Langsung ke konten utama

Amarah Para Buruh 3


Tanpa disadari surat perjanjian yang telah disepakati bersama antara Lusi dan para buruhnya telah menjadi kunci pembuka bagi semua hasrat terpendam yang ada dalam diri gadis itu. Hasrat liar yang selama ini tersembunyi dan tak pernah diceritakan kepada siapapun tiba tiba meronta ingin keluar dan tak bisa lagi dikendalikan olehnya.

Kejadian pahit dimasa lalu yang terjadi hingga berulang kali serta disaksikan sendiri oleh Lusi adalah salah satu penyebabnya sehingga ketika dirinya tumbuh dewasa, gadis itu selalu dibayang bayangi oleh kenangan erotis dalam pikirannya, yang pada gilirannya malah mengubah kepribadian Lusi dari seorang gadis polos menjadi seorang gadis yang memiliki fantasi ekstrem.

Meskipun selama ini Lusi sangat pandai menutupi semuanya namun dia juga tak bisa menipu dirinya sendiri yang sering merasa penasaran, setiap kali melihat para buruh berbadan kekar yang sedang bekerja sambil bertelanjang dada dihalaman depan pabriknya. 

Para kuli bertubuh gelap itu nampak begitu perkasa dimatanya, badan mereka yang hitam, kekar dan berotot seakan menantang Lusi untuk membuktikan sendiri betapa tangguhnya mereka diatas ranjang. Tubuh kekar para buruh itu seolah mengingatkan dirinya pada para perampok sadis yang menyatroni rumahnya beberapa waktu yang silam, dimana saat itu mamanya yang sangat cantik dan berkulit putih mulus harus rela digarap habis habisan diatas ranjang sampai merintih rintih dan melejang lejang karena didera orgasme yang begitu hebatnya.

Hasrat Terpendam Para Buruh


Harus diakui kalau para buruh dipabrik memang sudah lama terpesona dengan kecantikan Lusi bahkan sejak pertama kali kami melihatnya. Mungkin bagi kebanyakan orang inilah yang disebut dengan jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi bagi para buruh sepertinya lebih tepat kalau hal ini disebut dengan napsu pada pandangan pertama, karena jujur saja sebagian besar dari kami yang terpesona dengan Lusi bukan karena menginginkan cintanya namun kami lebih tertarik untuk menikmati tubuh putihnya yang mulus tanpa noda.

Akan tetapi diantara semua buruh lelaki yang menyukai Lusi ternyata ada seorang sopir truk dipabrik yang sangat tergila gila dengan gadis itu, berbekal rasa percaya diri yang besar dan konon katanya memilik jimat penakluk wanita yang dibawa dari kampungnya, akhirnya sopir itu pun memberanikan diri untuk mendekati Lusi dan mengutarakan isi hatinya. Namun sayang beribu sayang semua usahanya tak membuahkan hasil dan malah berakhir dengan sia sia karena ternyata Lusi menolak cintanya mentah mentah hingga membuatnya patah hati.

Penderitaan sopir itu ternyata tak berakhir sampai disitu saja karena kejadian yang dianggap kurang ajar ini pun akhirnya diketahui oleh pak Gunawan yang langsung marah lalu memecat laki laki tsb karena sudah dianggap lancang terhadap putri kesayangannya. Berbekal kejadian pahit inilah maka semenjak saat itu tak ada satupun buruh dipabrik yang berani mendekati Lusi lagi karena kuatir akan kehilangan pekerjaan dan mengalami nasib yang sama dengan sopir yang nekat tsb.

Inilah alasan mengapa para buruh yang mengagumi Lusi hanya bisa memendam perasaan mereka dalam hati. Namun biar bagaimanapun juga, para buruh yang memiliki otak mesum seolah tak pernah kehabisan akalnya. Beberapa di antara mereka bahkan mencoba menaklukkan hati Lusi dengan berbagai macam ilmu pelet yang mereka pelajari secara otodidak. Namun entah mengapa, rencana jahat tersebut hingga kini tak pernah membuahkan hasilnya.

Rahasia Dibalik Kokohnya Tembok Pabrik 

Meskipun sudah resmi menjadi budak pemuas napsu kami tapi seperti yang sudah diceritakan sebelumnya Lusi memang termasuk wanita yang pandai menyembunyikan rahasia pribadinya sehingga ketika sedang bersosialisasi dimasyarakat, dia selalu bersikap wajar seperti tak terjadi apa-apa pada dirinya, bahkan selalu bertingkah layaknya seorang gadis innocent yang ceria dan penuh senyuman.

Bagi sebagian besar orang diluar sana tentu mereka tak akan pernah mengira kalau dipabrik kami telah terjadi sebuah kesepakatan gila antara putri majikan dan para buruhnya. Wajar saja kalau kalian tak percaya dengan cerita ini, bahkan kami para buruh pun merasa tak percaya dengan kenyataan yang ada dan seolah olah seperti sedang bermimpi saja. Bagaimana mungkin putri majikan kami yang terlihat begitu cantik dan polos itu rela dilecehkan, dikerjai bahkan diperkosa oleh para buruhnya sendiri dengan cara cara yang kasar dan sangat ekstrim.

Kompensasi Yang Sesuai


Terkadang di tengah malam yang sunyi, aku merenung di dalam kamar. Pikiran ini terus mengusikku, membuatku bingung dan bertanya-tanya. Sudah empat bulan berlalu sejak terakhir kali aku menerima gaji dan kekesalanku sudah mencapai puncaknya. Namun anehnya, ada sesuatu yang tak dapat kujelaskan yakni sebuah kepuasan yang tak ternilai oleh uang. Mungkin ini karena perasaan terpuaskan yang muncul ketika sudah berhasil menikmati lezatnya tubuh Lusi, putri majikan kami. Sosoknya yang lembut, anggun dan penuh pesona benar benar mampu mengalihkan semua kekesalan dan keletihan para buruh dari pekerjaan yang berat.

Beberapa waktu yang lalu, setelah mengadakan acara pesmoy dadakan di rumah Lusi, hubungan persahabatan di antara kami para buruh menjadi lebih akrab. Semenjak saat itu, Lusi selalu menjadi pusat perhatian dan bahan obrolan mesum kami semua. Sepulang dari acara pesta liar itu, kami berlima jadi lebih sering berkumpul di pabrik untuk berdiskusi. Awalnya, pembicaraan para buruh hanyalah tentang panasnya kejadian dirumah majikan kami selama menduduki rumah mewahnya, tetapi lama-kelamaan berubah menjadi obrolan tentang cara menciptakan momen-momen menggairahkan bersama Lusi. Dikala itu sebuah ide liar pun muncul dalam benak pak Naryo untuk mengadakan pesmoy berikutnya yang lebih brutal dan menantang yang tentunya dengan jumlah peserta yang jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Kami sadar bahwa rencana ini keterlaluan bahkan sedikit gila. Lusi bukanlah gadis biasa; dia adalah putri pemilik pabrik yang memiliki status sosialnya jauh di atas kami. Namun, keinginan untuk menjadikannya objek pemuas napsu liar kami seakan melampaui batas logika. 

Setiap malam sepulang kerja, kami selalu  merancang berbagai strategi untuk membuat acara yang lebih brutal, meski kami tahu Lusi pasti akan memprotes rencana gila tsb karena tidak sesuai dengan kesepakatan yang ada.

Dalam hati, masing-masing dari kami menyadari bahwa mungkin ini hanyalah mimpi yang sulit untuk terwujud. Tapi, bukankah bermimpi itu gratis? Dan selama mimpi itu masih ada, kami akan terus mencoba, walaupun hasilnya belum tentu berpihak kepada kami.

Meskipun para buruh tak pernah bosan menikmati tubuh putih Lusi tapi kami juga tak mau berlebihan mengekploitasi gadis tsb dan berusaha memberi sedikit ruang bebas bagi Lusi untuk beristirahat dan merawat tubuhnya. Bila dilihat dalam perjanjian tsb sepertinya keinginan para buruh memang sudah jelas, selain menjadi pemuas nafsu kami selama beberapa bulan. Lusi juga harus memperhatikan penampilan dan merawat tubuhnya dengan maksimal.

Tentu saja hal ini bertujuan agar wanita berwajah oriental itu selalu tampil cantik, segar dan mempesona ketika sedang kami nikmati tubuhnya. Selain kecantikan wajahnya yang terkesan alami, ternyata ada hal lain yang membuatku semakin tergila gila dengan dirinya. Yang tak lain adalah aroma tubuhnya yang harum itu, yang entah mengapa seperti ada magis pemikat, padahal bukan parfum yang membuatku selalu bergairah ketika berada dekat dengannya.

