Langsung ke konten utama

Selina Amoy Petualang Seks 3


Kurasakan vaginaku sedikit berdenyut saat tangan Pak Eko masuk melalui celah celanaku dan memijit pangkal pahaku. Tiap pijitannya di area pangkal pahaku menimbulkan rasa geli-geli nikmat yang coba kutahan dengan menggigit bibir. Tetapi beberapa menit kemudian aku mulai tidak bisa menahan sensasi nikmat ini dan menggelinjang agak kuat disertai desahan tertahan, “ngghhh,.”. Walaupun desahan itu coba kuredam dengan menutupi mulutku, tetap saja masih keluar suara itu dan terdengar oleh Pak Eko.

“Sakit neng?”tanya Pak Eko sambil menghentikan pijitannya.

“Eh nggak pak, geli aja pas dipijit di situ.”ucapku yang coba menutupi rasa nikmat yang kurasakan.

“Jadi bagian sini mau dilewatin aja neng?”tanya Pak Eko lagi.

“Umm, nggak apa pak dilanjut aja. Tetep ikuti pola pijit bapak aja. Mungkin karna saya baru pertama kali dipijit pria jadi masih belum terbiasa aja.”jawabku, yang masih ingin merasakan sensasi geli nikmat ini.

“Oh gitu, wajar aja koq reaksinya kayak gitu neng. Rileks aja, nikmati pijitan saya. Eh ya, nama neng siapa ya?”kata Pak Eko yang mulai memijit pahaku lagi.

“Nama saya Selina pak.”balasku sambil fokus menikmati pijitannya kembali di paha bagian bawahku.

“Oh,neng Selina. Asli Jakarta neng?”tanyanya.

“Iya pak,saya lahir di Jakarta tapi papa mama asli Taiwan. Udah lama pak jadi terapis?”tanyaku berbasa basi.

“Saya udah lama kerja jadi terapis pijit refleksi, dah hampir 20 tahun neng.”ujar si bapak.

“wah pantes pijitan bapak enak, pengalaman bapak uda lama gitu, hampir seumuran sama saya. hehe.”ucapku yang kagum dengan pengalaman pak Eko.

“Ooh,neng belum 20 tahun?”tanyanya.

“Belum pak, masih 5 bulanan lagi baru 20. Emang kenapa pak?”tanyaku.

“Kirain seenggaknya udah 23 apa 24 tahun gitu neng. Maaf,soalnya ngelihat fisik neng yang uda matang banget. Jawabnya.

Sebenarnya aku tahu maksudnya dari kata “matang” itu mengacu pada buah dadaku yang cukup besar untuk anak seusiaku. Tapi berhubung aku tidak mau membuat suasana jadi tidak enak dan aku juga suka dengan pijitannya, maka kutimpali dengan bercanda,”haha,matang. Emangnya telor pak. Masa Selina kelihatan setua itu sih pak?”

“Neng mah gak keliatan tua koq. Maksud bapak bukan muka neng. Tapi lebih ke bentuk tubuh. Ideal gitu. Langsing. Jujur aja, dari semua wanita yang pernah saya pijit dari dulu, neng yang paling bagus.”pujinya.

Aku agak tersipu mendengar pujiannya dan menjawab,”Makasih pak, Selina rutin senam soalnya,hehe.”

“Pantes kenceng badannya neng. Maaf neng,ini yang bagian paha udah selesai,saya lanjut ke atas ya,maaf, ke bagian pantat. Biasanya semua pelanggan wanita juga saya pijitin. Tujuannya buat melancarkan peredaran darah dan bagus buat tambah kencang bagian pantatnya. Tapi celana neng harus dilepasin biar lebih terasa pijitannya”katanya meminta izinku.

Aku yang sudah agak santai dengan pak Eko pun mengiyakannya.”ya udah pak,boleh dipijit juga sekalian. Celananya dilepas aja gapapa”

Lalu pak Eko meloloskan celana pendekku,aku sedikit menunggingkan pantatku supaya celanaku mudah dilepaskannya. Pantat putih mulusku pun tersaji di depan mata pak Eko. Ada jeda hening sesaat setelah celanaku dilepaskan, sepertinya Pak Eko bengong, takjub menatap keindahan pantatku yang hanya tertutup celana dalam hitamku yang sangat tipis. Kuyakin ia bisa melihat bulu kemaluanku yang tidak bisa tertutup oleh CD hitamku seluruhnya.

Oh,semoga dia tidak menyadari celana dalamku yang masih agak basah oleh cairan cintaku karena tadi kupakai buru-buru saat masturbasi tanpa sempat melap liang vaginaku. Lalu akhirnya dia pun bertanya,”Oh ya neng,lupa tanya tadi,mau pakai minyak gak? Biar lebih enak lagi pijitannya.” Segera kuiyakan dan kembali berbaring telungkup.

Pak Eko mulai menuang massage oil yang diambil dari tasnya ke seluruh bongkahan pantatku. Kurasakan oil itu mengenai kulit pantatku yang halus, meluncur turun sampai mengenai selangkanganku. Uhh,ada sensasi geli saat minyak itu mengenai area kewanitaanku.

“Saya mulai ya neng”,izin Pak Eko yang langsung mulai memijit-mijit pantatku. Duh, sensasi nikmat yang mengusik birahi kewanitaanku kembali muncul setelah tadi sempat mereda. Kali ini rasa geli nikmat itu makin kuat tanpa bisa kutahan, membuatku menggelinjang. Apalagi saat pijitan Pak Eko makin turun ke bagian bawah pantatku yang licin karena oil. Saat pijitannya makin mendekati area selangkanganku, aku makin menggelinjang keenakan. “Ngghhhh..”desahan cukup keras yang tak kuasa kutahan.

Pak Eko yang tentu saja mendengar desahanku bertanya,“enak neng dipijit sininya?”. Aku yang keenakan menjawab jujur sambil setengah mendesah,”iyahhh pak..ah..enak..”. Kurasakan cairan kewanitaanku mulai membasahi liang vaginaku.

Oh,libidoku yang makin meninggi membuatku kewalahan menahan gelinjang dan eranganku. “Mmpphh..mmpphhh..”,kututup mulutku untuk meredam desahanku. Aku tidak ingin dia tahu aku terangsang demi menjaga martabatku.

“Jangan ditahan neng, rileks aja. nikmatin”ucapnya. Entah pak Eko sengaja atau tidak, sambil memijit, kurasakan jari-jarinya sedikit menyentuh tepian bibir vaginaku yang masih tertutup CDku. Ia lakukan itu beberapa kali sampai akhirnya ia mulai berani menyusupkan jarinya dari samping celana dalamku. 

“Ooohhhhh..”aku merintih akibat rangsangan jari pak Eko di bibir vaginaku. Pak Eko sungguh lihai memainkan jari-jarinya di sela pijitannya. Tetapi dia tidak menyentuh langsung liang vaginaku. Dia hanya meraba-raba tepian vaginaku secara berulang-ulang. Aku yang sudah dilanda birahi, sebenarnya berharap dia melakukan lebih dengan jari-jarinya, memainkan liang vaginaku, mengocok-ngocok dengan jarinya. Oh gila,aku berharap seorang pria tua yang baru kukenal hari ini untuk memainkan organ intimku. Kutepis pikiran kotorku itu dan terus mengingatkan diriku bahwa aku ini gadis baik-baik.

Tiba-tiba, Pak Eko menghentikan pijitannya di pantatku dan beralih ke pahaku. Dituangnya minyak pijit ke paha dan terus hingga ke telapak kaki ku. Jujur,aku yang sudah birahi tinggi merasa agak kecewa karena dia tidak terus memijit area kewanitaanku. Tapi ada bagian dari diriku yang juga lega pak Eko tidak bertindak lebih jauh. Pikiranku benar-benar kacau akibat nafsu birahiku yang memuncak. Apalagi diperparah perasaan nanggung akibat masturbasiku tadi yang gagal klimaks.

Kemudian Pak Eko melanjutkan pijitannya ke punggungku. “maaf neng, bajunya dinaikin ke atas ya biar mudah mijit punggungnya.”pintanya, yang segera kuiyakan. Aku pun sedikit menaikkan tubuhku dan kuangkat tanktopku lalu kugulung hingga sampai mencapai bagian leherku sehingga kini punggung dan dadaku sudah tidak terlindung oleh baju. Dipijitnya punggungku dari bawah dan pelan-pelan naik ke atas. Pijitannya di punggungku membuatku nyaman dan sejenak aku tidak diusik oleh birahiku. 

Setelah selesai memijit punggung bagian tengah, Pak Eko pun berpindah ke kananku untuk memijit bagian samping punggungku. Tangannya dari atas pelan-pelan makin turun dan akhirnya memijit bagian samping payudaraku. Karena terhimpit tubuhku, ada bagian buah dadaku yang agak menyembul ke samping. Ooh,terasa nikmat saat sebagian payudaraku itu dipijat dari samping olehnya. Pelan-pelan gairah yang tadi sudah surut mulai naik lagi. Setelah selesai dengan yang kanan, kini Pak Eko berpindah ke kiri. Sama dengan bagian kanan tubuhku, tangannya pun memijit daging buah dada kiriku yang menyembul. “Nghh..”desahku pelan.

Setelah beres dengan punggungku, Pak Eko pun bertanya apakah aku ingin dipijit bagian dada,”anu,maaf neng,mau sekalian saya pijit dadanya? Tujuannya supaya memperlancar sirkulasi di bagian dada.” Aku cukup kaget dengan pertanyaannya itu,aku memang pernah dipijit di bagian payudaraku, tapi oleh terapis perempuan.

Melihatku yang masih diam, Pak Eko kembali bicara,”saya pijitnya dari belakang neng dan saya hanya pijit bagian dada yang sekitaran payudara.” Setelah kupikir-pikir tidak ada salahnya mencoba pijitannya,toh dia tidak memijit dari depan. “oke pak. Boleh pijit dadanya.”ucapku. “Duduk dan busungkan dada neng ya.”pinta Pak Eko yang langsung kuikuti sambil kuangkat dan kutahan tanktopku dengan kedua tanganku. Kedua tangannya pun mulai merayap dari bawah ketiakku dan mulai memijit dada bagian samping dan bawahku yang sudah bebas tidak tertutup. Ohh,aku jadi teringat sebuah film bokep Jepang dimana si terapis memijit dada gadis jepang seperti ini. 

Darahku agak berdesir mengingat adegan itu. Sungguh enak pijitannya pada dadaku membuatku agak menggelinjang. Apalagi saat tangannya mulai memijit area pinggiran buah dadaku. 

