Langsung ke konten utama

Birahi Di Sebuah Tempat Karaoke

Sebenarnya sejak awal aku memang kurang begitu suka dengan istriku namun karena desakan dari kedua orangtuaku dulu maka aku terpaksa menikahinya. Usiaku saat itu memang sudah cukup dewasa sehingga orangtuaku sering mengenalkanku pada beberapa orang gadis yang merupakan anak kenalan mereka. Kehidupan rumah tanggaku termasuk biasa saja namun beberapa tahun belakangan ini aku mulai merasa jenuh dengan hal itu. Hampir setiap hari pertengkaran selalu mewarnai hubunganku dengan istriku dirumah dan membuatku merasa semakin jenuh padanya.

Dari pernikahan kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki yang kini berusia delapan tahun dan seorang anak perempuan berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan. Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu. 

Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke didekat kantorku. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja hingga membuatku betah berlama lama disana. Tingkah laku mereka sangat genit dan menggoda hingga membuatku lupa diri. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari dua puluh dua tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.

“Sendirian aja nih… Omm. sapanya dengan senyuman menggoda.
“Eh, iya..”, sahutku agak tergagap.
“Perlu teman nggak..? dia langsung menawarkan diri.

Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya. Semula aku memang canggung tapi lama-kelamaan jadi biasa juga.

Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka.

Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur.Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.

Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi.

Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu aku benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh. Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu.

Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Riska. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Riska mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.

Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Riska tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya.

Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Riska sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.

Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Riska, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Riska yang padat berisi.

Riska mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. 

Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Riska menggelinjang dan semakin bergairah.

Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku.

Entah kenapa, tiba-tiba Riska menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.

“Jangan, Omm…”, desah Riska tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.
"Kenapa?” tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.

“Aku…, hmm, aku…” Riska tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Riska kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri,

sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.

Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah.

Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Riska saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Riska yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Riska dengan seutuhnya, seketika itu juga Riska memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya.

Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Riska, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawanan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Riska ternyata masih perawan.

Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Riska tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Riska sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.

Malam itu juga Riska menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya.

Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Riska yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.

“Maafkan aku, Riska. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…”, kataku mencoba menghibur.

ia hanya diam saja dan melepaskan pelukanku lalu turun dari pembaringan.Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

Aku menunggu sampai Riska keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Riska duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

Aku memeluk pinggangnya dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Riska menggeliat sedikit tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Kupandangi wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang menggairahkan.

Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya. Aku langsung memeluk tubuhnya sambil meremasi buah dadanya yang indah. Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Riska merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.

“argh… Pelan-pelan Omm. Perih.. rintih Riska tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak liang kemaluannya untuk yang kedua kalinya. Riska menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri hingga terlihat menggemaskan.

Beberapa saat kemudian aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur. Batangku yang cukup besar mengobrak abrik liang kewanitaanya yang masih terasa sempit itu dan rasanya sungguh nikmat sekali.

Perlahan tapi pasti, Riska mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Riska memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Suara desahannya memecah keheningan ruangan dan semakin membakar birahiku saja. 

Aku semakin cepat menggenjot tubuhnya dengan sekuat tenagaku hingga tubuhnya tersentak sentak tak karuan. Rupanya kerja kerasku membuahkan hasil yang memuaskan karena Kali ini Riska mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya.

“aahhhh…. Sshhhh aku mauuu keluarr mas… emhhh… ujarnya sambil membeliakkan matanya.

Selama beberapa saat tubuhnya melejang lejang tak terkendali hingga membuatku menghentikan sementara genjotan batangku.Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Riska, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini. Aku pun kembali menggenjot tubuhnya dengan cepat sambil meremasi buah dadanya yang seksi hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Riska.

“ouhhh sshhh enak banget ris… enggh…. Crot crot crott…

Karena kelelahan maka Akupun akhirnya merebahkan tubuhku yang sudah tak bertenaga lalu tidur berpelukan dengannya malam itu. Semenjak hari itu aku mulai menjalin hubungan gelap dengannya dan tentunya tanpa sepengetahuan istriku. Kini hidupku lebih bersemangat semenjak aku mengenalnya karena setiap saat dapat memadu kasih bersamanya sampai puas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4