Begitu pula dengan hari ini, setelah selesai membenahi halaman dan lantai bawah, Citra pun mulai membenahi lantai 2. Lantai dimana terdapat kamar kedua anaknya.
Masuk ke kamar Clara, Citra tak menemukan banyak pekerjaan yang berarti. Karena kamar Clara sudah rapi dan wangi, hanya pakaian kotor saja yang perlu ia bereskan. Namun, begitu memasuki kamar Ciello, ibu muda itu selalu menggeleng-gelengkan kepala.
Perlahan, Citra meletakkan semua perabotan Ciello pada tempatnya. Buku, mainan, komik, majalah, sepatu, hingga pakaian, semua Citra benahi hingga rapi. Tak terkecuali gumpalan-gumpalan tissuu yang berserakan dilantai, Citra buang semua ke tempat sampah. Hingga akhirnya, ketika Citra melihat layar laptop yang terbuka, timbul rasa penasaran pada hatinya. Terlebih ketika gunungan tissu yang teronggok banyak di bawah kolong meja.
"Pasti... Laptop ini sering digunakan Ciello untuk ngocok burung besarnya sambil menikmati film-film porno. Batin Citra yang kemudian menekan tombol power.
Sejenak, Citra menatap kelayar desktop. Ke arah wallpaper laptop Ciello yang menampilkan photo keluarga ketika mereka sedang berada di pantai. Citra dan Clara sedang mengenakan bikini kecil berwarna cerah.
"Gambar yang manis. Ucap Citra dalam hati sambil menggerakkan mouse kearah media player dengan jemari lincahnya. Lalu, ibu dua anak itu mengklik tombol history filenya, mencari tahu apa saja file yang sering anaknya lihat selama ini.
"Hmmm.... Ini khan judul-judul file bokep incest...." Ucap Citra dalam hati sambil terus mengurut daftar putar film Ciello kebawah. "Iya Ciello gemar menonton film-film incest.
Setelah membaca beberapa judul file tersebut, wajah Citra seketika memanas. Dadanya berdebar lebih kencang dan nafasnya mulai memburu. Dan dengan satu jentikan jari, Citra meng-klik salah satu judul koleksi film Ciello.
"Astagaaa... Kaget Citra sambil duduk terpaku didepan layar laptop.
"Kok pemain cewenya mirip banget denganku ya ?
Sambil melihat dengan seksama, Citra menatap tajam ke pemeran wanita di film. "Usianya kurang lebih sama denganku. Batin Citra.
Sambil melihat dengan seksama, Citra menatap tajam ke pemeran wanita di film. "Usianya kurang lebih sama denganku. Batin Citra.
"Dan Astaga, Dia sedang di'pake' oleh dua orang pria, Satu dimulut, Satu dikemaluannya tambahnya lagi.
"Wuuiihh.... Gimana rasanya ya dientot kontol segedhe itu...? Apa nggak sakit tuh lubang....? Dipakenya kasar banget kaya gitu....?" Tanya Citra dalam hati sambil terus mengamati jalan cerita film porno yang ada dihadapannya. Dan anehnya, walaupun pemeran wanita itu dikeroyok oleh dua orang pria, namun wanita tersebut terlihat begitu menikmatinya. Sama sekali tak ada perasaan takut, khawatir ataupun perasaan keberatan lainnya. Ia benar-benar menikmati persetubuhan dengan kedua lawan mainnya. Wanita itu benar-benar profesional.
"Astagaaa... itu khan threesome....?" Lenguh Citra lagi dalam hati.
Dengan seksama, ibu dua anak itu memperhatikan setiap detail film yang ada didepannya. Membuat detak jantungnya berdenyut semakin cepat dan memompa darah birahinya keseluruh tubuh. Vaginanya mulai terasa panas dan berdenyut hebat, seolah baru saja mendapat sebuah kegembiraan baru. Puting dan klitorisnya juga semakin berteriak-teriak untuk meminta diperhatikan lebih jauh.
"Astagaaa... itu khan threesome....?" Lenguh Citra lagi dalam hati.
Dengan seksama, ibu dua anak itu memperhatikan setiap detail film yang ada didepannya. Membuat detak jantungnya berdenyut semakin cepat dan memompa darah birahinya keseluruh tubuh. Vaginanya mulai terasa panas dan berdenyut hebat, seolah baru saja mendapat sebuah kegembiraan baru. Puting dan klitorisnya juga semakin berteriak-teriak untuk meminta diperhatikan lebih jauh.
Citra Agustina |
"Oohh.... Sepertinya enak sekali tuh memek wanitanya.... Disodok-sodok... Ooohhh.... Oleh dua kontol besar sekaligus... " Desah Citra yang sepertinya tidak menyadari dengan erangan dan usapan tangannya yang mulai menyentuhi payudara dan pangkal selangkangannya. Ibu dua anak itu seolah tidak sadar ketika gerakan tubuhnya mendorong dirinya lebih jauh tenggelam dalam lautan birahi.
Sambil bersandar di kursi belajar Ciello, Citra membuka kedua kakinya lebar-lebar sebelum akhirnya, ia mulai mennyibakkan daster kecilnya keatas dan mengusap vaginanya pelan.
"Oooohhh.... Ehhhmmmm...." Desahnya bergairah, sambil terus mengusap kegatalan yang tumbuh hebat diantara kedua pangkal kakinya.
"Ooohhh... Ciellooo.... Mama nggak tahu Nak... Jika kamu suka banget nonton film seperti ini...." Lenguh Citra yang dengan satu gerakan cepat, ia berdiri dan menurunkan celana dalamnya hingga lepas. Kemudian duduk kembali dan kembali mengeksplorasi kenikmatan liang vaginanya lebih dalam lagi.
"Ooohh.. Yeesss... Yesss honneyy... Fuck your momma pussy.... Harder... Hardeeer...." Teriakan demi teriakan pemain porno yang sedang beraksi di film mulai terdengar jelas. Membahana didalam kamar. Membuat gerakan jemari lentik Citra semakin liar menusuki celah kewanitaannya. Matanya semakin fokus dan mulutnya semakin terbuka lebar, mendesahkan kalimat-kalimat kenikmatannya.
"Ooohh Ciello Sayaaang.... Masukin punyamu Sayang... Masukiinnn....." Erang Citra sambil terus menusuki kemaluanya dengan jemari lentiknya.
Sembari menonton film porno, otak Citra segera membayangkan, bagaimana rasanya jika memiliki dua laki-laki yang begitu bernafsu untuk bisa membawanya mendapatkan kenikmatan orgasme seperti apa yang artis wanita di film porno itu dapatkan. Membayangkan jika suami dan anak lelakinya mau dengan sukarela untuk 'memperkosanya' dan memberikan kepuasan yang amat sangat kepada lubang yang ada di tubuhnya.
"Ooohh... Kira-kira mau nggak ya si Mike dan Ciello menyodokkan kontol-kontol besarnya ke mulut dan memekku...?" Batin Citra, "Bisa nggak ya aku mengatasi sodokan-sodokan kedua batang lelaki kesayanganku itu...? Ooohh..... Pasti bisa deh... Satu di memek.... Satu di mulut..." Gumam Citra sambil mengangkat bawahan daster tipisnya lebih jauh lagi hingga kearah leher, membuat payudaranya yang besar dan kencang dapat terlihat menggemaskan.
Citra tak pernah sekalipun membayangkan
untuk menikmati tontonan barunya. Film porno incest yang menceritakan
persetubuhan antara ibu ayah dan anak. Seolah terhipnotis, mata Citra terlihat
seperti terpesona dengan cerita dan adegan film porno itu. Bahkan secara tak
sadar, tubuh Citra berusaha merespon dirinya menjadi pemeran wanita yang ada di
film.
Ya, Citra berlagak menjadi wanita yang ada
di film porno itu. Satu tangan meremas dan memilin puting payudaranya sedangkan
satu tangannya mengocok liang vaginanya.
CLOK CLOK CLOK CLOK
Suara vaginanya terdengar begitu basah
ketika disodok-sodok oleh jemari lentiknya.
CLOK CLOK CLOK CLOK
"Ooohh.... NGEENNN... TOOTT....
Ehhmm.... " Seru Citra, sambil terus menusuki liang vaginanya lebih dalam
dan lebih cepat lagi. "Ooohh.. Mike.... Sayang... Sodokin kontol besarmu
itu ke memek istrimu ini Sayang... Ooooohh... Ciello Ssaaayanggg.... Entotin
juga mulut mamamu ini Sayang... Entotin terus.... Entot yang kenceng... "
Lenguh Citra sembari terus mencucuki vagina sempitnya dengan jari tangannya.
"Ooohh... Ngeeeennt... Tooottt.....
Enak sekali saaaayaaannggg....." Rintih Citra lantang. "Ooohhh....
Iyaaa..... Eeenaaak sekaaaaliiiii...... Terus sayang... Teruuusss... Entooot
memek istrimu ini kencang-kencaaang...." Jerit Citra lagi.
