Siang itu seorang laki laki
paruh baya sedang sibuk mengecat dinding rumahnya yang baru saja selesai
direnovasi. Semenjak pensiun dari tempat kerjanya Pak Marno memang lebih sering
menghabiskan waktunya dirumah karena ia merasa sudah tak punya penghasilan lagi
hingga harus sedikit berhemat dari sebelumnya.
Belakangan ini ia pun
mencoba mencari cara agar ia bisa mendapatkan sumber penghasilan baru guna
memenuhi kebutuhan sehari hari dan biaya tak terduga lainnya. Akhirnya
bermodalkan uanh hasil pensiunnya maka ia pun mencoba membangun rumahnya guna
membuka sebuah usaha kos kosan yang disewakan setiap bulan.
Pak Marno yang merupakan
seorang duda memang sering merasa kesepian dan ia pun berusaha untuk mencari
pendamping hidup yang baru namun sayangnya hingga saat ini ia belum berhasil
mendapatkannya. Diusianya yang sudah 60 tahun laki laki tsb hanya tinggal
bersama seorang cucu perempuannya yang berusia 16 tahun bernama Rani.
Kedua orang tua Rani memang
telah tiada sejak ia masih berusia 10 tahun kaena suatu musibah kecelakaan yang
menimpa keluarganya. Semenjak saat itu maka Rani pun tinggal bersama kakeknya
yang membuka sebuah usaha kos kosan dirumah mereka.
Rumah Pak Marno memang
cukup strategis dan berada didekat sebuah kampus perguruan tinggi swasta yang
cukup ramai. Laki laki tua itu memanfaatkan lantai 2 dan 3 rumahnya untuk
disewakan sebagai tempat kos bagi orang yang datang dari luar kota baik
mahasiswa maupun karyawan sehingga ia bisa memperoleh penghasilan yang cukup
lumayan dari hal tsb.
Sejak ditinggal pergi
istrinya beberapa tahun yang lalu kehidupan Pak Marno memang menjadi terasa
sepi karena tak ada lagi yang mengurus dan merawat dirinya. Walaupun sudah
cukup tua namun semangat Pak Marno masih menggelora apalagi jika soal perempuan
sehingga ia kerap merayu para mahasiswi yang pernah menyewa kamar kosnya.
Sayangnya usianya yang
sudah tua membuatnya sulit untuk bisa menaklukan para wanita wanita yang
usianya jauh dibawah dirinya. Dikala sedang kesepian Pak Marno kerap menghibur
dirinya dengan menonton film film dewasa dikamarnya. Sebenarnya ia ingin sekali
melampiaskan nafsu birahinya dengan mencari para wanita penghibur namun ia
merasa takut terkena penyakit kotor sehingga terpaksa ia pun memendam dalam
dalam hasrat didadanya walaupun kerap membuatnya merasa tidak nyaman.
Semakin lama memendam nafsu
birahinya malah membuat Pak marno semakin terasa tersiksa dan parahnya ia pun
kerap menggunakan pakaian dalam cucu perempuannya untuk melakukan onani guna
memuaskan nafsunya yang tak tersalurkan. Semenjak Rani mulai tumbuh menjadi
gadis remaja yang cantik hal ini membuat kakeknya mulai tergoda dengan dirinya.
Bahkan pernah suatu malam Pak Marno menyelinap masuk kedalam kamar cucunya dan
diam diam melecehkan gadis tsb saat sedang tertidur lelap dikamarnya.
Semakin hari hasrat birahi
Pak Marno semakin menjadi jadi dan nampaknya ia tak sanggup lagi untuk menahan
gelora birahi dalam dirinya sehingga muncul niat jahat dalam dirinya untuk bisa
mengerjai cuucnya yang cantik tsb.
Rani |
Saat itu Rani yang sedang
mamakai kaus ketat berwarna putih dan celana pendek bersandar dibahu kakeknya
dengan begitu manja. Sebagai seorang laki laki yang berjiwa muda tentu saja
tubuh Rani begitu menggodanya apalagi pahanya yang putih mulus itu terpampang
jelas dihadapannya sehingga membuat birahinya mulai menggelora.