Bila diamati dengan seksama sepertinya aku benar benar sudah kecanduan dengan tubuh putri majikanku itu. Bayang bayang oriental wajahnya dan kehangatan tubuh putihnya, serta suara erangannya ketika sedang kusetubuhi membuatku semakin bergairah. Aku tau hal ini tentu tak hanya kualami sendiri karena para buruh yang lain pun pasti merasakan hal yang sama.

Roda Ekonomi Yang Kembali Berputar


Pandemi berkepanjangan memang telah memberi pukulan keras bagi para pelaku dunia usaha tak terkecuali pabrik bosku.
Walaupun sempat berhenti beroperasi selama hampir satu bulan namun perusahaan berusaha untuk tetap bertahan. Pak Gunawan memang seperti sudah tak mau peduli sama sekali dengan hal tsb dan lebih asik bersenang senang dengan perempuan simpanannya. Karena itulah dia menyerahkan seluruh operasional perusahaan pada putri tercintanya yang cantik tsb. Akan tetapi sebagai kuli rendahan kami tak mau mempermasalahkan siapapun yang mengelola perusahaan tsb asalkan kamu dapat kembali bekerja seperti dulu lagi.
 
Hari itu pabrik kembali dibuka seperti biasanya namun sebagian besar buruh masih dirumahkan karena pekerjaan yang belum terlalu banyak. Ketika aku dan para buruh lainnya sedang bekerja dibagian produksi barang nampak Juki sedang duduk santai sambil merokok didalam pos kecilnya yang ada dihalaman depan pabrik.

Juki bukanlah buruh kasar seperti kami yang bertugas mengoperasikan mesin pabrik namun dia merupakan seorang satpam yang sudah cukup lama bekerja disana. Selain memiliki tubuh yang kekar berotot serta dipenuhi tatto, tampang pria paruh baya itu juga sangat beringas dan menakutkan sehingga jarang ada orang yang berani berbuat macam macam dengannya.

Bila dilihat dari latar belakangnya Juki bukanlah orang sembarangan, karena dia merupakan mantan jawara kampung yang sudah bertobat dan sekarang dipercaya oleh bosku untuk menjaga keamanan pabriknya. Keputusan pak Gunawan mempekerjakan pria itu memang bukan tanpa alasan, karena lingkungan pabrik tempatku bekerja memang terbilang rawan dimalam hari sehingga diperlukan orang bernyali besar untuk menjaga tempat tsb.

Menurut cerita yang kudengar konon katanya pada saat pabrik itu baru pertama kali berdiri, pemiliknya pernah diintimidasi oleh sekelompok orang tak dikenal yang mengaku preman disana namun setelah Juki dipekerjakan sebagai satpam, entah kenapa para preman itu langsung hilang begitu saja dan tak ada satupun yang berani menampakkan batang hidungnya lagi. Berbekal kejadian inilah maka aku berani menyimpulkan kalau nama besar bang Juki bukan sekedar isapan jempol semata.

Selain Juki yang berambut gondrong bosku juga mempekerjakan Rojak yang merupakan mantan kuli panggul dipelabuhan dan Girno yang katanya pernah bekerja sebagai satpam disebuah sekolah swasta yang ada diluar kota. Ketiganya merupakan sahabat lama sejak masih muda dan kini bekerja menjaga pabrik secara bergantian baik siang maupun malam.

Seperti halnya rembulan rupanya rahasia pun sulit untuk disembunyikan lama lama sehingga kesepakatan yang kami buat bersama Lusi pun mulai terendus juga oleh para satpam dan buruh lainnya, membuat mereka mulai berani berbuat kurang ajar pada majikannya.

Perdebatan Lusi Dengan Satpam Pabriknya

Sore itu setelah jam kerja berakhir Lusi masih terlihat sibuk menyelesaikan pekerjaan kantornya sementara dua orang staff kantor yang biasa membantunya bekerja sudah pulang terlebih dahulu.
Setelah hampir dua jam menyelesaikan pekerjaan lemburnya kemudian Lusi pun segera membereskan semua berkas yang ada meja kerjanya lalu berniat untuk pulang kerumahnya.

Dengan langkah kaki yang tergesa gesa Lusi pun meninggalkan ruangan kerjanya yang bersekat kaca dan berjalan menuju kehalaman depan pabrik dimana mobilnya terparkir. Ketika melihat Lusi keluar dari dalam kantornya tiba tiba ketiga orang satpam yang semula sedang nongkrong didalam pos keamanan langsung berjalan mendekatinya.

"Loh kalian kok malah kesini semua sih. Sana cepat buka pintu gerbang pabriknya !! Kata Lusi keheranan karena tingkah laku mereka tak terlihat seperti biasanya.

"Buka gerbang mah urusan gampang non. Yang penting sekarang non jelasin dulu ke kita tentang masalah uang gaji yang belum terbayar itu. Tanya Girno

"Aduh, emangnya Pak Naryo dan yang lainnya tidak menjelaskan masalah ini kepada kalian? Dengarkan ya, nanti kalau perusahaan sudah ada dana, gaji kalian pasti akan dibayar kok. Lusi berusaha menjelaskan sedikit tentang masalah ini.

"Bukan begitu non. Kayaknya selama ini Non Lusi selalu menyepelekan masalah gaji kami. Padahal kami para satpam sudah cukup berjuang dan bersabar. Kalau bukan karena kami, mungkin kantor dan pabrik ini sudah dijarah atau dibakar oleh buruh yang sedang mengamuk. Tapi kami selalu mencegah hal itu terjadi. Jadi, kami harap Non Lusi mau menghargai perjuangan kami.
Kata Rojak.

"Aku tahu jasa kalian sangat besar karena sudah menjaga keamanan di sini. Tapi, saat ini perusahaan memang belum punya dana untuk membayar gaji kalian. Jadi, aku mohon kalian bersabar dulu dan tetap bekerja seperti biasa. Aku pasti tidak akan lari dari tanggung jawab ini. Kata Lusi.

Lusi Memaksa Untuk Pulang

"Aku sudah jelaskan semuanya sama kalian !! Sekarang aku mau pulang kerumah, cepat kalian buka pintu gerbang pabriknya. Perintah Lusi yang nampaknya sudah lelah bekerja seharian.

"Yee mana bisa begitu, urusan aja belum kelar kok udah mau pulang. Pokoknya kalau masalah gaji belum jelas, non Lusi gak boleh pulang dulu. Kata Girno sambil mencengkeram lengan Lusi.

"Ehh apa apaan sih kamu Girno. Cepat lepasiiiin.. kurang ajar banget sih !! Bentak gadis cantik itu sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman pria bertubuh kekar tsb.

"Jangan salahin kita lah. Lagian non Lusi sendiri yang bikin kita jadi kurang ajar kayak gini !! Selama ini kita semua selalu nurut perintah dan sopan dalam bekerja. Tapi non malah sengaja mempermainkan kami seperti ini. Kesabaran itu ada batasnya non !!

"Sebenernya apa sih mau kalian !! Kan aku sudah bilang daritadi kalau aku belum punya uang untuk membayar gaji kalian. Kalian aja yang gak mau bersabar. Ucap Lusi sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Girno.

"Ahh sudahlah bro. Percuma kita debat kayak gini terus. Toh si non juga gak bakalan mau keluarin uangnya buat bayar gaji kita. Kata Rojak yang mulai nekat.

Perdebatan dihalaman depan pabrik itu pun semakin lama semakin panas, para satpam yang merupakan mantan preman dan jawara tentu terpancing secara emosi dan mulai berbuat nekat. Tanpa basa basi ketiga satpam bertubuh kekar itu langsung menyeret Lusi kedalam pos kecil yang ada di bagian depan.

"Aduuh !! Lepasiiin !! Mau apa kalian...!! Lusi berteriak sambil meronta berusaha melepaskan dirinya dari sergapan ketiga laki laki berbadan kekar tsb namun perlawanannya tak berarti apa apa.

Hehe.. non kan gak mampu bayar gaji kita pake duit jadi lebih baik non bayar aja pake tubuh non yang putih ini. Kata Juki sambil menyeret gadis itu dengan sangat kasar.

"Jangan paaak.. aku gak mau... Aku janji akan bayar gaji bapak secepatnya. Tolong lepasin aku paaak.. Kata Lusi sambil meronta ronta dan memasang ekspresi wajah memelas.

