Badan Adi terasa pegal-pegal pagi itu,
setelah kemarin malam tiba di rumah bibinya di Tasikmalaya. Perjalanan dari Jakarta dengan bis selama lebih dari lima jam membuatnya lelah. Karenanya pagi itu
bibinya menyuruhnya untuk dipijat guna melemaskan otot-ototnya.
Semula Adi menolak karena dia tidak
terbiasa dipijit. Tetapi setelah dia tau yang akan memijatnya adalah Dedeh,
perempuan yang setiap pagi membantu bibinya sehari-hari dan menyiapkan segala
keperluan sebelum kepasar untuk berjualan, akhirnya Adi berminat juga. Sebagai
anak SMA, pikiran-pikiran kotor tentang dipijiti perempuan melintas dibenaknya,
siapa tau dapat bonus setelah dipijat.
Sebelumnya Adi telah melihat Dedeh pagi
itu ketika mempersiapkan keperluan bibinya yang akan berjualan di pasar. Dedeh
perempuan berusia dua puluhan tahun, berwajah sangat lumayan dengan kulitnya
yang kuning langsat dan tubuhnya yang padat berisi, terlihat dibalik kebaya
yang dipakainya.
Dedeh bukanlah pembantu, tugas utamanya
hanya menemani sambil menunggui rumah ketika bibinya yang janda berdagang
dipasar. Ia masih kerabat jauh dari bibinya, sedangkan suaminya sedang bekerja
di Arab. Kini sambil tengkurap dilantai beralaskan kasur tipis dengan hanya
mengenakan kaus singlet dan kain sarung, Adi sedang menikmati pijatan Dedeh.
Jemari tangan perempuan mulai memijati
Dedeh |
“Pijatan kamu enak, belajar dimana ?”
tanya Adi membuka pembicaraan
“Ah, tidak belajar dari mana-mana, bisa
sendiri” jawab Dedeh dengan logat Sunda yang kental.
“Oh begitu” kata Adi sambil terus
merasakan pijatan
“Sudah lama ikut Bi Karta?” tanyanya lagi
“Sudah sekitar tujuh bulan” jawab Dedeh
“sejak Kang Sudin suami saya kerja ke Arab Saudi”
” Sudah lama juga ya” timpal Adi ” Kang
Sudin suka pulang ?”
“Belum pernah, habis dikontraknya satu
tahun sih. Jadi satu tahun baru boleh pulang” jelas
Dedeh.
“Waduh lama juga ya. Apa ngga kesepian ?”
tanya Adi memancing
“Yah, gimana lagi. Namanya juga cari
rejeki” jawab Dedeh yang jemarinya mulai memijati paha
Adi.
Dipijatinya paha itu mulai dari belakang
lutut terus keatas menyusup kebalik kain sarung yang dipakai Adi. Dedeh agak
jengah ketika tangannya menyusup hingga pinggul Adi dan menyadari pemuda itu
tidak pakai celana dalam. Mukanya agak memerah tetapi tetap diteruskan
pijatannya. Bahkan sambil merenggangkan kedua paha Adi, tangannya menyusuri
pijatan hingga mendekati pangkal paha. Dan karena licin oleh minyak, jemarinya
nyelonong hingga menyentuh biji peler Adi. “Aduh jangan disodok dong !” seru
Adi pura-pura kaget.
“Aduh maaf, licin sih” ucapnya menahan
malu. “Habis aden
tidak pakai celana sih” “Eh maaf, saya pikir biar semuanya kepijat” jawab Adi
nakal.
Akhirnya setelah bagian paha Dedeh pindah
kebagian pinggang dan Adi membuka kaus singletnya ketika pijatan itu terus
kepunggung dan pundaknya. Pijatan Dedeh memang terasa enak buat Adi atau karena
yang memijatnya perempuan. Tapi yang terang selusuran jemari berminyak
disekujur badannya telah membuat Adi merem-melek bersensasi, hingga tanpa sadar
secara perlahan batang nya menegang.
Hal ini yang membuatnya gelagapan ketika
Dedeh menyuruhnya terlentang untuk dipijat bagian depan. “Eh bagian depannya
juga ya?” tanyanya gugup. “Iya, biar sekalian” jawab Dedeh terdengan merdu di
telingan Adi. Dengan perlahan diputar tubuhnya celentang, sementara tangannya
sibuk membereskan kain sarungnya agar acungan batang nya tidak terlihat.
Sebenarnya Dedeh tahu apa yang terjadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan
sambil tersenyum kecil meneruskan pijatannya mulai dari kaki lagi.
Sambil berbaring Adi berusaha bersikap
tenang dan menikmati pijitan Dedeh sambil menatapi wajah Dedeh yang
menunduk.Wajah Dedeh cukup menarik, rambutnya yang panjang digelung kebelakang,
hidungnya bangir, bibirnya yang merah alami dengan bulu-bulu hitam halus
diatasmya, mengingatkan Adi pada penyanyi dangdut Iis Dahliah. Demikian juga
dengan tangannya berbulu halus.
Dan sesuatu yang menyembul dibalik baju
kebayanya membuat Adi semakin naik spaning. Baju kebaya dengan belahan yang
cukup rendah telah menampilkan juga belahan buahdada Dedeh yang putih. Ditambah
dengan posisi Dedeh yang berlutut dan membungkuk, hingga belahan itu semakin
mencuat. Apalagi kedua tangannya yang sedang memijat menekan buahdadanya dari
samping sehingga gunung kembar yang padat berisi itu makin membusung.
Adi menelan ludah melihat itu sehingga
membuat batang nya semakin tegang, dan dengan malu-malu diberesi kain sarungnya
agar menyamarkan tonjolan yang terjadi. Adi semakin gelisah ketika tangan Dedeh
mulai merambahi pahanya. Disamping semakin jelasnya pemandangan pada buahdada
itu, juga karena pijatan jemari Dedeh semakin mendekati pangkal pahanya.