Beberapa kali hasrat itu
muncul dalam diri Pak Marno namun ia mencoba berpikir positif dan berusaha
sebisa mungkin untuk mengendalikan dirinya saat itu. Namun setelah sekian lama
bertahan dari godaan hawa nafsunya sepertinya kali ini laki laki tsb benar
benar tak mampu lagi mengontrol dirinya sehingga membuat dirinya semakin
bernafsu untuk mencicipi tubuh cucunya tsb.
Diam diam Pak marno pun
mencari akal agar ia bisa merasakan nikmatnya tubuh Rani yang begitu
menggairahkan dirinya. Saat itu Pak Marno pun berpura pura sakit dan tidak enak
badan sehingga mengundang simpati dari cucunya tsb.
“aduhh kayaknya kakek lagi
ngak enak badan nih. Ujar Pak Marno
“Kalau begitu biar Rani
ambilin obat buat kakek ya. Jawab Rani
“Ga perlu Ran. Nanti juga
sembuh sendiri. Jawab Pak Marno
“jangan begitu kek nanti
kalau tambah parah gimana? Tanya Rani dengan agak cemas.
“gapapa Ran, kakek udah
sering kok kayak gini dan biasanya nanti sembuh sendiri. Jawab Marno
“wah kakek jangan anggap
remeh donk nanti bisa fatal akibatnya. Ujar Rani
“Kalau begitu kamu bisa kan
temenin dan pijitin badan kakek dikamar sebentar. Jawab Pak Marno
Pak marno yang berpura pura
sedang lemas tsb pun mencoba berjalan kedalam kamarnya dengan berpegangan pada
pundak cucunya tsb. Sambil berjalan pelan diam diam Pak Marno menciumi aroma
tubuh Rani yang begitu harum menggoda dan membuat birahinya semakin meluap.
Perlahan batang kemaluannya pun mulai mengeras dan sedikit membesar karena
sedang terangsang.
Saat tiba dikamar Pak Marno
pun meminta Rani untuk mengambil minyak gosok untuk memijat tubuhnya.
“Ran coba kamu ambilkan
minyak gosok yang ada didalam lemari itu. Kata Pak Marno.
Saat Rani sedang mencoba
mencari minyak gosok didalam lemari tsb lalu Pak Marno pun mengunci pintu kamar
tsb dan menyimpan kuncinya dibawah tempat tidurnya.
“gimana Ran sudah ketemu
belum minyak gosoknya. Tanya Pak Marno sambil berusaha membuka kaosnya dan
berbaring diatas ranjang.
Gadis muda tsb pun segera
membuka botol minyak gosok tsb dan mengoleskannya pada tubuh Pak Marno yang
menelungkup diatas ranjang. Perlahan lahan gadis itu pun mulai memijat punggung
kakeknya dengan minyak gosok tsb. Tangan Rani yang halus sepertinya membuat Pak
Marno semakin bergairah saja apalagi sudah lama ia tak merasakan sentuhan
wanita.
Pak Marno merasakan sensasi
nikmat saat sedang dipijat oleh cucunya yang cantik tsb kemudian ia memejamkan
kedua matanya sambil membayangkan menyetubuhi cucunya tsb. Tentu saja hal ini
membuat nafsu birahinya semakin menjadi jadi dan sepertinya ia pun tak tahan
lagi untuk segera mewujudkan khayalannya itu.
Saat itu mereka hanya
berdua saja didalam kamar tsb dan pintunya pun sudah terkunci rapat hal ini
membuat Pak marno seperti mendapatkan sebuah kesempatan langka yang tentunya
tak akan disia siakannya lagi.
Sambil dipijit Pak marno
mencoba mengajak cucunya untuk mengobrol bahkan ia pun mulai menanyakan hal hal
pribadi mengenai cucunya tsb.
“Ran kakek mau nanya
sebenarnya kamu sayang tidak sama kakek? Tanya Pak Marno
“sayang lah kek. Kan kakek
yang selama ini merawat dan membesarkan Rani. Jawab gadis tsb.
