"Tik tok tik
tok tik tok" Suara jam dinding ruangan kerjaku semakin membuat penat
kepalaku. Sudah sebulan lebih aku seperti terkurung di tempat ini karena
marketing manager sebelum aku terbukti telah menggelapkan uang perusahaan
dengan jumlah yang fantastis, jadi aku harus membenahi masalah-masalah yang
sudah ditimbulkannya.
"Aaaaaaarrrrrggghhhhhhh"
aku berteriak dengan keras tanpa alasan yang jelas, aku hanya ingin berteriak
untuk melepaskan semua lelahku.
"Ada apa pak
Tyo?" Tanya Rina staff ku yang langsung masuk ke ruanganku karena kaget
mendengar suara teriakan ku dari mejanya yang berada tepat didepan ruangan ku.
Ya, namaku Prasetyo Wibowo dan semua orang yang mengenalku memanggilku Tyo,
lelaki single 27 tahun dengan wajah lumayan tampan dan tubuh yang cukup
atletis.
"Gak ada
apa-apa kok Rin" jawabku sambil tersenyum dan langsung menghampirinya,
Rina terlihat bingung melihat kelakuanku itu.
Rina adalah staff
"kesayangan" ku, beberapa kali aku pernah mengajaknya untuk hanya
sekedar makan malam tapi dia menolaknya dengan halus, dengan alasan dia sudah
memiliki tunangan dan tidak enak jika dilihat oleh orang yang dikenalnya nanti,
tetapi aku sebagai lelaki sejati tidak pernah kehabisan akal untuk dapat
mendekatinya, dia sangat menarik dan memiliki tubuh yang ideal. Oke kembali ke
cerita, karena didalam ceritaku kali ini Rina bukanlah pemeran utamanya
"Cuma mau cari
perhatian kamu kok" jelasku lagi sambil tiba-tiba mencium pipinya, Rina
pun sontak kaget atas apa yang aku lakukan, pipinya langsung merah merona dan
dia pun langsung keluar ruangan ku karena gugup, aku tersenyum melihat Rina
yang meninggalkan ruanganku dengan wajah merah yang semakin membuatku gemas.
Nita |
"Aku harus
liburan!" Itulah kalimat yang ada didalam pikiranku untuk memotivasi
diriku sendiri menyelesaikan semua pekerjaan sialan ini.
Singkat cerita
akhirnya semua pekerjaanku beres dan aku langsung mengajukan cuti 1 minggu
kepada atasan, untung lah atasanku sangat pengertian dengan keadaanku sekarang
dan cutiku langsung di approve, lagipula sekarang seluruh staff marketing hanya
tinggal diberi sedikit arahan tentang programku dan semua bisa aku jamin dapat
berjalan dengan lancar.
Dan tibalah hari
liburanku,
Aku terbiasa
travelling sendirian sejak zaman kuliah dulu, dan kali ini pun aku memutuskan
untuk pergi sendirian tanpa mengajak teman-temanku, tempat yan dituju adalah
pantai dikawasan Ujung Genteng di Kab. Sukabumi, salah satu pantai terindah
dipulau jawa, pantai ini merupakan tempat liburan favoritku, selain
pemandangannya bagus dan tempatnya masih sepi, ombak disini juga bagus untuk
surfing.
Setelah
bersiap-siap packing akupun langsung berangkat memacu pajero sport ku keluar
apartement.
Ditengah perjalanan
aku menghubungi kenalanku yang memiliki penginapan disana, aku menghubunginya
dadakan seperti ini karena aku sangat yakin dia masih memiliki penginapan
kosong yang bisa aku gunakan karena sekarang sedang low season
"Halo pak
Randi!" Pak Randi adalah kenalanku yang memiliki penginapan tersebut
"Ya mas Tyo,
apa kabar?"
"Baik pak,
tolong siapin 1 kamar dong pak buat saya sendiri aja, oh iya, papan seluncur
saya aman kan pak
disana?"
"Waduh mas
maaf untuk yang perkamar semua sedang saya renovasi, tinggal yang 1 rumah saja
dengan 2 kamar, papan aman kok mas"
"Ohh yaudah
gak apa-apa pak saya ambil yang itu aja, papan langsung pindahin kesana aja ya
pak, 3 jam lagi mungkin saya sampe sana "
Setelah menutup
telepon aku melihat jam tangan, tak terasa sudah 4 jam aku menempuh perjalanan
dari jakarta ,
aku memutuskan untuk mampir sebentar ke pom bensin di daerah pelabuhan ratu
untuk istirahat sejenak dan mengisi bahan bakar mobil kesayanganku ini, karena
memang tidak ada lagi pom bensin yang akan ku lewati sampai daerah surade.
Waktu menunjukan
tepat jam 1 siang, dan cuaca hari ini sangatlah panas, setelah mengisi bahan
bakarpun aku memarkirkan mobilku untuk membeli minuman dingin dimini market
yang ada didalalam pom bensin ini juga.
Setelah turun dari
mobil, aku melihat 3 orang wanita cantik tepat diluar mobil mercy tua yang
masih terlihat mewah karena terawat (aku tidak begitu mengerti tentang type
mobil) berplat B sedang terlihat panik, mereka semua memakai tank top ketat
yang masing-masing berwarna putih, hitam, dan merah, sedangkan untuk bawahan
mereka kompak mengenakan hotpants jeans. Karena penasaran akupun menghampiri
mereka.
"Halo selamat
siang, ada apa nih mbak-mbak kok kelihatannya panik?" Tanya ku penasaran
sambil melihat-lihat mobilnya
"Mmm ini mas,
mobil ku mogok gak tau kenapa" ujar salah satu wanita bertanktop putih
yang terlihat paling dewasa diantara mereka.
"Ohh
gitu" kataku sambil celingak-celinguk karena memang aku tidak mengerti
sama sekali tentang mesin
"Sebenernya
sih saya gak ngerti tentang mesin sih mbak, saya coba tanya karyawan-karyawan
sini dulu ya, siapa tau ada yang ngerti" aku ingin mencoba membantu 3
orang wanita cantik ini, namun setelah tanya kesana-kemari tidak ada satu orang
pun yang mengerti mesin mobil disini.
"Aduuuh gimana
nih Ta??" Tanya wanita bertanktop merah yang berpostur paling pendek
diantara mereka kepada si tanktop putih, walaupun terlihat paling pendek namun
dialah yang memiliki body paling berisi diantara yang lain.
"Gue udah
telepon bokap sih, katanya mau suruh orang kesini, tapi mereka kan dari Jakarta ,
mau nunggu berapa lama kita disini? Malah panas banget lagi disini" kata
wanita satu lagi yang bertanktop hitam, terlihat paling kurus namun memilik
wajah paling cantik.