"Udah diemm !! Non sendiri kan yang cari masalah sama kita. Jadi malam ini non harus mempertanggung jawabkan perbuatan non sama kita. 

Menyaksikan hal yang diluar dugaan ini, aku dan Pak Naryo yang sedang duduk beristirahat dihalaman depan kantor pun langsung kaget.

"Duh gimana nih Pak Naryo. Kayaknya ketiga satpam itu udah kesal banget deh. Kataku yang mulai kuatir namun dibalik itu aku juga sangat terangsang dengan pertunjukan yang ada.

"Ahh udah biarin aja to. wajar aja mereka bersikap kayak gitu. Lagian siapa sih yang tahan kalau dipermainkan terus menerus. Sahut Pak Naryo.

"Iya juga sih. Tapi mengenai perjanjian itu gimana pak. Sepertinya buruh yang lain mulai tahu deh. Kataku.

"Ahh masa bodo. Lagian makin banyak yang tau juga makin bagus hehe...

"Aduhhh si Lusi bakal diapain sama mereka ya.. kayaknya mereka udah kalap banget.

"Ya mau diapain lagi kalau bukan diperkosa. Masa iya amoy putih mulus kayak si Lusi mau dipukulin. Sahut Pak Naryo yang makin antusias melihat kejadian ini.

"Ayo to kita kesana, lumayan dapat tontonan film bokep gratis secara live hehe..

Karena penasaran maka kami pun berjalan mengikuti mereka menuju pos keamanan.
Lusi pun terus berteriak namun ketiganya semakin beringas menjarah seluruh tubuh Lusi.

"Percuma non teriak juga. Kayak ga tau daerah sini aja sih. Sepi dan gelap dimalam hari. Palingan cuma tuyul yang lewat haha..

"Iya mending simpan aja tenaga lu karena malam ini tubuh lu yang putih ini bakal kami acak acak sampai berantakan.

Gairah Liar Di Pos Keamanan Pabrik

Lusi - Satpam Pabrik

Didalam pos keamanan yang kecil itu ketiganya semakin berani. Lusi yang merasa tertekan dan terancam tiba tiba termenung dan pikirannya melayang jauh. Selintas muncul dipikirannya bayang bayang masa lalu ketika ibunya tengah diperkosa habis habisan oleh para perampok dirumahnya. Seketika itu juga darah Lusi berdesir kencang dan secercah gairah asing mulai meronta dalam dadanya.

Rontaan gadis itu dan suara jeritannya membuat Rojak makin bergairah kemudian diapun mendekap tubuh Lusi dari belakang dengan kuat sambil sesekali menciumi pundak dan rambutnya yang aromanya begitu segar.

"Ini yang paling gue suka dari badan amoy. Wanginya itu cokkk yang bikin gak tahan. Ucap Rojak yang merasa terbius dengan keharuman tubuh anak majikannya.

"Aakkhh.. Lepasiinn !! Jaaangan bang.. Lusi meronta sekuat tenaganya namun ketiga satpam pabrik itu malah semakin kuat memiting tubuhnya.

"Udahlah non gak usah pura pura lagi. Kita semua udah denger koq kalau non sudah buat perjanjian sama buruh yang lain. Jangan gitu donk non.. jadi pemimpin itu harus adil, masa cuma mereka aja yang dikasih enak. Kata Juki

"Iya non.. lagian non juga harus tanggung jawab, soalnya kita semua rugi banget. Udah rugi uang terus rugi yang lain juga. Sahut Girno

"Hehe.. yang lain gimana maksud lu Girno ?

"Iya lah selama ini kita kan udah sering coli sambil ngebayangin ngewe sama dia. Coba lu bayangin aja bro, berapa banyak tuh peju gua yang terbuang sia sia haha..

"Haha.. Bener juga kata lu Girno. Mulai hari ini peju kita gak akan terbuang sia sia lagi karena sudah ada tempat penampungannya.. sahut Juki sambil meremasi buah dada Lusi yang masih tertutup pakaian setelan kerjanya.

Pak Naryo dan aku berkali-kali menelan ludah saat melihat tubuh Lusi yang putih mulus menjadi sasaran mereka di dalam pos keamanan yang sempit. Kulit para satpam yang hitam legam dan penuh tato tampak begitu kontras dengan kulit Lusi yang licin dan putih seperti porselen.

"Lebih baik non berhenti melawan atau kami akan berbuat lebih nekat lagi !!

Meskipun Lusi memiliki fantasi yang cukup ekstrem tentang dirinya, sebagai seorang wanita terhormat, ia tetap berpikir rasional dan tidak semudah itu membiarkan orang lain menyentuh tubuhnya. Ia sadar bahwa fantasinya tentang pemerkosaan mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, tetapi bukan berarti ia mau direndahkan atau diperlakukan sembarangan hanya karena memiliki pikiran seperti itu.

"Santai non.. kita cuma mau ajarin non supaya tambah pintar. Bang Juki yang berambut gondrong mulai menciumi pipi Lusi, leher dan telinga juga tak luput darinya. Hembusan nafas dan lidahnya membuatnya bergidik juga merasakan sensasi aneh yang meskipun dia menolaknya tapi ingin terus merasakannya.

Kemudian tangan kekarnya meraih kepala Lusi dan mencium bibirnya yang tipis dengan kasar. Lusi menggeleng gelengkan kepala berusaha menolak namun pegangan Juki pada kepalanya terlampau kuat sehingga terpaksa diterimanya serbuan bibir satpamnya tsb.

"Emhmm.. emphh.. hanya itu yang terdengar dari mulutnya yang tersumbat bibir Juki yang diatasnya ditumbuhi kumis tebal.

Tangan Juki kini sudah menelusup kedalam rok hitamnya yang pendek dan ketat, meraba kemaluannya yang masih tertutup celana dalam. Jari jarinya bergerak liar menggosoki belahan kemaluannya sementara Girno makin bernafsu meremasi payudara Lusi yang masih terbungkus pakaian kerja berwarna merah muda.

Perlakuan kasar mereka membuat Lusi ingin menjerit kesakitan tapi mulutnya tersumbat bibir Juki sehingga bibirnya yang terkatup malah terbuka dan lidah Juki pun menerobos masuk, lidah satpam bejad itu menyapu rongga mulut Lusi dan beradu dengan lidahnya.


Dengan kasar, Girno mulai membuka kancing baju Lusi satu per satu, lalu menarik baju blouse kerja yang agak ketat itu hingga terlepas dari tubuhnya. Dengan demikian tubuh bagian atas Lusi hanya menyisakan bra berenda warna hitam.

"Badan non putih banget. Bikin bapak keinget sama gundik bapak waktu kerja disekolahan dulu. Kata Girno yang terkenang masa lalunya.

"Gak usah tanggung tanggung Girno. buka aja bhnya sekalian !! Dari dulu gue penasaran banget pengen lihat toked majikan gue ini !! seru Juki dengan nada penuh gairah.

Tanpa ragu Girno pun langsung melepaskan pengait bra putri majikannya yang ada dibagian belakang. Ketika bra itu terlepas dari tubuhnya Lusi pun secara reflek berusaha menutupi kedua payudaranya dengan tangan sambil terus memohon agar mereka menghentikan perbuatan itu.

“Jangan, Bang ! Tolong hentikan !! Sebenarnya apa yang kalian inginkan dariku ?! Serunya dengan suara bergetar.

"Malam ini kita cuma ingin bersenang-senang sebentar sama non Lusi aja kok. Non mau kan nemenin kita maen kuda kuda !!? Haha.. Ledek Girno.

"Kalian jangan kurang aja ya !! Aku ini majikan kalian !! Cepattt lepasinnn tanganku !! Bentak Lusi sambil meronta ronta.

Lusi memang merasa serba salah, akal sehatnya berusaha ingin mencegah perbuatan biadap tsb. Ia ingin menjaga kehormatannya seperti layaknya wanita lain namun gairah dalam dirinya malah tak sejalan dan terus meronta ronta seperti ingin meledak bahkan perlawanannya pun jadi terkesan seperti sebuah formalitas saja.

"Aahh.. sudah !! Hentikan !! Lusi berusaha melepaskan diri dari dekapan Rojak.

Tanpa mempedulikan ocehannya Juki menyingkirkan tangan yang menghalanginya itu. terpesona lah ketiganya melihat keindahan buah dada Lusi yang putih, kencang dan berputing merah muda itu.

"Wah majikan kita tokednya bagus banget, putih bulat kayak bakpao !! Kata Juki sambil mengusap usap payudara itu dengan tangan kekarnya yang agak berbulu.