“Kalau begitu kalau kakek
minta tolong sesuatu tentu kamu tidak keberatan kan? Tanya Pak Marno
“Hehe.. ya nga lah kek. Rani
siap melakukan apa saja buat kakek. Jawab gadis tsb
“ah yang bener Ran. Kakek
jadi merasa senang nih. Jadi bener kamu bersedia melakukan apa aja permitaan
kakek? Ujar Pak Marno
“iya kek. Kakek kan sudah
banyak berkorban untuk Rani. Masa sekarang Rani ga mau bantuin kakek sih. Jawab
Rani
“hmmm sepertinya kamu bisa
diandalkan juga ya. Ga sia sia kakek merawat dan membiayai kamu sejak kecil
sampai sekarang. Kata Pak Marno
“memangnya kakek mau minta
bantuan apa sih. Kakek langsung ngomong aja sekarang. Ujar gadis tsb
“Hmhhmm tapi kamu jangan kaget ya dan harus janji untuk tidak marah sama kakek. Jawab Pak Marno
“Hmhhmm tapi kamu jangan kaget ya dan harus janji untuk tidak marah sama kakek. Jawab Pak Marno
“Aduh kakek bikin Rani
makin penasaran aja sih. Kakek ngomong aja sekarang pasti Rani akan turutin
kemauan kakek. Jawab Rani
“Hmmm anu… anu Ran… kamu
tau kan kakek sudah lama hidup sendiri tanpa ditemani seorang istri. Ujar Pak
Marno
“Hmm Rani tau pasti kakek
pengen cari istri lagi kan hehe.. Jawab Rani
“bukan begitu Ran. Kakek
sudah tidak niat nikah lagi lagian mana ada cewek yang mau sama kakek yang
sudah tua ini. Jawab Pak Marno.
“Terus jadi kakek
sebenarnya pengen apa donk. Tanya Rani
“Terus terang aja semenjak
kamu beranjak jadi seorang gadis. Kakek perhatiin kamu itu makin cantik dan
sudah bisa untuk memuaskan nafsu birahi laki laki. Ujar Pak Marno dengan
sedikit malu malu.
“Kok Rani makin bingung ya
dengan maksud perkataan kakek. Ujar Rani
“hehe kamu memang cucu
kakek yang sangat polos jadi belum paham maksud kekek. Ujar Pak Marno
“iya makanya kakek ngomnya
yang jelas donk. Ujar Rani
“Begini Ran. Maksud kakek
suatu hari kamu kan akan menikah dan kalau kamu mau jadi gadis dewasa maka
kamu
harus latihan dulu untuk memanjakan laki laki. Kata Pak Marno
Setelah dibujuk dan dirayu
dengan berbagai cara akhirnya Pak Marno pun berhasil meyakinkan cucunya untuk
mau belajar menjadi seorang wanita dewasa yang mampu memanjakan seorang laki
laki.
“Nah sekarang kakek akan
ajari kamu caranya. Pokoknya kamu turuti saja apa kata kakek. Ujar Pak Marno
Rani terdiam sejenak dan
kemudian mengagguk pelan menandakan ia menyetujui usulan dari kakeknya yang
selama ini begitu dipercaya dan menjadi panutannya.
Melihat hal tsb maka Pak
Marno pun segera duduk diatas ranjang tsb dan Rani duduk didekatnya. Kemudian
laki laki tua itu mendekatkan wajahnya dan perlahan mulai mencium bibir cucunya
tsb. Rani terdiam dan tersipu malu dan wajahnya sedikit memerah saat kakeknya
mulai melumat bibirnya seperti layaknya seorang laki laki yang mencium
kekasihnya.
Pak Marno merasa senang
sekali melihat reaksi cucunya yang sudah termakan oleh intrik bejadnya. Gadis
cantik itu nampak terlihat pasrah saat bibirnya terus dilumat oleh laki laki
tua yang tak lain adalah kakenya sendiri. Semakin lama Pak marno semakin
bernafsu dan ia pun semakin ganas melumat bibir cucunya dan sesekali ia
menjulurkan lidahnya untuk menjilati wajah Rani yang begitu cantik mempesona
diusianya yang masih remaja.
Nafas Pak Marno semakin
menderu dan terasa semakin berat menandakan dirinya tengah terangsang hebat
karena mencumbui cucunya yang cantik tsb. Rani yang sejak tadi hanya diam saja
kini mulai bereaksi dan membalas ciuman kakeknya sehingga keduanya kini
terlibat dalam sebuah ciuman panas yang sangat membakar gairah.
