Langsung ke konten utama

Putri Majikanku Dan Teman Temannya 2

Kali ini Aku dan tiga gadis belia berada diruangan keluarga yang cukup luas sambil bercumbu mesra.
“Cuppp…. Cupp Cuppp”aku sedang asik menciumi Jenny, mereka bertiga masih berpakaian lengkap duduk dihadapanku, sedangkan aku bersujud dibawah kaki mereka. Jenny menggelinjang dan merintih lirih ketika ciumanku semakin turun kebawah dan mengendus-ngendus juga mengigit-gigit kecil bagian dadanya ang masih rapi terbungkus seragam sekolahnya, lidahku menyelinap liar dari sela-sela seragam sekolah Jenny.


“hmmm errrhh… Jenny semakin legit deh..”Aku memujinya.
“Legitt ? emangnya ketan… he he he”Jenny terkekeh-kekeh sambil tangannya membelai kepalaku yang masih asik menggeluti bagian dadanya dengan lembut.
“Clara… burung mang Dhani udah berdiri tuhhh. Kasian sendirian berdirinya kayak lagi nunggu Angkot. Ucap Jenny sambil tersenyum genit.

Clara tertawa geli sedangkan Sherly tertunduk malu dan pura-pura tidak melihat kemaluanku. Sekarang Aku berdiri dihadapan ketiga Gadis belia yang manja tsb dan tanpa harus diperintah Jenny yang berada ditengah langsung menjilati kepala kemaluanku. Sedangkan Clara dan Sherly berusaha menciumi batang kemaluanku yang sudah menegang. Jika diperhatikan batang kemaluanku seperti piala bergilir yang sedang dipermainkan oleh mereka. Sebentar ditarik oleh Jenny dan dikocok olehnya kemudian ditarik kekanan Oleh Clara dan sebentar lagi ditarik kekiri dibelai-belai oleh Sherly. Sambil menciumi dan menjilati kemaluanku lalu ketiga gadis berkulit putih itu sesekali bercanda tawa hingga berderai merdu. Semakin lama nafsuku semakin naik keubun-ubun dan aku kembali bersujud dihadapan mereka. Perlahan kudorong bahu Clara agar ia bersandar kebelakang dan Tanganku kini menyibakkan rok seragamnya sehingga pahanya yang putih mulus kini terpampang dihadapanku.
Sesaat kupandangi wajah cantik Clara, aku berusaha menarik turun celana dalam putihnya hingga melorot kebawah. Gadis berwajah cantikl itu hanya tertawa lepas sambil menepiskan kedua tanganku. 

Clara

“Mau ngapain hayooo… he he he.. ucap Jenny sambil tertawa.
suaranya terdengar begitu merdu dan menggoda hingga semakin membakar birahiku saja.
“Ngak boleh ahhh… Sono gih berobah dulu jadi siBleki…..Ayo menggongong…. Clara menyuruhku.

Terus terang aku sering tersinggung dengan permintaan Clara yang aneh-aneh dan berulang kali menyakiti perasaanku sebagai laki-laki namun demi sedikit kenikmatan aku terpaksa mengorbankan harga diriku. Dengan menahan rasa sakit hati aku berusaha mengikuti permintaannya , aku merangkak dan menggongong “Guk… Gukkkk Grrrhh…..”Aku menggeram-geram dan menggongong layaknya seekor Anjing sehingga Clara tertawa terbahak-bahak melihat tingkahku. Sedangkan kedua temannya tampak prihatin dengan keadaanku.

”Heh… sini… jilati nih !! Clara memerintahku.

Sambil merangkak aku menghampiri kakinya lalu aku menciumi dan menjilati betisnya uanh indah. jilatanku terus naik kearah atas hingga kebagian pahanya yang mulus.

Clara mengangkangkan kedua kakinya seolah – olah memberi jalan bagiku. Tanpa membuang banyak waktu aku mengendus-ngendus selangkangan Clara.

“Good Boyyy…. “ tangan Clara menepuk-nepuk kepalaku sementara kedua kakinya naik kebahuku namun kemudian dengan kasar menendang bahuku sehingga aku terjengkang.

