Langsung ke konten utama

Liburan Nikmat Di Rumah Kakekku


Waktu masih kecil aku sering diajak berkunjung kerumah kakekku yang berada dipinggiran kota. Suasan disana masih begiti asri karena banyak ditumbuhi pepohonan dan udaranya pun cukup sejuk. Sudah sangat lama aku tak berkunjung kesana karena kesibukan kedua orang tuaku dalam bekerja. Namun demikian kakek sering datang berkunjung kerumah dan membawa banyak buah buahan hasil panen sebuah kebun kecil yang ada dibelakang rumahnya.

Suatu ketika saat sedang liburan sekolah aku pun diajak menginap dirumah kakekku yang hanya tinggal seorang diri dirumahnya.
Aku merasa senang sekali karena bisa mengisi liburan sekolahku dengan menginap disana Karena pada dasarnya selama ini aku memang cukup dekat dengan kakekku. Setelah menempuh ujian aku merasa pikiranku sedikit lelah hingga butuh suasana baru untuk menyegarkan diri.

Selama menginap dirumahnya kakek sering mengajariku berbagi hal mengenai bercocok tanam dikebun belakang rumahnya. Dan semua itu nampak menyenangkan bagiku karena bisa mempelajari berbagai hal baru yang tak pernah kuketahui selama ini.

Suatu pagi setelah selesai menyantap makan pagi bersama kakekku diruang makan. Saar itu Aku melihat kakek sedikit termenung dan setelah kutanya ternyata aku baru tahu kalau selama ini ia merasa kesepian semenjak tinggal sendiri dirumahnya. Kepergian istrinya nampak meninggalkan kepedihan dalam dirinya sehingga ia nampak tak bersemangat lagi menjalani hidupnya. 


Karena merasa kasihan maka aku berusaha menghiburnya hingga ia mulai bisa tersenyum kembali. Setelah itu kami menuju kebelakang rumah untuk membersihkan kebun.

Kulihat kakekku nampak begitu terampil merawat tanamannya mulai dari pohon buah hingga berbagai tanaman bunga tumbuh subur disana hingga terlihat begitu menyenangkan.

Walaupun sudah cukup tua dan rambutnya agak memutih namun tenaganya masih lumayan kuat hingga ia mampu mencangkul tanah dengan begitu cekatan.

Karena merasa penasaran dengan yang namanya mencangkul maka aku pun memintanya untuk mengajariku. Aku meraih cangkul tsb dan kakekku sepertinya melihat kesalahan ketika aku sedang menggunakannya.

Ia pun mendekat dan memegang tanganku seolah sedang mengajariku cara menggunakan alat tsb dengan benar.

"Wah cara pegangnya salah mel. Sini biar kakek ajari kamu cara memakainya. Ujar kakek.

"Iya kek.. Aku pikir gampang ternyata susah juga ya hehe.. Jawabku

Kakekku berdiri dibelakang tubuhku sambil mendekap dan mengajariku cara mencangkul yang bener.

Ia pun membantu menggerakan tanganku untuk mencangkul tanah secara perlahan. Semakin lama kurasakan deru nafas kakeku semakin memburu namun aku tak ada pikiran negatif sama sekali saat itu. Aku berpikir mungkin kakekku sedang kelelahan hingga nafasnya begitu memburu.

Ia terus mendekap tubuhku dari belakang dan kurasakan dekapannya makin erat saja. Sambil memeluk kurasakan rambutku mulai dicium olehnya. Aku pun mulai sedikit rusuh dengan perlakuannya apalagi ketika ia semakin berani mencium leher dan bagian pundakku.

Aku berusaha melepaskan diri dari dekapannya namun dekapannya terlalu kuat hingga aku tak berkutik.

"Eehhh.. Lepaskan kek... Ujarku sambil meronta dan menoleh kebelakang.

Bukannya melepaskan ia malah mencium bibirku dari belakang hingga membuatku semakin panik.

"Jangan kek.. Lepaskan.. Aku gak mau...

"Aduh kakek udah gak tahan nih sel.. Kamu bantu puaskan kakek ya..

