"Hallooo....?" Jawab seorang
pria dari ujung telephon.
"Ya hallo... Mas... Ini adek..."
Ucap Citra lirih. "Mas lagi apa...?"
"Eh Adek... Kenapa dek...? Ini... Mas
lagi mau meeting..."
"Aku kangen... Mas.... " Bisik
Citra lirih, "Kangen banget..."
"Laah....? Kok sama'an Dek....?"
Jawab Mike, "Mas juga... Mas juga kangen kamu banget...."
"Buruan pulang dong Mas... Adek udah
nggak tahan nih... Kamu tinggalin lama-lama..."
"Lhoooo...? Kok nggak tahan...? Emang
kamu nggak tahan mau ngapain...?"
"Adeek.... Hmmm... Anu Mas..."
Jawab Citra malu-malu, "Adek nggak tahan... Pengen anu....
Pengeeee...."
"Waah... Jangan-jangan kamu sekarang
sedang sange....?" Potong Mike.
"Hihihi... Kok Mas tahu sih....? Iya
Mas.... nggak tahu kenapa... Ini Adek kok tiba-tiba pengen joget enak Mas...
Hihihi...."
"Makanya Mas... Buruan pulang gih....
"Huuusshh.... Ya nggak bisa gitu
Dek... Lagian tumben kamu tiba-tiba pengen Dek...?" Sahut Mike
"Ya maklum Mas.... Udah hampir 5 hari
aku nggak digituin suami..."
"Wah.... Lama juga ya....? Tapi sama
Dek... Mas juga pengen nganuin anu kamu..."
"Pengen nganu anu Adek apa ya Mas...?
Adek nggak ngerti...?"
"Hehehe.... Mas juga pengen...
Ngentotin tempikmu Dek... "
"Ihhhss Mas... Ngomongnya kampungan
amat... Ngentotin tempik...? "Heran Citra.
Citra Agustina |
"Hehehe.. Masa sih Dek...?"
"Iya... Mas ngomongnya kaya pake
bahasa kuli... Kasar banget... "
"Tapi beneran dek... Mas kangen
banget ama... Jepitan Tempik Adek... "
"Hihihi.... Trus kalo Mas kangen ama
jepitan.... Ummm... Tempik Adek...? Mas mau ngapain...?" Goda Citra yang
kali ini mengikuti gaya
bicara kampungan suaminya, "Mas mau ngentotin... Ummmm.... Tempik Adek...?
Hihihi....?"
"Tuuuh.... Kamu juga ngomongnya
kasar... Hehehe...." Jawab Mike, "Iya Dek... Mas pengen nyodok-nyodok
tempik sempitmu pake kontol besar ku Dek... Wah... Gara-gara omongan
kasarmu.... Kontol Mas jadi ngaceng nih Dek...."
"Kontol....? Ngaceng....? Astaga
Mas.... Sumpah.... Bahasamu jorok banget.... Hihihi...." Ucap Citra
"Hehehe.... Gapapa lah Dek... Coba
deh kamu bilang.... KONTOL...."
"Ya ampuuun... Nggak ah... Malu
ah...."
"Laah malu ama siapa juga...?"
goda Mike, "Kenapa harus malu Deek...? Emang kamu telanjang....?"
"Iya Mas... Ini Adek udah mau bugil
Mas... Udah nggak pake celana dalam... "
"Waduh...? Kamu mau ngapain
Dek....?"
"Nungguin kamu Mas... Nungguin titit
besarmu nyodok-nyodok..."
"Heiii....Bukan titit Dek...
KONTOL.... Titit mah buat anak kecil.... Ayo bilang KONTOL....Hehehe...."
"Nnnngggg....KONTOL..."
"Naaah Gitu... Kamu terdengar lebih
seksi Dek..." Puji Mike, "Sumpah... Suaramu bener-bener bikin kontol
Mas ngaceng banget dek..."
"Hihihi.... Kalo udah ngaceng
gitu.... Pasti rasanya nikmat banget tuh Mas... Memek... Eehh... Hmmm.. Tempik
Adek Mas sodok-sodok pake gaya
doggy style... Ayo mas... Sodok tempik Adek pake kontol besarmu..."
"Tuuuhhh... Kok malah kamu sekarang
yang pake kata-kata kasar kuli...?"
"Hihihi... Habisan memek... Eh tempik
Adek udah gatel banget Mas...."
"Sabar ya Dek... Besok kalo Mas udah
pulang... Pasti bakal Mas sodok itu tempik seretmu itu pake kontol besarku...
Tunggu ya Deek.."
"Sekarang aja Mas... Adek udah sange
banget ini... Ayo Mas... Pulang sekarang aja...." Ucap Citra sembari mulai
meraba-rabai vaginanya yang sudah membanjir.
"Laaaahh... Ya ga bisa gitu Deeek...
Mas harus nyelesein kerjaan Mas disini dulu.... Kamu sabar bentar aja yaaa....
Kurang sehari lagi kok...."
"Yaaah.... Mas... Masa nggak bisa
sekarang sih....?" Ucap Citra kecewa, "Gimana Kalo kita sexphone aja
Mas... Pasti seru tuh..."
"Waduh.... Gimana ya.....Ini Mas mau
meeting dulu ini Dek... Mas harus buru-buru.."
"Pak Mike... Silakan masuk... Sudah
ditunggu ibu diruang meeting...." Terdengar suara lembut wanita dibelakang
Mike, "Mari ikuti saya...."
"Eh Dek... Bentar ya... Ngobrolnya
disambung nanti lagi... Mas udah mau meeting...."
"Yaaah.... Bentaran lagi dong Maas ..."
"Beneran Dek... Nanti Mas sambung
lagi... Yaaa....?"
"Hhhhh...... "Hela nafas Citra,
"Iya deh Mas...."
"Yaudah... Mas kerja dulu ya
Sayang... Titip salam buat anak-anak... Love You..."
"Love You Mas..."
KLIK.... TUUUUT TUUUUT TUUUUT TUUUUT
TUUUUT
"Yaaahhh... Kentang lagi deh hari
ini...." Batin Citra beranjak dari tempat tidurnya, lalu melangkah gontai
kearah kamar mandi, "Mungkin dengan mandi siang bisa mengurangi dahaga
birahiku..." Batinnya
Dengan malas, Citra melepas pakaian
terakhir yang melekat di tubuhnya. Lalu melemparnya daster yang sudah lepek
karena keringat birahinya itu ke keranjang pakain kotor, yang ada disudut
kamar. Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Citra untuk mandi kapanpun ia mau.
Entah setelah bepergian keluar rumah, setelah melakukan kegiatan rumah, ataupun
sebangunnya dari tidur, Citra selalu menyempatkan dirinya untuk mandi.
Namun, ketika tubuhnya sudah telanjang dan
terhembusi terpaan angin dingin AC, mendadak kulit mulusnya merinding. Secara
reflek, Citra segera menutupi payudara dan mengusapi kulit tubuhnya supaya
menghangat.
Sekilas, ketika melewati lemari pakaian,
ibu cantik itu menatap tubuhnya yang tercermin di pintu lemari, "Hmmm....
Tubuh aku masih oke kok.... Nggak malu-maluin lah kalo masih pengen
dipamerin...." Ucapnya lirih sembari berlenggak lenggok dan berputar-putar
di depan cermin.
Berulangkali, tangannya meraba dan
mengusapi setiap jengkal tubuhnya, mencari-cari lapisan lemak yang mungkin
terselip diantara lipatan tubuhnya. "Hmmm... Citra... Nggak sia-sia kamu
sering berolahraga.... Ini hasilnya... Kulit ini masih terlihat kenceng abis...
Mulus.... Dan menggairahkan.... Hihihi...." Gumamnya lirih.
"Ssshh.... Maas ...
kamu tega ya ngebuat istri cantikmu ini tersiksa...." Tiba-tiba, ketika
sedang mengusapi area payudara, otak jahilnya kembali iseng. Memerintah jemari
lentiknya untuk mempermainkan puting payudara dan vagina basahnya.
"Ooohh... Maaasss.... Geli Maaas...
Geli-geli enak... Hihihi...Sssshhh...." Desah Citra sambil membayangkan
suaminya sedang becanda dengan tubuh seksinya. Mencubiti putingnya yang kembali
mengeras dan mengusapi bibir vagina sempitnya.
"Hmmmm... Sepertinya.... Tak ada
Mike....Kobelin memek sendiri pasti bakalan enak juga nih..." Ucap Citra
lirih sambil berjalan kearah kamar mandi. Tangannya tak henti-hentinya
mengusapi liang vaginanya yang semakin basah karena birahinya yang meluap-luap.
"Oohhh... Kenapa dengan tubuhku ini ya...? Kok gampang banget sange...
"
"Ohhh... Titit keras Ciello...."
Entah pemikiran darimana, tiba-tiba Citra membayangkan kemaluan putra
kandungnya. " Loh... Kok aku jadi malah ngebayangin titit... Eh bukan...
Kontol Ciello... Hihihi... Astaga... Citra Agustina... Kata-katamu kok jadi
ketularan vulgar gitu...?"
"Tapi memang benar sih... Punya
Ciello sekarang itu bukan titit... Melainkan kontol... Mana ada titit yang
batangnya sebesar itu.... " Batin Citra, "Ya.. itu Kontol... Sama
seperti punya Mike... KONTOL...."
"Aaahhh... Kontol Ciello.... Bikin
memek Mama makin becek aja Sayang.... Bikin memek mama makin sange....
Shhhh.... Oooohhh.... Cielloooo.... Kontolmu.... Garukin gatal memek Mama
Sayang... Bikin nafsu birahi Mama terpuaskan... Ooohh... Sayang.... Kok Mamamu
jadi nakal gini ya....? Masa Mama ngebayangin ngentotin anak sendiri...."
Desah Citra sambil terus menggelitik klitorisnya, "Tapi... Kenapa
tidak....? Nggak apa-apalah Citra... Yang penting khan aku nggak tidur dengan
pria lain... Toh selagi Mike sedang pergi dinas keluar kota , ngobelin memek sendiri tuh sah-sah
saja.... Hihihi....."
Entah kenapa, Citra merasa jika
akhir-akhir ini, ada sebuah keanehan yang terjadi pada dirinya. Ibu cantik ini
seolah merasa agak kesulitan untuk dapat meredam nafsu birahinya. Rangsangan
yang begitu menggebu itu terasa sekitar beberapa hari belakangan ini. Terlebih,
setelah ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Ciello yang sedang
bermasturbasi dengan menggunakan tubuhnya sebagai bahan imajinasinya.
"Ohhh.. Kontol Cielloo...."
Desah Citra sambil menyandarkan pantatnya diatas dudukan toilet dan menaikkan
satu kakinya. Merasakan nafsunya lagi-lagi meluap, ibu dua anak itu lalu
meremasi puting payudara besarnya yang mulai mengeras sembari sesekali
mencolok-colok liang vaginanya yang sudah membanjir hebat, "Ooohh
Ciello.... Kontolmu begitu menggoda Mama Nak... Ohh...."
Memikirkan tentang penis Ciello, membuat
lendir birahi Citra semakin meleleh. Walau vagina Citra hampir setiap malam
mendapatkan kepuasan orgasme, namun entah kenapa ibu dua anak ini masih saja
memikirkan kenikmatan dari penis pria lain.
"Mama tahu apa yang Mama lakuin
selama ini memang salah Nak.... Tapi... Mama pengen sekali bisa memegang kontol
besarmu itu Sayang.... Ooohh.... Kontol Ciello...." Desah Citra pelan.
Merasakan kenikmatan kobelan jemari
lentiknya, Citra segera memutar keran air dan meraih selang shower yang ada
dihadapannya. Setelah itu, ia langsung menyemburkan air dingin kearah
selangkangannya kuat-kuat.
"Ssshh.... Oooohhh....Kontol
Cielllooo..." Erang Citra sembari terus menyemprotkan air bertekanan
tinggi itu pada vaginanya. Tak puas dengan hanya menyemprot vagina, Citra lalu
membuka bibir vaginanya lebar-lebar. Menyibaknya dengan dua jari lentiknya dan
berharap semprotan shower itu bisa sedikit mengurangi rasa gatal pada lubang
kenikmatannya.