Diusianya yang sedang
beranjak dewasa sepertinya nafsu birahi Rani sangat mudah untuk terpantik
apalagi saat itu dirinya juga dicumbui dengan begitu hebat oleh kakeknya. Tak
lama kemudian nafas gaids itu pun semakin berat dan ia merasakan suatu dorongan
dalam dadanya yang membuatnya semakin lupa diri.
Pak Marno memang sangat
berpengalaman sekali dalam merangsang wanita sehingga membuat Rani tak dapat
lagi mengontrol dirinya yang sudah terbakar nafsu birahi tsb. Pak Marno semakin
meningkatkan rangsangannya kini ia mulai sebuk meremas remas payudara cucunya
yang masih terbungkus kaos ketat berwarna putih yang membalut tubuhnya.
Tak terasa satu persatu
pakaian ditubuh mereka berdua pun telah berceceran dikamar tsb hingga kini
keduanya sudah terlihat tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Dalam keadaan
tanpa mengenakan pakaian apapun membuat nafsu birahi mereka semakin tak
terbendung dan meledak ledak. Keduanya kini terlihat berpelukan dan Pak Marno
nampak sibuk mencumbui bagian atas tubuh Rani yang begitu menggairahkan.
Kedua tangan Pak Marno yang
sudah mulai mengeriput terus menelusuri setiap lekuk lekuk tubuh Rani dan
sesekali meremas remas payudara dan bagian pantat gadis tsb. Hampir setengah
jam keduanya terlibat dalam sebuah percumbuan yang bagitu panas dan kini Pak
Marno sudah bersiap untuk masuk ketahap berikutnya yang lebih mendebarkan.
“Sekarang kakek masukin ya
Ran. Ujar Pak Marno pelan didekat telinga cucunya
Rani tak mengeluarkan
sepatah katapun untuk menanggapi perkataan kakeknya namun ia terlihat
mengangguk pelan seraya menyetujui usulan kakenya tsb yang akan segera membobol
liang kewanitaannya.
Kini tubuh Rani dibaringkan
telentang diatas ranjang tsb dengan tatapan sayu dan memelas gadis muda tsb
nampak sudah pasrah dan membiarkan dirinya untuk digarap oleh kakeknya saat
itu. Pak Marno sudah memposisikan dirinya diantara kedua paha Rani yang sudah
terbuka lebar lalu sesekali ia terlihat mengocok batang kemaluannya yang kekar
dan berurat tsb. Pak Marno membimbing batang kemaluannya agar bisa menerobos
liang kemaluan cucunya yang masih sempit tsb. Setelah menggesek gesekan kepala
penisnya lalu ia perlahan mulai mendorong batang kemaluannya. Dalam posisi
telentang Rani mencoba merasakan saat batang kemaluan yang keras itu mulai
menerobos masuk dalam liang kemaluannya. Liang kemaluannya yang sempit membuat
Pak Marno agak kesulitan untuk menerobos lebih dalam namun laki laki paruh baya
itu tak mau menyerah dan berharap dapat segera menjebol pertahanan gadis tsb
dan menikmati tubuhnya.
Setelah berusaha sekian
kali akhirnya Pak marno boleh tersenyum puas karena berhasil membenamkan
seluruh batang kemaluannya kedalam liang kewanitaan gadis tsb. Tak sampai
disitu saja lalu laki laki paruh baya itu pun mulai menggerakan pinggulnya maju
mundur seperti sedang menggenjot sehingga membuat Rani meringis karena gesekan
penis Pak Marno yang sedang mengaduk aduk kemaluannya.
Saat itu Pak Marno begitu
gembira karena berhasil merenggut keperawanan cucunya sendiri. Laki laki itu
memang sejak dulu selalu melarang cucunya untuk berpacaran karena ia seperti
tak rela jika kegadisan cucunya direnggut oleh laki laki lain sehingga ia pun
menggunakan segala cara agar bisa menaklukan cucunya tsb.
Sambil terus menggenjot
kini tubuh Pak Marno menindih tubuh Rani diatas ranjang tsb. Tubuhnya yang
terlihat agak keriput dan renta sangat kontras sekali dengan tubuh cucunya yag
maish begitu muda dan segar. Pak Marno mendekap erat tubuh cucunya sambil
mencumbui bibir gadis tsb sementara batang kemaluannya terus memompa kemaluan
gadis tsb dengan berbagai tempo baik lambat maupun cepat.