"Iya nih pentilnya juga bikin gemes. Imut gini timpal Girno yang tangannya memencet puting itu dan menarik nariknya. 

"Nah sekarang coba kita lihat bawahnya. Lusi berusaha menahan roknya dengan tangan ketika Juki akan memelorotinya, tapi kemudian Rojak kembali menelikung tangannya kebelakang sehingga dengan leluasa Juki membuka resletingnya.

Dalam waktu singkat rok hitam yang pendek dan ketat itu pun meluncur jatuh melalui kakinya dan disusul celana dalamnya yang juga ikut dipeloroti hingga turun kebawah lutut.

"Duhhh udah lama banget gue gak ngeliat pemandangan seindah ini. Padahal waktu kerja disekolahan dulu mah hampir tiap hari gua bisa ngelus elus yang model beginian. Puji Girno sambil mengamati lekuk tubuh Lusi yang menggiurkan.

"Hehe.. nasib elu emang bagus bro. selalu dapat bonus setiap kali pindah kerja. Seandainya aja ada amoy kayak si non gini yang kerja di pelabuhan pasti udah gue sekap didalam gudang beras kali. Kata Rojak yang nasibnya tak seberuntung temannya.

Setelah melucuti seluruh pakaian Lusi kini ketiga satpam pabrik itu pun dapat dengan leluasa menikmati tubuh polos Lusi yang begitu putih dan mulus, tangan tangan mereka yang hitam dan kasar mulai berkeliaran menggerayangi lekuk tubuhnya yang indah.

Buset.. mulus bener nih paha.. pasti perawatannya mahal ya non. Puji Juki yang terkagum kagum dengan kelembutan kulit tubuh Lusi yang halusnya seperti kain sutra.

Girno yang berjongkok didepan mulai menyentuh kemaluan Lusi yang diselimuti bulu bulu tipis yang menggoda. Berkali kali satpam itu meneguk air liurnya karena tak tahan dengan pemandangan erotis yang ada dihadapannya.

"Uuuhh.. indah bener nih memek. pasti jepitannya gak kalah nikmat sama punyanya si Eliza. Hehe.. Kata Girno yang tak bisa melupakan betapa nikmatnya memek gundik cinanya dulu.

Dari arah belakang Rojak yang badannya tinggi besar mencaplok kedua payudara Lusi, jari jarinya memencet mencet dan memilin milin puting gadis itu hingga Lusi pun makin terpancing libidonya, membuat deru napas gadis chindo innocent itu terasa semakin berat saja.

"Baang.. udaaaah baaang ssshh... brentttii.. oouuugh.. oogghhh..

Walaupun sesekali Lusi memelas minta pelecehan yang terjadi didalam pos keamanan pabrik itu dihentikan namun tubuhnya berkata lain, terlebih ketika lidah Rojak menyapu telak leher dan belakang telinganya yang membuat darahnya berdesir kencang. Perbuatan kurang ajar ketiganya yang dilakukan didalam ruangan sempit itu membuat Lusi sangat kewalahan, gadis cina innocent itu tak berdaya karena rasa nikmat yang mendera tubuhnya dan tak punya cukup tenaga untuk melawan.

Selain memiliki libido yang tinggi ternyata Girno juga akan sangat terangsang jika mendengar seorang wanita mengucapkan kata kata yang kasar dan seronok, apalagi yang mengucapkan kata kata itu adalah seorang gadis chindo terhormat seperti Lusi 
sehingga diapun memaksa Lusi untuk menuruti keinginannya.

"Sebelum kita acak acak badannya gimana kalau amoy sipit ini kita interogasi dulu bro.  Kata Girno yang kemudian menyuruh Lusi duduk diatas meja kayu kecil yang ada didalam pos dengan posisi kedua kakinya yang masih mengenakan sapatu hak terlihat menjuntai kebawah.

"Non tau gak ini namanya apa !? Tanya Girno sambil memegang kontolnya dan menyuruh Lusi untuk melihatnya.

Lusi yang menyadari kalau dirinya sedang direndahkan hanya bisa terdiam dan menunduk malu namun tindakannya itu membuat Girno semakin kesal lalu menjambak rambutnya hingga kepala gadis itu terangkat sedikit keatas.

"Non Lusi itu cantik tapi bego ya. Yang namanya ditanya tuh harus dijawab dong !! Sekali lagi gue tanya same lu !! Ini namanya apa ?!! Bentak Girno yang masih memegang penis dengan tangan kirinya.

"Koo.. kontol bang.. Sahut Lusi yang ekspresi wajahnya terlihat ketakutan.

Selama ini Lusi memang memiliki kepribadian yang kalem dan lembut sehingga jarang sekali keluar kata kata kasar dari mulutnya namun kali ini Lusi seperti merasa bersalah ketika harus mengucapkan perkataan jorok dan tak senonoh seperti itu.

"Kalau jawab tuh yang jelas. Ini tuh kontolnya siapa ?!! Bentaknya sambil melotot dan hal ini tentu saja membuat Lusi semakin bergidik ngeri.

"Kontol pribumi bang.. Sahut Lusi yang langsung disambut tawa oleh ketiga satpamnya.

"Kontol pribumi itu enaknya dimasukin kemana ?!! Bentak Girno lagi yang sepertinya ingin memancing Lusi agar mau berkata kotor lagi karena ada kepuasan tersendiri bagi Girno jika mendengar seorang gadis cina innocent berkata seperti itu.

"Dimasukin ke memek cina bang. Sahut Lusi dengan suara pelan. 

Lusi berkata seperti itu memang bukan tanpa alasan karena dia tahu Girno sengaja ingin merendahkan dirinya sehingga Lusi pun terpaksa berucap kotor dan rasis seperti itu demi menyenangkan satpamnya. Meskipun Lusi merasa bersalah setiap kali mengucapkan kata seronok itu namun diapun tak bisa memungkiri kalau ada suatu getaran yang luar biasa ketika dia mengucapkannya yang membuat gairahnya semakin terpantik.

"Coba non tunjukin yang mana memek cinanya !!? Kata Girno yang semakin menjadi jadi.

"Disini bang memek cinanya !!? Kata Lusi sambil menunjuk kearah kemaluannya dengan posisi kedua kakinya yang masih terjuntai kebawah namun dirapatkan.

"Tunjukin yang jelas dong. Masa cuma begitu doang sih. Nanti kalau kontolnya salah masuk gimana ?! Pancing Girno lagi.

Dengan perasaan kesal dan terpaksa maka Lusi pun mengangkat kedua kakinya hingga mengangkang diatas meja dan dengan posisi seperti itu maka kemaluannya pun jadi terpampang jelas.

"Yang ini bang memek cinanya !! Sahut Lusi 
sambil menunjuk kearah kemaluannya yang
terbuka merekah karena posisi kedua kakinya yang mengangkang lebar kearah Girno.

Kelakuan Lusi yang mirip seorang perek murahan karena mengangkang diatas meja membuat ketiga satpam makin semangat untuk merendahkan dirinya.

"Non Lusi pasti sering masturbasi ya kalau lagi sange dirumah. Soalnya setau bapak yang namanya amoy tuh napsunya emang gede gede semua. Hehe.. Kata Girno.

"Nn..ngakak pernah pak.. bapak jangan sembarangan kalau ngomong. Kata Lusi berusaha menjaga kehormatannya.

"Udahlah non kagak usah bohong begitu. Bapak tuh udah punya banyak pengalaman sama amoy. Sekarang non jawab yang jujur, kalau lagi masturbasi biasanya non suka ngebayangin ngewe sama siapa ?!! Pasti sama cowok pribumi kan. Hehe..

Lusi harus mengakui kalau Girno sangat memahami dirinya namun demi menjaga harga dirinya maka diapun berusaha menutupi semuanya.

"Buruan dijawab non. kalau lagi masturbasi non suka ngebayangin diewe sama siapa ?
Jawab yang jujur ya kalau ketahuan bohong nanti bapak sundut pake rokok loh putingnya !! Ancam Girno yang tak sabar mendengar jawaban Lusi.

"Eeng.. iiyaa pak. aaa..aku paling suka ngebayangin diewe sama cowok pribumi apalagi yang pekerja kasar seperti bapak. Soalnya kontolnya gede dan tenaganya juga kuat banget. Sahut Lusi sambil menahan malu dan wajahnya pun terlihat sedikit memerah.

