukan berdiri di situ, sialan", gerutuku dalam hati. Kak Marina terlihat seksi sekali saat itu, rambutnya yang basah tergerai dan pahanya yang putih panjang itu kulihat dengan jelas sekali membuat penisku bangkit saat itu, ingin rasanya menarik handuk itu.

Riko berkata, "Kak kecoanya sudah mati Kak, tenang.., tenang..!".
Beberapa saat kemudian Kak Marina mulai tenang dan berkata, "Terima kasih ya untung ada kalian, aku takut banget sama kecoa".
Dia mulai melepaskan pelukan tidak sengajanya itu, tapi mendadak Riko menangkap pergelangan tangan kirinya dan tidak melepasnya.
"Eh, kenapa kamu ini Riko, sudah KakKak mau berpakaian dulu nih".
"Sudah Kak tidak usah repot-repot berpakaian deh, saya lebih suka ngeliat KakKak seperti ini", jawab Riko.
"Udah ah, kamu jangan main-main keterlaluan gitu ya", kata Kak Marina sambil menghentakkan tangannya, tapi Riko bukannya melepas malah semakin erat menggenggamnya sambil tangan satunya menarik lipatan handuk yang dipakai Kak Marina sehingga handuk itu jatuh, dan terlihatlah pemandangan terindah yang pernah kulihat tubuh putih indah dengan buah dada yang putingnya merah muda dan kemaluannya yang tertutup bulu-bulu hitam yang lebat, persis seperti model-model nude Jepang yang kulihat di internet.
"Kurang ajar kamu ya ! bentaknya sambil menampar Riko.

Ditampar begitu Riko bukannya kapok, malahan memegang tangan satunya itu dan melipat kedua tangan Kak Marina ke belakang, lalu menKakum bibirnya, membuat pipi Kak Marina memerah malu.
Melihat adegan panas itu aku yang sudah terbuai nafsu langsung mendekati mereka. Aku memeluk Kak Marina yang sedang berciuman dari belakang. Tubuh Kak Marina terasa harum, karena baru selesai mandi. Tanganku agak gemetar ketika memegang buah dadanya yang indah. Kumain-mainkan putingnya sampai terasa mengeras, aku juga menKakumi kupingnya dan turun menjilati lehernya, kemudian tangan kiriku mulai turun meraba kemaluanya dan memainkan klitorisnya, hangat rasanya tanganku di tempat itu. Riko melepas ciumannya setelah merasa susah bernafas.
"Sudah.., sudah berhenti.., kalo tidak aku teriak nih!", kata Marina.

Tapi bukannya berhenti, Riko kembali melumat bibir Marina dan mulai meraba dadanya, aku gantian memegangi tangannya. Menurutku guru lesku sebenarnya suka diperlakukan begitu hanya saja dia sok jual mahal atau mungkin juga malu. Buktinya kalau dia tidak suka dia pasti sudah berteriak sejak tadi, dan lagi pula dia bisa dengan mudah menendang sekangkangan Riko untuk melepaskan diri, tapi nyatanya dia hanya meronta-ronta sedikit dan lebih lagi dia juga mulai mengeluarkan lidahnya untuk beradu ketika Riko menciuminya.

Tidak lama kemudian rontaannya mulai melemas dan kelihatannya dia mulai menikmati semua ini.
Riko kembali berkata, "Kak di sini tidak nyaman kan, gimana kalo kita ke kamar KakKak aja?".
"Sudah.., cukup.. kalian memang keterlaluan, aku ini kan guru kalian !
Tanpa menjawab Riko mencari dan menemukan kamar Marina, aku menutup mulutnya dengan tanganku sambil memegangi kedua tangannya yang terlipat ke belakang dan aku menggiringnya masuk ke kamarnya. Setelah Riko selesai mengunci pintu maka aku langsung mendorong Marina ke arah ranjang hingga terjungkal. Marina meraih selimut dan menutupi tubuhnya karena malu lalu berkata dengan keras kepada kamu.

"Kurang ajar kalian ya.. pergi kalian dari rumah ini..! Tapi kami mana mungkin menurutinya, aku mendekatinya sementara Riko membuka pakaiannya, kurebahkan dia di ranjang. Kulumat bibir mungilnya, lalu kujilat buah dadanya sambil tanganku memainkan vaginanya yang sudah basah karena kumainkan waktu di ruang tamu tadi.
"Stop.., pergi..,jangan gitu. jangan.. ahh !

kudengar Riko berkata padaku."Eh Ton mau main kok masih pake baju, lepas dulu dong sana!".
Riko yang sudah bugil duduk di samping kami, lalu kulepas sebentar Marina untuk membuka bajuku, Riko langsung menyambar Marina dan menjilati vaginanya, sesudah bugil aku mendekati lagi Kak Marina yang lagi terbaring. Aku berlutut di depan wajahnya dan berkata "Kak tolong dong jilatin, boleh tidak ? Marina menatapku sejenak sambil mendesah karena jilatan Riko lalu diraihnya penisku dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Kulumannya enak sekali, penisku terasa hangat dan basah. Sambil dikulum, kuremas-remas buah dadanya yang montok itu hingga ia menggelinjang.

