Tak jauh dari kamar mandi lantai dua,
Mike, suami Citra sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Kemeja, celana kain bahan
dan dasi yang terikat erat dileher. Saat itu, Mike baru saja selesai sarapan
dan sedang menghirup kopi paginya. Hingga tak lama kemudian, Citra muncul dari
dalam rumah dan segera memulai pekerjaan paginya. Membilasi wajan dan panci
bekasnya memasak.
"Hai sayang... Kamu terlihat cantik
banget pagi ini...Walau sibuk dari pekerjaan rumah yang menumpuk... Tetap saja,
aura keseksianmu masih jelas terpancar.... Hehehe..." Ujar Mike sambil
mengecup pipi istrinya.
"Huuuu... Mulai deh... Jurus
ngegombalnya keluar..." Balas Citra tak menghiraukan godaan suaminya yang
sepertinya sedang horny, "Khan aku belom mandi Mas... Mana ada orang yang
belom mandi tapi dibilang cantik...?"
"Mandi atau enggak... Kamu selalu
cantik dimataku Dek... CUP... " Kata Mike sambil mengecup pipi Citra dari
belakang, "Hmmm... Anak-anak sudah bangun belom sayang...?"
"Mmm.. Sudah deh kayaknya.... Tadi
aku ngelihat Clara berjalan kekamar mandi... Dan Ciello... Sepertinya juga
sedang mau mandi... " Jelas Clara lagi,
"Hmmm.... Biarin ajalah sayang...
Mungkin ia bosan kali bangun siang mulu...." Jawab Citra, "Yah...
Sekali-kali bangun pagi biar dia ada kesibukan sembari menunggu pengumuman
universitasnya sayang..."
"Iya bener... Yah moga-moga Ciello
nggak bosan nungguin keputusannya ya Dek.. " Ucap Mike, "Kasihan...
Kalo-kalo jika dia sampai stress..."
"Iya sayang... Kasihan... "
Jawab Citra mengiyakan perkataan suaminya sambil mencoba meraih kerdus susu
yang ada di atas lemari kabinet.
Karena kotak susu itu terletak dirak yang
paling tinggi, membuat Citra merenggangkan tubuhnya sejauh mungkin dan membuat
bawahan jubah tidurnya yang mini tertarik tinggi keatas. Menampakkan sepasang
paha mulus dan bulatan pantatnya yang tak bercelana. Melihat istrinya sedikit
kesusahan, akhirnya Mike membantu untuk mengambilkan kotak susu itu.
"Makasih Mas..." Jawab Citra.
"Ehhh.... Dek.... " Panggil
Mike, "Kira-kira... Apa yang bakal Ciello dan Clara pikirkan ya....? Jika
mereka melihat tubuh telanjang Mamanya seperti ini...?"
Citra diam saja. Ia sama sekali tak
menghiraukan ketelanjangan dirinya. "Ummm.... Entahlah Mas... Aku pikir
Ciello maupun Clara juga nggak bakalan peduli penampilanku Mas... Karena mereka
juga seringkali telanjang dalam kesehariannya..."
"Ohh iya...? Masa Dek... ?"
Tanya Mike dengan wajah heran.
"Iya Mas... Ah.... Kaya kamu nggak
pernah liat mereka telanjang aja... ? Hihihi..." Goda Citra.
"Hmmmm... Mungkin... Mereka
sepertinya sudah terbiasa kali ya Dek...?" Kata Mike yang kemudian memeluk
tubuh Citra dari belakang, lalu menempelkan batang kelaminnya yang sudah
mengeras kedepan. Menyelipkan diantara bulatan pantat seksi Citra.
"Ooh Sayang.... Kamu nakal
sekali....Pagi-pagi kok udah keras aja...?" Ucap Citra malu-malu
"Emang kenapa Dek... Aku yakin Ciello
ataupun Clara nggak keberatan kok dengan kenakalanku pada tubuh Mamanya seperti
ini... " Ucap Mike sembari menyelipkan tangan kiri kedalam payudara Citra,
dan tangan kanan kedalam selangkangan istrinya.
"Hhhhush... Sayang.... Jangan ah...
Nanti anak-anak melihat loooh..." Erang Citra berusaha mencegah kemesuman
Mike.
"Hehehe... Mulut boleh berkata
tidak... Tapi memek berkata iya...." Goda Mike, "Nih liat... Memekmu
udah basah gini Dek... Pasti Lendirmu sudah membanjir keluar semua yak...?
Pasti memekmu sudah siap buat aku tengokin pake titit.... Hehehe..." Ucap
Mike sambil mulai mengorek-korek celah kewanitaan Citra yang memang mulai
membasah.
Namun ketika sedang asyik-asyiknya
menerima korekan jemari Mike, tiba-tiba Citra teringat, jika lendir yang
membanjir di vaginanya pagi itu adalah sperma Ciello.
"Astaga... Moga-moga Mike tak
tahu.... Jika yang ia korek keluar dari celah vaginaku adalah sperma
Ciello...." Batin Citra yang hampir melupakan lelehan lendir yang ada di
vaginanya adalah akibat perbuatan nakalnya tadi pagi. Perbuatan nakal yang
menggeseki penis keras Ciello hingga muncrat karena jepitan vagina sempitnya.
“Sayang… udah ah… " Ucap Citra
menepisi tangan nakal suaminya.
Namun Mike tetap saja tak mempedulikan
penolakan istrinya, karena kemudia ia menurunkan resleting celananya dan
mengeluarkan batang penisnya yang sudah menegang keras.
"Pantatmu memang selalu menggiurkan
Dek…. " Ucap Mike yang lalu membuka bongkahan pantat Citra dan menusukkan
kepala penisnya pada lubang anusnya.
"Eh Maaaaassss… Jaaaangan disituuuu…
" Tolak Citra yang kemudian mengarahkan kepala penis suaminya pada liang
vaginanya yang sudah semakin membanjir.
“Yaaah.... Masih belom boleh ya Dek…?”
“Mmmm… Aku belom siap Mas….”
“Hhhhh..... Oke deh… Nggak apa-apa… “
Desah Mike kecewa, yang kemudian mulai memajukan pinggangnya, mendorong kepala
penisnya untuk membelah liang vagina Citra.
“Uuhhh… Pelan-pelan Mas….” Desah Citra.
“Ssshh… Aneh banget Dek...."
"Aneh kenapa Mas....?"
"Padahal semalem... Ini memek udah
aku sodok-sodok sampe pagi loh… Tapi kok ini masih sempit aja ya sayang…?”
"Iiihh... Gombal deh kamu
Masss...." Ucap Citra manja, "Sshhh… Bukan memek Adek yang sempit
Mas… Melainkan tititmu yang terlalu besar.
"Aaahh.. Kamu…. Selalu pintar deh
menyenangkan hati suami..." Ucap Mike yang kemudian terus memajukan
pinggangnya hingga...
SLEP.
Kepala penis Mike mulai menyibakkan bibir
vagina Citra. Masuk terus hingga mengganjal liang becek nan legit itu..
"Uhhh…. " Lenguh Citra sambil
menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa Sayang...?" Kecup Mike
pada pundak Citra.
"Enak banget Mas…. Berasa banget
kepala tititmu…"
"Hehehe.... Suka nggak…? Aku terusin
ya…?"
"Iya Mas... Suka banget… Sodok yang
dalem Mas… " Desah Citra sambil berpegangan pada tepi lemari piring.
Berusaha supaya ia tak ikut-ikutan maju seiring sodokan penis suaminya.
CLEP
“Uuuuhhggg…. Memekmu peret banget Dek…
Mirip memek perawan…"
"Hihihih… Masih ingat saja kamu
Mas…?"
"Iyalah… Memek sempitmu itu nggak
bakal bisa terlupakan Dek…. Legit...." Puji Mike yang pada akhirnya
berhasil membenamkan seluruh batang penis besarnya pada vagina Citra.
"Uuuuhhh..... Ssshhh… Udah mentok
Mas…. Penuh bangeeet…"
"Hehehe… Iya Dek… Titit Mas udah
masuk semua sampe pangkalnya...." Kata Mike sambil terus meremasi pantat
bulat istrinya
"Ayo Mas… Buruan goyang memek Adek…
Keburu anak-anak pada turun..…"
"Hhhh... Oke sayang… Pegangan ya …
Mas bakal kasih enak ke memek kamu… " Ucap Mike yang kemudian menarik
batang penisnya hingga sebatas kepala penisnya, lalu kembali maju, menyodokkan
penisnya kencang-kencang kearah vagina Citra.
Namun, sebelum Mike sempat memajukan
pinggangnya, terdengar jeritan wanita yang terdengar dari arah tangga.
"ASTAGAAAAAHHH....Mama... Papaaa...
" Teriak Clara ketika melihat kedua orangtuanya sedang bermesum ria di
dapur, "Emangnya ga bisa ya kalian berdua nyari tempat lain kalo mau
'BEGITUAN'.....?"
"Eh... Clara...." Jawab Mike
tanggung, “ Uhmmmm…. maaf sayang..." Tambah Mike mencoba tersenyum sembari
terus memajukan pinggangnya.
"Ayo PINDAH....! Malu dikit napa ama
anak…" Jerit Clara lagi.
"Eh... Sayang… Udahan ah…. "
Bisik Citra, “Ada Clara tuh…
"Hhhh… Bentar sayang.... Nanggung
banget nih... Dikit lagi juga kelar kok…" Racau Mike.
"STOP STOOOPP…. Mama.. Papa… Kalo
kalian nggak cari tempat lain… Clara bakal ngambek nih... Clara bakalan nggak
mau masuk sekolah... SEMINGGU...."
"Sssshh... Sayaaang… Pamali ah...
Ngeganggu kesenengan orangtua... “Jelas Mike mencoba memberi pengertian
putrinya supaya tak mengganggu kesenanang mereka
“BODO.... "
“Sshhh yaudah deeeehhh.... Mama
berenti.... " Ucap Citra yang pada akhirnya menuruti larangan putrinya. Ia
lalu mendorong tubuh suaminya mundur. “Udah-udah Pah .. Nanti malam aja kita
sambung lagi ya…. "
"Hhhhhhhh... " Jawab Mike dengan
mengambil nafas panjang, "Oke deh... " Ucap Mike malas sembari
mencabut batang penisnya yang sudah berlumuran lendir kenikmatan istrinya.
