Langsung ke konten utama

Buasnya Nafsu Buruh Bangunan


Suasana saat itu berbeda dari biasanya karena meskipun masih siang hari namun langit terlihat agak gelap. Awan gelap meyelimuti hampir seluruh kota menandankan akan segera turun hujan yang cukup deras. Tepat didepan sebuah sekolah SMU Neger yang tekenal dikota itu nampak para siswa membubarkan diri dari sebuah ruang aula olahraga. Mereka mengakhiri latihan rutin paduan suaranya. Tawa dan canda khas gadis-gadis SMU mengiringi mereka bubar, satu demi satu mereka keluar dari halaman sekolah yang telah gelap itu. Sementara itu suara gunturpun terdengar pertanda hujan akan segera turun. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, adapula yang membawa mobil pribadi, dan ada juga yang menggunakan angkutan umum.


Aku sangatlah hafal dengan aktifitas anak-anak SMU ini, karena memang sudah hampir sebulan ini aku bekerja sebagai tukang bangunan disekolah ini yang memang sedang direnovasi. Usiaku memang sudah tidak muda lagi, saat ini aku berusia 42 tahun. Aku adalah seorang duda karena istriku sudah lama pergi meninggalkanku setelah mengetahui aku melecehkan salah satu keponakannya yang memang tinggal serumah denganku. Aku hampir saja dijebloskan kepenjara karena hal itu namun akhirnya masalah itu diselesaikan dengan cara kekeluargaan .

Sejak dulu nafsu birahiku memang berlebihan hingga istriku selalu kewalahan memenuhi keinginanku hingga akhirnya aku melecehkan keponakannya. Reputasiku diluar memang cukup baik karena aku dikenal sangat ramah pada para tetangga namun aku memiliki kelemahan kurang mampu mengendalikan birahiku yang kadang datang secara spontan.

Beberapa hari lagi sepertinya pekerjaanku merenovasi bangunan sekolah sudah hampir selesai hingga aku mulai memiliki waktu luang untuk bersantai ketika sedang bekerja. Kala itu aku dan temanku sering mencuri pandang kepada para siswi cantik yang bersekolah disana bahkan pernah juga aku melakukan onani ditoilet sekolah sambil membayangkan betapa nikmatnya tubuh mereka.

“yon ternyata murid perempuan disekolah ini cantik cantik ya. Ujar Lukman

“iya man bikin kita betah kerja disini walaupun bayarannya gak seberapa hehe.. ucapku sambil menghisap rokok.

“cantik juga kalau cuma bisa diliatin aja. buat apa man. Yang ada malah bikin pala bawah gua tambah mumet aja nih. ujar bonar.

“ohh hari ini kan kita terakhir kerja disini dan bayarannya pun sudah beres semua. Setelah ini kita semua mau pulang kampung kan ? Gimana kalau kita buat acara perpisahan aja hehe.. ujar Lukman

“ide lo boleh juga tuh. Kira kira acara apa yang seru. acara mabuk sampai pagi ? tanya Bonar

“kalau itu sih udah biasa nar. Kita buat acara yang lebih seru dan tak terlupakan hehe.. ujar Lukman. 

Di sekolah ini aku tidaklah sendirian karena aku masuk bekerja dengan dua orang sahabatku yang bernama Bonar Dan Lukman. Mereka berdua memang sudah cukup lama berkecimpung dibidang renovasi bangunan dan cukup berpengalaman. Usianya mereka berdua tidak cukup jauh denganku hanya beberapa tahun lebih tua saja. Bonar perawakannya tinggi besar rambutnya panjang dan kumal sedangkan Lukman bertubuh agak gempal dengan sedikit brewok diwajahnya.

Kami bertiga sengaja hidup berpindah-pindah tempat karena mengalami nasib yang sama yaitu sama sama pernah mengalami masalah kehancuran rumah tangga. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan renovasi kelas disekolah ini. Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup berpindah pindah. Diantara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling menarik perhatian kami. Aku sangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.

Alya namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal diatas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnyapun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu. 