"Tuh kan bener dugaan bapak. Dimana mana amoy tuh sebenernya sama aja. Gayanya aja sok jual mahal padahal aslinya kepengen banget tuh dikontolin sama pribumi. kata Girno yang berusaha membandingkan kelakuan Lusi dengan mantan gundiknya disekolahan dulu.

Setelah puas menginterogasi putri majikannya yang putih dan sipit itu kemudian para satpam pabrik pun menyuruh Lusi untuk berlutut dilantai.

"Ayo non cepat berlutut !! Gue gak sabar pengen liat cina sipit nyepongin kontol pribumi. Perintah Juki yang kata katanya mulai rasis dan keterlaluan.

Saat itu Lusi benar benar merasa kuatir karena wajah sangar Juki dan temannya yang merupakan mantan jawara kampung terlihat sangat menyeramkan. Lusi tau para pria kasar itu bisa saja berbuat nekat terhadap dirinya karena pada dasarnya mereka semua memang sudah terbiasa dengan dunia kekerasan.

Dalam posisi berlutut dilantai pos dan dengan tangan yang gemetaran kemudian Lusi pun meraih penis Juki dengan tangan kanannya lalu dikocoknya secara perlahan lahan.

"Uuugh... Enaakk banget non.. sshhh.. kocok lebih kenceng lagi nooon.. ooughh.. Kata Juki sambil melenguh panjang sementara matanya yang belo seperti ikan koki hanya bisa merem melek keenakan ketika kontolnya dielus elus dan dikocok oleh tangan lembut seorang gadis chindo berwajah innocent.

"Nah ini baru bener. Keluarga non itu kan cuma pendatang dikampung ini jadi jangan berbuat seenaknya lah apalagi sampe memperbudak pribumi yang ada disini.
Kata Rojak menyindir karena dia merasa diperbudak oleh keluarga Lusi.

Perkataan Rojak memang bukan tak berdasar karena meskipun para buruh dipabrik sudah bekerja sebagaimana mestinya namun pada akhirnya mereka semua tak bisa menikmati hak atau gajinya dan hal ini tentu saja bisa dikategorikan sebagai sebuah perbudakan.

"Non daripada tangan satunya nganggur mending sekalian kocokin nih punya bapak. Kata Rojak yang ingin mencoba kelembutan jemari tangan gadis itu yang jika dilihat sekilas saja sudah begitu halus dan lembut apalagi jika disentuh.

Masih dalam posisi berlutut dilantai kemudian Lusi yang ekspresi wajahnya masih dipenuhi ketakutan pun meraih penis Rojak dengan tangan kirinya lalu mulai mengocoknya dengan lembut.

"Uughhh.. kocokan tangan amoy emang beda bro. Baru dikocok bentar aja kontol gue udah langsung semriwing nih. Puji Rojak yang tak menyangka kalau tangan majikannya bisa sehalus dan selembut itu.

"Sialan masa gue kagak kebagian apa apa sih. Gue juga kan pengen ngerasain dikocok sama tangan si non. Kata Girno kesal.

"Udah bang gak kagak usah kesel begitu. Tuh mulutnya si non kan masih bisa dipake. Hehe.. Sahut Juki.

Mendengar hal ini Girno pun segera merangsek maju lalu menyodorkan kontolnya yang sudah mengacung tegak dalam keadaan angguk anggukan.

"Tau aja nih kontol kalau ada barang premium. Liat nih kontol gue sampe angguk anggukan kayak orang teler begini. Haha.. Kata Girno.

Plokk.. Ploook.. rupanya Girno tak mau terburu buru memasukan penisnya kemulut Lusi tapi dia malah sengaja menepuk nepukan penis itu kewajah dan pipi Lusi, seperti sedang menampar dengan kontolnya dan hal ini membuat Lusi semakin merasa terhina saja.

"Kalau seandainya anaknya si bos laki laki mah pasti udah gue gamparin pake tangan tapi berhubung anaknya perempuan jadi cukup digamparin pake kontol aja kayak begini. Ledek Girno yang masih kesal karena sudah empat bulan gajian belum dibayarkan.

Dalam posisi berlutut dilantai Lusi pun terus mengocok ngocok dua batang penis satpam yang berdiri disamping kanan dan kirinya, kontol pribumi yang ukurannya sangat besar dan tak wajar itu terus dikocok kocok dengan kedua tangannya yang lembut hingga pemiliknya melenguh lenguh keenakan.

"Oough.. nikmatnya.. non Lusi belajar dimana sih kok bisa pinter ngocok kontol kayak gini. Sshh.. jangan jangan non Lusi sering dilatih sama papanya ya dirumah. Puji Juki yang mulai kelojotan karena saking nikmatnya.

"Haha.. bisa jadi Juk !! Bininya si bos kan udah lama direhabilitasi. Kalau si bos lagi sange dirumah pasti anak gadisnya bakalan disikat juga tuh. Celetuk Rojak yang paham dengan karakter pak Gunawan yang sangat mata keranjang.

Setelah puas menampar namparkan penisnya kewajah Lusi kemudian Girno pun memaksa Lusi untuk memuaskan dirinya.

Daripada non masturbasi sambil berkhayal yang nggak nggak mending non buktiin langsung aja ke bapak kalau non suka sama kontol pribumi. Perintah Girno yang langsung dituruti oleh Lusi dengan cara menyapukan lidahnya pada kepala penis milik Juki yang bentuknya seperti cendawan.

Slurp.. dengan lincahnya lidah Lusi menyapu kesana dan kemari menelusuri setiap bagian yang ada mulai dari buah pelir hingga kebagian kepala kontolnya.

Juki yang sudah terbawa suasana segera menjambak rambut Lusi dan menjejalkan kontolnya kedalam mulut gadis itu. Sodokan yang dilakukan secara paksa dan tiba tiba itu membuat mata sipit Lusi langsung membelalak.

"Mpmmmhh.. hanya itu yang keluar dari mulut Lusi yang telah dijejali penis tanpa disadari air mata pun mulai menetes dari sudut matanya.

Walaupun ini bukan pertama kalinya bagi Lusi melakukan hal menjijikan tsb namun sebagai seorang wanita terhormat tentu saja Lusi merasa dirinya sangat direndahkan dengan perlakuan tsb, apalagi mereka merupakan para pekerja bawahannya sendiri dipabrik tsb.

Mulut Lusi yang mungil itu membuatnya tidak bisa menampung seluruh batang tsb, ditambah lagi bau yang keluar dari benda itu menambah siksaannya.

Ukuran kejantanannya ketiga mantan jawara tsb memang sangat besar bahkan melebihi para buruh yang pernah dilayani olehnya. Hal ini mengakibatkan mulut wanita itu terlihat penuh sesak dan batang itu terasa menyodok hingga ke pangkal kerongkongannya.

Ouchh.. gitu enak non.. mmmhmm.. gumamnya sambil memegangi kepala Lusi dan memaju mundurkan pinggulnya. Lusi merasakan wajahnya makin tertekan keselangkangan dan buah pelir Juki yang berbulu lebat itu. Penis didalam mulutnya semakin berdenyut denyut dan sesekali menyentuh keronkongannnya. Sekitar sepuluh menit lamanya dia harus melakukan itu, sampai Juki menekan kepalanya kuat kuat dan melenguh panjang.

"Ouchh.. keluar nih non.. telan semua ya non... Sekalian bersihin kont-lnya !! Perintahnya dengan nafas memburu.

Cairan putih kental itu menyembur deras didalam mulutnya dan mau tidak mau, Lusi harus menelannya. Walaupun sudah pernah menelan cairan seperti itu namun tetap saja Lusi masih merasa mual dan hampir tersedak.

Beberapa saat kemudian barulah semprotannya melemah dan berhenti. Lusi langsung terbatuk batuk begitu Juki mencabut penis itu dari mulutnya. Nafasnya terengah engah mencari udara segar.

"Sudah cukup bang... Mohon lepaskan saya.. Lusi memohon dengan wajah memelas.

"Cukup apanya non, baru juga pemanasannya. Tuh yang lain belum kebagian.

Didalam pos keamanan pabrik yang kecil itu Lusi terpaksa meladeni keinginan para mantan jawara kampung tsb. Satu persatu mereka memaksa Lusi untuk melakukan oral seks dan tentu saja dilanjutkan dengan persetubuhan panas.


Bagi kami semua yang ada dipabrik ini, tubuh putih dan mulus Lusi memang terlalu menggoda hingga wajar saja kalau para satpam tsb ingin sekali menggarapnya habis habisan.