PLOP
"Uhh… Geli sayang...." Ceplos
Citra menggelijang ketika penis Mike tercabut keluar dari jepitan vaginanya,
"Udah ya... Sekarang kamu berangkat kerja aja dulu gih... "
"Hhoossshh… Oooh… .Oke dehh Cantik...
Tak masalah.... PLAK... " Ucap Mike sambil menampar pantat semok istrinya
keras-keras. Tepat dihadapan Clara. "Kalau gitu... Mas jalan dulu ya
sayang..." Ucap Mike yang kemudian meraih bawahan jubah mini Citra lalu
mengelap lendir kewanitaan yang melumuri batang penisnya.
"Ihhhsss Sumpah.... Papa jorok
deh..." Ucap Clara yang sempet melihat kelakuan jail ayah kandungnya
sebelum ia duduk di kursi makan.
"Hehehe... Biar praktis..."
Jawab Mike tanpa merasa bersalah dengan tatapan putrinya yang masih melihat
kearah batang penisnya yang masih menjulang keluar dari resleting celananya.
"Abisan tissunya jauh sayang.... Hehehe..." Canda Mike lagi yang kali
ini ia mencuci tangannya kemudian memasukkan batang penisnya ke dalam celana.
"Emang tuh... Papa kamu emang
jorok.... Hati-hati dijalan Mas... "
“Papa berangkat kerja dulu ya Clara
sayang… CUP CUP MUAAHH….” Ucap Mike sembari mengecup pipi Clara.
"Iya Paah… Hati-hati dijalan..."
"Bentar ya sayang… Kamu sarapan dulu
aja… Mama mau antar Papamu keluar… Sambil sekalian nunggu tukang sayur lewat...
" Kata Citra sambil menyusul suaminya kepintu depan.
"MAMAAAA... " Jerit Clara lagi.
"A... Apa sayang...?"
"Jubah mandimu itu loh Maaaa...
Kebuka bangeeeet.... " Ucap Clara sambil melotot kearah Citra, mencoba memberitahu
jika pakaian yang ia kenakan benar-benar tak menutup ketelanjangannya.
"Kebuka gimana sayang...?" Tanya
Citra
"Ihhh... Mamaaa.... Itunyaa...."
Jawab Clara sambil menunjuk kearah payudaranya yang mengintip dari celah jubah
tidurnya, "Ga sopan deh.... Ntar kalo diliat tetangga gimana...?"
"Owwwhh... Ini... ?" Jawab Citra
sambil meremas payudaranya sendiri, "Mama juga tau diri kali Sayang.... Ga
mungkin juga khan Mama keluar dengan bertelanjang dada seperti ini..."
"Owww.... Kirain Mama mau pamer tetek
ke tetangga atau Mang Encep...".
"Hehehe... Emang kenapa juga kalo
Mama pamer tetek ke Mang Encep...? Toh dia udah tua Sayang... Palingan dia juga
ga ngeh kalo Mama ga pake apa-apa dibalik jubah Mama ini..."
"Iiiihhhsss.... Mama.... Clara mah ga
rela Maa... Masa badan Mama dilihatin orang lain dengan cuma-cuma..."
"Hehehe.... Iya juga sih..... Maafin
Mama ya sayang..... " Jawab Citra yang kemudian mengikat tali jubah
tidurnya dan berjalan ketempat cuci piring, "Ehmmm... Habisan Papamu juga
sih yang suka sekali ngelihat Mama kalo mengenakan pakaian yang seperti ini...
Jadinya Mama suka keterusan... "
"Papa juga sih... Jadi suami cuek
banget... Masa istrinya hampir telanjang gitu ga diperhatiin..."
"Hehehe... Maklum Sayang... Papamu
itu memang ga bisa nahan nafsu kalo udah liat Mama seperti ini.. Jadinya dia
pasti ga bakal bisa mikir apa-apa..."
"Termasuk jadi nggak bisa nahan diri
buat 'BEGITUAN' didapur ya Ma...?" Sindir Clara
"Hihihi... Bener sekali Sayang...
Cowo... Kalo udah dikasih liat keseksian tubuh wanita... Pasti deh... Bakal
klepek klepek..."
"Ooowwhhh... Gitu ya Ma... Pantesan
Papa nurut banget ama Mama... Ternyata rahasianya itu toh... Hihihi..."
"Yup.. Pinter sekali anak Mama
ini..."
"Mungkin Papa mikirnya sayang juga
kali ya Maaa... Punya istri cantik nan seksi kaya Mama... Tapi.... Nggak pernah
dipamerin ke syapa-syapa... Hihihi..."
"Aaaaah kamu bisa aja sayang.. Badan
Mama mah nggak seksi Sayang..... Badan kamu tuh yang jauh lebih seksi...
"Iiihh..... Mama... " Ucap Clara
tersipu-sipu. Clara tahu jika dirinya seksi, dan ia tahu jika mungkin banyak
diantara teman sebayanya yang sering membayangkan dirinya ketika onani. Tapi
karena ajaran kedua orangtuanya, Clara harus berusaha untuk tetap bersikap
rendah diri dalam segala hal.
Namun hal itu ternyata jauh lebih susah
daripada yang ia bayangkan. Karena setiap kali ada orang lain atau teman
sebayanya yang melihat Clara dalam pakaian seksi, semakin besar juga semangat
dirinya untuk dapat mempertontonkan tubuhnya lebih banyak lagi.
"Mungkin Mama adalah seorang
ekshibisionis...." Tebak Clara, "Dan mungkin aku juga memiliki sifat
tukang pamer keseksian tubuh ini dari Mama..."
"Ehh... Ehhmmm...Ma.... "
Panggil Clara.
'Yaaa...?" Jawab Citra disela
kesibukan mencuci piringnya.
"Nggg.. Nggak jadi deh... " Ucap
Clara yang kembali menyendok nasi goreng ke mulutnya.
"Kenapa sayang...?"
"Hihihi... Nggak apa-apa Maa...
" Jawab Clara malu-malu.
"Hmmm.. Oke..." Sahut Citra yang
kembali sibuk membilas piring-piring kotornya.
"Ma.... Emang 'Begituan' itu enak
banget ya...? " Celetuk Clara yang ternyata susah sekali menahan rasa
penasarannya.
"Begituan...?" Tanya Citra yang
lagi-lagi menghentikan aktifitasnya, "Maksud kamu...?"
"Yaaaa... Gitu... " Jawab Clara
malu-malu, "Begituan Maaa... Nggg... Yang seperti Mama ama Papa lakuin
barusan.... "
"Mmmmm... Ngewe maksud kamu
sayang...?"
"Nggg..... Ngewe ya namanya... Iya...
Maksud Clara.... Ngewe tuh enak nggak sih Maa...?" Tanya Clara lagi dengan
muka yang agak memerah.
"Emangnya kenapa Sayang...?"
"Nggg.... Nggak kenapa-napa sih....
Soalnya Clara liat, Mama ama Papa sering banget buat ngelakuin hal
itu...."
Sejenak, Clara menatap tajam kearah mata
putrinya. Namun, tak lama kemudian, ibu dua anak itu tersenyum lebar.
"Ihhhhhsss.. Mama ga jelas deh....
Ditanyain malah ketawa-tawa sendiri..."
"Hehehe... Mama kaget aja sayang
dengan pertanyaanmu..." Jawab Citra.
"Jadi gimana Maa...? Rasanya enak apa
nggak...?" Tanya Clara tak sabaran.
"Hmmm... Bingung juga Mama jawabnya
Sayang...."
"Laah... Kok malah bingung Maa...?"
"Iya Sayang... Abisan rasa yang Mama
alamin... Susah banget dijelasin dengan
kata-kata.."
"Kok...?"
Tiba-tiba Citra meletakkan piring-pirring
kotor yang sedang ia cuci, kemudia ia mengeringkan tangannya. Dengan senyum
yang mengembang, Clara kembali menatap wajah putri kandungnya.
"Clara... Sayang... Kamu udah pernah
menyentuh aurat tubuhmu belum...?" Tanya Citra
"Aurat..? Maksud Mama....?"
Bingung Clara
Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Citra
kemudian meletakkan piring kotor kedalam tempat cuci piring dan segera membilas
kedua tangannya. Lalu dengan cepat ia berjalan kemeja makan dan duduk disamping
putrinya.
"Iya... Menyentuh tetek atau
memekmu..."
"Mmmm... Udah pernah Mah... "
"Oke.. Kalo gitu... Apakah kamu udah
pernah mempermainkan aurat tubuhmu itu belum...?"
"Nggg.... Mempermainkan gimana
Mah...?"
"Jadi kamu belum pernah masturbasi
sama sekali....?" Tanya Citra lagi.
"Kalo cuman pegang-pegang aja sih
sering Maa... Cuman kalo masturbasi... Clara takut Maa...."
"Laaah... Kok takut... ?"
"Takut keterusan...." Jawab
gadis muda itu malu-malu.
Melihat kepolosan Clara, Citra pun segera
melucuti semua kancing seragam sekolah Clara, dan membiarkannya terbuka bebas,
memamerkan payudaranya yang membulat besar.
"Ehh.... Mama mau apa...?" Tanya
Clara bingung.
"Ssshhhh... Tenang Sayang... Kamu
perhatikan aja ya...." Ucap Citra lagi yang kali ini segera mengangkat
bagian bawah beha Clara, dan membuat gundukan daging itu melorot kebawah.
Bergoyang kenyal dengan bebas.
Dengan sigap, Citra lalu meremas dan
memilin puying payudara anaknya.
"Iiihhsss.... Maaa... Mama ngapain...
Ihhhh.. Geli ah Maaa.... Geli...." Desah Clara sembari menatap Citra
dengan pandangan bingung.
Namun, tak disitu saja. Citra kemudian
tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah payudara Clara dan menghisapnya
perlahan..
"Cupp... Sluurrp... Cuup
Cuuppp...." Hisapan dan kecupan mulut Citra segera mendarat di gundukan
payudara Clara. Dan tanpa seijin Clara, Citra pun mulai menjilati puting
payudara putrinya itu dengan buas.
"Iiihh... Maaa... Geli Maa..
Geliiii... Ooohh... Mamaaaa...." Desah Clara sembari berusaha menjauhkan
lidah Citra dari kedua payudaranya.