Dedeh juga telah melihat perubahan itu
sejak tadi. Perlahan hasratnya sebagai perempuan yang ditinggal lama oleh
suami, bangkit. Tapi ada keraguan di dirinya, antara hasrat yang mulai
menggelora dan kesetiaan kepada suami. Sambil menimbang-nimbang, jemari
tangannya terus memijati kedua paha Adi yang kain sarungnya telah tersingkap
keatas hingga hanya menutupi pangkal pahanya.
Adi pemuda delapan belas tahun yang masih
hijau soal seks. Pengetahuan yang didapatnya cuma dari cerita teman, buku dan
VCD porno. Hingga menghadapi situasi itu membuat dirinya grogi.
Mau menerkam dia takut Dedeh berteriak dan
menuduhnya mau memperkosa. Dia belum bisa melihat dan membedakan reaksi seorang
perempuan.
Akhirnya dia memilih diam dan terus
menikmati pijatan Dedeh yang kini makin keatas menyusup kebalik kain sarungnya.
Jemari Dedeh memijiti pinggul dikiri kanan pangkal paha Adi. Hal mana membuat
Adi semakin blingsatan apalagi secara sengaja atau tidak jemari Dedeh sesekali
menyentuh bulu-bulu jembutnya. ” Manuknya bangun ya?” tanya Dedeh akhirnya
sambil tertawa kecil menyadari ‘burung’ diselangkangan pemuda itu semakin
mengacung. Hasratnya rupanya telah mengalahkan kesetiaan. Tapi seperti juga
Adi, Dedeh masih ragu-ragu terhadap reaksi pemuda itu.
“Ehh..iya” jawab Adi gelagapan ” Habis
pijitan kamu enak sekali sih.” “Ah masa, tapi itu artinya
“Eceu ngga apa-apa, ngga tersinggung ?”
tanya Adi
“Ah nggak apa-apa, saya pan sudah biasa
lihat punya suami” jawab Dedeh makin berani.
“Oh iya” kata Adi juga semakin berani.
“Ngomong-ngomong bagus mana punya saya
sama punya Kang Sudin ?” tanyanya lagi.
“Ah mana saya tahu, sayakan belum pernah
lihat punya
” Kalau mau lihat, ya dibuka saja” kata
Adi sambil menyibakkan kain sarungnya hingga
mencuatlah batang ****** yang telah
sepenuhnya ngaceng.
Dedeh sedikit terkejut tapi dilihat juga
batang ****** yang sudah tegang itu.
” Bagaimana ?” tanya Adi bernafsu.
” Eeee….nggg…. sama saja bagusnya. Cuma
punya
memang berada disekitar pangkal paha itu
mulai membelai bulu-bulu jembut keriting yang
mulai tumbuh subur.
” Kata orang, perempuan lebih suka burung
yang gede” pancing Adi berani.
“Ah, kata siapa ” jawab Dedeh tersipu
sambil matanya tetap menatap batang ****** pemuda itu yang mengangguk-angguk,
sementara itu jemarinya masih membelai bulu jembut menghitam dan nafasnya mulai
memburu. Heran juga dia, masih bocah tapi burung nya sudah sebesar itu.
Memang batang ****** Adi lebih besar dan
panjang dari kepunyaan Sudin suaminya. Dan Dedeh juga telah mendengar dari Iis
sudaranya, semakin besar batang ****** lelaki semakin nikmat hujamannya
dirasakan oleh perempuan.
” Ya kata orang, saya juga belum tahu”
jawab Adi
” Belum tahu. Memang
” Belum, sayakan masih perjaka ting-ting
nih. Ajarin dong” kata Adi semakin berani.
” Ah
” Diajarin bagaimana melakukannya ” kata
Adi yang tangannya sudah memegang tangan Dedeh dan
mendorongnya agar menyentuh batang nya.
Dan Dedeh menuruti dengan membelai
perlahan otot tegang itu.
” Benar
” Berani sumpah,” kata Adi meyakinkan ”
melihat perempuan telanjang saja saya belum pernah”
Dedeh semakin tergerak, jemarinya semakin
berani meremasi batang ****** Adi, yang membuat pemuda itu semakin bernafsu.
Demikian juga dengan Adi, tangannya mulai berani merabai buahdada Dedeh dan
meremasnya. Dedeh mengelinjang menikmati remasan itu. Telah lama ia tidak
menikmati sentuhan lelaki.
Dan Adi semakin berani, jemarinya mulai
membuka satu-persatu peniti di baju kebaya Dedeh yang telah pasrah. Mata Adi
berbinar ketika peniti itu telah lepas semua dan buah dada ranum yang masih
terbungkus oleh BH semakin menonjol keluar.
Segera saja ia bangkit duduk dan memegang
pundak Dedeh yang juga bersimpuh pasrah.
Dipandanginya seputar belahan putih mulus
yang juga ditumbuhi bulu-bulu halus, kontras dengan kulitnya yang putih.
Diusap-usapnya belahan dada itu perlahan yang membuat Dedeh semakin bergetar
dan tangan Adi terus naik keleher hingga kedagu.
Diangkatnya dagu itu hingga muka Dedeh
menengadah. Matanya terlihat pasrah namun menyimpan hasrat yang mengelora.
Bibirnya merekah basah, mengundang untuk dikecup. Maka diciumnya bibir merah
merekah itu dengan bernafsu.
Dedeh pun menyambut ciuman itu dengan
hangat, sementara tangannya makin keras meremasi batang ****** Adi. Dan tangan
Adi juga tidak tinggal diam, setelah membuka baju kebaya Dedeh, segera saja
tangannya membuka kancing BH yang membungkus buahdada yang montok itu.
