Langsung ke konten utama

Chindo Seksi Jadi Rebutan 4



Perlahan-lahan orgasmeku yang ketiga mereda. Kuli-kuli itu memberikan kesempatan kepadaku untuk beristirahat sejenak. Penis Pak Kardjono masih didalam vaginaku dengan kondisi masih sangat tegang sedangkan penis Jupri sudah terlepas dari mulutku. Sebuah jari yang tadi ada di di dalam anusku perlahan-lahan mulai ditarik keluar. Gesekan antara jari dan dinding anus sangat terasa hingga membuatku sedikit mendesah.

"Gantian rek..., aku mau keluar nih. Rasanya nikmat banget. Sayang kalau cepat keluar. kata pak Kardjono dengan logat desanya.

"Sini aku duluan, pengen tau rasanya gimana?” kata kasiman yang memang masih perjaka

Ke empat temannya menyemangati kasiman yang sangat ingin merasakan bersetubuh dengan wanita. Kasiman tersenyum-senyum dan mendekatiku. Setelah itu perlahan-lahan aku di telentangkan sehingga penis pak Kardjono terlepas dari jepitan vaginaku.

Kasiman mengarahkan kepala penisnya ke lubang vaginaku dengan tangan kanannya. Setelah dirasa pas, dia langsung memasukkan penisnya dengan satu hentakan keras hingga aku terkaget, mataku melotot,mulutku menganga. Hentakan itu langsung membawaku di ambang orgasme. "Aaaaaccccchhhhhhhhhhh......... desahku

Begitu batangnya masuk sepenuhnya menembus dinding vaginaku, Kasiman langsung menghentakkan pinggulnya dengan irama cepat dan penuh tenaga. Setiap hentakan terasa menghujam dalam, membuatku terpaksa melengkungkan punggung untuk menahan gelombang sensasi yang tiba-tiba menyerbu. Nafasku tersengal, tubuhku bergetar, dan rasa panas itu menjalar begitu cepat ke seluruh tubuh.

Baru beberapa kali ia menggenjot, kudengar napasnya memburu disertai erangan tertahan. Tubuhnya menegang, lalu dalam sekejap aku merasakan semburan hangat yang memuntahkan seluruh hasratnya ke dalam diriku. Saat itu, tubuhku yang sudah berada di ambang klimaks tak mampu lagi menahan.

“Aaacccchhhhhh… emmmmmmhhhhhh…. erangku panjang, mataku terpejam rapat, tubuhku menggeliat hebat, setiap otot menegang lalu melemas seiring gelombang orgasme yang mengalir deras. Punggungku melengkung, jemariku mencengkeram sprei, dan getaran itu menguasai seluruh kesadaranku, membuatku hanya bisa pasrah tenggelam dalam puncak kenikmatan bersama Kasiman.

Sangat terasa sekali kalau dia tidak pernah bersetubuh. Penisnya berkali-kali menyemprotkan pejunya ke dalam vaginaku. Ini adalah peju pertama yang masuk ke dalam vaginaku selain peju suamiku.

“Rupanya perjaka tua sangat tak berpengalaman. Heheheh……..” kata Jupri

“Hahahaha…….” Keempat teman kasiman tertawa hampir bersamaan.

Setelah Kasiman mencabut penisnya dari vaginaku, kuli-kuli yang lain secara bergantian menyetubuhiku. Tak terhitung berapa kali aku orgasme. Kasimanpun turut ambil bagian lagi dalam menggilir aku. Setelah ejakulasi pertamanya, dia mulai bisa mengendalikan diri sehingga ejakulasinya lebih lama.

Pada saat salah satu dari kuli tersebut akan ejakulasi saat menyetubuhiku, mereka berganti posisi sehingga kuli yang akan mengalami orgasme jadi tertunda. Rupanya mereka benar-benar ingin menikmati tubuhku selama mungkin. Vaginaku sudah sangat sensitive. Orgasmeku terjadi secara beruntun dan terus menerus sehingga tubuhku menjadi lemas sekali. Semakin lama mataku menjadi kabur dan akhirnya gelap sama sekali. Aku tidak sadarkan diri.