“Aduh… Aku terjengkang kebelakang dan semakin geram dengan perlakuannya yang semena-mena.
“Clara jangan gitu donggg kan kasihan Mang Dhani. Ujar Sherly membelaku.
“Iya ihhh… koqq kamu tega… sihhh. Jenny juga ikut membelaku.

Jenny dan Sherly memang baik hati berbeda sekali dengan Clara. Gadis Belia yang satu ini memang bandel, genit, nakal, dan juga galak namun sangat menggairahkan bagiku.
“Biar aja!!!! ” Clara mendengus kesal kemudian ia duduk bersandar disofa. Jenny dan Sherly membantuku berdiri “Mang Dhani ngak apa-apa kan ?” Sherly bertanya dengan lembut.

“Jangan dimasukkan dihati mang, Clara memang seperti itu orangnya…. Nanti aku kasih yang lebih asik yah…” Jenny berbisik ditelingaku.

Aku menelan ludahku ketika Jenny menyuruhku agar menelanjanginya namun aku ragu dan aku hanya berdiri mematung menatap matanya

“Waduhhh burungnya Mang Dhani Koq kempes kayak balon panjang aja. abis kena paku ya mang ? mesti ditambal dong supaya bisa berdiri lagi hehe.. Jenny mengodaku.
terus terang aku masih geram dengan perlakuan Clara sehingga nafsu seksku turun. Lalu Jenny meraih tanganku dan meletakkan tanganku pada buah dadanya.

“Sekarang terserah mang Dhani mau ngapain. Ucap Jenny sambil memandangiku dengan tatapan matanya yang menggoda.

Aku seperti api yang hampir padam terkena guyuran minyak , kedua tanganku kini meremas-remas buah dada Jenny, aku membalikkan tubuh Jenny dan memeluknya dari belakang

”Jenny sshhh… aku meremas-remas kedua buah dadanya sambil melakukan remasan-remasan tanganku melepaskan kancing baju seragam sekolahnya. setelah selesai melepaskan pakaian seragamnya lalu aku melepaskan pengait bra dan kemudian kuloloskan bra putih miliknya. Kedua tanganku kini mengusap-ngusap dan meremas lembut buah dada bagian bawah yang sangat halus dan lembut.. Aku melirik Sherly, hatiku merasa tersentuh karena Sherly yang baik seperti kebingungan , aku menarik tangannya dan juga membalikkan tubuhnya kemudian melepaskan pakaian seragam sekolah Sherly dan juga Bra warna pink yang dikenakannya. 

“Ihhhhhh mang Dhani serakah amattt he he he Hmm Mmmmm” Jenny berkomentar, namun mulutnya kusekap dengan bibirku. Tanganku yang satu bergerilya meremas-remas buah dada Sherly sedangkan yang satunya asik meremas-remas buah dada Jenny. Jenny menarik wajahnya sehingga ciumanku terlepas, kedua tangannya kini menarik kepala kemaluanku, diselipkannya kepala kemaluanku pada sela-sela pantatnya yang hangat, kemudian Jenny menggoyang-goyangkan pantatnya. “Uhhhh… belajar dari mana Non ? ” Aku bertanya pada Jenny. Jenny tidak menjawabku ia hanya tersenyum, kadang-kadang aku meringis kegelian karena himpitan buah pantat Jenny. “Mang Dhani sendiri belajar dari mana ?” Jenny malah balik bertanya padaku sedangkan aku terdiam.

“Lohhh….ditanya koq bengong sih mang ? “suara Jenny tiba-tiba menyadarkan lamunanku. Aku mengecup bibir Jenny, Sherly menggeliat melepaskan tubuhnya dari pelukanku, kemudian Sherly bersujud dihadapan Jenny dan… “Uchhhh Sherlyaa….. enakk…”tubuh Jenny menggelepar hebat ketika Sherly menjilati bibir Kemaluan Jenny. Kedua tanganku mencengkram pinggul Jenny kemudian aku menekan-nekankan kemaluanku dengan lembut, tubuh Jenny bergerak terdorong perlahan kadang-kadang ia terdorong dengan kuat ketika aku melakukan tekanan yang kuat pada belahan pantatnya.