"Ssslluuurrppp... Nikmatin aja
sayang.... Rasakan kegelian jilatan lidah Mama di tetek besarmu ini....
Sluurrpp.... Cup Cupppp...."
"Ooohh...Mama... Geli Maaaa...
Geli... " Erang Clara sembari berusaha menjauhkan wajah Citra dari
payudaranya. Walau gadis remaja itu sudah sering mempermainkan organ
sensitifnya, namun ia belum pernah merasakan permainan lidah dan jilatan dari
orang lain. Dan karena rasa geli pada payudaranya terlalu kuat, tenaganya
seolah hilang. dan tangannya menjadi tak bertenaga.
Membuat Citra semakin brutal menjilati
kedua payudara putrinya secara bergantian.
"Ooohh.. Ampun maaa.. Ampuunnn....
Geli banget tetek Clara Maaa... Ooohh.. Ampuuun..." Erang Clara lemas
karena nikmat.
Mendengar ratapan dan erangan Clara, entah
kenapa membuat birahi Citra mulai meluap-luap. Terlebih karena persetubuhannya
barusan agak terganggu, semakin membuat Citra kalap, untuk menjadikan Clara
sebagai sasaran gejolak birahinya. Dengan ganas, ibu kandung Clara itu
terus-terusan menghisap dan menjilati puting payudaranya. Kedua tangannya pun
tak henti-henti meremas dan memelintir daging besar kebanggaannya. Membuat rasa
malu Clara seolah sirna, tergantikan dengan rasa nikmat yang amat sangat.
"Oooohhhh..... Maaa... Ampun Maaa....
Hentikaaaan.... Clara merasa geli bangeet...."
"Geli tapi enak khan sayang....?
Sluuurrp.. Cup cup.. Sluuurp..."
"Ooohh... Enaaak..... Tapi... Ampun
Maaaaaa..... Ampuunn.. Geli bangeertt.. Ooohh... Oohhh.... Ooohhh..
Ooohhsss.....Enaaaak Maaa....."
Sebuah perasaan aneh, tiba-tiba muncul
dari dalam tubuh Clara. Perasaan yang sama sekali tak pernah ia rasakan
sebelumnya. Antara rasa geli, gatal, enak, kesemutan, gemeteran, semua berkumpul
menjadi satu. Berkumpul menjadi sebuah rasa panas yang perlahan, mulai menyebar
ke seluruh syaraf tubuhnya. Menyebar dengan nikmat dari ujung payudara, hingga
ke liang vaginanya. Menyebar cepat membawa getaran kenikmatan yang amat sangat.
kenikmatan yang membuat dirinya seolah ingin.....
"Maaa.....Hentikan Maaa.... Aku mau
pipis... Aku mau pipiss...." Jerit Clara dengan tubuh yang
menggelijang-gelijang hebat. Matanya terpejam erat dan mulutnya menganga lebar.
"Aku mau pipiiiisss Maaa.... Aaaakuuuu.. Maauu.. Oooohhh...
Oooooohhhhhhhssss... Maaamaaaa...."
CREET CREET CREEEETCEEET CREEET....
Melihat tubuh Clara yang bergetar hebat,
Citra buru-buru menghentikan segala aktfitasnya. Dengan kedua tangannya, wanita
cantik itu segera mendekat tubuh Clara supaya tak terjatuh dari tempat
duduknya.
"Oohh.. Maa... Aku pipis Maa... Aku
pipiiiisss...." Erang Clara tak henti-hentinya mengerang keenakan.
"Geli banget Maaa... Gelii.. Oohh.. Anjriiitt.. Geli baaangeeettt....
Hhh.. Hhh.. Hhh..."
"Nikmatin aja Sayang.... Nikmatin
sepuasmu....." Ucap Citra sambil tersenyum simpul, melihat putrinya yang
sedang kelojotan karena orgasmenya barusan.
"Hhh... Hhhh... Hhhhh...."
Sejenak, Clara mencoba mengatur nafasnya. "Hhh... Ada apa dengan tubuhku Maa...? Kok
rasanya.... Hhhh... Hhhh...Hhh...."
"Minum dulu sayang.... Biarin kamu
istirahatkan badanmu dulu...." Ucap Citra sambil menyodorkan segelas air
putih, "Hehehe.. Masih terasa geli atau enak Sayang...?"
"Hhhhh.... Hhh... Masih geli Maa...
Tapi iya... Sekaligus enak juga..." Jawab Clara, "Eh iya Ma... Maafin
Clara ya Ma... Tadi Clara ngompol...."
"Hehehe.... Itu bukan ngompol
Sayang.. Namanya orgasme... Dan kamu tadi baru saja mengalami orgasme...."
"Orgasme..." Sebut Clara lirih,
seolah mencoba untuk mengingat-ingat. "Jadi orgasme tuh rasanya seperti
itu ya Maa...?"
"Iya... Itu yang selalu Mama rasakan
ketika Mama sedang ngewe dengan Papamu...."
"Kaya mau pipis gitu ya Maa..?
Hihihihi...."
"Iya Sayang... Mirip.. Cuman yang
keluar bukan air kencing... Melainkan lendir orgasmemu...."
"Ooowwhh.... Clara sering sih denger
cerita cewe orgasme.... Cuman Clara nggak berani buat nyobainnya...."
"Nah... Kalau kamu udah ngerasain
gimana rasa enaknya.... Bisa nggak kamu njelasin ke Mama... Kira-kira gimana
rasanya....?"
"Nggggg... Gimana ya....?"
"YUP.... Itu yang ada di pikiran Mama
ketika Mama sedang ngewe bersama papamu... Dan apa yang Mama rasain, nikmatnya
berpuluh-puluh kali lipat daripada yang kamu rasain barusan Sayang..."
Jelas Citra, "Karena... Mama ngerasainnya disini... " Ucap Citra
sambil meraba vagina Clara yang gemuk, "Di memek...."
"Nnnggg... Jadi... Kalo misalnya
besok Clara ngewe di... Memek.... Bakalan berasa jauh lebih enak ya
Maa...?" "... Tanya Clara ragu
"Bener sekali sayang... " Jawab
Citra sambil mengusap kening putrinya. "Cup... Anak Mama pintar sekali....
Cuman... Kamu jangan pernah sekalipun mencoba untuk ngewe sebelum kamu menikah
ya sayang...."
"Iya Ma..."
"Baguuusss...."
"Yaaahhh... Kalo kamu pengen
ngulangin nikmatnya orgasme... Kamu masih bisa masturbasi dikit-dikit
laaaah.... Hihihi...."
"Masturbasi...? Emang nggak apa-apa
Maa?"
"Laaahh... Emangnya kenapa...?"
Tanya Citra sambil mulai membetulkan posisi payudara Clara. Memasukkan gundukan
daging yang tubuh di dada putrinya ke dalam beha sekolahnya. "Nggak
apa-apa kali Sayang... Mama aja dulu sering kali loh masturbasi kalo sedang....
Ummm... Pengen..."
"Serius Maa... Mama dulu sering
masturbasi...?"
"Hehehe.... Ga Mama aja Sayang....
Papa juga kadang ngelakuin masturbasi... Hihihi..."
"Masa Maa....? Papa juga....?"
"Iya.... Habisan.... Rasanya enak
sekali... Hihihi..."
Mendengar penjelasan Citra, sejenak Clara
berpikir keras.
"Kenapa Sayang...?" Tanya Citra
heran.
"Pantesan.. " Desah Clara lirih.
"Pantesan apa sayang...?"
"Nnnggg.. Pantesan kakak suka banget
begituan Maa..."
"Begituan....?"
"Iya Ma... Kak Ciello juga suka
banget megang-megang.. Ngg.. Tititnya..."
"Haaah... ? Kok kamu bisa tau
sayang...?"
"Tadi pagi Clara ngeliat sendiri
Maa... Kakak ngocok-kocok tititnya didepan Clara...."
"Haaa.. ? Yang bener kamu
sayang...?" Tanya Citra. Tiba-tiba hatinya merasa sedikit aneh ketika
Clara menyebut nama Ciello.
Entah kenapa Citra kembali mengingat-ingat
sensasi yang ia rasakan ketika penis anak Ciello terselip diantara jepitan
vaginanya. Ketika daging berurat Ciello menggesek-gesek celah sempitnya. Ketika
semprotan sperma hangat Ciello membasahi bibir vaginanya.
"Iya Maa... Malahan... Nggg... Sperma
kakak... Nnnngggg... Sampe muncrat-muncrat segala..."
"Serius...? Emangnya tadi kamu
ngapain...? Kok kakakmu sampe muncrat-muncrat segala…?"
"Clara tadi nggak ngapa-ngapain kok…
Clara tadi cuman mandi aja…"
"Jadi tadi kakakmu mengocok tititnya
sambil melihat tubuh telanjangmu...?"
"Nngg… Sepertinya begitu Maa…"
"Astaga sayaaang... Kenapa Ciello
bisa ngocok didepan kamu ya...?" Heran Citra, "Kamu pasti ngegodain
Kakakmu ya...? Sampai-sampai dia pengen....... Ya kamu taulah..."
"Enggak kok Maa... Kakak aja yang
mungkin kegatelan… Dateng-dateng ke kamar mandi cuman pengen begitu..."
Jelas Clara, "Mana diperutnya banyak banget bekas spermanya.... Sumpah
Maaa... Kakak Ciello benar-benar jorok Maa..."
Mendengar penjelasan cerita Clara, mau tak
mau membuat darah birahi Citra yang tak tersalurkan menjadi semakin mendidih.
Terlebih jika mengingat tentang betapa kerasnya batang penis Ciello ketika
menggeseki bibir vaginanya pagi tadi.
"Hmmmm.... Begini Clara... Kamu khan
tahu... Kalo cowo seusia kakakmu memang sedang mengalami masa 'Suka-sukanya
mengeksplorasi' tubuhnya...." Jelas Citra, "Terlebih... Uhmmm... Mereka
sedang suka mempermainkan.... Tititnya.... Dan itu wajar sayang..."
"Ummmm.... Masa sih Maaa....?"
"Iya sayang..." Citra
mengangguk, "Dan lagi.... Kakakmu itu punya..... Hmmmmm... Punya libido
yang terlalu besar.... Sehingga ia harus selalu melepas segala tekanan di
otaknya.... Yah... Mungkin supaya ia tak stress menunggu keputusan
universitasnya sayang..." Jelas Citra panjang lebar.