Aku tidak tahu berapa lama aku pingsan. Saat sadar aku sudah berada di tempat tidur. Lampu kamarku sudah menyala. Aku mengingat-ingat peristiwa yang telah terjadi tadi siang, aku di gangbang oleh kuli-kuli bangunan yang baru aku kenal. Ku lihat melalui cermin yang ada di lemari pakaian,aku masih telanjang bulat.

Perlahan-lahan aku mencoba bangkit untuk membersihkan diri ke kamar mandi. Sebelum ke kamar mandi, aku mengambil pakaian terlebih dahulu di lemari pakaianku. Namun saat akan membuka pintu lemari, aku tidak bisa membukanya. Tidak ada kunci yang biasanya menggantung di lubang kunci pintu lemari.

“Aneh, kemana kunci lemariku…?” tanyaku dalam hati. Kemudian aku mencari daster yang tadi siang aku pakai di ruang tamu, ternyata juga tidak ada. Di belakang pintu kamar juga tidak ada pakaian yang biasanya menggantung di situ.

Setelah mencari kesana kemari tidak ada pakaian sama sekali yang bisa aku kenakan, aku melihat ada secarik kertas di atas meja rias. Ada pesan singkat yang tertulis pada kertas itu yang isinya.


“Maaf cik, seluruh pakaian enci kami masukkan ke lemari. Kunci lemari kami simpan supaya Enci tidak bisa membuka lemari dan mengenakan pakaian. Mulai sekarang sampai suami enci pulang, Enci akan telanjang terus. Kami hanya menyisakan handuk di kamar mandi. Gimana cik ?? Suka dengan ide kita kan?? Hehehe….”

Celaka......, sepanjang hari selama suamiku dinas, aku akan selalu telanjang. Bagaimana jika ada tamu ke rumah??, bagaimana jika aku perlu membeli makanan??, bagaimana jika aku harus keluar rumah??

Setelah membaca memo tersebut, badanku terasa panas dingin dan lemas. Bagaimana aku harus selalu telanjang dalam setiap aktifitasku selama beberapa hari ke depan. Jika ada tamu yang datang kerumah, pasti aku tidak akan bisa menemuinya karena kondisiku yang tanpa selembar kainpun menempel pada tubuhku. Belum lagi jika aku harus belanja ke tukang sayur yang biasanya melewati depan rumah.

Pikiranku menjadi kalut memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini namun disamping itu aku juga sangat penasaran dengan tantangan ini. Rasa penasaran ini membuat puttingku mengeras, vaginaku berkedut-kedut tanda terangsang. Kenapa aku menjadi begini?

Kuraba vaginaku, terasa sakit. Mungkin ke 5 kuli tersebut mengerjain tubuhku habis-habisan selama aku pingsan. Aku ingat betul saat masih sadar, bagaimana aku mengalami orgasme beruntun yang terus sambung menyambung hingga aku lemas dan akhirnya pingsan karena kehabisan tenaga. Setelah itu aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.

Sekarang aku merasakan sangat lapar. Perutku keroncongan minta segera diisi. Aku berjalan menuju lemari es untuk mencari apa saja yang bisa dimakan. Aku melihat ada nasi bungkus dan minuman teh di atas lemari es. Aku buka nasi bungkusnya, isinya adalah nasi goreng yang masih hangat. Tanpa berpikir panjang, aku langsung melahap nasi goreng tersebut sampai habis. Setelah makanan dan minuman habis, aku kembali ke kamar dan menonton tv.

Aku tersenyum sendiri mengingat apa yang telah terjadi. Rupanya kuli-kuli itu perhatian juga. Mereka menggarap aku di atas karpet di ruang tamu hingga pingsan. Setelah puas, mereka membawaku yang tidak sadarkan diri ke kamar untuk diistirahatkan. Lampu mereka nyalakan. Makanan dan minuman juga mereka sediakan sehingga saat sadar aku bisa langsung makan. Aku jadi tersanjung. Setelah lama mengingat-ingat peristiwa yang telah terjadi dan memikirkan apa yang akan terjadi besok, aku tertidur lelap sekali.