Serangan Sherly dan seranganku membuat Jenny meringis-ringis dan “Aaaa Ahh… Crrrr” tubuh Jenny mengeliat indah dan terkulai lemas dalam pelukanku, setelah menciuminya dengan lembut Aku melepaskan Jenny. Aku tidak dapat menahan nafsuku ketika melihat Sherly yang masih asik menjilati kemaluan Jenny, Aku mengangkat tubuh Sherly, kudorong tubuhnya agar berpelukan dengan Jenny dan mereka berciuman dengan lembut.

Aku bersujud dihadapan buah pantat Sherly, tanganku meremas-remas buah pantatnya yang padat dan kencang kemudian lidahku terjulur memoles-moles sela-sela pantat Sherly, Sherly menggoyang-goyangkan pantatnya , rupanya dia kegelian. Aku menekan buah pantat Sherly dan kemudian lidahku menggeliat-geliat, lidahku semakin kuat menggeliat kedalam anus Sherly. 

“Auhhhh…. Mang Dhanii….” Sherly menarik pantatnya dan menepiskan tanganku yang mencengkram pinggulnya. “Ehhhh kenapa ?” Jenny bertanya karena tiba-tiba ciumannya yang lagi hot-hotnya dengan Sherly jadi terganggu. “Lidah mang Dhani… Euh.. “ Sherly tidak melanjutkan kata-katanya, wajahnya merah padam. Aku merangkak dan menghampiri Sherly, lidahku terjulur menjilati Kemaluan Sherly, tubuh Sherly bergetar hebat, rintihan-rintihan Sherly. Membuatku ingin melakukan aktivitas yang lebih mengasikkan

“Non.. kalau dicelup gimana…? Mau ?” Aku bertanya pada Sherly.

Sejenak Sherly terdiam sambil memandangiku seolah tak mengerti.
“Maksud mang Dhani…… Sherly tidak melanjutkan kata-katanya sepertinya dia baru tersadar maksudku.
“Tapi… aku masih perawan mang. Sherly tampak keberatan.
“Ya ngak masala kan Cuma maen diluar aja tapi nikmatnya lebih mantap ketimbang Cuma dijilat. kataku ambil mengusap-ngusap kedua pahanya.

Tanpa menunggu jawabannya aku menidurkan Sherly diatas permadani bermotif bunga matahari . “Tapi…. Mang dhani yakin… ngak akan sampai itu…” Sherly menggeser pantatnya ketika aku mencoba menggesekkan kepala kemaluanku menjilati Bagian bibir kemaluannya .”Saya yakin Non… keperawanan letaknya kan didalam… jadi kalo sebatas kepala kemaluan sih masih aman-aman saja koqq”Aku menjawab keraguannya. “Hmmm berarti.. beneran yah yang ada dibuku pelajaran biologi….” Jenny memandangiku, aku hanya tersenyum sambil menangkap kedua kaki Sherly. Nafasnya terdengar sangat berat ketika aku mulai menggesek-gesekkan kepala kemaluanku pada gundukan mungilnya.

“Hmmhh… “pinggangnya melenting keatas ketika aku berusaha mencelupkan kepala kemaluanku pada belahan diantara bibir Kemaluannya. Aku menekan berkali-kali berusaha memelarkan bibir Kemaluan yang masih peret akhirnya menekan sekali lagi kali ini dengan disertai sentakan yang kuat dan “Crebbbb Slepppsss” kepala kemaluanku seperti melesat dan dijepit oleh bibir Kemaluan Sherly. “Akssssshhhh….. ” Sherly terkejut dan mulutnya terbuka seperti huruf O, tubuhnya melenting-lenting berusaha melepaskan diri namun aku mencengkram pinggulnya kuat-kuat. “Hahhhhh gilaaa… Sherly.. Mang Dhani aduhhhh….!!!” Jenny terkejut, sementara nafas Sherly yang tadinya tersenggal-senggal kini mulai dapat mengatur nafasnya , keringat – keringat nakal mulai membasahi tubuhnya yang putih dan mulus. Tangan kirinya meraba-raba gundukan Kemaluannya , matanya mulai berair “Mang Dhani… Hhhh… Hhhhhh” Sherly agak terisak, aku kebingungan, Sherly menjelaskan sambil terisak rupanya ia takut keperawanannya terrengut olehku.