"Pantesan... Sering banget Clara liat
kakak sedang ngocok tititnya Maaa... Nggak pagi, siang, sore... kayaknya dia
setiap saat pengennya ngocok-ngocok mulu Maa..." Ucap Clara berapi-api.
"Haa...? Tiap saat....? Kok Kamu bisa
tahu sih Sayang... Emangnya kamu ngeliat apa ngintip sih sayang....?" Goda
Citra.
"Nnnngg.... Hehehe... ngitip
Ma..."
"Waaa... Nakal juga kamu yaaa....?"
"Habisan Clara khan penasaran ma ama
suara-suara erangan dari kamar Kakak... Jadinya tadi Clara sedikit ngegodain
Kakak Maa... Lucu banget deh.... Mukanya sampe melongo-melongo
gitu...Hihihi...."
"Serius....?"
"Hiya Maa.... Clara pengen tahu
aja.... Apa yang kakak Ciello bakal lakuin kalo dia ngeliat adeknya yang cantik
dan semok ini bugil dan ngegodain didepan mata dia.."
"Dan.....?"
"Yaudah... Akhirnya Kakak ngocok
tititnya Maa... Kenceng banget Ma Kak Ciello ngocok tititnya... Sampe-sampe
kepala tititnya jadi berwarna merah gitu Maa.... Trus......."
"Udah udah udah... Stop Clara
sayang.... " Potong Citra, "Udah... Besok-besok... Kamu jangan goda
kakakmu seperti itu lagi ya..."
"Yaaaahhh.... kok gitu sih... Emang
kenapa Maa...? Khan lucu..."
"Clara.... Kamu tahu khan betapa
cantiknya dirimu...?" Tanya Citra, "Terlebih kamu saat ini punya
bentuk badan seksi dan tetek yang besar, sama seperti Mama... Dan karena
kelebihanmu itu, menurut Mama.... Tak adil buat kakakmu sayang... "
"Laaah... Nggak adil gimana
Maaa...?"
"Ya nggak adil aja buat dia
sayang.... Kamu enak... Bisa bersenang-senang dengan memamerkan keseksian
tubuhmu.... Sementara Kakakmu...? Dia tak bisa membalas apa-apa... Palingan ya
Kakakmu hanya bisa ngocok tititnya sampe muncrat... "
Mendengar penjelasan Mama Citra, Clara
hanya bisa terdiam. Merenungi 'kekejaman' yang baru ia lakukan pada kakak
kandungnya.
"Jadiii.... Kalaupun kamu menggoda
kakakmu... Paling tidak, kamu juga harus ngebantu dia sayang..."
"Ngebantu...? Maksud Mama...?"
"Mmm... Yaaa... Kamu tahulah....
Ngebantu.... Kocokin titit kakakmu..."
"Serius Maa...?"
"Iya donk.... Khan kalo kamu nggak
ngegodain kakakmu, dia nggak bakalan pengen onani seperti itu Sayang...
Kasihan... Terlebih dia juga belom pernah pacaran..."
"Idih.. Ogah bangeeeet....Ngapain
juga Adek harus ngebantu Kakak seperti itu...?"
"Shhh... Jangan egois ah... Atau
kalau tidak, kamu harus minfa maaf ke kakakmu..."
"Minta maaf....?"
"Iya....Jangan buat dia tersiksa
seperti itu lagi ya sayang..... " Nasehat Citra yang juga sepertinya
menasehati diri sendiri.
"Tapi khan.. Ma....??"
"Udah-udah... Mama mau nyuci piring
dan baju dulu... Udah siang nih... Kamu juga harus cepet beresin kamar dan
berangkat pergi kesekolah.. Nanti telat...." Jawab Citra sambil membawa
tumpukan baju kotor dari dalam kamar ketempat cuci di halaman belakang.
Mendengar nasehat ibunya. Clara hanya bisa
terdiam. Menatap tubuh ibunya dari belakang. Berharap jika seandainya Clara
bisa menggunakan pakaian sebebas ibu kandungnya. Baik di rumah atau keluar
rumah. Pasti seru sekali bisa mengenakan pakaian yang jarang sekali dapat
menyembunyikan keseksian tubuhnya. Pasti seru sekali, bisa melihat reaksi kaget
Papa, melihat putri kandungnya memamerkan kemolekan tubuhnya.
Syukur-syukur jika Papanya juga bisa
merasakan sensasi birahi yang terpancar dari diri Clara. Yang kemudian
bermasturbasi sambil membayangkan tentang kemontokan tubuhnya.
"Ah sial... Baru ngebayangin Papa
ngocok tititnya aja, bikin dada aku berdebar-bebar..." Rutuk Clara dalam
hati sembari menyelesaikan sarapan paginya.
"Oh tidak... Tenyata bukan itu aja...
" Jawab Clara dalam hati "Walau hanya membayangkan saja... Memek aku
udah membanjir basah.... "
Dalam perjalanannya ke kantor, Mike tak
mampu melepas sedikitpun pikirannya dari kejadian pagi tadi. Kejadian dimana ia
melakukan persetubuhan dengan Citra di dapur. Walaupun tak sampai tuntas,
namunhal itu benar-benar menegangkan. Terlebih ketika Clara menangkap basah
perbuatan mesum mereka.
"Mesum... ? Itu bukan mesum... Citra
itu istriku kok... Kenapa harus dikata mesum...?" Batin Mike sambil
menginjak pedal rem mobilnya pelan. Hingga berhenti di bawah pohon rindang
didekat halte bus.
"Memek Citra memang juara... "
Tambah Mike lagi sembari terus memikirkan tentang vagina istrinya, "Dan
memek Citra memang terlalu binal... Sayang sekali kalo seharipun tak ngentotin
memek sempitnya..."
"Kamu memang orang paling beruntung
sedunia Mike... " Ucap Rinto, rekan kerja Mike dikantor. "Aneh sih
sebenernya... Wanita secantik dan seseksi Citra mau menerima lamaran lelaki
mesum sepertimu... "
"Iya ya... Bener... Citra pasti kau
kasih pelet ya... ? Sampe-sampe ia mau memilih suami mata keranjang seperti
dirimu... " Sahut Dewo sambil terus menatap bingkai photo keluarga Mike
yang ada ditangannya.
"Sumpah Mike... Bini dan anakmu seksi
sekali Bro... Sumpah aku iri.. " Tambah Hendy yang tak henti-hentinya
menggelengkan kepalanya.
Memang benar, tak sedikit rekan kerja Mike
yang merasa begitu iri akan keberuntungan Mike dalam mendapatkan Citra sebagai
istrinya. Terlebih ketika mereka melihat photo liburan keluarga Mike beberapa
bulan kemarin. Dimana Ciello dan Clara sedang berada dipantai dan mengenakan
pakaian supermini. Sebuah bikini two piece yang tak mampu menyembunyikan
keseksian dan kemontokan tubuh sempurnanya.
"Anjrit... Memek Citra selalu
terbayang diotak..." Gerutu Mike.
Sejenak. Mike merasa jika tegang di
penisnya terasa begitu mengganggu. Dan Mike berpikir jika ia harus segera
melepas gumpalan birahinya yang sudah terkumpul di pangkal penisnya.
"Tak lucu khan... Jika orang kantor
melihat batang penisku menonjol dari balik celana...." Gumam Mike. Iapun
lalu melirik jam di dashboar mobilnya, "Masih ada waktu... Sepertinya aku
bisa sedikit onani...."
Tanpa berpikir apa-apa, Mike segera
membuka resleting celananya. Dan ia pun mengeluarkan penisnya yang sudah
menegang. Mike memang tak pernah suka mengenakan celana dalam dibalik celana
kerjanya. Begitupun dengan kaos dalam. Ia sama sekali tak suka mengenakan
pakaian yang berlapis. Ia lebih suka melakukan 'ketelanjangan semu' dimuka
umum.
Sambil mulai mengurut batang penisnya,
kembali Mike mengingat-ingat tentang hal-hal gila yang sudah mereka lakukan
selama ini. "Punya istri nakal.... Tapi kurang dinakali...." Gumam
Mike sembari mengusap-usap kepala penisnya.
Memang, semenjak menikah dengan Citra, tak
terhitung lagi jumlah kemesuman yang ia lakukan bersama. Bangun ditengah malam,
hanya sekedar untuk menggenjot vagina Citra kuat-kuat hingga pagi. Atau bangun
dipagi hari hanya untuk menumpahkan sperma dimulut, payudara atau di perut
rampingnya.
Dan Mike tahu, jika Citra juga memiliki
kegemaran yang serupa dalam bercinta. Karena ia tak pernah sekalipun menolaj
permintaan Mike. Citra selalu meladenin semua permintaan anehnya dengan tanpa
protes sedikitpun. Kapanpun. Dimanapun.
"Sepongannya maut...." Ucap Mike
sembari mulai mengurut batang penisnya, "Ahhh.... Citra Agustina... Ia
memang istri idaman setiap laki-laki didunia..."
Bahkan terkadang, jika Citra sedang
terlalu lelah atau sedang menstruasi, Mike sengaja meminta Citra untuk
menungging dan menyelipkan batang penisnya diantara bongkahan pantatnya. Lalu
Mike mengggesek-gesekkan batang penisnya itu hingga ia orgasme.
"Seks anal... Oooohhh...
Ciiittrraaa... Kapan ya kamu bakal mengabulkan permintaanku yang satu itu....?
Itu adalah satu-satunya hal yang belum penah kuminta padanya...." Gerutu
Mike.
"Pantat bulat dengan lubang kecil
ditengahnya... Ooohh.... Benar-benar menggoda untuk dapat aku sodok-sodok
dengan batang besarku..." Renung Mike yang hingga detik ini ia tak pernah
memiliki keberanian untuk mencoba hal tersebut.
Jadi, seks anal dengan Citra hanya sebatas
imajinasi semata, sebagai pelengkap ketika dirinya bermasturbasi.
TOK TOK TOK
Ketuk seseorang luar kaca jendela mobil
Mike.
Hampir saja ayah Clara itu loncat dari
tempat duduknya karena kaget. Buru-buru, ia menengok kesamping dengan rasa
malu, mencari tahu siapa gerangan orang yang berani mengganggu kesenangan
paginya.