Setelah puas menjilati kemaluan Marina lalu Riko mengarahkan penisnya yang cukup besar itu ke liang kemaluan Marina. Dengan perlahan Riko memasukkannya sementara Marina terus mengulum dan menjilati penisku yang semakin mengeras saja. Ternyata Marina sudah tidak perawan lagi, karena ketika Riko memasukkan penisnya tidak terlihat ada darah sedikitpun. Tentu saja hal ini membuat kami kecewa namun kami tetap melanjutkan perbuatan kami karena sudah terlanjur nafsu.

Kira-kira 10 menit lebih penisku dikulum dan dihisap olehnya dan rasanya sungguh nikmat sekali.
“ahhhh kulum terus kak… oohhhh sssh enak banget sshh… lenguhku sambil memaju mundurkan kepalanya seirama dengan hentakan pinggulku. Sambil terus menggenjot mulutnya sesekali kuperhatikan ekspresi wajahnya yang menggairahkan sehingga semakin membakar birahi dalam diriku. Batangku menegang keras sekali laksana sebatang kayu yang begitu kokoh mengaduk aduk rongga mulutnya yang sempit. Sesekali kuhentakan pinggulku dengan kuat hingga batangku merojok sangat dalam dan membuatnya merasa mual. Aku tak peduli dan terus menggempur mulutnya dengan irama yang tak beraturan. Tentu saja hal ini membuatnya semakin kewalahan dan gelagapan karena sodokan batangku yang menyentuh pangkal kerongkongannya.

Sensasi nikmat terus melanda diriku ketika kepala penisku bersentuhan dengan lidahnya yang lembut dan basah. Rasa nikmat itu semakin tak tertahankan namun kucoba bertahan karena aku masih ingin menikmati sensasi tsb lebih lama lagi.

Tak lama kemudian aku merasakan sudah mau keluar dan aku sebenarnya sudah mau melepasnya namun tak tertahankan lagi akhirnya aku menyemburkan maniku di mulutnya, dia pun melepas kulumannya. Kulihat mulutnya penuh dengan mani dan sisanya muncrat membasahi wajahnya
"Sori Kak, aku terlalu semangat sih tadi, Kakak nggak marah kan ? kataku.
"kurang ajar ya kamu ke guru sendiri berani berbuat gini.." keluhnya.

Aku segera mengambil tisu untuk membersihkan wajah Marina namun ketika aku hendak mengelap penisku rupanya Marina mencegah.
"Ton jangan.., sini biar Kakak yang bersihin aja.. uhh ! katanya teputus-putus karena sedang digenjot Riko. Dia meraih penisku dan menjilati sisa-sisa maniku sebelum dia menelannya tadi, semua maniku berada di dalam mulutnya hingga habis tak bersisa.
"Gimana Kak ? rasanya enak gitu ? kataku.

Dia hanya mengangguk sambil terus menjilat kepala penisku sampai bersih dan rasanya sungguh nikmat sekali disapu oleh lidahnya yang lembut dan basah.
Setelah bersih aku bertanya padanya "Kak gua haus nih, ambil minum di mana nih ?
"Ambil saja di kulkas di lantai 2 sana.. ahh.. ahh.. katanya lagi dengan nada terputus-putus karena Riko masih terus menggenjotnya.

Aku keluar dan membuka kulkas, setelah minum kulihat di frezeer juga ada sekotak es krim, terpikir olehku untuk makan es itu di atas tubuh Kak Marina pasti lebih nikmat. Maka kubawa es itu ke kamar. Sebelum sampai kamar pun suara desahan Kak Marina masih terdengar, untung kamarnya agak di dalam dan ada suara hujan deras di luar, jadi suaranya tidak terdengar sampai ke tetangga.

Ketika aku sampai kulihat tubuh Kak Marina menggelinjang hebat, sampai terlihat tulang-tulang rusuknya, kelihatannya dia sudah mencapai klimaks, dia merangkul erat Riko sambil medesah panjang. Riko mencabut penisnya dan memuntahkan isinya ke mulut Kak Marina. Kak Marina menelan semuanya sambil menjilati penis Riko. Aku dekati mereka dan berkata, "Capek ya Kak, nih minum dulu deh!", kusodorkan segelas air padanya.