”Tenang…kan ngak ngerasain sakit…itu artinya keperawanan masih aman…”Aku menjelaskan padanya, setelah kujelaskan secara rinci dan teliti Sherly berhenti terisak-isak. Aku memegang Batang kemaluanku, sesekali kugerakkan kemaluanku berputar dan sesekali kugoyangkan ke kanan dan ke kini, Bibir Kemaluan Sherly yang masih mengemut kepala kemaluanku juga ikut monyong keana kemari mengikuti gerakanku. Mata Sherly terpejam-pejam, bibirnya mendesah-desah ketika aku menggoyang kepala kemaluanku kekiri dan kekanan. “Achhhh… Unghh……..Crrrrrrttt ” Sherly melenguh panjang, tubuhnya menggeliat dalam gerakan yang fantastis dan gemulai, keringat nakal tambah banyak dan kini menetes deras membasahi tubuhnya yang menggairahkan. “Aku mangg….” Jenny berbaring disisi Sherly dan ia mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar. Aku meneduhi tubuhnya dan menciumi buah dada Jenny, aku senang banget sama Dada Jenny karena dadanya lebih gede dibandingkan kedua temannya, ciumanku merambat turun, turun dan turun sampai hinggap digundukan mungil diantara selangkangannya, lidahku menggeliat-geliat liar , menyelinap diantara belahan bibir kemaluan Jenny, Jenny menekan-nekan kepalaku sambil sesekali mengangkat-angkat pinggulnya.

Jenny

Aku mulai mengambil posisi, kutempelkan kepala kemaluanku pada Bibir Kemaluannya, terus aku mulai mencongkel-congkel sampai Jenny mendesis-desis dan merintih panjang. “Manggg…..” Jenny menarik pinggulnya sambil menutupi bagian Kemaluannya dengan kedua belah tangannya, ia menarik pinggulnya kebelakang ketika kepala kemaluanku mulai mendesak bibir kemaluannya rupanya ia ragu-ragu. Aku menyingkirkan kedua tangan Jenny, dan sekali lagi kembali kutempelkan kepala kemaluanku pada bibir Kemaluannya, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku lalu ku tekan kepala kemaluanku perlahan-lahan dan “Akhhhhhh Mangg…!!! ” Jenny menjerit kaget ketika kepala kemaluanku melesat masuk, Jenny terkulai lemas, nafasnya memburu kencang, sesekali ia merintih keras ketika aku menggoyang kepala kemaluanku dengan liar. “Owww rrcckkk Crrrrr” Jenny memejamkan matanya rapat-rapat menikmati kenikmatan yang datang menerpanya. Clara menghampiriku namun aku tidak mempedulikannya , aku malahan asik memainkan buah dada Sherly yang kini kembali mendesah-desah, sambil mendengus kesal Clara meninggalkan kami bertiga. “Sudah- sudah…. Sudah sore…..udah mau hujan…..” Clara cemberut, Sherly dan Jenny terkekeh-kekeh kemudian mereka berdua menolak keinginanku untuk melanjutkan permainan lebih lama lagi, aku kemudian mengantarkan Sherly dan Jenny pulang.

Setelah mengantarkan Jenny dan Sherly, aku dipanggil oleh Clara kedalam kamarnya kemudian “Buka seluruh pakaianmu mang..” Clara menatapku liar, dengan ogah-ogahan aku membuka seluruh pakaianku. “Auhhhh…”Aku agak terkejut ketika Clara menyambar kemaluanku, sambil bersujud dia mengocok-ngocok kemaluanku, aku meringis ketika merasakan sedotan yang kuat dikepala kemaluanku, mau tidak mau perlahan-lahan aku melirik kebawah, mulut Clara yang biasa dipakai untuk menyinggung perasaanku kini sedang sibuk mengemut-ngemut kemaluanku (ini adalah pertama kalinya aku berduaan dengan Clara, biasanya mereka selalu bertiga , menjadikanku objek seks mereka), diluar hujan mulai turun , mula-mula rintik-rintik namun semakin lama semakin lebat.

Selintas pikiran yang teramat jahat melintas dikepalaku, ekspresi wajahku semakin dingin, apalagi ketika Clara membuka pakaian seragamnya. “Tadi gimana mang… supaya.. itu….” Clara rupana ingin merasakan hal yang sama, Clara menjerit kecil ketika aku menarik tubuhnya dan menidurkannya diatas ranjang. “Cuma kepalanya doang…. Inget baik-baik….”ia mengingatkanku. Aku tidak menggubris perkataannya kemudian aku mulai menekan-nekankan kepala kemaluanku. “Sebentarr… kamu yang dibawah…..” Clara tampak tidak percaya kepadaku , aku hanya tersenyum sinis kemudian aku tidur terlentang mengangkang. 

