Langsung ke konten utama

Hukuman Nikmat Dari Guruku


Waktu aku masih sekolah smu ada seorang guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya kalau tidak salah sekitar dua puluh sembilan tahun. Wajahnya lumayan manis dengan kulitnya yang putih dan halus membuatnya selalu jadi pusat perhatian disekolah.

Selain itu bodynya pun padat berisi sehingga terlihat begitu menggairahkan bagi laki laki yang memandangnya. Sebenarnya aku tak begitu menyukai pelajaran matematika namun semenjak diajar olehnya maka aku pun menjadi lebih bersemangat dikelas. 
Dia memang baru dua tahun menikah namun entah kenapa rumah tangganya sudah berantakan diterpa oleh angin badai hingga sekarang ia harus menjanda. Banyak guru laki laki yang berusaha mendekatinya namun tak ada yang digubrisnya hingga membuat mereka sangat kecewa. 

Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya. Terkadang aku berebut tempat duduk dengan temanku dikelas karena mereka juga ingin sekali menyaksikan pemandagan panas itu setiap kali Bu asmi mengajar dikelas. 

Sebagai seorang remaja yang sedang tumbuh dewasa tentu saja wajar jika birahiku nampak berlebihan dan ingin merasakan nikmatnya bercinta. Terkadang aku sering melamun sambil membayangkan betapa nikmat tubuhnya jika sedang kusetubuhi sehingga aku sering beronani sambil membayangkan dirinya. Bagiku tubuh guruku itu terlalu menggairahkan sehingga sering membuatku gagal focus saat sedang duduk berhadapan dengan dirinya dikelas.

Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku yang rumahnya tidak begitu jauh dari sekolah. Setelah bermain disana selama beberapa jam lalu aku pun memutuskan untuk pulang kerumah dan tentu saja melewati sekolahku.

Saat itu Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok karena tak menyangka akan dapat berpapasan dengan bu asmi didepan sekolah. Sepertinya ia sedang menunggu angkot untuk pulang kerumahnya yang kebetulan memang searah dengan rumahku. Ketika berada didekatnya aku pun menghentikan laju motorku dan berusaha untuk menyapanya dengan ramah.

“pagi bu.. sudah selesai rapat gurunya bu. tanyaku
“ohh rupanya kamu din. Iya baru aja selesai. Koq kamu belum pulang. Ujarnya.
“iya bu tadi aku main ke rumah teman dulu sebentar hehe.. jawabku.
"mari saya antar Bu " ajakku tanpa berharap dia mau
" tapi rumah ibu agak jauh din" ia mencoba menolak
" gak pa-pa kok bu lagian kita kan searah. candaku

setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau " iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor jadi agak trauma. ujarnya
" silahkan Bu " setelah itu kau menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.

Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang. sepanjang perjalanan kami mengobrol santai dan perasaanku sangat berdebar debar karena bisa berduaan dengannya.

Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan duduk disofa yang ada diruang tamunya. Rumahnya tak begitu besar namun cukup nyaman dan tertata rapi sepertinya bu asmi memang sangat telaten merawat kebersihan rumahnya.

“koq rumah ibu sepi banget.tanyaku berbasa basi.
“iya din. Soalnya ibu cuma tinggal sendiri disini. oh iya kamu mau minum apa nanti biar ibu sediakan. Ujarnya
“gak usah repot bu. Aku Cuma sebentar aja koq. jawabku

“koq buru buru sih. memangnya kamu mau pergi kemana lagi. Tanyanya
“ohh gak kemana mana lagi koq bu. jawabku
"ibu ganti baju dulu ya din. Kamu tunggu aj sebentar karena ada yang mau ibu bicarakan sama kamu. Ujarnya
“iya bu. Ucapku.

setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
“kamu lagi apa din? Ujarnya
“ohh ngak bu kebetulan saya pengen ke toilet. Ujarku.

" kamu sering ngeliat BH ibu kan waktu dikelas ? tanyanya didekat telingaku
" i..iya Bu kok ibu bisa tau" jawabku ketakutan.
“iya tau lah kan ibu sering perhatiin mata kamu yang jelalatan itu kalau ibu sedang mengajar. Ujarnya
“ohh kalau gitu aku minta maaf bu. Soalnya ibu cantik banget sih. ujarku lagi.

" kalau gitu ibu mau kasih kamu hukuman dan kamu tidak boleh menolak. Ujarnya.
“hmm hukuman apa bu. Tapi tidak akan berpengaruh pada nilaiku disekolah kan? Ujarku
“ngak koq. Ini Cuma hukuman kecil saja untuk anak nakal seperti kamu. ujarnya.

Setelah itu ia menarik tanganku dan menuntunku kearah pinggiran ranjang.
" sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja " katanya dengan suara nafas yang agak memburu.

Aku pun menurut karna merasa bersalahl Lalu kuraakan ia membuka retsleting celana sekolahku dan menurunkan CDnya. Perlahan ia mengelus-elus penisku dengan lembut dan membuatku mulai terangsang. Jujur saja baru kali ini aku merasakan batangku dielus elus oleh seorang wanita seperti itu apalagi yang melakukannya adalah guruku sendiri. Aku tak dapat menyembunyikan nafsu dalam diriku dan perlahan namun pasti batang penisku pun mulai tegak berdiri.
“wah ternyata punyamu besar juga ya din. Selama ini kamu pasti sering onani ya. Ujarnya.
“ahh ibu bisa aja. iya kadang kadang aja sih terutama kalau abis bertemu sama ibu disekolah. Ucapku.

Setelah mengocok batangku dengan tangannya lalu ia mendekatkan wajahnya dan mulai mengulum batangku.
"auh.. uh.. uuh .." rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
"ah .. mmhh.. Bu stop bu" rintihku karna aku merasa seperti mau meledak

Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum

"gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?" sambil kedua tangannya menjambak rambutku
"iya Bu enak sekali" jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.

Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.

Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
"sshh.. aahh.. terus din" pintanya diikuti desah nafasnya.

Sekitar lima menit ku sapu vaginanya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
"masukkan ya din. udah gak tahan" katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.

Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
"slep..slep..slep" kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
"uh..ah..mm..ssh..terus din..mmh" desahnya sambil meremas pantatku.

Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami "bergoyang".
"ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh .." rintih Asmi terpejam.

Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
"sshh..aarrgghh" jeritnya sambil mencengkram punggungku,
"aahh..aahh" desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.

Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya "gimana hukuman dari aku din ..?"
"enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya"
"ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya" sambil mencium ku.

Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMU yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4