Sambil terus mencumbuinya, Bang Juki mendorong tubuh Lusi hingga punggungnya bersandar ditembok. Sekali lagi dia menyergap bibir Lusi, sambil berciuman tangannya menempelkan kepala kejantanannya ke bibir kemaluan Lusi. Gesekan yang timbul membuat Lusi merasa geli sehingga tubuhnya menggelinjang, lalu perlahan Juki menekan kejantanannya hingga menyeruak masuk kedalam.

"Sshh... Aduuhh sakit baanng... Emphh.. rintih Lusi ketika kejantanan Bang Juki menerobos makin dalam.

Lusi merintih dan meringis menahan rasa sakit pada kemaluannya, meskipun sudah digarap berkali kali oleh kami beberapa waktu yang lalu namun kewanitaannya masih begitu sempit lagipula kejantanan kami tidak ada yang sebesar milik ketiga satpam tsb. Sementara Bang Juki terus berusaha memasukkan senjatanya sambil melenguh lenguh.

"Anjritt.. sempit banget punya lu non...
Susah bener masukinnya..

Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya masuklah hampir seluruh penis itu kedalam kewanitaannya.

"Masuk juga akhirnya, mem-knya seret banget non, abang suka yang kayak gini katanya dekat telinga Lusi.

Sesaat kemudian Juki sudah menggoyangkan pinggulnya, mula mula gerakannya perlahan tapi makin lama kecepatannya makin meningkat. Lusi benar benar tak kuasa menahan erangan setiap kali kejantanan Bang Juki menghujam tanpa ampun.

Gesekan demi gesekan yang timbul dari benturan alat kelamin mereka menimbulkan rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuh Lusi sehingga matanya membelikan beliak dan mulutnya mengeluarkan suara rintihan, Bang Juki lalu mengangkat paha kirinya sepinggang agar bisa mengelusi paha dan pantat Lusi sambil terus menggenjot sekuat tenaga.

Menit demi menit berlalu, Juki masih bersemangat menyetubuhi Lusi, sementara wanita berwajah oriental itu sudah mulai kehilangan kendali diri. Dia kini sudah tidak terlihat sebagai seorang yang sedang diperkosa lagi, melainkan nampak hanyut menikmati ulah mantan jawara tsb.

Kemudian tanpa melepas kejantanannya, Juki mengangkat paha Lusi yang satunya dan digendong menuju kursi yang ada didalam pos keamanan pabrik tsb.

Setelah Juki duduk, anehnya tanpa disuruh Lusi memacu dan menggoyangkan pinggulnya pada pangkuan satpam tsb, karena kini bukan lagi pikiran dan perasaan yang bekerja melainkan naluri seksnya.

Ketika memandang kedepan, dilihatnya wajah satpam tsb sedang menatap dirinya dengan takjub, segaris senyum terlihat pada bibirnya, senyum kemenangan karena telah berhasil menaklukkan korbannya. Dengan posisi demikian, Juki dapat mengenyot payudara Lusi sambil menikmati goyangan pinggulnya. Kedua tangannya meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya lalu mencium dan menghisap putingnya secara bergantian.

Diambang klimaks tanpa sadar Lusi memeluki Bang Juki dan dibalas dengan pagutan dimulutnya. Mereka berpagutan sampai Lusi mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangan yang putih mencengkeram erat erat lengan kokoh Juki.

Sungguh dahsyat orgasme yang didapatnya kali ini. Setelah beberapa menit tubuh putih mulus Lusi kembali melemas dan bersandar dalam pelukan Bang Juki yang berkumis tebal itu.

Kini giliran Girno yang mendapat giliran untuk menyetubuhi putri majikannya yang cantik jelita itu. Aroma tubuh Lusi yang begitu harum menggoda terendus olehnya hingga gairahnya semakin meninggi. Tubuh Lusi yang masih lemas ditelungkupkan diatas meja kecil Yang ada didalam pos keamanan pabrik tsb.

Wanita keturunan cina itu disuruhnya menungging, dengan wajah bengis laki laki tsb merenggangkan kedua paha Lusi dan menempelkan kejantanannya pada bibir kemaluannya.

Ouchh.. desah Lusi sambil mencengkeram pinggiran meja kayu dengan kuat saat penis besar berurat itu melesak menerobos liang kewanitaannya.

Tangan Bang Girno berpegangan pada pundak Lusi yang menelungkup diatas meja kayu. Laki laki bertubuh kekar tsb terus menyodok nyodokan kejantanannya dengan irama yang tak beraturan membuat tubuh mulus wanita tsb berguncang hebat.

Suara desahan yang keluar dari mulut Lusi membuatnya makin bernafsu saja sehingga dia makin meningkatkan gempurannya.

Gadis keturunan berkulit mulus itu terlihat pasrah dalam posisi menelungkup dimeja. Sodokan kasar kejantanan Girno membuatnya seperti melayang seolah ingin meraih semua fantasi ektrim yang terpendam dalam dirinya.

Tubuh putih mulus wanita tsb membuat satpam itu seperti kesetanan seakan ingin menghancurkan tubuh gadis itu hingga hancur berkeping keping.

Kami semua sempat terpana menyaksikan kebrutalan tsb, dimana putri majikan kami diperlakukan dengan begitu kasar dan kejam oleh bawahannya sendiri.

"Anggap aja ini hukuman buat lu yang suka mempermainkan kami para buruh !! Tatang sangat mendukung perlakuan temannya pada wanita itu

Sekalipun merasa pedih dan ngilu oleh cara Girno memperkosa dirinya, namun Lusi tak bisa menyangkal kalau dia juga merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kali ini Lusi benar benar merasa sedang diperkosa sesuai keinginan terpendamnya.

Untuk menambah penderitaannya maka Girno semakin memperkuat gempurannya, bahkan salah satu tangannya menjambak rambut wanita itu hingga kepalanya mendongak keatas.

"Lonte sipit kayak gini mah gak perlu dibaikin soalnya nanti bakal ngelunjak !!

Pos keamanan pabrik yang kecil itu terasa semakin pengap karena aktivitas tak wajar didalamnya. Tubuh mereka pun bercucuran keringat begitu juga dengan tubuh Lusi.

Pria berbadan kekar itu menghentikan sejenak genjotannya, lalu menekuk dan mengangkat sebelah kaki Lusi hingga naik keatas pinggiran meja.

Dari belakang posisi tubuh telanjang Lusi terlihat begitu seksi menggoda hingga Girno pun semakin terangsang saja.

Diarahkannya lagi kejantanannya menembus liang kewanitaan Lusi yang sedang menelungkup pasrah diatas meja.

Plak plak... Plak... Plak.. sshh.. argh...gua entotin lu moy.. ouch..

Digempur habis habisan dengan cara yang kasar dan kejam membuat pertahanan Lusi hancur juga. Dalam posisi menelungkup di atas meja dan kedua kakinya menapak dilantai. Tubuh mulus wanita itu bergetar hebat sambil melejang lejang tak karuan karena dilanda orgasme hebat.

"Akhirnya kelojotan juga nih amoy.. makanya jangan cari masalah lu sama gua !!

Dengan kejantanannya yang masih menancap didalam kemaluan Lusi, Girno menurunkan irama genjotannya sambil mengatur nafasnya yang tersengal.

Tak lama mantan jawara kampung tsb kembali memacu tubuh kekarnya dengan sekuat tenaga, menghujam kejantananya sedalam yang dia bisa dan memperkosa korbannya tanpa ampun.

Plak plak..plak .plak...plak..

Cukup lama satpam tsb bertahan menyetubuhi Lusi dengan gaya itu dan akhirnya Girno pun tak tahan lagi, dia melenguh panjang sambil menghujamkan kejantanannya kuat kuat hingga merangsek sangat dalam.

Beberapa saat kemudian semburan air mani Girno berhamburan membasahi liang kewanitaan Lusi hingga meluber keluar.

Selanjutnya Girno pun tersenyum puas karena telah berhasil melampiaskan rasa kesal sekaligus nafsu terpendamnya pada wanita yang sudah mempermainkannya tsb.

"Gini nih akibatnya kalau berani mempermainkan gua !! Kata Girno sambil menjambak rambut wanita yang sudah tergolek lemas itu.

Saking asiknya kami menonton pertunjukan tsb, kami tak menyadari kalau para buruh yang bekerja didalam pabrik sudah keluar.

"Woii lagi ngapain kalian !! bukannya pada pulang kok malah kumpul disitu !?

Hardik Pak Bambang yang merupakan mandor dipabrik tsb.

"Sini pak.. ada pertunjukan bagus, sayang kalau dilewatkan hehe..

