Langsung ke konten utama

Aku Disetubuhi Ayah Ketika Sendirian Dirumah

Sudah beberapa tahun ini ayahku diberhentikan dari tempat kerjanya karena adanya pengurangan karyawan disana. Karena usianya yang sudah cukup berumur maka tak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan baru lagipula ayahku bukan termasuk orang yang memiliki keahlian tertentu sehingga membuatnya semakin sulit mendapat pekerjaan.


Demi membantu membiayai kebutuhan rumah tangga maka ibuku terpaksa mencari pekerjaan dan akhirnya ia ditawarkan untuk bekerja menjadi seorang guru diluar kota. Sejak saat itu ibuku jarang pulang kerumah karena tempatnya yang cukup jauh hingga hanya bisa pulang tiap 3 bulan sekali saja.

Belakangan ini ayahku terlihat sibuk dengan pekerjaan barunya yang berjualan air isi ulang didepan rumah. Jika kulihat belakangan ini ayahku memang sedikit berubah karena ia sering memperhatikan diriku bahkan melarangku untuk dekat dengan laki laki disekolah.

Suatu hari ketika aku baru saja pulang dari sekolah, aku melewati kamar Ayahku yang pintunya sedikit terbuka. Karena penasaran maka aku pun mencoba mengintip kedalam kamar dari balik pintu dan ternyata disana Ayahku sedang onani sambil menonton film porno dismartphonenya hingga membuatku tertegun. Karena takut ketahuan maka aku pun berjalan menuju kamar mandi & pura-pura tidak melihatnya. 

Setelah itu aku menonton televisi di ruangan tengah dan tak lama kemudian Ayahku menghampiriku sambil bertanya.

“rin. Koq tumben kamu pulang sekolahnya cepat hari ini ? tanya ayahku.
“iya ayah. Tadi ada rapat guru mendadak disekolah jadi semua murid dipulangkan lebih cepat dari biasanya. Jawabku.

“loh koq rapat mulu sih. minggu kemarin bukannya sudah rapat ya.. ujar bapakku.
“iyah gak tahu ayah. Mungkin ada hal penting kali. Ujarku.
“gimana sih sekolahan kamu. bayaran sekolah aja naik terus tiap bulan. Giliran waktunya belajar malah acara rapat terus.. memangnya mau makan gaji buta ya mereka. ujar ayahku ketus.

“ohh iya kamu sudah makan belum Rin ? kebetulan tadi ayah dibagi ikan sama tetangga sebelah yang abis pulang mancing jadi ayah langsung masak ikan bakar aja. ujar ayahku
“ohh tetangga kita baik juga ya.. hampir tiap minggu kita dibagi ikan hasil pancingannya. Ujarku
“iya lah baik. orang dia itu senang sama kamu koq. ujar ayahku
“aahh ayah bisa saja… dia kan sudah tua lagian udah punya istri juga. ujarku

“mungkin karena kamu cantik kali Rin jadi dia lupa diri hehe.. ohh ya nanti kamu habiskan saja ya ikannya, ayah sudah kenyang koq. ujar ayahku.

Tak terasa hari sudah mulai gelap dan aku pun segera makan. Rupanya ikan bakar buatan ayahku memang lumayan nikmat hingga membuatku begitu lahap memakannya. Setelah selesai makan lalu aku pun bergegas mengambil handuk didalam kamar dan berjalan menuju kekamar mandi yang ada dibelakang rumah. Karena sudah selesai mandi maka aku pun berjalan menuju kedalam kamar dengan tubuh masih tertutup oleh selembar handuk berwarna pink cerah yang cukup lembut.

Saat itu Ayahku yang sedang duduk di ruang tengah melihatku melintas dari kamar mandi yang hanya menggunakan selembar handuk. Diam diam ayahku terus mengamati diriku mulai dari atas hingga bagian bawah tubuhku seperti hendak menerkamku saja. Ternyata kekautiranku menjadi kenyataan karena tiba-tiba Ayahku masuk ke kamarku dan mengunci pintunya dari dalam. 

