Langsung ke konten utama

Bonus Nikmat Pembelian Mobil

Sebagai seorang mahasiswa yang sedang merantau tentu aku membutuhkan banyak biaya mulai dari biaya pendidikan sampai biaya kebutuhan sehari hari. Karena hal ini lah maka aku putuskan untuk sambil bekerja selama kuliah untuk meringankan beban kedua orangtuaku.

Namaku adalah iwan dan saat ini berusia 20 tahun. Ekonomi keluargaku termasuk pas-pasan karena Ayahku hanyalah seorang pensiunan pegawai bank pemerintah di kota kecil. Sedangkan ibuku bekerja sebagai guru sebuah sekolah swasta. Saat ini Aku tinggal di tempat kos yang letaknya dekat dengan tempat kuliahku. 

Belakangan ini kiriman uang dari orangtuaku mulai sering terlambat bahkan pernah tidak ada kiriman sama sekali. Aku mulai merasa terancam akan segera putus sekolah jika masih terus mengandalkan kiriman orangtuaku sehingga aku berusah mencari pekerjaan sambil menjadi penjaga counter hp didekat tempat kosku. 

Akupun berusaha hidup sehemat mungkin selama masih kuliah dan terkadang seharian aku hanya bisa mengonsumsi mie instant saja karena persedian uangku yang semakin menipis. Aku pikir tidak mengapa, asal aku bisa hemat untuk bisa membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga aku bisa lulus dan membanggakan kedua orang tuaku. Selain itu aku sempat terpikir akan nasehat guru sd ku dulu yang mengatakan berakit rakit kehulu berenang renang ketepian sehingga aku berusaha untuk bekerja keras saat ini untuk mencapai kesuksesan nanti.

Terkadang aku memang iri melihat kondisi teman-teman kuliahku. Mereka sering dugem, berpakaian bagus, bermobil, mempunyai HP terbaru dan hidup bermewah mewahan. Sedangkan aku hanya bisa menjadi penonton saja.

Salah satu dari teman kuliahku bernama Mirna. Dia seorang gadis yang cantik dan kaya. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Kadang aku heran, kok dia bisa tertarik padaku. Padahal banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. 

Ketika kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya aku orang yang baik, sopan dan pintar. Disamping itu, dia suka dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga aku sering latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Sukabumi dulu.

Mirna dan aku telah berpacaran semenjak dua tahun belakangan ini. Walaupun kami berbeda status sosial, dia tidak tampak malu berpacaran denganku. Akupun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di kawasan elite. Sering orang tuanya, mereka juga baik padaku, menawarkan untuk menggunakan mobil mereka jika kami akan pergi bersama. Tetapi aku memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Mirna pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga aku selalu menolak. Kemana-mana aku selalu menggunakan motor bersama Mirna.

Mirna pun tidak berkeberatan bahkan mengagumi prinsip hidupku. Saat makan atau nonton, aku selalu menolak bila dia akan mentraktirku. Aku bilang padanya sebagai laki-laki aku yang harus bayarin dia. Meskipun tentu saja kami akhirnya hanya makan di rumah makan sederhana dan nonton di bioskop yang murah. Itupun aku lakukan kalau sedang punya uang. Kalau tidak ya kami sekedar ngobrol saja di rumahnya atau di tempat kostku. 

Mirna adalah gadis baik-baik. Aku sangat mencintainya. Sehingga dalam berpacaran kami tidak pernah bertindak terlalu jauh. Kami hanya berciuman dan paling jauh saling meraba. Memang benar kata orang, bila kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang tersebut.

Mirna pernah bilang padaku, kalau ia ingin mempertahankan keperawanannya sampai ia menikah nanti. Terlebih akupun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar dipercaya oleh pembaca, mengingat trend pergaulan anak muda Jakarta sekarang.

Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Saat itu aku ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Aku tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkan pun sangat kecil, sehingga aku berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.

Hasilnya ternyata luar biasa. Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sangat jitu.Penghasilanku pun per bulan sekarang sudah lumayan banyak. Mungkin setingkat dengan level manajer perusahaan kelas menengah. Bekerjanya pun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung aku menemukan program ini.