"Memang
mbak-mbak ini mau kemana?" Tanyaku kepada mereka
"Ke Ujung
Genteng mas" kata si tanktop merah dengan lemasnya
"Ohh, kebetulan
banget dong, saya juga mau kesana, mau bareng saya aja? Mobil nya titip sama
orang sini aja sampe orang suruhan bapak mbak dateng" tawar ku melihat
kesempatan emas untuk dapat berlibur bersama 3 wanita cantik ini, mereka
terlihat ragu atas tawaranku, lalu mereka saling berbisik, dengan samar aku
dapat mendengar apa yang mereka diskusikan
"Gimana
Ta?ikut gak?" Kata si tanktop hitam
"Gak tau deh,
gue takut, tapi kayaknya sih dia orang baik-baik" jawab si tanktop putih
"Udaah ikut
aja, mas nya ganteng kook.hihihihi" kata si tanktop merah sambil tertawa
centil
Akupun langsung
memotong pembicaraan mereka
"Tenang aja
saya orang baik-baik kok, udah ikut aja, lagian disini panas banget kan , oiya kenalin saya Tyo, saya dari jakarta juga
kok"
"Oke deh mas,
maaf ya jadi ngerepotin" kata si tanktop merah
"Yihiii asik
bareng mas ganteeng" celetuk si tanktop merah yang membuat pipiku sedikit
memerah
Akhirnya setelah
membeli minuman dan beberapa cemilan mereka bertiga ikut bersamaku, dan
diperjalanan akhirnya aku mengetahui nama mereka masing-masing, si tanktop
putih bernama Nita, si tanktop hitam bernama Nanda, dan yang paling
menggairahkan si tanktop merah bernama Bunga. Mereka bertiga adalah mahasiswi
tingkat akhir disalah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta yang sedang ingin berlibur
bersama. Sepanjang perjalanan pikiran kotorku terus muncul karena pemandangan
tiga pasang gunung kembar yang dibungkus oleh tanktop ketat itu
Sepanjang
perjalanan kami membicarakan berbagai hal, dalam pembicaraan tersebut aku
mengetahui beberapa info mengenai mereka, mereka baru saja selesai sidang
skripsi, mereka mengambil jursan public relation di salah satu unversitas di
bilangan sudirman yang terkenal dengan pergaulannya yang sangat bebas. Nita si
tanktop putih memiliki tubuh paling ideal, kulitnya putih sangat serasi dengan
tanktop yang dipakainya sekarang, karena memang iya berdarah chinese, dan
memiliki wajah yang cantik dan payudaranya walaupun tidak terlalu besar namun
bentuknya sangat indah dengan bulatan yang sangat sempurna, sungguh tipe wanita
idamanku, apalagi ditambah dengan cara bicaranya yang dewasa dan terlihat
pintar, membuatku semakin tertarik olehnya.
Berikutnya Nanda si tanktop hitam,
berperawakan paling kurus, akan tetapi tidak mengurangi keseksiannya, pantatnya
cukup bulat berisi dan payudaranya terlihat imut dengan dibalik tanktop dan
branya, ditambah lagi dengan kulitnya yang agak gelap khas orang jawa yang
membuatnya terlihat eksotis, namun dia tidak terlalu banyak bicara sepanjang
perjalanan. Dan yang terakhir adalah Bunga si centil tanktop merah, payudaranya
terlihat terlalu besar untuk tubuh mungilnya itu, wajahnya sangat lucu seperti
seumuran anak SMU, tingkahnya yang centil dan payudaranya itu sedikit membuat
konsentrasi ku buyar menghadapi jalanan berliku menuju Ujung Genteng karena dia
duduk dikursi depan disebelahku.
Tak terasa pada
pukul 4 sore pun kami sampai di kawasan Ujung Genteng, setelah masuk gerbang
dan membayar Rp 20.000 akupun bertanya kepada mereka.
"Kalian udah
booking penginapan?" Tanyaku sambil mengarahkan mobil kedaerah pantai yang
banyak penginapannya.
"Belum nih
mas, baru mau nyari, mas punya rekomendasi tempat yang bagus gak?" sahut
bunga dengan manja
"Ohh kebetulan
sih aku udah booking home stay yang ada 2 kamar, mau bareng aja?lumayan kan bisa hemat
biaya penginapan" tawar ku sambil membayangkan hal yang tidak-tidak, aku
berusaha akrab dengan mereka dengan menggunakan panggilan 'aku-kamu'
"Waaaaahhhh
boleeehhh, kalian mau kan ??"
Tanya bunga kepada kedua temannya sambil kegirangan.
"Aduuh emang
gapapa nih mas?kita udah ngerepotin mas banget soalnya, aku jadi gaenak
nih" kata Nita
"Ya gapapa
kok, lagi pula aku udah terlanjur booking, karena di tempat kenalanku, yang
sewa perkamar sedang di renovasi semua jadi aku terpaksa ambil yg ada 2 kamar
deh, jadi dari pada mubazir kalian bisa pake kamar satu lagi" jelas ku
sambil terus mengarahkan mobil kearah penginapan yang dituju.
"Hmm yaudah
deh, makasih banyak loh mas" kata Nita
"Asiiiik, lo
gimana Nan ?diem aja dari tadi, grogi ya
sama mas ganteng?" Tanya Bunga sambil menggoda Nanda
"Gue ikut
kalian aja" Jawab Nanda tanpa ekspresi.
Tidak lama kemudian
kami pun sampai di penginapan, disana sudah ada pak Randi yang sedang menunggu
"Loh mas Tyo
katanya sendiri?" Tanya pak Randi heran karena aku membawa 3 wanita kota yang
seksi-seksi ini
"Oh iya pak,
kenalin ini Nita, Nanda, dan Bunga, tadi kita ketemu di pom bensin di pelabuhan
ratu, mobil mereka mogok, ya saya tawarin bareng aja, ini juga baru kenalan
kok" jelasku sambil memperkenalkan mereka, mereka bertiga pun bergantian
berjabat tangan dengan pak Randi
"Yaudah kalian
langsung masukin barang-barang aja terus langsung istirahat" kataku sambil
menurunkan barang-barang bawaan mereka satu-persatu dari mobil ku
"Masukin
barang siapa kemana mas?hihihi" kata Bunga sambil langsung mengambil Tas
nya dan berlari masuk kedalam, melihat kelakuan temannya Nita dan Nanda hanya
tertawa
"Waaah,
liburanku bakal seru nih kayaknya" pikir ku dalam hati membayangkan
hal-hal gila apa yang akan menantiku didepan
Setelah aku masuk
ke ruang tamu terlihat Nita sedang memandangi papan seluncur ku yang sudah
diletakan disana oleh pak Randi, sementara Bunga dan Nanda sudah berada
dikamarnya
"Kamu suka
surfing Ta?kalo mau nanti pake aja" Tanya ku sambil tersenyum
"Oh ngga kok,
tapi aku sih pengen banget bisa surfing, emang ini punya mas Tyo?" tanya
Nita kembali
"Iya Ta,
sengaja aku titip sama pak Randi biar gak repot kalo mau surfing disini, mau
aku ajarin?" Tawar ku sambil berharap dia menerima tawaranku
"Mas beneran
mau ngajarin aku?aduuh makasi banget ya mas, untung banget aku ketemu mas hari
ini" kata-kata Nita membuat ku ingin melompat-lompat kegirangan
"Yaudah besok
pagi kita ke pantai ya, oh iya nanti jam setengah 6 kita ke pantai yang paling
ujung ya liat sunset, kasih tau temen-temen kamu, sekarang istirahat aja
dulu" kata ku sambil membuka pintu kamarku dan langsung masuk untuk
istirahat
Setelah beres-beres
barang bawaan dan beristirahat sebentar aku keluar kamar menuju kamar mandi
untuk buang air kecil, hanya ada 1 kamar kecil didekat dapur dalam penginapan
ini, akupun langsung membuka pintu kamar mandi yang kurasa tidak ada orang
karena memang tidak ada suara air sedikit pun
"Awwwww"
teriak bunga yang ada didalam kamar mandi sedang mengeringkan badannya dengan
handuk berwarna pink, ternyata Bunga baru saja selesai mandi, aku melihat tubuh
telanjangnya, payudaranya.... Huh sungguh besar dan bulat dihiasi puting
berwarna coklat muda, dia pun refleks menutup tubuhnya dengan handuk
"Aduuh maaf maaf
aku pikir gak ada orang didalem" ujarku meminta maaf
"Iyaa gapapa
mas, aku yang salah kok gak ngunci pintu, anggep aja ini bonus buat mas yang
udah nolong kita bertiga hari ini" katanya sambil kembali membuka
handuknya sekejap lalu menutupnya lagi, pipinya sendiri terlihat merah lalu
langsung berjalan melewatiku kearah kamarnya
"Kenapa lo
bung?" Tanya Nita sambil keluar kamar karena kaget akan teriakan Bunga,
dan yang membuat aku kaget Nita juga hanya terbalut oleh handuk berwarna putih
yang hanya menutupi setengah payudaranya sampai ke paha nya, nampaknya dia juga
baru saja selesai mandi
"Gapapa
kok" jawab Bunga sambil tersenyum centil, lalu mereka berdua kembali masuk
kamar, aku pun hanya berdiri terdiam sambil menahan Tyo kecil untuk tidak
berontak dan berpikir, jangan-jangan mereka berdua mandi bareng lagi,
membayangkannya membuat aku tidak bisa lagi menahan pemberontakan si Tyo kecil,
akupun buang air kecil dengan penis tegang.