Tak pernah seumur hidupnya, Citra merasa
horny yang sekuat ini. Walau memang Citra seringkali merasakan gelombang
birahi, namun semenjak pacaran, sekuat apapun perasaan rangsangan birahi yang
melandanya, hal itu tak pernah sama sekali mengganggunya. Namun, entah kenapa,
beberapa hari ini terasa begitu berbeda.
Apalagi semenjak beberapa hari belakangan
ini, Mike tak ada dirumah, membuat rasa haus dahaga Citra meledak-ledak.
Membuat kobelan memek, sama sekali tak mampu mengurangi keinginan akan garukan
birahinya yang menggebu-gebu.
"Ooohhh.... Kocok terus kontolmu
Sayaaang.... Kocok yang kenceeeng...." Lenguh Citra sembari terus
menyemburkan air shower itu pada vaginanya. "Oooohhh.... Enak sekali
Sayang...."
"Ooohh.... Kenapa Sayang...? Kamu
pengen nyium memek Mama...? Kamu yakin....?" Desah Citra sambil
berimajinasi, "Boleh kok Sayang... Boleh... Malahan... Kamu boleh kok
sodok-sodok kontol besarmu ke dalam lubang memek Mama... "
"Iya Sayang.... Boleh.... Nih....
Masukin saja.... Memek mama udah Mama buka lebar-lebar buatmu kok Sayang...
Nih... Masukin saja kontolmu.... Tusuk aja memek Mama ini dengan kontol besarmu
Sayang... Ohhh.... Oooohh... Sssss.... Yaaaa.... Bener begitu Sayang....
Iyaaa.... Terusss... Tusukin kontolmu Naaak..... Oooohhh.... Cielloooo...."
Sambil berimajinasi, Citra semakin membuka
lebar kedua pahanya dan menyemprotkan semburan shower lebih dalam lagi. Bahkan,
tak cukup sampai disitu. Ketiga jari lentiknya pun Citra gunakan untuk
melampiaskan nafsu birahinya yang sudah terlalu tinggi. Mengobel vagina
sempitnya tanpa terus menerus.
"Oooohh... Anjiiing.... Ciellooo....
Kontolmu Enak bangeeeettt Sayaang... Oooh... Besar baaangeeettt
Sayaaaannnggg.... " Erang Citra sambil meliuk-liukkan tubuhnya,
"Kontolmu bisa bikin Mama cepet keluar nih Sayang.... Ooohhh..
Ngeeentoooott.... Mama mau keluar sayaaang.... Oooohh.... Cieeellloooo..
Ngeennnttoooott... Mama... Mau... Keluaaar... Saaayaaanngggg.... Oooohhh...
Oooohhh... Oooohhh... Cieeelllooo.... Mama....
Keeellluuuuaaaarrrr........Oooooohhhh.......
Ngeeeennntttttooooootttttt......"
CRET CREET CREEETCEEETTT CREEET....
Tubuh indah Citra seketika bergetar hebat.
Menggelepar-gelepar tanpa henti. Merasakan kenikmatan gelombang orgasmenya yang
seolah melepas semua simpul syarafnya. Meredakan kepenatan birahinya. Dan
membuatnya gatal di vaginanya sedikit terpuaskan.
Sejenak, Citra berusaha mengatur nafasnya.
Ia memejamkan mata sambil mencoba
menikmati kedutan-kedutan nikmat gelombang orgasme pada otot dan syaraf
vaginanya.
Sebuah senyum terukir lembut di wajahnya.
"Oooohhh..... Ciello Sayang....
Makasih ya Naaak....." Ucap Citra lirih, "Lain kali.... Kamu harus
bener-bener bisa muasin nafsu birahi Mamamu ini.... Bukan dengan imajinasi
seperti barusan... Melainkan... Dengan sodokan kontol besarmu itu.... Pada
memek Mamamu ini... "
Like Reactions:nfajar, asg16, Partobebek,
dan 7 lainnya
"Sayang... Lihat kunci mobil Mama
nggak....?" Tanya Citra dengan wajah kebingungan. Sibuk, membuka tutup
pintu lemari buffet di ruang keluarga.
"Nnnnggg... Enggak Ma...." Jawab
Ciello singkat, mengabaikan ibunya dan terus sibuk memainkan video gamenya
terbaru yang baru saja ia miliki.
"Masa sih....? Kemaren Mama taruh di
deket rak tivi Sayang..."
"Iya Maaa.. Nggak ngelihat..."
Ucap Ciello dengan raut wajah serius. Sama sekali tidak melihat ke arah Citra
yang mondar-mandir di sekitaran ruang keluarga.
"Beneran kamu nggak melihat...?"
Tanya Citra yang tiba-tiba membungkukkan tubuhnya di depan rak tivi, tepat
diantara Ciello duduk. Posisi Citra seketika menghalangi pandangan putra
kandungnya itu dari video gamenya. "Bantuin Mama nyari dong
Sayang..." Pinta Citra lagi.
Melihat goyangan pantat Citra di depan
mata, seketika, darah birahi Ciello berdesir. Ditambah dengan tampilan Citra
siang itu yang mengenakan rok super pendek, membuat paha belakang Citra yang
putih mulus langsung terpampang begitu jelas "Suuuit... Suiiitt... Wooow
Maamaaaaaa... " Sahut Ciello bersiul sambil menggelengkan kepalanya,
"Seeekssssi bener Ma...? Mama mau kemana...?"
"Mama mau kebandara Sayang... Ngejemput
Papa...." Jawab Citra tanpa melihat kearah Ciello, ia masih sibuk
mencari-cari kunci mobilnya dilaci rak tivi didepan Ciello.
"Emang Papa pulang sekarang Ma...?
Bukannya minggu depan....?"
"Papa pulang hari ini kok.... Ini
pesawatnya baru boarding.... " Jelas Citra, "Aduuuhhh... Dimana sih
itu kunci.... Susah bener ketemunya kalo lagi
dicari...."
"Hmmm.... Tapi.... Masa ngejemput
Papa ke Bandara aja pake pakaian seksi gitu Ma...?"
"Sssssstttt..... Mama mau kasih
kejutan ke Papa kamu... " Jelas Citra, " Gimana.... Mama udah
keliatan cantik nggak...?" Tanya Citra yang buru-buru berdiri tegak dan
melenggak lenggokkan tubuh sintalnya didepan Ciello.
GLUP. Melihat penampilan ibu kandungnya,
mendadak membuat tenggorokan Ciello tercekat. Membuat putra kandung Citra itu
kesulitan menelan liur.
Bagaimana tidak, siang itu Citra
mengenakan pakaian bak koboi wanita. Kemeja ketat berwarna putih polos yang
agak transparan, rok merah super pendek, dengan sepatu boots tinggi berwarna
putih. Dan yang paling membuatnya tercekat adalah, beha Citra yang juga
berwarna merah menyala, terlihat begitu kontras menerawang dibalik kemeja tipis
itu.
"Hhhheeeeiiiii... Sayang...."
Panggil Citra sambil melambaikan tangannya didepan wajah putranya, " Kok
kamu malah ngelamun gitu sih....?"
"Eee... Eeehhh.... Ya Maaah...?"
"Gimana....? Mama udah keliatan
cantik belum....? Udah seksi belum....?"
"Hmmm.... Dimata Ciello... Mama
selalu terlihat cantik kok Maa..." Celetuk putra kandung Citra itu sambil
terus menatap liukan tubuh Citra, "Mama selalu terlihat seksi... "
Tambahnya lagi sambil tersenyum, "Benar-benar hot Mama... "
"Hihihi... Makasih Sayang.... "
Balas Citra sambil tersenyum, "Aduuuhh... kunci Mama kemana sih ya...?
masa dari tadi nggak ketemu...." Keluh Citra yang kembali bingung mencari
kunci mobilnya. Celingak celinguk memeriksa ke segala sudut ruang keluarga,
sampai-sampai ia berjinjit-jinjit mengintip ke sela-sela setiap perabotan yang
ada diruang keluarganya itu.
"Sayang... kamu tahu nggak...? Kunci
Mama...?"
Tak ada jawaban dari Ciello.
"Kuncinya kemaren mama taruh
disekitaran sini.... Dimana yaa..?" tanya Citra lagi sembari mengintip ke
belakang rak tivi,
Hening. Tak ada respon apapun dari Ciello.
"Naah... Ituuu diiiaaaaaa...."
Seru Citra girang sesaat setelah ia melongokkan tubuhnya keatas rak tivi.
"Sayang... Kunci Mama ada dibelakang rak tivi Sayang.... Sini dong Nak....
Bantu Mama ngambil itu kunci...."
Tetap hening. Sama sekali tak ada balasan
dari Ciello.
"Eeeeh... Sayang...." Panggil
Citra sambil menengokkan kepalanya kebelakang. Kearah Ciello duduk. .
"Nnnng... Eh iya Maa...?"
"Kamu ngeliatin apaan sih...?"
Tanya Citra dengan posisi masih menungging didepan rak tivi, "Muka Mama
disebelah sini Sayang... Bukan dipantat... " Jawab Citra dengan wajah
kesal.
"Eeeh... I... Iya Maaa...."
"Kamu serius amat ngelihat pantat
Mama Sayang...? Kenapa....? Ada
yang salah ama pantat Mama...?"
"Eh Enggak kok Maa...?"
"Trus....? Kenapa kamu daritadi
ngeliatin pantat Mama mulu....?" Tanya Citra penuh curiga, "Hmmmm....
Kamu mau ngintipin celana dalam Mama yaaa....?"
"Ehh... Enggak kok... Enggak..."
Jawab Ciello panik.
"Hihihi... Ngintip juga nggak
kenapa-napa kok Sayang... Toh kamu juga sering ngintipin Mama kalo sedang
mandi.... Ya khan....? Hihihi...." Goda Citra.
"Ehh... Enggak Maa....Kapaaan....?
Nggak pernah kok...." Sergah Ciello.
"Masa siiihh...? Beneran kamu nggak
pernah ngintipin Mama mandi...?"
"Idih... Ngapain amat....?"
"Hihihi... Iya deeeh.... Kamu nggak
pernah ngintip... Tapi kamu sering ngaceng khan ngebayangin Mama?"
"Iiiiihhhsss.... Enggak
Maaa...."
"Malahan kemaren kamu seru banget
onaninya.... Sampai nyebut-nyebut nama Mama...Hihihi.... "
"Ngaceng apaan? Nggak lah...?"
Jawab Ciello dengan muka yang memerah, "Udah ah... Minggir dulu dong
Maa... Ciello sedang maen game nih...."
"Hihihi.... Kalo bilangnya nggak
ngaceng... Kenapa kok selangkangan kamu ngejendol gitu Sayang...?" Tunjuk
Citra kearah selangkangan putranya.
"Astaga... Itu kontol...." Batin
Citra kaget sembari terus melirik kearah tonjolan yang menggelembung dibalik
celana kolor Ciello.
"Ehh....Anu Maa...I... Ini... Ini mah
gara-gara...."
"Hihihihi.... Udah Sayang... Ngaku
ajah.... Nggak apa-apa kok...Bilang aja kalo kamu suka sange gara-gara
ngeliatin dan ngebayangin tubuh Mama ini.... Hihihi... " Goda Citra lagi
sambil kembali menjinjitkan kakinya dan melongok ke arah kunci mobilnya yang
terjatuh dibelakang rak tivi.
"Uuuhhh.... Susah
banget sih ngambilnya.... " Ucap Citra mencoba menjulurkan tangannya
kebalik rak tivi.
Karena kunci itu teronggok jauh dibelakang
rak, otomatis Citra harus membungkukkan tubuhnya guna menjangkau kunci
mobilnya. Dan karena tangannya menjulur jauh kebelakang rak, bulatan pantat dan
paha mulus Citra lagi-lagi terpampang didepan kedua mata Ciello.
Selagi mamanya tak melihat, buru-buru
Ciello segera memasukkan tangannya kedalam kolor guna meluruskan posisi batang
penisnya tak tadi tertekuk.
Namun, belum juga Ciello berhasil meraih
batang penisnya, tiba-tiba Citra menengokkan kepalanya kebelakang kearah
putranya duduk.
"Sayang... Sini dong... Bantuin Mama
bentaraa..." Kaget Citra melihat tangan putra kandungnya bergerak-gerak
didalam celana kolornya. "Astaga Sayaaang....?"
"Eehh..." Jawab Ciello gagap
sambil buru-buru menarik tangannya dari dalam kolor.