Mungkin karena rumah masih dalam kondisi
kosong, Citra tak segan-segan berteriak lantang seperti itu. Bahkan, untuk bisa
semakin mendalami peran film pornonya, Citra membuka pahanya lebar-lebar, dan
menaikkan satu kakinya keatas meja. Berusaha mendapatkan kenikmatan kocokan
jemari lentiknya lebih jauh lagi.
"Ooohhh.. Iyaa... Iyaaa... Bener
seperti itu Mikee... Oooohhh.... Entot memek istrimu ini Sayang.... Entot
teruuusss..." Lenguh Citra keenakan, "Kamu juga sayang.... Entot
mulut Mama kuat-kuat... Masukin seluruh batang besarmu itu kedalam mulut
mama... Perkosa mulut Mama... Yang kuat sayang... Yang dalam....
Ooooohhh...." Racau Citra tak henti-hentinya.
Sebelumnya, tak pernah sekalipun Citra
membayangkan jika menonton film porno bisa membawa kenikmatan sedahsyat itu.
Membawa sensasi birahi sehebat itu. Dan karena film birahi itupun, gelombang
orgasme Citra mulai berdatangan. Membawa gelitikan kejut nikmat kearah
selangkangannya.
"Ooohhhh Mike Sayang....Sekarang
gantian ya Sayang... Istrimu ini pengen ngerasain dientot di memek.... Oleh
anak kandungmu.... " Ucap Citra sambil terus berakting bak pemain film
porno. "Iya Sayang... Mama pengen kontol besarmu... Masuk kedalam liang
memek Mama.... " Desah Citra sambil terus mengusap dan menggelitik celah
kewanitaannya.
"Entot memek Mamamu ini Ciello...
Entot liang tempat kamu lahir ini Sayang.... Ayo Ciello Sayang... Ayoo... Entot
memek Mamamu iniiii.... Ooohh.. Ohhh... Ooooooohhhh... Ngeentooottt..."
Seru Citra dengan tubuh yang mulai kelojotan, "Ooooohh... Iya...
Iyaaaahhh.... Terus Sayang... Teerusss... Bikin Mamamu ini keluar Sayang...
Eentot terus memek Mamamuuu iiinniiiii.... Ooohhh... Ngentotttt....
Ngeenttoooootttt.... Mama mau keluar Sayang.... MAMAAA MAAAU
KEELUUUAAARRRR..... OOOHH... Kontol Ciellokuuu... Enak Bener Saaayaanggg......
OOOHHH..... NGEEENTTOOOOOTTTT....."
CRET CREET CREEEEECEEETTT CREET CREETTT
Tubuh Citra mengejang, bergetar hebat,
dengan disertai oleh semburan cairan vagina yang memancar kuat melewati mulut
vaginanya. Menyembur kencang ke arah meja belajar dan lantai yang ada
dibawahnya. Yak. Citra Orgasme Hebat.
Saking hebatnya Citra mengalami orgasme
membuat dirinya bak orang ayan. Tubuhnya kejang tak dapat ia kendalikan.
Mulutnya menganga dan matanya terbalik. Tangannya menggelepar dengan kaki yang
menendang-nendang lirih ke segala arah.
CREEEEECEEETTT CREET CREETTT
"Ooohhh.... Saaayaaanggg.... Enaaak
baaangeeeeetttt...."
Sejenak, Citra memejamkan mata dan mencoba
mengatur nafasnya. Merasakan semburan gelombang orgasme yang menjalar cepat
keseluruh organ intimnya. Merasakan kedutan nikmat yang menggulung-gulung di
dalam liang peranakannya. Merasakan sensasi masturbasi terhebat yang pernah ia
rasakan selama ini.
Dan sejenak pula vagina, payudara dan
putingnya seketika menjadi sangat super duper sensitif.
"Mama....?" Tiba-tiba, Citra
mendengar sayup-sayup suara memanggil dirinya, "Mama... Mama kenapa Ma...?
Mama...?"
"Itu.... Seperti suara
Ciello...." Pikir Citra dalam hati.
"Mama....? Mama... ? Mama nggak
kenapa-napa khan Maa...?"
"Iya benar... Itu suara
Ciello...." Batin Citra lagi sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya,
"HAAH... BENAR.. ITU SUARA CIELLO..... " Tambah Citra panik sambil
berusaha membuka kedua mata.
"ASTAGA.... SAYAAANG.... "
Dengan sekuat tenaga, Citra membuka kelopak matanya yang berat dan melirik
kekiri, kearah tubuh Ciello yang ada disampingnya.
"Mamaaa....? Mama nggak kenapa-napa
khaaannn....?" Tanya Ciello sekali lagi sambil kali ini, menggoyang tubuh
Citra. Berusaha menyadarkan ibu kandungnya dari kegiatan mesumnya.
"I... Iya Saayang... Mama nggak
kenapa-napa...." Jawab Citra yang kemudian menurunkan kakinya dari atas
meja dan berusaha duduk dengan benar di kursi belajar Ciello.
"Ooohhh Yes... Yes Honey.... Put your
monster cock in your mother pussy... Make your mother cum...Oh God! Yes...
That's it... You need to cum deep inside your mother womb..... Oooohhhhhhh
Ffffffuck!...." Suara video porno di laptop masih terdengar keras,
"Waduh... Maaf Sayang...." Ucap
Citra sedikit panik karena lupa mematikan video porno Ciello. Segera saja,
Citra buru-buru mematikannya film porno itu dan menutup layar laptop putranya.
Dan, ketika Citra belum sepenuhnya sadar
akan apa yang terjadi barusan, ia mendapati hal lain yang membuatnya semakin
panik. Ibu dua anak itu melihat, dibelakang Ciello, terdapat ketiga orang
temannya yang ternyata ikut masuk kedalam kamarnya.
"Astaga.... Kalian.... ?" Desah
Citra lirih, seolah tak percaya jika dirinya tertangkap basah oleh putra dan
ketiga orang temannya sedang melakukan aktifitas cabul terhadap tubuhnya.
"Ha.. Hai Tan...Tante...." Sapa
Dylan dengan suara bergetar, berusaha menyamarkan rasa kagetnya.
Sejenak, ibu dan empat orang anak ini
saling menatap selama beberapa detik. Citra yang masih belum sadar akan apa
yang baru saja ia lakukan, masih bersandar di sandaran kursi dengan daster yang
terbuka tinggi, memamerkan gundukan payudara besarnya dan celah selangkangan
basahnya yang juga terpampang lebar.
"Astaga... Sayang.... " Panik
Citra, "Sejak kapan kamu pulang...?"
"Nggg.... Sejak Mama
menggeliat-geliat keenakan sambil menyebut-nyebut nama Ciello...."
'Ya ampuunn... Maaf-maaf..." Seru
Citra yang buru-buru menurunkan daster tipisnya dan membenahi penampilannya.
"Ooohh... Sialan.... Maaf Sayang... Mama nggak tahu kalo kalian sudah
pulang..."
Ciello kemudian masuk kedalam kamar dan
mengambil tissu, guna membersihkan ceceran cairan vagina Citra yang baru saja
menyembur dan membasahi meja belajarnya. Sedangkan Citra, ia buru-buru bangun
dari kursi belajar anaknya dan segera mengambil baju kotor Ciello dan
membantunya membersihkan sisa-sisa muncratan lendir vaginanya yang juga
membasahi lantai.
Dengan posisi merangkak, Citra mengelap
semua cipratan lendir vaginanya di lantai. Dan akibat posisi merangkaknya,
daster mini yang ia kenakan, sama sekali tak mampu menutup pantat dan vaginanya
yang dapat dengan mudah terlihat jelas oleh Ciello dan teman-temannya. Bahkan
ketika Citra mencoba membersihkan kolong meja belajar Ciello, ia malah semakin
menunggingkan pantatnya, membuat celah vaginanya yang masih melelehkan lendir
orgasmenya, dapat terlihat dengan sangat jelas. Merekah basah dengan lendir
yang masih merembes keluar kehadapan mata ketiga teman Ciello.
"Astaga Booorr... Memek gundul
MILF...." Bisik Dylan lirih sambil menyikut lengan Nando.
"Ngeeentooot... Masih basah tuh...." Tambahnya lagi sambil kali ini
meremasi lengan Nando gemas.
"Busyet... Iyaaa.... Mulus banget
ituuu meekiiiii.... Bener-bener montok juga Booorr...."
"Anjrit.... Jadi pengen gw entotin
tuh memeeeekk.... Mumpung masih basah.... Pasti legit banget ituuu...."
Bisik Johan menambahkan. "Sumpah Boorrr... Memek Tante Citra ngegoda
banget buat kita sodok rame-rame...."
Ciello yang mendengar bisikan ketiga
temannya, buru-buru mengambil celana dalam Citra yang masih teronggok diatas
meja. Setelah itu ia berjongkok kearah Citra dan memberikan celana dalam itu ke
ibu kandungnya.