Setelah istirahat
sebentar kami berempat langsung keluar penginapan untuk berjalan kearah pantai
yang ada di ujung untuk melihat sunset, pantai disana memiliki pasir yang
sangat putih dan pemandangan yang indah, untuk sampai kesana kami masih harus
naik mobil menempuh jarak sekitar 2km, pemandangan didalam mobilku tidak kalah
indah dengan pemandangan pantai disepanjang pernalanan, kali ini mereka bertiga
berpenampilan tidak kalah seksi dari pada saat pertama kami bertemu, Nita
menggunakan kemben hitam yang hanya menutupi payudara nya sampai batas atas
perut dengan kemeja putih tipis tanpa dikancing yang diikat di atas pusarnya
dengan bawahan hanya dililit dengan kain bertemakan pantai berwarna orange, aku
menebak dia hanya menggunakan celana dalam mini dibalik kain tipis itu karena
terlihat jelas ceplakan celana dalam nya saat dia naik mobil tadi, Bunga
menggunakan tanktop berwarna pink yang lebih seksi dari sebelumnya, belahan
dadanya sangat rendah dan hanya dihiasi 2 tali tipis dipundaknya yang nampak
tidak mampu menahan payudaranya yang sangat besar, dengan bawahan celana pantai
yang sangat mini, Nanda mengenakan kaos longgar berwarna putih model sabrina
yang menampakan pundaknya yang mulus dan terlihat tali bikini melingkar di
lehernya dengan bawahan hotpants berwarna hitam.
Setelah menelusuri
jalan yang lebarnya hanya sedikit lebih besar dari mobilku, sehingga jika ada
mobil dari arah lain, salah satu mobil harus menunggu dan mencari celah yang
agak luas agar bisa lewat. Jalan kecil ini berakhir disebuah lahan yang cukup
besar untuk dijadikan parkiran ditengah-tengah hutan bakau, ya mobilku harus
diparkir disini dan menyusuri jalan setapak dengan berjalan kaki, kami berempat
pun berjalan menyusuri jalan setapak yang kira-kira panjangnya hanya 50 meter
dari tempat parkir, mereka bertiga sangat excited dan penasaran akan apa yang
ada diujung jalan setapak ini, karena seperti yang aku ketahui saat pembicaraan
dimobil tadi siang, ini memang kali pertama mereka berlibur ke kawasan Ujung
Genteng ini di akhir jalan setapak ini mulai banyak pasir pantai dan setelah
itu jalan agak naik mendaki bukit kecil, suara gemuruh ombak sudah sangat
terdengar dari sini.
"waaaaaaahhhhh
kereen bangeeeet" teriak Bunga sambil berlari kearah pantai diikuti kedua
teman seksinya itu.
aku hanya dapat
tersenyum melihat kelakuan mereka, suasana disini memang sangat indah, dari
atas bukit diakhir jalan setapak ini aku bisa melihat lautan samudera hindia
yang dengan ombak yang cukup besar dan indah, disebelah kanan ada sungai
berwarna hijau pekat yang cukup lebar, terlihat ada beberapa warga setempat sedang
memancing disana, dan diantara laut dan sungai ini terdapat pantai dengan pasir
yang sangat putih dan bersih, walaupun masih dapat terlihat sedikit sampah
berserakan juga walau tak sebanyak di pantai ancol.hehe, karena pantai ini
memang masih sangat sepi untuk tempat wisata seindah ini.
"hey jangan
main air dulu, duduk disini aja, ombaknya udah mulai gede tuh, abis ini juga
kita kan mau
makan malam, lagian udah hampir gelap, dari sini keliatan banget
sunsetnya" teriak ku saat melihat mereka bertiga ingin bermain air
dipinggiran pantai. setelah itu merekapun duduk berjejer memunggungiku, dari
belakang aku dapat melihat siluet tubuh mereka yang indah dihiasi sinar
matahari terbenam, ditambah lagi kibasan rambut panjang mereka yang tertiup
angin membuat sore ini semakin indah untukku.
Setelah matahari
terbenam seluruhnya pantai menjadi sangat gelap, nampaknya kami pengunjung
terakhir yang berada di pantai ini, untungnya aku membawa torch light kecil
dikantongku, kami pun bertiga kembali menyusuri jalan setapak yang gelap itu
menuju mobil, ditengah jalan tiba-tiba ada yang memeluk tanganku cukup keras,
setelah aku lihat ternyata itu adalah Nanda, mungkin dia phobia gelap, karena
dari pegangan tangannya yang gemetar cukup hebat aku dapat mengetahui bahwa dia
sangat takut.
"iiiihhhh
Nanda kok main pegang-pegang mas ganteng aja sihhh" teriak bunga dari
belakan, mendengar keluhan Bunga, Nita hanya tertawa pelan.
"udah gak
apa-apa kok, lagian Nanda kayaknya takut banget sama gelap" padahal
penisku perlahan mulai tegang karena lenganku merasakan payudara imut Nanda,
namun Nanda hanya diam saja dan masih terus gemetaran
Sesampainya di
mobil Nanda melepas tanganku dan langsung masuk dikursi belakang.
"Haaaahh gila
serem banget sih tempatnyaaa" barulah Nanda dapat bersuara "kalo
terang sih keren banget, kenapa kalo malem horor begini" lanjut Nanda
dengan wajah masam.
"hihihihi
Nanda penakuut, tapi bilang aja emang mau cari kesempatan gandeng-gandeng mas
ganteng kan "
ejek Bunga, "enak aja lo, ngga kok!" balas Nanda, sepanjang
perjalanan ke warung tenda sea food yang akan kami tuju Bunga dan Nanda saling
ejek karena kejadian barusan, aku dan Nita hanya tertawa melihat tingkah
mereka.
Aku mentraktir
mereka makan malam, sea food disini sangat enak. aku tidak keberatan mengeluarkan
sedikit biaya ekstra diliburan ini hanya untuk sekedar mentraktir makan mereka
selama liburan ini, lagi pula harga makanan disini termasuk sangat murah, so,
tidak jadi masalah untuk ku. Selesai makan kamipun kembali ke penginapan dan
langsung masuk kamar masing-masing.