Maka mencuatlah sepasang gunung montok
yang sedari tadi menarik minat Adi. Dedeh secara refleks semakin meremas dan
mengocok batang ****** Adi ketika pemuda itu dengan bernafsu meremasi
buahdadanya yang telah terbuka. Sementara itu ciuman mereka semakin
bernafsu.
Meski belum pernah bercinta dengan
perempuan tapi soal ciuman dan rabaan, Adi cukup pengalaman. Hanya sebatas
itulah yang dapat dilakukan bersama pacarnya, Dewi.
Adi mengeluarkan semua jurus menciumnya,
lidahnya menjulur menjelajah kedalam mulut Dedeh. Demikian juga dengan Dedeh,
berusaha mengimbangi dengan kemampuan yang dimiliki. Melihat kemampuan pemuda
itu, Dedeh ragu akan pengakuannya belum pernah bercinta dengan perempuan.
Namun nafsu yang kian menggebu menghapus
semua keraguannya, yang penting hasratnya harus
tertuntaskan.
Setelah puas menciumi mulut Dedeh,
perlahan mulutnya mulai menyusuri leher perempuan itu terus kebawah ke belahan
dadanya yang ranum. Dedeh mendesah ketika ujung lidah Adi mulai menjilati
seputar buahdadanya yang ranum, terus keputingnya yang semakin mengeras dan
menghisapnya seperti bayi.
” Ahh.. den, gelii.. ” rintih Dedeh.
Adi dengan bernafsu terus meremasi dan
menghisap buahdada ranum yang itu. Dikeluarkan semua jurus bercinta yang dia
ingat, untuk memuaskan hasratnya yang kian menggebu. Baru pertama kali itulah
ia menciumi buahdada wanita secara utuh. Dengan Dewi pacarnya hanya sebatas
meraba dan meremas, itu pun masih berpakaian.
Buahdada Dedeh yang padat berisi memang
sangat menarik hasrat lelaki. Bentuknya padat berisi, tidak terlalu besar tapi
montok. Ditambahi dengan bulu-bulu halus disekitarnya menambah daya tarik alias
semakin nafsuin. Demikian juga dengan Adi dengan tidak puas-puasnya mulut dan
tangannya secara bergantian meremasi dan melumati sepasang gunung montok nan
lembut.
Dedeh dengan penuh gairah menikmati semua
sentuhan itu. Dan Adi yang batang nya terus dirangsang remasan tangan Dedeh,
secara perlahan nafsunya semakin tinggi. Kocokan dan remasan itu dirasakan
semakin nikmat sehingga batang nya semakin tegang dan sensitif.
Seketika Adi bangkit berlutut dan
melepaskan kulumannya dari buahdada Dedeh. Batang nya yang telah sepenuhnya
tegang itu ditempelkan diantara buah dada Dedeh yang montok dan
digesek-gesekkan turun-naik . Dedeh mula-mula bingung, tapi kemudian
mengimbangi dengan menekan kedua buahdadanya hingga batang ****** itu terjepit
diantaranya.
Hal ini semakin menambah kenikmatan bagi
Adi yang semakin giat mengesekkan batang nya. Demikian juga dengan Dedeh yang
baru pertama melakukan posisi itu, dirasakan ada sensasi lain batang ******
lelaki mengesek-gesek diantara belahan dadanya. Sementara itu Adi juga
merasakan sensasi yang sama, sehingga tidak beberapa lama kemudian Adi merasa
bahwa ia akan segera orgasme, maka dipercepat kocokannya dan tanpa bisa dicegah
muncratlah cairan hangat dari lubang nya yang masih terjepit diantara buahdada
Dedeh.
“Ahhhhc…hhhhhggghhh… !” rintih Adi sambil
melepaskan hasratnya. Sesaat Adi merasa persendiannya meregang oleh perasaan
nikmat yang beberapa detik dirasakan.
Dedeh terkejut tidak menyadari pemuda itu
telah orgasme. Dedeh baru sadar ketika dadanya yang menjepit batang ****** itu
dilumuri cairan hangat yang sebagian lagi memerciki leher dan dagunya.
“Hi hi.. sudah keluar ya den ? ” kata
Dedeh terkikik melihat batang ****** pemuda itumenumpahkan lahar panasnya
diantara jepitan buahdadanya.
Tapi jepitan buahdadanya pada batang
****** itu tidak dilepaskan, Dedeh juga merasakan nikmat ketika seputar dadanya
terasa hangat oleh percikan cairan putih kental yang dikeluarkan ****** pemuda
itu
“Habis jepitan kamu enak sekali” jawab Adi
menutupi rasa malunya.
Sebenarnya posisi itu dilakukan reflek
saja ketika dirasakan mendekati orgasme. Dia tiba-tiba teringat film porno yang
pernah ditonton dan ingin mempraktekkannya, dengan hasil nikmat yang luar
biasa.
Keduanya kemudian terduduk. Dedeh sibuk
membersihkan lumuran sperma didadanya dengan melap pada kainnya yang sudah
terlanjur terkena. Nafasnya masih memburu. Sementara Adi masih mengatur
nafasnya sambil membersihkan batang nya yang masih separuh tegang. Nampak
keduanya masih bernafsu untuk meneruskan ronde selanjutnya.
Terutama Dedeh, yang nafsunya belum
terlampiaskan, yang lalu bangkit berdiri dan segera membuka kainnya sambil
mengeraikan rambutnya yang panjang. Adi penatap perempuan itu yang cuma memakai
celana dalam. Tubuh telanjang Dedeh memang semakin terlihat menggairahkan.