"Kamu mau ngapain Sayang...? Kamu mau
onani ya...?" Tuduh Citra,
"Nggg... Anu..... Enggak kok Maa...
Tadi..."
"Kalo mau onani... Jangan disini ah
Sayang.... Kekamar mandi aja sana ..."
Potong Citra lagi "Atau kalau nggak.... Kamu nunggu rumah sepi dulu....
Baru deh kamu bisa puas-puasin onaninya...."
"Ehh... Bukan Maa... Ciello bu..
Bukan mau onani... Bukan gitu maksudnya.... " Ucap Ciello berusaha membela
diri.
"Lalu....? Tangan kamu ngapain itu
tadi sampai masuk kedalam kolor kalau bukan mau onani....? Mana sambil
digoyang-goyang..."
"Nggg.... Anu Ma.... "
"Kenapa....?"
"Nggg.... Tadi....Titit Ciello...
Ngggg.... Nekuk...." Jawab Ciello malu-malu.
"Ooowwwalaaahhh.... Titit kamu
ketekuuukk....?" Tanya Citra sambil menatap tajam kearah tonjolan yang ada
diselangkangan puitranya
"I... Iya...." Jawab Ciello
menganggukkan kepalanya pelan.
"Hmmm.... Yaudah deh benerin dulu
gih... Nanti kalo nggak cepet-cepet dibenerin... Malah jadi patah...
Hihihi....." Tawa Citra lirih, "Tapi jangan onani disini loh ya...
Hihihi...."
"Iiihhss... Mama nih daritadi kok
ngomonginnya onani mulu... " Ucap putra Citra yang pada akhirnya
memasukkan tangannya kedalam kolor guna membetulkan posisi batang penisnya
secara terang-terangan di depan mata Citra, "Ciello tadi bukannya mau
onani tapi..."
"Mau ngocok ya....?
Hihihihi...." Goda Citra lagi.
"Hhhh...... Auk ah.... Capek ngobrol
ama Mama " Ciello menghela nafas sebel. ".... Udah-udah... geseran
dikit dong pantatnya Maaa... Ciello mau maen game lagi niiihhh..." ucap
Ciello sewot
"Hihihi.... Dasar anak mesum....
"
"Biarin...."
"Sayang... Tolong bantuin Mama buat
ngambilin kunci mobil Mama doooong " Pinta Citra sambil memonyongkan
mulutnya, "Biar Mama cepet ngejemput Papamu...."
"Hhhhhhh..... Iye iye.... "
Dengan malas-malasan, Ciello pun akhirnya
menuruti permintaan Citra. Beranjak dari kursi malasnya dan berjongkok di depan
rak tivi. Kemudian, ia merebahkan tubuhnya tepat dibawah Citra berdiri.
"Loh... Looh...? Kamu mau ngapain
Sayang...?" Tanya Citra sambil mencoba menutup bawahan rok mininya.
"Astagaaa.... Kamu masih mau ngintipin celana dalam Mama...?"
"Yeee... Ge-Er..... Tadi katanya Mama
mau minta bantuin buat ngambil kunci mobil...." Ucap Ciello sambil menatap
tubuh ibunya dari bawah. Karena Ciello tiduran dilantai, ia dapat dengan mudah
melihat kemulusan betis dan paha ibunya yang mengkilap mulus. Bahkan, sekilas
Ciello sempat mengintip warna celana dalam Mamanya yang berwarna putih cerah.
" Masih mau diambilin nggak kunci
mobilnya...?"
"Astaga... Mama nggak kepikiran untuk
mengambil kunci mobil Mama lewat kolong rak...." Ucap Citra menepok
jidatnya, "Kirain kamu mau ngintip celana dalam Mama.... Hihihi...."
Tambah Citra sambil berjongkok di samping tubuh putra kandungnya.
"Nggak pake ngintip juga Ciello nebak
Mama pake celana dalam yang mana...."
"Serius....?" Tanya Citra,
"Mama kasih 50 ribu deh kalo kamu bisa bener nebaknya...." Tambahnya
lagi sembari sedikit memberi tantangan kepada Ciello.
"GLUP.... Astaga... Celana dalam Mama
didepan mata...." Batin Ciello sambil melirik kearah putihnya selangkangan
ibunya yang terlihat begitu menantang. Kulitnya mulus tanpa luka dengan guratan
urat berwarna merah muda yang terlihat samar.
"Pasti kulit memek Mama tak berjembut
sama sekali tuh.... Bersih cuiy... Sampe keliatan mengkilap dan licin..."
Puji Ciello sambil berusaha menelan ludah ketika menatap kebalik rok Ibunya.
Vaginanya yang tercetak jelas, membelah lipatan kain celana dalamnya.
Menggelembung penuh, mengisi setiap sela kain penutup liang kewanitaannya.
Sungguh sebuah pemandangan yang menggiurkan. Pemandangan yang susah untuk
dilewatkan oleh semua lelaki jika sedang melihat keindahan selangkangan ibu
Ciello .
"Mama hari ini pake.... Celana dalam
warna putih dengan bahan satin...."
"Wuidiiiihh.... Kok kamu bisa tahu
sih....?"
"Gimana Ciello nggak tahu.... Wong
rok mama pendek banget.... "
"Kependekan ya Sayang....?"
Tanya Citra basa-basi.
"Hmmm.... Nggak juga sih.... Cuman
kayaknya terlalu seksi Maa.... Selangkangan Mama aja bisa keliatan jelas dari
sini...."
"Ah masa sih Sayang...? Keliatan
jelas banget ya...?" Tanya Citra yang walaupun percuma, ia berusaha
menurunkan bawahan rok mininya.
"Dikit sih Maa..."
Hmmmm.... Kalo dikit sih kayak nggak
apa-apa deh.... Biar Papamu seneng.... Hihihihi...." Tawa Citra malu-malu,
"Kirain keliatan banyak.... Khan Mama malu Sayang kalo selangkangan Mama
gampang diliat orang lain...Hihihi..."
"Ngapaib malu Maa...? Khan kemaren
Ciello udah liat Mama telanjang... Masa sekarang masih malu sih kalo celana
dalam Mama Ciello intip...?"
"Ya kalo kemaren khan Mama sedang
mandi Sayang.... "
"Emang rasanya beda ya Ma....?
Dilihat anak pas bugil ketika mandi...? Sama diintip anak pas sedang pake baju
seksi....?"
"Auk deehhh... Kamu tuh ya... Jago
banget muter-muterin kalimat...." Jawab Citra singkat karena tak mampu
menjawab perdebatan dengan putra kandungnya, "Udah-udah.... Jadi...? Kamu
bisa nggak ngambilin kunci mobil Mama...?"
"Iya... Bentar... Ini juga lagi
Ciello usahain Maa...." Kata Ciello yang kembali merogoh-rogoh kebawah
kolong rak tivi.
"Keambil nggak kunci Mama Sayang...?"
Tanya Citra masih dalam posisi jongkok.
"Bentar ya Maa.. Agak susah ini
ngambilnya....." Alasan Ciello sengaja memperlama merogoh kedalam kolong
rak tivi, padahal ia ingin melihat pemandangan selangkangan Citra lebih lama
lagi.
"AASTAAAGAAA ITUU MEEEMEEEEKKKK.....
MUUULUSSS BENNEEERRR....." batin Ciello yang terus-terusan mencuri pandang
kearah selangkangan Citra yang gemuk, putih dan menggembung. "Selangkangan
kok bisa sebening gitu ya....? Kampret deh Papa... Bisa ngerasain memek Mama yang
secantik itu.... Pasti memek Mama rasanya nikmat banget dah....." Batin
Ciello iri, "Pantesan Papa selalu minta jatah nidurin Mama tiap malam....
Kammpreeettt... Jadi ngaceng mulu dah....."
"Ciello...? Cielloooo....?"
Panggil Citra sambil lagi-lagi melambaikan tangannya ke wajah Ciello yang
sedari tadi tertegun kearah celana dalamnya. "Aampun deh Sayaaang....
Sempet-sempetnya ya mata kamu ngeliatin celana dalam Mama mulu...?"
Celetuk Citra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Mana pake tonjolan
celana kamu makin besar aja.... Kamu ngaceng ya Sayang...?"
"Hehehe... Iya Maa...." Jawab
Ciello cengengesan.
"Sumpah deh.... Kamu tuh bener-bener
mesum ya Sayang.... Mama sendiri diintipin...."
"Hhhhhh.... Mama-Mama... Capek
dechh.... " Jawab Ciello ketus, "Gimana Ciello nggak ngintip celana
dalam Mama...? Kalo cara jongkok Mama juga serampangan kayak gitu....? Mana rok
Mama pendek banget... Otomatis lah Ciello bisa ngeliat jelas..."
"Iiiihhh.... Anak Mama ini ya... Jago
banget ngelesnya.... " Seru Citra sambil tiba-tiba menyentil tonjolan
daging dibalik kolor Ciello.
TUK. Sentil jemari lentik Citra pada
tonjolan celana kolor Ciello.
"Auuuww.... Mamaa.... Apa-apaan
sih....?" Kaget Ciello merasakan keisengan mamanya.
"Habisan kamu sihhh.... Iseng
ngintipin celana dalam Mama..."
"Yeee.... Ciello nggak ngintip Maa...
Emang Mama aja yang sepertinya mau pamerin celana dalemnya..."
TUK. Sentil jemari Citra lagi.
"Iidddiiihh.... Ngapain amat Mama
mamerin celana dalam ke kamu...? Kamunya aja Sayang... Yang mesumnya
kebangetan.... Hihihi...." Ucap Citra pura-pura sewot sambil terus
menyentili tonjolan celana kolor Ciello.
TUK. TUK. Sentil Citra berkali-kali.
"Aduuuhh.... Sakit Ma...." Erang
Ciello yang terus membiarkan ibunya menyentil-nyentil tonjolan batang penisnya.
"Ya kalo mama pengen ngebales.... Intip aja titit Ciello, jangan
disentilin begitu....?" Tantang Ciello.
"Huuu.... Mauuunya..... Dasar
mesuumm..." Ucap Citra yang lagi-lagi berlagak sewot dengan tantangan
Ciello. "Bilang aja kamu pengen mamerin titit jelekmu.... Iya
khaaannn....?" Sentil Citra terus sembari sedikit meremas penis Ciello
dari luar celana kolornya.
TUK TUK TUK. NGEEEKK. Remas jemari Citra
pada batang penis putranya.
"AUUUWWW.... Mamaa...
Sakiiiittt....." Teriak Ciello yang spontan membalas siksaan nikmat
ibunya. Dengan sekali sergap, Ciello menangkap pergelangan kaki Citra dan
menggelitik telapak kaki ibunya.
"Awww... Awww... Geli Sayang....
Awww.... Hihihihiihiihihi... Lepasin kaki Mama Sayang... Geli.... Geli...
" Jerit Citra sembari tertawa kegelian. Tubuhnya menggelepar-gelepar
dilantai saking gelinya. Sesaat, karena kegelian, Citra melepas remasan
tangannya pada penis Ciello dan mencoba membebaskan pergelangan kakinya dari
cengkraman tangan putranya.
"Nggak.... Nggak bakal Ciello
lepasin... Biar Mamaa ngerasain pembalasan Ciello...."
"Awww... Hihihihi.... Geli Sayang....
Geli .... Awww.... Hihihihiihiihihi..." Jerit Citra sembari terus berusaha
membebaskan kakinya dari kelitikan putranya. Ia bahkan sama sekali tak
mempedulikan roknya yang tersingkap dan memamerkan celana dalam mininya yang
seksi pada Ciello.
"WOOOOWWW... MEMEEEEKK MAMAAAA
KELIATAN MAKIN JELASSSS.... " Girang Ciello ketika melihat tubuh ibu
kandungnya menggelepar-gelepar menahan geli. Buru-buru, putra kandung Citra itu
melepas pergelangan kaki Citra dan menangkap kedua paha ibunya. Lalu dengan
berpura-pura memberi pembalasan pada Citra, Ciello membenamkan wajahnya kearah
kedua paha mulus ibunya.
"Hmmmmm.... Ooohhhh.... Sumpah...
paha Mama mulus banget... " Hirup Ciello dalam-dalam ketika wajahnya kulit
paha Citra. Walau Citra masih bergerak-gerak hebat, Ciello tetap saja memeluk
paha ibunya kuat. Mengusap-usap sepasang paha putih tanpa bulu itu
sepuas-puasnya.
