Cerita ini adalah kisah nyata, berlangsung
ketika saya kuliah di suatu kota
ternama di Jawa tengah sekitar beberapa tahun yang lalu. Sebagai mahasiswa
pendatang, saya hidup sederhana, karena memang kiriman dari orangtua yang
bekerja sebagai tentara terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan saya. Menurut
teman-teman, saya termasuk pria simpatik, dengan kemampuan berpikir cemerlang,
biasanya saya dipanggil Rudy. Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak
tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi
adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan.
Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan
tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les
privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.
Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai
kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih
46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu
rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya.
Konon kabarnya Tante Stella
adalah mantan ratu kecantikan di kota
kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk
tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid
saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu
membiasakan memenuhi segala permintaannya. Dalam satu minggu, saya harus
memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan
bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup
cerdas, hanya sedikit malas belajar.
Stella |
Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk
memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya. Setiap saya
selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan
perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk
badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni,
hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab. Suatu ketika, kira-kira bulan
ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya
mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun
yang ada.
Karena sudah menjadi kewajiban, saya
berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45
menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa
Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari
itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu,
karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya. Ketika Tante Stella
memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante
Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi,
karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya
dengan melakukan senam BL seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya
mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran
payudaranya kira-kira 36B.
Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama
sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi
lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita
tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung
mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kemana.
"Rud, kamu lugu sekali yah..?"
tanya Tante Stella.
"Agh.. Tante bisa aja deh, emang biar
nggak lugu harus gimana..?" jawab saya.
"Yah.. lebih dewasa Dong..!"
tegasnya.
Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah
memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
"Rud.. mau kan tolongin Tante..?" tanya si Tante
dengan manja.
"Loh.. tolongin apalagi nih
Tante..?" jawab saya.
"Tolong puaskan Tante, Tante kesepian
nih..!" jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya mendengar
kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya
benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid
saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk
bercinta dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai
seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
"Wah.. saya harus memuaskan Tante
dengan apa dong..?" tanya saya sambil bercanda.
"Yah.. kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan ..?" jawabnya.
Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan
juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di
ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium
bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai
meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau
kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena
selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata
sangat besar ini. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua
bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya.
Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung
melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi
dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada
bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi's saya. Dan
akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
"Wah.. Rud, gede juga nih punya
kamu.." kata si Tante sambil bercanda.
"Masa sih Tante..? Perasaan
biasa-biasa saja deh..!" jawab saya.
Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella
yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan
dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh,
nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks.
Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai
memberanikan diri untuk bereaksi. Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si
Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya.
Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido
seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil
meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu
saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit - gigit putingnya yang
sudah mengeras.
"Oghh.. saya merindukan suasana
seperti ini Rud..!" desahnya.
"Tante, saya belum pernah gituan loh,
tolong ajarin saya yah..?" kata saya.
Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya
saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana
dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan
liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulubulu halusnya. Lalu saya
mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.
"Ogh.. Rud, pintar sekali yah kamu
merangsang Tante.." dengan suara yang mendesah. Tidak terasa, tahu-tahu
rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan
saya merasakan ada cairan yang membanjiri
kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena
berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun
tentunya sudah tidak menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya
saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati
kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang
menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks,
akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan
saya ke dalam lubang kemaluannya.
"Rud.. ayoo Dong, sekarang masukin
yah, Tante sudah tidak tahan nih..!" pinta si Tante.
"Wah.. saya takut kalo Tante hamil
gimana..?" tanya saya.
"Nggak usah takut deh, Tante minum
obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!" sambil berusaha
meyakinkan saya.
Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi
saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang
kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan
maju-mundur dengan pelan.
"Ahh.. dorong terus Dong Rud..!"
pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya,
saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat.
Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba
tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua
kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya.
Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi
pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang
luar biasa dengan posisi ini. meremas payudaranya lagi.
"Oh.. oh.. nikmat sekali Rudy..!"
teriak si Tante.
"Tante.. saya kayaknya sudah mau
keluar nih..!" kata saya.
"Sabar yah Rud.. tunggu sebentar lagi,
Tante juga udah mau keluar lagi nih..!" jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan
keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan
si Tante.
"Arghh..!" teriak Tante Stella.
Tante Stella kemudian mencakar pundak saya,
sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya,
otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya. Setelah itu
kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya
bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika
melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah
biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu
melihat
pinggulnya dari belakang. Tanpa
bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi
meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya.
Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir
saya, dan memeluk saya dengan erat.
"Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah
anaknya..?" kataya sambil tertawa kecil.
"Agh.. Tante bisa aja deh..!"
jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
Karena sudah terlalu nafsu, saya
mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja.
Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan
baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang
keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya
dengan gaya
dogie style.
"Um.. dorong lebih keras lagi dong
Rud..!" desahnya.
Semakin nafsu saja saya mendengar
desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya
kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang
dapat saya jangkau.
"Rud.. mandi yuk..!" pintanya.
"Boleh deh Tante, berdua yah tapinya,
terus Tante mandiin saya yah..?" jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju
ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya
menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan
Tante mulai terangsang kembali.
"Hm.. nikmat sekali jilatanmu Rud..
agghh..!" desahnya.
"Rud.. kamu sering-sering ke sini
Rud..!" katanya dengan nafas memburu.
Setelah puas menjilatinya, saya angkat
Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali
dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih
banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat
membuat saya akhirnya KO kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang
kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah
berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami
mandi bersama.
Setelah selesai mandi, saya pamit pulang
karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh
Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi
Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami
masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di
rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang
dan kami bertemu di sana . Selepas pengalaman itu, saya menjadi
lebih berani pada wanita, dan menikmati persetubuhan dengan beberapa wanita
setengah baya yang kesepian dan butuh pertolongan tanpa dibayar.
Komentar
Posting Komentar