“Nngghhh..”rintihku saat tangan terapis itu memijit gundukan pinggir susuku. Padahal dia tidak menyentuh putingku tapi harus kuakui aku merasakan nikmat dari sentuhan-sentuhannya. Memekku berdenyut merespon nikmat yang dialirkan dari rangsangan pada susuku.

Lalu Pak Eko menarik tangannya dan memberitahu bahwa dia akan memijit bagian atas dadaku. Dia memintaku untuk melepas bajuku,”neng,bajunya dilepas aja soalnya ini mau saya kasi oil.” Segera kulepas tanktopku yang dari tadi kuangkat hingga leherku itu. Kini tubuh bagian atasku sudah polos tanpa busana. Lalu Pak Eko berlutut untuk mempermudahnya memijit bagian atas dadaku. Pak Eko mulai dengan melumuri dadaku dengan minyak dari atas. Minyak itu meluncur turun dari atas dadaku hingga sampai ke perutku dan lalu ke selangkanganku. 

Minyak yang meluncur turun itu juga mengenai pentilku, membuatku merasakan nikmat. Kini tubuh bagian depanku sudah penuh minyak. Setelah itu tangannya mulai memijit dadaku. Oh,aku baru sadar jika dari posisinya sekarang tentu ia bisa melihat payudaraku sekaligus dengan putingnya yang berwarna pink. Tapi aku yang keenakan dengan pijitannya pada dadaku, sudah tidak peduli dan terus menggelinjang karena sensasi geli nikmat di dadaku. Jari jempolnya ditekan ke buntalan atas daging payudaraku yang kencang dengan gerakan memutar seperti mengebor. 

Lima menit kemudian pijitannya berubah jadi rabaan pada buah dadaku. “Uuhh..”erangku kegelian dan juga nikmat. Tangannya tiba-tiba menangkup kedua buah dadaku yang bulat putih dan berkilat karena minyak. 

“Ehh..pak..koq..ooh..disitu sih..”protesku sambil agak mendesah sambil mencoba menepis tangannya. 

“Ini buat kencengin payudara neng. nikmatin aja.”ucap Pak Eko dan dengan mudah menyingkirkan tanganku, mungkin karena aku hanya menahan setengah hati. Si terapis itu tentu saja tahu protesku itu hanya pura-pura dari reaksiku yang sudah keenakan itu. 

“Ooohhhh..nnghh..”rintihku saat tangannya meremas-remas susuku. Aku sudah tidak bisa menahan birahiku dan menggelinjang keeenakan oleh ulah tangannya yang bercokol di susuku.

Setelah meremas-remas selama beberapa saat, lalu kurasakan jari-jarinya mulai diarahkan menuju pentilku “Ssshhhhhhh..”desisku saat jarinya akhirnya mencapai puting susuku. Dengan terampil, jari jemari terapis itu menari-nari diatas pentilku yang sudah sangat keras. 

“Nngghhhhh..ooohhhhh..”desahku. Pentilku dimainkan dengan gerakan jari-jarinya yang seolah-olah sedang berjalan dengan cepat di atas pentilku. Gila,tidak kusangka rangsangan pada puting susuku oleh permainan jari saja bisa senikmat ini. Bahkan aku mulai merasakan gelombang orgasme yang pelan-pelan naik hanya dari permainan jari pada puting susuku! Saat sedikit lagi gelombang orgasme itu meledak tiba-tiba Pak Eko menghentikan permainan jarinya dan duduk menjauh untuk memberikan tempat untukku. 

Seolah tidak terjadi apa-apa barusan,dia pun memintaku untuk berbaring lagi. “baring ya neng. Giliran kaki bagian depan yang dipijit.”pintanya. Aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang terjadi. Kenapa Pak Eko seperti mempermainkan diriku yang sudah birahi ini.


Aku segera memakai kembali tanktopku dan lalu berbaring telentang. Tapi aku yang tersadar pentilku tercetak jelas, sontak menutupi dadaku. Ia pun mulai melumuri seluruh kakiku dengan minyak. Pijitannya dimulai dari telapak dan pelan-pelan naik hingga pahaku. Ohh,ada perasaan nikmat ketika jari-jarinya mulai memijit paha hingga ke pangkalnya. Kurasakan lagi sensasi geli nikmat itu.

Kuyakin orang yang sudah berpengalaman memijit wanita seperti Pak Eko, pasti mengetahui aku sebenarnya sudah sangat terangsang. Pijitannya di pangkal pahaku dengan cepat menaikkan libidoku. Tangannya kini mulai bermain-main di selangkanganku yang masih tertutup CDku. “neng,saya turunin dikit ya kolornya.

”Pak Eko minta izin. “Boleh pak.”jawabku yang sudah horny. Lalu tangannya pun menarik CDku agak turun sehingga bulu kemaluanku dan bagian atas bibir vaginaku sekarang terpampang jelas. Ia tentu juga bisa melihat memekku yang amat basah. Kemudian Pak Eko mulai memijit-mijit bagian atas organ kewanitaanku. Dengan cekatan tangannya memijit dan juga diselingi membelai bibir vaginaku dari atas. Tapi dia tidak menyentuh liang vaginaku sama sekali. Padahal aku yang sudah sangat horny mengharapkan jari jemari terapis itu untuk mengocok memekku.

Tanpa minta izin padaku, CD hitamku lalu diturunkan olehnya sampai ke pahaku sehingga organ intimku sekarang tersaji di depannya. Pak Eko terus membelai bagian bibir memekku. Aku yang keenakan tanpa sadar sudah tidak menutupi dadaku lagi. Tempo belaian tangannya makin cepat, membuat aku mulai diterpa badai birahi. 

“Kenapa neng?”tanyanya, pura-pura polos. “Neng keenakan ya saya giniin?”sambil menatapku, Pak Eko kembali bertanya. 

“eh..nggak pak..geli aja..”ucapku yang malu ditanya Pak Eko. 

“oh ya udah neng kalo gitu udahan ya neng. Uda kelar mijitnya ini.”ucapnya sambil menunjukkan tampilan aplikasi di layar HPnya. Aku yang tidak ingin sensasi nikmat ini berakhir segera berkata,”umm,jangan pak,lanjut aja pak..saya nambah waktu mijitnya ya.”

Lalu aku pun mengklik extend durasi di aplikasi. “ya uda neng saya pijit lehernya sekarang.”ucapnya seraya mau bangkit dari posisinya sekarang. “eh tetep yang ini aja pak..”buru-buru aku memintanya untuk terus memijit atau lebih tepatnya memainkan vaginaku. 

“wah..tadi neng bilang kan geli..kalo geli ya mending jangan dah. hehe”ucap Pak Eko tapi jarinya terus meraba-raba permukaan memekku. Aku menatapnya dengan wajah sayu sambil menjawab dibarengi desahanku,“Nngghhh..iyahh..geli sekaligus enaak...ahh..pak..”.

Pak Eko pun tersenyum melihatku yang sudah horny dan berucap,”mau yang lebih enak lagi gak neng?” Aku yang mendengar itu, kontan dengan cepat menjawab,”uuhhh..bolehh pak..Selina..ahh..mau yang lebih..nghhh..enakk lagiihh..”. Dengan tertawa mengejek,Pak Eko pun membuka liang vaginaku yang berwarna pink itu dengan jari tangan kanannya sambil berkomentar dengan takjub,”wahhh merah muda..indahnya memek neng..” Lalu dengan tangan kirinya ia tusuk memekku dengan 2 jarinya. Membuatku langsung menggelinjang dan mendesah.

“Oohhh..yess..teruss..pak..kocok memekku..” Selain mengocok, ia juga memainkan klitorisku dengan 2 jarinya, membuatku makin merintih tidak karuan,”nngghhhh…iyahhh..mainin kelentitku..ohhh..enakkk..ahhh..” Aku mulai menuju puncak kenikmatanku lagi. Kurasakan dorongan orgasme itu makin dekat..dan..oh..lagi-lagi orgasmeku tertunda ketika Pak Eko mencabut jari-jarinya. Membuatku lagi-lagi kentang.

“Uuhhhh..koq..berhenti..pak??”tanyaku yang kecewa tidak jadi orgasme.

“Bentar ye neng, istirahatin jari dulu. Jawabnya santai.

Setelah 1 menit kemudian, Pak Eko lalu kembali memasukkan dua jarinya ke liang kewanitaanku dan mengocoknya kembali. “cleppp..cleppp..cleppp..cleppp”suara kocokan jari pak Eko yang sangat cepat,membuatku mendesah-desah”ahhh..ahhh.. ahhhhhh..” Kemudian, Pak Eko juga dengan ganas memainkan anusku dengan tangannya yang lain. Ini menambah sensasi nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku yang ingin segera mencapai orgasme, menambah rangsangan dengan meremas-remas kedua payudaraku. Kupilin pentilku yang sudah tegak menantang.

Lagi-lagi,seperti ingin mempermainkanku, saat aku sudah dekat dengan orgasmeku yang kutunggu-tunggu, pak Eko menghentikan lagi kocokan jarinya di liang memekku dan mencabut jarinya. Aku yang lagi-lagi dibikin kentang, menatap pak Eko dengan wajah sewot. “duhhh,koq berhenti lagi sih pak??”tanyaku agak jengkel sekaligus horny. Pak Eko menunjukkan jari-jarinya sambil berujar,”tangan bapak pegel nih neng dari tadi ngocokin memek neng terus.” 

Segera kutimpali,”kan bisa pake tangan kiri pak.”. “Waduh pegel juga neng karena mijit neng dari tadi. Nah,biar neng juga terpuaskan, gimana kalo saya kocokin memek neng pake yang lain?” “Maksudnya pak?”tanyaku. “Pake ini neng.”,tunjuknya ke kontolnya yang sudah menonjol di balik celana bahannya. 

Oh ternyata memang Pak Eko sengaja mempermainkanku dari tadi supaya aku tidak bisa menolak dientot olehnya. Aku yang memang butuh dipuaskan tanpa malu-malu lagi berkata,”umm,ya udah pak, masukin ya sekarang.” Pak Eko masih menggodaku lagi dengan berucap,”masukin apa neng, yang jelas dong ngomongnya.” “masukin punya Pak Eko.”timpalku. “apa? masih kurang jelas neng. Hehe.”ucap Pak Eko yang masih saja menggodaku. “umm,masukin kontol Pak Eko..”jawabku cepat. 

“masukin kemana neng. Ngomong tu yang lengkap neng.”balasnya. Aku yang sudah tidak sabar ingin merasakan kenikmatan, dengan binalnya meremas buah dadaku dan mengelus vaginaku dan menatap Pak Eko sambil memohon dengan mendesah,”Aahhh..pak.. ayo dong.. cepat masukin kontol besar Pak Eko ke memek Selina..ahhh..memek Selina udah gatal..ngghhhh..”. 