Jangan kek.. Jangan.. Aku meronta lagi namun herannya rontaanku terlihat tak bertenaga dan terkesan membiarkan kakekku terus men mencumbuiku.

Tangan kakekku mulai meremas buah dadaku dari belakang dan memberikan sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Tanganya semakin ganas saja dan rambutku kembali disibak olehnya hingga bagian samping leherku terlihat jelas. Ia langsung menciumi leherku dan mencupangnya hingga memerah.

Aaah... Kek... Shhh... Aku melenguh menahan gairah yang mulai timbul dalam diriku. Mataku terpejam seolah sedang menikmati semua rangsangan yang diberikan olehnya.

Kini tubuhku dibalikan hingga menghadap kearahnya. Sambil mendekap ia mengelus pipiku sambil memandangi wajahku dengan tatapan yang dipenuhi nafsu.

"Gimana mel.. Enak kan tadi.. Kakek lanjutkan ya.. Ujarnya sambil membelai rambutku.

Aku terdiam dan hanya bisa mengangguk pelan sebagai tanda persetujuan. Aku merasa tak percaya dengan kelakuan sendiri yang seperti mengijijnkan kakekku untuk terus melecehkan tubuhku.

Tiba tiba ia mendekatkan wajahnya lalu mencium bibirku dengan lembut. Aku masih terdiam seperti tak percaya dengan kejadian ini namun gairah dalam diriku kembali muncul ketika tangannya meremasi buah dadaku lagi.

Tak hanya itu kakekku juga meremasi pantatku dengan tangan yang satunya lagi. Tanpa kusadari aku semakin terlarut dalam permainan terlarang ini dan mulai membalas lumatan bibirnya.

Dalam waktu singkat kami pun saling berpagutan dan rasanya sungguh nikmat sekali karena ia adalah pertama kalinya aku berciuman dengan laki laki.

Ironisnya hal ini tak kulakukan dengan laki laki idaman hatiku melainkan dengan kekekku sendiri.

Cukup lama kami berciuman dan bercumbu mesra dibelakang halaman rumah yang asri tsb. Rasa nikmatnya seperti menyihir kami berdua sehingga tak mau berhenti melepaskan pagutan bibir kami.

Kemudian kakek membawaku kedalam. Kamarnyaaku bawa dia kedalam kamarnya dan disana aku melihat kasur yang sudah rapi dengan bantalnya. Ia Menyuruhku berbaring disana setelah itu ia mencium wajah, pipinya dan juag bibirku. Kami pun saling melumat bibir kami masing maisng. Mungkin karena sudah berpengalaman maka ia begitu lihai memainkan lidahnya didalam mulutku.

Dia melumat bahkan mengulum bibirku. Saat itulah kakek berusaha membuka bajunya sementara aku hanya mengenakan baju daster yang dapat dibuka dengan mudah olehnya.

Setelah tubuhku telanjang bulat lalu ia pun segera mengambil posisi diantara kedua pahaku yang mengangkang untuk menancapkan batangnya kedalam kemaluanku. Perlahan kepala penisnya mulai membelah liang kewanitaanku dan rasanya sangat nikmat sekali. Ia tarik sedikit keluar lalu didorong lagi lebih kuat agar masuk lebih dalam.

"Arggghh sakit. Kek... Aku mengerang ketika batangnya hampir amblas seluruhnya. 
"Tahan aja mel...  Nanti juga bakal enak koq.. Percaya deh sama kakek.. Nanti pasti kamu ketagihan.. Ujar kakekku 


Sambil membelai rambut dan wajahku akhirnya ia pun menggerakan pantatnya seraya menggenjot tubuhku.

“oughh sshh.. Mel tubuhmu nikmat sekali. Ayo Puaskan kakek sayang..
"Emhh... Sshh pelan pelan aja kekk.. Ouchh..
"aahh... kalau pelan kurang nikmat mel.. Kamu tahan saja.. Sshh.... 