"I... Ini Maa... Celana
dalamnya..." Ucap Ciello malu-malu, "Dipake dulu...."
"Eehh.. Iya Sayang....
Makasih...." Jawab Citra dengan wajah kikuk sambil menerima pemberian
Ciello.
Namun, alih-alih segera memakai celana
dalam, Citra malah hanya meletakkan kembali celana dalamnya di lantai dan
kemudian kembali mengepel lantai kolong meja belajar Ciello lagi. Kali ini,
Citra menunggingkan pantatnya lebih tinggi lagi, seolah sengaja memberikan
banyak-banyak pemandangan liang surgawi kenikmatan para lelaki.
Setelah semua selesai, tak lupa Citra juga
mengelap lantai tempat Ciello berdiri dengan posisi yang masih sama dengan
semula. Merangkak sambil menggoyang-goyangkan tangannya kekiri dan kekanan.
cepat. Membuat payudara besarnya yang mengintip dari celah leher dress
tipisnya, ikut bergoyang manja seiring gerakan tubuhnya.
"Booorr... Tetek MILF Booorrr......
Gondal-gandul..... Gedhe bangeeeettt tuuuhhh..... " Bisik Dylan lagi yang
dianggukin oleh kedua temannya. "Pasti enak banget tuh tetek kalo
diselipin kontol gw..."
"Yo'iii.... Lihat juga tuh puttiing
Tante Citraa... Mancuuunggg jugaaaa...." Sahut Nando
"Buset dah... Mama Ciello emang
bidadari....." Seru Johan tak mau kalah.
Mendengar kekaguman ketiga temannya,
Ciello buru-buru berjongkok didepan Citra. Ia meraih pundaknya dan
mengangkatnya bangun.
"Udah Ma... Nggak usah
dibersihiin.... "
"Eh bentar sayang.... Ini...Anu Mama
masih berceceran dilantai...." Jawab Citra malu-malu.
"Hhhhh......." Hela nafas Ciello
lirih, "Udah... Nggak apa-apa.... Biar Ntar Peju Mama biar Ciello aja yang
ngelap...
Mendengar Ciello berkata vulgar seperti
itu, membuat wajah Citra memerah. Dan mungkin karena malu, Citra segera berdiri
"Baiklah kalo begitu...." Jawabnya sambil beranjak pergi meninggalkan
kamar Ciello dan membawa bak cucian kotor yang ada di belakang pintu.
"Mama turun dulu ya Sayang...."
Pamit Citra sambil berusaha memberikan senyum terbaiknya dan melangkah pergi.
Sepergian Citr, situasi di dalam kamar
mendadak kikuk. Ciello masih tak habis percaya jika baru saja melihat ibu
kandungnya sedang melampiaskan nafsu birahi di kamarnya. Dan yang lebih tak ia
percayai adalah, Mamanya, menyebut-nyebut nama dirinya ketika ia sedang
menikmati gelombang birahi dan orgasmenya.
"Ooh.... Mama....." Lenguh
Ciello sambil memasukkan tangannya kedalam celana sepedanya. Berusaha
membetulkan posisi penisnya yang tertekuk ngilu terjepit kain ketat ditengah
selangkangannya.
Semenjak kejadian beberapa hari lalu,
pikiran Ciello semakin gelisah. Berulangkali ia hanya mendapat tatapan ibunya
tanpa ada satu pembicaraan apapun. Bahkan ketika mereka saling berpapasan,
Ciello dan Citra hanya saling melirik dan mengadu tatapan. Tak ada sapaan, tak
ada komunikasi. Mereka berdua sama-sama diam.
Hingga suatu pagi, ketika mereka
berpapasan di dapur. Ciello memberanikan dirinya untuk memulai percakapan
dengan ibunya.
"Maa ... " Ucap Ciello lirih
Citra tak menjawab, ia masih saja sibuk
memasak. Memotong daun-daun sayur dan memasukkannya dalam panci panas.
".........Sepertinya kita perlu
bicara tentang hal kemarin Maa.... " Ucap Ciello lagi.
Sejenak, Citra menghentikan aktifitasnya.
Ia lalu mencuci tangannya ke wastafel dan mengusapkan telapak tangan basahnya
kebongkahan pantatnya yang seksi.
"Uuuhh..... Pantat bulat
Mama...." Kagum Ciello ketika melihat bulatan pantat ibunya.
Semenjak kejadian kemarin entah kenapa,
pikiran mesum Ciello semakin menjadi-jadi. Walau Citra masih mengenakan pakaian
lengkap, tetap saja otak mesum Ciello selalu berpikiran ngeres terhadapnya.
Kilasan memory dimana ibunya sedang mengocoki vaginanya dalam-dalam sambil
menyebut-nyebut namanya, selalu berkelebat hebat di pikirannya.
"Hmmm.... Iya Sayang... Sepertinya kita
harus bicara.... Banyak...." Balas Citra pelan dan tegas, sembari
mengambil kursi yang ada disamping Ciello.
"Maa... Ciello....." Ucap
Ciello.
"Ssssttt..." Tutup jari Citra
pada bibir putranya, "Mama ngerti Sayang... Maafin Mama ya..." Ucap
Citra singkat sambil tersenyum.
"Loh... Kok....?" Heran Ciello.
"Sayang... " Ucap Citra sambil
mengusap dahi Ciello, "Kamu adalah anak lelaki Mama satu-satunya... Dan
kamu tahu...? Mama begitu sayang padamu Nak...." Jelas Citra, "Kita
tidak bisa membiarkan hal aneh ini menjadi semakin berkepanjangan..."
"Maa...." Gumam Ciello tak
meneruskan kata-katanya. Matanya menatap turun, kearah kaki mulus Citra,
kejemari lentik di kaki ibunya, kelantai yang ia tapaki. "Ciello.....
Ciello malu Maa..."
"Iya.... Pastinya.... Mama tahu hal
itu Sayang.... " Usap Citra lagi kedahi Ciello sembari menggeser kursi
makannya, mendekat kearah Ciello duduk. "Kamu pasti diomongin
teman-temanmu ya.....?"
Ciello mengangguk.
"Maafin Mama ya Nak...." Ucap
Citra lagi. Ia lalu menarik kepala Ciello mendekat kearah payudaranya, kemudian
ia mendekap putranya dalam-dalam di dadanya. "Mama tahu Nak.... Pasti
teman-temanmu tak henti-hentinya berkata cabul tentang Mama ya Nak...?"
"I... Iya.... Maa.... " Jawab
Ciello menganggukkan kepalanya. Sambil membalas dekapan Citra dengan memeluk
pinggang ramping ibunya. Sembari memeluk, Ciello juga semakin membenamkan
kepalanya ketengah-tengah payudara besar Citra. Mencoba meraih kehangatan kasih
Sayang yang tak ia rasakan selama beberapa hari ini, "Ciello.... Malu
Maa... Tapi.... Sekaligus bangga..."
"Looohh....? Kok bangga....?"
Heran Citra.
"Iya Maa... Ciello bangga jadi anak
Mama..." Jelas Ciello, "Mama benar-benar jujur..."
"Maksud kamu apa Sayang...?"
Tanya Citra yang kemudian menatap wajah Ciello erat-erat.
"Iya... Mama nggak munafik... Apa
yang Mama rasakan... Mama langsung ungkapin saat itu juga...."
"Hhmmm... Maksudnya gimana sih....?
Mama masih nggak mudeng...."
"Nnggg.... Inget nggak waktu Mama....
Nggg....Sedang ngobel... Nggg... Memek Mama...?"
"Nggg.... Yang mana ya
Sayang...?" Tanya Citra sambil melirikkan bola matanya kelangit-langit,
mencoba mengingat apa maksud perkataan Ciello.
"Waktu Mama.... Nggg... Sebelum
orgasme....?" Jelas Ciello lagi. "Yang waktu Mama menyebut-nyebut
nama Ciello....?"
"Oooww.. Ituu....? Hhmmm.... Iiii...
Ya....? Emang kenapa....?"
"Disitu Ciello bisa langsung tahu
Maa... Betapa sayangnya Mama ama Ciello...."
"Ooowwwalaaaahhhh....
Hihihihi....."
"Dan dari situ... Ciello tahu... Jika
Mama juga memiliki rasa yang sama dengan apa yang Ciello rasakan selama ini....
Ciello juga Sayang mama...."
"Ya Ampuuunnnn....
Sayaaaanggg...." Peluk Citra lagi. "Gantian Mama nih yang jadi
maluuuu...."
"Malu karena Mama orgasme karena aku
ya Maa....?" Tanya Ciello, "Nggak perlu Maa.... Justru Mama sudah
bikin aku seneng...."
"Looooh..? Kok bisa...?" Heran
Citra lagi.
"Iya Maa... Karena pertunjukan Mama
kemaren... Sudah bikin semua temen-temen aku iri Maa...."
"Seriuuuussss....? " Kaget
Citra, "Temen-temen kamu iri kenapa...?"