Postur tubuhnya sedang saja dengan kulit
putih khas gadis Sunda. Lekukan-lekukan ditubuhnya itulah yang membuat birahi
lelaki langsung “konak”. Buahdadanya menggantung padat berisi dengan puting
kemerahan dikedua puncaknya, serta pinggang yang ramping dan pinggul yang
montok. Kakinya dihiasi paha yang berisi dan betis yang ramping mulus.
Semuanya, meski Dedeh gadis
desa, terkesan terawat.
IIS |
Apalagi ketika Dedeh membuka celana
dalamnya, semakin jelasnya keseksian perempuan itu.
Terpampanglah dengan jelas pangkal paha
dengan bulu jembut menghitam lebat, kontras dengan kulitnya yang putih. Bulu
jembut itu tidak hanya tumbuh diseputar pangkal pahanya tapi merebak tipis
keatas hingga kesekitar pusarnya.
Adi menelan ludah, perlahan batang nya
mulai bangkit. Hal itu memang yang dimaksud Dedeh untuk segera menaikkan nafsu
pemuda itu.
“Tubuh kamu bagus betul, mengairahkan”
kata Adi sambil menelan ludah dan segera bangkit
berdiri hingga mereka saling berhadapan.
Batang ****** Adi yang telah tegang
mengacung bebas yang segera ditangkap tangan Dedeh dan diremas-remasnya.
Demikian juga dengan Adi. Tangannya segera menggerayangi buahdada ranum yang
mempesonanya. Sementara tangan yang satunya menyusuri keselangkangan Dedeh.
Dirabanya bulu jembut itu yang lebat dan hitam itu. Dan sesuatu dibaliknya
pastilah lebih
menggairahkan.
Dedeh mendesah ketika jemari pemuda itu
mulai merambahi bagian-bagian sensitifnya, lalu mereka saling berciuman kembali
untuk semakin menaikkan nafsu masing-masing.
“Oh den….., terus den…ah..!” rintih Dedeh
kian bernafsu ketika jemari Adi mulai menyusup keselangkangannya dan menyentuh
bibir nya yang telah basah.
Dengan ujung jarinya disusupkan kebelahan
Dedeh yang telah merenggangkan kedua pahanya.
Kembali Adi ingin mempraktekkan film porno
yang pernah ditontonnya. Disuruhnya Dedeh untuk berbaring terlentang sedangkan
ia berada diatasnya. Kepalanya tepat diatas selangkangan Dedeh dan
selangkangannya diatas kepala Dedeh. Dedeh mula-mula bingung. Didepan mukanya
batang ****** yang mengacung menggantung tegang seolah mau menghujamnya. Dengan
polos batang ****** itu cuma diremas-remas. Tubuh Dedeh bergetar ketika
dirasakan tangan, mulut dan lidah Adi mulai menjelajahi bibir nya
dengan penuh nafsu.
Memang Adi mulai merambah lembah dipangkal
paha wanita itu. Disibakkannya bulu jembut yang melingkari lubang
diselangkangan Dedeh. Matanya nanar melihat kemaluan perempuan untuk yang
pertama. Belahan itu terlihat lembab dan ketika dengan jemarinya dikuakkan,
terlihatlah yang putih kemerahan telah basah. Dengan tidak sabar dicium dan
dijilatinya belahan itu. Harum.
“Ah…den, geli….” Rintih Dedeh menikmati
sentuhan lidah pada nya yang belum pernah
dirasakan sebelumnya.
Sudin suaminya dalam bercinta tidak
memakai teknik macam-macam, mencium bibir, meraba dada, lalu langsung memasukan
batang ****** kedalam nya. Dan gayanya itu-itu juga, Sudin diatas, Dedeh
dibawah. Beberapa menit kemudian Sudin keluar tanpa memperdulikan apakah
istrinya juga puas. Selama Dedeh menikah dia belum pernah merasakan dan tahu
tentang orgasme.
Karena itu apa yang dilakukan Adi
terhadapnya merupakan pengalaman pertama yang sangat menggairahkan. Sekarang
bukan Dedeh yang mengajari Adi tapi sebaliknya Adi yang pegang kendali.
‘Ayo dong De, manukku dihisap” kata Adi
ketika dirasakannya Dedeh hanya memegang dan meremasi nya saja.
Dedeh tertegun, ia belum pernah
melakukannya, tapi keinginan tahunya lebih besar untuk mencoba. Perlahan
didekatkan batang ****** dalam genggaman tangannya yang telah tegang itu
kemulutnya yang terbuka. Terasa asing ketika kepala ****** yang keras dan
kecoklatan itu menyentuh bibirnya.
” Pakai lidahnya De, jilati” perintah Adi.
Dedeh menuruti, ujung lidahnya perlahan
dijulurkan menyentuh kepala ****** dan mulai menjilati.
“Ah.. ya terus De begitu, nikmat euy!”
desah Adi diantara kesibukannya merambah hutan lebat berdanau hangat.
Sentuhan lidah Dedeh terasa nikmat, tapi
Adi ingin yang lebih hot. Maka diturunkan pinggulnya hingga batang nya itu semakin
masuk kemulut Dedeh. Dedeh menyambutnya dengan membuka mulutnya lebih lebar
hingga kepala ****** yang besar itu masuk semua kedalam mulutnya yang kecil.
Digunakan lidahnya untuk mengelitik dan menghisap kepala ****** itu yang
membuat Adi menggerinjal kenikmatan.
Dedeh ternyata cepat belajar. Kini mulut
dan lidahnya semakin aktif mengulum dan menjilati batang ****** pemuda itu,
meski masih kaku tapi tetap dirasakan Adi nikmatnya luar biasa. Dedeh juga
merasakan sensasi lain dalam melakukannya, mengingatkannya sewaktu mengulum es
lilin, disamping juga nikmat yang dirasakan dari jilatan lidah Adi di lubang
nya.