Diusianya yang tak lagi
muda memang Pak marno harus bekerja ekstra keras untuk menjaga staminanya agar
ia tak cepat selesai saat menggenjot tubuh cucunya. Karena tak mau cepat
selesai maka ia pun menghentikan genjotannya dan memilih untuk mengganti gaya
yang lebih sedikit menguras tenaganya.
Pak Marno kini berbaring
telentang diranjang sementara Rani berada dalam posisi duduk diatas tubuhnya
dengan batang kemaluan yang masih tertancap.
“ayo Ran sekarang kamu yang
goyangin. Kata Pak Marno
Setelah dibimbing oleh
kakeknya akhirnya Rani pun mulai bisa beradaptasi dan mengerti gaya yang harus
dilakukannya. Secara perlahan lahan ia mulai menggerakan tubuhnya naik turun
guna memompa batang kemaluan kekeknya yang berada tepat dibawahnya. Untuk hasil
yang lebih memuaskan kedua tangan Pak Marno diletakan disisi kanan dan kiri
pinggang cucunya dan membantu menggerakan tubuh Rani.
Gaya tsb membuat Rani harus
mengeluarkan tenaga lebih guna memompa batang kemaluan kakeknya sehingga
tubuhnya mulai berkeringat. Plak Plak Plak Plak… Hentakan dan genjotan tubuh
Rani semakin cepat membuat rambutnya yang tergerai panjang mengibas kesan
kemari mengikuti irama tubuhnya yang terhentak hentak diatas tubuh Pak Marno.
Keringat Rani semakin
berucuran dan membasahi punggung dan ujung rambutnya sementara Pak Marno
terlihat keenakan saat cucunya melonjak lonjak diatas tubuh rentanya. Setelah
beberapa saat Pak Marno merasa tenaganya sudah terkumpul kembali lalu ia pun
kembali mengganti posisinya.
Kali ini ia ingin melakukan
doggy style terhadap gadis tsb lalu dari arah belakang ia pun mulai meleksakan
batang kemaluannya. Dengan bertumpu pada kedua tangan dan lututnya Rani mencoba
bertahan dari gempuran batang kemaluan kakeknya yang sepertinya begitu ganas
mengaduk aduk kemaluannya dari arah belakang. Tubuhnya terhentak hentak dengan
kuat sementara kedua tangan Pak Marno mencengkeram erat kedua sisi pinggangnya.
Dalam posisi tsb laki laki itu mengeluarkan seluruh tenaganya dan menggenjot
tubuh Rani dengan sangat cepat dan kuat sehingga gadis tsb merintih rintih
kesakitan sekaligus merasakan sebuah kenikmatan yang belum pernah dirasakannya
selama ini.
Sesekali Pak Marno menurunkan tempo genjotannya dan membiarkan
Penisnya tertancap didalam selama beberapa saat lalu ia kembali menggenjot
dengan tempo yang tak beraturan. Laki laki itu sepertinya sangat pandai
memainkan gairah gadis tsb sehingga mampu membuat Rani merintih rintih karena
merasakan sodokan dalam kemaluannya. Selain itu Pak Marno juga ingin sekali
membuktikan bahwa diusianya saat itu ia masih mampu membuat seorang wanita
kewalahan walaupun itu adalah cucunya sendiri.
Pak Marno terlihat begitu
gagah saat sedang menunggangi tubuh Rani dengan posisi Doggy style tsb
sebaliknya Rani terlihat begitu pasrah saat tubuhnya digempur habis habisan
oleh kakeknya sendiri diatas ranjang yang menjadi saksi bisu pergumulan
terlarang tsb.
Beberapa saat kemudian Pak
Marno tak mampu bertahan lagi dan akhirnya ia melenguh panjang dan menghentakan
pinggulnya dengan sangat keras sehingga batang kemaluannya menancap begitu
dalam dikemaluan Rani. Batang kemaluan itu pun berkedut kedut dan menumpahkan
cairan sperma yang cukup banyak hingga mengalir keluar membasahi
selangkangannya.