Meskipun lelah,
namun aku bukanlah tipe orang yang mudah tidur selain diatas kasur kesayanganku
di apartement, aku pun keluar kamar dan menyeduh kopi hitam yang sudah aku
persiapkan dari apartement, dan membawa secangkir kopi itu keluar penginapan
dan duduk di kursi panjang yang ada di teras, penginapan ini langsung menghadap
kelaut, tetapi pinggiran lautnya bukan lah pantai berpasir putih dan halus
seperti pantai yang tadi sore kami kunjungi, melainkan karang-karang kecil yang
kasar. Sejenak aku menikmati udara malam dipinggir laut ditemani secangkir kopi
saset yang aku buat sendiri
"Kok belum
tidur mas?" suara wanita tiba-tiba menyadarkanku dari lamunan, ternyata
itu nita, dia masih belum berganti pakaian, masih cantik seperti tadi sore.
"Ya begini lah
kalo gak dirumah sendiri, susah tidur, kamu sendiri kok belum tidur? yang lain
mana?" kataku sambil memperhatikan wajahnya yang memang sangat cantik
"Sama
dong.hehe" jawabnya sambil tersenyum manis "yang lain udah pada molor
tuh kecapekan, lagian kan tadi
mereka sempet aku suruh dorongin mobil sedikit sampe pom bensin" lanjut
Nita.
"Ngomong-ngomong,
kamu udah punya pacar belom Ta? Kok cewek-cewek cantik liburannya bertigaan aja
gak sama cowok?" tanyaku iseng mencari tau
"Kita bertiga
itu gak ada yang punya pacar mas, banyak sih cowok yang deket sama kita, tapi
paling itu cuma temen aja, atau yaa cuma jadi 'friend with benefits' gitu deh
mas" jawabnya terang-terangan tanpa ada rasa canggung
"friend with
benefits gimana maksudnya?" tegasku memastikan apa yang baru saja dia
ucapkan, walaupun sebenarnya aku sudah tau apa yang dia maksud
"yaa gitu,
cuma temen tidur aja" yap!! ternyata benar!! mendengarnya birahi ku mulai
naik
"ohh
gitu" jawabku pura-pura tenang
"oh iya, aku
gak bosen-bosen nih mau bilang terima kasih sama mas atas semuanya, tumpangan
gratis, pengingapan gratis, sampe-sampe makan juga ikutan gratis, gimana dong
aku balesnya?" kata Nita
Pake tubuhmu aja
cukup Nita, ya tentu saja kalimat itu hanya teruncap didalam hatiku saja
"ahh gapapa
kok, gak usah dipikirin, lagian aku seneng kok jadi bisa liburan ditemenin
cewek cantik kayak kamu" jawabku asal, tiba-tiba suasana hening, kami
hanya bertatapan muka tidak menguncapkan sepatah katapun, bibirnya terlihat
sedikit terbuka, entah siapa yang memulai wajah kami saling mendekati satu sama
lain, dan akhirnya bibir kami bertemu
"cup"
hanya sekali kecupan dan kami langsung menarik bibir kami kembali
"maaf
nit"
"Ngga mas, aku
yang minta maaf" jawabnya dengan muka memerah.
tanpa ragu lagi
langsung saja aku sambar bibir merahnya, kali ini kugunakan lidahku untuk
menerobos kedalam mulutnya
"mmmphh"
lenguhnya sambilmembuka mulutnya memberi jalan untuk lidahku masuk, lidahnya
pun tidak mau kalah dalam beraksi, tangan ku mulai melingkar di pinggangnya,
sedangkan tangannya melingkar di leherku, tanganku turun ke bongkahan pantatnya
yang bulat dan mulai memerasnya. aku terkejut ketika tiba-tiba tangannya
menahan tangnku di pantatnya, aku pikir dia menolak perbuatan ku ini
"didalem aja
yuk mas, takut ada yang lewat" ucap Nita dengan wajahnya yang sudah
memerah menahan nafsu. aku lebih terkejut lagi dengan apa yang dia bilang
barusan, aku bangkit dan langsung menggendong Nita didepan dengan kedua
tanganku, tangannya bergelayut dileherku, sungguh seperti sepasang pengantin
baru yang sedang panas-panasnya, sejenak kulirik kearah pintu kamar Bunga dan
Nanda, masih tertutup rapat, aku langsung saja menuju kamarku, kujatuhkan Nita
diatas kasur, dia terlentang pasrah dengan rambut yang tergerai acak-acakan
diatas kasur membuat gairahku semakin meningkat.
langsung saja
kubuka ikatan kemeja putih tipisnya dan langsung melemparnya entah kemana,
sekarang tinggal kemben hitamnya yang tidak mampu menutupi seluruh bulatan
payudaranya, selendang yang menutupi kaki jenjangnya pun sudah berantakan tak
karuan, terlihat pula celana dalam mini berwarna biru muda nya yang hanya
menutupi sedikit bagian vaginanya
"mmmpphhh
mmmuuuaacchhh" kali ini kukecup bibirnya dengan lembut, kecupanku
kuarahkan ke keningnya lalu beralih ke telinganya, kukulum daun telinganya
dengan sangat lembut sambil tanganku tak tinggal diam meremasi payudaranya.
"masss sssshhh
ahhhh" desah Nita menikmati remasan tanganku
kuturunkan ciumanku
ke arah dadanya, sengaja ku permainkan lidahku hanya dibagian atas payudaranya
yang menyembul dari kembennya, kuarahkan pandanganku ke wajahnya, tatapan kami
bertemu, dia terlihat cukup kesal karena tahu aku sedang mempermainkan
nafsunya.
"aahh mas
jangan gitu dooong" keluh Nita yang nafsunya sudah memuncak, dengan tidak
sabar dia turunkan sendiri kembennya kebawah, ternyata dibalik kembennya hanya
ada busa yang melapisi bulatan payudaranya yang ikut turun bersama kembennya,
langsung tersembul lah dua bulatan indah dengan puncaknya yang sudah tegang berwarna
cokelat muda
"isep pentil
aku mass, ahhh cepeeet" aku tidak menghiraukan perintahnya, kali ini
kuremas kedua payudaranya tanpa mengenai puting lalu kukelilingi payudara
sebelah kirinya dengan lidah ku mulai dari pangkal sampai mendekati putingnya
lalu ku hentikan, kulakukan gerakan tersebut bergantian dengan payudara
kanannya sambil memegangi tangannya agar tidak mengganggu aktivitas ku itu.
"ahh mas jail
banget siih" ucap Nita dengan manja, "AAAAAHHHH" teriak Nita
saat tiba-tiba ku hisap puting kanannya dengan kuat, dan kucubit lembut puting
kirinya dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiri ku kuarahkan ke
selangkangannya menekan-nekan vaginanya dari luar celana dalamnya.
"terus mass
teruuuusss" pinta Nita sambil menekan kepalaku yang sedang menghisap
puting indahnya itu.
tangan kiri ku kini
menyusup lewat samping celana dalamnya lalu kusingkap celana dalamnya
kesamping, kuhentikan hisapanku dipayudaranya, lalu kuarahkan pandanganku ke
vaginanya, indah sekali, putih bersih tanpa bulu dengan bagian dalamnya agak
sedikit berwarna merah muda.
kumasukan satu
jariku perlahan ke belahan vaginanya "aawwwwwhhhh" teriak Nita
keenakan, kuarahkan mulutku ke bibir vaginanya sambil tetap mengocok vaginanya
dengan jariku, kujilati klitorisnya yang berwarna merah muda yang mulai
membesar, kutambahkan satu jari lagi untuk mengocok vaginanya, mulutku pun
kembali beralih keatas mencium bibirnya, kali ini dia membalas ciuman ku dengan
sangat ganas.