Mulut mereka terus melakukan tugasnya
masing-masing. Keduanya sama-sama belum pengalaman melakukannya, karenanya buat
mereka sensasi yang dirasakan sangat luar biasa.
Adi yang berencana hanya dua hari dirumah
bibinya bertekad selama mungkin tinggal dirumah bibinya untuk dapat terus
bercinta dengan perempuan yang telah membuatnya kepelet. Sepuluh kali sehari
juga dia sanggup melakukan. Dia merasa tidak rugi keperjakaannya hilang oleh
perempuan ini.
Demikian juga dengan Dedeh, pengalaman
yang tengah dialami kini telah membuatnya mabuk kepayang. Belum pernah selama
ini dia merasakan nikmat yang sangat mengebu saat bercinta seperti sekarang.
Kulumanan dan jilatannya pada batang ****** dan lubang nya yang dijilati mulut
pemuda itu membuat seluruh tubuhnya bergetar dialiri setrum kenikmatan yang
memabukkan. Hingga gairahnya semakin meninggi dan tanpa disadari orgasme yang
belum pernah dirasakan melandanya.
“Aduh gusti..! Achh..!” desahnya parau
ketika dirasakan sesuatu didalam nya berdesir-desir dan menjalar keseluruh
tubuhnya mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah dirasakan.
Tiba-tiba tubuh Dedeh menjadi sangat sensitif mengerinjal kegelian menerima
jilatan mulut Adi, hingga ditolaknya tubuh pemuda itu dari atas tubuhnya.
“Hi..hi geli ah!…” desisnya menahan tawa.
Adi bingung menanggapi kelakuan Dedeh, dia
juga sama bodohnya.
” Eh kenapa sih ?” tanyanya bingung
melihat Dedeh yang berbaring meringkuk mendekapkan kedua tangannya kedada
sambil senyum-senyum.
” Engga tahu ya, perasaan tadi mau pipis
tapi cuma terasa keluar didalam dan tiba-tiba kerasa geli semua” jawabnya juga
bingung.
“Oh begitu, itu artinya kamu tadi orgasme”
kata Adi setelah menganalisa jawaban Dedeh.
“Orgasme ?, apa itu ?” tanya Dedeh masih
bingung.
” Itu sama seperti saya tadi keluarin air
mani” jawab Adi.
” Oh begitu, tapi kok ngga keluar keluar
airnya ?” tanyanya lagi
” Itu karena Eceu perempuan, keluarnya
didalaem” jawab Adi sekenanya, soalnya dia juga kurang paham masalah itu
disamping nafsunya masih tinggi belum terlampiaskan.
“Ayo atuh dilanjutkan, si otong masih
ngaceng nih” ajak Adi sambil mengacungkan batang nya yang memang masih tegang.
Dedeh tersenyum penuh arti langsung berbaring celentang dengan kaki ditekuk dan
kedua pahanya mengangkang. Rambutnya yang panjang tergerai di atas kasur. Adi
segera pengatur posisi diatas tubuh Dedeh. Rupanya Adi ingin segera melakukan
hubungan sex yang sebenarnya.
Dengan berdebar diarahkan batang nya
kelubang Dedeh yang sudah basah. Tubuhnya berdesir ketika kepala nya menyentuh
bibir yang telah merekah.
“Ahhh..!” desis Dedeh merasakan nikmat
sentuhan dan selusuran kepala ****** Adi yang besar di lubang nya yang sempit.
Adi perlahan mendorong pinggulnya hingga kepala nya semakin meyelusup kebelahan
yang telah basah itu.
“Ah..den terus masukin” desis Dedeh
memberi semangat.
Telah beberapa bulan lubang nya tidak
disinggahi ****** lelaki hingga debaran yang dirasakan seperti pada malam pertama.
Demikian juga dengan Adi, selusuran batang
nya pada lubang Dedeh yang lembut mendatangkan sensasi yang selama ini cuma dia
angankan lewat mimpi. Dengan kekuatan penuh didorongnya batang nya menerobos
lubang kenikmatan yang paling dalam.
“Aduh gusti ! ” teriak Dedeh tertahan
merasakan hujaman batang ****** yang besar dan keras itu kelubang nya yang
sempit.
Memang batang ****** Adi yang besar cukup
seret masuk kedalam lubang Dedeh yang meskipun sudah tidak perawan tapi masih
cukup sempit.
Untung cairan didalam lubang Dedeh cukup
licin hingga membantu masuknya batang ****** itu lebih dalam.
“Ah..! enak euy!” desis Adi ketika seluruh
batang nya telah tertancap di lubang
Dedeh yang merasa nyeri sedikit pada
lubang nya akibat besar dan panjangnya batang ****** itu. Tapi perasaan nyeri
itu tak lama hilang ketika perlahan Adi mulai mengerakkan batang nya keluar
masuk lubang nya.
Dedeh merintih kenikmatan merasakan
gesekan di dalam lubang nya, kedua pahanya semakin diregangkan. Demikian juga
dengan Adi, gerakan maju mundur batang nya di dalam Dedeh betul-betul
mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.
Adi merasa semakin bernafsu mengerakkan
batang nya yang kian keras dan tegang, hingga mendatangkan rasa nikmat yang
selama ini cuma dihayalkan lewat mimpi. Kini secara nyata ia melakukan
persetubuhan dengan perempuan yang bukan saja cantik dan bertubuh indah, tapi
juga goyangan pinggulnya memberi kenikmatan yang lebih.
Memang Dedeh yang secara tak sadar
berusaha mengimbangi gerakan Adi di atasnya, menggerak-gerakkan pinggulnya
bagaikan penari jaipongan. Memutar, kadang menghentak maju. Hal mana membuat
Adi semakin syurr.