Wajah Pak Marno terlihat
kelelahan dan sedikit memerah dan sesekali ia menarik nafas dalam dalam guna
memulihkan staminanya yang habis terkuras saat sedang mengagahi tubuh cucunya
diatas ranjang tsb. Perlahan lahan ia mulai menarik keluar batang kemaluannya
yang terlihat mulai mengecil dan masih terlihat basah oleh cairan spermannya.
Dengan nafas yang tersengal
sengal laki laki itu lalu membaringkan tubuhnya diatas ranjang begitu juga Rani
yang juga tampak kelelahan setelah digenjot dengan sekuat tenaga oleh kakeknya
tadi. Pak Marno memeluk tubuh cucunya dan sesekali mencium pipi gadis tsb dan
juga membelai rambutnya yang indah.
Seperti layaknya seekor
kucing liar yang diberi ikan maka hal itu juga berlaku pada diri Pak Marno.
Setelah ia merasakan kehangantan tubuh cucunya sendiri maka ia pun menjadi
semakin ketagihan untuk memanfaatkan tubuh cucunya guna memuaskan nafsu
birahinya yang selama ini tak tersalurkan. Hal ini pun membuat Rani semakin
sadar dan mencoba untuk segera mengakhiri permainan terlarang antara kakek dan
cucu tsb namun sayangnya Pak Marno menjadi sangat marah dan mengancam akan
mengusir Rani dari rumahnya jika ia tak mau melayani nafsu bejad kakeknya tsb.
Rani memang merasa sangat
dilemma karena disatu sisi ia begitu menyayangi kakeknya yang telah membesarkannya
selama ini namun disisi lain ia tak rela jika tubuhnya terus menerus dijadikan
objek pelampiasan nafsu bejad kakeknya yang tak pernah puas tsb. Hal ini
membuat perubahan dalam diri gadis tsb karena Rani yang dulu cukup ceria kini
terlihat lebih sering mengurung dirinya dikamar dan menjauhi teman temanya.
Sepertinya Rani sama sekali
tak punya pilihan lain selain menuruti semua keinginan kakeknya tsb. Hal ini
tentu saja membuat Pak Marno semakin diatas angin karena merasa sudah
menaklukan Rani dengan sepenuhnya.
Suatu hari Rani baru saja
pulang dari sekolahnya dan masih mengenakan seragam sekolahnya. Dari dalam
rumah Pak Marno mengamati cucunya yang saat itu diantar pulang oleh seorang
laki laki teman sekolahnya dengan menggunakan sebuah sepeda motor. Pak Marno pun
langsung naik pitam dan segera keluar rumah dan memaki serta mengusir laki laki
tsb dan melarangnya untuk mendekati cucunya tsb.
Dalam keadaan emosi lalu
Pak Marno menyuruh Rani untuk segera masuk kedalam rumah. Saat itu Pak Marno
memarahi cucunya dan mengancam akan mengusirnya jika gadis itu masih
berhubungan dengan laki laki teman sekolahnya tsb.
“kali ini kakek akan
memberi hukuman untukmu karena sudah berani berpacaran. ujar Pak Marno
“maafin Rani kek. Jangan
usir Rani dari rumah. Pinta Rani dengan wajah memelas.
“kalau begitu sekarang
cepat masuk kedalam kamar mandi. Ujar Pak Marno sambil menarik pergelangan
tangan cucunya tsb.
Pak Marno menarik tangan
cucunya kedalam kamar mandi lalu segera mengunci pintunya dari dalam. Laki laki
itu nampak masih tersulut emosi dan berkali kali mengumpat dengan kasar kepada
cucunya. Pak Marno segera mengambil shower yang tergantung didinding kamar
mandi tsb lalu memutar kran airnya sehingga menyemburkan air yang cukup deras.
Shower air segera diarahkan pada tubuh Rani yang masih lengkap berpakaian
seragam sekolahnya dan mulai membasahi seluruh tubuhnya. Tak hanya itu Pak
Marno juga menyemprotkan air tsb pada rambut dan wajah gadis tsb sehingga Rani
merasa gelagapan karena semburan air yang begitu deras pada wajahnya.