" Anjrit... Ada orang... " Ucap Mike panik,
"Tapi Ehhhmm... Kaca mobilku khan pakai kaca film... Jadi nggak mungkinlah
apa yang aku lakuin ini dapat terlihat dari luar... " Tambah Mike sambil
mencoba menenangkan diri, sembari mengatur detak jantunganya.
Dengan tatapan yang masih waspada, Mike
melirik kearah orang tersebut berada. "Sial... Ga keliatan... Cuman
keliatan tonjolan teteknya.... " Ucap Mike yang kemudian menutup batang
penisnya yang masih tegang dengan kemejanya, lalu menekan tombol jendela guna
menurunkan kaca mobilnya.
"Hai Ayah Clara.. " Jawab sosok
yang berdiri disamping mobil Mike sambil membungkukkan badan. Ceria sekali
suara itu. Benar-benar penuh semangat.
"Ee.. Ehhh... Karnia... " Jawab
Mike.
Karnia Prameswari, adalah keponakannya. Ia
merupakan anak dari Kakak Citra yang tinggal tak jauh dari rumah Mike tinggal.
Karnia juga teman seangkatan Clara dari TK. Sepupu, teman main, teman
nongkrong, teman curhat, sampai teman dalam hal apapun. Bahkan jika boleh
dikata Karnia adalah partner in crime Clara dalam setiap kejahilannya.
"Yup... Karnia adalah teman nakal Clara...."
Ulang Mike dalam hati sembari mengingat sebuah kejahilan Karnia dan Clara
beberapa waktu lalu, "Teman yang sangat nakal...."
***
"Siang Om... " Sapa Karnia
ketika suatu Sabtu ia main kerumah Mike, "Claranya ada Om ...?"
Tambahnya lagi.
"Eh... Karnia....
Masuk-masuk...." Jawab Mike cuek sembari terus menonton tivi, "
Claranya... Ada
kok... Langsung aja keatas..." Tambahnya lagi tanpa melihat kearah Karnia.
"Hmmm.... Claranya dikamar Om ....?" Tanya Karnia yang tahu jika ia dicuekin
sambil melangkahkan kakinya kedepan Mike duduk. Dengan santai Karnia lalu
berdiri diantara tivi dan Mike, sebelum akhirnya ia mengamit tangan Mike dan
mencium tangan pamannya itu.
Merasa agak terganggu, mau tak mau Mike
pun menatap sepupu Clara itu. "Iya sayang.... Kamu langsung naik...."
Mendadak, kalimat Mike terpotong. Sepertinya ia terkejut melihat penampilan
Karnia hari itu. Dengan hanya mengenakan dress tipis berwarna pink dengan
bukaan payudara yang cukup rendah, Karnia terlihat begitu menggoda. Belum lagi
dengan bawahan rok lipit super pendek yang memperlihatkan kejenjangan paha dan
betisnya yang mulus. Benar-benar menggugah birahi Mike. Membuat batang penisnya
mulai bereaksi, untuk segera membesar perlahan.
Karnia |
"Eh nggak... Anuu... Clara.... Dia...
Uuhmmm... Palingan Clara ada dikamarnya.... " Jawab Mike dengan tanpa
mengedipkan matanya sedikitpun. Menatap dress tipis Karnia yang seolah tak
mampu menyembunyikan tonjolan kecil yang tumbuh di gundukan payudaranya. Selain
itu, rok lipit mininya yang hanya beberapa centi dibawah selangkangan, juga
terlihat begitu menggoda. Tak mampu menutup sempurna celana dalam putih
bergaris yang ia kenakan.
"Eh iya... Tante Citra kemana Om ...?" Tanya Karnia basa-basi,
"Nggg... Tante sedang kerumah
temannya...."
"Ini tadi Mama Nia bawain makanan
buat Om Mike..." Kata Karnia yang
kemudian membungkuk di depan tivi dan mengambil sesuatu dari tas punggungnya.
Karena roknya terlalu pendek, otomatis Mike dapat melihat paha, pantat, dan
celana dalam Karnia dengan jelas.
"Makanan apa Sayang....?" Tanya
Mike yang mau tak mau ikut menatap kemolekan kaki Karnia.
"Ini Om... Mpek-mpek...." Jawab
Karnia yang kemudian meletakkan bungkusan box plastik di meja yang ada di depan
tivi. Lagi-lagi, Karnia membungkukkan badannya, sengaja membuat Mike melihat
belahan payudaranya yang mungil dari bukaan dress rendahnya. "Lumayan
Omm.... Buat nemenin Om yang kesepian karena
ditinggal istrinya... Hihihi..." Jawabnya sambil tersenyum puas karena
berhasil membuat Mike terpana akan kemolekan tubuhnya.
"Uhhmmm... Yaa... Gitu deh...."
"Hmmm....Oke deh Ooom... Nia naik ke
kamar Clara dulu yaa... " Jawab Karnia sambil berjalan pelan ke arah
tangga.
Walau Mike sering mendapati Karnia
mengenakan pakaian berukuran mini ketika main kerumahnya, namun kali itu ia
merasa jika Karnia sepertinya berbeda.
"Karnia.... Hari ini kamu terlihat
lebih montok dan seksi..." Gumam Mike dalam hati sembari membetulkan
posisi penisnya yang mulai semakin keras.
"Hihihi... Kenapa Om...? Kok
sepertinya tegang gitu...?" Celetuk Karnia yang ternyata mengetahui
gelagat kikuk Mike dari atas tangga.
"Eh enggak... Nggak ada apa-apa
kok... " Jawab Mike yang mengutuk dirinya karena tak menyadari posisi
Karnia yang masih memperhatikan dirinya.
"Ooowww... Oke.... Nia ke kamar Clara
dulu ya Om. .. Ucap Karnia basa-basi sembari
terus tersenyum kearah Mike. "Eh iya Om. ..
Kalo Om butuh apa-apa buat... Ummm... Meredakan ketegangan di badan... Pangil
Nia aja yaaaa Om. .. Kali aja Nia bisa bantu Om selagi Tante Citra nggak ada dirumah...
Hihihihi..." Celetuk Karnia sambil memamerkan deretan gigi putih dan
jilatan bibir genitnya. Tak lama, gadis manis itupun segera berlari menaiki
anak tangga dengan cepat, dan menghilang ke balik tembok.
"Haaaah....? Meredakan
ketegangan....? Apa pula itu maksudnya...?" Heran Mike sembari menggaruk
kepalanya yang tak gatal.
Sambil terus memperhatikan tayangan di
tivi, Mike berusaha mengartikan kalimat Karnia barusan, hingga akhirnya, Mike
merasa jika kalimat Karnia tersebut adalah sebuah kode.
"Anjritttt... Nggak mungkin.... Anak
sekecil itu sudah tahu tentang...... Ah nggak mungkin..." Batin Mike
berusaha positif dalam mengartikan kalimat Karnia barusan.
"Tapi... Anak jaman sekarang khan
sudah jauh lebih pintar... Jauh lebih ngerti tentang segala hal mengenai
hubungan.... "
"Ahh..... Nggak mungkin... Karnia
anak baik-baik kok..."
"Eehh tapi... Kalo itu bukan kode...
Kenapa Karnia tadi berpakaian seperti itu ya...? Sampai menanyakan Citra
segala...?"
"Ah... itu khan hal yang
biasa...."
"Tapi... Kalau itu memang kode...
Anjriiittt.... Sumpah... Nakal banget kamu Nia...?"
***
Entah berapa kali Karnia selalu menggoda
Mike dengan kenakalan-kenakalan seperti itu. Karena kejadian itu bukanlah
satu-satunya kejadian dimana keponakan Mike itu memamerkan keseksian tubuhnya.
Ketika mereka liburan kepantai, ketika Karnia numpang mandi, bahkan ketika
sepupu anaknya itu menghabiskan liburan kenaikan kelas. Ia selalu bertinggak
genit seperti itu.
"Belom berangkat kerja Om ...?" Tanya Karnia membuyarkan lamunan Mike.
"Eh... Iya nih.... Kamu juga mau
berangkat ke sekolah ya....?" Balas Mike yang sejenak lupa akan batang
penisnya yang masih menjulang tinggi dan keluar dari resleting celananya.
"Iya Om... Lagi santai aja sambil
jalan-jalan pagi..." Jawabnya sambil tersenyum, "Om
udah lama disini....? Pasti nungguin Nia lewat ya...?" Tambahnya lagi
sambil memilin-milin rambut cokelat panjangnya.
"Nungguin Nia... ? Hahaha... "
Mike tertawa mendengar celetukan Karnia, "Enggak lah.... Om
cuman ingin... Mmm....Menjernihkan pikiran sebentar...."
"Owwhh... Clara Mana Om ....?" Tanya Karnia sembari menjulurkan kepalanya
masuk kedalam kabin mobil dan mencari sepupunya, "Dia nggak bareng Om. ..? ASTAG....."
Seketika, mata Karnia melotot. Alih-alih
melihat Clara ada didalam mobil, gadis kelas 1 SMA itu malah mendapati kepala
penis Mike yang menjulang tinggi tak tertutup kemeja kerjanya.
Dalam hitungan detik, Karnia merasa jika
wajah, leher dan tubuhnya memanas. Malu sekaligus penasaran dengan apa yang
terpampang jelas di depan kedua matanya.
Memang semenjak kecil, Karnia memiliki
rasa ketertarikan dengan ayah Clara ini, dan oleh karenanya ia pun sering
berfantasi jorok dengannya.
"ASTAGA.... Oomm..." Celetuk
Karnia sembari menutup mulutnya.
"Eh....? Kenapa...?" Jawab Mike
bingung.
"I... Itunya... Kontol Om...
Keliatan... " Jawab Karnia sembari malu-malu menunjuk kearah penis yang
tumbuh di selangkangan Mike.
"Eh... Ya ampuuun... Maaf
Nia..."
"Nggg... Astaga Om..."
"Sumpah...Maaf... Om
nggak sengaja.... Om cuman..."
"Nnnngg.... Nggak apa-apa kok Om. .. Cuman.. Om sedang
ngapain sih....? Astaga... Nia bener-bener nggak percaya udah ngelihat.....
Ohhh... Asstaga Ommm...."