"udah mas,
gantian dulu ya" katanya sambil menahan tanganku dan menghentikan
permainan bibir kami, dengan sigap dia membalikan posisiku sehingga terlentang
diatas kasur, diapun berdiri sejenak untuk menurunkan celana dalam dan kemben
yang masih melekat di selangkangan dan perutnya perlahan dengan gaya yang
dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat sangat erotis, kali ini benar-benar
tak ada sehelai benangpun yang melekat ditubuhnya, sungguh indah sekali
pemandangan yang berada tepat didepanku ini, mengalahkan seluruh pemandangan
yang sudah kulihat hari ini.
"awas ya, gantian
sekarang giliran aku" katanya sambil merangkak kearahku dan mencium
bibirku, dibukalah kaos yang melekat ditubuh ku sehingga aku sekarang
bertelanjang dada, disapukan lidahnya keseluruh tubuh bagian depanku, dia
menghisap-hisap putingku, sensasinya sungguh luar biasa, baru pertama kali aku
diperlakukan seperti ini, apalagi yang melakukannya adalah bidadari secantik
Nita, sesekali matanya melirik kearah ku dengan sangat menggoda, sambil terus
jilatannya mengelilingi pusarku yang ditumbuhi bulu halus disekitarnya dia
menuruni celana pendekku, sekarang tinggal lah celana dalam putihku, terlihat
lah penisku yang berukuran rata-rata sekitar 17cm sedang memaksa keluar dari
celana dalamku, bukannya langsung membuka celanaku dia malah mengelus-ngelus
lembut penis ku dari luar celana dalamku,
"wah balas
dendam nih dia" pikir ku
lalu tiba-tiba dia
menggigit ujung celana dalamku dan menurunkan celana dalamku dengan mulutnya,
woow sungguh erotis!!kini berdirilah batang kebanggaan ku dengan tegaknya,
celana dalamku dilempar entah kemana, tanpa diberi aba-aba lagi dia memasukan
penisku kedalam mulutnya, dikulum kepala penisku dengan perlahan
"mmmppphhhh" aku melenguh tertahan karena nikmat yang diberikan oleh
Nita, lalu Nita memaju mundurkan kepalanya dengan cepat sambil terlihat
tangannya sedang memainkan vaginanya sendiri yang sepertinya sudah sangat
basah.
"stooop, stop
dulu Ta, nanti belum apa-apa aku udah keluar lagi" kataku sambil
menghentikan kepalanya, Nita duduk dan tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya kearah
kupingku "kamu iseng sih tadi" bisiknya dengan nada menggairahkan,
kucium saja bibirnya dengan cepat, lidah kami pun saling beradu kembali dengan
liarnya. ciuman kami dihentikan oleh Nita, Nita kembali berbisik ditelingaku
"aku masukin ya mas, udah gak tahan banget"
tanpa menunggu
persetujuanku dia langsung menduduki selangkangan ku, mengambil posisi untuk
membenamkan penisku kedalam vaginanya, dipegang penisku dan diarahkan ke
vaginanya, dengan perlahan dia menurunkan badannya diiringi dengan masuk nya
penis ku ke vaginanya.
"Ahhh"
desah kami berdua seecara bersamaan ketika seluruh penisku masuk kedalam
vaginanya, tidak terlalu sulit memasukan seluruh penisku kedalam vagina Nita
karena vaginanya sudah sangat basah, apa lagi mungkin vagina ini sudah sering
disinggahi oleh penis-penis yang lebih besar dari punyaku. meskipun begitu
penisku masih terasa seperti dipijit-pijit didalam vaginanya.
Nita mulai
menaik-turunkan tubuhnya dengan semangat, aku sangat gemas melihat payudara
sempurnanya terpantul-pantul naik-turun seirama dengan gerakan tubuhnya, ku
arah kan kedua
tangan ku ke payudaranya untuk meremas-remas buletan tersebut dengan gemas
"iyaa begitu
mass, teruusss.aahhhh" oceh Nita saat payudaranya kuremas-remas.
setelah 5 menit
bertahan dengan posisi women on top aku pun mendorong badannya kebelakang dan
bergantian aku yang berada diatasnya, kutekuk kakinya sehingga lututnya
menyentuh dadanya, terpampang lah belahan vaginanya yang mengkilap karena
cairannya sendiri, tanpa rasa jijik kujilat belahan itu dengan rakus, setelah
itu kuarahkan lagi penisku menghadap vaginanya dan langsung kuhunuskan penisku
kedalam vaginanya, hasil survey dari beberapa wanita yang pernah kutiduri
posisi ini membuat tusukan penis terasa lebih dalam dan nikmat didalam vagina
wanita, benar saja, mata Nita langsung terbelalak kaget saat penisku masuk
seluruhnya "AAAAHHHHHHH!!!" hanya itu yang keluar dari mulut Nita.
kugenjot terus Nita dengan posisi seperti ini
"Enak
Ta?" tanyaku sambil terus memompa penisku di vaginanya
"mmmm iya
maasss, ahhhh.. teruuusss" jawab Nita sambil menggelengkan wajahnya kekiri
dan kekanan
"mass aku mau
sampe niiihhh" desah Nita yang sudah ingin mencapai puncaknya
"aku juga Ta,
didalem apa diluar?" tanyaku kembali sambil terus menggenjot tanpa ampun
"dalem aja
massss, aku pake pil..aaahhhh... teruuussss..aaahh aku sampeeeee" jawab
Nita bersamaan dengan orgasmenya. tanpa mempedulikan orgasmenya aku terus
mengocok penisku didalam vaginanya yang semakin basah karena cairan
orgasmenya.setengah menit kemudian terasa ujung penisku ingin menyemburkan
spermaku yang selama ini sudah lama tidak ku keluarkan karena kesibukan ku.
"Aaaahhhh"
akhirnya akupun orgasme dan langsung terlentang disebelah Nita, aku menatap
matanya lalu mengecup mesra keningnya
"Lagi-lagi
terima kasih ya mas, aku puas banget malem ini" kata Nita sambil
menyandarkan kepalanya dibahu ku
"kali ini aku
kali yang harusnya terima kasih, udah bisa nikmatin bidadari kayak kamu"
rayuku yang membuat pipinya memerah lalu memeluk ku mesra
"dug..dug..dug.."
terdengar suara pintu digedor dari luar
"Taaa.. lo
didalem??" waduh itukan suara Nanda!!
Karena mendengar
suara Nanda dari luar, dengan tergesa-gesa aku mencari celana pendekku lalu
memakainya karena panik. Dengan santainya Nita berjalan menuju pintu kamar lalu
membukanya
"Kenapa
Nan?" Tanya Nita cuek sambil bertelanjang bulat menghadap temannya itu
"Ohh lo bener
disini, gue kira lo kemana tiba-tiba ngilang" kata Nanda datar seperti
tidak sedang terjadi apa-apa, aku sedikit bingung berada dalam keadaan seperti
ini, mereka nampak sudah terbiasa dengan apa yang baru saja terjadi
"Eh Nan , jangan bilang-bilang Bunga ya, pasti dia heboh
sendiri deh kalo tau gue dapet 'Mas Ganteng' nya duluan" pinta Nita kepada
Nanda, aku yang sedang terduduk dikasur hanya tersenyum mendengar perkataannya.