"Hihihihi.... Sudah sayang... Lepasin
paha Mama.... Sudah... Awww... Hihihihi.... Geli Sayang.... Geli...." Tawa
Citra tak terkendali sembari terus menggerakkan tubuhnya kekiri dan kekanan.
Berusaha melepaskan diri dari dekapan mesum putra kandungnya.
Tiba-tiba, sebuah pemikiran iseng muncul
di benak Ciello. Entah pemikiran dari mana, putra kandung Citra itu tiba-tiba
mendusel dan membenamkan wajahnya dalam-dalam kearah celana dalam yang
membungkus gundukan indah vagina Citra. Sambil menggeleng-gelengkan wajahnya,
Ciello berusaha menggelitik vagina ibunya.
"HUOOOHHHH.... MEMEK MAMA WANGI
BANGEEET..... " Girang Ciello setelah berhasil menghirup aroma celah
selangkangan ibunya. Walau Citra masih mengenakan celana dalam, aroma
kewanitaannya dapat tercium jelas oleh hidung putranya. "Pasti memek ini
terasa begitu legit... Pasti terasa begitu menggigit...." Tambah Ciello
yang terus membenamkan wajahnya dalam-dalam kearah selangkangan Citra.
"Wahahaha.... Cielloooo..... Jangan
kelitikin memek Mama Sayaaang... Awwww .... Memek Mama Geli Sayaaang....
Geelliiii.... Wahahaha...." Tawa Citra yang tiba-tiba meledak dan
mendorong kuat-kuat kepala Ciello supaya menjauhi area selangkangannya.
"Nggak ah.... Ciello belum
puas...." Erang Ciello yang masih terus membenamkan wajahnya kegundukan
vagina Cita.
Perlahan tapi pasti, gelitikan dan desakan
wajah Ciello pada vaginanya mampu membuat darah birahi Citra semakin berdesir.
Dan tak lama kemudian, vagina Citrapun mulai membanjir. Membasah dan tercetak
jelas di celana dalam tipisnya.
"Wah... CELANA DALAM MAMA BASAH....
" Girang Ciello seolah tak percaya, jika vagina ibu kandungnya saat ini
mulai terangsang karena kelitikan mesumnya. "Dan aroma memeknya....
Hmmmm... Busyeeet.... Makin nikmat menyengat..."
Melihat pemandangan celana dalam Citra
yang semakin membasah, membuat Ciello tertegun. Diam melamun dengan pikiran
yang penuh dengan segala kemesumannya. Hingga akhirnya, Citra bisa membalikkan
posisi dan berhasil melepaskan diri dari dekapan mesum Ciello.
"Berani kamu ya ngebales
Mama..." ucap Citra singkat sambil meremas kuat-kuat batang penis Ciello.
Plus, kedua buah zakarnya.
NGGGGEEEEEKKKK. KREEZZZZ
" AUUUWWW.... Aduuuuuhhhh..... Sakit
Maaaa....." Jerit Cisllo kesakitan.
"Biarin aja.... Rasain.... "
Seru Citra yang makin memperkuat remasan tangannya.
"Aduh Maaaa... SAKIIITTTY..... Bisa ancur
ini telor Ciello Maaaa....Sakiitt... "
"Biarin.... Biarin aja.. Malah...
Kalo bisa mama bakal remes ini telormu sampe pecah...."
"Aaaaahhhhh... Jangan Maaaaa....
Aaaaaawww...."
"Ampun nggak...? Ayo... Ampun
nggak...?" Ancam Citra.
"Iya Ma iya... Ampun...
Ampuuuuunnnn......" Jerit Ciello kesakitan.
"Yaudah... buruan ambil dompet kunci
Mama..." pinta Citra tanpa melepas tangannya pada penis Ciello.
"IYA MAAA....Uuuuuuhhhhh...."
Lenguh Ciello sambil buru-buru mengeluarkan dompet kunci mobil mamanya dari
bawah kolong rak tivi, "Ini Maa...."
"Naaah... Gitu donk...." girang
Citra langsung menyambar dompet kunci itu dari genggaman tangan putranya.
"Aduuuhh.... Mama tega deeehh...
Nggak liat-liat ya ngeremes tititnya.... Ngilu Maaa...." Protes Ciello
sambil mengusapi tonjolan di selangkangannya.
"Makanya... Jadi orang jangan suka
mesum...." Celetuk Citra, "Ama ajarin tuh titit kamu... Biar nggak
gampang ngacengan..."
"Hehehe... Abisan... Salah siapa
Ciello punya ibu secantik Mama.... Jadi yah.... Harap maklum Maa... Kalo Ciello
jadi suka mesum pas sedang ngeliatin Mama... Hehehe...." Tambahnya lagi
dengan tangan yang terus-terusan meremasi bantang penisnya yang semakin
membesar.
"Iiiiiiihhh.... Emang kamu tuh ya....
Dasar otak mesum.... Hihihihi... " celetuk Citra sembari melirik aktifitas
tangan Ciello.
"Huuuuuu..... Mama mah nggak tahu
terima kasih.... Udah aku bantuin malah dibilang mesum....?"
"Hihihihi... Biarin aja.... Sekalian
ngasih kamu pelajaran biar nggak berbuat macem-macem lagi ama Mama... "
Ucap Citra ketus.
"Ciello khan nggak macem-macem
Maaa.... Cuman nggelitikin aja kok..."
"Iya... Nggelitikin sambil cari
kesempatan....Mana ada anak yang ngegelitikin sambil ndusel-nduselin muka ke
memek ibunya...?"
"Hehehe... Khan Ciello pengen tahu
reaksi Mama... "Jawab Ciello sambil terus mengusapi batang pebisnya yang
semakin tercetak dari luar celana kolornya, "Abis... Mama cantik sih...
Jadi bikin Ciello makin gemes aja... "
"Dasar anak mesum.... Masih
sempet-sempetnya ngambil kesempatan dari badan Mama.... Hihihi..." Celetuk
Citra sembari menyentil penis Ciello lagi.
"Aaawww.... Mamaaa.... Udah aaah.
Saakiiitttt....." Teriak Ciello spontan....."
"Ehhh... Sakit ya...? Perasaan tadi
Mama ngeremesnya pelan kok..."
"Huuuuu... Pelan dari Hongkong...?
Sakit banget tau Maa... Berasa beneran mau pecah..."
"Yaaah... Maaf maaf Sayang.... Mama
nggak tau kalo tadi remesan Mama sekenceng itu.... "
"Ssshhh.... Aduuuhhh.... Mama tega
iiihhh...." Rengek Ciello dengan wajah sedih sambil terus mengusapi batang
penisnya dari luar kolor.
"Yaudah sini.... Mama bantu urutin
titit kamu deeh.... Biar nggak sakit lagi...." Ucap Citra yang tanpa malu,
mengambil alih tangan Ciello dan mulai mengusap penis Ciello dari luar kolor.
"Ehh... Maaa....? Ehhhmmmm.....
Hhhhhhssss.... Maaa... Ampun Maa... Jangan diremas lagi ya..."
"Hihihi... Iya iya... Mama nggak
ngeremes titit kamu lagi.... "
"Eeehhhmmmmhhhh.... Maaaa....
Pelan-pelan Maaaa.... Masih ngilu..."Desah Ciello, " Ehhhmmm....
Pelan maaahh...."
"Kenapa Sayang...? Enak...?"
Goda Citra sambil terus mengusapi batang penis Ciello yang tercetak di celana
kolornya. "Pasti sakit banget ya Sayang....? Sampe jadi keras begini....?
Maafin Mama yaaa..."
"Enghhhmm Ooohh... I... Iya Ma...
Oooohh...."
Melihat cetakan batang penis berukuran besar
pada celana kolor Ciello, nafsu birahi Citra tiba-tiba meninggi. Dan seketika
itu pula, Citra mendapatkan sebuah ide mesum untuk bisa melihat penis putranya
lebih jauh lagi. Perlahan, jemari lentik Citra mulai mengurut-urut penis
putranya itu dari luar celana.
"Ooohh... Maaaa..... Sssshhh.....
Oooohhh....." Lenguh Ciello keenakan.
"Kenapa Sayang....?" Tanya Citra
"Urutan tangan Mama... Jadi buat
Ciello....Hmm..... Pengen...."
"Onani....?" Potong Citra
"Nggg..... I... Iya Ma...."
"Beneran kamu pengen onani....?"
"Nnnggg.... Kalo boleh sih....."
"Disini....? Didepan Mama....?"
"I... Iya..."
"Nggg.... Yaudah.... Sok aja kalo
kamu pengen onani...."
"Serius Ma...?" Girang Ciello.
"Hmmm.... Iya.... " Jawab Citra
sambil tersenyum, "Mau sekalian Mama bantuin...?"
"Beneran Mama mau....? Wah boleh
Maa.... " Girang Ciello, "Sekarang... Bantuin Ciello buat nurunin
kolor dong Ma...."
"Huuuu.... Dasar anak manjaa....
Hihihihi..." Ucap Citra yang kemudian memajukan tubuhnya kearah lutut
Ciello. Dan dengan satu sentakan kuat, ia menarik turun celana kolor putra
kandungnya itu.
TUUUUIIIIINNNNGGGG...
Seketika penis besar Ciello melenting
keatas, terbebas dari kungkungan celana kolornya. Besar, gagah, dan penuh
dengan guratan urat disekujur batangnya.
"Astaga... Kontol Ciello.... Udah
keluar precumnya aja...." Desah Citra lirih ketika melihat penis putranya
yang sudah terlihat jelas, tak terhalang oleh benda apapun. "Gagah sekali
kontolmu Nak.... Uratnya tebal, kepalanya besar, kantong zakarnya menggelantung
indah.... Dan jembutnya.... Busyeeet... Lebat amaat..... Pasti asem banget tuh
baunya...."
"Kenapa Maa..?"
"Nggak kenapa-napa Sayang... Mama
cuman heran... Kok tititmu udah ngiler aja ya Sayang...?"
"Hehehehe... Iya Maaa.... Itu juga
gara-gara Mama...."
"Pasti kontol Ciello terasa keras
tuh...." Gumam Citra lagi sambil memeriksa dengan seksama, tonjolan daging
kebanggaan putranya itu.
"Hhhhmmm.... Boleh Mama... Hmmmm....
Pegang tititmu nggak Sayang...?"
"Wah... Boleh banget Maa...."
Ucap Ciello sambil buru-buru menurunkan seluruh celana kolornya hingga terlepas
dari kakinya.
"Hihihihi.... Inisiatifmu kalo
tentang hal-hal mesum... Memang benar-benar patut diacungin jempol loh
Sayang..."
"Hehehehe.... Iyalah.... Harus itu
Maa...."
Segera saja, Citra menggenggam batang penis
putranya itu.
"Astaga... Besar sekali
Sayang...." Kagum Citra sambil membolak-balik penis putranya yang sudah
berkedut hebat saking bernafsunya. "Tangan Mama sampe nggak muat ini
ngegenggemnya.... Kaya megang botol air minum.... Besar sekali...."
"Ahh Mama bisa aja... Besar mana
titit Ciello ama titit Papa Maa....?"
"Nggg.... Kayaknya sih sama
Sayang.... Tapi kalo besok kamu udah seusia Papamu.... Mama yakin ini titit
bakal jauh lebih besar dari punya Papa...."
"Hehehe.... Masa sih Maa....?"
Kekeh Ciello, " Kalo gitu.... Bisa dong.... titit aku sewaktu-waktu
ngegantiin tugas titit Papa....? Hehehehe...." Celetuk Ciello.
"Ngegantiin titit Papa buat
nyodok-nyodok memek Mama gitu...?"
"Hehehe... Ya pas Papa sedang nggak
bisa nyodok memek Mama aja Maa... Hehehe..."
"Iiiihhsss.... Apaan sih....
Ngimpiii... Weeeeeee...." Jawab Citra sambil menjulurkan lidah.
"Tapi benar juga apa yang dikatakan
Ciello.... Sewaktu-waktu.... Kontol ini bakal bisa aku gunain buat melampiaskan
nafsu birahiku yang tertunda..." Batin Citra. Melihat kebesaran batang
penis Ciello yang ada di tangannya, membuat pikiran mesum Citra
melayang-layang. Membayangkan sesuatu niatan aneh yang sama sekali tak pernah
ia pikirkan sebelumnya.
