By : Juned29
Sudah hampir dua tahun aku menikah dengan Rani. Rasanya waktu berjalan cepat. Dulu kami masih pacaran saat sama-sama kuliah di kota, dan sekarang dia sudah jadi istriku. Dari awal kami memang sudah saling kenal cukup lama. Rani bukan perempuan sembarangan. Dia termasuk mahasiswi yang paling cantik di kampus. Kulitnya putih bersih, rambutnya selalu terawat, panjang sebahu, dan senyumnya gampang bikin laki-laki salah tingkah. Banyak cowok yang ngejar dia waktu itu. Aku sendiri juga sempat ragu dia bakal pilih aku. Tapi entah bagaimana, dia nerima aku dan kami akhirnya pacaran. Bertahun-tahun bersama, sampai akhirnya nikah setelah lulus.
Jujur aja, sampai sekarang pun aku masih sering terpukau lihat dia. Meskipun sudah jadi istriku, tiap kali dia jalan keluar kamar dengan tanktop atau cuma pakai daster pendek, pikiranku langsung ke mana-mana. Apalagi ukuran dadanya yang 36B—cukup untuk bikin aku bereaksi walaupun kami sudah tidur bareng hampir tiap malam selama dua tahun ini. Intinya, secara fisik aku masih sangat tertarik sama dia. Rani itu tipe perempuan yang bisa bikin laki-laki terus tergila-gila meskipun sudah sah.
Tapi beberapa bulan terakhir ini, rasanya ada yang berubah. Mungkin kelihatan sepele, tapi buatku cukup mengganggu. Mulai sekitar dua bulan lalu, Rani sering banget pulang malam. Awalnya aku nggak curiga karena dia memang kerja di perusahaan besar dan kadang ada tugas ke luar kota. Tapi lama-lama jadi terlalu sering. Hampir setiap minggu, selalu ada alasan tugas luar kota atau meeting sampai malam. Biasanya dia pulang jam 7 atau 8 malam, tapi belakangan ini bisa sampai jam 11 malam. Pernah juga tengah malam baru sampai rumah. Aku sempat tanya kenapa gak kabarin lebih dulu, dia cuma jawab, “Maaf, sibuk banget. Hape sempat lowbat.”
Selain itu, pas lagi di rumah pun dia kelihatan beda. Bukannya ngobrol atau santai bareng aku di ruang tengah, dia malah lebih sering sibuk dengan HP-nya. Bisa berjam-jam dia cuma duduk di sofa atau di ranjang sambil scroll layar hape. Kadang sambil senyum-senyum sendiri, kadang malah ketawa pelan sambil ngetik. Aku sempat tanya, “Chat sama siapa sih? Kok seru banget?” Dia jawabnya santai, “Kerjaan, deadline minggu depan.” Tapi rasanya aneh. Masa kerjaan bikin orang ketawa-tawa?
Dulu dia suka cerita banyak hal. Mulai dari teman-temannya di kantor, gosip remeh, sampai keluh kesah soal kerjaan. Sekarang, jangankan cerita, kadang aku tanya aja jawabannya seadanya. Kaya nggak tertarik ngobrol sama aku. Kalau aku ajak nonton film bareng, dia bilang capek. Kalau aku sentuh dia atau mulai manja-manja dikit, dia bilang lagi gak mood. Semuanya serba dingin, serba jauh. Padahal dulu kami nggak pernah begini.
Malam-malam yang dulu sering kami habiskan dengan obrolan ringan sebelum tidur, sekarang lebih banyak diisi dengan diam. Dia sibuk sama HP, aku akhirnya main game sendiri di pojok kasur. Kadang aku lihat wajahnya dari samping, mencoba cari tanda-tanda apa sebenarnya yang dia rasakan. Tapi yang aku lihat cuma wajah datar, seolah dia nggak ada di sini.
Satu malam aku iseng ngecek lokasi terakhir dia lewat aplikasi pelacak yang aku install diam-diam di HP-nya. Ternyata dia gak ke kota tempat dia bilang dinas. Lokasinya justru di daerah lain. Bukan tempat kerja, bukan kantor cabang, bukan juga hotel tempat biasanya dia nginap kalau lagi ada proyek luar kota. Aku gak langsung konfrontasi. Aku cuma simpan info itu, pura-pura gak tahu, sambil terus memperhatikan gerak-geriknya.