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namun perasaan cintaku kepada Alya lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya disaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Alya ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Alya. Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah. Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu.

Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwaanak yang bernama lengkap Alya pramesti adalah seorang siswi smu swasta yang umurnya baru 16 tahun. Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra disekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal di negeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.

Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggota paduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa didalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah. Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini. 

Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Alya, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya dikala selesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya. Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

Posisinya kini bersujud dihadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat didalam dirinya. Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi. Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik didalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.

 

Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat. Sepertinya didalam hatinya dia menyesali, kenapa Heru supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Desy sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah disaat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan Fifi sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.

 

"Beres Yon..., pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok", terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki bangsal.

Ternyata Bonar dengan langkah agak gontai dia menutup pintu bangsal yang mulai gelap ini.

"OK...sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita tusuk aja kemaluan si Alya...", ujarku kepada Bonar sambil tersenyum. 

Kebetulan lingkungan sekolah itu memang tidak pernah dijaga saat malam hari hingga kami dapat dengan bebas berkeliaran disana. semua ini karena adanya masalah anggaran sekolah hingga pihak sekolah hanya bersedia membayar seorang penjaga sekolah saja pada siang harinya.

Maka tinggallah kami betiga bersama dengan Alya yang masih berada didalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi didalam gedung ini. Pak Heru sang supir yang menjemput Alya pastilah berpikiran bahwa Alya telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu.

Kupandang lagi tubuh Alya yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takutannya yang teramat sangat didalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan didalam bangsal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk kedalam bangsal itu, Bonar menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja. Kuhisap dalam-dalam rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Alya di teras sekolah tadi.

"Gue dulu ya....", ujarku ke Bonar.

"Ok boss....", balas Bonar sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar bangsal. 

Kudekati tubuh Alya yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok. Badan Alya kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya. Dari daerah pantat tanganku turun kebawah kedaerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk kedalam roknya serta naik keatas kebagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Alya ini, kuusap-usap terus menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.

Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Alya kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam sekolahnya sampai sepinggang.

"Waw indah nian....gadis ini" gunamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.

Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih. Sementara Alya terus menagis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini. Disaat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki.

Disaat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lobang kemaluannya. Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat disaat kukorek-korek lobang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Alya, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lobang kemaluan Alya. 

Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku denga tangan kiriku kearah bibir kemaluan Alya Pertama yang aku pakai adalah gaya anjing, ini adalah gaya favoritku. Dan...

"Hmmmpphhhh......", terdengar rintihan dari mulut Alya disaat kulesakkan batang kemaluanku kebibir kemaluannya.

Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lobang kemaluan gadis perawan ini. Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelobang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya. Kulihat badan Alya mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali menggeliat-geliat. Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya.

Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Alya saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.

Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lobang kemaluan Alya. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku kedalam lobang vaginanya. Kurasakan kehangatan disekujur batang kemaluanku, dinding kemaluan Alya terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku. Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam didalam lobang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding kemaluan Alya yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes. Ah...ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari gadis cantik ini. 

Sementara itu kepala Alya kembali tertunduk dilantai, desah nafasnya terdengar keras, badannya melemas. Setelah itu, aku mulai memompakan kemaluanku didalam lobang vaginanya. Kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya juga membantu memaju mundurkan tubuhnya. Badan Alya kembali tegang, rintihan kembali terdengar.

Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku, hingga tubuh Alya tersodok-sodok dengan cepat sesekali, badannya juga menggeliat-geliat. Raut mukanya meringis-ringis akibat rasa sakit diselangkangannya.

Hujanpun mulai turun dengan deras dan aku ingin menikmati rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari belakang, aku putuskan untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap mulutnya. Dan,

"Aakkk...akkkhh...oohh....ooh...iihh...oohh..", suara erangan Alya kini terdengar, kunikmati suara-suara itu sebagai penghantar diriku yang tengah menyetubuhi gadis ini.

Suaranya menggema diseluruh bangsal olahraga ini, namun masih tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Alya semakin terlihat kepayahan, tubuhnya melemah namun aku masih terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat. 

Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari lobang vaginanya dan kulihat darah berceceran membasahi selangkangannya dan kemaluanku. Sejenak Alya mendesahkan nafas lega, kubalik tubuhnya, dan kini posisi dia terlentang. Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga kedua pahanya menyentuh dadanya. Kulihat jelas kemaluan gadis ini, indah sekali. Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias disekitar bibir kemaluannya.

"Ohh..jangann bang kemaluanku sakit bang...ooohh... kemaluan Alya sakittt sekali..bang", terdengar Alya merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku.

Dengan menyeringai aku tindih tubuh Alya itu. Kembali aku benamkan batang kemaluanku didalam lobang vaginanya.

"Aakkhh...", Alya terpekik matanya terpejam, roman mukanya kembali meringis kesakitan dikala aku menanamkan batang kemaluanku kedalam lobang kemaluannya.

Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh Alya. Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Tubuh Alya kembali tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar pinggulku, yang membuat tubuh Alya kembali kelojotan, dari bibir Alya terdengar desahan-desahan halus

"Ohh...enngghh...oohh...ohhh...oohh...".

Setelah sekian menit lamanya aku menyetubuhinya, aku merasakan diriku akan berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan kucengkram erat dengan kedua tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat.

"Aakkhhh..." akupun menejan, tubuhku mengeras. Croot...croottt....croott... akupun berejakulasi, kusemprotkan spermaku didalam rahimnya. Banyak sekali sperma yang kukeluarkan menyemprot membasahi liang vaginanya hingga meluber keluar meleleh membasahi pahanya. 

Kulihat raut muka Alya saat itu nampak panik, sinar matanya menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan tatapan sayu dia memandangiku disaat aku mengejan menyemprotkan spermaku yang terakhir. Ahh nikmat sekali gadis ini, baru kali ini aku merengut keperawanan seorang gadis kota yang cantik. Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih tubuhnya yang lemah, sambil mengatur nafasku. Tubuhku berguncang-guncang akibat dari isakan-isakan tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara itu kemaluanku kubiarkan tertanam didalam lobang kemaluannya.

Kubelai-belai rambutnya, kukecup-kecup pipi dan bibirnya.

Terasa lembut sekali bibirnya, kumainkan lidahku didalam mulutnya, sejenak aku bercumbu mesra dengan Alya. Dia hanya terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya kusudahi permainanku ini, aku bangkit sambil mencabut kemaluanku.

"Ouugghhhh....", Alya merintih panjang saat kutarik kemaluanku keluar dari lobang kemaluan Alya.

Kulihat diselangkangannya telah penuh dengan cairan-cairan kental dan darah penuh membasahi bulu-bulu kemaluannya. 

Tak kusadari Bonar ternyata telah berdiri didekatku, dan rupanya dia telah telanjang bulat menunggu gilirannya, badannya yang kekar dan tinggi itu nampak semakin sangar dengan banyaknya gambar-gambar tatto yang menghiasi sekujur dada dan lengannya. Dengan rasa toleran sebagai seorang sahabat, akupun menyingkir dari tubuh Alya yang tergolek lemas dilantai. Aku ambil jarak beberapa meter dari tubuh Alya kemudian aku kembali merebahkan tubuhku. Dengan tiduran terlentang dilantai aku menggali kembali rasa nikmatku setelah melampiaskan nafsuku ke Alya tadi.

Sedang asyik-asyiknya aku istirahat, terdengar olehku bunyi sesuatu,

"Srett...sreettt...sreett...brett.." diikuti oleh isak tangis Alya yang terdengar kembali.

Setelah kuperhatikan, oh ternyata Bonar dengan sebuah pisau cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam Alya. Dengan kasarnya Bonar mencabik-cabik baju seragam putih Alya, termasuk singlet &BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Alya telah telanjang bulat, kedua buah payudaranya yang tidak begitu besar kini terpampang jelas. Termasuk juga rok abu-abu yang melilit dipinggangnya setelah kusingkap tadi dirobek-robeknya,

"Ouuhh...ammpuunn...bang jangan telanjangin Alya bang...ampun...", suara Alya terdengar lirih memohon-mohon ampun ke Bonar yang sepertinya tengah kalap kemasukan setan itu.