Lalu aku membalik badan dan menungging, dengan kedua tanganku aku bentangkan memekku, memamerkan liangnya yang merekah dengan warna merah muda. Sungguh gila apa yang kulakukan ini, aku seperti pelacur saja. Desakan birahi akibat orgasme yang gagal melulu telah mengalahkan rasa gengsi dan harga diriku, aku tidak bisa berpikir jernih lagi.

Melihatku yang binal meminta disetubuhi seperti itu membuat Pak Eko tersenyum penuh kemenangan sambil melepas celananya lalu mengocok penisnya yang tegak dan berujar,“haha,udah gatel toh. Siap neng, bakal bapak puasin memek neng pake kontol bapak. Hehehe.” Lalu kurasakan kontolnya mulai memasuki liang vaginaku yang sangat becek. Cairan cintaku yang sudah membanjir menjadi pelumas bagi penis Pak Eko. “Oohh..memek amoy..ahh..sempit..”ceracaunya merasakan kontolnya yang seperti dijepit liang vaginaku. Lalu terapis pijit itu mulai menyodok memekku dengan gencar dari belakang. 

“Plok-Plak Plok-Plak”suara pertemuan pantatku dan pahanya yang keras membahana di ruang tamu condoku. Buah dadaku berayun-ayun seirama sodokannya. Pak Eko meremas payudaraku dengan gemas. “Ahh..ahh...ahh..ahh..”desahanku yang sedang digenjot.

Baru 5 menitan digenjot dalam posisi doggie ini, aku pun merasakan luapan orgasme. “Oohhh..Selina nyampeeee..Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!”aku mendesah sangat kencang karena ini adalah orgasme yang sudah tertahan-tahan dari tadi. ‘crrrttt…crrttttt..crrtttttt..crrrrrtt’cairan orgasmeku sampai muncrat. Aku seperti melayang saking hebatnya kenikmatan orgasmeku ini. Tubuhku terlonjak-lonjak cukup lama seiring orgasmeku yang dahsyat. Kontraksi di vaginaku yang cukup lama membuat Pak Eko melenguh keenakan karena penisnya seperti diremas-remas,ia mendiamkan kontolnya beberapa saat,menikmati kontraksi vaginaku. 

“wahhh gile banjir amat memeknya neng..sampe muncrat gini. Punya amoy emang top”komentarnya. Aku yang masih lemas setelah multi orgasme barusan tidak menimpalinya.

Kemudian Pak Eko mulai memaju mundurkan kontolnya lagi. Sambil menggenjotku dengan tempo sedang, Pak Eko mengejekku,”neng Selina orgasme sampe segini hebat karena tadi nanggung ya onani pas bapak ngebel? Hahaha.” Oh tidak, ternyata Pak Eko mengetahui aku masturbasi. “ahh..koq..bapak..ahh..tahu?”tanyaku di sela desahanku. “haha,ya gampang aja neng. Pas neng buka pintu, bapak liat neng muka sama lehernya agak merah kayak abis olahraga gitu, pentil juga ngacung banget di baju neng, dan tadi juga layar laptop neng nampilin bokep. Dah gitu pas bapak pijit kerasa basah di memek sama CD neng.”jelasnya dengan lengkap seperti detektif. 

“ternyata neng Selina ini binal banget ya. Bisa-bisanya onani sebelum pijit refleksi.”ejeknya,membuatku makin merasa malu. “ehh..bukan..ahh..gitu..pak..ahh..tadi kelupaan..aja..ahh..ada mesan..ahh..refleksi..mmpphhh.”aku menjawab sambil mendesah nikmat dan terhenti saat pake Eko membalikkan kepalaku dan menciumku dengan ganas. Lidahnya masuk ke mulutku dan menyentuh lidahku. Aku yang sudah bernafsu segera meladeni permainan lidahnya di mulutku. Lidah kami saling bertautan dengan liar. “mmpphhh..mmpphhhhh..”suara desahan tertahan terdengar dari mulut kami yang sedang menyatu.

Sekitar 10 menit kemudian,“neng,ganti gaya ya.”ujar Pak Eko setelah mencabut penisnya lalu membaringkan tubuhnya ke sofa. Segera kunaiki rudalnya itu dan kini kami bersetubuh dalam posisi cowgirl. “goyang neng”perintah Pak Eko. Kulepas tanktopku dan segera kupacu tubuhku yang penuh minyak diatas kontolnya. Kunaik turunkan tubuhku sambil sesekali memutarkan pinggulku sehingga penis Pak Eko seperti dipelintir oleh memekku. “oohhh…enak..uughhhh..terus neng...”ceracau Pak Eko.

"Sshh..iyaah..pak..ahh..ahh..ahhh..”erangku. Tubuhku yang sedang terlonjak agak melengkung ke belakang sehingga membuat buah dadaku membusung ke depan. Tak tahan dengan pemandangan indah payudaraku yang bulat putih itu, dengan bernafsu diremasnya susuku serta dipencetnya puting susuku membuatku melenguh,“ohhh..ssshh..”

Lalu dia memintaku balik badan tapi masih dengan kondisi kontolnya tertanam di memekku. Posisi kami sekarang reverse cowgirl. Sambil menggenjot, tangannya meremas kedua dadaku dari belakang dan dengan gemas mencubit-cubit putingku yang sudah keras. “aahhhh…aahhhh.. iyaahhhh.. terus pak..ahh..mainin pentil Lina.. aahhh…”rintihan kenikmatanku. Pak Eko juga sekarang aktif menyodokkan kontolnya ke atas menyambut tumbukan memekku. Kurasakan penisnya masuk hingga mentok sampai ujung rahimku. Sekarang tubuhku direbahkan ke badan Pak Eko. 

Pria paruh baya itu terus menggenjot sambil memainkan pentilku. Tubuhku yang penuh minyak makin berkilat terkena cahaya lampu condoku. Dalam posisi ini memekku disodok dengan ritme cepat,membuatku terus mendesah dengan keras. “ahhhh..ssshhhhh…ahhhh..”desahku. Kocokan kontol Pak Eko dan permainan jarinya di putingku membuatku terbuai oleh kenikmatan.

Desahanku makin kencang saat kurasakan sudah di ambang orgasme. ‘Crrtt…crrtt..’tubuhku mengejang-ngejang saat aku mencapai klimaks yang kedua bersama si terapis pijit itu. “Ooooohhhhhhhh….”mulutku membentuk huruf O saat aku merintih menikmati orgasmeku. Pak Eko terus menyodokku dengan cepat. Sekitar 5 menit kemudian ia memintaku untuk menyepongnya hingga keluar. 

“uh neng,bapak udah mau keluar. Bapak keluarin di dalam mulut neng aja.” ‘Plop’,suara kontolnya yang dicabut dari lubang vaginaku. Dengan segera akupun menghisap kontolnya dengan mulutku sambil menungging di atas sofa.

“Oohhhh..neng..bapak keluarrrrrr…”racaunya saat orgasme sambil menjambak rambutku dengan gemas. Kontolnya berkedut menyemburkan peju dengan deras masuk ke dalam mulutku dalam jumlah sangat banyak. Membuatku gelagapan. Saking banyaknya, tidak bisa tertampung semua di mulutku yang mungil dan meluber keluar. Terpaksa harus kutelan sebagian spermanya supaya tidak tersedak. Terasa asin sperma Pak Eko. Saat penisnya dicabut dari mulutku, masih ada semprotan sperma yang keluar hingga mengenai hidung dan pipiku.

Pak Eko yang baru saja terpuaskan oleh seks dengan gadis muda menghempaskan tubuhnya di sofa. Aku segera menuju kamar mandi dekat ruang tamuku dan berkumur membersihkan mulutku dan mencuci mukaku yang terkena sperma Pak Eko. Kemudian aku berjalan ke kulkas dan kuambil 2 botol air mineral. 1 nya kuberikan ke Pak Eko. Kami yang haus akibat panasnya seks barusan, dengan cepat meneguk air botol itu. Aku duduk di samping Pak Eko sambil menyandarkan kepalaku di bantal sofa.

“Dari semua wanita yang saya pijit, neng Selina yang paling cantik dan seksi.”pujinya kepadaku, membuatku tersipu. “Tadi bapak udah ngaceng berat dan pengen entotin neng sebenarnya pas pertama lihat neng yang pakaiannya seksi bikin nafsu.”sambungnya.

“Terus kalo nafsu, kenapa dari awal pijit, Selina gak langsung dientot sama bapak?”ucapku sambil tersenyum nakal.

“Kalo bapak ikutin kemauan kontol mah udah gak tahu berapa kali dipenjara neng. Hahaha. Neng tinggal di tempat mewah begini pasti anak orang kaya, kalo bapak perkosa neng tadi itu sama aja cari mati. Bapak pasti ditangkap polisi dan bisa-bisa dihajar ato didor. Haha.”ujar Pak Eko sambil tertawa. “Lagian cara bapak mancing birahi pake pijitan sensual selalu ampuh buat entotin semua pelanggan wanita yang bapak pijit, kecuali pas ada orang lain yang ikut dipijit, seperti pacar atau suami.”ucapnya dengan bangga. Memang ada benarnya juga yang diucapkan Pak Eko. Aku salut juga dia bisa menahan diri seperti itu.

“eh neng,maaf bukan rasis,tapi pengen tau aja, neng kan gadis keturunan cenes ni, sebelumnya pernah gak ngentot sama pribumi?”tanyanya penasaran sambil meraba-raba susuku.

Walaupun sudah pernah digenjot pria pribumi di sekolahku, terpaksa kujawab dengan berbohong bahwa aku belum pernah. Tidak mungkin aku bilang aku sudah pernah main dengan 3 bandot itu. “wah, jadi punya bapak kontol pribumi pertama yang coblos memek neng. Gimana neng cita rasa asli indonesia?”tanyanya dengan muka senang. 

“mmm, kontol bapak enak. panjang dan keras.”jawabku malu-malu. “Kalo bapak sebelumnya pernah main sama gadis keturunan?”aku balas bertanya. 

“Kalo cenes, bapak pernah beberapa kali tapi yang udah ibu-ibu. Kalo yang seumuran neng dulu banget bapak pernah sekali. Pas dia juga lagi sendiri gitu di apartemen. Hehe. Tapi dia lebih liar neng, baru bapak pijit gak lama pahanya, dianya udah konak dan minta dientot.”ucapnya. “Namanya gak gitu cenes, belakangnya Citra kalo bapak gak salah ingat. Dia juga putih mulus kayak neng. Toketnya gede. Memeknya juga sempit kayak punya neng ini.”sambungnya sambil meraba bibir vaginaku. “jembutnya juga lebat.”gumamnya sambil membelai jembutku.