Aku gak tahu apakah aku terlalu curiga atau memang ada sesuatu yang disembunyikan Rani. Tapi firasatku bilang, ada yang gak beres. Aku cuma belum tahu harus mulai dari mana untuk cari tahu kebenarannya. Aku masih sayang sama dia, masih ingin mempertahankan pernikahan kami. Tapi aku juga gak mau jadi suami yang dibodohi tanpa tahu apa-apa.
Dan malam ini, dia belum pulang lagi. Alasan kerja. Katanya ada tender proyek mendadak, harus ketemu klien di luar kota. Tapi aku gak yakin. Dan aku tahu, cepat atau lambat, semua ini harus aku hadapi.
Suatu ketika aku melihat ia sedang santai di bangku sambil main hp di rumah. Saat ia sedang pergi ke kamar kecil lalu diam diam aku mencuri kesempatan dengan membuka aplikasi pesannya. Aku sangat terkejut karena ternyata Rani sedang chatting dengan seorang pria dan obrolannya nampak sangat mesra. Aku membacanya dengan terburu-buru hingga perasaanku menjadi tak karuan setelah mengetahui hal itu.“Ah gila ternyata istriku selingkuh selama ini! Pantas saja ia sering keluar kota. Kataku dalam hati.
Aku berusaha menahan diri dan bersikap seolah tak tahu apa-apa sambil berpikir apa yang harus kulakukan. Esoknya tiba-tiba terbesit sebuah rencana gila dalam pikiranku. Aku tak ingin terjadi pertengkaran apalagi melabrak laki-laki itu. Tak ada gunanya! Aku cuma ingin memberi pelajaran kepada istriku tsb.
Aku segera mengontak beberapa kawan-kawan lamaku dulu. Mereka adalah Joko, Doni, Robi dan Boncel. Semenjak masa kuliah dulu kami memang sering sekali melakukan pesta seks bersama namun setelah menikah aku tak pernah lagi melakukannya.
Dan kini aku terpaksa harus mengontak mereka lagi karena memiliki rencana untuk memperkosa istriku secara bergiliran.
Rencananya aku memang akan mengajak istriku Rani untuk berlibur ke sebuah vila diluar kota yang udaranya cukup sejuk lalu nantinya aku akan berpura-pura pergi keluar untuk membeli rokok dan meninggalkannya sendirian disana.
Seusai rencana maka pada hari Sabtu pagi aku berhasil mengajak Rani untuk pergi berlibur ke sebuah villa yang telah kupesan sebelumnya. Kebetulan jalanan saat itu memang tidak terlalu ramai sehingga kami dapat dengan cepat tiba disana tanpa harus terjebak dalam kemacetan.
Setelah turun dari mobil lalu kami pun menemui seorang penjaga vila yang bernama pak sapri yang usianya sudah lumayan tua dan rambutnya sudah memutih semua.
“gimana pak sudah siap vilanya ? ujarku
“ohh sudah beres pak Hendi. Semuanya sudah saya bersihkan jadi bapak tinggal masuk aja hehe.. ujar pak Sapri
“wah suasana disini enak juga ya. Terasa berbeda dengan vila yang lainya. Ujar istriku
“Sekali-kali kita bulan madu lagi dong sayang biar ga stress hehe ? kataku genit.
Rani sepertinya sangat menyukai suasana liburan disana karena selama ini ia terlalu sibuk denga perrupanya menyambut gembira ide ini. aku cek in sekitar jam 14.00 dan bermesraan sebentar dengannya.
1 jam kemudian rencana mulai dijalankan. Joko dan lainnya sudah menunggu di lobby. Aku ijin untuk keluar beli rokok. Kebetulan di hotel ini pintu kamarnya tak dilengkapi dengan lubang pengintip. Jadi kalao ada tamu yang ketok pintu, Rani tak bisa melihat siapa di luar.