Tidak terasa, sinar matahari sudah menembus kamarku melalui celah-celah gorden di jendela. Aku bangun dan menggeliatkan tubuhku yang telanjang ini. Kemudian aku berjalan ke belakang untuk mandi dan keramas. Kamar mandiku menyatu dengan rumah tetapi pintunya menghadap ke belakang sehingga jika mau ke kamar mandi, aku harus keluar rumah dulu.

Saat itu aku melihat kasiman dan Jupri sedang mengaduk pasir dan semen di dekat pintu kamar mandi. Aku menjadi ragu untuk mandi karena harus melewati mereka dalam keadaan telanjang. Meskipun kemarin mereka sudah menikmati tubuhku dan mengetahui seluruh lekuk-lekuk tubuhku, tetapi rasa malu masih sangat mendominasi.

Aku berencana menunggu sampai mereka tidak berada di situ baru secepatnya aku masuk ke kamar mandi. Setelah mandi nanti aku bisa keluar dengan melilitkan handuk yang ada di kamar mandi sesuai memo yang mereka tulis. Rupanya aku cukup beruntung karena tidak lama kemudian Jupri dan kasiman di panggil pak Kardjono sehingga mereka meninggalkan tempat itu.

Begitu mereka sudah pergi, cepat-cepat aku masuk ke kamar mandi dan setelah sampai di dalam aku bernafas lega karena tidak ketahuan oleh mereka . Aku mandi dengan tenang hingga bersih. Setelah selesai aku keluar dengan melilitkan handuk pada tubuhku. Handuk ini cukup kecil, bagian atas hanya bisa menutup separuh payudaraku dan bagian bawah hanya 2-3 cm dari selangkanganku. Namun aku tidak punya pilihan lain, toh ini lebih baik dari pada tidak tertutup sama sekali.

“Pagi cik Elvina…. Segar banget, wangi lagi…Hhmmm….” sapa Jupri kepadaku.

“ Pagi juga……” aku menjawab dengan tersenyum manis. Mata Jupri dan Kasiman memandangi seluruh tubuhku dengan semangat sekali seolah-olah mereka bisa menembus handuk yang aku pakai. “Permisi ya… “ jawabku lagi sambil cepat-cepat mau masuk ke dalam rumah.

“Sebentar cik…keburu-buru amat sih…..” kata Jupri lagi.

“Ada apa..??” tanyaku

“bikinkan kami kopi panas donk… 5 cangkir aja..” pinta Jupri

“maaf Jup… aku gak bisa” aku menolak dengan halus.

“ Gak boleh begitu cik, Enci harus menuruti kemauan kami, dan kami tidak akan menyakiti Enci kok… kalau Enci gak mau nurutin kami…Hmmm…ntar enci nyesel lho…” ancam Jupri dengan halus pula.

“Emank kenapa…?” tanyaku mulai khawatir.

“Heheheh… ada deh… kami bisa melakukan apa aja lho cik….misalkan, kalau kami marah, kami bisa menyakiti enci, atau bisa memberikan foto enci yang lagi keenakan itu ke suaminya, atau..masih banyak lagi deh…hehehehe….” Jawab Jupri. Ancaman Jupri ini sangat halus sekali tapi resikonya sangat besar. Sekarang aku menjadi benar-benar khawatir.

“Iya cik…kemarin kami memfoto enci waktu ngesex ama kita…. Enci seksi banget lo..” timpal Kasiman.

“Eh, jangan…jangan….” Cegahku,

“i..iya deh, aku bikinkan. Bentar ya…”kataku dengan ketakutan. Toh hanya kopi, apa susahnya aku menuruti permintaan mereka itu. Mereka nampak senang dengan persetujuanku. Aku segera membuatkan mereka kopi. Setelah selesai aku taruh diatas nampan dan mengantarkannya kepada mereka.

Jupri dan Kasiman senang sekali, Pak Kardjono, Santo dan Nyoto yang baru mengetahui aku membuatkan kopi untuk mereka juga terlihat senang sekali. Mereka bersuit-suit menggodaku.