Semenjak itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang sudah lama aku impikan sekarang telah dapat kunikmati. HP terbaru, pakaian bagus, sudah dapat aku beli. Semakin sering aku mengajak Mirna untuk makan di restoran mahal serta nonton film terbaru di bioskop. Mirna sempat kaget dengan kemajuanku.

Sempat disangkanya aku berusaha yang ilegal, seperti menjual barang terlarang. Tetapi setelah aku jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut senang. Hanya satu saja yang masih kurang. Aku belum punya mobil. Setelah menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas.

Kulihat di media online sebuah iklan yang menjual sebuah mobil berwarna silver metalik karena tertarik maka aku pun berusaha untuk menghubunginya. Dengan terburu buru aku pun menelepon pemasang iklan dan berharap mobil itu masih tersedia dan belum dibeli sama orang lain.

“Ya betul… mobil saya memang dijual. Kalau berminat silahkan datang langsung saja mas. ujar seorang wanita menjawab di ujung telepon.
“Iya deh bu.. nanti siang saya akan ketempat ibu sekalian mau lihat kondisinya. Jawabku.

Dengan cepat aku mengkalkulasi danaku yang ada ditabungan dan berharap akan mencukupi kebutuhanku untuk membeli mobil idamanku tsb.

“Wah.. Untung masih cukup, walaupun aku harus menjual motorku dulu. Tetapi akupun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.
“Alamatnya dimana Bu?”

Dia pun kemudian memberikan alamatnya, dan aku berjanji untuk datang ke sana siang ini sehabis kuliah.

Setelah mencari beberapa lama, sampai juga aku di alamat yang dimaksud.
“Selamat sore” sapaku ketika seorang wanita cantik membuka pintu.
“Oh sore..” jawabnya.

Aku tertegun melihat kecantikan si ibu yang awalnya kuduga sudah tua. Usianya ternyata masih sekitar 30 tahunan dengan kulit yang putih bersih dan badan yang cukup seksi. Payudaranya yang tampak penuh di balik baju seksinya menambah kecantikannya. Setelah kupikir pikir wanita ini memang mirip dengan artis sinetron yang sering menghiasi layar kaca.

“Saya Iwan yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu. ujarku
“Oh.. Ya silakan masuk. ucapnya

Akupun masuk ke dalam rumahnya sambil mengamati keadaan lingkungan rumahnya yang nampak begitu asri karena banyak ditumbuhi pepohonan.

“Tunggu sebentar ya Wan. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les. Mau minum apa?”
“Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu”

Aku pun kemudian duduk di ruang tamu. Tak lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.

“Kamu masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamaku di ruang tamu
“Iya Bu.. Hampir selesai sih “
“Ayo diminum.. Beruntung ya kamu.. Dibelikan mobil oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.

Kuteguk sirup pemberian si ibu. Enak sekali rasanya menghilangkan dahagaku.

“Oh.. Ini saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.
“Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli mobil”
“Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku seadanya
“Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”
“Aduh kamu ini ba Bu ba Bu dari tadi. Saya kan belum terlalu tua. Panggil saja tante Amanda.” jawabnya sambil sedikit tertawa genit.
“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”
“Oh begitu..” jawabku.

Kemudian tante Amanda tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh aku dibuatnya. Terlebih tante Amanda duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

“Anaknya berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.
“Anakku satu. Masih SD. Aku sudah bercerai dengan suamiku dua tahun yang lalu. jawabnya. 

“Waduh.. Maaf ya tante”
“Nggak apa kok Wan.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”
“Sudah, tante”
“Cantik ya?”
“Cantik dong tante..” jawabku lagi.

Duh, aku makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Tante Amanda kemudian beranjak duduk di sebelahku.

“Cantik mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.
“Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.
“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”.

Sambil berkata pelan lalu tangan tante Amanda mulai berpindah dari tanganku ke pahaku hingga membuatku merasa salah tingkah.

“Belum.. Tante.. Saya masih perjaka.. Saya nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan tante Amanda yang sedang meremas-remas pahaku.

Jujur saja, sebenarnya akupun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu aku masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Mirna pacarku. Mendengar kalau aku masih perjaka, tampak Amanda tersenyum.