"Pasti enak sekali tuh... Kalo memek
aku disodok-sodok dengan kontol sebesar itu..." Kagum Citra sambil
mengusap lelehan precum di mulut penis Ciello dengan jempol tangannya,
"Pasti bakal menohok rahimku hingga mentok..."
"Maaa....?" Panggil Ciello lagi,
"Kok diem lagi Ma...?"
"Ehh.. Enggak.... Ini... Kok sepertinya
ada yang aneh ya...?" Tanya Citra
"Aneh...?"
"Iya Sayang... Aneh.... Sepertinya
titit kamu ini lebih besar dari kemaren ya...?"
"Ah masa sih Ma...?"
"Iya.... Tititmu ini... Sepertinya
lebih berotot, lebih kekar, dan lebih panjang..." Ucap Citra sembari mulai
meremasi batang kebanggaan putranya. Kalo kaya gini mah namanya bukan titit
lagi Sayang...."
"Lhaaa....? Trus kalo bukan titit....
Apa dong namanya....?"
"KONTOL...." Jawab Citra
singkat. "Ini Mama sebut.... KONTOL...."
"Wwooowww... Mama.... Vulgar banget
nyebut kata kontolnya.... Hehehe...."
"Hihihi.... Kamu suka nggak panggilan
baru buat tititmu...?"
"Oowwwhhmm... Suka Maaa.... Suka
banget...." Lenguh Ciello keenakan, "Ooohhh.... Maaa.... Lembut
banget kulit tanganmu Maa... Enak banget Ma...."
"Hihihihihi... Baru juga
dipegang-pegang Sayang... Kamu udah ngerasa keenakan.... Apalagi kalo kontol
kamu Mama kocokin...?" Kata Citra yang kemudian mempercepat gerakan
tangannya, mengocok batang penis putranya naik turun.
"Huuuooohh... Maaaaaa.... Enak
banget...." Lenguh Ciello sambil meliuk-liukkan tubuhnya. "Terus
Maaa... Teeeruuuusss..... Enak banget kocokan tangan Mama....."
"Hihihi.... Nikmatin aja Sayang....
Dan eh iya... Berhubung kamu tadi habis ngebantuin Mama... Mama mau kasih kamu
hadiah...."
"Hadiah apa Ma...?"
"JUUUHHH...."
Tiba-tiba, Citra meludahi kepala penis
Ciello dan membalurkan seluruh air liurnya kesekujur batang penisnya.
"JUUUHH.... "
"Mama mau buat kamu enak Sayang....
Mama pengen bikin kontolmu ngecrotin pejuh Sayang.. Hihihi...."
"Oooohhh... Mamaaa.... Enak banget
kocokan tanganmu Maaa...." lenguh Ciello keenakan.
"Hihihihi... Kamu suka
Sayang...?"
"Banget banget banget.... Oooohhh...
Mamaaa....." Ucap Ciello kelojotan karena merasakan kenikmatan akibat
kocokan pelan jemari lentik Citra pada kepala penisnya.
"JUUUH.... JUUUH..... " Ludah
Citra lagi pada kepala penis Ciello sembari terus menggurut-urut kepala penis
putranya itu dengan remasan yang makin kuat.
"Uuuwwwooooo... Maaa...
Geeeeliiii...." Lenguh Ciello sambil buru-buru bangun dari tiduran
telentangnya dan menatap tajam kearah wajah cantik Citra yang terpaut hanya
beberapa centimeter dari wajahnya.
"Hihihi.... Kenapa Sayang...? Kok
muka kamu tegang gitu...? Kocokan Mama nggak enak ya...?"
"Uuuuhh.... Uhh.... Bukan Ma... Mama
hari ini keliatan Cantik banget.... Bikin Ciello makin cinta ama Mama....
" Gombal Ciello
"Aaah.... Bisa deh
ngerayunya...."
Beneran Maa.... Sumpah.... Mama cantik
banget...." Puji Ciello, "Eh iya Ma.... "
"Yaaa...?
"Ngggg.... Boleh nggak Ciello....
Ngggg.... Ngesun Mama....?"
"Ooowww.. Kamu mau ngesun Mama...?
Yaudah sini... Sok aja sun Mama...." Jawab Citra sembari menyodorkan pipi
mukusnya kehadapan Ciello.
"Bukan sun pipi Maa... Tapi...
"Tapi apa...?"
"Tapi....Ciello pengen... Nggg....
Sun... Di bibir...."
"Idddiiiihh.... Ini bibir khan punya
Papamu aja Sayang...."
"Dikiiit aja Maa.... Ciello pengen
tahu rasanya...."
"Huuuu.... Dasar mesum....
Hihihi...." Jawab Citra yang kemudian secepat kilat mengecup bibir tebal
Ciello.
CUP.
"Udah...?" Tanya Citra.
"Sekali lagi Ma..." Jawab
Ciello.
CUUUPP
Lagi-lagi, Citra mengecup bibir putranya
sembari sedikit memberi ludah basah dari lidahnya.
"Udah...?"
"Lagi Ma...."
MMHHH.... CUUUPPPP
Kali ini Citra sengaja mengecup bibir
Ciello cukup lama. Ia juga sengaja membuka mulutnya, mencari tahu sejauh apa
keberanian putranya ketika mengecup bibir ibu kandungnya.
MMHHH.... CUUUPPPP.... CUUUPPPP.
Ternyata Ciello cukup berani. Bahkan
terlalu berani. Ia tak segan-segan untuk memasukkan lidah kasarnya kedalam
mulut ibunya. Membuat mereka berdua sejenak untuk bergulat lidah. Namun, ketika
sedang asyik-asyiknya Ciello menggumuli lidah ibunya, tiba-tiba Citra melepas
pagutannya.
"Yaahh... Kok bentaran Ma...?"
"Hihiihi... Bentaran aja yaa... Ntar
kamu ketagihan...."
"Yah Mama... Khan cuman kecup bibir
aja...."
"Iya... Tapi bibir ini khan punya
papamu aja Sayang..." Jelas Citra lagi, "Lagian kamu khan juga udah
dapat tangan Mama...." Tambah Citra sembari kembali mengocok penis
putranya.
"Kalo tangan aja sih kemaren khan Mama
juga udah ngasih Maa...." Gerutu Ciello, "Masa ga boleh minta lebih
dikit lagi sih Ma...?
"Huuuu... Ngareeep lebih nih
yeeeee....?"
"Hiyalah.... Khan tadi Ciello udah
ngebantuin Mama... Dengan segenap jiwa dan raga... Hehehe...."
"Jadi sekarang kamu main
itung-itungan...?" Jawab Citra dengan nada datar, namun terdengar
mengancam.
"Nggg.... Ya... Khan kalo Ciello
dapet lebih... Ciello nggak nolak Ma... Hehehe...."
"Minta lebihnya seperti
apa....?"
"Nggg..... Kalo Ciello minta Mama
buat nyepongin kontol Ciello.... Mama mau nggak....?"
"Iiiihhhssss.... Daasar anak
messsuuuummmm.....Hihihi.... "
"Ayolah Maaa... Bentaran aja..."
"Hmmmm.... Jadi makin lama nih Mama
mesum-mesuman ama kamunya...? Hihihi...."
"Hehehe.... Mau ya Maaaaa....
Pleeeesseeee..."
Sejenak, Citra melihat jam di pergelangan
tangannya. "Hmmmm.... Okedeh.... Tapi..... Mama nggak bisa lama-lama ya
Sayang... Mama sudah harus jalan ngejemput papamu..."
"Iya Ma... Apalagi kalo kontol Ciello
kena bibir lembut Mama... Pasti Ciello bakal cepet Maa ngecrotnya....
Hehehe..."
"Yeeee.... Ngaaareeeeepppp....."
Segera saja Citra kembali bersimpuh pada
kedua lututnya, lalu mengocok Ciello. Karena tubuh Citra ketika mengocok penis
Ciello dalam posisi merangkak dan bertumpu pada sikutnya, otomatis Ciello dapat
melihat goyangan payudara Citra dengan jelas. Dan tanpa meminta ijin, Ciello
memberanikan diri untuk menyentuh payudara besar Citra yang selalu hadir dalam
mimpinya.
"Sayang.... " lenguh Citra
ketika tangan putra kandungnya menyentuh payudaranya, "Kamu
ngapain...?"
"Eh... Enggak Ma... Ini baju mama
kotor..."
"Ooowww..." Jawab Citra singkat
tanpa menyingkirkan tangan Ciello dari payudaranya.
Melihat reaksi Citra yang biasa-biasa
saja, keisengan Ciello muncul kembali. "Astaga Ma.... Tetek Mama empuk
sekali ...?" Bisik Ciello lirih, "Dan besar banget Maaa...."
Lagi-lagi, Citra tak mempedulikan tangan
jahil Ciello. Ia seolah sengaja membiarkan tangan mesum putranya untuk
menjelajahi gundukan kedua payudaranya yang bergantungan itu secara bergantian.
"Maa... "
"Yaa...?"
"Biar Ciello cepet keluar.... Ciello
boleh lihat tetek Mama nggak....?"
"Buat apa Sayang...?"
"Ciello pengen ngeremes-remes tetek
Mama...?" Pinta Ciello melas.
"Hmmm..... Boleh..... " Jawab
Citra, "Sok aja Sayang...." Jawab Citra yang kemudian membiarkan
tangan nakal meremas pelan payudara besarnya.
"Nggg.... Kalo Ciello lepas
bajunya...? Boleh nggak Ma....?"
"Baju aja....?"
"Ngggg... Boleh ya Maaa...?
Hehehehe...."
"Lepas aja sendiri deh.... Mama sibuk
ngocokin kontolmu...."
Dengan bersemangat, Ciello buru-buru
melepas semua kancing kemeja Citra, hingga menampakkan tubuh putih bersih
dengna kulit yang halus mulus.
"Kulit Mama mulus bener Ma... "
Puji Ciello sembari mengusapi pundak dan payudara Citra.
Tak puas dengan mengusapi, Ciello pun berinisiatif
untuk melakukan hal yang lebih jauh lagi. Tanpa meminta ijin, Ciello meraih
kaitan beha Citra dan melepasnya perlahan.
KLIK...
"Sayang....? Kamu mau
ngapain....?"
"Ngggg.... Cielo pengen liat puting
Mama... Boleh ya Ma...? Ciello penasaran....."
Tanpa menjawab, Citra hanya mengangguk.
Membiarkan beha merahnya terlolosi dari tubuh indahnya. Dan membuat payudara
besarnya menggelantung bebas tanpa penahan dan penutup apapun.
"Wooowww... BESAR SEKALI TETEKMU
MAAA..." Puji Ciellonyang langsung tak menyia-nyiakan gelantungan payudara
bulat ibunya, ia segera meremasi payudara itu sambaru memilin puting
payudaranya pelan.
"Ssshhhhh.....Pelan-pelan
Sayang....."
"Sumpah Maa.... Tetek Mama ternyata
jauh lebih besar dari yang Ciello bayangkan....Empuk banget Maaa.. Mana
putingnya.... Sumpah.... Bagus banget Maaa..."
"Aaah.... Bisa aja kamu.... Kaya
nggak pernah liat tetek Mama aja..." Ucap Citra terus meladeni kenakalan
putranya itu sambil mengocoki penis ditangannya kuat-kuat.
"Beneran Maaa.... Tetek Mama
bagus.... Besar, mulus, empuk.... Ooohh.... Mama cantik banget Maaa....
Eehhmmm.... Ssshh.... " Lenguh Ciello sembari terus meremasi kedua
payudara besar Citra, "Ciello ngerasa bangga punya ibu secantik Mama....
Ssshh... Ciello bangga punya ibu seseksi Mama... Tubuh Mama... Ooohh... Tetek
besar Mama... Pantat bulat Mama.... Kaki mulus Mama... Bener-bener selalu bikin
Ciello horny Ma..."
Mendengar pujian dan rayuan Ciello,
ditambah remasan dan cubitan nakal pada payudaranya, membuat desah kenikmatan
Citra mau tak mau keluar juga.