“Kalau beginikan kamu… ngak akan bisa macam-macam…..!!”sambil berkata begitu Clara naik keatas tubuhku. Buah pantatnya bergerak mencari posisi yang baik kemudian ia menekan pinggulnya turun, namun kemaluanku terpeleset kekiri dan kekanan ketika akan masuk kedalam lubang Kemaluan Clara , aku memegangi batang kemaluanku agar tidak terpeleset kesana-kemari, Clara menekan kembali pinggulnya dan “Ssssllllleepppp…. Akkkkkk”Diiringi jeritan kecil kepala kemaluanku akhirnya berhasil juga masuk dalam jepitan bibir Kemaluannya yang sempit, nafas Clara terengah-engah seperti kecapaian, pinggul Clara mulai bergerak memutar. “Ohhhhh… ternyata enak…”matanya berbinar-binar dan terpejam-pejam. Kedua tanganku kini bergerak-meremas-remas pinggulnya, tidak ada lagi senyuman diwajahku dan…
“Heiiiii….Ngapain Akksss……… mampusss aku…….aduhh Akkkk!!!”Mata Clara melotot seakan-akan tidak percaya, ketika aku menarik pinggulnya sambil menyentakkan kemaluanku keatas, sesuatu yang besar dan panjang menerobos semakin dalam dan akhirnya merobek-robek selaput daranya,Clara mendadak lemas tubuhnya terjatuh diatas tubuhku nafasnya tersengal-senggal. 

Tanganku yang satu menekan buahpantatnya sedangkan yang satu menekan punggungnya erat-erat. Aku tertawa sinis “He he he segitu sih blon mampussss…. Tapi yang ini pasti bikin lo mampussssssss ha ha ha hihhhhh!!!!!!!!” Dengan sekuat tenaga aku menyentakkan kemaluanku sehingga kemaluanku amblas semakin dalam “Awwww sakittttt…..Ouggggg… Akkkss Ampunnnn….Owwww perihhhhh sakittttt”begitulah erangan dan jeritan Clara, ia menangis terisak-isak tanpa daya sedikitpun. Aku bangkit dari posisi ku yang terlentang kini Clara dan Aku dalam posisi duduk saling berhadapan dengan kemaluanku menancap dalam-dalam dilubang kemaluannya, kusentak-sentakkan kemaluanku mengebor lubang yang masih seret dan sempit, mulut Clara terbuka seperti huruf “A” dan matanya mendelik-delik kesakitan ketika aku mengeluar masukkan kemaluanku.

Wajahnya yang menyebalkan mendadak menjadi begitu mengasikkan untuk dipandang, biarpun Clara masih menangis ekspresi wajahnya sangat sensual dan seksi, mulutnya meringis-ringis ketika kukocok-kocok liang kemaluannya yang sempit, kedua tangannya mencengkram bahuku kuat-kuat karena menahan sakit diliang kemaluannya yang sedang kuaduk-aduk dengan kemaluanku yang besar dan panjang, sudah sangat lama sekali aku tidak merasakan hangatnya lubang Kemaluan, sambil mengajaknya berciuman aku terus memompa lubang Kemaluan Clara, kedua tanganku meremas-remas buah pantatnya yang bulat dan kencang 

“Akhhh Crrrttt… crrrr” kedua tangannya semakin kuat mencengkram bahuku, air keringat mulai mengalir dari pori-porinya, lubang sempitnya . Aku mencopot kemaluanku dari lubang Kemaluan Clara, kemudian kutidurkan tubuhnya yang lemas tidak berdaya diatas ranjang, air mata masih meleleh dari matanya yang kadang-kadang terpejam, untuk beberapa saat aku aku berbaring disisinya , tanganku menarik-narik putting susunya yang semakin lama semakin mengeras, beberapakali aku mengulum bibirnya dengan sangat kasar sampai terdengar bunyi berdecak-decak yang semakin keras, tangisannya mulai berhenti.