Aku hanya terdiam memikirkan ternyata banyak juga wanita keturunan yang mencari pemuas nafsu seks dari pria seperti Pak Eko ini. Saat aku sedang termenung, Pak Eko mengangkat layar laptopku dan tentu saja streamingan bokep yang tadi kutonton segera terlihat. “neng demen ya nonton bokep? Sering?”tanyanya sambil matanya terus menonton adegan seks interracial bokep itu. 

“iya tapi ga sering pak..”jawabku. “sambil onani kan neng pas nonton ginian? Hehe.”ejeknya. 

“kadang-kadang pak..”jawabku lagi. 

“kalo pas neng lagi gatel, daripada onani mending bapak aja neng yang kesini buat muasin neng. buat amoy bening kayak neng mah kapan aja bapak siap.”ujarnya dengan mantap. 

Aku hanya diam saja mendengar kata-katanya yang sebenarnya melecehkan diucapkan ke gadis anak orang kaya sepertiku. Setelah beristirahat sejenak sambil nonton bokep, kulihat kontolnya mulai menegang lagi karena bokep itu dan dari tadi melihat dan menggerepe tubuh putih mulusku yang telanjang. 

"Neng, lagi ya. Ajaknya. Aku yang mulai kembali horny akibat rangsangan tangan Pak Eko pada memekku lalu menganggukkan kepala sambil tersenyum menggoda.

Pak Eko lalu bangkit berdiri di hadapanku. “Coba neng jepit pake toket neng ini.”ucapnya sambil meraba dadaku. “mumpung udah berminyak gini. Hehe.”sambungnya. Aku yang memang ingin dipuaskan lagi olehnya, dengan segera mengarahkan payudaraku menjepit batang kejantanannya. Kutekan payudaraku dari kiri dan kanan dengan tanganku dan mulai kukocok naik turun. Buah dadaku yang berlumur massage oil membuatnya licin dan memperlancar kocokanku. Pak Eko yang menikmati boobjob dariku, menceracau, ”oohh..mantep..toket..amoy..kenyal..halus..”. Sekitar 10 menit penisnya kumanjakan dengan jepitan susuku, Pak Eko pun mengajakku untuk ngeseks lagi.

“Neng,kita coba gaya yang di bokep itu ya.”ucapnya sambil matanya menonton tayangan bokep di laptopku. Kulirik ke adegan bokep yang ternyata sedang menayangkan adegan seks dimana si pria afrika menggenjot si gadis Jepang dengan posisi berdiri sambil salah satu kaki si gadis dinaikkan sangat tinggi hampir mengenai bahu si pria. Akhirnya beberapa menit kemudian aku sudah digenjot dengan posisi itu. Posisi ini cukup sulit karena si wanita harus punya tubuh lentur supaya kakinya bisa diangkat menyentuh bahu pria. Beruntung aku yang rutin senam yoga memang punya tubuh yang lentur. Di posisi ini sodokan Pak Eko terasa sangat dalam hingga mentok di rahimku.

 “Oohhhh..oohh..ohh..”desahanku. “asyik ni posisi gini..mantep..ughhh..”racau Pak Eko. “iyaahh..pak..enaakkk..memekku berasa..penuhhh banget….oohhhh..terus..pak..yang dalam...aahhh..”balasku.

Tiba-tiba HPku berdering. Mengagetkan aku dan Pak Eko yang sedang panas-panasnya bercinta. Aku yang masih menyatu dengan Pak Eko, segera meraih HPku di meja dekat sofa. Telepon itu ternyata dari a kou (sebutan chinese untuk bibi) ku. Aku pun segera melepaskan diriku dari tubuh Pak Eko dan berjalan agak menjauh untuk mengangkat panggilan telepon a kou ku.

Setelah berbincang sejenak, akhirnya telepon diakhiri. Mukaku yang terlihat shock membuat Pak Eko bertanya,”ada apa neng?”. Segera kujawab dengan panik,”Gawat niihh pak.. paman dan bibiku mau nginap disini. Sekarang mereka udah keluar dari lift dan lagi jalan kesini.” Pak Eko juga ikutan shock mendengar jawabanku. 

“Cepetan pak.. beresin..sebelum mereka datang. Tolong dilap juga pak”perintahku sambil kumatikan laptopku. Aku tidak ingin ada jejak persenggamaan kami yang dapat membuat paman bibiku curiga. Pak Eko pun buru-buru mengambil baju dan celananya yang berserakan di lantai. 

Aku mengambil tanktop dan celanaku dan buru-buru pergi ke kamarku. Karena sudah tidak mungkin mandi maka segera kupakai bra, sweater, CD dan celana legging untuk menutupi minyak pijit di tubuhku. Saat aku menuju ruang tamuku, Pak Eko yang sudah berpakaian sedang mengelap bekas-bekas sisa persetubuhan kami, termasuk ceceran sperma di lantai dan sofaku. Kubantu dia dan aku juga menyemprotkan pewangi ruangan untuk menyamarkan bau sperma dan keringat di ruang tamu yang menjadi lokasi perbuatan mesum kami. Saat Aku dan Pak Eko tergesa-gesa berjalan ke pintu, tiba-tiba bel pintu pun berbunyi…membuat aku dan Pak Eko tercekat.

Saat Aku dan Pak Eko tergesa-gesa berjalan ke pintu, tiba-tiba bel pintu pun berbunyi..membuat aku dan Pak Eko tercekat.

Aku yang panik mencoba berpikir. Bakal runyam jika sampai paman dan bibiku melihatku hanya berduaan dengan seorang terapis pijat paruh baya seperti Pak Eko. Keluargaku sangat konservatif dan agak kolot. Pastinya aku akan dalam masalah besar jika sampai kepergok berduaan saja dengan seorang pria pribumi begini. Mau tidak mau aku harus menyembunyikan Pak Eko. Segera kuputar otak dan mencari tempat sembunyi yang pas untuk Pak Eko. Akhirnya kuputuskan untuk menyembunyikan Pak Eko di kamarku. “Pak, ayo ikut saya cepat.”ucapku yang masih panik. 

Pak Eko tidak menjawab hanya mengikutiku sambil membawa tasnya menuju kamarku. “Bapak sembunyi di kolong tempat tidur sini ya sampe paman bibiku tidur. Saya gak mau ketahuan mereka saya berduaan aja sama bapak di condo. Nanti saya akan balik sini kalo udah aman.”pintaku. “ya udah neng, jangan lama-lama ya. ”ucapnya dengan pasrah. Untung kolong ranjangku cukup tinggi sehingga Pak Eko yang agak buncit masih bisa nyempil ke bawah. Tidak lupa juga aku ambil beberapa kotak dan shopping bag untuk menutupi celah kolong tempat tidurku supaya Pak Eko tidak terlihat dari arah pintu.

Setelah itu aku pun tergesa-gesa berjalan ke arah pintu lagi. Aku membukakan pintu buat paman dan bibiku. Setelah amenyapa paman dan bibiku dan berbincang-bincang beberapa saat, mereka pun masuk dan kuantar ke kamar tamu yang terletak di ujung condo. Usia paman dan bibiku ini jauh lebih muda dari papa mamaku yang berusia 50an tahun. Pamanku berusia pertengahan 40an dan bibiku berusia 35 tahun tapi dari penampilan masih cantik dan muda seperti baru berumur pertengahan 20an. Pamanku yang juga orang Taiwan adalah adik bungsu ayahku dari 3 bersaudara. Sedangkan istri pamanku adalah wanita chinese Surabaya. 

Mereka tinggal di Surabaya dan hari ini mereka ke Jakarta untuk keperluan mengurus Visa untuk jalan-jalan ke Eropa. Berhubung condominiumku yang lokasinya dekat dengan kedubes negara Eropa tujuan mereka, maka mereka pun memilih menginap disini dibanding di rumahku yang berada di bagian Utara Jakarta. Apalagi mereka sudah diinfokan oleh mamaku bahwa aku hari ini stay di Condo. Mereka juga sempat minta maaf karena mereka dadakan ke Jakarta karena kesibukan mengurus bisnis mereka di Surabaya. 

Karena besok adalah hari Minggu dan hari Senin mereka baru bisa mengurus visa, mereka bilang besok akan pergi kumpul-kumpul dengan teman-teman yang menetap di Jakarta. Aku pun mengajak mereka untuk makan malam di luar dengan harapan juga Pak Eko bisa kabur saat aku membuat alasan untuk naik ke condoku sebentar. Tapi pamanku bilang agak lelah sehingga ingin makan di condo saja. Dengan sedikit menggerutu dalam hati karena tidak jadi menjalankan rencanaku, aku bilang akan memesan Thaifood langgananku yang segera diiyakan mereka. Lalu paman dan bibiku pun pergi ke kamar untuk mandi. Kurang lebih 40 menit kemudian Thaifood pesananku pun tiba diantar oleh ojol. 

Kami lalu bersantap makan malam. Sesekali juga berbincang-bincang, bibiku menanyakan bagaimana sekolahku dan setelah lulus nanti akan melanjutkan kemana. Kujawab bahwa aku masih menimbang beberapa univ yang akan jadi tujuanku. Selesai makan malam kulihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 19:53. Kami bertiga duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Deg,aku sempat shock saat pamanku bertanya kenapa ada noda basah yang sedikit berwarna putih pada lantai di bawah mejaku. Segera kujawab,”oh itu tadi ketumpahan yogurt.” Huff, sperma Pak Eko yang muncrat tadi ada yang terlewat dibersihkan.

Sekitar 20 menit kemudian aku berjalan ke kamarku setelah kuambil roti di dapur. Aku yang baru masuk kamar pun segera dipanggil Pak Eko dari bawah kolong. “neng,gimana? Saya udah bisa pulang??”tanyanya. Segera kusuruh dia untuk memelankan suaranya,”ssssstttt..jangan keras-keras pak. Itu masih ada paman dan bibiku di ruang tamu.” “Lah jadi saya kapan pulangnya dong neng? Ini udah malam neng.”kata Pak Eko. “Saya gak mau lagi nunggu lama kayak gini neng. Saya udah dicariin orang rumah. Gak mau tau, saya pulang aja sekarang.”ujarnya dengan agak sewot sambil keluar dari kolong ranjangku. Aduh bisa gawat jika dia keluar dan bertemu dengan bibiku. Bisa runyam. Terpaksa kugunakan jurus pemungkas yang tidak mungkin ditolak oleh pria.