Pak Bambang pria paruh baya yang berperut buncit itu pun penasaran dan mencoba melihatnya.

"Busett dah.. gila juga kalian, masa iya pos keamanan pabrik dijadiin tempat mesum begini !!

Pak Bambang terkejut dan dia lebih terkejut lagi ketika melihat putri majikannya yang cantik jelita tengah disetubuhi oleh para satpam tsb.

"Buset kalian apain tuh si Lusi sampai lemes kayak gitu ?

"Gak diapa apain kok pak. Cuma dikasih sedikit pelajaran aja. Sahut Girno sambil menyeka keringat diwajahnya.

"Sialan juga kalian.. masa ada acara hot kayak gini, gua kagak diajak sih. Gerutu Pak Bambang yang terpana menyaksikan kebrutalan teman temannya.

Karena sudah terlanjur basah maka kami pun sepakat melanjutkan aksi panas tsb, sementara Lusi hanya bisa pasrah menuruti rencana para buruhnya.

"Ya udah karena banyak yang belum kebagian, gimana kalau kita bawa tuh cina ke dalam kantor aja.

Bak seorang maling yang tertangkap oleh warga, Kami pun berniat membawa gadis keturunan bermata sipit itu kedalam ruangan kantor tempat biasa dia bekerja membereskan administrasi perusahaan.

"Argh.. lepasin aku !! Bajingan kalian semua !! Lusi memaki para buruhnya yang telah bersikap kurang ajar.

"Udah diem lu !! Nanti lu juga bakal keenakan di kont-lin rame rame sama pribumi !!

"Cepat bawa dia kedalam !! Seret aja kalau perlu !!

Pelecehan Didalam kantor

Lusi - Pak Bambang

Didalam ruangan kantor tubuh putihnya dikerumuni para buruh yang sudah tak sabar menikmati tubuhnya. Tangan kasar mereka tak hentinya menjamah, meremas dan menggerayangi tubuh mulusnya membuat Lusi sangat ketakutan.

"Hentikan bang... Ampun... Jangan perkosa saya lagi. Lusi memohon dengan wajah memelas namun para buruh sama sekali tak peduli.

"Lah bukannya waktu itu non Lusi pernah cerita kalau non pengen ngerasain diperkosa ? Kok sekarang malah gak mau sih. Ledek Pak Naryo

"Iya ci. Kalau punya keinginan itu jangan dipendam lama lama, mending disalurkan saja sekalian, disini banyak kok orang yang bersedia memperkosa cici. kataku sambil meremas buah dadanya.

Wajah Lusi yang cantik sedikit memerah karena aibnya yang begitu memalukan dibongkar didepan umum oleh Pak Naryo.

Sebelum memulai acara pesta seks tsb, Pak Naryo berusaha memberikan penjelasan pada buruh tsb.

"Kalian dengar ya. Malam ini majikan kita yang cantik ini akan memberikan kompensasi atas gaji kalian yang belum terbayarkan itu. Jadi manfaatkanlah kesempatan ini sebaik mungkin.

"Ingat kalian jangan berebutan ya, tunggu gilirannya, nanti semua akan kebagian kok.

Pak Bambang yang usianya hampir seumuran dengan ayah Lusi memang sudah lama bekerja disana. Kedudukannya sebagai pengawas dan mandor membuat pria buncit tsb cukup disegani oleh para buruh disana.

Selama ini Pak Bambang memang sangat menghormati Lusi dan keluarganya, Dia begitu rajin menjilat atasannya dipabrik hingga terlihat seperti orang yang mencari muka. Namun sayangnya semua itu dilakukan hanya demi mengamankan kepentingannya semata guna memperoleh bonus besar dari bosnya.

Disaat kondisi perusahaan tengah terpuruk, Pak Bambang pun mulai menunjukkan wajah aslinya. Kesempatan kali ini tentu akan dimanfaatkan olehnya untuk melampiaskan segala kekesalannya.

"Ayo jangan malu malu non Lusi sini biar bapak pangku.. selama ini bapak udah anggap non seperti anak sendiri koq hehe.. bujuk Pak Bambang.

"Sejak kapan Pak Bambang punya anak gadis putih dan sipit kayak gini. Hehe.. kok kita baru tau ya.. celetuk salah satu buruh.

"Udah diem lu tong !! Hari ini gua pengen ngentotin anak gua nih !! Soalnya sekarang dia udah jadi lonte haha.. Sahut Pak Bambang sambil melucuti celananya sendiri.

Didalam ruangan kantor bersekat dinding kaca itu, Pak Bambang duduk diatas sebuah kursi dan menyuruh Lusi untuk duduk diatas pangkuannya dengan posisi memunggungi. Setelah dirasa kejantanannya menancap dengan kuat kemudian pria itu langsung mendekap kuat tubuh Lusi sambil menciumi pundak dan punggungnya yang putih mulus.

"Badanmu mulus sekali non. Seandainya istri bapak punya badan kayak kamu pasti bapak akan betah dirumah. Pak Bambang mengagumi kehalusan kulit Lusi yang putih sambil mengelusi dengan tangannya.

Tanpa diperintah Lusi memacu tubuhnya naik turun diatas pangkuan Pak Bambang. Selain itu dia masih harus melayani penis dua orang buruh yang berdiri didepannya. Dikulum dan dikocoknya penis itu bergantian.

"Ahhh.. sshh... Ouch... Enakk banget ci.. engh... Teruss uuuhh... Salah satu buruh berusia muda yang kejantanannya tangah dikulum oleh Lusi menceracau tak jelas.

"Lebih cepat ci.. kayak gini nih.. perintahnya sambil memegangi kepala Lusi dengan kedua tangannya, mendorong kepala gadis keturunan itu dengan cepat hingga maju mundur kearah selangkangannya.

"Hmpmm.. hmpm... Wanita berparas cantik itu hanya bisa menggumam keras karena diperlakukan dengan kasar oleh buruhnya sendiri.

"Bapak gak nyangka ternyata non Lusi pinter nyepong juga ya. Emangnya ditempat kuliah diajarin yang kayak beginian juga ya non. Ledek Pak Bambang. Hehe.. ledek Pak Bambang sambil menciumi bagian punggungnya yang mulus.

Aroma harumnya tubuh Lusi dan juga kelembutan kulitnya membuat mandor pabrik semakin lupa diri. Pria buncit itu, yang usianya hampir seumuran dengan ayahnya terus menghentak hentakan tubuh Lusi yang duduk diatas pangkuannya dengan penuh gairah berharap kejantanannya bisa menancap lebih dalam lagi.

Dalam posisi mendekap dari belakang kemudian pak Bambang mencoba mencari kenikmatan baru dengan cara menggerayangi buah dada Lusi dari belakang, tangannya yang sedikit berbulu meremas remas dengan kasar dan terkadang memelintir puting susunya dengan gemas.

Posisi persetubuhan seperti ini tentu sangat menguntungkan bagi pak Bambang karena pria itu tak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk meraih kenikmatan seksualnya, dia hanya perlu menghentak hentakan sedikit pinggulnya dari bawah agar bisa mengobok obok kemaluan majikannya yang sudah kelelahan itu.

Pak Bambang nampak belum puas kemudian diapun mengajak Lusi untuk mengganti posisi persetubuhannya. Sebenarnya keinginan mandor pabrik itu masih terbilang wajar karena pada dasarnya tubuh putih gadis cina seperti Lusi memang 
sangat tepat untuk dijadikan bahan eksperimen dalam melakukan berbagai macam gaya persetubuhan ekstrem seperti ini.

"Kita pindah keatas meja aja non. Bapak pengen cobain gaya ngewe seperti yang ada difilm film bokep kantoran itu.

Meski sudah cukup berumur namun libido pak Bambang masih sangat tinggi dan disaat senggang dia selalu rutin menonton film dewasa di smartphonenya, dan kebetulan salah satu genre favoritnya adalah adegan pemerkosaan yang dilakukan didalam kantor seperti ini, sehingga secara tak langsung pak Bambang bisa menyalurkan hasrat terpendamnya.

"Paakk.. udaahh pak.. pleasee.. aku capee banget. Tolong lepasin aku.. Rengek Lusi dengan suara yang memelas namun hal ini malah membuat gairah para buruh yang ada disana semakin meledak ledak.

"Masa udahan sih non. Tadi satpam pabrik aja dilayani sampe ngecrot berkali kali sama non. Sekarang giliran bapak malah diperlakukan gak adil kayak gini. Kata Pak Bambang protes.