“Ah ! De, yeah begitu. Enak sekali!” Desis
Adi
“Ayo den, goyang terus biar tuntas” Dedeh
juga tidak mau kalah memberi semangat.
Dan mereka semakin hot mengerakkan
tubuhnya untuk mencari kenikmatan masing-masing. Mereka tidak memperdulikan
lagi keadaan sekelilingnya, dalam pikiran mereka cuma ada bagaimana mencapai
kenikmatan setinggi mungkin. Tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan
perbuatan mereka dari balik jendela. Sepasang mata yang berbinar penuh nafsu.
Adi mendekap tubuh Dedeh dan membalikkan
posisi mereka menjadi Adi di bawah dan Dedeh diatas.
“Ayo De, goyanganya ” pinta Adi agar
perempuan itu lebih aktif.
Dan Dedeh yang berada diatas menjadi lebih
leluasa menggerakkan pinggulnya, bukan hanya naik turun tapi juga memutar.
pinggulnya seperti orang sedang mengulek.
Tangan Adi tidak tinggal diam, diremasinya
buahdada montok yang menggantung itu sehingga mendatangka n rangsangan bagi
Dedeh.
Tubuh Dedeh menghentak-hentak bagaikan
penunggang kuda liar. Belum pernah dia merasa senikmat ini dalam melakukan
sanggama. Semua gerakannya dilakukan secara naluri, karena dia belum pernah
melakukannya dalam gaya
demikian, tapi benar-benar mendatangkan kenikmatan yang sangat.
Demikian juga dengan Adi, pengalaman
pertama yang benar-benar tak akan terlupakan.
Mereka terus melakukannya dengan lebih
giat. Dedeh yang berada diatas seolah mengendalikan permainan. Perlahan dia
tahu gerakan apa yang mendatangkan nikmat yang lebih buat dirinya dan juga
pemuda itu. Gerakan batang ****** yang besar dan keras didalam lubang nya telah
pula menggesek-gesek kelentitnya, hingga semakin menambah gairahnya.
Perlahan tapi pasti nafsu keduanya semakin
tinggi. Adi merasakan batang nya semakin sensitif. Demikian juga dengan Dedeh
yang didalam lubang nya semakin berdenyut nikmat, sehingga semakin dipercepat
goyangannya.
” Ayo De, gayang terus sampai tuntas ! ”
teriak Adi keenakan dan bersamaan dengan itu batang nya berdenyut-denyut dan
tanpa bisa dicegah memuncratkan cairan kenikmatan didalam lubang Dedeh.
“…! …..!…. …!”
“Ayo den keluarkan semuanya !” teriak
Dedeh yang goyangannya semakin menggila karena merasakan juga nikmat oleh
semburan cairan hangat dari ****** Adi didalam liang nya. Sehingga tanpa
disadari membuatnya mencapai klimaks yang belum pernah dirasakan.
” Duh Gusti !….. nikmat !” desisnya ketika
dirasakan otot-otot didalam lubang nya meregang dan terasa berdesir nikmat.
Lebih nikmat dari yang dirasakan sebelumnya, karena adanya gesekan batang
****** didalamnya.
Tubuh Dedeh ambruk menindih tubuh Adi.
Tulang-tulangnya terasa mau copot. Nafasnya memburu dengan butiran keringat
membasahi sekujur tubuhnya. Adi mendekap tubuh telanjang itu. Nafasnya juga
memburu. Mencoba mengingat apa yang barusan dialami, tapi sukar dibayangkan.
Sementara kemaluan mereka masih saling bertaut.
Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh pintu
samping yang terbuka. Seketika itu mereka segera melepaskan dekapan dan
membereskan diri. Adi segera meraih kain sarungnya demikian juga dengan Dedeh
segera menutupi tubuhnya dengan kain kebayanya.
Dari pintu tengah muncul perempuan muda,
mirip dengan Dedeh. Wajahnya memerah dengan senyum yang bergairah. Rupanya
perempuan ini yang mengintip perbuatan keduanya dan tak dapat menahan hasrat
atas apa yang disaksikan, hingga menerobos masuk untuk nimbrung.
” Maaf ya De, Iis tidak tahan ngeliatnya ”
katanya sambil mendekati keduanya.
” Eh Iis, ada apa ?” tanya Dedeh gugup
sambil terus merapikan pakaiannya.
” Ah kamu, jangan malu-malu. Iis sudah
lihat dari tadi ” katanya lagi
Adi bengong melihat semuanya. Seorang
perempuan, sangat mirip Dedeh, berada dihadapannya.
” Eh De, punya pacar tidak bilang-bilang.
Siapa ini ?” tanya perempuan yang dipanggil Iis sambil melirik Adi dan
tersenyum menggoda.
” Ini den Adi, keponakannya teteh Karta”
jawab Dedeh ” Jangan bilang kang Sudin ya”
” Oh, pantes ganteng, ngga heran Dede
kepincut ” kata Iis menggoda
” Maaf ya den, ini Iis saudara kandung saya”
kata Dedeh menerangkan.
“Ya ya…” ucap Adi baru mengerti, pantas
mirip.
” Maaf ya den, bikin kaget. Habis
permainan aden
dan Dede seru sekali, saya jadi ngga tahan” kata Iis tanpa malu-malu.
” Eh…ngga apa-apa ” jawab Adi gugup.
Dedeh segera menarik Iis ke kamar dan
berbicara serius. Tak lama Dedeh keluar dengan wajah memerah dan mendekati Adi.
” Maaf ya den, Iis kepingin juga main
dengan Aden ”
kata Dedeh sambil menunduk.
” Hah ” Adi sedikit kaget ” suaminya
dimana ?”