"Iya tenang
aja, yaudah gue mau tidur lagi" jawab Nanda sambil kembali kekamarnya
"Oke Nan,
sebentar lagi gue nyusul" jawab Nita sambil kembali masuk ke kamar ku
untuk mengambil pakaiannya.
"Sungguh
sempurna sekali wanita ini" pikirku saat kembali memperhatikan tubuh
telanjang Nita yang sedang mengenakan pakaiannya satu-persatu
"Aku balik
kekamar ya mas. Cup" kata Nita manja sambil mengecup pipiku lalu kembali
kekamarnya
Saat kulihat jam di
HP ku tak terasa ternyata sudah jam 1 pagi, dan karena begitu lelahnya melayani
permainan bersama Nita tadi akupun langsung tertidur
"Hhhuuuuaaaaahhhh"
aku terbangun dan melihat jam
"Hmm jam 7
pagi ya" gumamku
"Wah wangi apa
nih?" Aku mencium aroma masakan yang sangat membuat perutku menjadi
keroncongan saat keluar kamar
"Selamat pagi
mas ganteeeeeeng" sapa Bunga menghampiriku lalu memelukku
"Pa..
Pagii" kataku tergagap karena merasakan ada 2 tonjolan empuk di bawah
dadaku, yang membuat Tyo kecil mengalami serangan fajar. Apa lagi pagi ini
Bunga hanya mengenakan bikini mini bercorak bunga-bunga sesuai namanya yang
dihiasi tali tipis dilingkaran leher dan punggungnya, bawahannya dia hanya
menggunakan kain pantai bermotif senada dengan bikininya yang dilit
dipinggangnya.
"Waaah lagi
pada masak yaa?" Saat kulihat ke dapur Nita dan Nanda sedang sibuk memasak
sesuatu
"Iya Mas, lagi
buat nasi goreng seafood nih buat sarapan, itung-itung bales budi ke Mas
Tyo" jawab Nita sambil tersenyum, sedangkan Nanda hanya diam sambil mengiris-ngiris
bawang
Kulihat pagi ini
Nita seksi sekali, hanya menggunakan celana dalam polos dan t-shirt putih, aku
langsung tau dia tidak menggunakan bra karena putingnya jelas tercetak diatas 2
gundukan payudaranya dibalik kaos ketatnya itu, sedangkan Nanda hanya
mengenakan kaos longgar berwarna ungu yang menutupi tubuhnya sampai ke paha,
nampaknya dia juga tidak menggunakan celana lagi.
"Iyaa tadikan
aku sama Nanda jalan ke pasar ikan deket sini belanja buat Mas Ganteng"
sahut Bunga lagi dengan gaya centilnya.
"Ohh Nita gak
ikut belanja?" tanyaku sambil melirik kearah Nita
"Aahh dia tadi
susah banget dibangunin, kita tinggalin aja deh" jawab Bunga yang
membuatku tersenyum-senyum sendiri, jelas saja dia susah dibangunin,
semalam kan dia
main sama aku.
"Mas ganteng
kok senyam-senyum sendiri gitu sihh??" Tanya Bunga penasaran
"Ohh gapapa
kok Bung, " jawabku sekenanya "oiya, mobil kalian gimana?"
Lanjutku lagi.
Bunga |
"Udah dibawa
ke Jakarta , aku gak nanya-nanya lagi apa
yang rusak, tapi ya katanya harus diderek dibawa ke Jakarta ,
jadi kayaknya kita pulang ngikut mas Tyo lagi, gak keberatan kan mas?"
Jelas Nita
"Ohh gapapa
kok, kalian mau berapa lama emang disini? Aku sih rencananya lusa udah
pulang" tanya ku lagi
"Kita ikut mas
Ganteng aja laaaah" jawab Bunga dengan gaya centilnya lagi
"Oke kalau
gitu"
Setelah masakan
matang, kami ber4 pun menyantap sarapan itu bersama-sama, hmmm cukup enak juga
masakan wanita-wanita cantik ini, gimana kalau aku ajak mereka tinggal di
apartementku saja ya? Apalagi apartement ku tak terlalu jauh dari kampus
mereka, pasti setiap pagi aku disediakan sarapan yang lezat, dan setiap malam
disuguhi tubuh-tubuh indah mereka. Hahaha pikiran ku semakin kotor ternyata.
Sarapan pun
selesai, waktu menunjukan pukul 9.00 dan kami bersiap-siap untuk kembali
bermain air dipantai, aku keluar penginapan membawa papan seluncurku, dan
memolesnya sebentar sambil menunggu 3 bidadari cantikku bersiap-siap, selesai
memoles aku menaruh papanku diatas mobil, dan saat menoleh kebelakang... Ya
tuhaan, aku kembali diberikan pemandangan indah dihadapanku, Bunga masih
mengenakan pakaiannya tadi pagi, Nanda mengenakan kemben berwarna biru yang
hanya menutupi payudaranya dengan bawahan celana super pendek berwarna senada
dengan kembennya, dan yang paling menarik perhatianku lagi-lagi Nita, dia
mengenakan bikini mini berwarna putih yang tak mampu menyembunyikan seluruh
gundukan payudaranya yang sempurna itu, dan pinggulnya dililit oleh kain pantai
orange yang kemarin dia pakai, dibaliknya dia mengenakan celana bikininya yang
juga sangat mini dihiasi dengan tali tipis disamping kanan kirinya, aku sempat
melihatnya karena dia baru melilitkan kainnya diluar penginapan.
"Udah siap
semua? Kamu jadi mau belajar surfing Ta?" Tanyaku kepada Nita sambil tidak
bisa memalingkan pandanganku dari payudaranya
"Boleh
mas" jawab Nita sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Dan kami pun
berangkat menuju pantai yang sering digunakan para peselancar menyalurkan
hasratnya, pagi ini sepi sekali, hanya ada sekitar 4 orang wisatawan asing yang
sedang asik berjemur, ombaknya pun tidak terlalu besar, sangat cocok bagi Nita
yang ingin belajar berselancar, sedangkan sangat tidak cocok bagiku yang selalu
senang berselancar dibawah gulungam ombak besar. Setelah turun dari mobil kami
ber4 mencari tempat untuk menggelar kain untuk alas duduk kami diatas pasir,
setelah kain digelar aku duduk dan memandangi mereka ber3 yang sedang saling
mengoleskan sunblock di tubuh mereka masing-masing. Lagi-lagi tuhan memberikan
pemandangan mengagumkan di hadapanku, what a beautiful holiday!!
Nita dan Bunga pun
melepaskan kain yang melilit di pinggul mereka, lalu terpampang lah 2 pasang
kaki yang sangat menawan, dan yang membuat Tyo kecil bangun adalah 2 pasang
bongkahan pantat yang tepat menghadapku yang hanya ditutupi oleh celana dalam
sangat mini.
"Yuk Ta, jadi
belajar surfing kan ?"
Tanyaku kepada Nita
"Jadi dong
mas" jawabnya sambil memeluk tangan kanan ku, terasa sekali tanganku
terapit dua gundukan bukit indah yang masih terbalut bikini putihnya
Kemudian aku
mengajarinya beberapa teknik dasar berselancar, sementara Nanda sedang duduk
sambil asik membaca buku diatas kain yang tadi kami bentangkan, dan Bunga
sedang berjemur tengkurap dibawah terik matahari, saat melihat kearah bunga aku
menyadari seperti ada sesuatu yang aneh, ternyata tali bikini yang seharusnya
terikat di punggungnya sekarang tergerai lepas di samping tubuh indahnya
Selama mengajari
Nita, sering sekali aku mencuri kesempatan untuk memperhatikan tubuh indahnya,
nampaknya Nita sangat sengaja memancing birahiku dengan sesekali meliuk-liukan
badannya agak berlebihan, namun aku dapat menahan nafsuku, karena ini tempat
umum walaupun tidak terlalu ramai.