"Udah pak kagak usah didengerin omongannya. Si non kan punya banyak hutang sama buruh disini jadi tubuhnya bebas kita apain aja. Kata buruh yang lainnya.

Beberapa saat kemudian mandor berperut buncit itu mengangkat tubuh putih Lusi yang sudah lemas dan menelentangkannya begitu saja diatas meja dengan kedua kaki yang menjuntai kebawah. Pak Bambang yang berdiri diujung meja segera menaikkan kedua kaki Lusi keatas pundaknya dan dengan posisi ini tentu saja dia jadi begitu mudah menancapkan kejantanannya.

Jleebb !! Aasrgghh... Lusi kembali mengerang ketika penis mandor itu ditancapkan dengan sangat kasar kedalam liang kewanitaannya dan ironisnya suara erang kesakitanya malah disambut tawa oleh para buruh yang sedang menontonnya.

"Tancepin yang dalem pak !! Bikin tuh cina kelojotan biar dia gak berani semena mena lagi sama buruh disini !! Kata seorang buruh memberi semangat.

Dikasih semangat yang berbau rasis seperti itu membuat libido pak Bambang semakin menjadi jadi kemudian tanpa pikir panjang diapun langsung menghujam hujamkan kontolnya dengan penuh tenaga, menyodok kekanan dan kekiri berusaha mencari kenikmatan yang sebesar besarnya didalam kemaluan seorang gadis cina innocent yang tak lain adalah majikannya sendiri.

Diperlakukan kasar seperti itu tubuh Lusi yang pakaian kantornya sudah acak acakan pun jadi tersentak sentak diatas meja kerjanya sendiri. Tanpa belas kasihan kontol mandor pabrik itu terus menghantam liang kemaluan Lusi dengan berbagai macam cara seolah ingin memperingati majikannya kalau saat ini dialah yang berkuasa disana.

Cukup lama Pak Bambang menggarap tubuh Lusi diatas meja kerjanya yang berwarna hitam dan berukuran besar. Semakin lama gairah pria itu bukannya semakin menurun tapi malah semakin menggila, tubuh putih seorang gadis keturunan cina seperti Lusi terlalu menggairahkan baginya sehingga diapun terus memompa penisnya tanpa henti sampai keringatnya bercucuran.

Marwan tak mau ketinggalan lalu naik keatas meja dan mengangkangi wajah Lusi untuk menggenjot mulutnya. Sesekali dia tarik penisnya keluar lalu digesek gesekan kejantanannya diwajah Lusi hingga membuat Lusi merasa risih sekali. Puas dengan pelayanan mulut Lusi lalu Marwan menaiki dada Lusi dan menjepitkan kejantanannya yang basah diantara kedua gunung kembar putri majikannya.

Payudara Lusi nampak menggoda Marwan, kemudian digesek gesekkannya kejantanannya diantara himpitan payudaranya. Terkadang Lusi mengerang dan meringis menahan sakit karena Marwan melakukanya dengan brutal, belum lagi sodokan sodokan kasar Pak Bambang dikemaluannya.

Beberapa saat kemudian Mandor pabrik itu pun makin mendekati puncak kenikmatan, genjotannya makin cepat dan mulutnya makin menceracau. Hal serupa juga dialami Lusi yang saraf saraf pada organ kewanitaannya bereaksi makin dahsyat mengirimkan sensasi nikmat keseluruh tubuhnya.

Keduanya pun mencapai orgasme dalam waktu yang hampir bersamaan. Sekali lagi cairan sperma mengisi rahimnya sampai meluber keluar.

Marwan yang sedang bergumul diatas dadanya bagaikan cowboy yang sedang main Rodeo diatas tubuh Lusi yang terlonjak lonjak diterpa orgasme. tak Lama spermanya menyemprot kewajah dan bagian dada Lusi. Setelah semprotannya reda lalu Marwan menempelkan kejantanannya ke bibir Lusi. Tahu apa yang harus dilakukan, Lusi pun menjilati penis itu hingga bersih.

Selanjutnya didalam ruangan kantor itu tubuh Lusi digarap bergiliran oleh kami hingga hampir jatuh pingsan. Berbagai macam gaya seks pun sudah kami coba, mulai dari menyetubuhinya diatas meja kantor hingga diatas bangku. Lusi benar benar tak pernah menduga kalau dirinya akan dibantai oleh para buruh didalam ruangan kantornya sendiri.


Tempat dimana biasa dia bekerja memberikan perintah pada kami, kini berubah menjadi tempat perbudakan bagi dirinya.

"Mem-k cina lu memang sudah sepantasnya buat digilir sama kont-l kuli haha.. ledek Pak Naryo sambil tertawa lepas.

Para buruh yang sebagian besar masih berusia muda dibawah 20 tahun itu memang memiliki nafsu yang besar sekali namun semua itu tak menjamin mereka dapat bertahan lama. Buktinya banyak diantara mereka yang hanya mampu menyetubuhi Lusi sebentar saja.

Wajah Lusi yang polos namun menggairahkan ditambah tubuhnya yang putih mulus membuat mereka sangat terangsang hingga tak dapat berlama-lama ketika sedang menggarapnya.

"Woii udah cukup dulu... Jangan dilanjutin lagi. Nanti kalau dia sampai pingsan kan kita juga yang repot haha.. Kata Pak Naryo yang berusaha mencegah para buruh ketika ingin menggauli Lusi untuk yang kesekian kalinya.

Alih alih menganggap hal itu sebagai kompensasi sepertinya para buruh lebih suka menganggap hal tsb sebagai hukuman untuk majikan mereka yang sudah mempermainkan mereka selama ini.

Meskipun malam itu Lusi digarap habis habisan oleh kami namun sepertinya dia masih beruntung karena tak satupun dari kami yang menyodomi liang anusnya. Suatu hal yang paling menakutkan bagi Lusi karena hal itu pasti akan memberikan penderitaan yang hebat bagi dirinya.

Karena sebagian besar karyawan yang masih dirumahkan maka malam itu hanya
ada sebagian kecil buruh pabrik yang berhasil menikmati tubuhnya. Setelah tengah malam baru kami membubarkan diri sambil meninggalkan Lusi yang tergolek lemah diatas meja kerja kantornya dengan wajah dan tubuh yang belepotan sperma.

Seluruh Chapter Cerita Fiksi Amarah Para Buruh hanya bersifat hiburan semata dan tidak bermaksud untuk menghina atau menjelekkan ras, etnis serta golongan tertentu.

Komentar

  1. lanjutin terus bro, dijual kalo perlu, jadiin lonte cina murahan.

    BalasHapus
  2. Asiiik…
    Hajar trus tu amoy,
    ditunggu kelanjutanya !
    Sekalian di kencingin aja, biar tau rasa dia..

    BalasHapus
  3. ditunggu kelanjutannya, mantep abis nih

    BalasHapus
  4. yuk bisa dilanjut lagi

    BalasHapus
  5. lusi nya skr dibikin binal hu, setiap hari harus pake pakean seksi tanpa daleman.

    BalasHapus
  6. Anjrit. Buruh yang lain akhirnya dapat juga

    BalasHapus

  7. Saran gan, klo bisa perbanyak unsur eksib dan pelecehannya dan adegan seksnya jangan terlalu sering
    Klo bisa bikin Lusi telanjang di pabriknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. berkeliaran telanjang mah jadi spt orgil, mending suruh pake lingerie atau suru pake outfit seksi rok mini. setiap buruhnya ngaceng tu cina tinggal dipiting ke meja, geser celana dalem mininya, tempelin konti di bibir mekinya yg pink terus langsung genjot dari belakang. uhh uhhhh, crotin di dalem.

      Hapus
  8. Kasian ya Lusi dimanapun selalu dikerjain, lonte cina emang nafsuin ya haha..

    BalasHapus
  9. ahh ueank bener, bayangin lonte cina di sodok dr belakang

    BalasHapus
  10. Keterlaluan banget buruhnya

    BalasHapus
  11. ada yang mau jadi buruhnya ?

    BalasHapus
  12. Waktu dikerjain satpam di pos keamanan, pentungan dan borgolnya dipake juga dong

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft amarah para buruh 22

Selina Amoy Petualang Seks 4

Draft Amarah Para Buruh 23

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku

Amarah Para Buruh 18

Kisah Binal Dibalik Kulit Putihku

Jenni !! Wanita nekat akhirnya kena batunya

Suka Duka Terlilit Hutang

Skandal Sebuah Keluarga

Lizzy Amoy Peliharaan Pembantu 4