Langsung ke konten utama

Bermodal Benerin Mobil Malah Jadi keenakan

Aku adalah seorang montir mobil panggilan yang sudah berpengalaman cukup lama dalam bidang perbaikan berbagai kendaraan. Awalnya aku pernah kerja disebuah bengkel yang terkanal namun karena perselisihan masalah pribadi dengan manager disana maka aku terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaanku.

Semenjak berhenti dari pekerjaan maka aku pun mencoba membuka usaha sendiri menjadi montir panggilan bagi para pemilik kendaraan yang sedang mengalami permasalahan.

Belakangan ini aku ditelpon melalui HP untuk memperbaiki sebuah mobil pada salah satu pelanggan yang belum Aku kenal yang jelas suaranya seorang wanita, Aku perkirakan berumur 32 tahunan karena suaranya sangat manja dan begitu lembut terdengar ditelinga. 

Pada waktu yang ditentukan Aku datangi, rumahnya tak terlalu luas tapi cukup apik penataan taman, Aku pencet bel, yang keluar seorang wanita dengan penampilan yang mempesona, dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual hingga membuat buyar konsentrasi. Setelah beberapa saat menunggu di halaman depan rumahnya laliAku dipersilakan untuk memeriksa mobilnya yang ada digarasi rumah. Beberapa waktu berselang maka selesai pekerjaan Aku, sebelum pamit Aku menyuruh mencoba mobilnya tersebut apa sudah baik atau masih ada yang bermasalah..

Berawal dari coba mencoba akhirnya Aku jadi akrab untuk berbincang-bincang dengan wanita muda yang cantik ini yang mengaku bernama Pipit (nama samaran). Yang ternyata seorang istri yang selalu ditinggal oleh suaminya yang gila kerja. Waktu suaminya hanya tersita oleh pekerjaan, memang soal materi selalu diberikan dengan sangat cukup tapi soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, Aku pikir hal ini persoalan klise belaka, tetapi dampaknya sangat berarti bagi kehidupan berumah tangga.

Tak terasa waktu berjalan terus seiring dengan konsultasi Pipit terhadap Aku tentang persoalan rumah tangganya, katanya Aku dapat berbicara seperti konsultan rumah tangga, hal ini memang Aku akui suatu kelebihan Aku bila menghadapi wanita yang sedang dirundung musibah, tapi bukan sebagai kedok untuk berbuat yang tidak-tidak. Setelah selesai Aku pamit dan memberikan No. HP Aku dengan pesan bila terjadi sesuatu dan memerlukan Aku hubungi Aku.

Beberapa hari kemudian Aku ditelpon untuk bertemu disuatu tempat yang menurut Aku sebagai tempat yang sangat romantis bagi dua insan yang sedang kasmaran namanya (ada aja).

“Mas, Aku sangat berterima kasih atas konsultasinya waktu lalu”, ujar Pipit dengan mata yang sendu dan bibir tergetar halus.

“Aku hanya orang biasa yang hanya dapat berbicara untuk mencari jalan keluar”, jawab Aku sebisanya karena dengan tatapan matanya Aku dapat merasakan getaran birahi yang sangat besar.

“Aku ingin Mas temani Aku untuk berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya”

Wah mati aku, akhirnya Aku bimbing kedalam tempat yang nyaman dan privacy. Bagaikan seorang kekasih Aku berkasi-kasihan diatas sebuah ranjang empuk dan berudara nyaman.

Aku lumat bibirnya dengan penuh perasaan dan Aku genggam kedua telapak tangannya sehingga kami merasakan kebersamaan yang bergelora. Lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut seirama dengan alunan musik bossas. Lama kami ber ciuman mesra, kurengkuh lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Pipit melenguh.

“Mas terus Mas jangan kecewakan Aku” sebentar-bentar tangannya bergreliya ke dada dan selangkangan Aku, tak tinggal diam dengan gaya yang meyakinkan Aku kecup putingnya dengan sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir Aku meluncur kebawah menuju pusar, Aku mainkan lidah Aku dibundaran pusarnya wah wangi farfumnya menyentuh birahi Aku. Tangannya merengkuh alat pitas Aku yang sudah tegang, Pipit kaget, mass kok besar sekali, Aku bisikan, jangan takut pasti muat. Memang Pipit belum dikaruniai anak, jadi masih seperti perawan, apalagi punya suaminya tak terlalu besar.