"Ya iri aja ama Ciello Maa...."
"Hihihi.... Mungkin mereka iri karena
kamu punya Mama yang nakal ya Sayang...? Hihihihihi...." Tawa Citra
bercanda sambil mencubit ujung hidung Ciello.
"Hehehe.... Aku Sayang Mama..."
Ucap Ciello sambil kembali membenamkan wajahnya dalam-dalam ke belahan dada
Citra.
"Mama juga sayang kamu Nak...."
"Jadi Maa... Kita sekarang impas
ya...?" Ucap Ciello.
"Impas gimana maksudnya...?"
"Iya impas... Mama udah pernah liat
Ciello onani.... Dan Ciello juga udah pernah liat mama masturbasi..."
"Ooohh.. Hihihihihi... Iya Sayang...
Kita impas..."
Dalam dekapan dada Citra, Ciello mendongak
dan menemukan tatapan mata coklat Citra saat mereka saling berpandangan dalam
sebuah rasa baru. Rasa saling memiliki antara satu dan lainnya.
"Wooooooooooooooooooooow...! "
Pikir Ciello tiba-tiba. "Baru sadar... Ternyata Mama benar-benar
cantik..... Kenapa aku tidak pernah melihat kecantikan Mamaku sebelumnya ya...?
Dan tetek ini.... Hhhhh... Benar-benar empuk... Benar-benar nyaman untuk
ditiduri.... "
Sejenak, Ciello menggeleng-gelengkan
kepala untuk membersihkan pikiran itu. Dia tidak bisa membiarkan hal-hal mesum
seperti itu menyelinap ke dalam otaknya. Citra adalah ibunya. Dan sebagai
seorang anak, tak wajar jika ia berpikiran mesum tentang ibunya.
Namun, walaupun otaknya mampu mengalihkan
pikiran mesumnya, tak begitu dengan penisnya. Karena pelan tapi pasti, penis
Ciello perlahan mulai menegang.
"Apa yang kita lakukan kemarin tuh
normal Sayang.... Kita semua pasti memiliki keinginan untuk dapat memuaskan
diri sendiri..." Jelas Citra sambil tersenyum simpul, "Bahkan... Mama
juga memiliki keinginan seksual juga.... "
"Ngg... Memangnya Mama... Nnggg...
Nnggak dikasih ama Papa....?"
"Hihihihihi.... Pertanyaanmu kok
begitu Sayang...?" Tanya Citra, "Hhhhhhh.... Mama dikasih
kok..." Tambahnya sambil menghela nafas, "Cuman.... Ada kalanya Mama
juga perlu melakukan masturbasi untuk memuaskan nafsu birahi Mama Sayang...
Yaaahhh... Seperti yang kamu dan teman-temanmu lihat kemaren..."
"Oooww... Kirain... Dengan adanya
Papa... Semua... Nnnggg... Nafsu birahi Mama bisa terlampiaskan...."
"Hihihihi.... Papamu cuman ngebantu
sedikit aja Sayang... Sediikiiittt aja....." Ucap Citra sambil mengecup
kening Ciello, "Ada banyak nafsu birahi Mama yang... Yaaah... Tak bisa
didapatkan Mama hanya dari kontol Papamu...."
Mendengar Citra menyebut birahi,
masturbasi, kontol, membuat Ciello lagi-lagi membayangkan kejadian kemaren. Dan
efeknya, membuat batang penisnya semakin mengeras.
"Maa....?" Panggil Ciello manja.
"Yaa Sayang.....?"
"Kalo boleh tahu...."
"Yaa....? Kenapa Sayang...?"
"Nnggg.... Kemaren.... Waktu Mama
nyebut nama Ciello......" Tanya Ciello ragu ,"Mama sedang mikirin apa
sih...?"
"Hihhihihi.... Kamu mau
tahu....?"
"Nnggg... Kalo boleh sih...."
"Mama mikirin.... Hihihihi... Jangan
ketawa ya....?"
"Kenapa harus ketawa Maa....?"
"Hihihihi.... Ya kali aja kamu ketawa
setelah ngedenger jawaban Mama...."
"Ya nggak lah...."
"Mama.... Mikirin.... Hmmmm......
" Jawab Citra sepotong-sepotong, sengaja membuat Ciello semakin penasaran.
"Mikirin apa Maa...?" Tanya
Ciello tak sabaran.
"Mama mikirin... Kontol kamu ini
Sayang.... Hihihi...." Jelas Citra sambil menjulurkan tangannya kearah
selangkangan Ciello. Kemudian ia segera mendekapnya kuat tonjolan kolor yang
sudah yang terlihat menggembung keras.
"Loohhh....? Aasssstagaaaa...
Naaak.... Ini kontol kamu... Kok... Udah ngaceng aja yaaa...?" Kaget
Citra.
"Hehehe... Habisan... Mama cantik
sih...." Goda Ciello.
"Halaaaah.... Gombal...." Ucap
Citra.
"Kok gombal sih...? Beneran Maa....
Mama cantik...."
"Preeettt.... " Canda Citra
lagi, "Tapi kamu juga sering khan ngelakuin seperti yang Mama lakuin....
?"
"Lakuin gimana Maa...?"
"Kamu sering ngebayangin mama ketika
ngocok kontolmu setiap kali kamu onani...?"
"Aaah... Nggak juga Maa...."
"Jangan bohooong.... Kata Clara...
Kamu sering banget tuh nyebut nama Mama kalo kamu sedang ngocok kontol... Yaa
khaaaannn....?"
"Dasar Wewe Gombel... Nggak pernah
bisa ya nutup mulut...." Batin Ciello dongkol terhadap adiknya, "Awas
aja ya... Rasain aja pembalasanku nanti...."
"Hehehe.... Iya Maa...." Jawab
Ciello malu-malu.
"Jadi.... Mulai sekarang...
Sepertinya nggak ada lagi yang Mama perlu sembunyikan darimu ya Sayang..."
Ucap Citra santai sambil mengusapi rambut Ciello, "Tak ada lagi yang perlu
disembunyikan..."
"Hhmmm... Iya Maa.... " Jawab
Ciello, "Maafin Ciello juga ya Maa... Kalo sering bikin masalah...."
"Hehehe... Kalo soal itu... Mama udah
biasa kok Sayang.... CUUUP..." Ucap Citra yang kemudian menutup percakapan
mereka dengan kecupan erat di kening Ciello.
"Lega sekali rasanya.... Udah bisa
ngeluarin penat dihati...." Batin Ciello yang kembali membenamkan
kepalanya kepayudara ibu kandungnya sembari membiarkan jemari lentik Citra
terus mengusap tonjolan besar di selangkangannya. Dihirupnya aroma tubuh Citra
dalam-dalam sembari mencoba meraih kehangatan kasih sayang rasa baru ibunya.
"Makasih ya Maa... Udah mau jadi ibu
terbaik buat Ciello...." Ucap Ciello lirih sambil semakin mendekap tubuh
semok Citra erat-erat.
"Iya Sayang... Mama juga makasih kalo
kamu udah ngertiin Mama...." Ucap Citra membalas dekapan Ciello.
"Omong-omong... Ini kontol kok makin keras aja ya Sayang....?"
"Hehehe... Itu karena Ciello punya
Mama secantik bidadari...."
"Haaallllaaaaahhh.... Tiipuuuu.....
Masa ama Mama sendiri ngaceng.... Hihihihi...."
"Emang nggak boleh ya Maa....?"
"Ngggg.... Boleh aja sih...."
Ucap Citra dengan tak menghentikan gerakan tangan lentiknya di selangkangan
putranya. Dari yang semula mengusap penis Ciello, menjadi mengurutnya perlahan
dari luar celana kolornya.
"Uuuhhh.. Enak Maaa...." Lenguh
Ciello keenakan. "Jari Mama memang nikmat Maa...."
"Enak ya Sayang....?"
"Sumpah enak banget Maa...."
"Enak mana Sayang....? Enakan
kontolmu dikocokin jari Mama.... ? Atau kamu ngocok kontol sendiri...?"
"Ya jelas enakan dikocokin jari Mama
laaaahh....."
"Hihihihi... Dasar anak Mama....
Mesumnya amit-amit daaahhh...." Canda Citra, "Udah ahhhh... Mama mau
kerja lagi nih.... Ntar kalo ini diterusin... Ada yang muncrat-muncrat
nih....." Tambah Citra sambil melepas usapan tangannya dari penis Ciello.
"Ahhh. Mamaaa.... Bentaran ah Maa...
Ciello pengen meluk Mama lebih lamaan...."
"Pengen meluk apa pengen ngusel tetek
Mama....?"
"Hehehehe... Pengen itu juga
Maa...."
"Dasar anak supeeer
meeeesuuuum....." Ucap Citra yang kemudian meremas keras-keras buah pelir
Ciello, membuat putra kandungnya langsung berjingkat bangkit dari duduknya
sambil loncat-loncat.
"Waaadaaaauuuwww...