"Eeemmmhhh...." Lenguh Citra
lirih. "Pinter ya kamu ngegoda Mama.... Ooohhh.... "
"Bener Maa... Ciello makin jatuh
cinta ama Mama...." Ucap Ciello sembari terus meremasi kedua payudara
ibunya dengan kedua tangannya.
"Ooohh... Saaayaanngg.... Tetek Mama
Ngilu...Eehhmmm.... Shhhh....." Erang Citra keenakan.
Mendapat rangsangan pada organ paling
sensitifnya, membuat Citra menjadi hilang akal. Alih-alih menepis tangan jahil
Ciello pada payudaranya, Citra malah semakin mempercepat kocokan batang penis
besar itu dengan jemari lentiknya. Tak lupa, Citra juga terus-terusan meludahi
Ciello dan memelintir batang penis itu. Berusaha membuat penis putranya itu
segera mengeluarkan semburan benih kenikmatannya.
JUUUH JUUUHHH.... JUUUH JUUUHHH....
"Oooohhh... Maaaa.....Ampuun
Maaaa...." Seru Ciello keenakan.
Kocokan demi kocokan jemari Citra, semakin
lama semakin kuat. Membuat penis putra kandungnya itu makin terasa berkedut
dengan kerasnya, hingga membuat tubuh putranya itu semakin kelojotan.
"Oooohh... Ampun Maaa....
Aampuunn.... enak banget Maaa... Ooohh... Ohh... Ohh..." Lenguh Ciello tak
mampu menahan rasa ngilu, geli sekaligus nikmat pada penisnya. "Kalo gini
terus... Ciello bisa ngecrot nih Maa... ooohh...."
TIIT TIIIT TIIITT TIIITT....
Tiba-tiba, dering handphone Citra
berdering. Membuat layanan masturbasi Citra pada penis putranya terhenti
sejenak.
"Astaga... Itu pasti Papamu sedang
nelpon Sayang......." Seru Citra menebak-tebak, tanpa melihat dari siapa
telephon itu berasal.
"Biarin aja Maa... Mama ngocokin
kontol Ciello aja dulu.... Ciello mau keluar nih...." Pinta Ciello sambil
terus meremasi payudara besar ibunya.
TIIT TIIIT TIIITT TIIITT....
"Bentaran ya Sayang... Nanti deh kita
lanjutin lagi...." Elak Citra sambil berusaha beranjak dari posisi
merangkaknya.
"Yaaeelaaahh Mamaaa..... Dikit lagi
Maa... Ya Maaa...." Paksa Ciello menahan tubuh Citra supaya tak beranjak
dari sampingnya, "Bentar lagi Ciello keluar kooookkk.... Ayo terus kocok
kontol Ciello Maa..."
TIIT TIIIT TIIITT....
Suara handphone Citra tak henti-hentinya
berdering, hingga akhirnya....
TIIT TIIT TIIIT TIIT TIIT TIIIT TIIITT
TIIITT......................................
Suasana kembali hening. Sunyi tanpa suara
apapun selain suara becek tangan Citra yang sedang mengocoki batang penis
putranya yang penuh dengan air liurnya.
"Naah... Berhenti khan....? Ayo Ma...
lanjutin lagi...." Ajak Ciello lagi supaya Citra kembali menghadap kearah
penisnya.
"Astaga Sayang... Mama udah telat
banget nih... " Kata Citra begitu melihat jam tangannya, "Kamu
lanjutin sendiri aja yaa..."
"Yaah... Mamaaa.... Nanggung amat
sih...? Dikit lagi deeeh.... Ciello bentar lagi keluar kok..."
TIIT TIIT TIIIT TIIT TIIT TIIIT
Lagi-lagi handphone Citra berdering.
"Tuhh... Papamu nelpon lagi Sayang...
Udahan dulu ya... " Ucap Citra yang kemudian buru-buru berdiri dan segera
berjalan kearah meja pendek di ruang keluarga.
Sejenak, Citra mencari-cari handphone
didalam tasnya. Karena tinggi meja ruang keluarga cukup pendek, Citra harus
membungkuk guna menemukan handphone dalam tasnya. Sekali lagi, posisi tubuh
Citra membuat belakang rok mininya kembali terangkat naik, memamerkan celana
dalam mini kepada Ciello.
"Astaga... Pantat bulat Mama....
Celana dalam Mama.... Belahan memek Mama....." Dengus Ciello sembari terus
mengurut batang penisnya, "Coba aku bisa jadi Papa.... Bakal aku
sodok-sodokin tuh memek pake kontol ini...." Batin Ciello sambil
membayangkan bersetubuh dengan ibu kandungnya.
"Eh.... Mungkin kalo aku nyoba
nyelipin batang kontolku ke sela-sela pantat Mama.... Mama bakal marah nggak
ya...?"
TIIT TIIT TIIIT TIIT TIIT TIIIT
"Ya Halloooo....?" Jawab Citra
sambil mencari-cari sesuatu dari dalam tasnya.
"Iya Paa.... Mama ini sebentar lagi
jalan...."
"Iya... Maaf agak telat.... Tadi Mama
ada urusan bentar dengan Ciello...."
"Mumpung Mama sedang nelpon Papa....
Pasti Mama nggak bakalan marah kalo aku godain...." Batin Ciello yang
tiba-tiba, beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Citra. Lalu tanpa
basa-basi, ia menyodorkan batang penisnya yang masih menegang keras kearah
ibunya yang masih menungging. Menyelipkan batang penisnya ke sela-sela belahan
pantat ibunya.
"Maaa.... Ayo Maaa.... Lanjutin
bentaran..." Lenguh Ciello sambil memeluk pinggang ramping Citra. Karena
ukuran penis Ciello yang cukup panjang, kepala dan sebagian batang penisnya
sampai keluar kedepan, melewati bawah selangkangan Citra.
"Ssssttt... Ciello... Apa-apaan
kamu....?" Hardik Citra dengan nada pelan, "Mama sedang ngobrol
dengan Papamu... Singkirin dulu dong kontolmu...." Tepis tangan Citra
berusaha mengalihkan sodokan batang penis putranya yang menonjol keluar
melewati selangkangannya.
"Ayolah Maa... Bentaran
ajaaaa...." Bisik Ciello yang tak mengindahkan permintaan Citra. Bukannya
pergi mencabut batang penisnya dari pantat Citra, ia malah mulai menggoyangkan
pinggulnya maju mundur.
"Kenapa Mas....?"
"Enggak... Ini loh Ciello lagi
manja.... Aduh... Lipstik aku dimana ya...?" Ucap Citra sembari
mencari-cari sesuatu dari dalam tasnya.
"Ciello.... Bentaran ah... Mama masih
ngobrol bentar...." Bisik Citra pelan sambil berusaha menolak..
"Nggak mau ah.... Kalo Mama nggak mau
ngelanjutin... Ciello nggak mau udahan.... Ayo Maaa... " Ancam Ciello
sambil mulai mempercepat goyangan pinggulnya. Menggeseki belahan bawah pantat
Citra dengan kuat.
Lucu. Karena gerakan maju mundur Ciello,
kepala penisnya terlihat ikut bergerak keluar masuk dari selangkangan Citra.
Membuat ibu dua anak itu seolah memiliki penis yang dapat tumbuh dan tenggelam
dari dalam vaginanya.
"Eeehhmmm... Ciellooo....."
Desah Citra pelan. Karena posisi Citra yang masih membungkuk, gerakan Ciello
yang maju mundur di belahan pantatnya, mau tak mau ikut membuat vaginanya
tergesek-gesek. Nikmat. Membuat Citra sejenak teringat dengan kejadian pagi
hari, dikamar Ciello, beberapa saat lalu.
"Kenapa Mas....? Ehh... Enggak...
Ehhmm.... Nggak kenapa-napa kok Mas... Biasa.... Ssshh.... Ciello cuman lagi
ngajak Adek maenan.... "
"Mama....Ayolah Maa..." Bisik
Ciello pelan. Sambil terus merengek, ia terus menggoyangkan pingulnya.
"Iya Sayang... Bentar ya...."
Merasa tak dihiraukan, Ciello seolah
menjadi gelap mata.
"Ahh... Mama... Kalo Mama nggak
mau.... Ciello bisa ngecrot sendiri kok..." Erang Ciello sembari
mempercepat gerakan maju mundur pinggangnya kuat-kuat. Membuat penisnya semakin
menggesek-gesek vagina Citra yang masih terbungkus celana dalam.
"Eh Sayang... Kamu mau apa....?"
Kaget Citra ketika melihat putranya mulai 'menyetubuhi' dirinya dengan kasar.
PLAK PLAK PLAK
Suara hentakan pinggang Ciello terdengar
nyaring ketika menabrak pantat putih ibunya.
PLAK PLAK PLAK
Buru-buru Citra mendekap microfon
handphonenya, berusaha menyembunyikan suara tepukan pinggang dan pantatnya dari
pendengaran suaminya.
"Eh Sayaang... Tunggu... Tunggu
Sayang... Papamu sedang telpon ini...." Erang Citra panik.
"Hallooo....? Haalllooo....?"
Suara panggilan Mike terdengar dari speaker phone, memanggil-manggil istrinya
yang mendadak diam. "Sayang...? Hallooo....? Deeek...?"
"Biarin.... Biarin... Papa... Nunggu
dulu... Ciello... Udah... Nanggung banget... Maa... Oooohh..." Erang
Ciello dengan suara putus-putus karena saking bernafsunya.
"Oooohh.... Saayaaangg...
Pelan-pelaaan.... Memek Mama sakit ini kegesek-gesek kontol ama kain celana
dalam Mama...." Pekik Citra sembari berusaha melepaskan diri dari dekapan
tangan Ciello.
"Yaudah... Kalo sakit... Celana
dalamnya... Ciello turunin aja ya Maa..." Celetuk Ciello yang dengan
gerakan super cepat menghentikan goyangan pinggulnya. Mencabut penisnya dan
kemudian menarik turun celana dalam ibunya hingga sebatas lutut. Setelah itu,
ia lalu kembali menyelipkan batang penisnya pada belahan pantat Citra dan
kemudian menyodok-nyodoknya lagi.
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
"Hallooo....? Haalllooo....?
Sayaaang....?" Panggil Mike lagi "Hallooo....? Deeek...?Kamu sedang
apa sih....? Halllooooo....?"
"Ciello.... Lepasin Mama Sayang...
Uhh... Uhh... Uhhh.... " Erang Citra kebingungan. Karena satu tangan sibuk
menahan tubuhnya supaya tak ambruk kedepan, dan tangan lainnya sibuk menutup
microfon handphone, Citra tak mampu berbuat apa-apa. Antara menggunakan
tangannya untuk melarang putra kandungnya 'menyetubuhi' dirinya, ataupun
menggunakan tangannya untuk menutup panggilan telephon dari suaminya.
Citra benar-benar bingung namun juga
penasaran. Ia ingin mengetahui akan sejauh apa perlakuan mesum putranya pada
dirinya. Satu sisi, Citra merasa bersalah telah menggoda Ciello sehingga ia
menjadi gelap mata seperti ini. Di sisi lain, Citra juga menikmati
'persetubuhan' palsu ini. Persetubuhan yang walau hanya menggesek-gesekkan
penis pada bibir vaginanya, namun tetap saja memberikan efek nikmat yang
teramat sangat.
"Ooohhh... Sayaaangg....
Sshhhh....." Desah Citra sambil berusaha menjaga tubuhnya supaya tak jatuh
kedepan.
Perlahan tapi pasti, vaginanya semakin
membasah, dan membanjir hebat. Terlebih ketika batang besar putranya menggeseki
biji kelentitnya dengan gerakan super cepat, membuat vaginanya semakin gatal.
Gesekan batang berurat Ciello yang walau tak menusuk ke liang vaginanya
ternyata tetap mampu membawa sensasi kenikmatan yang mampu membuat ibu dua anak
itu merinding. Bukan karena takut jika batang penis itu tiba-tiba terselip
masuk liang kewanitaannya, melainkan ia takut jika vaginanya akan ketagihan
dengan persetubuhan terlarang ini.
Karena biarpun tubuhnya melakukan
penolakan akan perbuatan tak senonoh Ciello, dari lubuk hatinya, Citra begitu
menginginkan untuk dapat segera disetubuhi oleh putranya ini. Bahkan kalau mau,
bisa saja Citra merendahkan tubuh depannya turun, dan membuat penis besar
putranya itu melesak menembusi liang kewanitaannya.