Aku keluar dengan alasan beli rokok. Sedangkan Rani aku suruh untuk berpakaian seksi. “kamu jangan pake baju ya sayang. Pake BH dan CD aja ato pake lingerie tapi jangan pake daleman. Biar seksi. Ntar papah balik kita langsung main” pintaku. Rani tersenyum genit seraya setuju dengan usulku.
Aku turun ke lobby dan melakukan brifing terakhir dengan Joko, Doni, Roby dan Boncel. Mereka sudah menyiapkan sebuah lap dan obat bius. Rencananya nanti mereka akan mengetok pintu kamarku. Rani pasti mengira itu aku. Ia sudah kusuruh mengenakan baju seksi. Dan saat buka pintu, Joko cs akan langsung menyrebu masuk dan membekap Rani dengan obat bius kemudian menggarapnya.
Tok tok tok… pintu diketuk dan tak lama kemudian dibuka pelan. Rani agak ngumpet di balik pintu karena ia cuma
memakai tanktop dan CD. Boncel langsung nerobos masuk dan secepat kilat membungkam Rani dengan obat biusnya. Belum sempat istriku teriak, ia sudah keburu teler.
setelah sebelumnya melepas tanktopnya. Setelah itu Joko memberikan obat penawar bius yang diolesi di depan hidung Rani. Sekejap Rani terbangun dan kaget menyadari dirinya sedang terikat tanpa baju dikelilingi 4 bertopeng.
Sebelum sempat teriak, Boncel sudah mengeluarkan pisau duluan dan mengancam istriku, “heh kamu jangan teriak, ato kami akan bunuh kamu sekarang juga. Jadi jangan macam2” bentaknya. Rani yang ketakutan setengah mati langsung menurut. “Pokoknya lo nikmatin aja, layanin kita2 sampe puas dan jangan teriak ato lapor siapa2, kecuali lu mau mati sekarang” timpal Doni. Joko kemudian menutup mata Rani dengan kain hitam. Istriku kini dalam kondisi duduk terikat tangannya dan matanya ditutup.
Kini giliranku masuk kamar. Ah gila! Istriku hanya memakai CD yang sudah turun sedengkul dan tanpa BH. Rancana tahap awal berhasil! Matanya tertutup rapat dan ia tampak ketakutan. Ini sebuah pemandangan yang menggairahkan. Ke 4 kawanku sekarang sudah mulai buka celana dan terlihat kontol2 mereka sudah mulai mengacung keras. Ah permainan segera dimulai!
Joko, Doni, Roby, Boncel mengelilinginya. “heh dengerin ya manis, kalo kamu diem dan nurut kita juga nggak akan nyakitin kamu. Jadi kamu turutin aja apa yang kita mau” ancam Boncel yang memang kutunjuk jadi ketua geng perkosaan ini. Rani didudukan di kursi yang menghadap ke kasur. Joko memulai aksinya dengan meremas-remas dada Rani dari belakang sambil menciumi pipinya. Aku dengan leluasa merekam dan memotret semua adegan ini.
“oooohhh..jangaaan, ampuuuuun” Rani memelas. Tapi sesuai arahan dariku, Boncel mulai membentak “heh lo mau mati disini? Ni golok udah tinggal sabet aja ke leher lo.. udah lu diem aja!” bentaknya. Rani kemudian terdiam. Joko melanjutkan aksinya menggerayangi tubuh istriku. Tiba-tiba Joko menarik CD Rani dengan kencang. Rani kini bugil sepenuhnya sambil duduk terikat tak berdaya.
Aku tahu Rani mulai sangat ketakutan. Tapi justru itu yang membuatku makin terangsang. Aku ingin lihat ia
disiksa secara seksual, bergiliran hingga lemas. Aku ingin lihat ia disetubuhi tanpa henti semalaman, diikat tangannya, kakinya, disodok memeknya dengan banyak kontol dan dilumuri wajah dan tubuhnya dengan sperma. Aku ingin lihat Rani dientot bergilir.
Doni kini membuka celananya dan terlihat kontolnya yang sudah ngaceng dengan urat-urat di sekelilingnya.
Ia berdiri di depan Rani. “ayo manis, isep ni” katanya sambil menjambak rambut Rani dan menekan kepalanya ke kontol yang sudah keras itu.