Melihat kejantanan pria yang ia kagumi, terpampang
didepan mata, membuat Karnia mendadak lemas. pikirannya seketika melayang jauh.
"Kontol Om
Mike... " Batin Karnia sambil membayangkan kebenaran cerita-cerita yang
sering ia dengar dari mulut Clara. "Memang besar sekali.... Benar benar
besar sekali....." Tambah Karnia kagum.
Walau hanya melihat dalam sekelebatan
mata, Karnia dapat merekam setiap jengkal penis yang ia kagumi itu.
"Kepala kontolnya berwarna cokelat, dengan mulut penis yang mengkilat
penuh dengan lendir.... Batangnya penuh dengan urat kecil-kecil yang menonjol
disekujur batangnya.... Dan rambut jembutnya yang lebat... Uuuuhhh...
Benar-benar kontol yang jantan..." Batin Karnia sembari terus
mengulang-ulang rekaman penis Mike di otaknya.
"Tapi... Apa itu yang ada di leher
kontol Om Mike ya...? Seperti lendir busa
berwarna keputih-putihan...?"
"Karnia...? Kamu kenapa sayang...?
Nia...?" Tanya Mike sembari melambai-lambaikan tangan kewajah gadis remaja
itu,"Karnia...?"
Melihat kecemasan diwajah pria yang ia
kagumi, ditambah melihat penis yang selalu ia mimpikan, mendadak Karnia
merasakan sebuah rasa aneh didada. Ia merasa jika rasa yang sudah tak pernah ia
rasakan tiba-tiba datang kembali. Dan membuat kedua kakinya mendadak lemas.
"Kamu nggak apa-apa Sayang...?"
"Nggg... Iya Om.. Nia nggak
kenapa-napa kok...." Bohong Karnia sembari berpegangan pada pintu mobil
Mike.
"Kok kamu keliatan lemas gitu
sih....? Yuk Om anter kamu sampai sekolah...."
"Nggg... Dianter Om
Mike....?" Sejenak gadis cantik itu ragu. Untuk memutuskan jalan kaki sepanjang
sisa perjalannya kesekolah. Atau ikut bersama ayah Clara yang sepertinya, agak
sedikit mesum itu.
Mike tahu, dari gelagat Karnia, gadis muda
ini memikiki rasa ketertarikan dengannya. Dan sepertinya Karnia juga sudah
cukup dewasa untuk bisa diajak sedikit bersenang senang dengannya.
"Ngg... Beneran nggak ngerepotin nih Om ...?" Tanya Karnia yang berusaha tak melirik
kepala penis Mike yang masih tak tertutup kemeja kerjanya itu.
"Iya... Ayo... Sini masuk...."
Kata Mike sembari membukakan pintu mobilnya.
Dengan malu-malu, Karnia pun masuk dan
duduk disamping Mike. Dengan canggung, karnia meletakkan tas punggungnya di
lantai mobil.
"Nggg.... Maaf Om... Karnia nggak
tahu kalo Om tadi sedang... Nggg...."
Ucap Karnia lirih.
"Mmm..... Nia... Om bisa cerita sedikit
rahasia Om nggak...?"
"Rahasia...?" Dada Karnia
mendadak berdetak begitu kencang, sampai-sampai getaran jantungnya terlihat di
baju seragam tipisnya, "Nggg.... Sepertinya bisa Om ..."
"Kamu tadi tahu nggak...? Om sedang ngelakuin apa...?"
"Ngg... Apa ya Om. ..
" Tanya Karnia yang mau tak mau melirik kembali kearah penis Mike yang
masih keras itu.
"Jangan kaget ya...."
Karnia tak menjawab, ia hanya mengangguk
pelan sembari terus melirik kearah penis Mike
"Tadi....Om ...
Sedang onani..." Jawab Mike.
"Apa Om... Onani...?"
"Iya sayang.... Om
kadang suka onani disini..."
Mata Karnia melotot. Mulutnya menganga.Dan
mukanya kembali memerah.
"Maaf ya Nia.... Kalo mungkin
perkataan Om tadi membuat kamu jadi nggak
enak..."
"Ngg iya Om. .
Nggak apa-apa kok... " Jawab Karnia sambil menarik nafas panjang, berusaha
menenangkan diri, "Ngg.... Emang bisa Om. ..?
Maksud Karnia... Disini khan ramai...?
Lagi lagi, Karnia melirik kearah penis
Mike, "Astaga itu kontoooollll... Besar sekali.... Ayo deee... Julurkan
tanganmu... Sentuh kontol Om Mike..."
Jerit batin Karnia.
"Hahaha.... Bisa dong....Nah buktinya
tadi khan Om sedang onani...." Jawab Mike
sambil tersenyum.
" Kok Om nekat banget sih...?
Ngocok-kocok.... Ummm.... Ditempat umum gini....? Kalo keliatan orang gimana Om ...?"
"Kalo keliatan... Ya diajak aja
sekalian.... Hahahaha...." Canda Mike.
"Ihh.. Si Om mah malah becandaan
mulu.... Trus apa enaknya Om. ..? Bukannya Om
dan tante Citra sering... Ummm... Begituan...?" Tanya Karnia, "Emang
masih kurang ya Om ...?"
"Hahaha... Polos sekali kamu Nia..
Enggak bukan kurang... Tante Citra sih sudah benar-benar mampu memuaskan Om. .. Cuman... Yah gitu... Kadang Om aja yang nggak bisa
menahan nafsu Om ..."
"Emang...Semalam nggak dikasih ya Om ..?" Selidik Karnia.
"Hahaha.. Dikasih kok... Dua kali
malah... Cuman tadi sebelum Om berangkat... Ada sedikit gangguan dari
Clara... Yang akhirnya membuat Om jadi... Yah
nanggung begini..."
"Ummm.. Gitu ya Om. ..
Iya sih... Nia juga ngerti rasanya kalo sedang nanggung... " Jawabnya
sambil manggut-manggut, "Cuman Om... Emmmm... Bukannya... Kalo sedang
nanggung gitu... Rasanya khan nggak enak banget Om ...
?"
"Nahh... Tuh kamu tahu.... Maka dari
itu... Kalo Om merasa agak-agak... Eemm... Kurang puas... Om
sering kesini.... Ngelihat cewe-cewe kampus dan kantoran yang berpakaian seksi
buat bahan... Hmmm... Kamu tahulah..."
"Nggg.... Begitu toohh... "
"Eh... Tapi sorry ya Nia... Kalo Om
malah jadi curhat ama kamu..."
"Ah nggak apa- apa kali Om. .. Nia juga udah sering kok jadi tempat curhat temen
temen Nia..."
"Bagus... Jadi Om nggak perlu
khawatir khan ya...? Kalau-kalau kamu bakal bocorin rahasia Om
ini.. ?"
"Iya Om... Tenang aja....Rahasia Om
pasti aman kok di mulut Karnia...." Jawab Karnia sambil memperagakan
mengunci mulutnya rapat-rapat,"Jadi Om... Uummmm... Karnia perlu tinggalin
Om nggak...? Biar Om bisa nerusin... Nggg..
" Tambah Karnia sambil memperagakan tangannya naik turun, seperti sedang
beronani.
"Ohh... Nggak perlu Sayang... Nggak
apa-apa kok kalo Nia masih mau disini..." Sergah Mike.
"Beneran nih Om ..?"
"Iya... Malah... Sekarang Om
berpikir... Gimana kalo seumpama... Kamu bisa bantu Om
buat..."
"Buat apa ya Omm...?" Tanya
Karnia sambil tersenyum genit.
"Yaaah... Kali aja... Karnia mau...
Ngg.... Ini...Usap-usap titit Om
dikit...?"
"Usap-usap...?"
"Iya Sayang.... Yah... Biar Om cepet
selesai...."
Karnia mengangguk. Ia tak mengira jika apa
yang sering ia bayangkan selama ini terjadi pagi itu.
"Beneran kamu mau Sayang...?"
Tanya Mike seolah tak percaya.
"Iya Om.... Apa sih yang nggak buat Om Mike...?" Jawab Karnia sambil terus menatap penis
besar Mike.
"WOW... Siplah kalo begitu..."
Ucap Mike yang kemudian buru-buru melonggarkan ikat pinggangnya dan menurunkan
celana kerjanya hingga lutut paha. Membuat penisnya semakin bebas mencuat tanpa
terhalang apapun. "Eh tapi.... Mmmm... Apa kamu .. Pernah melihat atau
menyentuh titit sebelumnya...?" Tanya Mike.
"Ummm... Kalo nyentuh titit sih....
Nia udah jarang Om. .. "
"Loh...? Terus...? Kamu belum pernah
nyentuh titit sebelumnya...?"
"Mmmm... Iya Om... Terakhir Nia
pegang titit tuh kira-kira 3-4 tahun lalu Om ..."
"Oooww... Jadi kalo gitu kamu belum
pernah ngocokin titit ya Sayang...?"
"Hmmm... Kalo ngocokin titit sih
belum pernah Om. .. Nia lebih sering ngocokin
kontol..."
"Haah...?" Heran Mike.
"Hihihi....Iya Om... Kalo ngocokin
kontol... Nia mah sering banget Om. ... Tapi
titit Nia belum pernah... Masa Nia mau ngocokin barang punya anak kecil Om. ..? Hihihi...."
"Astaga....Hahahaha... Kamu pinter
sekali sayang... Iya.. Titit memang buat anak kecil"
"Hihihi... Bener khan Om ... ?" Kata Karnia yang kemudian tanpa bertanya,
segera menjulurkan tangannya dan meraih batang penis Mike. "Kalo ini mah
namanya kontol Om. .. Kontol yang... Nggg...
Besar sekali Om ..."
"WOW... Tangan kecilmu terlihat seksi
sekali Nia... Om suka sekali caramu
memperlakukan titit... Ehmmm... Kontol Om... Sini Sayang... Lebih mendekat
lagi...."
Karnia menatap penis Mike dengan tatapan
sayu, tatapan dimana rasa kagum menyelimuti hatinya. "Makasih Om..."
Jawabnya lirih. Sambil malu-malu, Karnia celingukan mencari tahu kondisi
disekitar mobil, sebelum kemudian ia menggeser duduknya hingga menghadap kearah
Mike.