Maaaamaaaaa....." Teriak Ciello kesakitan karena mendapat siksaan dadakan
dari ibu kandungnya.
"Hihihi... Biarin.... Makanya....
Jangan suka membantah perintah Mama...." Ejek Citra sambil menjulurkan
lidahnya, "Kalo kamu mau ngocok kontol.... Kocok sana aja sendiri... Mama
mau kerja lagi...."
Akhirnya, setelah mereka bericara panjang
lebar, Citra dan Ciello memutuskan untuk menghilangkan semua pembatas tabu yang
memisahkan hubungan diantaranya. Mereka membuka semua perasaan yang mereka
miliki. Termasuk hasrat seksual baru yang ada dalam pikiran ibu dan anak itu.
***
Beberapa hari kemudian, Ciello merasa begitu
tenang dan bahagia dengan kesepakatan baru dari Mamanya, yang telah memberikan
kebebasan kepada dirinya untuk dapat mengeksplor kegiatan seksualnya di dalam
rumah. Sekarang, ia tak perlu lagi malu jika kedapatan sedang beronani ria di
depan Citra, bahkan terkadang, Citra juga membantu Ciello untuk segera mencapai
puncak kepuasannya.
Kebersamaan ibu dan anak itu membuat rasa
Sayang Ciello kepada Citra semakin meluap. Ia ingin memiliki ibunya seutuhnya,
tanpa memperbolehkan siapapun merenggutnya. Termasuk Mike, ayah sekaligus suami
Citra.
***
Siang itu, Ciello pulang dari arena
olahraga lebih cepat daripada biasanya. Jika biasanya ia pulang sekitar jam
tiga sore, hari itu ia pulang sebelum jam makan siang.
Karena merasa begitu lelah, ia langsung
menuju ke kamarnya. Melepas semua pakaiannya yang telah basah karena keringat,
dan menghempaskan tubuhnya keatas empuknya kasur. Sejenak, Ciello merasa begitu
lapar. Dengan hanya mengenakan boxer, ia melangkah gontai, menuruni tangga
rumah lalu berjalan kearah dapur.
"Maaa... Mamaaaa.... Aku udah
pulang...." Panggil Ciello yang baru mendapati jika rumahnya terasa begitu
sepi. Tak seperti biasanya, "Mamaa...? Mama dimana....?" Panggilnya
lagi.
Tak mendengar jawaban dari ibu kandungnya,
Ciello segera bergegas ke kamar Citra. Dan ketika ia berdiri di depan pintu
kamar tidur ibunya, terdengar lirih keran air dan shower yang mengalir deras.
"Apa Mama sedang mandi....?"
Tanya Ciello dalam hati sembari membuka pintu kamar Citra dan melangkah masuk,
mendekat ke pintu kamar mandi Citra.
Membayangkan ibunya mandi, mendadak penis
Ciello menggeliat. Menegang dan mengeras dengan perlahan.
"Jadi.... Mulai sekarang... Nggak ada
yang perlu Mama sembunyikan darimu ya Sayang...." Seketika, Ciello
membayangkan tentang percakapannya dengan Citra beberapa hari kemaren.
"Benar nggak ya kalimat Mama
kemarin....?" Tanya Ciello dalam hati, "Kalo memang benar...
Kira-kira.... Mama bakalan marah nggak ya kalo aku onani sambil melihat tubuh
telanjangnya...?"
"Pasti akan sangat menyenangkan bisa
ngecrotin pejuhku di depan mata Mama... Ohhh... Ngecrotin wajah Mama....
Ngecrotin tetek Mama.... Syukur-syukur bisa ngecrotin memek Mama.... Uuuhh....
Pasti bakalan seru sekali.... " Pikir Ciello sambil membuka sedikit pintu
kamar mandi Citra.
CKLEK
Pintu kamar mandi Citra terbuka.
"Maaa....? Mama didalam...?"
Tanya Ciello sambil menjulurkan kepalanya masuk kedalam kamar mandi.
"Eh... Ciello.....?" Kaget Citra
karena mendapati pintu kamar mandinya tiba-tiba terbuka.
"Astaga Mama....?" Kaget Ciello,
begitu mendapati Citra yang berada didalam kamar mandi dengan tanpa mengenakan
pakaian apapun. Rupanya, ibu Ciello itu baru akan mulai mandi.
"Eehh.. I.. Iya sayang...? A...Ada
apa...?" Jawab Citra kikuk sambil buru-buru berusaha menutupi tubuh
telanjangnya sebisa mungkin. Namun, karena handuk berada jauh di dekat Ciello
berdiri, Citra tak jadi mengambil handuk itu. Ia hanya menyilangkan tangannya
menutupi payudara dan vaginanya.
"Maaf Maa.. Ciello nggak tahu kalo
Mama mau mandi..." Alasan bodoh Ciello terucap lancar sambil menutup pintu
kamar mandi Citra.
"Ehh.. Iya sayang... Tak
apa-apa..." Ucap Citra yang ketika ia mendapati Ciello hanya mengenakan
boxer, entah kenapa tiba-tiba perasaan malu yang semula ada di dadanya,
perlahan berangsur menghilang. Bahkan ketika Citra melihat batang penis putra
kandungnya yang jelas menonjol dibalik boxer tipisnya, ia lupa akan rasa malu
dan ketelanjangan dirinya.
"A... Ada apa Sayang...?" Tanya
Citra dengan nada yang dibuat setenang mungkin sambil mulai mengguyur tubuh
semoknya dengan shower.
"Hmmm... Ng... Nggak ada apa-apa
Ma...." Jawab Ciello dengan nada yang juga terdengar tegang,
"Ciello... Cuman sedikit lapar...."
"Waduh... Mama belum masak
sayang..." Jelas Citra, "Apa kamu mau nunggu bentar...?"
"Hmmm... Boleh deh Maa..." Jawab
Ciello yang alih-alih keluar kamar mandi, ia malah berdiri mematung di depan
tubuh telanjang ibunya. "Ciello nunggu disini aja ya....?" Tambah
Ciello mencoba peruntungannya.
Sejenak, kedua insan ini saling
berpandangan satu dengan lainnya. Saling menatap tubuh lawan bicaranya. Ciello,
dengan hanya mengenakan celana kolor tipis tak mamapu menyembunyikan batang
penisnya yang sudah benar-benar tegang. Sedangkan Citra, yang juga sudah tak
mengenakan sehelai pakaianpun, juga tak mampu menyembunyikan desah nafasnya
yang mulai memburu.
"Ciello.... Pasti badan kamu gerah
ya...? Habis bersepeda siang-siang seperti ini..." Tanya Citra dengan ekor
mata yang menatap erat ke tubuh tegap putranya yang berkilauan karena keringat.
"Wajah ganteng Ciello.... Dada bidang Ciello.... Perut sixpack Ciello....
Dan oohhh... Kontol besar Ciello...." Seru Citra dalam hati sambil tak
mampu mengalihkan perhatiannya kearah tonjolan batang kelamin putranya.
"I... Iya Ma... Gerah
banget...." Jawab Ciello dengan nada yang serupa dengan ibunya. Nada
tegang penuh rasa penasaran karena menatap tubuh basah ibunya. "Wajahnya
Mama cantik sekali.... Mata sayu Mama... Bibir mungil Mama... Dan Astagaaa....
Tetek besar Mamaaa... Basah...." Jerit Ciello yang tak henti-hentinya menatap
tubuh telanjang Citra. "Kaki mulus Mama... Dan juga.... Ohhh... Memek
gundul Mamaaa...."
Untuk beberapa saat, mereka berdua
tenggelam dalam keheningan yang muncul diantara mereka.
"Ciello.... Apa... Kamu.... Mau....
Nggg.... " Sejenak, Citra menghentikan kalimatnya. Antara bingung dan
penasaran. Antara malu dan mau. Antara ingin tahu dan tak mampu menahan gejolak
birahi.
"Ya Maa....?" Jawab Ciello
pelan.
"Apa... Kamu... Mau....Mandi bareng
Mama....?" Akhirnya, Citra memberanikan diri untuk mengatakan isi hatinya.
"Murahan sekali kau Citra...."
Tiba-tiba, suara hatinya berteriak lantang.
"Ahhh... Ini khan cuman sebuah
tawaran mandi.... Sudah biasalah itu... Seorang ibu mandi bareng
anaknya...." Jawab suara hatinya yang lain.
"Iya... Sudah biasa... Tapi khan
kalau itu anaknya masih balita.... Nah ini.... Si anak sudah lulus SMA....
Sudah beranjak dewasa.... Sudah tahu mengenai nafsu birahi...."
"Aaaaahhh.... Emang kenapa kalo sudah
beranjak dewasa.... Toh dia masih tetap anakku...."
"Iya... Itu memang anakmu... Tapi
khan ga wajar saja jika kamu mandi bersamanya...."