“wah..wah…wah… yang nganter kopi cantik dan seksi. Pasti kopinya enak tuh” teriak Nyoto

“Apalagi kalau di tambah susu… hahahaha….” Teriak Santo. Mereka semua tertawa senang sekali. Meskipun malu, mau tak mau aku menjadi tersipu mendengar godaan mereka. lelaki manapun pasti menggodaku karena tidak tahan melihat penampilanku saat itu (narsis.com). Aku mengantarkan kopi dengan hanya handuk kecil yang dililitkan ke tubuh saja.

“Stop dulu cik Elvina… tunggu sebentar” teriak Jupri.

Dia mendekatiku dan berkata “ begini lho mbak….”

Tangan Jupri menuju ujung handuk yang aku selipkan ke tubuhku dan menariknya pelan sehingga handuk tersebut melorot.

“Aih…………………” teriakku karena kaget. Handuk tersebut jatuh di bawah kakiku. Kini aku telanjang bulat di depan mereka sambil membawa nampan. Aku sama sekali tidak bisa menutupi payudara dan vaginaku karena membawa nampan berisi kopi panas. Kalau aku jatuhkan, kopi panas akan menyiram tubuhku. Aku hanya bisa berteriak malu tanpa bergerak. Payudaraku terpampang dengan putting yang tegang. Vaginaku juga terlihat jelas seolah-olah menggoda mereka untuk menjamahnya.

“Wooowwwww…. Indahnya…..” teriak Nyoto bersemangat. Wajahku semakin merah.

“ini di taruh dimana..?”tanyaku

“di sini aja cik…” jawab Pak Kardjono menunjuk tempat yang agak rata.

Aku berjalan kea rah yang di tunjukkan pak Kardjono. Pada saat berjalan, mereka semakin heboh. Payudaraku bergoyang-goyang indah dan pantat serta pinggulku melenggok-lenggok menggoda. Jantungku berdegub keras, aku merasa sangat seksi.

“Ah…terlanjur malu..ya udah…di nikmati aja” kataku dalam hati.

Begitu sampai ditempat yang ditunjuk pak Kardjono, aku meletakkan kopi-kopi tersebut dengan membungkuk, dan kedua kakiku sengaja tidak aku tekuk sehingga kedua payudaraku menggantung indah dan vaginaku menjadi terbuka dan bisa dilihat dengan jelas dari belakang. Siapapun yang ada di belakangku pasti bisa melihat vaginaku merekah dan basah oleh cairan.

“eeehhhh… jangan disitu nanti kena kotoran. Di sini aja…” kata pak Kardjono sambil menunjuk tempat yang ada di depannya. Aku tahu itu hanya alasannya saja tapi aku menurutinya

Aku mengambil kembali kopi-kopi yang sudah aku letakkan dan beralih ke tempat yang di tunjuk pak Kardjono. Di tempat itu, terpaksa aku harus berada di depan Pak Kardjono yang saat itu sedang berjongkok. Posisi pantatku tepat berada di depan wajah Pak Karjono sehingga saat akan meletakkan kopi, vaginaku yang sudah basah dan merekah sangat dekat dengan wajahnya.

Tiba-tiba “AAAHHH……………” aku kembali menjerit kaget karena merasakan ada yang lunak basah tepat menyentuh klitorisku. Aku tidak bisa menegakkan tubuhku. Masih ada kopi panas di tanganku. Aku menoleh ke belakang ternyata itu adalah lidah Pak Kardjono yang menusuk-nusuk klitorisku. Sangat nikmat sekali.

Klitorisku yang sejak tadi sudah mengembang karena terangsang terasa sangat sensitive terhadap sentuhan lidah Pak Kardjono. Aku memejamkan mata menikmati sentuhan itu. Sensasi dipermalukan dan rasa nikmat pada klitorisku membuat aku terlena sehingga cairan vaginaku semakin membanjir.

“Aku tidak boleh seperti ini, aku harus tetap jaga image sebagai wanita baik-baik” kataku dalam hati.

“Sssuuuudddah pak..ccccukup…” kataku terbata-bata kepada pak Kardjono. Cepat-cepat aku meletakkan kopi panas itu dan meninggalkan tempat itu, masuk ke dalam rumahku. Pak Kardjono sama sekali tidak menahanku.