"Santai aja Sayang.... Mobil Om aman
kok... Kacanya gelap... Jadi apa yang kita lakuin nggak mungkin bisa kelihatan
dari luar...." Erang Mike seiring gerakan jemari mungil Karnia ketika
menggenggam gemas batang besarnya. Dan perlahan, Karnia pun mulai menggerakkan
tangannya naik turun dengan lembut sembari sesekali meremas lembut buah zakar
Mike.
"Cara kocokanku benar nggak Om ...?"
"Ohhh... Nia....Kamu pintar sekali
Sayang..." Ucap Mike dengan nada berat. Tubuhnya merinding dan sesekali
menggelijang nikmat.
"Enak Om...?"
"Ooohh.... Iya... Enak banget
sayang... Shhhh.... " Ucap Mike yang merasa jika gelombang orgasmenya
semakin mendekat. Tapi ia tak mau untuk cepat-cepat keluar. Ia harus bisa
membuat Karnia lebih terbiasa dan lebih dekat kepadanya. Tentu, supaya ia bisa
menikmati tubuh ranum keponakannya itu lebih jauh lagi.
"Om
sama sekali nggak nyangka loh.... Kalo kamu tuh ternyata pinter sekali ngocok
titit..." Puji Mike sembari mengusap rambut coklat Karnia.
"Kontol Om... Bukan titit... "
Koreksi Karnia.
"Eh iya.. Kontol... " Ujar Mike,
"Kamu pasti sering banget ya mbantuin cowo-cowomu buat ngocokin kontol
mereka seperti ini...?"
"Mmmm... Ga sering sih... Palingan
yah... Seminggu 5-6 kali... "
"Waaaah... Busyeeettt.... Itumah
hampir sehari sekali Nia....".
"Ehh iya ya Om ...
? Hihihi....Habisan cowo Nia pada iseng-iseng sih..."
"Pada iseng-iseng...? Emang cowokmu
ada berapa...?"
"Hihihi... Berapa ya? Ada empat kali Om ..."
"Sssh....Haaah... Empat....?"
Gelijang Mike, "Banyak juga yak...?"
"Ah.... Biasa aja deh Om. ... Hihihi....CUP CUP..." Jawab Karnia genit
sembari memajukan tubuhnya kearah selangkangan Mike dan mengecup kepala penis
Mike sambil menyeruput cairan precum yang keluar dari ujung mulut penisnya.
"Uuuuhhh.... Niaaa....
Ssshh...." Erang Mike keenakan, " Eh iya.... Sebelum ini.... Kamu
udah pernah masturbasi belum Sayang...?" Tambahnya lagi sambil mulai
merabai paha kanan Karnia.
"Hmmm.... Udah Om..." Jawab
Karnia sembari terus mengocok penis besar Mike, " Kalo orgasme mah Nia
udah sering.... Hihihi..... " Jelas Karnia yang kemudian
menggesek-gesekkan kepala penis Mike pada bulu-bulu lidahnya yang kasar.
"Ssshh....Ooohh....Bagus....
Ohhhmmm.... Kalo orgasme...?" Perlahan, jemari Mike semakin naik keatas,
kearah paha dalam sepupu Clara itu. Mengusap paha mulusnya hingga menyentuh
gundukan vagina Karnia yang masih terbungkus oleh celana dalamnya.
"Nggg... Masturbasi....?" Jawab
Karnia kaget. Ia tak menyangka jika ayah Clara itu begitu nakal sekaligus
membuatnya penasaran. " Itu juga udah Om ..."
Tambah Karnia yang kemudian membuka lebar kedua pahanya, mempersilakan tangan
jahil Mike semakin masuk kedalam roknya.
"Kalooo....." Mike sengaja tak
meneruskan kalimatnya, ia hanya menunjukkan simbol jempol terjepit di sela-sela
telunjuk dan dari tengah.
"Hmmm.... Ngentot maksud Om ....?"
"Woow.... Vulgar sekali kata-katamu
Sayang.... Hahaha...." Tawa Mike, "Iya ngentot...."
"Hihihi... Kalo ngentot sihhh...
Belom Om.... " Jawab Karnia yang kemudian memelintir buah zakar Mike,
membuat ayah Clara itu meringis-meringis ngilu...
"Uuuuhhh....Ssshh..... Jadi kamu
masih perawan dong....?"
"Nggak juga sih Om. ...
Khan memek Nia udah diperawani ama jari-jari ini... Hihihi.... "
"Hahaha... Kamu tuh.... Nakal banget
ya....?" Puji Mike sembari mulai meraba-rabai vagina Karnia dari luar
celana dalamnya, "Kalo belom pernah begituan.... Trus cowo-cowomu
gimana....? Apa mereka nggak pengen minta "
"Pengen semua sih... " Jawab
Karnia yang tiba-tiba menampakkan wajah muram, "Cuman khan... Nia nggak
mau ngasih memek Nia buat cowo-cowo kaya mereka Om. ..
"
"Loh... Emangnya mereka kenapa....?
Khan kalian bisa sama-sama enak....?"
"Mmm... Sama-sama enak..? Hmmm....Nggak
juga sih Om ...." Jawab Karnia sembari
menghentikan kocokan tangannya, "Udah ah Om. ..
Gausah ngebahas cowo-cowo Nia Om... Nia jadi malu..."
"Hehehe... Oke oke deeeeh.... Om nggak bakal nanyain lagi tentang mereka... "
Jawab Mike buru-buru meralat kalimatnya, "Tapi hebat juga ya kamu
Sayang... Bisa nahan diri buat nggak ngentot... Hehehe...."
"Sebenernya sih Nia....Nggg.. Pengen
Om... Cumaaan... Mungkin pake jari aja dulu kali ya... Hihihi...."
"Wooww.... Nahan diri dulu
ya....Hebat juga kamu Nia... " Puji Mike lagi, "Eh iya...kalo kamu
sering ngocok kontol... Berarti Uhhmmm... Ssshh.... Kamu tahu dong kalo kontol
cowo ketika keluar itu seperti apa...?" Tanya Mike yang tiba-tiba gelisah.
Karnia mengangguk. "Muncratin pejuh Om. . Bener khan...?"
"Iyak... Bener banget... " Jawab
Mike sambil mencari-cari tissu di dashboard mobil, "Uhh... Uhh... Dimana
ya...?"
"Cari apaan Om ..?"
"Ooohh... Om
cari tissu sayang... Sepertinya sebentar lagi Om
bakal keluar... Ohhh.... Enak banget kocokan jemarimu Nia..."
"Mmm... Om mau keluar ya Om ..?"
"Shhh... Iya Sayang... Cuman kayanya
tissu Om abis... Dan Om bingung mau muntahin
pejuh Om dimana ya....? Mana Om
ga bawa baju ganti..." Gerutu Mike yang masih kebingungan mencari
pengganti tissunya.
"Mmmm.... Om
mau nggak...? Buang pejuh Om di mulut Nia...?
Biar pejuh Om ga muncrat kemana-mana...?"
"Ahhh yang bener Sayang....?
Karnia mengangguk sembari terus menjilati
dan menggesekkan batang penis Mike ke bulu lidahnya yang kasar. Membuat ayah
Clara itu semakin menggelijang keenakan.
"Emang.... Emang nggak apa-apa
Nia...?"
"Iya Om... Itu kalo... Uhhhmmm...
Kalo Om mau sih..."
"Waahhh.... Mau banget sayang... Om mau banget..." Girang Mike.
Tanpa mengucap kalimat apapun, Karnia
segera membungkukkan tubuhnya kearah selangkangan Mike lebih jauh lagi. Dan
tanpa diperintah, gadis remaja itupun membuka mulutnya lalu mencaplok kepala
penis dan batang penis ayah sepupunya itu dalam-dalam.
"HAP.... Nyam nyam...
Sluuurrpp...."
"Oohhh... Deepthroaaaaat.... Om suka sekali Sayaaang.... Ooohhh...."
" Sluuurrrppp... Gaag Gaag....Nyam
nyam... Sluuurrpp....."
"Oooohhh.... Suumpaaah...Hangat
sekali mulutmu Sayang... " Ucap Mike sembari memegang belakang kepala
Karnia dan menekannya lebih jauh kearah selangkangannya.
"Ooohh...Heelan-helan Om. .. " Protes Karnia.
Namun, karena Mike sepertinya sudah tak
mampu menunda lagi kedatangan gelombang orgasmenya, ia semakin membenamkan
kepala Karnia lebih dalam lagi.
"Helan Ooommm.... GAAG... Gaag gaag
gaag..." Celoteh mulut Karnia.
Merasakan kenikmatan oral seks dengan
gadis muda, membuat orgasme Mike segera datang. Dengan sambil memejamkan mata,
ayah Clara itupun mulai mengerang-erang keenakan.
"Ohh Nia... Om
mau keluar ya Sayang... Buka mulutmu lebar-lebar nak.... Buka yang
lebaaar...."
"Aaaaahhhhh.... " Karnia segera
membuka mulutnya lebar lebar dan melonggarkan otot tenggorokannya. Sebisa
mungkin, gadis muda ini berusaha untuk dapat membungkus batang penis Mike
ketika ia orgasme.
Namun ketika Mike akan mengeluarkan
gelombang orgasmenya, tiba-tiba handphone Karnia berbunyi nyaring. Melantunkan
music instrumental yang membuyarkan konsentrasi Mike. Buru-buru, Karnia
mengeluarkan handphone itu dari saku bajunya dengan susah payah.
"Sllluuurrrpp... Hclara nih Om. ... " Ucap Karnia sambil memperlihatkan siapa
penelpon itu.
"Aaahh... Claaraaaa.... Nggak
dirumah... Nggak dijalan.... Ngeganggu Papanya seneng-seneng aja...."
Gerutu Mike begitu melihat photo putrinya di handphone Karnia.
"Udah-udah.... Nggak usah diangkat Nia... Biarin aja...." Jawab Mike
yang kemudian meminta keponakannya itu meneruskan seks oralnya.
"Tapi.. Kalo nggak diangkat... Clara
pasti bakalan telpon terus Om ...." Jawab
Karnia sembari terus mengurut penis Mike dengan satu tangan.
"Hmmm.. Iya juga sih..." Jawab
Mike mengiyakan kebiasaan putrinya ,"Yaudah deh... Terserah kamu..."