"Ooohhh... Mamaaaaa.... Enak sekali
belahan pantatmu Maaa...." Erang Ciello sembari terus menghantamkan
pinggulnya kearah pantat bulat Citra. Tak lupa, Ciello juga terus meremasi
payudara besar Citra yang bergoyang-goyang bebas. "Enak juga
ngeremes-remes teteeekmu Maaaa....."
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..... PLAK
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK....
Suara tepukan tubuh ibu dan anak itu
terdengar nyaring memenuhi ruang tivi.
"Sshhh.... Ooohh... Cieellooo....
Hentikan Nak... Hentikaaaan.... Ssshhh.... Nanti Papamu.... Bisa... Ooohhh...
Dengeeer loooohh.... Eeeehhhmmmm...." Erang Citra lirih.
"Biarin Papa denger... Yang penting
Ciello puaaasss...." Jerit Ciello sambil terus menariki payudara ibunya
kuat-kuat. "Sumpaaah... Tetek Mama bener-bener menggairahkan.... Besar
sekaaaliiii....."
"Ooohh.... Sayaaang....
Pelan-pelaaan....Jangan keras-keras ngeremesnyaaa... Saaakiiitt....."
Erang Citra
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..... PLAK
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK....
"Ooohhh... Maaaaaa..... Cieellloooo
nggak kuat lagi.... Ciellooo mau keluaaar Maaa..... Ciello... Keluaar....
Oohhh... Ohhhh.. Ooohh..."
CROT CRROOT CROOCOOT CROOOT CROT
Tujuh semburan hangat muncrat dari arah
selangkangan Citra. Menyembur deras dari ujung kepala penis Ciello. Terbang
begitu jauh hingga mengenai tas Citra yang ada di depannya.
"Oooohh... Ooohh... Oooohhh...
Maaaa.... Cieeellloooo keeeluuuaaarrr Maaaa....." Lenguh Ciello panjang
sambil tiba-tiba ambruk menimpa tubuh Citra yang ada didepannya. Lemas tak berdaya.
Hingga akhirnya ia merosot jatuh kelantai.
"Ooohh... Maaamaaa..... Enak banget
Maaa... Sumpah enak baaanggeet...." Racau Ciello seperti orang yang sedang
mabuk. "Belahan pantat Mama memang enaaak.... Belahannya aja enak...
Apalagi lubang pantatnya....? Tetek Mama juga... Super besar.... Super
empuuk... Super lembut... Ciello suka Maaa... "
"Halloooo Deekk...?
Hallooo....?" Suara Mike masih memanggil-manggil.
"Eh iya Mas....? Maaf tadi bu Rani
main sebentar...." Jawab Citra sambil menjepit handphone dengan bahunya.
"Iya... Tapi sekarang udah pulang kok.... Dia tadi cuman balikin
piring..." Bohong Citra sembari mengenakan kembali celana dalamnya yang
ikut-ikutan basah terkena cipratan sperma Ciello.
"Kenapa Mas....? Ciello....? Ada kok..."
"Iya Mas... Dia nakal banget....
Barusan juga Adek dinakalin ama tuh anak..."
"Tuh dia lagi tiduran
dilantai....Kenapa Mas....?" Tanya Citra mondar mandir di ruang tengah. Ia
terlihat sibuk mengenakan beha dan bajunya yang tadi terlepas guna membungkus
tubuh indahnya lagi. Sesekali, Citra juga menyeka lelehan sperma Ciello yang
masih mengalir di paha dalamnya dengan tissu.
"Kenapa Mas....? Mas mau ngomong
serius ama Ciello....?"
Mendengar ibunya menyebut-nyebut dirinya,
mendadak, wajah Ciello pucat pasi. Ia buru-buru bangun dan langsung mengenakan
celana kolornya.
"Mati aku...." Panik Ciello,
"Mama pasti bakal melaporkan perbuatan mesumku barusan ke Papa... Waduh...
Gimana ini.....?"
"Ooohhh... Nanti aja ya Mas...? Jadi
Adek njemput Mas dulu... Baru nanti sesampainya dirumah Mas mau ngomong ama
Ciello...?"
"Hmmm.... Yaudah kalo gitu... Adek
jalan dulu yaa Mass..."
"Muuuaaahhh...."
Hening. Yang ada hanya suara langkah Citra
yang mondar-mandir di sekitaran ruang keluarga. Beha merahnya sudah terpasang
rapi dan menerawan jelas pada kemeja sempitnya. Merapikan makeup dan rambutnya
hingga kembali terlihat menawan seperti beberapa saat lalu.
Melihat raut wajah Citra yang cemberut,
Ciello merasa benar-benar bersalah. Terlebih setelah ia melihat tas kesayangan
ibunya, lepek karena semburan spermanya yang mengotori di hampir semua
permukaan kulit tasnya. Sambil menundukkan wajah, Ciello mendekat kearah ibunya
yang kebetulan sedang duduk disofa samping tempat Ciello duduk.
"Ma... Ciello minta maaf...."
Tak ada jawaban sama sekali dari Citra.
Alih-alih mengucapkan sepatah kata, Ibu dua anak itu malah pergi meninggalkan
Ciello. Citra masih terlihat ketus dan dingin. Sambil terus mondar-mandir,
Citra tak henti-hentinya bermakeup dan bersiap diri. Hingga tiba-tiba ia
berdiri tepat didepan Ciello sambil berkacak pinggang.
"Ciello....." Panggil Citra
dengan nada datar. Matanya menatap tajam kearah Ciello, membuat putra
kandungnya hanya bisa tertunduk ketakutan.
"I.... Iya Ma...." Jawab Ciello
gugup.
"Kamu jaga rumah sampai Mama dan Papa
pulang... Jangan kemana-mana... Kita bakal bicara panjang setelah Mama jemput
Papamu...." Ucap Citra dengan nada datar sembari berjalan menjauh dan
menghilang ke pintu garasi rumah.
Dalam perasaan bingung, Ciello duduk dalam
perasaan gelisah. Berulangkali, pikirannya kembali teringat akan wajah serius
Mamanya yang terlihat begitu marah akibat perbuatan mesumnya tadi.
"Ah... Kampreeet.... Super
kampreeeett.... " Sesal Ciello dalam hati, "Mama nanti pasti bakal
ceritain perbuatan mesumku barusan ke Papa nih... Ah SIAAALL.....Mereka berdua
pasti bakal ngehabisin aku.... Kampreeet...... Aku harus bener-bener cari cara
supaya bisa minta maaf ke Mama...."
Berulang kali Ciello berpikir keras untuk
mencari ide guna meminta maaf kepada Citra. Namun sekeras apapun ia berpikir,
tak satu idepun yang keluar di pikirannya. Otak saat itu benar-benar tak dapat
diandalkan. Buntu sama sekali.
Akhirnya, Ciello menyerah. Ia mencoba
mengalihkan perhatiannya kembali ke video game yang sedang ia mainkan, tapi,
tampaknya hal itupun sama sekali tak membantu. Pikirannya masih saja panik.
Bahkan, anehnya, ketika ia panik, otaknya malah mengingat-ingat ke kejadian
kebeberapa saat lalu, saat dimana ia sedang 'menikmati' kemolekan tubuh ibu
kandungnya.
"Ooohh... Ngentotin mama..... "
Batin Ciello sambil memejamkan mata, "Pasti rasanya jauh lebih nikmat
sekali..... Tetek Mama.... Memek Mama.... Anus Mama.... Oooohh... Pasti kalo
dientotin rasanya enak sekali ya Maa....."
Alih-alih khawatir dengan sikap dingin
Citra yang terlihat beberapa waktu lalu, Ciello tiba-tiba teringat koleksi film
porno yang ia simpan di hardisk komputernya. Dan entah kenapa, sekarang ia
sangat ingin memutar film-film porno itu. Dengan gerakan supercepat, Ciello
segera berlari keatas. Menuju kamarnya dan kembali melepas semua pakaian yang
menempel di tubuhnya.
Beberapa detik kemudian, Ciello sudah
tenggelam dalam imajinasinya. Duduk dikursi belajarnya dan menghadap ke arah
layar laptopnya. Posisi meja komputer sengaja Ciello atur sejajar dengan pintu
masuk, guna menyembunyikan segala macam aktifitas mesum yang ia lakukan dari
orang yang tiba-tiba membuka pintu. "Supaya aman... " Kata Ciello.
Dengan headset yang menutupi kedua
telinganya, Ciello semakin fokus dalam gambar persetubuhan dua insan berbeda
kelamin yang terpampang pada layar komputernya. Sengaja, Ciello menyetel film
incest yang memperlihatkan persetubuhan antara ibu dan anak.
"Ohhh...Ohhh.... Yeeesss Yesss...
Fuck your momma pussy Darling.... Fuck... Your... Momma... Pussy.... Harder....
Harder...." Suara mesum film itu segera memenuhi ruangan. "Ohhh....
Yeeeesss... Yeeessssss... Fuck my slut pussy......."
"Ohhh... Mama....Kamu nakal banget
Maa...." Erang Ciello sembari membayangkan jika perempuan yang ada di film
porno itu ibunya, dan lelaki yang sedang menusuki vagina si perempuan itu
adalah dirinya. Dengan gerakan supercepat, Ciello mengocoki penisnya yang sudah
menegang keras. "Ooohh.. Mamaaa.... Ciello pengen nyodokin memek sempitmu
Maa... Pengen ngentotin memekmu dengan kontol besarku Maaa....."
TEKTEKTEK
Suara tarikan kulit penis Ciello terdengar
begitu kencang, terhentak-hentak dengan kecepatan tinggi, seiring gelombang
orgasmenya yang mulai terkumpul di pangkal penisnya.
TEKTEKTEK... TEKTEKTEK
"Ooohh... Mamaaaa..... Rasain sodokan
kontolku Maaa.... Sshh....Rasain kontolku mengaduk-aduk liang
rahimmu....Oohhh... Ohhh....." Dengus Ciello lantang. "Rasain
kenikmatan batang pelerku Maaa..."
TEKTEKTEK... TEKTEKTEK... TEKTEKTEK...
TEKTEKTEK
Gerakan kocokan Ciello semakin lama
semakin cepat. Mengurut batang penis itu kuat-kuat. Sambil membayangkan
persetubuhan yang ada di layar komputer, tubuhnya mulai melengkung-lengkung.
Tanpa ampun, Ciello membetoti batang penisnya dengan brutal, sampai-sampai
membuat kepala penisnya berwarna merah keungunan.
TEKTEKTEK... TEKTEKTEK... TEKTEKTEK...
TEKTEKTEK
"Ooohh.. Mamaaa.... Aku mau keluar
lagi Maa... Keluarin dimana Ma...? Didalam atau diluar....?" Lenguh Ciello
sambil terus membayangkan persetubuhan dengan Mamanya, "Didalam aja ya
Ma...? Anakmu mau keluarin pejuhnya di dalam memekmu ya Maaa....?"
Tambahnya lagi sambil mengerang-erang, .
"Ooohh.. Mamaaa.... Ciello.....
Keeeluuuaaaarrr....."
"Kaaaakaaaaaakkkk..... Balikin
kalkulator aku dooo............."
Tiba-tiba, kursi yang Ciello duduki,
berputar kekiri. Menghadap tepat kearah sosok wanita bertubuh imut dengan
rambut hitam lurus sepunggung. Senyumnya merekah mengembang tanpa mengetahui
apa yang sedang Ciello lakukan sebelumnya.
".....ooong....." lanjut Clara
menyelesaikan kalimatnya.
Entah sejak kapan adik seksi Ciello sudah
masuk kedalam kamar. Dan begitu sadar jika kakaknya sedang mengocoki penisnya
sambil bertelanjang badan, gadis belia itu kaget bukan kepalang. Matanya
tiba-tiba melotot dan mulutnya melongo lebar .
Ihhhhhsss kakaaaaakkk.....
"Looh....? Clara....?" Kaget
Ciello panik, "Uh... Uh.....Uhhh......"
CROOOT CROOOT CROOOCOOOOT CROOOT
CROOOOTT....
Lima gumpalan sperma, melesat begitu
cepat. Melenting jauh kedepan, kearah tubuh semok Clara dan mendarat ke seragam
sekolahnya.