“mmmmmmmmppfffffff”….. Karna takut, Rani hanya menurut saja dan kini ia sedang menyepong kontol Doni.
Aku memotret adegan itu dengan kontolku yang ngaceng juga. Doni menjambak dan menahan kepala istriku sambil menyodok-nyodok mulut Rani dengan kontolnya. Aahhh nafsuin sekali!
5 menit kemudian Doni membenamkan kepala Rani ke kontolnya dan crrooot..crooott.. Doni menyemburkan spermanya ke mulut istriku. Rani terbatuk batuk dengan mulut belepotan peju. Aku merekamnya dengan video di hapeku. Kemudian Joko, Roby dan Boncel juga melakukan hal yang sama. Mereka menggilir mulut Rani dan memuntahkan peju di mulutnya.
Lebih 30 menti istriku disuruh giliran mengoral 4 pria itu dan kini mereka melepaskan tali ikatannya. Aku kembali ngumpet di kamar mandi karena mereka akan membuka tutup mata Rani. Ke 4 pria itu kini kembali memakai masker di wajah agar tak dikenali.
Mereka menarik Rani ke ranjang dan menelentangkan tubuhnya yang telanjang bulat. Joko kembali mengikat tangan Rani ke dua ujung ranjang dan kakinya. Rani kini terlentang terikat membentuk huruf X. joko sengaja menarik kencang ikatannya agar Rani tak bisa berkutik. Ke 4 pria itu mulai menegrubuti istriku.
sedang dekurubuti oleh 4 pria haus seks.
“toloooong..jangan perkosa saya” Rani berkali-kali memohon. Tapi keempat pria itu semakin brutal memainkan tubuh istriku. Doni kini bahkan sedang membuka lebar memek istriku. “wah memek lu lebar banget..lu sering dientot ya?” kata Doni sambil tertawa.
Boncel asik meremas dan menggigit puting susu Rani dengan ganas. “toket lu mantep banget nih, kalo diestrum pasti bakal asik” katanya.
Hampir 15 menit adegan itu berlangsung, Joko kini mengambil posisi di depan istriku. “ayo manis kita ngentot sekarang,” katanya. Joko memasukkan kontolnya ke liang vagina istriku. “aaahhhhhhhhhhhh sakiiiiiiit” rintih Rani. Tapi Joko tak peduli. Rintihan itu justru menambah nafsunya. Pantatnta mulai digenjot, kontolnya mulai memompa memek istriku. Makin lama makin cepat. Aku melihat Rani hanya bisa meringis dan kadang membuka mulutnya dan kemudian dikulum oleh mulut Joko. Setelah dientot hampir 30 menit, akhirnya Joko memuntahkan spermanya di atas perut istriku.
Ke 3 pria lain segera memperlakukan hal yang sama pada Rani. Ia digilir habis2an dan disemprot sperma. Doni menyemprotkan spermanya di wajah istriku dan setelah itu menyuruh istriku untuk membersihkan kontolnya dengan mulutnya.
“ayo isep ni sampe bersih” kata Doni.
Rani kini dilepas ikatannya dan disuruh berlutut di lantai depan kasur dalam keadaan bugil dan lemas. Aku mengikuti adegan ini dengan mengintip melalui pintu kamar mandi yang kubuka sedikit. Kuatir kalau-kalau tutup matanya terlepas. Rani masih lemas tapi Doni dan Roby menyeretnya. Adegan itu membuatku makin terangsang. Istriku yang bugil tak berdaya diseret-seret di lantai. Kebetulan kamar hotel cukup luas karena aku memesan kamar suite. Ia kemudian disuruh nungging. Aku bisa melihat Rani mulai panik wajahnya.
“nah kita mau rasain nikmatnya pantat lo” kata Joko
2 tahun kami menikah Rani memang tak mau melakukan anal. Kali ini aku akan menyaksikan bagaimana kontol-kontol kawanku ini menjebol anus istriku satu persatu dan tentunya aku juga mendapat giliran.