Ia tidak dapat menahan rasa nikmat dari rasa hangat kemaluanku. Kakek pun bergerak sambil mendesah desah menikmati kehangantan itu. Tapi sejauh ini ia belum cepat menggoyangnya. Karena ingin menikmati lebih lama hangatnya kemaluanku. Ia goyang sambil terus mencium wajahku sampai akhirnya tak sabar juga dengan bergerak cepat keatas dan kebawah membuatnya semakin keras menancapkan batangnya pada kemaluanku.

"Aahhh... Kekk. Terus emhh.... Enakkk..sshhhh... Ujarku sambil mendesah desah diatas ranjang.

Semakin lama irama genjotannya semakin cepat hingga tubuh mulusku tersentak sentak dan Buah dadaku bergoyang kesana kemari dan membuatnya ingin sekali meremasnya. Sambil terus menggenjot ia meremasi buah dadaku dan sesekali melumat putingku dengan rakus.

Kali ini ia mencoba berbaring diranjang sedangkan tubuhku duduk diatas dengan batangnya yang menancap dikemaluanku. Perlahan kulonjak lonjakan tubuhku yang cukup seksi dan kurasakan batangnya menancap sangat dalam sekali pada kemaluanku. Ia memegangi pinggangnku sambil membantu menaik turunkan tubuhku hingga gerakanku terlihat lebih cepat lagi dan tentunya memberikan kenikmatan yang luar biasa pada dirinya. tubuhku yang putih dan mulus itu malah semakin membakar gairahnya hingga ia ingin berlama lama menikmati tubuhku.

Aku mulai berkeringat dan gerakan tubuhku semakin melambat hinggaia putuskan untuk kembali keposisi semula dengan membaringkan tubuhku diatas ranjang.
Ia sodok lagi kemaluanku dengan kuat lalu dipompa dengan sekuat tenaganya hingga aku merintih rintih keenakan.

Dalam posisi duduk diantara kedua pahaku yang mengangkang. kakek terus menggenjotku sambil memainkan buah dadaku yang bergoyang kesana kemari itu. Cukup lama ia menggarap tubuhku diatas ranjang dan staminanya sudah semakin terkuras. Keringatnya semakin bercucuran membasahi tubuhnya sementara aku mendesah tanpa henti dengan tubuh yang tersentak sentak.

“terus kek… teruss.. enakk kek… ouhw… shhh…aaahh… aku menceracau karena keenakan.

Ia berhenti sejenak lalu mengatur posisiku dalam gaya doggy style. Dari arah belakang ia sodok lagi kemaluanku dengan batangnya yang besar dan berurat.

argh.. Aku meringis ketika batangnya semakin dalam melesak dalam liang kewanitaanku. Perlahan ia hentakan lagi pinggulnya hingga batangnya terlihat keluar masuk pada alat kelaminku. Dalam posisi seperti itu tubuhku terlihat begitu seksi hingga membuatnya semakin bergairah untuk terus menggenjotku.

Plak plak plak plak..sodokan batangknya terasa begitu mantap mengaduk aduk kemaluanku dan kami berdua pun semakin larut dalam kenikmatan. Sambil terus menggenjotku lalu ia letakan kedua tangannya pada pundakku hingga tubuhku tak bergeser ketika sedang digenjot dengan kuat. Kakek semakin beringas dan sesekali menampar nampar bongkahan pantatku yang seksi sambil menjambak rambutku dari arah belakang. Tak kusangka perlakuan kasarnya ternyata malah semakin membakar gairahku dan membuatkubmengerang nikmat.

Tak lama kemudian tubuhnya terasa bergetar dan kepala penisnya seperti berkedut kedut menandakan dirinya akan segera mencapai orgasme. Kakek memacu lebih cepat lagi hingga menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa.

“oughhh… aghhh… aghhh….mel . Kakek gakk kuat.. ough… aghhh… akhirnya ia menumpahkan spermanya pada kemaluanku. Aku melihatnya tersenyum sambil membelai rambutku serta menciumi aku berulang kali. Saat itu juga aku memeluk tubuh hangatnya yang telah memberikan kenikmatan padaku.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4