Baju seragam sekolah Rani
yang sudah basah kuyup terkena air tsb membuat lekuk lekuk tubuh gadis remaja
tsb semakin terlihat jelas bagitu juga pakaian dalamnya. Pemandangan yang
menggairahkan itu berhasil membangkitkan nafsu birahi Pak Marno. Sambil terus mengarahkan
kran shower itu ke tubuh cucunya lalu Pak Marno segera mendekap tubuh Rani
dengan erat dan menghimpitnya kedinding kamar mandi tsb. Selama beberapa saat
kakek bejad tsb memandangi wajah cucunya yang begitu cantik dan mempesona lalu
ia segera melumat bibir gadis tsb dengan penuh nafsu. Gadis tsb mencoba untuk
meronta namun hal itu malah membuat Pak Marno semakin bernafsu dan terus
mencumbuinya dengan beringas.
Sambil terus mencumbui
cucunya lalu kedua tangan laki laki tsb mulai membuka beberapa buah kancing
baju seragam sekolah gadis tsb hingga pakaian dalam Rani sudah terlihat
olehnya. Bongkahan payudara Rani yang masih tertutup pakaian dalamnya cukup
menggoda Pak Marno kemudian ia pun segera meremasi payudara gadis tsb dengan
kedua tangannya.
Mulut Pak Marno tak henti
henti melumat bibir gadis tsb dan membuat Rani semakin kewalahan menghadapi
nafsu liar kakeknya tsb. Rupanya cumbuan kakeknya yang bertubi tubi pada
seluruh bagian tubuhnya berhasil merangsang gadis tsb sehingga secara tak sadar
gadis tsb mulai membalas lumatan bibir kakeknya.
Sambil berdiri keduanya
kini terlibat dalam sebuah percumbuan yang cukup panas antara seorang kakek dan
cucunya sendiri. Permainan terlarang itu pun terus berlanjut karena keduanya
semakin tenggelam dalam lautan nafsu birahi yang mulai meluap luap dalam diri
mereka. Kakek tua itu kini perlahan lahan menurunkan tubuhnya dan berusaha
mencumbui bagian bawah tubuh gadis tsb dan bersamaan dengan itu ia pun mulai
melepas satu persatu pakaina yang menutupu tubuhnya dan juga tubuh cucunya
sehingga keduanya sudah dalam keadaan tanpa busana sama sekali.
Melihat tubuh Rani yang
begitu mulus dan menggiurkan tanpa sehelai kainpun yang menutupi tubuhnya membuat
nafsu birahi Pak Marno semakin meledak ledak. Keindahan tubuh cucunya
sepertinya telah membius laki laki tua tsb untuk segera menikmati tubuh gadis
tsb sepuasnya. Dalam pikirannya hanya ada nafsu birahi yang harus terpuaskan
dan tak peduli dengan cucunya sendiri.
“ayo sekarang cepat kamu
berlutut dilantai. Ujar Pak Marno
Rani mengangguk pelan dan
mencoba menuruti perintah kakeknya perlahan ia mulai menurunkan badannya dan
berjongkok dihadapan kakeknya dengan punggungnya yang bersandar pada dinding
kamar mandi tsb.
Pak Marno sesekali mengocok
batang kemaluannya hingga membuat ukurannya semakin bertambah besar lalu ia
menampar namparkan batang tsb pada wajah Rani dan sesekali menggesekannya pada
bibir gadis tsb.
Rani segera mengerti apa
yang diinginkan oleh kakeknya tsb lalu ia pun mulai membuka mulutnya dan
membiarkan batang yang sudah berdiri tegak tsb menerobos mulutnya. Rani yang
awalnya sempat menolak memuaskan nafsu kakeknya kini semakin terlarut dalam
permainan birahi tsb yang membuatnya semakin lupa diri.
Pak Marno mulai menggerakan
pinggulnya untuk memompa batang kemaluannya yang sudah terbenam dalam mulut
gadis tsb. Kedua tangannya diletakan dibagian sisi kanan dan kiri kepala Rani
sehingga kepala gadis tsb tak dapat bergerak bebas karena tertahan olehnya. Pak
Marno mulai menggenjot mulut cucunya dengan tempo yang tidak beraturan
sepertinya laki laki tsb merasa beruntung sekali karena bisa melakukan oral
seks dengan cucunya yang cantik tsb.
Sambil terus menggenjot
kini tangan Pak marno kembali mengambil shower air dan mengarahkannya pada
bagian atas kepala gadis tsb sehingga tubuh Rani kembali terguyuru oleh air
yang cukup deras tsb.