Sebelum Pak Eko sempat memegang gagang pintu kamarku, segera kubujuk dia dengan menawarkan bahwa dia bisa menikmati tubuhku lagi jika tidak pulang. Kugoda dia dengan sebinal mungkin, ”Nnghhh..pak..kalau bapak gak pulang malam ini dan nginap disini gimana? Bapak boleh nikmatin tubuh ini..Selina janji bakal servis Pak Eko sampai puas..mmpphhh”desahku sambil kugigit bibirku dan kuremas payudaraku disertai tatapan sensual ke Pak Eko. Ini membuat Pak Eko terdiam sejenak. 

“ya uda neng saya nginep sini. Saya telp dulu ke bini saya.”ucap Pak Eko yang sesuai dugaanku, menyetujui tawaranku. Ia lalu berbohong ke istrinya bahwa dia menginap di tempat saudaranya karena besok pagi akan pergi dengan saudaranya. Kuberikan Pak Eko beberapa roti gandum yang diam-diam kubawa ke kamar. “ini makan dulu pak, bapak pasti lapar kan.”ucapku, tentu Pak Eko pasti kelaparan apalagi sudah menggarapku cukup lama tadi. Lalu kutinggalkan Pak Eko yang sedang memakan roti sambil sembunyi di kolong ranjangku.

Semoga paman dan bibiku segera tidur jadi Pak Eko bisa pergi dari condoku dan aku mungkin tidak perlu harus menjadi pemuas nafsu si tukang pijit. Sekitar jam 9 malam, pamanku pun sambil menguap bilang dia mau tidur. Tapi bibiku masih belum mengantuk dan terus menonton acara serial TV Mandarin kesukaannya. Aku dan bibiku tetap lanjut menonton hingga 50 menit kemudian, aku yang mulai mengantuk pun memberitahu bibiku aku akan ke kamar untuk tidur.

Setelah masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu, aku pun menengok ke kolong ranjangku. Ternyata Pak Eko ketiduran di bawah ranjangku. Ya sudah, baguslah kalo Pak Eko sudah tidur. Aku yang juga sudah sangat ngantuk pun segera berganti pakaian ke piyamaku. Aku berbaring dan tidak lama kemudian aku sudah tertidur nyenyak. Tidurku sangat nyaman, mungkin karena pijitan Pak Eko juga yang membuat tubuhku rileks. Dan juga, karena “pijitan” kontolnya di memekku tadi, hihihi.

Aku yang sedang enak-enaknya tidur, terganggu ketika kurasakan payudaraku diremas. Aku mengira aku sedang bermimpi dan mencoba kembali tidur. Tapi tiba-tiba aku merasa selangkanganku diraba, membuatku akhirnya membuka mata dan kulihat Pak Eko sedang duduk diatas ranjangku memainkan tubuhku. “neng,akhirnya bangun juga. Bapak pengen lagi neng, Mau lanjutin yang tadi sore belum kelar.”ucapnya sambil tersenyum mesum. 

“aduh pak,besok aja ya. Selina ngantuk.. lagian koq bapak bangun jam segini sih?”keluhku, yang masih setengah sadar. “ini udah ganti hari neng. Udah jam 2 subuh ini. Tadi bapak bangun buat kencing, abis itu jadi nafsu liat badan neng. hehe”katanya sambil cengengesan. 

Kulihat jam dindingku, sekarang memang sudah jam 02:06. “aduh, Selina beneran ngantuk pak. Pengen tidur.”ucapku yang bersikeras ingin melanjutkan tidurku. “eits,tadi neng kan dah janji bakal layanin bapak sampe puas.”,timpalnya,menagih janjiku. “apa perlu bapak bangunin paman dan bibi neng biar tahu kalo neng ngajak saya bobo bareng di kamar neng??”lanjutnya dengan setengah mengancam. 

Aku yang sadar tidak bisa lolos dari permintaannya ini akhirnya menjawab,”Jangan pak. Ya uda Selina bakal ikutin maunya Pak Eko.”ujarku. 

“Nah gitu dong..”ucapnya sambil meremas buah dadaku yang hanya terhalang baju piyamaku,selama ini aku memang terbiasa tidur tanpa bra. 

“Bapak uda ga kuat nahan nafsu.. lagian neng ga pake BH gini sengaja kan buat persiapan dientot. Hehe.”ejeknya. 

“bukan pak.. biar tidurnya lebih enak aja.”jawabku. 

“lebih enak dientot. Haha. Yuk neng kita mulai.”timpalnya sambil mulai meraba tubuhku. 

”Eh, tapi jangan di kamar Selina ya mainnya. Soalnya takut kedengaran ntar pak.”pintaku. 

Posisi kamarku memang berseberangan dengan kamar tamu yang sedang ditempati oleh paman dan bibiku. 

“jadi main dimana neng kita? Dapur?”tanya Pak Eko “Ngg..di kamar belakang aja pak.”kujawab dengan cepat. 

“ok siap neng. hehe.”kata Pak Eko sambil turun dari ranjangku. Pelan-pelan kami membuka pintu kamarku sambil mengintip melihat keadaan yang memang sudah sunyi. Sambil berjalan dengan sangat pelan kami menuju bagian belakang unit condoku yang terletak di ujung sisi berlawanan dari area kamar tidur, sehingga lebih aman dari resiko ketahuan.

Kami pun tiba di kamar belakang yang fungsinya sebenarnya untuk kamar pembantu. Ruangan kamar ini cukup luas dengan hanya ada tempat tidur singlebed bersprei putih, AC, lemari baju berukuran sedang, meja kecil dan TV. Setelah menutup pintu dan menyalakan AC, Pak Eko yang sudah bernafsu langsung menerkamku sampai aku terjatuh ke ranjang. Dicumbunya bibirku sambil menggerayangi tubuhku yang masih berbalut piyama. Setelah puas dengan bibirku, lalu dengan tidak sabaran ditariknya aku sampai duduk dan lalu melucuti piyamaku. Kembali aku bugil di depan terapis pijit ini. Setelah itu Pak Eko juga melepaskan pakaiannya.

Aku yang sebenarnya masih agak ngantuk, kembali berbaring telentang di kasur, pasrah akan dinikmati lagi oleh Pak Eko. “hehe, uda mancung gini neng putingnya..”ucapnya terkekeh sambil mencubit puting kananku. Lalu ia membenamkan kepalanya diantara buah dadaku yang bulat kencang. Lidahnya menjilati puting kiriku dan tangannya meremas susuku yang kanan sambil memilin pentilnya. Tangannya yang satu lagi memainkan vaginaku. Ooh,rangsangan di dada dan vaginaku mulai menghilangkan kantukku dan berganti jadi birahi. 

“sshhhh..enaak..pak..nnghhh…emut terus pentilnya..”racauku yang sudah dilanda gairah seksku. Kuremas-remas rambut Pak Eko yang asyik menyusu. Dengan bergantian sedotan mulutnya berpindah dari puting kiri ke kanan. “Sllrrrpp..sllrrrpp..”suara hisapannya pada pentilku.

Setelah itu Pak Eko berlutut diantara kedua kakiku dan membentangkan pahaku. Matanya menatap memekku dengan lapar sambil berucap,”hehe. bapak paling cepat konak liat memek yang jembutnya rimbun kayak punya neng ini..” Aku hanya menutup mata mendengar komentar Pak Eko pada rambut kemaluanku. 

”bapak pengen cobain peju neng..”gumamnya. Sesaat kemudian kepalanya sudah berada di antara pahaku. “hmmm,harumnya memek amoy…”komentarnya saat menciumi vaginaku. Dengan rakus lidahnya menjilati bibir memekku. Setelah lidahnya puas bergerilya di bibir vaginaku lalu lidahnya mulai menerobos masuk ke lubang memekku. 

Lidahnya menyentil-nyentil klitorisku, membuatku menggelinjang seperti tersetrum. “Ohh..pak..sedoott..yang kenceng..ahhh..”erangku. Kedua pahaku yang putih mengapit kepalanya seolah meminta untuk terus dijilati. ‘Sllrrrppppp…sllrrrrrpppp..’suara sedotan Pak Eko di memekku yang sudah sangat basah. Akhirnya tidak lama kemudian orgasmeku tiba. 

“ooohhh…yess…”,racauku dengan tubuh yang mengejang-ngejang. ‘crrttt…crrttt…’ Vaginaku muncrat cairan hasil orgasmeku yang segera dihisap Pak Eko. “wuih enak neng pejunya..”, pujinya dengan mulut belepotan cairan orgasmeku.

Setelah puas meminum cairan orgasmeku, Pak Eko menyodorkan kontolnya ke mukaku. Aku yang masih terbaring di ranjang, tidak perlu diperintah, segera kujilati dan kuhisap penis coklat gelapnya dengan cepat,membuat Pak Eko merem melek keenakan. “mmmhh..sllrrpp.. mmhh”suara kulumanku pada penisnya. “aahhh..enakkk..”racaunya sambil tangannya meremas buah dadaku yang montok. 10 menit kemudian, Pak Eko memintaku untuk berhenti memblowjobnya,”dah cukup neng sepongnya,pengen genjot memek neng sekarang.”

Sambil berdiri di tepi ranjang Pak Eko memegang kontolnya untuk diarahkan ke memekku. Aku yang sudah tidak sabar, membentangkan kedua pahaku dengan tanganku sendiri. Pak Eko mengejekku yang sudah horny, “hehe,tadi bilangnya ngantuk neng.. sekarang malah ngangkang minta dientot..haha..neng Selina emang binal”. 

Aku yang sudah lupa diri akibat nafsu birahi, menimpalinya dengan liar,”iya pak.. Selina uda gak ngantuk.. sekarang pengennya ngentot..nghh..Selina emang binal pak..”. Lalu dia mulai memasukkan kontolnya yang sudah siap tempur ke dalam liang vaginaku. Beberapa detik kemudian segera digerakkannya pinggulnya untuk menggenjotku. ‘plok plak plok plak’suara yang tercipta dari pertemuan tubuh kami. Aku yang dikuasai oleh gairah seks, dengan binalnya meremas-remas kedua buah dadaku saat sedang digenjot. “ahh..ahh..ahh..”erangan nikmat yang keluar dari mulutku.

15 menitan kemudian Pak Eko meminta ganti posisi. Kini Pak Eko yang berbaring di ranjang dan memintaku untuk menduduki penisnya. Tanpa malu-malu lagi, kuraih kontolnya yang keras dan kuarahkan ke memekku sambil kuturunkan tubuhku yang berjongkok di atas tubuh tambun tukang pijit itu. ‘Bles’ suara memekku yang kembali diisi oleh kontolnya. Kami pun segera berpacu dalam birahi. Pak Eko menyodok ke atas dan aku menggoyang pingguku dengan arah berlawanan. “Uhhh..memek amoy kayak neng emang mantepp..ohh..ngejepit banget..”ceracau Pak Eko. “Ahhh..kontol bapak ahh..gede.. Selina sukaa..ahh..ahh..” balasku dengan binal di sela persetubuhan kami. 

