Langsung ke konten utama

Guru Sekolahku Yang Menggairahkan


Namaku Dedi dan sekarang umurku baru 17 tahun, dan perawakanku tinggi 167 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dan kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku.beberapa hari yang lalu, saat itu aku sekolah di salah satu SMK yang ada di sebuah kota.Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira-kira 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi naik bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula.

Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat di kantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja Nina ), bu Nina badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu Nina adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa Inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!).

Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu Nina sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu. Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang.

Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu Eka tersentuh penisku (karena bu Eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kelas.

Namun reaksi ibu Nina hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah. Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami. Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu Nina duduk di kursi deretan paling depan.

Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku, bu Nina dan supirnya) dia melirik nakal ke arahku, dan tiba-tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku, dia duduk paling pojok dekat dinding, dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya.

Saat itu dia meminjan handphoneku, katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku entah alasan atau apalah. Saat dia memegang hpku, tiba-tiba hpku berbunyi, dan deringan hpku saat itu berbunyi desahan wanita saat di kentot.
“Aaaahhhhh……. ahhhhshhhhshshh…. ooooo…. oooohhhhhh” dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon.


Tanpa basa basi bu Nina bilang…
“Apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik.
Yang membuatku nafsu.
“Jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu…”

Saat itu kupasang earphone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku. Tanpa aku sadari bu Nina meraba kemaluanku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut,
“Wooow besar sekali anumu…”


Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh. Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu Nina Saat itu dia berbisik padaku…
“Aku masih perawan looo……” diiringi dengan desahan.
Lalu jawabku
“Oh yaaa, saya juga masih perjaka bu…”
“Jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat”.

Tanpa basa basi lagi.
“Ngga ah bu, saya ngga berani!!”
“Ayolah… (dengan nada memelas)”
“Tapi di mana bu?” tanyaku!
“Di hotel aja biar aman”
“Tapi saya ngga punya uang bu”
“Ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”


Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan yang pertama ia lepaskan adalah kancing bajunya kemudian rok panjangnya dan tibalah saat ia melepaskan BHnya, yang kulihat saat itu adalah toket bu Nina yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya.
“Mau bantuin ngga…..” tanya bu Nina kepadaku.

Lalu hanya kujawab dengan mengangguk saja tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putih tipis yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. Dan timbullah suara desahan yang membuat tegang kemaluanku.

“Aah… ahh….. ahhhshhh… terruusss……. ohhh…… yeahhh……. ooohhhh……. au….. udahh dong ibu ngga tahan lagi…. ooohhhh….. yeah….. o..o… oo…. ohhhh…”

Tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. Cairan putih ituku hisap dan kutumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu Nina suka.
“Mau lagi donggg……….” lalu aku kembali menghisap pepek bu Nina yang basah dan licin kuat-kuat…
“Aaahhhh…. ahhh… aarrgghh…… uh..uh… uh…uh… ouuu….. yeah….. dan di sela teriakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya.

“Crroot…. crooot…..” di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu Nina dan selangkangannya kubuka lebar-lebar, lalu aku mencoba memasukkan batangku ke dalam pepeknya bu Nina dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit.

Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vaginany dan, “Bleeesss”, terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina Bu Nina dan, “aahh…, sakiiit…kudengar suaranya sambil seperti menahan rasa sakit dan berusaha menarik pantatku.

Untuk sementara tidak kugerakkan pantatku dan setelah kulihat Bu Nina mulai tenang dan kembali mau berciuman, lalu perlahan-lahan kutekan penisku yang sudah menembus vaginanya supaya masuk lebih dalam lagi
“aahh…, oom…, pelan…, pelaan..”, kudengar dia berkata lirih.
“Iyaa… bu.. aku pelah-pelan”, jawabku serta kubelai rambutnya.

Saat kutekan kepala penisku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak.
“Ahhhh…. ahhhhhhhhh….. ahhhhh………, sakitttt.. ahhh… pelan-pelan dong…”

Seakan tak perduli kutekan lagi. Kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat.
“Ahhhhhh…… aaaaaa……. aaaauuuuu…… sakit…. ohh…. oh….. ooghhhhhh…” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga.

“Aahhhhhhhhhh……….. aaaahhhhhh….. sakitttttttt…..” bu Nina berteriak keras sekali.
Sambil kudorong batangku maju mundur pelan dan kupercepat goyanganku.
“Aaahhhhh…… auhhhhhh…ssshhh...

Dia terus mengerang dan melenguh antara sakit dan nikmat.
Wajah bu Nina keperhatikan tidak tegang lagi sehingga pergerakan penisku keluar masuk vaginanya sedikit kupercepat dan belum berapa lama terdengar suaranya
“aaduuuhh… ouchh.. aahh”, sambil kedua tangannya mencengkeram punggungku dengan kuat dan menciumi keseluruhan wajahku dengan sangat bernafsu dan badannya berkeringat.

Setelah cukup lama menggoyangnya tiba tiba aku terasa seperti mau keluar hingga kuputuskan untuk meningkatkan kecepatan genjotanku. Ketika aku mencapai puncaknya Lalu kucabut keluar dan aku arahkan kepala penisku ke mulutnya.
Engg... Buka mulutnya bu...

Croot……… crroootttt…… sekitar 5 kali muncrat mulut bu Nina telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putih kental (maklum udah 2 minggu ngga ngocok). Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau kemaluan bu Nina mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu Nina cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu Nina langsung menyepong burungku sambil tiduran di lantai.

Ternyata walaupun perawan bu Nina pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu Nina dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan batangku ke liang bu Nina, lalu ku genjot lagi….
“Oohhh….. Sshhh..yeahhhhh oouu.. ooohhhhh… yeahhhhh…”

Cukup lama kugenjot tubuhnya dalam posisi menungging lalu terbersit dipikiranku untuk mencoba hal lain.
Saat aku sudah mulai bosan ku cabut burungku lalu ku arah kan ke buritnya
"aku coba lewat sini ya bu.. Pintaku
“Sakit ngga…..” tanya bu Nina

“Paling dikit bu…..” jawabku sambil aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit.
Karena kesulitan maka aku pun memutuskan untuk kembali mengincar kemaluannya.
“Ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa…..” tanya bu Nina.

Lalu kukentot lagi kemaluanya tapi sekarang beda waktu aku memasukkan batangku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh kemaluannya. Ternyata kemaluan bu Nina mirip dengan lumpur hidup. Aku mengarahkan batangku lagi .

“Aahhh… ahhh… ahhh…. ahh…. oooouuuhh…. ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyanganku bu Nina melepaskan batangku.
“Aku mau keluar….”
“Aku juga bu…., kita keluarin di dalem aja buu…”
“Iya deeh” jawabnya.

Lalu kumasukkan lagi batangku kali ini aku menusuknya kuat-kuat.
“Aaaahhhh……. ahhhh………. aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhh…..” saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam kemaluannya.
Crroooot…. crootttt… aku mendengar kata-katanya.
“Nikmat sekali…….”
Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan batangku di dalam kemaluannya dengan posisi berhadapan ke samping.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4