"Ihhhhhhhssss..... Kak
ciellooooooo......." Seru Clara yang berusaha menghalang-halangi semprotan
sperma kakak kandungnya supaya tak terus menyemburi seragamnya. Namun sia-sia,
sperma-sperma Ciello sudah terlanjur membasahi bagian depan seragamnya.
"Loohh... Clara...?" Sejak kapan
kamu ada didalam kamar....?" Tanya Ciello panik sambil melepas headset
yang ia kenakan. Ia lalu melirik kearah sosok yang ada dibelakang Clara. Sosok
wanita dengan tubuh tinggi ramping yang juga ikut-ikutan melongo dengan mata
yang tak berkedip melihat aktifitas mesum Ciello dengan mata bulat penuh tanda
tanya, "Waduh....Ada Karnia juga....?"
"Hai Kak Ciello...." Sapa Karnia
sambil tersenyum malu dan melirik kearah Ciello yang masih mengurut batang
penisnya yang masih memancarkan air mani
Sentakan kejutan seolah tiba-tiba memukul
kepala Ciello dengan kuat. Memberikan shock teraphy yang benar-benar manjur
untuk membuatnya sadar seratus persen.
"Eeh... KEEELLLUUUUAAAARRRR....
Kalian berdua... Keluaar..... Tutup pintunyaaa...." Teriak Ciello keras
sambil menutupi penisnya yang masih muncrat berkedut dengan kedua tangannya.
Percuma, teriakannya sama sekali tak
dihiraukan oleh Clara. Alih-alih keluar dari kamar Ciello, Clara malah berkacak
pinggang didepan Ciello.
"HEEEHH....Kak Ciello jelek.... Kakak
tuh ya... Nggak sopan banget sih jadi cowok... Udah lama banget pinjem
kalkulator Adek... Nggak dikembali'in... Eh pas ditagih.... Adek malah di
muncratin pejuh... " Cerocos Clara tanpa titik koma, "Dan
sekarang.... Adek sampe diusir-usir segala...." Tambah Clara lagi sambil
mengusap-usap ceceran sperma Ciello yang menempel di bagian payudaranya.
"Iiihh... Sumpah... Bauk bangeet...
" Jijik Clara sembari menepuk-tepuk sperma kakaknya yang menempel lekat di
gundukan payudaranya. Ia berharap, dengan tepukan-tepukannya, sperma itu bisa
lepas dari baju dan turun kelantai. Namun, nyatanya, ia salah. Semua tepukan
tangannya malah membuat sperma itu terciprat kesana kemari, bahkan sekarang,
sperma itu turun ke bagian roknya.
"Karnia... Bantuin dong... "
Pinta Clara ke sepupunya.,"Uuuhhhh.... Sumpah... Kak... Pejuhmu bauk
bangeeet.... Kakak makan apa'an sih tadi...?" Tambah Clara setelah
mendekatkan tangannya yang belepotan sperma ke hidung mancungnya.
"Sini... Sini... Dilap pake tissu
aja... " Saran Karnia yang segera mengeluarkan tissu dari saku bajunya.
"Iiihhsss... Mana lengket pula....
Bagi tissunya lagi Kar.... Iiiihhhhhhsss... Banyak banget sih... " Gerutu
Clara sembari mencoba mengelap lelehan sperma Ciello.
"Mmmm... Clara.... Mending kamu lepas
aja deh bajunya.... Karena sepertinya... Pejuh Kak Ciello nggak bakalan bisa
ilang dengan mudah...." Saran Karnia,
"Iiihh... Iya sih... " Ucap
Clara jijik sambil mulai melepasi semua kancing baju seragamnya.
"Mending kamu ganti kaos aja...
Soalnya itu baju nggak bakalan bisa bersih lagi...." Jelas Karnia,
"Kak Ciello parah deh... Masa adek sendiri dipejuhin..."
"Hehehe... Biarin.... Makan tuh
pejuh..." Ejek Ciello, "Itu hukuman buat cewe yang sukanya
masuk-masuk ke kamar aku nggak pake ketuk pintu..."
"Clara udah ketuk pintu Kak... Kakak
aja yang nggak denger... Keenakan ngocok siiihh... " Ucap Clara sambil
melirik ke arah penis Ciello yang masih digenggam Ciello erat-erat, "Mana
pake nyebut-nyebut nama Mama.... Biarin... Ntar Clara laporin ke Mama... Biar
titit kakak dikasih pelajaran super berat ama Mama...."
"Iiihhh... Awas ya kalo kamu sampe
berani lapor ke Mama... "
"Biarin.... Biar laptop Kakak disita
Mama... Biar Kakak nggak bisa nonton bokep lagi... Biar Kakak nggak bisa
kocok-kocok titit mulu... Hihihi... " Ancam Clara sembari menimpuk
selangkangan Ciello dengan seragam sekolahnya yang sudah penuh dengan spermanya
Melihat Clara yang sudah tak mengenakan
seragam, membuat Ciello dapat melihat payudaranya yang besar. Apalagi saat itu
Clara mengenakan bra kecil berwarna pink, membuat payudaranya putih Clara
seolah akan tumpah karena daging payudaranya tak dapat tertampung seluruhnya.
Dan karena mendapat suguhan tubuh seksi adik semata wayangnya, perlahan, penis
Ciello yang semula lemas, mulai kembali keras menegang.
"Heh... Titit.... " Panggil
Clara sambil menunjuk-nunjuk selangkangan Ciello, "Loo... Bakal... Gw...
Mampusssiiinnnn..." Ancam Clara dengan mimik wajah lucu. Wajah khas remaja
belia ketika sedang mengancam musuh bebuyutannya.
Mendengar ancaman Clara yang terus-terusan
melirik batang penisnya, Ciello segera mendekap batang penisnya dan
menyembunyikannya dari pandangan adik dan sepupunya. Namun lagi-lagi, hal itu
sama sekali tak berguna. Karena ia masih bisa merasakan tetesan air maninya
terpercik ke telapak tangannya, hingga menetes ke lantai.
"Udah udah... Sana pergi..... Kamu
mau apa lagi sih...? Keluar... " Bentak Ciello sembari menepis tangan
Clara yang masih menunjuk-nunjuk ancamannya..
"Ihhhss.... Marah-marah mulu nih
orang... Kaya Lagi mens aja...?" Goda Clara sambil mengintip layar laptop
Ciello yang masih menayangkan film pornonya.
"Kak... Itu... Kok pemain
perempuannya.... Mirip ama Mama sih Kak...?" Tanya Clara, "Karnia
sini... Coba kamu lihat deh.... Kok kayaknya... Perempuan yang ada di film
bokep Kak Ciello... Mirip dengan Mama Clara ya...?"
"Aduuuhhh... Kalian tuh yaaa.....
Disuruh pergi susahnya minta ampun... " Omel Ciello
"Ah Kakak.... Bentaran ah... Clara
khan cuman mau ngambil kalkulator Clara lagi..."
"Emang itu kalkulator punyamu...?"
"Ya... Iya... Laaahh... Sok pake
nanya segala.... Emang ada ya...? Cowo normal pake kalkulator berwarna
pink....?" Tanya Clara cuek, "Jadi sekarang... Buruan balikin
kalkulator Clara... "
"Iye-iyeeee..... Ntar kakak anter
kekamar deh... Sekarang... Kamu balik aja sana..."
"NGAK MAUUU... Clara nggak mau pergi
sebelum Kakak kasih Clara tuh kalkulator.. ." Ucapnya cuek sambil membuka
laci-laci yang ada disamping Ciello. "Simpen dimana sih Kak.... Kok ga
nemu-nemu...?" Tanya gadis belia ini yang sama sekali tak merasa sungkan
dengan ketelanjangan kakaknya. "Mungkin jatuh kebawah meja kali
ya...?" Tambah Clara lagi sambil menungging dan melongok-longok kepalanya
ke bawah meja, dekat dengan genangan sperma Ciello yang masih menetes.
Ciello mengambil nafas panjang. Lalu tanpa
mempedulikan penisnya yang sudah mulai kembali menegang, ia bangkit dari kursi
belajarnya dan mengangkat tubuh adiknya yang masih menungging-nungging di bawah
meja. Dan setelah itu, ia meminta Clara untuk berdiri
"Kamu tuh yaa... Jadi cewe nggak
pernah mau ngalah...." Ucap Ciello sengit sambil menggiring pundak polos
Clara menuju kebalik pintu kamar tidurnya dengan tangan yang masih belepotan
sperma.
"Noh... Cari kalkulator kakak ada
didalam tas... " Ucap Ciello, "Buruan ambil... Terus kalian pergi
dari kamar kakak...."
"Iiiihhsss... Kak Ciello meper....
Iiihhhsss..." Seru Clara jijik, "Khan tadi tangan kakak sedang penuh
ama ceceran pejuuhh.... Yaaahh... Pundah Clara jadi belepotan pejuh nih.....
Yaaaiiiikkkkksss.... " Ucap Clara lagi sambil menepisi lelehan sperma
Ciello yang menempel di pundak putihnya. Setelah itu ia pun mengambil
kalkulatornya dari dalam tas Ciello.
"Bodo.... Makan tuh pejuh..."
Ucap Ciello yang kemudian memegang bagian bawah rok seragam Clara dan
menggunakannya untuk mengelap batang penisnya yang masih basah kuyup akan
sperma, "Skalian deh... Pinjem roknya buat mbersihin titit Kakak...
Hehehe.... ".
"IIiihhhsss... Kakaaaakk.... Sumpah
deh ... Kakak jorok bangeettt..."
"Biarin.... Udah udah... Ayo sana
keluar.... Atau kamu mau pejuh ini... Kakak peperin ke muka nyebelin
kamu....?" Ancam Ciello sambil menunjukkan kedua tangannya yang masih
penuh sperma, mendekat ke hidung Clara.
"Iiiiiihhh.....Kakak Meesuuuummmm....
Nyebeelliiiinnnn..... Weeeeekkkk...." Kesal Clara sambil berbalik keluar
kamar Ciello, "Ayo Kar... Kita tinggalin manusia super mesum ini
sendirian...." Omel Clara sambil nyelonong pergi ke kamarnya, meninggalkan
Karnia yang masih berdiri di pintu kamar Ciello.
"Ehh... I... Iya...." Jawab
Karnia mengiyakan, "Daaa Kak Ciellooo.... Karnia... Uuuummm.... Pergi ke
kamar Clara dulu ya..." Senyum Karnia sambil membalikkan badan.
Namun, sebelum ia meninggalkan pintu kamar
Ciello, Karnia buru-buru berbalik badan lagi dan mengeluarkan handphonenya.
Lalu tanpa bertanya, Kania lalu mendekat kearah Ciello dan mengambil gambar
dirinya yang sedang telanjang sambil melirik genit kearah penis Ciello yang
mulai kembali mengeras. Tanpa malu, Karnia semakin mendekat dan mengambili
photo penis Ciello secara terang-terangan.
CKRIK... CRIK... CRIK CRIK....
"Ehhh... Heeeehh..... Kamu mau
ngapain...?" Heran Ciello melihat tingkah sepupunya.
"Hihihihi... Buat kenang-kenangan aja
kok... Nggak apa-apa khan Kak... " Ucap Karnia sambil tersenyum.
CKRIK... CRIK... CRIK CRIK....
"KAARRNIIIAAAAAA... Buruan sini....
Ngapain kamu berdiri mulu disana....?" Teriak Clara dari dalam kamarnya,
"Ntar diperkosa ama monyet cabul berekor buntung yang super mesum itu
loh...."
"Heeehh... Manusia bertoket Wewe
Gombel... Awas kamu ya..." Balas Ciello.
"Hmmm... Yaudah Kak... Karnia ke
kamar Clara dulu ya..." Ucap Karnia tersenyum sambil tiba-tiba, gadis
manis itu menjulurkan tangannnya kearah penis Ciello dan mengusap kepala penis
Ciello yang berwarna merah keunguan. "Jangan sering-sering ngocok sendirian
Kak... Kasian.... Nanti... Nggg... Kontolnya bisa copot loh....
Hihihihi...."
"Eeeehh....???" Bingung Ciello.
"Kalo Kak Ciello butuh bantuan....
Nggg... Kabarin Karnia aja Kak... Hihihihi...." Jawab Karnia genit sambil
membalikkan badan dan melangkahkan kaki meninggalkan Ciello sendiri di
kamarnya.
Komentar
Posting Komentar