Joko kemudian meraih kedua tangan Rani dan mengikatnya seperti seekor bebek. “Nikmatin aja ya sayaang.. kita mau ngerasain pantat seksi lo!” kata Joko. Rani semakin ketakutan dan lemas. Tak apalah! Aku ngaceng abis melihatnya.
Dimulai dengan Roby, pemuda Flores yang kekar dan punya kontol paling besar ini mulai menggesek2an kontolnya pada lubang anus istriku. Dan pelan2 kontol gede itu mulai menerobos anus Rani. Terdengarlah teriakan panjang yang sangat seksi. Wajah Rani menahan sakit luar biasa, mulutnya menganga dengan wajahnya ke atas. Ia menahan sakit dan sekaligus nikmat.
Roby terus menggenjot kontolnya di anus Rani sambil meremas toketnya dari belakang. Doni yang tak tahan lagi,
mengambil posisi di depan istriku dan menjambak rambutnya.
Doni kemudian melepas ikatan tangannya. Ia dibiarkan terbaring di lantai dengan peju yang belepotan di pantat dan mulutnya. Aku semakin ngaceng melihat adegan ini sambel merekamnyadengan video.
Rani hanya diam saja tak berdaya. “ampuuuunn.” katanya lirih. Joko kemudian memerintahkan untuk membawa Rani ke kamar mandi. “ayo sekarang lu mandi dulu” kata Joko. Istriku diseret ke kamar mandi dan dimandikan oleh Doni, Joko dan Robi. Sementara aku dan Boncel menyiapkan siksaan berikutnya: sebuah alat setrum.
Cukup lama mereka memandikan Rani. Ternyata Rani sedang diikat tangannya ke atas shower sambil tubuhnya
dilumuri sabun dan dikobel memeknya. “ayo manis sini dimandiin juga dalemnya” kata Joko sambil mengorek vagina istriku.
Selsai dimandikan, mata Rani kembali ditutup dan diseret ke kasur. Boncel kembali mengikat tangan dan kaki Rani membentuk huruf X. namun kali ini kaki Rani dibuka lebih lebar. Bahkan memeknya kini terlihat lebih menganga lebar. Doni kemudian mengambil kabel2 dengan jepitan di ujungnya. Ia kemudian menjepit puting susu Rani dan sebagian lagi dijepitkan di bagian klitoris.
“tadi enak nggak dientot rame-rame?” tanya Boncel. Rani hanya diam saja tak menjawab. Dan kemudian
bbzzzzzzzzzzztttt…. aliran listrik mengalir ke sekujur pentil dan klitorisnya.
“aaaaaaaawwwwwhhhh” Rani teriak sambil meringis dan menaikkan pantatnya. Toket dan memeknya disterum!
“jawab.. enak nggak tadi dientot?” bentak Boncel.
“mmmm…iyaaaaenaak.. jawab Rani lirih dan disambut tawa kami.
“ngemut kontol gue enak nggak?” timpal Doni dan Rani hanya bisa menjawab pelan “iyaaa enak bang” dan kemudian aliran listrik kembali menyengatnya.
Siksaan ini terus berlangsung hingga Rani akhirnya lemas dan nyaris pingsan. Tapi aku belum puas. Sebagai penutup, aku menyuruh mereka untuk kembali memperkosa Rani bergiliran.
Pukul 23.00, semuanya selesai dan kami meninggalkan kamar. Aku juga ikut keluar dan 15 menit kemudian aku masuk kembali dengan scenario cerita yang sudah kami rancang. Pintu kamar kuketuk dan agak lama baru dibuka. Kulihat Rani dengan wajah kucel, matanya sembab. Aku pura2 bertanya, “ada apa sayang? Kamu nangis ya? Maaf papah lama beli rokoknya. Tadi papah dicopet tapi copetnya ketangkep trus papah harus ke polisi buat laporan. Hape papah lowbat jadi nggak bisa telpon” Rani diam saja dan hanya menjawab “aku..tiba2 nggak enak badan. Aku istriahat aja ya malem ini?”
Akupun mengiyakan dan berlagak bodoh sambil tersenyum kecil. itu hukuman kecil karna kamu selingkuh dibelakangku.
Rasain loe lonte...wakakakaka
BalasHapus