“loh ayah kenapa ikut masuk kedalam ? aku kan mau ganti baju dulu. Ujarku
“aahhh sudahlah. Waktu kamu kecil juga bapak sering liat kamu telanjang koq. ujar ayahku
“tapi sekarang kan aku sudah besar yah.. lebih baik ayah keluar dulu deh.. ujarku
“loh koq kamu jadi mengusir ayah. Dasar anak kurang ajar ya kamu.. ujar ayahku
“ayo cepat bukan handukmu.. ayah pengen liat badanmu sekarang.. ujarnya dengan sedikit memaksa.

Bukanya keluar kamar tapi Ayahku malah terlihat semakin beringas saja. Kemudian ia berjalan cepat mendekatiku yang berada dipinggiran ranjang. Dengan kasarnya lalu ia mendorong tubuhku hingga terbaring di kasur seketika ia langsung menyergapku seraya menindih badanku yang masih tertutup oleh handuk. Aku berusaha untuk meronta sebisanya dari dekapan ayahku namun kedua pergelangan tanganku dipegang erat olehnya hingga tak berkutik. Tak lama kemudian Ayahku melepaskan handuk dari tubuhku. Dengan sekali tarikan handuk itu pun terlepas dan tubuh polosku pun terpampang dihadapannya. Wajahnya semakin beringas dan seperti orang yang sedang kerasukan sambil memandangi tubuh mulusku yang telentang diatas kasur.

“ternyata badanmu mulus sekali rin.. mirip badan ibumu waktu masih muda dulu.. ujar ayahku sambil meremas buah dadaku yang tidak terlalu besar. Tatapan mata ayahku terlihat buas dan berbeda dari biasanya hingga membuatku semakin ketakutan.

Ia mencoba melumat bibirku namun aku menolak dengan menggeleng gelengkan kepalaku kekanan dan kiri hingga membuatnya semakin kesal.

Plak !! sebuah tamparan keras mendarat dipipiku hingga aku mengerang kesakitan.

“jangan ayah.. hentikannn !! ujarku sambil berusaha mendorong tubuhnya yang sedang menindihku dengan kuat.
“sudah pintar melawan sekarang kamu ya !! bentakknya.
“hentikan ayah… nanti aku akan laporkan pada ibu.. ujarku

Bukannya berhenti tapi ia malah semakin kasar dan berkali kali menampar wajahku hingga aku mengerang kesakitan.

“argh… ampun ayah.. sakittt !! ujarku sambil meneteskan air mata.
“kalau kamu menurut pasti ayah tak akan menyakitimu. Ancamnya dengan tatapan yang mengerikan.
“jangan ayahhh… cepat lepaskan aku.. pintaku memelas
“kamu akan ayah lepaskan kalau ayah sudah puas. Ayo sekarang kamu harus melayani ayah. Ujar ayahku.

aku berontak dan menolak nafsu bejatnya namun mulutku dibungkam kain lalu tanganku diikat ke tiang ranjang tempat tidurku. Dalam posisi terikat tak berdaya aku hanya bisa pasrah karena sebentar lagi kegadisanku akan segera direnggut oleh ayahku sendiri dengan cara paksa.

Aku mencoba dan terus berontak dalam keadaan telanjang / tanpa busana, aku pun tak bisa teriak karena mulutku dalam keadaan disumpal, Ayahku dengan nafsu bejatnya melepaskan pakaiannya, aku mulai ketakutan dan menangis, tapi Ayahku tak menghiraukanku.

Lalu Ayahku menghampiriku lagi setelah melepaskan pakaiannya dan tangan Ayahku mulai menggerayangiku, payudaraku diremas-remas olehnya dan ujung vaginaku dimainkan dengan ujung jarinya, namun aku tetap berontak, tapi Ayahku menindih badanku hingga aku sulit untuk berontak lagi, akhirnya aku pasrah untuk melayani nafsu bejatnya.

Dari payudara diremas-remas oleh Ayahku hingga ujung vaginaku dijilati oleh Ayahku, aaaaccchhhh!!! Aku hanya bisa mendesah dalam kesedihan, dan tak lama kemudian Ayah memasukan penisnya ke dalam vaginaku, aku merintih kesakitan, aku berusaha berontak lagi, namun Ayah tetap memaksa untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku, akhirnya penisnya masuk ke dalam vaginaku. Aku melihat wajah Ayah sangat bergairah & menikmati tubuhku, tapi aku seperti tak mengenal lagi siapa pria yang ada di depanku ini.