"Aaaaahhh... Masa bodo... Lihat tuh
tonjolan kontolnya.... Apa kamu tak penasaran bagaimana bentuknya...? Bagaimana
rasanya....? Bagaimana kenikmatannya...?"
"Astaga Citra.... Emang kontol suamimu
sudah tak mampu memberikan rasa kenikmatannya...?"
"Itu beda.... Kontol Mike berbeda
dengan kontol Ciello...." Jerit Citra dalam hati, "Iya.... Kontol
Mike berbeda dengan kontol Ciello...."
Akhirnya, perseteruan hati Citra
terkalahkan oleh birahinya. Entah mengapa, melihat sosok putranya, Citra ingin
sekali melangkahkan hatinya ke arah hubungan terlarang antara ibu dan anak yang
semakin jauh lagi.
"Ma...Mandi ba... Bareng
Mama....?" Taya Ciello gugup.
"Iya Nak.... Kamu mau
nggak....?" Tawar Citra.
"Nnnnnggg....." Terlihat sebuah
kebingungan di mata Ciello.
Namun, sebagai seorang ibu, Citra pasti
tahu, Ciello pasti tak akan menolak tawarannya itu. Namun supaya tawarannya tak
terlihat murahan, Citra harus akal supaya Ciello pun tak menganggapnya murahan.
"Tapi kalo kamu nggak mau.... Yaudah
nggak apa-apa.... Kamu bisa nunggu Mama bentaran... Duduk aja dulu disana
Sayang... " Ucap Citra sembari menunjuk kearah toilet. "Biar Mama
selesein dulu mandi Mama..."
Ciello menuruti apa perkataan ibunya. Duduk
di toilet yang menghadap kearah ibunya. Duduk di tempat yang hanya berjarak
satu meter dari tubuh telanjang ibunya.
"Udara panas begini memang enaknya
mandi loh Sayang.... " Ucap Citra berusaha cuek, membiarkan putra
kandungnya melihat aktifitas mandinya. Dengan santai, Citra lalu mengambil
sabun cair dan mengusapkannya ke seluruh permukaan kulitnya. Tangannya,
perutnya, payudaranya, pantatnya, kaki hingga selangkangannya, tak luput dari
baluran sabun yang makin lama makin berbusa. Apalagi ketika Citra menaikkan
satu kakinya ke tepi dudukan toilet yang sedang Ciello dudukin, vaginanya
terlihat begitu jelas merekah. Membuat Ciello mendadak kesulitan untuk bernafas
dan mengedipkan matanya.
"ANNNNJJRRRRIIIIITTTTTRRRR..... Memek
Mama merraaah bangeeett...." Batin Ciello dengan mata melotot,
"Pantesan... Papa tak henti-hentinya ngentotin tuh memek Mama..."
Tambahnya lagi ketika melihat betapa indahnya tubuh ibunya. Payudaranya yang
besar begitu menggoda untuk dapat ia remas, pinggul ramping yang begitu menggiurkan
untuk dapat dipeluk, dan vaginanya yang begitu merekah untuk dapat
disodok-sodok dengan penis besarnya.
"Kenapa Sayang...? Kok kamu melihat
Mama seperti itu...?" Tanya Citra sambil terus menggosok selangkangannya.
Kali ini ia memindahkan kaki satunya untuk ia naikkan ke tepi dudukan toilet
sembari menggosok bibir vaginanya. Berusaha memperlihatkan kerapatan liang
kewanitaannya yang mulus tanpa rambut sedikitpun. Setelah selesai menggosok
bibir vaginanya, Citra kemudian membalikkan tubuhnya dan sedikit
menungging-nunggingkan pinggulnya. Memamerkan goyangan pinggang, pantat dan
payudaranya yang bergelantungan kesana-kemari seiring gerakan tubuhnya.
"Kamu suka dengan apa yang kamu lihat... Sayang....?"
Ciello mengangguk, sambil berusaha
membetulkan selangkangannya.
"Hihihihi... Mukamu kok merah
Sayang.... ? Kamu pasti horny ya.... ? Kamu makin ngaceng ya...?" Tanya
Citra dengan nada suara yang dibuat setenang mungkin. Padahal Citra tahu jika
suaranya saat itu begitu gemetar karena birahinya yang semakin memuncak.
"Hihihi..... Kontolmu nggak sopan
sekali Sayang....Masa nunjuk-nunjuk Mama....?" Goda Citra lagi sembari
tersenyum melihat wajah kikuk Ciello ketika menahan nafsu akibat melihat tubuh
telanjangnya.
"Nnggg... Iya Ma...." Jawab
Ciello gugup.
"Awas ketekuk loh kontolnya.... Nanti
jadi sakit...." Ucap Citra dengan intonasi nakal yang semakin
menjadi-jadi.
"Nggg... Mama tahu aja...."
Jawab Ciello lagi yang kali ini terang-terangan membetulkan batang penisnya
yang sudah benar-benar tegang.
"Hihihi....Kalo kontolmu sakit...
Keluarin aja Sayang.... Nggak apa-apa kok...." Kata Citra yang kemudian
menyiram tumpukan busa dari tubuh seksinya, "Bahkan kalo kamu mau... Kamu
boleh kok... Nggg... Ngocok kontolmu disini sayang..."
"Ngocok kontol...? Disini...?"
Kaget Ciello, "Beneran Maa...?"
"Iya.... Sok aja kalo kamu
mau...."
"Serius...?"
Citra menanggukkan kepalanya sambil
tersenyum, "Tubuh ini khan yang selalu ada di pikiranmu...? Tubuh ini khan
yang selalu bikin kontolmu tegang? Selalu bikin kamu onani...? Selalu bikin
pejuhmu muncrat berali-kali...?"
"Nggg... I... Iya Maa...."
"Yaudah.... Sok... Kocok aja kontolmu
Sayang... Sok aja kalau kamu pengen onani... Mumpung kamu sedang ngelihat Mama
telanjang...." Jawab Citra enteng, "Kamu suka khan ngelihat Mama
seperti ini...?"
"Uuhhmmm... Su... Suka banget Ma...
" Jawab Ciello sambil lagi-lagi membetulkan penisnya
"Hihihi....Uudaaah... Keluarin aja
kontolmu Sayang... Mama tahu kok... Kalo kamu memang suka onani....
Hihihi....."
"Nnggg.. Iya Mah... " Jawab Ciello
sembari menurunkan boxernya cepat-cepat. Membebaskan batang penisnya yang sudah
menegang keras.
TUUUIIINGGG...
"Hihihihi... Tuh... Lihat... Kasihan
banget tuh kontol... Sampe merah gitu.... Hihihi... " Goda Citra,
"Kocok aja Sayang kalo kamu mau...."
"Nnggg.. Iya Maa..."
Tak lama, tangan Ciello terlihat sibuk
bergoyang naik turun. Mengocok batang penisnya naik turun sembari menatap tubuh
telanjang ibunya.
"Hihihi... Muka kamu kalo lagi horny
keliatan makin ganteng sayang...." Goda Citra sembari terus melempar
senyum genit ke putranya. "Enak nggak...? Coli sambil lihat tubuh bugil
Mama...?"
"Nngg... Enak Maa.... " Ucap
Ciello, "Mama keliatan makin cantik... Makin seksi...."
"Seksi...? Emang kamu paling suka
ngeliat badan mama yang mana Sayang...?"
"Nnggg... Bagian tetek ama.... Memek
Mama...."
"Hmmm... Kalo gitu... Sini deh...
Ngedeket ke Mama...."
Mendengar permintaan mamanya, Ciello pun
segera bangun dari toliet dan mendekat kearah Citra. Sambil terus mengocoki
penisnya, ia menatap tajam kearah tubuh seksi ibu kandungnya itu. Berulang
kali, Ciello harus membasahi kerongkongannya, menelan ludah birahi yang tak
henti-hentinya membasahi mulutnya
"Sssshhh... Ssumpah... Mama seksi
banget Maaa... Ooohhhhh...."
"Hihihihii... Masa Sih....?"
"Ssshh.. Iya Maa.. Badan Mama nafsuin
banget...."
"Ahh.. Sayang... Bisa aja.... Kamu
udah mau keluar Sayang...?"
"Belum Maa... Masih lama..."
"Hihihihi... Kalo kamu mau... Sok aja
kamu pegang tetek mama Sayang..."
"Ooooohh.. Serius....? Beneran
Maa..?"
"Atau kalo kurang... Kamu duduk aja
dilantai... Didepan selangkangan Mama... " Kata Citra yang kemudian
gantian, duduk di dudukan toilet sembari menarik tangan Ciello turun dan duduk
di depannya. "Ayo... Kamu duduk aja Sayang.... Biar bisa liat memek Mama
lebih jelas...." Tambah Citra yang setelah itu membuka kedua paha mulusnya
dan menyibakkan bibir vaginanya lebih lebar kehadapan putra kandungnya.
"AASSTAAAGAAAA... Maa... Mee.. Memek
Mama cantik bener...."
"Aaahh.... Masa sih...?"