Di lubuk hatiku aku berharap mereka menahanku, mempermalukan aku, den menggarap tubuhku seperti kemarin. Sampai aku masuk ke dalam rumah, mereka tidak mengejarku seperti yang aku harapkan. Aku sedikit menyesal kenapa tadi harus jaga image…

Di dalam rumah aku merasa kelimpungan. Birahiku menggantung menuntut untuk segera di tuntaskan tetapi gak mungkin aku minta kepada mereka. akhirnya aku putuskan untuk mencari kesibukan dengan membersihkan rumah supaya birahiku mereda.

Setelah beberapa saat, birahiku mereda. Aku menonton tv sambil tetap bertelanjang bulat. Lalu Jupri datang melalui pintu belakang. Dia menyuruhku untuk membuatkan makan siang untuk istirahat mereka. tanpa bisa menolak, akupun membuatkan mereka makan siang.

“Akan diapain lagi aku kali ini…?? Aduh…jadi deg-degan. Kok aku jadi suka ya….” Kataku dalam hati saat menyiapkan makanan buat kuli-kuli itu. Banyak pertanyaan tentang apa yang akan terjadi pada diriku setelah ini. Aku membulatkan tekad untuk menikmati perlakuan mereka tapi aku tetap berpura-pura menolak supaya image aku sebagai wanita baik-baik tetap terjaga.

Setelah selesai, aku mengantarkan makanan tersebut ke tempat mereka. Seperti tadi pagi, aku mengantar makanan dalam keadaan telanjang bulat dan diiringi godaan dan siulan mereka terhadapku. Kembali aku diliputi rasa malu dan terangsang akibat godaan mereka. langkah kakiku terasa berat karena salting, putingku mengeras. Kali ini godaan mereka semakin menjadi-jadi. Mereka berlima memujiku, menyanjungku sehingga aku tersipu-sipu malu. Tangan mereka juga jahil sekali.

“Aaaahhhh…..aduh….geliii…..” aku menggeliat kegelian bercampur kaget karena tiba-tiba Santo memelintir lembut putingku. Aku sama sekali tidak bisa menepis atau menghindar karena kedua tanganku membawa makanan. Aku hanya bisa menggeliat dan mendesah saja akibat colekan-colekan mereka yang nakal. Putingku sering menjadi sasaran korban kejahilan mereka hingga aku kegelian. Anehnya, dilecehkan seperti itu tidak membuatku marah namun justru aku menyukainya. Aku hanya tersipu-sipu dan menjerit kecil yang tentu saja membuat mereka semakin gemas.

Aku di suruh meletakkan makanan di tempat kopi tadi pagi namun kali ini tidak hanya pak Kardjono yang berjongkok. Setelah menjahiliku, mereka cepat-cepat berjongkok berjajar di dekat Pak Kardjono. Rupanya mereka ingin seperti Pak Kardjono tadi pagi dan tidak ingin melewatkan pemandangan indah di depan mata mereka.

“Tolong minggir donk,aku mau naruh makanan ini..” kataku

“Silahkan cantik…” jawab kasiman namun tidak menyingkir dari tempatnya jongkok.

“Kalian jangan disitu……” Kataku risih

“Gak pa pa sayang…………taruh aja makanannya disitu…….…”kata Pak Kardjono

Jantungku berdegub semakin kencang. Aku tau sebentar lagi pasti vagina dan klitorisku menjadi sasaran kejahilan mereka. ini membuat vaginaku semakin basah. Aku tidak bisa mengelak permintaan mereka. tadi pagi aja aku bisa meski ada pak Kardjono demikian juga kali ini.

“Awas…jangan macam-macam….” ancamku kepada mereka dengan genit. Akhirnya aku nekat meletakkan makanan di depan mereka yang sedang jongkok. Tentu saja ancamanku tadi tdk ada artinya. Begitu aku membungkuk, Santo langsung menyentuh klitorisku dengan lidahnya.

“Auh………!!” aku sedikit berteriak karena sentuhan lidah itu terasa geli sekali. Spontan aku berusaha menegakkan tubuhku tetapi ada yang menahan pundakku sehingga aku tetap merunduk. Aku melihat dari sela-sela selangkanganku, vaginaku tepat di depan wajah Santo.