Aku merintih menahan sakit karena penis Ayahku yang besar dan panjang, aku tak kuat menahan nafsu bejatnya. Rasa kecewa dan marah bercampur menjadi satu dalam benakku namun ayahku sama sekali tak peduli dan terus menyetubuhiku dengan penuh nafsu. Sodokan sodakan batangnya semakin terasa menyakitkan hingga membuatku mengerang. Aku terus meronta dengan sisa sisa tenagaku namun semua itu nampak sia sia belaka dan sepertinya Ayahku semakin bersemangat untuk menggauli diriku.

“ayah akan lepaskan ikatanmu tapi kamu jangan coba macam macam atau ayah akan memukulmu nanti. Ancam ayahku

Setelah melepaskan ikatan pada pergelangan tanganku lalu ia membalalikan tubuhku hingga menelungkup diatas ranjang lalu dengan kasarnya ia menarik pinggangku sedikit keatas hingga menungging. Dengan posisi ini sepertinya aku terlihat semakin menggairahkan sehingga tanpa membuang waktu lagi kemudian ayahku kembali menyodokan batangnya pada kemaluanku.

“Jlebb.. argh… sakitt… ujarku sambil menggigit bibitku sendiri dan meremas kain sprei penutup ranjang.

Dengan posisi berlutut dibelakangku lalu ia mulai menggenjot tubuhku dengan irama yang tak beraturan hingga tubuhku tersentak sentak.

Remasan tanganku pada kain sprei semakin kuat tatkala ayahku mengubah posisinya setengah berdiri sambil terus menggenjotku dengan cepat. Kedua tangannya mencengkeram kuat pinggangku agar tak bergerak ketika sedang digarap olehnya. Sambil menggenjot sesekali ia menampar nampar bongkahan pantatku dengan keras hingga memerah. Nampaknya ia merasa gemas dengan pantatku yang semok dan menggairahkan.

“aahhhh… sshhhh enak bener badanmu rin… uchhh….

“udah lama ayah tidak merasakan kenikmatan seperti ini sayang… ssshhh….. engh…..

Dalam keadaan menungging kini tubuhku terus digenjot olehya hingga berguncang hebat. Tak lama kemudian ia berdiri sambil mendekap pinggangku sementara batangnya masih menancap didalam kemaluanku yang sempit. Lalu ia mulai mengangkat kedua pahaku sedikit keatas hingga bagian belakang tubuhku melayang diudara. Aku hanya bisa bertumpu pada kedua tangaku saja untuk menahan bagian depan tubuhku sedangkan rambutku menjuntai kebawah. Batang itu terasa semakin keras saja bahkan seperti sebatang kayu hingga membuatku semakin kesakitan. Cukup lama ayah menggarap diriku dalam posisi ini hingga membuatku semakin tersiksa. Kurasakan nafsu birahi ayahku semakin tinggi dan ia terus menggenjotku dalam posisi ektrem itu tanpa henti.

Beberapa saat kemudian ia melepaskan pegangan tanganna pada kedua pahaku hingga kakiku kembali bertumpu pada ranjang. Tubuhku kembali dibalik hingga telentang lalu dalam posisi duduk ia kembali menggenjotku dengan ganas. Semakin lama genjotannya semakin cepat saja hingga akhirnya Ayahku mencapai puncak kenikmatannya dan menarik penisnya keluar dari vaginaku dengan segera dan mendekatkan penisnya tepat di depan wajahku. spermanya keluar melumuri wajahku. Ayahku mendesah terengah-engah sambil menunjukkan wajah kepuasan.

Setelah itu Ayahku mengenakan kembali pakaiannya dan kembali mengancamku agar tak menceritakan kejadian itu pada siapapun.

“ingat ya jangan bilang pada siapapun tentang hal ini atau ayah akan memebri hukuman berat untukmu. Ancam ayahku.

Setelah itu ia keluar dari dalam kamar dengan penuh senyum yang menjelaskan kepuasannya. Aku berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi aku kembali ke kamarku dan mengunci pintu kamarku sambil menangis dan berharap ibu kembali pulang. Pada saat itu aku berharap ibu pulang lebih cepat agar kejadian ini tak berulang lagi nantinya.

Saat keluar kamar tadi kulihat Ayah sedang menonton acara televisi dengan wajah yang ceria dan seperti tidak ada apapun yang terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4