"Iya Ma... Memek Mama.... Mirip
memek-memek pemain film porno... Bersih...."
"Iiiiiihh.. Kok kamu nyamain Mama
kaya pemain film porno sih...?"
"Hehehehe.. Habisan... Kecantikan dan
keseksian Mama... Mirip ama mereka Maa... "
Melihat kelakuan nakal Citra, membuat
Ciello tak dapat menahan nafsu birahinya. Lelaki yang mudali beranjak dewasa
itupun segera mengocok penisnya naik turun dengan bersemangat.
"Hihihihi.... Kamu suka ya dengan apa
yang Mama lakukan sekarang....?" Tanya Citra sambil semakin membuka
kakinya lebar-lebar, memperlihatkan lipatan daging yang ada di celah vaginanya
lebar-lebar.
"Ssshhh... Iya Ma.... Mama terlihat
begitu seksi.... Oooohh..... Bikin Ciello pengen ngocok kontol ini
kenceng-kenceng Maa... Ooohh... Mamaa....." Lenguh Ciello sambil semakin
mempercepat kocokan tangannya.
"Hihihi... Masa sih Sayang....?"
Goda Citra terus. Tak puas dengan hanya mempermainkan bibir vaginanya, Citra
kemudian mulai menyemprotkan shower kearah vaginanya. "Kalo seperti ini...
Mama makin mirip pemain bokep nggak Sayang....?" Tambah Citra dengan jemari
lentiknya yang mulai terbenam dalam vaginanya. Menggelitik liang peranakannya
pelan..
"I... Iya Maa.... Mirip
banget...."
"Sssshhh.....Nakal mana Sayang....?
Eeehmmm....Pemain bokep atau.... Sssshhh... Mama....?" Tanya Citra yang
mau tak mau, mulai ikut-ikutan menggelijang geli akibat kobelan jari pada
vaginanya.
"Oooohhh.... Nakalaan Mamaa.....
Ssshh... Ooohhh... Maaa... Ciello pengen ngecrot Ma...."
"Looohhh....? Cepet sekali
Sayang....?"
"Kalo bisa cepet dapet enak.... Buat
apa lama-lama Ma...?" Seru putra kandung Citra yang semakin mempercepat
kocokan tangannya. Membuat kulit leher batang penis itu terhentak-hentak begitu
keras.
TEK TEK TEK TEK TEK
"Uuuuhh... Cielloooo... Kontolmu juga
terlihat seksi Sayang... Pasti rasanya enak banget ya kamu kocok-kocok seperti
itu...?" Tanya Citra dengan lenguhan yang terbakar birahi.
"Enak banget Maa.... Rasanya enak
banget.... Apalagi disuguhi pemandangan badan telanjang dan memek Mama yang
begitu seksi... Oohhh.... Sumpah.... Bikin Ciello pengen cepet-cepet ngecrot
aja Maa..."
Mendengar pujian putra kandungnya, Citra
pun semakin memperkuat semburan shower pada vaginanya, tak lupa, Citra juga
semakin dalam menusuk-nusuk celah peranakannya dengan jarinya.
CLOK CLOK CLOK CLOK....
Hingga tak lama kemudian, vagina Citra
tiba-tiba mulai berdenyut hebat, disertai dengan hentakan otot-otot rahim yang
memompa gelombang orgasmenya.
"Ohhh... Sayang.... Ooohhh... Mama
juga mau keluar Sayang.... ooohhh.... ooohh... Mama mau keluaaaarrr.... "
Lenguh Citra sambil meliuk-liukkan tubuh seksinya, menggelijang hebat kedepan
dan kebelakang. "Ohhh... Ohhh...Saayaaaanggg.... Ciellloooo
Saaayaaaannggg... Mama.... Ohhh... Mau keeelluuuaaarr...." Tambah Citra
yang kemudian melepas shower dari tangannya dan menstimulus titik birahi tubuhnya.
Tangan kanannya terus mengocoki vagina, sementara tangan kirinya meremasi kedua
payudara dan puting merah mudanya kuat-kuat.
"Tunggu bentaar Maaa.... Ciello juga
pengen keluar Maaaa...."
"Kita keluar bareng yuk Sayang....
Ooohh.. Ciellooo... Mama uuuhhh... Maaau kelluuaarrr...." Jerit Citra yang
tiba-tiba membeliakkan matanya. Kedua pupil matanya menghilang keatas hingga
hanya terlihat mata putihnya saja. Mulutnya juga menganga lebar dengan disertai
desahan-desahan kenikmatan.
CREET CREET CREECEEETTT CREETT CREETT...
Vagina Citra mengedut dengan kuat, meremas
jemari lentiknya yang masih tertancap erat di vaginanya.
"Oooohhh....
Nggggeeennnntttoooootttt...... Ciiieeeelllooooo.... Maaamaaaa
Keeeeeeeeeelllluaaar Saaayyyaaaanngg... Oooohhh.... Oooohhh.... Oooohhh....
" Lenguh Citra sambil membungkuk-bungkukkan tubuhnya kedepan.
CREET CREET CREECEEETTT CREETT CREETT...
" Ooohh... Ooohh... Saaayaang....
Enak.... Hhhh.... Hhhh.... Hhhh...." Ucap Citra dengan nafas
terengah-engah. Gelombang orgasme Citra kali ini terasa begitu hebat. Bahkan,
ibu dua anak itu merasa jika orgasme barusan adalah orgasme terkuat yang bisa
ia dapatkan dari mastubasinya selama ini.
"Ooohh... Astagaa .... Maaaaa.....
Mamaa seksi sekali Maaa....." Lenguh Ciello, "Mamaa bikin kontol
Ciello pengen keluar aja maaa....!"
"Oooh... Kamu mau ngecrot
Sayang....?"
"Iya Maa... Ooooohhh... Ciello pengen
ngecrooott..."
Mendengar putranya akan mendapat
orgasmenya, sebuah ide aneh tiba-tiba muncul di otak Citra. Dan entah darimana,
birahinya mendadak muncul kembali. Sensasi aneh ini sama sekali tak pernah ia
rasakan sebelumnya.
Jika biasanya Citra orgasme, perlu waktu
beberapa menit sebelum ia dapat mulai merasakan lagi gatal birahi pada
vaginanya. Namun, ketika melihat putra kandungnya mengocok penisnya yang super
besar itu, gatal birahi Citra entah kenapa sudah kembali datang menggelitik
dinding vaginanya.
Citra merasakan jika vaginanya sama sekali
tak geli, ngilu ataupun sakit. Yang ada, hanya rasa gatal birahi yang amat
sangat.
CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK....
Suara jemari tangan Citra kembali keluar
masuk mengobel-kobel vaginanya.
"Sssshhh.... Ooohh... Sayaaang....
Buruan kesini Sayang.... Cepat.... " Pinta Citra," Ayo... Ciello...
Bangun sini.... Mendekat ke Mama... " Tambah Citra sembari terus
menyodok-nyodokkan jari lentiknya ke liang kewanitaannya.
"Tapi Maa....Kalo Ciello ngedeket...
Nanti... Sssshhh... Pejuh Ciello kena Mama..."
"Iyaaaa.... Nggak apa-apa Sayang...
Sinnniiiiihhh....." Jawab Citra yang dengan satu tangan, meraih lengan
putranya dan memintanya berdiri. "Semprotin aja pejuhmu di tubuh Mama
Sayang.... Buruaan...."
CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK....
"Dibadan Mama....?"
"Iya Sayang.... Dibadan
Mama...."
"Ditetek ya Maaa.....?"
"I...Iya Sayang... Semprotin pejuhmu
di tetek mama..."
"WWWOOOWWWWW.... Mama minta aku
muncratin pejuh badan Mama...?" Girang Ciello dalam hati sambil terus
mengocok batang penisnya kuat-kuat.
TEK TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK TEK....
" Oooooohhhh.... Ayo Sayang....
Buruan semprotin pejuhmu ke badan telanjang Mamaa.... Ooohh... " Lenguh
Citra dengan wajah sayu menahan birahi.
"AAYOOO MAAAJUU CIEELLOOO.... Ayo
maju...! Buruan kamu ngecrotin tetek Mama yang super besar itu.... Ayo
buruaan.... Kapan lagi kamu bisa dapat tawaran seseksi itu..."
Tak ingin mengecewakan permintaan Mamanya
seperti waktu itu, Ciello pun segera bangkit dan berdiri tepat di depan ibunya.
Dengan gerakan yang super cepat, putra kandung Citra itupun terus mengocok dan
membetoti batang penisnya yang sudah begitu merah itu kuat-kuat.
TEK TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK TEK....
"Maaa... Ciello mau keluar Maaa....
Ciello mau keluaaar...."
"Oooohh... Iya Sayang.... Sini...
Tumpahin pejuhmu disini.... " Pinta Citra sambil meremas-remas kedua
bulatan payudara besarnya, "Semprot tetek Mama dengan pejuh panasmu
Sayang.... Semprot disini...." Goda Citra sambil tak menghentikan kobelan
jarinya.