“San, jangan gitu donk….Geli banget……..…… auh…………….!!!” Aku menjerit sebelum menyelesaikan perkataanku karena tiba-tiba santo kembali menyentuh klitorisku dengan lidahnya. Kemudian dia mulai menjilat-jilat vaginaku secara intens hingga membuatku mendesah-desah tanpa bisa menghindar. Posisi tubuhku masih merunduk.

Payudaraku yang menggantung menjadi bulan-bulanan Jupri dan kasiman. Mereka memilin-milin putingku, meremas-remas buah dadaku, dan menghisap-hisap putingku. Lubang anusku juga ada yang menggelitik. Lengkap sudah penderitaan birahi yang aku alami. Rangsangan dari seluruh penjuru tubuhku yang sensitive membuatku terlena.

Sayup-sayup aku mendengar suara handphoneku bordering dari dalam rumah. Nyoto bergegas mengambilkan handphoneku itu dan menyerahkannya kepadaku. Serentak mereka berhenti mengexplore tubuhku.

“Siapa cikk ???” Tanya Pak Kardjono

“Suamiku pak…” Jawabku panik

“Diterima aja cik, kasihan tuh suaminya..pasti kangen ama istrinya. Hehehehe…” kata Pak Kardjono lagi.

“I..i..iya pak……” jawabku sambil menegakkan tubuku.

“Halo pah….. gimana kabarnya….? Mama kangen banget pah….” Aku menjawab telepon suamiku.

“ Halo mah…papa baik-baik aja mah… mamah gimana??” Tanya Suamiku

“Baik Pah…………………. Kya…….!!!!” Aku menjerit kaget karena tiba-tiba Jupri dan kasiman mengangkat tubuhku dari sisi kanan kiriku. Paha kananku di angkat oleh Jupri sedangkan paha kiriku diangkat oleh kasiman sehingga posisi tubuhku terangkat mengkangkang. Vagina dan Anusku terbuka lebar. Tangan kiriku berpegangan pada leher kasiman sedangkan tangan kananku tetap mengangkat telepon.

“Kenapa mah… ada apa???” Tanya suamiku khawatir.

“Aaahhhhh………………….” Teriakku lagi karena kedua buah dadaku di kenyot oleh Santo dan Nyoto.

“Mah…mamah…… ada apa???....” suamiku semakin khawatir

“Eh papah, gak ada apa-apa kok. Cuma kecoa yang lewat kakiku pah…”jawabku berbohong. Mendengar itu, Jupri tersenyum menggoda. Mungkin dia merasa apapun yang dia dan teman-temannya lakukan pasti aman.

“Ooooo…. Kirain ada apa?? Mamah lagi ngapain nih?” Tanya Suamiku

Pak Kardjono jongkok di bawahku dan mulai menjilati vaginaku ke atas dan ke bawah secara berirama. Tubuhku kembali dirangsang dari berbagai tempat. Buah dada, vagina, anus, dan telingaku dijilat dan diciumi oleh mereka secara serentak.

“Eengg… ini pah, lagi nonton tv” aku menjawab pertanyaan suamiku sambil menahan rasa nikmat di sekujur tubuhku. Mati-matian aku menjawab agar suaraku terdengar normal.

“Mah, kayaknya papa agak lama di sini. Mungkin sekitar 2 minggu karena masalahnya sangat rumit. Mama gak pa pa kan?”kata suamiku

“Iya pah, gak pa pa kok” aku merasa suaraku agak berat. Nafasku memburu. Aku menjadi panik karena sudah diambang orgasme. Sementara di bawah sana pak Kardjono terus menjilati vagina dan anusku tanpa jeda. Aku member isyarat kepada kuli-kuli itu untuk berhenti karena suamiku akan mengetahui kalau aku orgasme tetapi mereka sama sekali tidak mengendorkan serangannya

“Mamah kenapa? Sakit ya??” suamiku terus bertanya. Mungkin karena dia mulai curiga dengan suaraku.