Kedua susuku yang bergoyang-goyang tidak disia-siakan Pak Eko, dengan kasar diremas-remasnya dua buah dadaku. Dicubit-cubitnya pentilku, membuatku makin mendesah nikmat. “awhhsss..ahh..ahh..”lenguhku. Aku yang sangat horny melayaninya dengan penuh penyerahan, bahkan dengan aktif kubalas memainkan putingnya dan kujilati telinganya. Tubuh kami berdua sudah berkeringat akibat panasnya persetubuhan ini.

Saat kami sedang asyik bergoyang dalam birahi, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah dapur dan suara lampu dapur dibuka. Kami yang kaget segera menghentikan goyangan kami. Kamar pembantu ini walaupun terhalang tembok lagi, memang jaraknya tidak jauh dari dapur, hanya sekitar 3-4 meter. Dari langkah kaki nya yang berat dan suara menguap, sepertinya itu pamanku. Mungkin ia terbangun untuk ke toilet dan lalu memutuskan untuk minum air. Terdengar suara laci lemari dapur dibuka. Diikuti suara air yang mengalir dari Dispenser.

Pak Eko dengan seenaknya melanjutkan genjotannya di memekku, walaupun dengan tempo yang lebih lambat dibanding tadi. Aku menatapnya dengan jengkel sekaligus nafsu lalu berbisik,”jangan goyang dulu pak. Ada paman saya.” 

“Gapapa neng yang penting jangan bersuara aja.”bisiknya dengan tersenyum nakal. Oh gila,aku harus digenjot dan harus menahan desahanku karena jika tidak bisa terdengar pamanku di dapur. Pak Eko sambil menggoyang pinggulnya, dengan gilanya mengemut puting pinkku tanpa peduli itu malah bisa menambah keras desahanku. Segera kututup mulutku dengan tanganku untuk meredam desahanku. 

Mati-matian aku berjuang supaya tidak ada suara desahan yang keluar. Akhirnya daripada desahanku keluar, segera kupegang leher Pak Eko, kulepas kulumannya pada putingku dan segera kupagut bibirnya. “mmpphh..mmpphh..”hanya suara itu yang terdengar desahan tertahanku.

Sekitar 15 menitan aku dan Pak Eko bercinta dengan hening, akhirnya terdengar suara langkah kaki yang menjauh dari dapur. Huff,pamanku sudah kembali ke kamar. Situasi menegangkan karena takut ketahuan tadi membuatku segera mencapai orgasmeku yang pertama subuh ini, dan yang ketiga kalinya dengan Pak Eko hari ini. Kulepas pagutanku pada bibir Pak Eko dan kudongakkan kepalaku sambil mengerang lepas.

”Aaahhhhhhh..”. Lalu aku merebahkan diriku ke badan pak Eko sambil kupeluk tubuhnya. Pak Eko masih belum ada tanda-tanda akan orgasme dan terus menggenjotku dengan tempo yang makin tinggi. “ohh,memekk enaakkk..asoyy..”racaunya. “ahh,hajarr teruss.. ahh..pak.. memek.. Li.. na..ahh”balasku yang mulai kembali bergairah.

Beberapa saat kemudian Pak Eko menghentikan genjotannya pada memekku dan mencabut penisnya. “eh,koq dicabut pak?”tanyaku agak protes. “sini neng ikut bapak, kita main di dapur.”ajaknya. Aku yang masih belum puas lalu berjalan mengikutinya ke dapur. 

Pak Eko lalu memposisikanku berdiri menghadap kulkas dan mendorong kontolnya memasuki vaginaku dari belakang. Tubuhku ikut terdorong saat dia menghentakkan pinggulnya ke depan, menyebabkan payudaraku agak menempel dengan kulkas. Oh,kurasakan sensasi geli nikmat pada putingku yang bergesekan dengan hiasan kulkas. Pak Eko dengan bernafsu menggenjotku sambil memainkan buah dadaku dari belakang. “nnghh..ooh..ohh..”desahku merespon tiap hunjaman penisnya di memekku.

10 menit kemudian aku pun merasa akan klimaks lagi..tubuhku menegang dan menempel pada kulkas. Aku berkelojotan sambil kupegang kulkas di depanku, meresapi nikmat orgasme. “Aaaahhhhhhh!”jeritku yang didera kenikmatan. Tubuhku yang melemas kusandarkan pada kulkas. Pak Eko tetap menggenjotku dengan semangat.

Lalu Pak Eko menghentikan sodokannya dan memelukku sambil mengarahkanku untuk berjalan menuju ruang tamu condoku dengan penis masih tertancap di vaginaku. Aku yang masih lemas setelah klimaks, hanya bisa berjalan ke depan mengikuti dorongan Pak Eko di belakangku. Dia tetap menggenjotku walaupun pelan-pelan. Kami pun tiba di ruang tamu dan Pak Eko mengarahkanku untuk ke balkon condoku. 

Posisi unit condoku yang berada di lantai 10 ini menghadap ke kota dan sebagian ke tower lain walaupun memang jarak antar tower cukup jauh karena dipisahkan oleh sebuah area Taman dan Kolam Renang yang luas di tengah-tengah komplek condominium mewah ini. Dengan pelan-pelan dibukanya pintu kaca yang menuju balkon. Oh,kurasakan dinginnya udara malam mengenai kulitku saat pintu itu dibuka Pak Eko. Pentilku yang sensitif ini makin mengeras saja karena kedinginan.

Setelah tiba di balkon condoku, Pak Eko pun mulai memacu tubuhku lagi dari belakang. Aku berpegangan pada pagar balkonku sambil mendesah menikmati sodokan Pak Eko di memekku. Aku tidak berani mendesah terlalu keras karena takut kedengaran oleh paman dan bibiku. Bagaimanapun posisi balkon ruang tamu ini tidak begitu jauh dari kamar tidur. “nnghhh..mmpphh..nghh..”desahanku yang coba kutahan dengan tanganku. “ahhh..dingin-dingin emang enaknya ngewe..hahaha..”Pak Eko menikmati persetubuhan kami di balkon. ‘plak plak plak’ Pak Eko menampar pantatku yang putih mulus sambil berkomentar,”pantat neng gemesin.”. “pak..pelan..pelan..nanti kedengaran..”ucapku. 

"Apanya yang pelan-pelan neng? genjotan bapak? nanti gak enak dong kalo pelan-pelan aja”tanyanya menggodaku. “suara bapak maksudnya..sama pantat Selina jangan ditepuk-tepuk gitu”,jawabku. “ya uda neng kalo gitu memeknya aja yang bapak mainin ya.”ucapnya sambil memasukkan tangannya ke vaginaku dari belakang dan mengobel-ngobelnya. “ahh..koq..malah..diginiin..ahhh..Selina.. ga..kuat..nahan..desahan dong..”gumamku yang makin mendesah nikmat. “hahaha, gapapa neng masih subuh gini. semua masih pada tidur lelap.”ucapnya.

Tidak lama kemudian Pak Eko dengan setengah menggeram bertanya,”ughhh..neng..bapak..mau keluar..di dalam apa luar neng?” “di luar aja pak..biar aku gak perlu minum pil anti hamil.”jawabku cepat. Oke neng..bapak crot di pantat neng aja..”ujarnya sambil mencabut penisnya. ‘Plop’ suara kontolnya yang keluar dari memekku. Segera dikocoknya kontolnya dan akhirnya,’crootttt..crootttt..crottt..”spermanya menyembur ke pantatku dan saking kencangnya ada yang sampai ke punggungku. “ahhh..puassss neng..makasih..”ucapnya dengan muka bahagia. 

Aku yang sebenarnya juga nanggung karena tadi hampir orgasme lagi segera bilang,”umm,pak, Selina juga pengen dibikin keluar lagi..”. Mendengar itu, Pak Eko tertawa dan menggodaku,”wah emang bener, jembut lebat itu tanda nafsu hebat. Haha. Tadi uda keluar 2 x padahal. Masih pengen aja neng..” “umm, jangan ejek Selina terus dong pak..”pintaku dengan wajah memerah karena malu. “ya uda neng,di kamar neng tapi ya. bapak uda ngantuk neh.”ajaknya.

Kamipun lalu masuk ke kamarku. Tidak lupa kukunci pintu kamarku untuk jaga-jaga. Lalu dimintanya aku untuk menungging di kasurku. Vaginaku yang sudah basah terpampang di depan mukanya. Dengan cepat dimasukkannya 2 jarinya ke memekku dan dikocok-kocoknya, membuatku langsung keenakan. Kuredam desahanku dengan membenamkan kepalaku di bantal. Kurasakan Pak Eko memasukkan lagi 1 jarinya ke vaginaku. Ah, rongga vaginaku makin terasa sesak akibat 3 jarinya kini yang bercokol di dalamnya. Dan tangannya yang satu memainkan anusku, menambah rangsangan yang kuterima. 

“mmpphh..mmpphhh..”rintihanku yang teredam bantal. Begitu lihainya permainan jari Pak Eko di vagina dan anusku, tidak lama akupun diantarnya menuju orgasme. "mmppphhhhhh!",lenguhku yang teredam bantal. ‘Crrttttt…crrtttttt..crrrtttt’,liang vaginaku memuncratkan cairan orgasmeku dalam jumlah banyak sampai muncrat keluar. “wah masih banyak gini peju neng. Memek amoy emang juara. Haha.”ucapnya sembari menertawaiku. Kami yang kelelahan setelah pertempuran birahi pun lalu tertidur nyenyak tanpa busana di ranjangku.

Besok paginya aku terbangun karena ketokan di pintu kamarku. Kudengar suara bibiku memanggil namaku. Membuatku cukup panik karena kondisiku yang masih bugil dan di sebelahku ada Pak Eko yang tertidur pulas. Segera kuambil baju dan celana santai di lemari dan memakainya. Cepat-cepat kubangunkan Pak Eko sambil memberi kode untuk diam dan menyuruhnya sembunyi di bawah ranjangku. Dengan muka masih ngantuk Pak Eko pun sembunyi di kolong ranjang.

Setelah itu kubuka pintu kamarku, ternyata bibiku yang sudah berdandan rapi bilang mereka akan pergi makan dimsum dengan teman-temannya. Mereka mengajakku tapi dengan sopan kutolak karena memang nanti siang sudah ada janji dengan temanku. Aku juga memberikan keycard cadangan untuk bibiku supaya mereka nanti bisa masuk sendiri ke Condo. Lalu mereka pun berangkat. Aku cukup lega karena kini Pak Eko pun bisa pergi dari condoku tanpa ada resiko ketahuan.