Setelah itu dengan gombal yang tadi menyumpal mulut Alya, Bonar membersihkan daerah kemaluan Alya. Dengan sedikit kasar Bonar mengusap-usap kemaluan Alya sampai-sampai tubuh Alya menggeliat-geliat.

 

“ah ampun bang kemaluan Alya sakit banget bang 

Akupun melihat Bonar Dan Lukman membawa tubuh telanjang Alya kelapangan ternyata ia ingin memperkosa pantat Alya dilapangan

"Aaakkhhhhh........".

Ternyata Bonar tengah menyodomi Alya. Posisi Alya kembali bersujud dengan kepala yang mendongak keatas, bola matanya terbelalak, wajahnya cantiknya terlihat miris sekali, mulutnya menganga membentuk huruf "O" dan Bonar berada dibelakangnya tengah asyik menanamkan batang kemaluannya yang besar itu ke dalam lobang anus Alya.

"Aakkhh...." Bonarpun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang kemaluannya dilobang pantat Alya.

Setelah itu lubang pantat Alya dihujani sodokan-sodokan batang kemaluan Bonar, Bonar melakukannya dengan gerakan yang cepat dan kasar sampai-sampai tubuh Alya terdorong-dorong dan tersodok-sodok dengan keras.Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Alya mungkin karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka.

Rasa sakit dan pedih kembali melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Bonar. Melihat ini Lukman kembali terangsang, nafsu birahinya kembali memuncak. Lukman bangkit dari rebahan untuk mendekati mereka berdua. Kemaluannya kembali ereksi melihat keadaan Alya yang tengah menderita disodomi oleh temannya. Perlahan ia mengamati wajah gadis itu dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun mengucur deras membasahi wajah cantiknya. 

Lukman dengan posisi berlutut berada didepan wajah Alya, yang masih mendongak kesakitan itu, sementara itu seluruh badannya terus tersodok-sodok karena ulah Bonar yang menggenjotnya dari belakang. Kini Lukman dan Bonar berhadap-hadapan sementara Alya berada ditengah-tengah kami. Bonarpun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan kesempatan padaku memposisikan diri.Ia meraih batang kemaluannya yang telah berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Alya yang masih menganga itu. 

Rasa dingin dan basah menyelimuti sekujur batang kemaluannya tatkala batangnya masuk didalam rongga mulut Alya. Selain itu ia juga merasakan kelembutan mulut dan bibirnya disekujur batang kemaluannya..Setelah itu kembali Bonar menggenjot tubuh Alya dari belakang. Lukman melirik  mata Alya menjadi sayu, nafasnya tersengal-sengal, Ia hanya berdiri santai saja, karena tubuh Alya yang bergerak-gerak maju mundur sebagai akibat sodokan-sodokan Bonar yang tengah mulai menyodominya kembali dari belakang. Lukman membelai-belai rambutnya yang indah, sambil menatap wajah dan badannya.

"Ahh..ahh...ah...", nikmat sekali rasanya mulut gadis ini, sambil memejamkan mata dan menikmati rokok Lukman terus merasakan kenikmatan di sekujur batang kemaluannya yang tengah dikulum keluar masuk mulut Alya.

Tidak lama kemudian Bonar semakin cepat menggenjot, memompa lobang pantat Alya, badannya semakin banyak mengeluarkan keringat, Lukman melihat dia sepertinya akan berejakulasi.Benar saja, tubuhnya nampak menggelinjang dan dan menegang, dari mulut Bonar keluar pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang penuh dengan kepuasan. Bonarpun berejakulasi dilubang dubur Alya.Setelah itu badan Bonarpun ambruk disamping badan Alya.Akan tetapi posisi Lukman masih tetap seperti semula, kemaluannya masih tertanam dimulut Alya. Ia membuang rokoknya dan dengan kedua tangannya meraih kepala Alya, kini dengan gerakan tangannya kepala Alya dimaju-mundurkan. Ah...nikmat rasanya, kemaluannya seperti dipijit-pijit dengan mulut Alya, bibir sensualnya melingkari batang kemaluannya, memberi rasa nikmat tersendiri, Ia merasakan lidah gadis itu menggelitik kepala batang kemaluannya, ah nikmatnya penuh sensasi. 

Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali Lukman akan berejakulasi, maka ia menggerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum batang kemaluannya. Dan, Lukman pun berejakulasi didalam mulut Alya, spermanya memancar keluar membasahi mulut hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar dari mulutnya.

Rasa nikamat yang tiada taranya kembali melanda sekujur tubuhnya. Ia mencabut batang kemaluan dari mulut gadis itu, dan Alya terbatuk-batuk sepeti akan muntah, samar-samar ia melihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan lendir kental sampai membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan sperma.

Wajahnya yang lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata sayu penuh dengan keputus-asaan serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian dia terjatuh lunglai dilantai, hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru tersengal-sengal dan isakan-isakan tangisnya. Lukman  kembali merebahkan tubuhku disamping tubuh telanjang Alya, akhirnya ia pun tertidur.

Setelah Lukman dan Bonar selesai melampiaskan nafsunya lalu aku pun kembali beraksi dan membalikan tubuhnya telentang dilapangan. Dengan tatapan penuh nafsu kupandangi wajahnya yang sudah kelelahan karena disetubuhi terus menerus. Batangku sudah menembus kemaluannya dan kugenjot tubuhnya dengan sekuat tenagaku hingga tersentak sentak.

Plak Plak Plak Plak.. genjotanku semakin lama semakin cepat saja dan bersamaan dengan itu kurremai buah dadanya yang montok hingga ia menggelinjang.

“arghh ampun bang.. aku udah gak kuatt.. ucap alya sambil meringisn kesakitan ketika liang kemaluannya terus kugenjot dengan kasar.

Keringat kembali membasahi tubuhku lalu kupacu tubuhku lebih cepat lagi hingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Beberapa saat kemudian kurasakan kepala penisku seperti berkedut lalu kuhentakan pinggulku dengan kuat.

“Jlebb… batangku menyeruak sangat dalam pada liang kewanitaanya sambil memuntahkan lagi cairan sperma. Walaupun tidak sebanyak sebelumnya namun cukup membuatku merasa puas dan lega sekali karena bisa mencapai puncak kenikmatan. 

Aku kelelahan dan tidak lama rupanya aku tertidur dan kemudian terjaga setelah kembali telingaku menagkap suara erangan-erangan dan rintihan-rintihan. Setelah aku bangun ternyata Bonar tengah menyetubuhi Alya, tubuh telanjang Alya ditiduri oleh Bonar. Dengan garangnya Bonar menggenjot tkemaluan Alya, iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh lemah Alya kembali terguncang-guncang. Kini nampak roman muka Alya telah lunglai sepertinya hampir pingsan, beberapa saat yang lalu masih kudengar suara rintihan lemah yang keluar dari mulut Alya namun kini suara itu hilang sama sekali. Tidak lama kemudian Bonarpun berejakulasi, kembali kemaluan Alya disiram dan dipenuhi oleh cairan sperma. Alya nampak tidak sadarkan diri dan pingsan.

Kami cukup lama menikmati tubuhnya yang sintal bahkan hingga berkali kali sampai puas. Birahiku yang tak tersalurkan selama ini berhasil kulampiaskan pada dirinya hingga membuatku merasa nikmat sekali. Sesekali kulihat kearah kemaluannya yang agak membengkak karena terus menerus kami genjot tanpa henti secara bergiliran bahkan lubang anusnya pun terlihat lecet akibat disodomi. 

Malam itu kami membakar seluruh pakaian seragam sekolahnya didalam sebuah tempat sampah hingga ia tak mempunyai baju lagi untuk dipakai setelah puas kami pun meninggalkan tubuh bugil Alya di tengah lapangan tanpa rasa penyesalan sedikitpun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4