Aku bingung harus menjawab apa. Rasa yang sangat nikmat ini membuat aku tidak bisa berpikir normal. Celakanya, aku sudah tidak kuat menahan orgasme ini apalagi pak kardjono mulai menggelitik vaginaku dengan jarinya sementara lidahnya terus menjilati klitorisku.

“Perut mamah sakit??” Tanya suamiku.

“Iya pah. Aaaaacccchhhhhhhhhhhhhhh…………………………………………..!!” akhirnya aku orgasme hebat sekali hingga air pipisku memancar deras. Aku squirting lagi.

“Mah…” suamiku memanggil

“Aaacchhhhhhhhh…………………………!!” aku orgasme untuk kedua kalinya secara beruntun. Benar-benar sangat nikmat sekali. setelah itu akhirnya mereka menghentikan jilatannya pada tubuhku.

“Mamah…..”Suamiku memanggil lagi.

“I..i..iya pah… maaf pah…. Mama Diare sampai mengejan di WC… Perut Mama mulas pah…..”jawabku.

“Tapi suaranya kok kayak orang keenakan gitu…??” selidik suamiku

“Merdu ya pah???....biasalah pah…. Kalau orang cantik itu mengejan aja kedengaran merdu lo….. Xixixi….”aku mencoba bercanda supaya suamiku tidak makin curiga.

“bisa aja mamah…. Papah jadi nafsu nih” kata suamiku mulai relax.

Pada saat itu Pak Kardjono memasukkan lagi jarinya kedalam vaginaku dan aku merasa ada sesuatu yang mencoba masuk kedalam anusku. Hampir aku memekik karena kaget untungnya aku bisa mengendalikan diri.

“Udah ya pah, mamah mo konsentrasi nih. Ntar telpon lagi ya??” segera aku menutup telpon.

Mereka berlima kembali mengerubungiku, jemari dan tubuh mereka mulai merangsangku dari segala arah. Sentuhan-sentuhan itu cepat berubah menjadi serangan penuh, membuatku kembali dikerjain habis-habisan tanpa memberi sedikit pun waktu untuk bernapas lega. Setiap inci tubuhku mereka jelajahi, setiap titik sensitif mereka mainkan sampai tubuhku tak henti-hentinya bergetar.

Entah sudah berapa kali aku mencapai puncak, jumlahnya tak terhitung. Bedanya, kali ini aku tidak sampai pingsan seperti kemarin. Mungkin tubuhku sudah “terlatih” setelah pengalaman sebelumnya. Namun, setiap kali orgasme berikutnya datang, tenagaku semakin terkuras. Hingga akhirnya, tubuhku menjadi begitu lemas, bahkan saat puncak kenikmatan itu menghantam, aku hanya mampu membuka mulut, megap-megap tanpa suara. Erangan nyaring yang biasanya keluar saat aku orgasme kini hanya tinggal desahan lemah, seperti tenaga untuk berteriak pun telah hilang.

Kekuatan seksual mereka benar-benar di luar dugaan. Tidak ada yang mampu meragukan daya tahan dan keganasan mereka di ranjang. Di mataku, mereka adalah pria-pria gagah perkasa yang sanggup membuatku terus-menerus kelojotan, terjebak dalam pusaran orgasme tanpa henti, sampai rasanya aku sudah tak tahu lagi di mana batas kemampuanku bertahan.

Dilecehkan, dipermalukan, dan diperkosa di luar rumah membuatku merasakan sensasi yang sangat erotis. Tak terbayangkan jika teman-teman kulinya yang sedang membangun tempat lain tahu ada cewek cantik yang dengan senang hati diperkosa, pasti mereka akan ikut-ikutan. Itu artinya, akan semakin banyak cowok-cowok kasar yang mengerjain aku. Bayangan itu membuatku kembali orgasme walaupun hanya orgasme lemah karena memang aku sudah tidak punya tenaga sama sekali.

Diperkosa?? Benarkah aku diperkosa??

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jebakan Minimarket

Pengantin Brutal

Amoy Diatas Dongkrak

Jebakan Minimarket 2

Pemulung Sadis

Pengakuan Cici Pik

Tragedi Pasar Pecinan

Chindo Seksi Jadi Rebutan 6

Chindo Seksi Jadi Rebutan

Draft amarah para buruh 22