Langsung ke konten utama

Nafsu Gede Pacar Gelapku

Cerita ini bermula pada saat aku lagi kuliah di salah satu Perguruan tinggi swasta disebuah kota besar. Ceritanya saat itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 8 bulan saja.

Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman teman kakakku yang berasal dari kota yang sama. kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima agar dapat lebih menghemat biaya pengeluaran. Mereka semua sudah lulus kuliah dan bekerja ditempat yang berbeda sementara aku sebentar lagi juga akan segera lulus.

Dari semua penghuni rumah kontrakan itu hanya aku saja yang laki laki hingga aku hanya kebagian tidur diruangan tengah beralaskan kasur tipis sementara yang lainnya menempati dua kamar yang ada disana. Sebenarnya bagiku tidak masalah soal tempat dimana aku akan tidur namun yang jadi masalah karena teman teman kakakku sering memakai pakaian tidur seksi ketika sedang ada dirumah hingga membuatku sering salah tingkah dibuatnya.

Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat lain. Tapi kakakku ini saking sayangnya padaku maka saya tidak diperbolehkan pisah rumah akhirnya aku pun tetap tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.

Dari ketiga teman kakakku ternyata ada satu diantara mereka yang wajahnya lumayan cantik. Setahuku sekarang ia bekerja sebagai seorang karyawan swasta disebuah bank yang tidak begitu terkenal. Nama teman kakaku yang cantik itu adalah Sinta dan usiannya seumuran dengan kakakku yaitu 29 tahun. Menurutku Sinta ini termasuk gadis yang ceria dan pandai bergaul sehingga terlihat akrab dengan siapa saja termasuk diriku. Selain itu ia juga sangat senang dengan berbagai hal yang baru dan ingin selalu mencobanya. Wajahnya yang cantik dengan rambut yang dicat sedikit kecoklatan membuatnya terlhat begitu modis hingga sering manarik perhatianku. Setahuku ia sudah dua kali pacaran dan semaunya berakhir dengan kegagalan sehingga untuk sementara waktu ia belum memutuskan untuk berpacaran lagi.

Suatu hari ketika aku dan kak Sinta sedang menonton tv diruang tengah kemudian ia bertanya. 

“Eh.. kakak lihat kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih. ngelamunin apa yok ? Jangan-jangan ngelamunin yang itu. Hehe. candanya

“Itu apanya kak. tanyaku kebingungan.
“itu pacarmu yang dulu sering main kesini. Ujarnya
“ohh aku sudah putus sama dia kak.. sekarang aku lagi jomblo nih hehe.. kakak mau gentian dia jadi pacarku ? ujarku bercanda
“bisaan aja kamu.. padahal kalau menurut kakak kamu itu type laki laki yang baik dan setia deh. Koq bisa sih dia ninggalin kamu untuk laki laki lain yang baru dikenalnya.
“alasannya sih sederhana. Katanya karena aku gak punya motor kayak pacarnya yang sekarang itu. jawabku
“ohh begitu ya.. makanya kamu cepat lulus kuliah biar bisa kerja dan beli motor sendiri, siapa tau pacarmu mau balik lagi nanti hehe..

“ahh ngak deh kak. aku sudah tahu sifatnya sekarang. lebih baik aku cari cewek yang lain saja. Ujarku
“terus sekarang kamu udah ada gebetan baru belum ? tanyanya
“belum sih kak. aku mau focus sama kuliahku dulu aja deh. jawabku

Hubunganku dan kak Sinta memang sangat dekat dibanding dengan kedua teman kakaku yang lainnya sehingga aku sering curhat dengannya. Selain itu dia juga sudah kuanggap lebih tua dan berpengalaman soal percintaan serta tahu banyak hal. Awalnya aku enggan untuk bercerita namun karena terus didesak olehnya maka Aku pun mulai sedikit cerita mengenai permasalahan yang sedang kualami.

“Oh.. gitu ceritanya. pantesan aja dari bulan kemarin kamu kelihatan murung aja dan sering ngalamun sendiri. kata Sinta.