Plak Plak Plak Plak…
hantaman batang kemaluan laki laki tsb semakin kuat dan cepat membuat wajah
Rani terhentak hentak. Rani berusaha mengulum dan menghisap kuat kuat batang
kemaluan kakeknya hingga membuat Pak Marno merasakan sebuah kenikmatan yang
luar biasa saat itu. Rani memang tak pernah berpikir kalau ia akan terlarut
dalam permainan birahi dengan kakeknya dalam benaknya ia ingin sekali membalas
budi kakeknya dengan cara memuaskan nafsu birahi kakeknya tsb saat itu.
Tak lama kemudian Pak Marno
menghentikan aksinya menggenjot mulut gadis tsb lalu ia menyuruh Rani untuk
berdiri membelakangi dirinya dengan posisi agak menungging. Kedua tangan Rani
bertumpu pada dinding kamar mandi dengan posisi tubuh bagian atas agak
diturunkan. Dari arah belakang laki laki tua itu pun siap beraksi dan mulai
menggesekan kepala penisnya pada permukaan kemaluan gadis tsb.
Gesekan yang dirasakan oleh
Rani pada bibir kemaluannya memberikan sebuah sensasi tersendiri dan tak lama
kemudian sebuah batang keras telah menerobos masuk dalam kemaluannya. Rani agak
memejamkan matanya dan sedikit menggigit bagian bawah bibirnya karena merasakan
ngilu pada kemaluannya saat disodok oleh batang kakeknya.
Perlahan batang tsb mulai
bergerak maju mundur menerobos liang kemaluannya. Kali ini Rani benar benar
merasakan sebuah kenikmatan seksual yang luar biasa dan tak lagi merasa
kesakitan seperti saat pertama dirinya disetubuhi oleh kakeknya tsb. Sepertinya
Rani sudah sangat terangsang akibat cumbuan bertubi tubi yang diberikan
kakeknya sehingga ia begitu menikmati permainan terlarang tsb.
Dengan posisi berdiri Pak
Marno mulai mempercepat genjotannya dan mengeluarkan seluruh tenaganya sehingga
membuat tubuh Rani terhentak hentak cukup kuat dari arah belakang. Rani mencoba
untuk bertahan dari gempuran kakeknya yang semakin brutal. Wajah Pak Marno
nampak dipenuhi oleh nafsu birahi yang meledak ledak dan ia ingin sekali
menuntaskan seluruh hasrat birahinya saat itu pada cucunya tsb.
Plak Plak Plak Plak…
semakin lama Pak Marno semakin mempercepat genjotanya dan membuat tubuh Rani
berguncang hebat akibat hentakan tenaga yang luar biasa dari arah belakang
tubuhnya. Pak Marno nampak bernafsu sekali karena bisa menggagahi cucunya yang
masih remaja dan berwajah cantik tsb. Laki laki itu mulai sedikit terengah
engah karena harus mengeluarkan tenaga yang cukup banyak guna menggagahi gadis
tsb dalam keadaan berdiri. Sepertinya Pak Marno kuatir kalau dirinya akan
segera kehabisan tenaga sebelum berhasil menuntaskan permainan seks tsb
sehingga ia pun berusaha semakin focus untuk terus menggenjot cucunya dan tak
lama kemudian ia pun melenguh panjang karena merasakan sebuah kenikmatan yang
luar biasa dan berhasil menuntaskan permaian tsb dengan menyemburkan spermanya
didalam kemaluan gadis tsb yang tak lain adalah cucunya sendiri.
Setelah berhasil membanjiri
liang kemaluan cucunya dengan cairan spermanya lalu Pak Marno mendekap erat
tubuh gadis tsb sambil berusaha menciumi dan menjilati punggung Rani yang
begitu menggiurkan.
Setelah berhasil
menuntaskan nafsu birahinya kemudian Pak Marno dan Rani pun mandi bersama
didalam kamar mandi tsb. Saat itu keduanya kembali terlibat dalam percumbuan
yang begitu panas dibawah guyuran air shower Kamar mandit tsb. Nampaknya Rani
harus mengakui ketangguhan kakeknya dalam menyetubuhinya karena berhasil
membuatnya begitu terangsang dan menikmati permainan liar tsb.
Komentar
Posting Komentar