Sherly

Pada saat aku menempelkan kepala kemaluanku pada bibir kemaluannya Clara memandangiku dengan tatapan mata yang kosong, tatapan matanya penuh keputusasaan. Sambil membelai-belai paha Clara aku kembali menekankan kepala kemaluanku dengan kasar, sampai tubuhnya tersentak dengan kuat ketika aku menjebloskan kepala kemaluanku memasuki lubang Kemaluannya yang kini terasa licin akibat air maninya yang menjadi pelumas, kemaluanku semula keluar masuk perlahan-lahan namun semakin lama gerakanku semakin liar, kupercepat kocokan-kocokanku mengocok lubang Kemaluan Clara, tubuhnya terguncang-guncang akibat sodokanku, kuputar-putar gerakan pinggulku seolah-olah sedang mengaduk-ngaduk isi Kemaluan Clara. Clara memalingkan wajahnya kekanan, mulutnya terbuka disertai erangan tertahan “Ennghhh….” Tubuh nya meliuk dalam gerakan yang erotis, kemudian air panas itu kembali menyempot dari dalam Kemaluan Clara, denyutan-denyutan yang kuat memberikan sensasi tersendiri pada kemaluanku yang masih asik berendam dan menjulur kelar masuk dengan kasar didalam lubang Kemaluan Clara, Malam hari itu kulahap kenikmatan dari tubuh Clara sepuas-puasnya, karena aku tahu orang tua Clara tidak pulang selama seminggu.
Keesokan paginya selesai mandi pagi , aku menuju kamar Clara, pada saat itu jam didinding masih menunjukkan pukul 07.00, kubuka pintu kamar dengan perlahan, Clara ternyata sudah sadar(kemarin malam Clara sempat pingsan beberapakali) dan terbangun, ia sedang berusaha memakai bra, posisinya yang membelakangiku membuat kehadiranku tidak diketahui olehnya.

“Oww…. “Clara terkejut ketika aku memeluknya dari belakang, ia membalikkan tubuhnya , wajahnya menahan marah yang bergejolak penuh dendan membara. “Mahluk rendahh… apa lagi sih yang kamu mauu!!!” ia membentakku dengan kasar. “Plakkkkkk……!!!” dengan keras aku menamparnya hingga dia terhunyung kebelakang, tanganku menjambak rambutnya dan kemudian “plakkkkk… plakkkkkkkkk… Awwwww” Clara meringis. “berani lu ngebentak-bentak gua hahhh!!! Plakkkkk….”Kudorong tubuhnya hingga dia tersungkur. Kakiku terangkat dan hendak menendangnya wajahnya “Am Ampunn… Manggggg” Wajah Clara pucat pasi kedua tangannya berusaha melindungi wajahnya. “Berani lagi lu ngebentak-bentak gua ?” aku bertanya dengan beringas, Clara menggelengkan kepalanya. Aku duduk disisi ranjang “Sini lu…!!!” Clara berdiri dan menghampiriku, tubuhnya bergetar ketakutan, “Buka tuh beha…. Gua mau nyusu” pikirku pagi-pagi begini pasti enak netek disusu Clara. “Ouchhh…. ” tubuh Clara seera kuraih dan dengan rakus aku menyusu didadanya, kedua tangannya bahkan tidak berani mencegahku bahkan ketika aku mengigit-gigit kecil buah dadanya yang ranum ia hanya mengerang ketika aku mengigit putting susunya keras – keras, aku tersenyum penuh kemenangan, kucing liar yang genit dan nakal ini telah sepenuhnya berhasil kutaklukkan, aku tahu Clara masih ketakutan , aku berusaha bersifat lunak.
“Sekarang lu jilatin batang gua….”tanpa banyak bicara Clara menuruti keinginanku, aku menekan kepalanya sampai terdengar suara ingin muntah dari mulut Clara ketika kemaluanku masuk mendera tenggorokannya. “Uhukkk… uhukkk… “Clara terbatuk-batuk karena tersedak. Aku ingin menjejalkan kemaluanku kembali kedalam mulut Clara, namun tanpa kusangka Clara malah menarik batang kemaluanku dan menghisapi kepala kemaluanku dan mengocok-ngocok batang kemaluanku, aku tersenyum mengerti rupanya Clara berusaha memberikan servicenya agar tidak di Deep Throat olehku. “Bagus…bagus…Clara memang pandai hehehe”Aku menepuk-nepuk kepalanya. 