Begitu dekatnya aku sama Kak Sinta sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian padanya. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada pergi kerja dan aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah. Siang itu tepat jam 11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.

“Eh kak Sinta. kakak koq gak kerja hari ini? tanyaku.
“iya nih kakak lagi cuti dua hari. Karena pusing masalah kerjaan dikantor. Jawabnya.
“lha Kamu sendiri kok nggak kuliah ? tanya dia.
“Habis sakit kak. kataku.
“Sakit apa sakit ? goda Kak Sinta.
“Ah.. Kak Sinta bisa aja. kataku.
“kamu Sudah makan belum ? tanyanya.
“Belum kak. kataku.
“Sudah Kakak Masakin aja sekalian sama kamu ya. katanya.

Dengan cekatan Kak Sinta memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks. Kukira Kak Sinta nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.

“Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu ? tanyaku.
“Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu. katanya.
“Oh kalau gitu Kak Sinta masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis. kataku.
“So pasti dong. katanya.
“Terus dengan siapa Kak untuk itu, Kakak kan belum kawin dengan enaknya aku nyeletuk.

“Aku bersedia kok. kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya. Kak Sinta agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya. Dengan sedikit agak gugup Kak Sinta kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.

“Okey, sorry ya, aku sudah terlalu lancang terhadap Kak Sinta. kataku.
“Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.

Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Kak Sinta terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Kak Sinta”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.

Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.

“gimana kak.. enak kan ciuman sama aku. Ujarku sambil memadangi wajahnya sesaat
“Aah.. jangan panggil Kak, panggil Sinta aja ya.

Kubisikkan Kak Sinta dengan lembut
“Sinta kita ke kamarku aja yuk biar lebih leluasa. Ujarku sambil memengang pergelangan tangannya

Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku. Ketika memasuki ruangan kamar, kurasakan dadaku terasa semakin berdebar dan nafsuku kian bergolak tak terkendali. Segera kututup pintu kamar dan membimbingnya kearah ranjang.

Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kancing bajunya satu persatu lalu kusingkap bra yang dikenakannya hingga putingnya terlihat. Dengan penuh nafsu kupandangi tubuhnya yang mulus dan menggairahkan.

Alamak.. indahnya tubuh ini. Betapa beruntung laki laki yang sudah menjadi mantan pacarnya dulu karena bisa berkesempatan untuk mencumubi tubuh semolek ini. Kataku dalam hati.
Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten hingga basah dan sepertinya ia begitu menikmatinya. 

Pertama-tama kucumbui belahan gunung kembarnya
“Ah.. ssh.. terus Ian”, Kak Sinta tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut, “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.

Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Sinta juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. “Oh.. besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi 69, kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya.

“Aah.. uh.. ssh.. terus Ian”, Sinta mengerang.

“Aku juga enak Sinta”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Sinta terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.

Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya. “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, “Aahk..” teriak Sinta, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 10 menit Sinta sudah tak tahan lagi. 

“Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian.. katanya dengan tubuh yang mulai bergetar.
“Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku.

Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama cairan cintanya yang hangat.
Meraskaan hal demikian maka kupercepat genjotan batangku dan membuatku tidak kuat lagi lalu segera memuntahkannya.

“engh…. Crot.. crot.. cret.. sshhh… sepertinya banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya bahkan hingga membanjir keluar.
“Aakh…. Rsanya begitu puas dan nikamt sekali setelah menumpahkan air maniku disana. Tubuhku terasa lemas sekali dan nafasku pun tersengal sengal. Dengan keringat bercucuran lalu aku tergeletak di sampingnya.

kupelluk tubuhnya sambil membelai rambutnya yang indah dan ia terlihat tersenyum manja padaku.
“tubuhmu lezat sekali sayang.. ujarku

Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya.
“Ah nggak, kitakan sama-sama mau. jawabku

Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Kak Sinta hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta dan kini Kak Sinta menjadi pacar gelapku.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4