CLOK CLOK CLOK... CLOK CLOK CLOK....
"Oooohh.. Oooohh.. Maaamaaa...
Oooohh.. " Lenguh Ciello sambil menatap tajam kearah wajah sayu Citra,
"Mama.... Seksi sekali maaa.... Seksi sekaaaliii.... Ooooohhh... Maa...
Ciello nggak kuat lagi Maaa... "
"Ooohhh.... Mama juga Sayang....
Sshhh... Ooohhh.... Ooohhh.... Mama juga mau keluaaar....." "
"AAARRRRGGGGHHHHHH...
Mmmmaaaaammmmaaaaaaaa...... Kontol Cieeellooo ngecrooot Maaaa.... Cieeloooo
keluuuaar Maaa.... Oooohhhhhhh Oooohhhhhhh "
CROT CROT CROTCROT CROOOT CROOOCOOOOOT
CROOOT CROTCROT CROT....
Semburan super kuat, tiba-tiba keluar dari
ujung mulut penis Ciello. Menyembur kuat kesegala arah. Bahkan saking kuatnya,
sperma Ciello sampai menyembur jauh diatas payudaranya. Kearah mulut, hidung,
mata, hingga rambut Citra.
"Ooohh Sayaaangg.... Iyaaahhh...
Iyaaahhh... Terus Sayang.... Iyaaahhh... Teeeruuusss.... Mandiin Mama dengan
pejuh panasmu Saaayaaaannnggg.... Ooohhhhhh.... Ngggeeeenttttooooooottttt....
Maaaamaaa keeelluuuaaar laaaagggiiiii Saaaaaaaaaayyyyaaaaaannnnnnggggggg.......
Ooooooohhhhhh.... Ngggeeeenttttooooooottttt.... "
CREET CREET CREECEEETTT CREETT CREETT...
"Ooohhhhhh.... Saaaaayyyyaaaannngggg.......
Maaaamaaa keeelluuuaaar Sssaaaayyyaannnnnngggg.... Ooooooohhhhhh.... Maaaamaaa
keeelluuuaaar.... Ooohhh... Ooohhh Ngggeeeenttttooooooottttt.... " Lenguh
Citra yang lagi-lagi menggelijang hebat sembari menerima siraman sperma Ciello
di sekujur tubuhnya.
"Ooohh... Mamaaa... Sumpah... Mama
seksi banget Maaa...." Erang Ciello sembari terus mengocok batang
penisnya.
"Hihihihi.... Mama jadi seperti mandi
pejuh sayaang.... Mama bergelimang pejuh kamu inihhh......"
"Hehehe... Maaf ya Maaa...."
Jawab Ciello cengengesan sambil terus mengocoki batang penisnya, memuntahkan
sisa-sisa spermanya ke tubuh ibu kandungnya.
"Gilaa.... Banyak banget pejuhmu
Sayang.... Ga rambut... Dahi... Mata... Hidung... Mulut... Dagu... Leher...
Tetek... Sampe perut Mama... Semua kena semprotan pejuhmu....Hihihi.... "
Kekeh Citra yang kemudian menyeka wajahnya, berusaha membersihkan semua
semprotan sperma hangat, tebal dan kental milik anaknya.
Ketika tangan Citra penuh sperma, entah
kenapa, tiba-tiba Citra menjulurkan lidahnya dan mengecapi tangan dan jemari
lentiknya. SLUURPP... NYCAP...NYCAP...NYAM...NYCAP....
"Eeehh......? Kenapa Sayang....?" Tanya Citra heran, "
"SUMPAAAAAHHH.....Mama bener-bener terlihat seperti bintang film porno deh.... " Celetuk Ciello sembari menghentak-hentakkan penisnya guna memeras penisnya hingga tetes sperma terakhir, "Saking seksinya... Mama sampe ngejilatin pejuh Ciello...."
"Hihihi.... Looohh... Kok.... Eh Iyaa yaaa....?" Bingung Citra ketika sadar akan kelakuan mesumnya. "Kok Mama sampe nyicipin pejuh kamu ya ?
"Enak nggak Maa...?"
"Hihihihi... Enak.
"Sumpah Maaa. Mama kalo misal jadi bintang film bokep... Pasti film Mama laku keras Maaa...."
"Ahhhh... Masa sih Sayang....?"
"Sumpah.... Iya Maaa... Sumpah...Mama super seksi loh... Menggairahkan bangeeet...." Puji Ciello, "Emang Mama udah sering ya ngejilat pejuh Papa....?"
"Hihihi.... Nggg.... Sering juga sih.... "
"Pantesan... Mama nggak jijik...."
"Hihihihi.. Habisan... Mama penasaran ama rasa pejuh kamu Sayang.... " Jawab Citra, "Lagian.... Kontol kamu juga sepertina mirip bintang film porno... Nyemburin pejuhnya nggak abis-abis...." Sahut Citra yang kemudian meraup beberapa tetesan sperma Ciello yang ada di payudara dengan jarinya. Kemudian tanpa perasaan geli sedikitpun, Citra menjilat jemarinya hingga bersih.
"AAAARRRRGGGGHHHH..... Asstagaaaa..... Mama.... Sumpaaah.... Mama nakal bangeeet...."
"Hihihi.... Masa jilat pejuh gini nakal sih Sayang....?" Tambah Citra lagi yang kali ini tanpa malu, mencolek kepala penis Ciello dengan jarinya dan kembali mencicipi sisa-sisa sperma putranya itu. "Hmmm... pejuhmu asin Sayang... dan kentel sekali... hihihi...."
"Ciello jadi pusing Maaa...."
"Loohh....? Pusing kenapa....?"
"Pusing mbayangin kenakalan Mama.... "
"Nakal....?"
"Iya Ma.... Mama NAKAL.... Mama Miriiippp LONTE Maa...... Iya.... Mama NAKAL mirip lonte.....CUP..." Ucap Ciello sambil mengecup lutut putih mulus Citra yang ada dihadapannya.
"Apaaaa....?? Aku mirip LONTE...?" Tanya Citra dalam hati, "Kurang ajar sekali anak ini..."
Walau perkataan Ciello barusan memecut perasaannya. Namun anehnya, Citra sama sekali tak tersinggung. Karena memang, hanya lonte yang bertingkah senakal itu. Dan tak sepatutnya ia menyalahkan Ciello atas sebutannya barusan.
"Gimana rasanya ngecrotin badan Mama barusan Sayang....?" Tanya Citra dengan nada keibuan, nada yang tenang dan menyejukkan hati. "Enak...?" Tambah Citra sambil melihat penis Ciello yang sudah melemas turun, namun masih dengan ukuran yang menakjubkan.
"Iya Maa... Enak...." Jawab Ciello singkat.
"Suka kamu mejuhi badan Mama kandungmu ini Sayang...?"
"Hehehe.... " Ciello hanya tersenyum dan mengangguk.
"Hhmmm.... Mama anggap senyuman tadi itu artinya iya ya Sayang....?" Jawab terus menyemprot tubuh telanjangnya dengan air dingin.
"Ehhh.... Sayang.... ?" Panggil Citra sambil menyentuh kepala penis Ciello.
"Ya Maa ? Jawab Ciello.
"Ini rahasian kita ya Sayang.... " Ucap Citra sambil menatap mata putranya dalam-dalam.
"Iya Ma... Pasti...."
"Mama harap... Kamu bisa menjaga rahasia kita ini...."
"Iya Maa...."
"Kamu tahukan...? Kalau hal ini sampai ketahuan orang lain... Papa... Ataupun Clara.... Kita pasti bakal mendapat banyak masalah....?"
"Kenapa kamu tersenyum Sayang....?"
"Hehehehe.... "
"Astaga....? Milikmu sudah keras lagi Sayang....?"
"Hehehe... Mama sih cantik banget.... Mana tangannya ngocok-ngocok kejantan Ciello terus...."
"Hhalaaah... Goombaaaalll...."
"Mama juga seksi banget...."
"Udah-udah... Rayuanmu.. Udah nggak berlaku buat Mama.... Hihihihi...."
"Habisan... Badan Mama bener-bener buat Ciello selalu terangsang Maa...."
"Ssshhh.... Stop...." Tunjuk jemari Citra menutup bibir Ciello supaya tak meneruskan kalimatnya, "Kamu mau ngocok punyamu lagi Sayang....?"
Ciello menganggukkan kepala.
"Yaudah.... Ayo sekarang kita ke bathup aja yuk.... Trus... Kamu duduk disamping Mama...." Ajak Citra sembari mengamit batang penis putranya, "Kita masturbasi bareng yuk.... Kamu mau nggak....?"
Ciello lagi-lagi tak menjawab, ia kembali menganggukkan kepala sembari tersenyum.
"Hihihiihi... Baguss.... Ngeliat kontol besarmu yang ngaceng terus.... Mama juga pengen ngecrit lagi..."
Komentar
Posting Komentar