"Kak sambil istirahat bagi dong es krimnya boleh tidak?", tanyaku sambil menunjukkan es itu.
"Kamu ini bener-bener tidak sopan ya, tidak bilang-bilang main ambil aja.., ya udah makan sana", katanya.
"Tapi tidak ada gelasnya nih Kak.., gimana kalo kita makanya di atas badan KakKak aja ya?", 

tanapa menunggu jawaban darinya, aku sudah mulai mengoles es krim itu ke tubuhnya mulai dari leher, dada, kemaluan, dan paha indahnya. "Eh tunggu dulu, kalian ini apa-apaan nih, dingin ah jangan!". Sebelum dia berbuat lebih kami langsung menjilati tubuhnya, Riko menjilati leher dan dadanya, aku bagian vagina dan pahanya. Riko berkata, "Wah Kak enak banget esnya, apalagi yang bagian dada, es kayak gini pasti cuma ada 1 di dunia". Kak Marina cuma bisa mendesah karena geli bercampur nikmat. Kujilati kemaluannya, agak aneh memang rasa es krim bercampur cairan Kaknta, tapi enak juga kok.

Setelah es di tubuhnya habis, aku berbaring dan memintanya duduk di atas penisku sambil menggenjotnya. Marina mulai memasukkan penisku ke vaginanya, kelihatannya agak sempit walaupun tidak perawan lagi. Dia mulai bergoyang-goyang di atas tubuhku dan Riko memasukkan penisnya ke mulutnya. Ku remas buah dadanya yang hot dan menantang itu sampai akhirnya kutembakkan maniku di vaginanya hingga berkali kali. Kami akhirnya bermain sampai puas, hari sudah gelap waktu itu.

Kami sempat tertidur kira-kira 1 jam, ketika bangun kulihat Marina sudah memakai piyama bersandar di pinggir ranjang merapikan rambutnya yang sempat berantakan.
Kulihat dimeja belajarnya ada fotonya sedang dirangkul seorang pria yang cukup ganteng, pas untuknya. Kutanya siapa orang itu, ternyata dialah pacar Marina yang sekarang sedang mengambil gelar master di luar kota dan dia sudah hampir 1 tahun tidak pulang hanya ada kabarnya lewat e-mail dan telepon. Karena itulah Marina sudah lama tidak menikmati lagi hubungan seks. Sekaranglah Marina mendapat penyaluran kebutuhan itu, meskipun sebelumnya dia malu-malu namun ia tak dapat membohongi dirinya sendiri.

Dia berkata, Sudah bangun? gimana.. kalian sudah puas? Kalian ini benar-benar deh, belum pernah ada murid les saya yang seberani kalian, tapi please yah, jaga rahasia ini, biar ini cuma kita yang tau aja, ok!"
"Beres Kak", kata Riko, "Asal KakKak seneng kita juga seneng kan tapi Bastian boleh tau tidak, dia kan temen kita juga hehe.. kata Riko.
"Hmm..,iya deh tapi dia orang terakhir yang tau rahasia ini loh".
"OK Kak beres!", jawab kami bersamaan.
"O iya, Kakak udah masak makan malam, kalian berdua makan aja di sini".

Kami pun makan bersama, masakannya enak, beruntung banget pacarnya kalau sudah menikah nanti. Sesudah selesai makan lalu kami pulang diantar Marina sampai pintu pagar. Sebelumnya kami sempat bercumbu dan berciuman dengannya selama beberapa saat guna menuntaskan sisa hasrat dalam diri kami. Baru kutahu ternyata dibalik wajah kalem dan terpelajar Marina tersembunyi banyak hal di luar dugaan.

Sejak itu sampai pacar Marina pulang bila ada kesempatan kami sering melakukan hal itu lagi, kadang berempat (ditambah Bastian), kadang 1 lawan 1 saja, kadang triple, macam-macam lah. Untuk mencari tempat sepi biasa bila di rumah salah satu dari kami sedang kosong, kami meneleponnya untuk datang ke sana saja. Sekarang aku sudah kuliah semester 4 dan Marina pun sudah menikah dengan pacarnya, bahkan kami bertiga diundang ke pestanya, di sana dia tersenyum manis pada kami bertiga mungkin tanda terima kasih karena kamilah yang memenuhi kebutuhan biologisnya waktu pacarnya tidak ada dulu. Selamat ya Kak, semoga bahagia selalu tapi kami lah yang tidak bahagia karena tidak bisa bermain dengannya lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4