“Hhmmmm Emmmm…..”Suara mulut Clara yang sedang sibuk mengemut-ngemut batangku. “karena kamu pintar… jadi kamu boleh pilih…. Mau diperkosa terus disodomi atau lu mau masukkin sendiri batang gua ke bool lu…. He he he”, mendengar perkataanku Clara memohon , wajahnya tampak pucat, ia terus memohon , aku menampar mulutnya agar ia diam. Aku menyuruhnya berdiri membelakangiku kemudian Tanganku menarik pinggulnya, kemudian aku selipkan telunjukku dibelahan pantatnya, telunjukku mencari – cari lubang Anus Clara, setelah kurasakan pas aku menekan jari telunjukku berusaha memekarkan lubang anus Clara dan “Oooohhh!!” Mulut Clara terbuka seperti huruf O , kepalanya terangkat keatas , menahan rasa sakit dianusnya, aku terus menekan jari telunjukku sedalam-dalamnya , sesekali kugerakkan jari telunjukku memutar-mutar didalam lubang anus Clara, Clara meringis-ringis, agak lama juga aku memainkan lubang Anus Clara.
Setelah melumasi kemaluanku dengan Baby Oil ,”Ayo kita masukkan” Aku menariknya naik keatas ranjang, tubuhku sudah siap terlentang mengangkang, kuperintahkan Clara agar naik mengangkangi tubuhku, wajahnya tampak kuatir ketika aku menyuruhnya memasukkan kemaluanku pada lubang anusnya. ”Hehhhh !!! koq diam sihh!!! Aku membentaknya, Clara sampai tersentak kaget, perlahan-lahan pinggul Clara turun , posisi Clara seperti lagi jongkok mau buang air kecil, ditekankannya kepala kemaluanku pada lubang anusnya. Berkali-kali Clara Gagal, sepertinya ia sengaja , lama-kelamaan aku mulai geram “Awas kalau sampe ngak masuk!!!”Aku mulai tidak sabaran, kali ini Clara sepertinya mulai berusaha bersungguh-sungguh berkali-kali tubuhnya bergetar hebat ketika melakukan usaha keras yang mulai membuahkan hasil, Clara menggigit bibirnya ketika kepala kemaluanku mulai melesak masuk kedalam lubang anusnya, Nafasnya terengah-engah, keringat mengucur dari lubang pori-porinya, membuat tubuhnya berkilauan dengan indah. 

Dengan sekali sentakan kuat kusodokkan kemaluanku keatas membobol lubang anusnya, akhirnya masuk juga biarpun baru ujungnya. “Hekkkkk… “Nafas Clara tertahan, matanya mendelik, mulutnya terbuka lebar dan kemudian ia mulai terisak menangis menahan rasa sakit dianusnya,tangisan Clara semakin keras ketika kusodok-sodokkan kemaluanku dengan kuat berusaha memasuki lubang anus Clara yang terasa hangat dan seret. “Sakit… manggg pelan-pelan… okkkkhhh aduuw..owwhh”Clara merintih, 

Aku tersenyum “Boleh saja…tapi kamu musti belajar….ngentot.. He he he.. Gimana ??” kusuruh Clara menaik turunkan pinggulnya dan kuajarkan cara bermain diatas tubuhku, Clara mengangguk pasrah.

Setelah beberapa saat, susu Clara bergerak dalam irama yang teratur ketika ia berusaha untuk menaik-turunkan pinggulnya, gerakannya memang masih perlahan dan amatir namun cukup enak kurasakan ketika kemaluanku keluar masuk lubang anusnya yang seret namun sepertinya Clara takut untuk memasukkan kemaluanku lebih dalam lagi kedalam anusnya, kedua tanganku bergerak memelintir-melintir dan menarik-narik putting Susu Clara yang kini mengeras, sambil kukombinasikan permainanku, menggesek-gesek clitorisnya dengan jempolku, Aku meraih pinggulnya dan kutarik pinggulnya lebih turun lagi sehingga kemaluanku semakin dalam memasuki lubang anus Clara, kepala Clara terangkat keatas, matanya terpejam rapat, kedua tangannya bertumpu didadaku, tubuhnya berkali – kali merinding seperti terkena sengatan listrik ketika kemaluanku semakin dalam terus masuk dan amblas dengan sempurna kedalam lubang anus Clara .