Kulihat jam di HPku sudah 9:07 pagi. Aku pun memutuskan untuk mandi. Kuambil handuk dan pakaian ganti dan langsung masuk ke kamar mandi dalam kamarku. Kunyalakan shower dan kusemprot sperma yang sudah mengering di pantatku. Saat aku sedang membasahi diriku dengan air shower tiba-tiba Pak Eko masuk ke dalam kamar mandi. Kulihat tatapannya yang bernafsu saat terpaku pada susuku dengan pentil pinknya yang basah.

Sambil menonton tubuh telanjangku yang sedang tersiram air, dia berucap,”neng,sebelum bapak pergi, kita main sekali lagi ya..”. “Duh,kan tadi subuh udah pak..”jawabku yang enggan untuk melayaninya. “yahh itung-itung buat perpisahan lah neng..hehe..”timpalnya,sampil menggerayangi tubuhku. Pelan-pelan kurasakan nafsuku mulai naik karena rangsangan tangannya di payudara dan vaginaku. 

Kulirik kontolnya yang sudah setengah ereksi akibat melihat tubuh putih mulusku. “sshhh..ya udah pak..Selina..shh..sambil mandi ya..”,ucapku yang mulai bergairah. “siap neng. Bapak sabunin neng sini.”jawabnya dengan sumringah.

Lalu kutuang sabun ke tangan Pak Eko. Si terapis mesum ini pun mulai menyabuni tubuhku atau lebih tepatnya meraba-raba tubuhku. Buah dadaku dan puting merah mudaku dimainkan dengan jari-jarinya dengan cekatan, seperti pijitannya kemarin. “nnghhhh.. enakk..pak..terus..sshhh..mainin pentilnya..”desahku. Kugenggam kontolnya yang panjang dan mulai kukocok dengan tanganku yang halus. Lalu bibirku dilumatnya sambil tangannya masih memilin-milin puting susuku. Lidahnya masuk ke mulutku. 


Lidahku dan lidahnya saling belit dengan mesra. 5 menit kemudian, kulepas tautan bibir kami dan aku memintanya dengan muka sayu,”pak..yuk..entot Selina..”. Aku yang awalnya menolak sekarang malah yang meminta untuk disenggamai. “hehe..tadi kayak ga mau gitu neng..dah sange ye?”ejeknya. “umm,iyahh..Selina sange..pengen dientot..”jawabku sambil kuremas kontolnya. Nafsu seks membuatku menjadi seliar ini. “siap neng. Sini naik ke kontol bapak.”ajaknya sembari duduk di lantai kamar mandi.

Aku yang seperti terhipnotis segera menduduki perutnya lalu kuangkat pantatku dan kuarahkan penis coklat gelapnya ke memekku yang sudah basah. Dengan perlahan-lahan mulai kududuki kontolnya hingga amblas ke dalam liang memekku. “ohhhh..”erangku menikmati kontolnya di memekku. Dengan segera Pak Eko mulai menggoyang pinggulnya yang kusambut dengan tumbukan pinggulku dengan arah berlawanan. “aahhhh…oohhhh… ahhhhh..ohh..” desahan kami bergema di kamar mandi ini. 

Dengan air yang mengucur dari shower, kami terus berpacu dalam birahi. Dinginnya air seolah tidak terasa karena panasnya persetubuhanku dan Pak Eko. Pak Eko mengemut pentil kiri dan kananku secara bergantian sambil tangannya meremas-remas bongkahan pantatku. 

“Nnghhh..ahhh..enaakk..ahh..”racauku. Sekitar 15 menit kemudian aku pun mendapatkan orgasmeku yang entah sudah yang ke berapa kali dengan Pak Eko. “Seli..na.. nyampeeeee.. aaaahhhhhhhhhhh!!!”lenguhku dengan keras. Tubuhku mengejang-ngejang di pangkuan pak Eko.

Bosan dengan gaya duduk Pak Eko pun merubah posisi kami. Diposisikannya aku menjadi menungging. 

”Neng, bapak pengen nyoba boolnya ya.”, Ia bertanya sambil meraba anusku. Segera kutolak karena masih teringat rasa sakitnya saat anusku diperawani penjaga sekolahku.

”Jangan pak. Mending di memek aja. Selina gak mau di anal. Beruntung Pak Eko masih termasuk gentleman dan tidak memaksakan keinginannya.

“Ya uda neng gapapa memek neng nagih koq. Ucapnya sambil dicoblosnya lagi memekku dengan kontol perkasanya. 

Digenjotnya tubuhku dengan sangat cepat,membuat payudaraku bergoyang-goyang seirama genjotannya. Diremasnya payudaraku yang menggantung itu sambil diciuminya telingaku,membuatku mengerang nikmat. Aku menolehkan kepalaku ke samping dan kami berciuman dengan liar. Tidak sampai 10 menit kemudian, aku mendongak dan melenguh kencang.

"aahh....pak.. aaahhhhhhhhh!!!”. Aku klimaks lagi. Kontraksi vaginaku saat orgasme membuat Pak Eko tidak tahan akan nikmatnya. Pak Eko menggeram.

"Uuuhhh..neng..bapak mau keluar..”

“Jangan di dalam pak.. Pintaku. 

“Oke, keluarin di mulut neng ya..” Dicabutnya kontolnya dari vaginaku. Lalu aku yang masih lemas setelah orgasme hanya bisa membuka mulutku menerima penisnya. Pak Eko memaju mundurkan pinggulnya di mulutku seolah sedang menyetubuhi mulutku. Tidak lama, penisnya mulai berkedut dan akhirnya menumpahkan spermanya ke dalam mulutku. 

“Argghhhhh..mantep neng..bapak puassss..”lenguhnya saat orgasme. “telen neng..buat sarapan pagi..hehe..”perintahnya sambil menahan mulutku supaya tidak memuntahkan spermanya. Ugh, terasa asin. Aku pun terpaksa menelan sperma si terapis mesum ini.

Puas setelah menikmati tubuhku, Pak Eko pun minta sabun. Tapi sabun itu dituangkannya ke dadaku. “Neng,sabunnya tuang ke toket neng aja. Abis itu pake toket neng gesekin ke badan bapak.”perintahnya,sungguh si terapis ini sudah seperti raja, memintaku yang seorang gadis dari keluarga kaya raya untuk menyabuni tubuhnya dengan dadaku. Aku yang ingin cepat beres mandinya dan sebagai terima kasihku karena dia tidak meng-analku tadi, segera menuruti permintaannya. Kulumuri payudaraku dengan sabun lalu kuratakan sampai berbusa.

Pak Eko berbaring telentang sambil melihatku dengan tersenyum senang. Lalu aku mulai merebahkan tubuhku di atas kakinya. Kugesek-gesekkan kakinya menggunakan buah dadaku yang sudah penuh busa sabun. Sesekali aku juga menekan-nekan dadaku seolah-olah sedang memijit. Gerakan tubuhku makin naik hingga ke selangkangannya. 

Kugesek-gesekkan kontolnya dengan susuku. Lalu kuposisikan penisnya diantara himpitan buah dadaku sambil kumaju mundurkan tubuhku,membuat penisnya serasa dipijit. “Ahh..iya gitu..enakk neng dipijit pake tetek..”racaunya. Setelah cukup lama memijit kontolnya, pijitan susuku pun naik ke perutnya yang buncit, dan lalu dadanya. Terus kuulang gerakan menggesek - memijit itu.

Sesi pijitan sambil menyabuni tubuh tambun Pak Eko dengan dadaku membuatku merasa nakal dan aku kembali dilanda gairah seks. Setelah kubilas tubuh kami dengan air, aku yang sudah horny menduduki wajah Pak Eko. Tahu yang kumau, dengan segera si terapis itu menjilati memekku yang basah oleh air dan cairan cintaku. “Ngghhh…”lenguhku. Lalu kutelungkupkan tubuhku ke arah selangkangannya. Dengan bernafsu kokocok dan kublowjob penisnya yang sudah tegang kembali. “mmpphhh…mmpphhh..”suara desahanku sambil mengulum kontol Pak Eko.

Aku yang sudah tidak sabar untuk disetubuhi Pak Eko lagi, segera duduk di meja marmer kamar mandiku sambil mengangkangkan kakiku. Tak perlu disuruh, Pak Eko pun mencoblos kontolnya ke memekku lagi. Kembali aku mengerang-erang keenakan sambil terlonjak saat penis perkasa Pak Eko memompa vaginaku. 10 menit kemudian aku mendapat orgasmeku dan tidak lama, diikuti Pak Eko yang masih baik hati untuk mengeluarkannya spermanya di luar memekku. ‘crotttt..crotttt..croottt’semburan spermanya jatuh mengenai perut dan hingga dadaku.

Setelah berakhirnya ronda dua seks di kamar mandi itu kami pun melanjutkan mandi hingga akhirnya selesai dan lalu berganti pakaian. Pak Eko pun izin pamit. Saat ingin kubayar tarif pijitnya, Pak Eko menolak. ”buat neng gratis aja. Hehe. Malah harusnya saya yang bayar neng kalo dikasi yang enak gini. Apalagi servis dari amoy sebening neng. Haha.”, ucapnya seraya meraba pahaku. 

Sialan, memangnya aku pelacur yang harus dibayar gitu setelah seks, gerutuku dalam hati. Pak Eko pun berpamitan sambil berucap,”neng kalo lain kali butuh mijit sama ngentot, telp saya aja ya neng.”sambil memberikan kartu namanya kepadaku. Ternyata selain via aplikasi, Pak Eko juga freelance terapis pijit.

Jam sudah menunjukkan pukul 10:39 kini. Aku pun lalu makan siang dengan membuat bubur ayam dengan telur pitan. Aku memang diet ketat demi menjaga tubuh langsingku. Sambil menyantap buburku, kulihat chat whatsapp dari temanku yang bilang jam 1 siang ketemu di salah 1 mall di Jakarta Barat. Kami akan nongki cantik lalu shopping, hehe, sesuatu yang disukai semua wanita.

Sehabis makan, kuputuskan untuk membaca novel. Tapi baru membaca beberapa menit, aku yang semalam kurang tidur dan kelelahan akibat bercinta dengan Pak Eko saat mandi, akhirnya ketiduran di sofa. Aku terbangun saat pintu dibuka bibiku. Bibiku bilang dia pulang karena mau bersantai dan beristirahat di condo saja. Saat kutanya pamanku dimana, bibiku bilang pamanku pergi bermain golf dengan teman-temannya. Kulihat jam di HPku dan ternyata sudah jam 12:23 siang. Buru-buru aku segera bersiap. Aku menata rambutku, lalu make up dan berganti pakaian untuk ke mall. Kupakai tanktop pink dan hotpants putih.