” Iis janda ” jawab Dedeh
” Oh begitu ” kata Adi ragu.
Berarti dia harus melayani dua perempuan
sekaligus, kembar lagi,pikirnya.
” Kamu sendiri bagaimana, keberatan tidak
?” tanya Adi
” Itu sih terserah Aden ” kata Dedeh
” Boleh deh, tapi kamu ikut juga ” kata
Adi
” Maksud aden ?” tanya Dedeh tak mengerti
” Iya kita main bertiga” kata Adi lagi
” Bertiga, bagaimana caranya” tanya Dedeh
lagi
” Gampang De, bisa diatur ” celetuk Iis
yang menguping pembicaraan mereka.
” Ayo den ” ajak Iis tak sabar dan tanpa
malu-malu segera membuka pakaiannya.
Tidak berbeda dengan Dedeh, Iis juga berkulit
putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit lebih tinggi. Tapi wajahnya memang mirip
Dedeh. Dan ketika Iis telah telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dedeh.
Buahdadanya padat berisi dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya
ramping, pinggulnya montok dengan bulu jembut dipangkal pahanya hitam lebat dan
keriting. Adi menelan ludah, tidak terbayangkan sebelumnya harus bercinta
dengan dua perempuan kembar sekaligus.
” Ah !” desis Adi ketika terasa batang nya
bagai dipelintir bila Dedeh memutar
” Ahhh…..ahh !” desis Adi parau merasakan
kenikmatan yang luar biasa.
Iis ternyata lebih agresif dari Dedeh.
Didekatinya Adi dan langsung mengulum bibir pemuda itu dengan bernafsu membuat
Adi sedikit gelagapan dan mencoba mengimbangi. Maka keduanya terlibat dalam
cumbuaan yang bergelora disaksikan Dedeh yang masih tertegun.
Pengalaman hari ini benar-benar luar biasa
bagi Dedeh. Pertama kali ia tidur dengan lelaki lain yang bukan suaminya dan
mendapatkan kenikmatan yang menggetarkan. Sekarang ia menyaksikan saudara
kembarnya sedang bergelut mesra dengan Adi. Baru pertama itu dia menyaksikan
perempuan dan lelaki bercinta, didepan matanya pula.
Tanpa sadar ia menyimak semua perbuatan
mereka dengan gairah yang perlahan bangkit. Iis memang lebih punya pengalaman
dengan lelaki. Ia telah kawin cerai dua kali. Sedangkan tidur atau selingkuh
dengan lelaki lain entah sudah berapa banyak. Karena itu Iis lebih aktif dan
tahu bagaimana mencumbui lelaki dan memberikan rangsangan bagi pasangannya dan
dirinya.
Kini mulutnya mulai merambahi dada Adi
yang telah terlentang pasrah, sementara tangannya telah meremasi batang ******
besar yang telah tegang itu. Jilatan lidahnya didada Adi memberikan rangsangan
yang nikmat bagi pemuda itu. apalagi ketika mulutnya semakin turun kebawah , keperutnya
terus kepangkal pahanya.
Adi merem-melek keenakan ketika batang nya
mulai dijilati mulut Iis dengan penuh nafsu. Kuluman dan jilatan mulut Iis
memang jauh lebih pintar dari Dedeh yang masih amatiran. Apalagi ketika Iis
mengajak Dedeh untuk ikut nimbrung menjilati batang ****** yang semakin tegang
mengeras itu.
Dengan patuh Dedeh, yang juga telah
dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka batang ****** itu kini dikerubuti
oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan kembar. Iis seperti mengajari Dedeh
bagaimana caranya memperlakukan kemaluan lelaki. Karena sehabis ia melakukan
gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya Dedeh melakukan hal yang sama.
Sehingga batang ****** Adi secara
bergantian dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan kembar itu.
Adi benar-benar merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu, tubuhnya
bergetar menahan rangsangan yang sedang melandanya.
Sementara itu Adi juga tidak tinggal diam.
Kedua tangannya juga mulai merambahi pinggul kedua perempuan itu yang menungging.
Tangannya merambahi belahan kemaluan si kembar yang juga telah merekah. Dengan
jemarinya dirabai bibir kemaluan diantara lembah berbulu lebat itu. Jari
tengahnya disusupkan kedalam lubang yang basah setelah sebelumnya mengelitiki
kelentit yang membuat kedua perempuan itu mengelinjang geli.
“Ayo den terus, enak ah!” desis Iis
keenakan.
Ketiganya terus saling merangsangi
pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan kulumannya dan bangkit. Rupanya ia
telah sangat bernafsu untuk menuntaskan birahinya. Langsung saja diatur
posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang ****** yang tegang dan masih
dipegang Dedeh.
“Oyo De arahkan” pintanya Diturunkan
pinggulnya dan Dedeh dengan patuh mengarahkan batang ****** Adi yang
dipegangnya
kelubang Iis yang merekah basah. Iis
segera menekan pinggulnya ketika kepala ****** itu telah tepat didepan lubang
nya, sehingga dengan lancar batang ****** itu terhujam masuk kedalam lubang
kenikmatannya.
“Duh bapa !” desisnya merasakan nikmat
ketika batang ****** yang besar dan keras itu mengelorosor masuk kedalam lubang
nya yang telah gatal-gatal nikmat. Adi juga merasakan kenikmatan yang sama dan
semakin nikmat ketika Iis mulai mengerakkan pinggulnya turun naik dengan
berirama. Adi mulai bisa merasakan bahwa goyangan Iis memang lebih pintar tapi
lubang Iis terasa lebih longgar dibandingkan punya Dedeh. Mungkin karena Iis
telah tidur dengan banyak lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar.
Tidak demikian dengan Iis hujaman batang
****** Adi dirasakan cukup besar dan keras sehingga mendatangkan kenikmatan
yang sangat.