Ternyata sangat
sulit untuk mengajari wanita seperti Nita untuk berselancar, beberapa kali
percobaan dan akhirnya Nita menyerah.
"Aahhh udah ah
mas, aku gak bisa, mending naikin kamu deh dari pada naik papan kayak
gini" keluh Nita kepadaku, aku hanya bisa tertawa mendengarnya
"Yaudah kita
jalan-jalan nyusurin pantai aja yuk" ajak ku kepada Nita, dan dia pun
mengiyakannya
"Mas
ikuuuut" teriak Bunga dari kejauhan sambil berlalu kearah ku dan Nita
"Pake dulu tuh
beha lo" seru Nanda yg bangun mengikuti Bunga sambil membawa bikini Bunga
yang tertinggal di kain yang menjadi alas berjemurnya tadi.
"Hihihi maap
aku lupa" kata Bunga yang mukanya memerah
Wow!!aku kembali
melihat buah dada Bunga yang membulat dan besar, dan tanpa sadar Tyo junior pun
bangkit dari tidurnya yang mengakibatkan timbulnya tonjolan didepan celana
pendekku.
"Aduh!!"
Nita meremas penis ku cukup keras dari luar.
"Hehe maaf ya
mas, abis gemes liat itu dari luar, mas juga nakal sih liat punya Bunga
langsung tegang gitu" kata Nita sebelum Bunga dan Nanda sampai kearah
kami.
Saat kami berempat
sedang berjalan menyusuri pantai sambil bersenda gurau, dari kejauhan terlihat
pak Randi sedang duduk diatas perahu kayu sambil menghisap sebatang rokok
"Lagi santai
nih pak?" Tanyaku kepada pak Randi yang sedang melamun
"Eh mas Tyo
ngagetin aja, lagi pada ngapain nih?" Tanya pak Randi
"Biasa,
jalan-jalan aja pak"
"Pak perahunya
bisa jalan nih?" Tiba-tiba Bunga memotong pembicaraanku sambil
menepuk-nepuk kapal kayu milik pak Randi itu
"Ya bisa lah
mbak, mau jalan-jalan naik perahu?yuk naik aja" ajak pak Randi
"Waah bener
boleh pak?" Tanya Nanda yang tiba-tiba terlihat sangat tertarik, beda dari
biasanya.
"Iya
ayuk" tegas pak Randi lagi, kami berempat pun tidak bisa menolak ajakan
menyenangkan pak Randi itu.
Singkat cerita
kamipun berlayar mengarungi laut biru yang indah ini.
Pak Randi pun
membawa kami sekitar 2 km kearah barat dengan kapal kayunya, selama kami
berlayar wajah Nanda terlihat sangat berseri menikmati pemandangan dari tengah
laut. Kami masih bisa melihat pantai dari sini, karena perahu kami hanya
sekitar 500 meter dari bibir pantai.
Aku, Nita, dan
Bunga larut dalam obrolan-obrolan ringan sambil menikmati perjalanan ini,
sesekali aku melihat Nanda sedang asik ngobrol dengan pak Randi. Apaa?? Nanda
yang dari awal pertemuan dengan ku tidak pernah mengajakku berbicara dapat ngobrol
dengan pak Randi dengan begitu asiknya?? Dan pandangannya itu, sangat berbeda,
apakah mungkin dia tertarik dengan orang-orang yang jauh lebih tua darinya?
Karena memang kalau dilihat-lihat, pak Randi masih cukup gagah diusianya yang
cukup tua itu, wajahnya pun bisa dibilang cukup tampan.
"Mas Tyo belom
pernah saya ajak kesini kan ?"
Kata pak Randi sambil mengarahkan perahunya masuk kedalam karang berlubang
membentuk sebuah gua yang cukup besar, kami berempat pun takjub dengan apa yang
ada diujung gua tersebut, dibalik karang besar tersebut terdapat lautan yang
tenang dikelilingi tebing-tebing yang menjulang tinggi, tidak ada pantai
disini, benar-benar hanya ada tebing yang membentuk seperti dinding
mengelilingi lautan tenang yang sangat bening dan jernih ini berbentuk
lingkaran yang berdiameter kira-kira 100 meter.
"Waah kok saya
baru tau pak??ini bagus banget, karang-karang dibawah aja sampe keliatan jelas
saking beningnya nih air" kataku yang masih sangat takjub
"Hehe ini
tempat rahasia bapak mas, dulu sama istri sering kesini, gak ada orang yang
tau, dulu mah bapak sama istri kalo berenang disini gak pake apa-apa mas"
jelas pak Randi
"Hah? Gak pake
apa-apa gimana pak?" Tanya Nanda yang entah mengapa sangat dekat dengan
pak Randi sekarang ini.
"Ya telanjang
mbak, kan gak
ada yang liat disini, kalo berenang telanjang juga rasanya bebas aja"
jawab pak Randi sambil tersenyum nakal
"Jbuuuuurrrrr"
terdengar suara orang menceburkan diri ke lautan jernih ini
"Iya bener
pak! Enak berenang bugil" ternyata Bunga sudah terjun tanpa mengenakan
bikininya, ya dia berenang tanpa sehelai busana pun di tubuhnya.
Sontak saja aku dan
pak Randi langsung memaku pandangan kami kearah tubuh telanjang Bunga yang saat
ini sedang berenang bebas, Nanda dan Nita pun tertawa terbahak-bahak melihat
kelakuan temannya itu.
"Gabung yuk
mas?" Ajak Nita sambil melepas tali bikini yang melilit di belakang
lehernya lalu dibiarkannya bikini itu terjatuh di pahanya, lalu dia berdiri dan
lanjut menelanjangi dirinya sendiri dengan meloloskan celana bikininya dari
kaki indahnya.
"Oke, siapa
takut" jawabku sambil langsung bangkit dan membuka celana pendekku hingga
aku juga sudah bugil
"Lo gak
ikutan Nan ?" Tanya Nita kepada Nanda
saat Nanda masih asik ngobrol dengan pak Randi
"Nanti, bentar"
jawab Nanda singkat, lalu melanjutkan pembicaraan dengan pak Randi
Tyo junior pun
sudah tegang penuh karena terbawa dengan suasana erotis ini, Nita tersenyum
melihat penis ku yang mengacung itu. Dengan cepat aku pun menarik tangan Nita
lalu melompat dari perahu bersama-sama.
"Aaaawwwww"
teriak Nita karena kaget dengan tarikanku yang membuat kita berdua tercebur ke
permukaan laut. Aku, Nita, dan Bunga kini berenang kesana kemari sambil
menikmati suasana luar biasa ini, Nita pun perlahan berenang agak menjauh, aku
pun memperhatikan Nita yang sedang berenang membelakangiku, dari belakang dapat
kulihat bongkahan pantatnya yang menyembul keluar dari permukaan air, saat asik
menyaksikan gerakan Nita tiba-tiba saja terasa ada dua bulatan empuk yang
menempel dipunggungku diikuti dengan sepasang tangan yang memegang penisku
"Udah kenceng
banget nih mas" suara Bunga terdengar setengah berbisik dari samping
telingaku, posisi kami yang sedang bergerak-gerak untuk mengambang diatas air
membuat puting Bunga semakin terasa dipunggungku, terlebih lagi sepasang puting
itu sudah mengeras.