“Mau tante ajarin caranya bikin senang wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.

“Aduh.. Tante.. Saya sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”
“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.
“Sebentar lagi.. Mungkin macet di jalan. Mau minum lagi? “

Tanpa menunggu jawabanku, tante Amanda pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu tante Amanda. Beberapa menit kemudian, tante Amanda kembali membawa minumanku.

“Ayo diminum lagi” kata tante Amanda sambil memberikan gelas berisi sirup padaku.
Kuteguk sirup itu dan terasa agak lain dari yang tadi. Tante Amanda kemudian kembali duduk di sebelahku.
“Ya sudah.. Kamu memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”
“Iya tante..” jawabku lega.
“Kamu ngambil jurusan apa?”
“Ekonomi, tante”
“Kenal pacarmu di sana juga?”

Waduh.. Aku berpikir kok si tante kembali nanyanya yang kayak begituan.
“Iya dia teman kuliah”
“Ceritain dong gimana ketemuannya”

Yah daripada diminta yang nggak-nggak, aku setuju saya menceritakan padanya tentang kisahku dengan Mirna. Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang sering kami kunjungi.

Setelah beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terangsang hebat. Akupun merasakan sedikit keringat dingin mengucur di dahiku.
“Kenapa Wan.. Kamu sakit ya” tanya tante Amanda tersenyum sambil kembali meremas tanganku.

Tangannya kemudian beralih ke pahaku dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.
“Anu tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.
“Tapi enak kan?”

Tante Amanda pun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi aku menolak tante Amanda. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.

“Saya tadi dikasih apa tante” tanyaku lirih.
“Ah.. Cuma sedikit obat kok. Supaya kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.
“Ayo, tante ingin merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.

Tante Amandampun kemudian membuka celanaku beserta celana dalamnya sekaligus.
“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka tongkol besar anak muda begini”.

Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian tante Amanda merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.

“Ah.. Tante..” desahku menahan nikmat, ketika mulut tante Amanda mulai menghisap dan menjilati penisku.

Tangan tante Amanda pun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Amanda bangkit dan menciumiku.

“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.

Akupun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kami pun beranjak menuju kamar tidur tante Amanda di bagian belakang rumah. Sesampainya aku di kamar, tante Amanda kembali menciumiku. Kemudian tanganku pun diraihnya dan diletakkan di payudaranya yang membusung.

“Ayo sayang.. Kamu remas ya”

Kuikuti instruksi tante Amanda dan kuremas payudara miliknya. Tante Amanda pun terdengar mengerang nikmat.

“Sayang… tolong bukain baju tante ya”.

Tante Amanda membalikkan badan dan akupun membuka retsleting baju “you can see”nya. Setelah terbuka, tante Amanda kembali berbalik menghadapku.
“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.

Kuciumi kembali wajahnya yang ayu itu, sambil tanganku mencari-cari pengait BH di punggungnya.

“Aduh.. Kamu lugu amat ya.. Tante suka..” katanya disela-sela ciuman kami.
“Pengaitnya di depan, sayang..”

Kuhentikan ciumanku, dan kutatap kembali BHnya yang membungkus payudara tante Amanda yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar

“Bagus khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”

Tangan tante Amanda merengkuh kepalaku dan didorong ke arah dadanya. Tangannya yang satunya lagi meremas payudaranya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.

“Ah.. Enak.. Anak pintar.. Sshh” desah tante Amanda ketika aku mulai menghisap payudaranya.

“Jilati putingnya yang..” instruksi tante Amanda lebih lanjut. Dengan menurut, akupun menjilati puting payudara tante Amanda yang telah mengeras.

Kemudian aku kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Setelah puas aku hisapi payudaranya, tante Amanda kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.

“Sekarang kamu buka rok tante ya”

Tante Amanda merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat.

Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. Aku terbelalak melihat Tante Amanda ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh tante Amanda yang padat dengan payudara yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.

Kembali tante Amanda mencium bibirku. Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan tante Amanda lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga vaginanya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.

“Cium di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalaku perlahan.
“Oh..my god.. Sshh” erang tante Amanda ketika mulutku mulai menciumi vaginanya.

Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir vaginanya.
“Ahh.. Kamu pintar ya.. Ahh” desahnya.

Tante Amanda lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga akupun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.

“Jilat di sini sayang..” instruksi tante Amanda sambil tangannya mengusap klitorisnya.

Kujilati klitoris tante Amanda. Desahan tante Amanda semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalaku. Beberapa saat kemudian, tubuh tante Amanda pun mengejang.

“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.

Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan memek nya sambil sesekali kuciumi paha mulus tante Amanda. Tak percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton dan mengkoleksi video porno. & bacaan dewasa Cerita Orgasme

“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.

Aku pun kemudian melucuti semua pakaianku. Tante Amanda lalu membuka sepatu hak tingginya, sehingga sambil telanjang bulat, kami merebahkan diri di ranjang.

“Ciumi susu tante lagi dong yang..”



Aku dengan gemas mengabulkan permintaannya. Payudara tante Amanda yang membusung kenyal, tentu saja membuat semua lelaki normal, termasuk aku, menjadi gemas.

Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara tante Amanda, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. Akupun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya.

Tante Amanda kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari payudaranya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas. Selanjutnya, tante Amanda menindih tubuh atletisku.

Dijilatinya dada bidangku dan kedua putingnya dan kemudian perut sixpackku pun tak lupa diciuminya.

Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala tante Amandapun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.

“Sekarang tante pengin ambil perjakamu ya..”

Sambil berkata begitu, tante Amanda menaiki tubuhku. Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang memek tante Amanda.
“Uh.. Nikmat sekali.. Tante suka tongkolmu.. Enak..” desah tante Amanda sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.
“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulut tante Amanda. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.
“Tante suka.. Ahh.. Ngent*tin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..”

Tante Amanda terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahan tante Amanda semakin menjadi-jadi.

“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. ent*tin tante.. Ah.. Anak pintar.. Ahh..”

Tak lama tubuh tante Amandapun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, tante Amanda mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh tante Amanda kemudian rubuh di atasku.

Karena aku belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Kubalikkan tubuh tante Amanda, dan kugenjot penisku dalam liang kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.

“Oh.. Enak tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.

“Iwan mau keluar tante..” kataku ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke ujung penisku.
“Keluarin di mulut tante, sayang..”

Akupun mencabut keluar penisku dan mengarahkannya ke wajah tante Amanda. Tangan tante Amanda langsung meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.

“Ahh.. Tante..” jeritku ketika aku menyemburkan air maniku dalam mulut tante Amanda.

Tante Amanda lantas mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahnya yang cantik.

Setelah membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.

“Enak Wan?” tanyanya sambil tersenyum genit.
“Enak tante… memang tante sering ya beginian”
“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang tante suka saja..”
“Oh.. Tante sukanya anak muda ya..”
“Iya Wan.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab tante Amanda genit.

Tak lama mobil yang dinanti pun datang. Akhirnya aku jadi membeli mobil tante Amanda itu. Disamping kondisinya masih bagus, tante Amanda memberikan korting delapan juta rupiah.

“Asal kamu janji sering-sering main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.

Kejadian ini berlangsung beberpa bulan yang lalu. Sampai saat ini, aku masih berselingkuh dengan tante Amanda. Sebenarnya aku diliputi perasaan berdosa kepada Mirna pacarku.

Tetapi apa daya, setelah kejadian itu, aku jadi ketagihan bermain cerita seks Aku tetap sangat mencintai pacarku, dan tetap menjaga batas-batas dalam berpacaran. Tetapi untuk menyalurkan hasratku, aku terus berhubungan dengan tante Amanda.

Sayangnya beberapa bulan belakangan ini usaha bisnisku mulai menurun sehingga aku terpaksa harus menjual kembali yang telah kubeli saat itu. Aku masih merasa bersalah pada Mirna karena telah berselingkuh dibelakangnya walaupun ia tak tahu sama sekali tentang hal ini. Hubunganku dengan pacarku kian merenggang ketika kedua orangtuanya tak menyutujui hubungan kami hingga kami pun terpaksa berpisah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4