Tubuh Iis menghentak-hentak bagaikan
penunggang kuda liar. Ditariknya Dedeh yang bengong agar menempatkan
selangkangannya diatas mulut Adi untuk dijilati. Maka kembali ketiganya
terlibat dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi sambil celantang
menikmati batang nya yang keluar masuk Iis sambil mulutnya mulai menjilati
lubang Dedeh yang setengah berjongkok dengan kedua paha yang mengangkang.
Sementara mulut Dedeh ikut pula melumati
puting buah dada Iis yang montok.
Hujaman ****** Adi di lubang nya dirasakan
sangat nikmat oleh Iis, entah karena sudah cukup lama tidak melakukan senggama
atau memang karena ****** itu panjang dan besar. Sehingga makin lama gerakan
dan goyangan pinggul Iis makin menggila karena dirasakan puncak syahwatnya
semakin dekat. Akhirnya dengan gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya
kebawah sehingga batang ****** itu menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang
nya.
“Duhh…!….ahhhh! ” pekiknya panjang ketika
dirasakan sesuatu berdesir didalam lubang nya dan mendatangkan kenikmatan yang
luar biasa.
Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk
mendekap tubuh Dedeh yang masih menjilati buah dadanya.
“Aduh De enaknya..” desisnya.
“Sudah keluar Is?” tanya Dedeh yang
dijawab Iis dengan anggukkan.
“”Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau
lagi” kata Dedeh tidak malu-malu lagi.
Iis sebenarnya masih mau melanjutkan
gerakannya karena dirasakan batang ****** Adi yang masih terhujam di lubang nya
masih terasa mengacung.
“Silakan” kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah
pertautan kemaluan mereka.
Memang batang ****** Adi masih keras
mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit biarpun telah bertempur dengan dua
perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain, disuruhnya Dedeh menungging dan
disodok dari belakang.
Pinggul Dedeh yang putih mulus dan montok
mendongak keatas dengan belahan jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara
pangkal pahanya. Adi menelan ludah melihat pemandangan itu. Sambil
mengelus-elus batang nya didekati pinggul perempuan itu yang sudah menunggu.
Diarahkan batang nya kebelahan yang terjepit diantara paha yang juga putih
mulus. Dengan dorongan lembut dimasukan batang nya kedalam lubang itu. terasa
sempit karena dengan posisi itu lubang itu terjepit kedua paha.
“Ah….!” Desis Dedeh ketika dirasakan batang
****** yang besar dan tegang menyelusup kedalam
lubang nya.
Dengan memegang pinggul gadis itu perlahan
digerakkan pinggulnya sehingga batang nya mundur maju dibalam lubang yang masih
terasa sempit itu. Dedeh menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga
dengan Adi, gesekan batang nya didalam lubang
itu mendatang sensasi yang luar biasa.
Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat
dan berirama. Tubuh Dedeh ikut terguncang-guncang mengikuti gerakan itu.
“Ah …Den, terussss Den” desis Dedeh
semakin bernafsu.
Sementara itu Iis juga mulai bernafsu lagi
menyaksikan adegan yang tengah berlangsung, dengan perlahan ditempatkan
tubuhnya dibawah tubuh Dedeh dengan kepalanya berada diantara paha Dedeh
sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang dibawah muka Dedeh untuk dijilati.
Tangan Iis merabai selangkangan Adi dan
mengusap-usap biji pelernya serta merabai bibir kemaluan Dedeh yang sedang di
hujami batang ****** Adi. Sementara Dedeh telah pula menjilati selangkangan Iis
terutama bibir nya yang ditutupi rimbunan bulu jembut. Kembali ketiganya
bertarung mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dedeh, dia harus
melayani Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia yakin
sanggup mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh keyakinan
untuk melakukannya.
Maka goyangannya semakin cepat saja.
Dan Dedeh juga merasakan semakin nikmat,
apalagi kelentitnya yang dirabai Iis membuatnya semakin naik birahi. Hingga
akhirnya sesuatu mendesir didalam kemaluannya.
“Ah……uhh….ahhh!” pekiknya kesetanan
merasakan orgasme yang kesekian kali di pagi ini. Adi tahu Dedeh sudah klimaks
tapi dirinya belum merasakan.
“Gantian De, ku sudah gatel lagi” pinta
Iis. Dedeh faham dan Adi mencabut batang
nya.
“Ayo Den, tuntaskan ” pinta Iis masih
terbaring dengan kedua kaki mengangkang. Adi segera mengatur posisi diatasnya
dan langsung menghujamkan batang nya ke lubang Iis yang telah menganga.
“Ahh ..!” desisinya sambil mendekap tubuh
Adi erat.
Kembali keduanya berpacu penggapai nikmat
masing-masing. Adi dengan hentakan-hentakan keras mengerakkan pinggulnya maju
mundur menghujamankan batang nya kedalam liang Iis.
“Ayo den, tancap terus.” Desah Iis
menikmati hujaman Adi yang secara perlahan merasakan bahwa batang nya semakin
keras dan sensitif.
Demikin juga dengan Iis, lubang nya
semakin licin dan nikmat. Nampaknya keduanya akan segera mencapai puncak.
Mereka berpacu semakin binal dan liar. Keduanya ingin menuntaskan permainan
dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya.
Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh
Adi sambil melenguh kenikmatan dan bersamaan dengan itu Adi juga mengerang.
“….!…..!….!”
“Ahhhh….ahhh! ” desis Adi
“Duh bapa, enak sekali” desis Iis hampir
bersamaan.
Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan
erat. Keringat bercucuran dan bersatu. Tuntas sudah pertempuran segi tiga di
pagi itu.
Komentar
Posting Komentar