"Masa Nita
terus yang diliatin mas, emang gak tertarik sama aku?" Lanjut Bunga sambil
mengeraskan remasannya di penis ku, tanpa basa-basi aku pun langsung balik
badan dan memeluk dan melumat bibir mungil Bunga, kami melakukannya sambil
berenang-renang mengikuti arus, ku arahkan tanganku ke pangkal paha Bunga, ku
mainkan jariku di sela-sela vaginanya, Bunga pun melenguh sambil menggigit
bibir bawahnya
"Di perahu aja
yuk mas" ajak Bunga dan akupun mengiyakannya, padahal aku sedang
mengira-ngira bagaimana rasanya 'bermain' dilautan bebas sambil berenang, tapi
ya sudah lah, aku ikuti saja permainannya, sesampainya didekat kapal Bunga
nampak bingung bagaimana cara menaikin perahu ini, karena memang agak sulit
dinaiki jika dalam posisi seperti ini, di bagian belakang perahu ada tali
tambang yang menjuntai ke bawah, aku pun berinisiatif naik duluan menggunakan
tali tersebut. Baru saja kepalaku sampai pada atas perahu, aku melihat pak
Randi sedang menggenjot Nanda yang sedang menungging menghadap kearahku, kemben
Nanda sekarang sudah berada di perutnya, sehingga aku dapat melihat payudara
imutnya sedang menggantung bebas maju mundur seiring dengan sodokan pak randi,
celananya sudah tergeletak disamping dengkul Nanda yang menjadi tumpuannya,
desahan Nanda yang sebelumnya terdengar tiba-tiba terhentin saat menyadari
kehadiranku, wajahnya pun memerah membuatku semakin gemas dengan reaksinya itu.
"Eh mas
Tyo" hanya kata itu yang teruncap dari mulut pak Randi sambil cengengesan
tanpa menghentikan genjotannya, akupun langsung merangkak menaiki perahu itu
dan menghampiri Nanda, aku cukup tergoda dengan payudara Nanda yang sedang
menggantung indah itu, tanpa meminta perserujuan Nanda aku duduk disampingnya
lalu memeras payudara yang sedang menggantung itu.
"Uuhhh"
desahan Nanda terdengar begitu merdu di telingaku, lalu kudekatkan wajahku ke
wajahnya, kulumat perlahan bibirnya "mmppphhh" suara itu keluar dari
mulut Nanda yang masih terus digenjot oleh pak Randi dari belakang.
"Mas
Tyoooo" suara Bunga membuatku menghentikan aktifitasku bersama Nanda dan
pak Randi
"Astaga,
Bunga" kataku ketika teringat seharusnya aku sedang bermain bersama Bunga
sekarang, akupun bergegas ke belakang perahu untuk membantu Bunga naik
"Kok aku
ditinggal siiih??!" Teriak Bunga yang sedang cemberut sambil menjulurkan
tangannya kepadaku, aku hanya tersenyum dan menyambut tangannya lalu menariknya
keatas perahu.
"Hmm pantesan,
jadi gara-gara ini" kata Bunga setelah dia naik keatas perahu dan melihat
temannya sedang digenjot dari belakang oleh pak Randi, lalu Bunga menghampiri
Nanda sambil merangkak lalu melumat bibir Nanda, pemandangan ini cukup
membuatku terkejut, mungkin itu sudah biasa mereka lakukan jika sedang berada
dalam kondisi "group sex" seperti ini, melihat posisi Bunga yang
sedang nungging membelakangi ku, akupun mengambil inisiatif untuk menjilat
vagina Bunga dari belakang yang terlihat basah oleh air laut untuk melicinkan
jalan masuk untuk penisku, setelah beberapa jilatan yang membuat ciuman Bunga
dan Nanda semakin panas, cairan cinta Bunga pun mulai membasahi vaginanya,
langsung saja aku memasukan penisku dari belakang. Saat ini posisi pak Randi
dan Nanda masih belum berubah, aku dan Bunga berada dalam posisi yang hampir
sama berhadapan dengan mereka, Bunga dan Nanda masih terus saja berciuman
dengan ganasnya
"Ayo terus
pak, aku dikit lagi keluar" kata Nanda
"Saya juga
neng, didalem aja ya" jawab pak Randi
"Ahhh jangan
paak, aku lagi subuur.aaaaahhhhh" sahut Nanda bersamaan dengan sampainya
orgasme hebat yang dia rasakan
"Aaaahhhh"
desah pak Randi saat menyemburkan spermanya kedalam vagina Nanda, aku sangat
terangsang melihat permainan mereka berdua, genjotan ku semakin kupercepat ke
vagina Bunga
"Nakal ya gak
ngajak aku" tiba-tiba terdengar bisikan nakal seorang wanita ditelinga
kananku, wanita itu tidak lain adalah Nita, karena terlalu fokus dengan
permainanku dengan Bunga, aku sampai tidak sadar Nita sudah naik keatas perahu,
aku menoleh kearah suara tersebut, belum sempat aku berkata apa-apa Nita
langsung mencium bibirku dengan ganasnya, akupun menyambut dengan senang hati,
sementara Bunga masih menikmati sodokan-sodokan penisku di kemaluannya, tangan
kiriku beralih meremas-remas payudara Nita dengan sangat gemas, perahu itu
dipenuhi dengan desahan-desahan dari mulut kami bertiga, sedangkan Nanda sedang
duduk lemas bersandar di dada pak Randi yang pakaiannya sudah kembali rapi.
"Mas cepetin,
aku mau keluar" tanpa ragu kupercepat kocokanku dan mengabaikan Nita untuk
fokus menyelesaikan permainan dengan Bunga agar aku bisa lanjut bermain dengan
Nita, kuremas kedua payudara besar Bunga dari belakang dengan keras, dan
akhirnya otot-otot vagina Bunga terasa menjepit dan diikuti dengan semburan
cairan yang membasahi penisku, kubiarkan sebentar penisku didalam agar Bunga
dapat menikmati orgasmenya, setelah kurasa cukup, aku mencabut penisku lalu
menoleh kebelakang, ternyata Nita sedang bersandar dikursi paling belakang
perahu sambil mengangkang dan memainkan vaginanya sendiri dengan tangannya,
dengan cepat kugantikan peran tangannya dengan penisku yang sedang tegang penuh
dan tidak tahan untuk melanjutkan permainan, permainanku dengan Nita tidak
bertahan lama, dalam waktu 5 menit kami sudah mencapai orgasme kami bersamaan.
Langit mulai tampak
memerah menandakan hari sudah cukup sore, pak Randi kembali menyalakan mesin
perahu untuk mengantarkan kami kembali ke penginapan, malam itu kami habiskan
dengan obrolan-obrolan ringan sampai akhirnya kami semua tertidur lelap.
Keesokan paginya
kamipun bergegas untuk pulang, sehari lebih cepat dari rencana awal, karena
Bunga mendadak mendapat kabar buruk, adiknya mengalami kecelakaan yang cukup
parah, akupun mengerti akan keadaan tersebut dan bersedia mengantar mereka
pulang ke Jakarta.
Begitulah akhir
dari liburanku yang tak mungkin dapat dilupakan, setelah liburan itu,
hubunganku dengan 3 wanita seksi itu pun terus berlanjut.
Komentar
Posting Komentar