Jam 1:06 siang aku pun tiba di mall yang terkenal ramai di Jakarta ini dan berjalan ke salah 1 cafe di mall itu yang menjadi tempat kami nongki cantik. Saat aku berjalan kurasakan banyak tatapan pria-pria di mall, baik anak muda maupun bapak-bapak yang menatap diriku. Uh, aku merasa senang jadi pusat perhatian, hehe.

Akupun tiba di cafe, teman-temanku sudah tiba disana. Ketiga temanku bernama Diana, Feby, dan Christine. Diana mengajak untuk jalan-jalan ke Bali selama 4 hari. Berhubung memang kami sedang libur seminggu setelah ujian dan butuh travelling, semua mengiyakan dan setuju kami berangkat lusa. Diana pun mulai mencari tiket dari aplikasi ticketing di HPnya. 

Tidak lama, tiket pesawat sudah dipesan. Acara nongki kami berakhir sekitar pukul 14:32. Kami melanjutkan dengan shopping mencari pakaian untuk digunakan saat liburan singkat kami nanti. Setelah mampir di beberapa toko dan membeli pakaian yang kami suka, tidak terasa jam sudah menunjukkan angka 16:47. Teman-temanku mengajakku untuk makan malam tapi kutolak karena ada bibiku di Condo dan aku berencana mengajak bibiku makan malam. Segera kutelpon supirku untuk menjemput. 10 menit kemudian aku pun sudah dalam perjalanan pulang ke Condo.

Aku pun tiba di Condo dan saat hampir memencet tombol lift, aku teringat ada paket dari belanja onlineku yang sudah datang hari ini. Aku pun berjalan menuju pos security dekat lobby. Kulihat pintu pos sedikit terbuka. Baru saja hendak mengetuknya, tiba-tiba kutahan tanganku karena kudengar percakapan kotor para satpam di dalam. 

“Puas gua pak semalam diservis Miss Nora..ni cewe bule kuat ngentot..ampe 3 ronde..”ucap salah seorang pria. 

“wah hoki banget lu ya bisa dapet memek si bule seksi..padahal dia masih baru disini”timpal satpam satunya. 

“Hahaha, kebenaran emang si Miss jarang dipake suaminya, jadi ya minta dientot sama gua..haha..”ucap pria pertama sambil tertawa. 

“Itu suaminya si Mr. Bastian kan? Orang Hongaria itu ya.”tanya satpam kedua. 

“yo i..haha..salah suaminya juga sibuk kerja.. istri gak dikasi jatah..haha..”jawab satpam pertama. Aku tidak kenal Miss Nora dan Mr. Bastian ini karena mereka setahuku termasuk penghuni baru.

“Lu kira cuma lo doang? Lu tau ga kamis kemaren gua baru genjot siapa? balas suara pria yang lain,seolah tidak mau kalah. Aku kenal suara ini, Pak Asep, si satpam yang suka cunihin.

“Wah dapet siapa lagi nih lu? bagi-bagi dong!”timpal si pria kedua.

“Si nyonya Park... yang Korea itu, wah memeknya sip, goyangnya mantap, akhirnya bisa rasain memek Korea juga!”

“Wah beneran tuh? gak nyangka kok bisa digituin juga dia” kata suara yang lain.

“Bisalah, asal lu pinter main cantik... pasti bisa. Hehe.”jawabnya dengan terkekeh.

Kuperkirakan ada tiga orang di dalam sana. Apakah nyonya Park yang mereka maksud adalah Park Ji Hyo, ibu beranak dua, istri salah satu pengusaha korea yang terkenal itu. Aku tidak percaya, Ji Hyo terlalu keibuan untuk bisa dengan mudah diajak seperti itu. Memang aku tidak kenal dekat, hanya pernah ngobrol sedikit ketika dia bertemu di kolam renang condo, saat itu dia bersama dua anaknya. Ia bisa bahasa Indonesia sedikit dan orangnya sangat ramah. Pastilah hanya fantasi orang-orang kelas bawah ini atas hasrat yang tidak kesampaian.

“Sama si bule Itali, Bu Monica mantap mana tuh?”

“Mantepan memek Korea ini, lebih peret, malu-malu tapi ganas hahaha”

Disambut tawa yang lain. Monica? Italia? Apakah Monica Capriani, istri ekspatriat Itali itu? Ini juga tidak mungkin, ia nampak romantis dengan suaminya dan ibu yang baik bagi tiga anaknya. Percakapan mesum mereka di dalam membuat aku menahan nafas dan mengernyitkan dahi. Pasti bandot-bandot ini lagi berkhayal. Lalu aku mengetuk pintu pos ini dan segera dibuka oleh salah 1 satpam di dalam. 2 pria lain pun melihat ke arahku. Sesekali mata mereka melirik tubuhku yang terbalut pakaian seksi ini.

“Misi pak!”ucapku.

“Eh... Non Seli! Wah cantik banget non, habis darimana ni?” sapa Pak Asep yang membuka pintu sambil menggodaku. Tatapan matanya ke dadaku yang tertutup tanktopku seperti predator yang lapar. Pahaku yang putih mulus pun juga jadi sasaran matanya. Uh,aku ingin cepat-cepat pergi dari sini.

“Sore Pak! Abis dari mall. Mm, mau ambil paket ni” kataku.

“Paket, bentar yah non!” ia lalu ke rak memeriksa barang.

Kulihat di dalam sana ada satpam yang kumisan, tidak terlalu kuingat namanya, dan satunya yang gempal berambut cepak adalah teknisi condo, juga tidak tahu namanya. Aku sedikit risih melihat tatapan mereka padaku setelah mendengar obrolan cabul mereka tadi.

Setelah sesaat dicarinya paket di tumpukan rak, lalu diserahkannya paket atas namaku. “Ini kan non” kata Pak Asep membawa paket itu padaku.

“Iya makasih ya Pak!” Kuambil paketku dan cepat-cepat pergi dari pos itu, menuju lift.

Aku ingin mengajak bibiku makan di restoran Jepang favoritku di Jakarta Selatan ini. Kutelepon HP bibiku tapi berkali-kali tidak ada jawaban, hmm, mungkin dia sedang bobo sore. Aku pun naik ke unitku dan kubuka pintu dengan keycardku. Kulihat di meja dekat pintu masuk, ada HP bibiku. Pantas saja dia tidak mengangkat telpon dariku. Saat aku sudah berada di ruang tamu, sayup-sayup terdengar suara desahan dan erangan wanita dan pria dari arah kamar tidur tamu. Wah,jangan-jangan paman dan bibiku sedang ML ni, pikirku geli.

Karena penasaran, kucoba mendekati kamar tamu yang hampir tertutup pintunya tapi masih menyisakan celah untuk aku mengintip. Deg! Betapa kagetnya aku melihat pemandangan yang sangat erotis sekaligus gila ini. Bibiku yang sudah berstatus istri pamanku, dengan tubuh ramping dan putih khas wanita chinese sedang digenjot oleh seorang pria pribumi. 

Bibiku yang sudah telanjang bulat berbaring terlentang sedang disodok vaginanya oleh seorang pria kurus berkulit sawo matang. Hah! Gila, ternyata ada 1 pria lagi yang tidak kulihat jelas karena pandanganku agak terhalang pintu. Pria gendut dengan kulit hitam terbakar matahari yang berdiri di samping tubuh bibiku, sedang diblowjob penisnya. Kedua pria itu juga sudah bugil.

Suara desahan mereka terdengar jelas dari posisiku di luar kamar. “Uhhhh,memek cici rapet. Gua demen..”racau si pria kurus yang sedang memacu tubuh bibiku. “ohh.. kontol abang juga enak..ahh..iyahh..terus..yang kencang bang..”bibiku menimpali dengan binalnya. “mulutnya juga mantul ni Ton..”gumam Pria yang penisnya sedang diservis mulut bibiku, sambil tangannya meremas buah dada bibiku dan memilin puting susunya yang berwarna coklat muda. Aku tak habis pikir bibiku yang terlihat seperti wanita yang santun dan lembut ini bisa menjadi wanita yang binal yang sedang berasyik masyuk dengan 2 pria ini. Kulihat seragam yang tercecer di lantai sepertinya mereka adalah OB Condominiumku. Terlihat nama Anton di salah 1 seragam itu.

Kemudian si kurus mengangkat bibiku hingga sekarang menjadi posisi woman on top. Lalu si gendut mendorong bibiku hingga rebahan di tubuh si kurus. Kulihat si gendut meludahi tangannya dan membasahi anus bibiku. Tidak lama si gendut pun menekan penisnya masuk ke lubang pantat bibiku. “agghhhhhh..pelan-pelan pak…sakiiittt..”jerit bibiku yang anusnya mulai ditembus kontol si gendut. “tahan ci..nanti juga bakal enak..”ucap si gendut sambil terus mendorong pinggulnya supaya penisnya makin masuk ke anus bibiku. 

Akhirnya si gendut pun mulai memaju mundurkan penisnya di anus bibiku. Jeritan bibiku dan erangan nikmat 2 pria itu saling bersahutan di kamar tidur ini. “ahh, mantep ni boolnya.. lebih sempit dari memeknya..”racau si gendut. Aku menduga-duga sepertinya si gendut tadi sudah merasakan vagina bibiku.

Oh, kurasakan darahku berdesir menonton liveshow threesome sex ini. Aku mulai merasa bahwa obrolan para satpam condo di posnya tadi itu bukan sekedar fantasi yang tidak kesampaian. Sungguh aku baru menyadari rahasia esek-esek tersembunyi di condo mewah ini. Segera kebuang pikiran kotorku dan dengan mengendap-ngendap, aku mulai menjauhi kamar tidur tamu yang menjadi arena birahi bibiku dan 2 OB itu. Kuputuskan untuk tidak ikut campur dengan masalah perselingkuhan bibiku ini dan aku pun memilih untuk turun ke cafe di Condoku saja sambil menunggu mereka selesai ngeseks.

Saat aku baru selesai menutup pintu dan ingin berjalan ke lift, aku tercekat melihat pamanku yang berjalan dari arahku. Gawat! Dia akan ke unit Condoku..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 22

Draft Toko Sembako 88

Kisah Clara 8

Pemburu Kenikmatan

Draft Akibat Belanja Online

Rahasia Mistis Dibalik Dinding Rumah 3

Rahasia Mistis Dibalik Dinding Rumah 2

Perjalananku Menjadi Seorang Bajingan

Amarah Para Buruh 2