Clara kini duduk dengan leluasa diatas kemaluanku kedua buah pantatnya yang empuk terasa Hangat menggesek-gesek tubuhku, pinggulnya berputar perlahan-lahan, jika ia memutarkan pinggulnya ke kanan maka aku memutar kemaluanku kearah kiri sehingga lubang anus Clara seperti diaduk-aduk oleh kemaluanku.
Seranganku pada anusnya dan juga Serbuan jempolku yang semakin kuat menggesek-gesek Clitorisnya mulai membuat Clara Gelisah “Akhhhhh… Crrrtttt.. Crrrrrrrr”Ekspresi Wajah Clara tampak begitu renyah ketika badai kenikmatan menghantam dirinya, tubuhnya meliuk erotis diatas tubuhku. Aku menyuruhnya menungging diatas ranjang, dan aku menggeser posisiku mendekati buah pantat Clara yang menungging, 

Dalam posisi menungging seperti itu aku dapat melihat dua buah lubang, lubang anus Clara yang merekah dan memar akibat kusodomi, kusentuh lingkaran anusnya perlahan. “Enhhh…”Clara menarik pantatnya, sepertinya ia masih merasakan perih. Yang Satunya lubang Kemaluan yang baru kemarin malam kuperkosa, Tanganku mempermainkan lubang Kemaluan Clara, kucari-cari daging kecil kesukaanku dan dengan lembut kusentil-sentil daging kecil itu yang membuat pemiliknya berkali-kali merintih tersentak keenakan. Aku mulai mempersiapkan serangan , kutempelkan kepala kemaluanku pada belahan bibir Kemaluan Claradan dengan satu sentakan kuat melesatlah kemaluanku menjelajahi duSherly kenikmatan dilubang Kemaluan Clara, tidak ada lagi erangan dan keluhan kesakitan yang keluar dari mulut Clara, yang ada hanya rintihan manja dan jeritan-jeritan kenikmatan yang terdengar liar namun mengasikkan “Akkkkkhhhh mangggg enakhh…. Mmm Akkhhh…. Ooow”. Semakin liar Clara menjerit semakin liar pula aku menyetubuhi tubuhnya yang mulus.
Berkali-kali Clara meraih kenikmatan setelah kupacu lubang Kemaluannya yang seret dalam posisi doggie style, akhirnya kutarik pinggulnya sambil kutusukkan kemaluanku kuat-kuat.

“Brrrccctt…brrcoott” sambil memeluk Clara dari belakang kujatuhkan tubuhku menindihnya. Suasana hangar-bingar yang tadi terdengar kini mendadak hilang, yang ada hanya suara desahan nafas memburu yang semakin lama semakin perlahan – lahan terdengar teratur. Kucabut kemaluanku yang sudah bersenang-senang didalam lubang Kemaluannya. Aku bangkit melangkahkan kakiku dengan gembira keluar dari kamar tidurnya. Setelah kuambil segelas air dan sebutir pil pencegah kehamilan aku baru kembali kekamar Clara.
Didalam kamar kulihat Clara masih tidur dalam posisi terlentang mengangkang hingga membuatku batangku berdiri lagi. Perlahan kuciumi kupingnya dan kugigit-gigit kecil daun telinganya lalu matanya terbuka sedikit. mata sayunya memandangiku kemudian kekecup keningnya sambil berkata dengan lembut “Bangunlah sayang… minum ini dulu…. Ujarku

Aku membantunya untuk duduk lalu kusodorkan segelas air dan kumasukkan pil pencegah kehamilan kedalam mulutnya. Dengan lahap Clara menghabiskan air yang kubawa dan sepertinya ia sangat kehausan. Aku memperhatikan jam didinding sudah pukul 10.30 berarti selama tiga setengah jam aku melahap kenikmatan dan kehangatan tubuh Clara. Aku memperhatikan Clara yang tertunduk memandangi lantai dengan tatapan kosong. Aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkan olehnya namun yang kutahu hanyalah kenikmatan tubuhnya yang putih dan mulus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4