Tiba-tiba, Karnia meneruskan mengoral
penis Mike kuat-kuat, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Sebelum kemudian,
keponakan Mike itu menekan tombol 'answer', menjawab telephone putri Mike.
"Uuuhh... Sayaaaanggg.... Niaaa...
Enak bangeet...."
"Halloo...? Nia....?
Hallooo....?" Suara cempreng Clara langsung terdengar nyaring memecah
suasana mesum dalam mobil Mike, "Nia... Itu suara siapa....? Hallooo
Nia....? Kamu dimana....? Hallo...?"
Alih-alih menjawab pertanyaan sepupunya,
Karnia malah mengoral penis Mike lebih hebat lagi. Membuat ayah Clara itu
semakin kelojotan.
"Sluuuppp... Cup... Cupp...
Sluuurrpp.... Muaah...." Jawab Karnia dengan suara basah lidahnya menyapu
kepala penis Mike sembari menepuk-tepukkan batang besar itu pada mulutnya.
"PUK PUK PUK...."
"Ssshhhttt... Nia... Ada Clara loh...
Nanti kedengeran...." Bisik Mike sembari mencoba menahan perlakuan nakal
keponakannya.
"Hihihi... Biarin aja Om. ... Udah gedhe ini.... " Jawab Karnia, tak
mempedulikan protes Mike.
"Hallooo... Nia.... Jawab
dong...." Panggil Clara lagi
"PUK PUK PUK.... Sluuuppp... Cup...
Sluuurrpp.... Muaah...."
"Iiiihhh.... Nia.... Kamu sedang apa
sihh...? Kok suaranya basah-basah gitu....? Hallooo....? Niaaa....?"
Mendengar celotehan putrinya selagi
mendapatkan oral seks dari keponakannya, membuat gelombang orgasme Mike
tiba-tiba tak tertahankan lagi. Buru-buru ayah Clara itu kembali merogoh
kedalam selangkangan Karnia dan merabai vaginanya.
"Oooh... Om. ..
" Desah Karnia sembari terus menjilati penis Mike.
"Kamu udah becek ya Sayang...?"
"Hallloooo....? Becek becek apaan
sih....? Karnia... Kalian sedang apa....?" Celoteh Clara tak
habis-habisnya.
"Sayang... Om
boleh minta celana dalam kamu nggak...?" Bisik Mike sambil menarik-narik
celana dalam Karnia.
"Buat apa Om ...?"
"Om
pengen nyium aroma memek yang nempel dicelana dalammu Sayang... Boleh
ya....?"
"Karnia... Jawab telponku dooonk....
Karnia...?"
Tanpa berkata apa-apa lagi, Karnia segera
menaikkan kakinya, melepas celana dalam nyayang sudah basah karena lendir
vaginanya. Lalu ia pun menyerahkan pada ayah Clara.
"Makasih sayang..." Jawab Mike
yang buru-buru mendekatkan celana dalam Karnia kehidungnya. Lalu ia memegang
kepala belakang Karnia dan kembali menekan dalam-dalam kearah selangkangannya.
" GAAG... GAAAG.... GAAG...
GAAAG...." Suara kocokan tenggorokan Karnia pada penis Mike.
"Hallooo....? Niaaa...? Kamu nggak
sedang bersetub....? Astaagaa......." Gerutu Clara yang tiba-tiba diam.
" GAAG... GAAAG.... GAAG...
GAAAG...."
".... Ooohh... Nia.... Ooohh..... Om keluar Nia Sayang... OM
KELUAARRR.... Ooohh.... Ooohh.... Ooohh.... Om
KEEELUAAARRRR....... Om keluar Nia
Saaayaaaangggg...... " Erang Mike sembari menekan kepala Karnia
dalam-dalam kearah selangkangannya.
CROT CROT CROOCOOT CROOT..
Gumpalan sperma panas langsung menyerbu
rongga mulut Karnia. Memenuhi setiap sudut mulut mungilnya hingga penuh.
"Ooohh... Karniaaakuuu Sayaang...
" Lenguh Mike sambil terus menyemburkan sperma panas dari lubang penisnya.
"Telan semua pejuh Om sayang... Telan
semuanyaaa..." Racau Mike sembari terus mengejan-ngejan sambil menekan
kepala sepupu putrinya itu dalam-dalam kearah selangkangannya. Tanpa
mempedulikan jika di handphone Karnia masih belum mati. Handphone itu masih
tersambung dengan handphone putrinya.
"Halloo...? Nia....?" Tanya
Clara yang masih menunggu respon sepupunya, "Karnia... Jawab dooong... Aku
kaya orang gila nih teriak-geriak ama handphone.... Kalian sedang apa....?
Sedang mesum ya...? Hallooo...?"
"Bentar ya sayang... Karnia masih
sibuk... " Jawab Mike tiba-tiba membuka suara dengan nada sebal.
"Hallooo...? Ini siapa....? Karnianya
mana....?"
"Karnia ada dideket sini kok...
Bentaran ya... "
"Ini siapa sih....? Kok suaranya
Clara kenal...?"
"Siapa coba....?"
"Papa yah....? Papa sedang ngapain
ama Karnia...?"
"Hehehe... Papa siapa...? Bukan
sayang...." Jawab Mike berbohong,
"Iya... Ini Papa Clara.... "
Ucap Clara yakin, "Papa abis ngapain ama Karnia...?"
"Papa Papa...Huuu...
Ngawuuur....Hehehe.... Udah-udah....Nanti Karnia bakal nelpon balik...
Daaahh..." Jawab Mike yang kemudian menekan tombol off pada handphone
keponakannya itu lalu mengantongkan handphone itu dikantong seragamnya
"Berisik ah.... Nggak dirumah...
Nggak dihandphone.... Ngeganggu aja...." Ucap Mike sebel.
Lega, sekaligus puas. Mike tak menyangka
jika dalam hitungan menit, ia bisa melampiaskan nafsu birahinya yang sempat
tertunda tadi pagi kepada keponakannya. Pada seorang gadis berusia 15 tahun
yang baru pertama kali memegang penis besarnya. Terlebih, Mike orgasme sambil ditemani
oleh suara putri kandungnya.
Dan setelah dirasa semua spermanya sudah
tak ada yang keluar lagi, Karnia segera menegakkan punggungnya lagi. Sembari
tersenyum pada Mike.
"Hemua pejuh Om haku helen ya Om ... ?" Tanya Karnia sambil membuka mulutnya, memamerkan
semua sperma Mike yang menggenang di dalam mulutnya. "Nyap ncap....
Aaaaahhh......" Dalam sekali teguk, sperma Mike itupun langsung habis tak
tersisa.
"Ooohh... Seksi sekali kamu
Sayang.... Makasih ya... " Ucap Mike sembari mengelus-elus paha Karnia.
"Om benar-benar nggak nyangka kalo kamu
semahir ini..."
"Hihihi... Biasa aja kok Om. .. " Jawab Karnia sambil tersenyum. "Nia
juga nggak nyangka kalo Om bakal ngejawab
telpon dari Clara...Sumpah... Om berani
bener...."
"Hehehe... Iya ya... Habisan dia berisik
banget sih...."
"Kira-kira... Clara tahu nggak ya Om. ..? Kalo kontol Papa kesayangannya ini udah
nyodok-nyodok mulut keponakannya...? Hihihi...?"
"Hmmm... Moga-moga nggak tahu
ya..."
"Hihihi.... Kalo tahu juga nggak
apa-apa khan Om. ..? Hihihi...."
"Gampang... Itu nanti urusan Om ..." Jawab Mike mencubit dagu lancip Karnia gemas.
"Makasih juga ya Om. ..
Udah ngebagi pejuh Om buat Nia..."
"Iya sayang... Malahan... Om nih yang ngerasa beruntung banget... Udah sempet kamu
bantuin...."
"Hihihi.... Eh iya... Sekarang gimana
rasanya Om. ... Udah berhasil ngecrotin mulut
Nia...?" Goda Karnia, "Puas...? Udah nggak nanggung lagi
khan...?"
"Hahaha.... Kamu memang gadis yang
multitalenta Sayang.... Udah cantik, seksi, jago nyepong pula...."
"Hihihi... Sama nggak sepongan Nia
dengan sepongan Tante Citra...?"
"Hmmm...Kurang lebih sama kok...
Sama-sama enaknya.... Hehehe..." Jelas Mike, "Eh iya... Om juga sering ngejilatin memek Tante Citra loh..."
"Haaa... Serius Om...?"
Mike mengangguk dan menjilati bibir
tebalnya. Seolah mengibaratkan bibir itu adalah vagina Citra.
"Kamu pernah nggak..? Rasanya sih
enak banget... Kalo kata Tante Citra sih kaya dibawa terbang sampai ke
kahyangan..."
"Ngggg.... Nia pernah sih....
Cuman..... " Mendadak, vagina Karnia membanjir,
"Cuman....?"
"Cuman Nia udah lama nggak
ngerasaiinnya lagi Om. ... Udah lama
banget...."
"Kamu mau nggak memeknya Om jilatin...? Yah itu juga kalo kamu mau... " Balas
Mike.
"Wow... Beneran Om... ?" Jawab
Karnia seolah tak lercaya dengan apa yang ia dengar. Dan seketika itu, Karnia
merasa jika rasa malu yang semula ada pada dirinya tiba-tiba lenyap. dan
tergantikan oleh rasa penasaran sekaligus birahi yang membumbung tinggi.
"Iya... Kamu nggak percaya
ya...?" Tanya Mike yang kemudian kembali mengelusi paha dalam Karnia
dengan telapak tangannya. Lalu beranjak naik kearah selangkangannya yang sudah
begitu basah.
Mike lalu melihat jam di dashboard
mobilnya. "Kamu masuk jam berapa Nia...? Kalo masih lama Om
bisa kok jilatin memekmu sekarang...."
"Ngg... Kira-kira.... ASTAGA... OM. ... Ini udah mau masuk Om ...."
Pekik Karnia heboh yang buru-buru mengambil tas punggungnya dan keluar dari
mobil Mike. "Om .... Nia berangkat dulu
ya... Nia udah telat banget nih...." Seru gadis SMA itu sembari mencegat
ojek dan segera menaikinya. Dengan terburu-buru, Karnia meninggalkan Mike tanpa
mengenakan celana dalamnya lagi.
Komentar
Posting Komentar