Aku jilat permukaan vaginanya, Pipit bergelinjang menarik pantatnya hingga menjauhi bibir Aku, Aku terperanjat, kenapa?

“Mass Aku belum pernah seperti itu, maaf yah”, Aku hanya tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian betis dan seluruh paha.

Beberapa waktu berselang tangannya mendekap kepala Aku dengan sangat kencang seolah-olah tak mau dilepaskan, sesak napas Aku. Aku tau Pipit sudah klimaks tapi dalam dalam benak Aku ini baru permulaan. Setelah dekapannya melemah Aku baringkan celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang indah seindah tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya konpensional Aku mulai melaksanakan tugas Aku sebagai seorang lelaki, Aku selipkan punya Aku disela-sela bibir kemaluannya hingga ambles kepalanya, Pipit menjerit kecil.

“Mass, tahan Mass ngiluu Mas terlalu besar”.

Memang Aku sadar dan tak langsung main tancap, Aku tarik dan tekan secara perlahan-lahan, setelah vaginanya teradaptasi Pipit berubah dengan gaya yang agresip ditekan pantatnya ke atas hingga punya Aku ambles semua, Aku imbangi dengan gerak-gerakan yang atraktif, Aku balikkan tubuhnya, Aku dibawah dan Pipit di atas dengan demikian Pipit lebih leluasa untuk mengekspresikan birahinya yang selama ini tertahan. Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Pipit bergerak naik turun sambil berdesis-desis hingga Aku bingung membedakan antara desisan bibir bawah dengan bibir atas. Beberapa saat kemudian Pipit mengejan dan menegang sambil menggigit dada Aku, setelah itu Aku tak mau kehilangan momen Aku lakukan penyerangan dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, hanya satu yang tak mau Aku paksakan yaitu mengoral punya Aku, karna Aku tau Pipit nanti stress, Aku pikir bila nanti pada satnya tiba mungkin bukan batangnya yang dilumat tapi sekalian bijinya dan sangkarnya.

“Dewwii Aku mau sampai nihh. Aku keluarin dimanaa?”

“Mas di luar saja dulu yah”.

Dengan secepat kilat Aku tarik kemaluan Aku dan Aku keluarkan di dadanya hingga beberapa semprotan protein meleleh diantara dua bukit dan sedikit terciprat ke dagu. Setelah semprotan terakhir keluar, matanya terbuka dan tangannya menggenggam kemaluan Aku, tanpa Aku sadari dikulumnya kemaluan Aku, hingga Aku terperajat dan tak yakin, yah mungkin inilah yang dinamakan puncak dari birahi kaum hawa yang sudah mencapai batas ambang sehingga tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada hanya nafsu dan nafsu.

Tanpa istirahat kemaluan Aku bangun kembali sehingga menegang sampai kuluman mulut Pipit terasa sempit dan rongga mulutnyapun membesar. Gerakan maju mundur mengakibatkan Aku bergelinjang kekanan dan kekiri sambil sesekali mencengram rambutnya yang terurai lepas. Konsentrasiku hampir terganggu dengan gerakannya yang cepat hampir klimaks Aku dibuatnya, tapi sebelum itu Aku lepaskan untuk mengurangi ketegangan Aku, Aku balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke area G-Spot wanitanya sehingga Pipit merancau tak karuan, tangannya menarik sprei hingga terlepas dari sangkutannya. semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi Aku dan Pipit, Aku rasakan aliran cairan hanggat membasahi jari Aku dan tak mau ketinggalan moment yang indah ini Aku balikan tubuhnya sehingga tengkurap dan Aku tekan dengan kemaluan Aku dari arah belakang, Pipit meringis.

“Mas pelan-pelan, ngilu”

Aku atur irama sehingga lama kelamaan menjadi asyik dan Pipitpun melakukan gerakan yang membuatnya bertambah assyik dan masyukk. Dadaku bergetar ketika hasrat itu akan mencapai puncak, ku tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang untuk ukuran Pipit. Dan lubang anusnya masih bersih tak ada tanda-tanda bekas gesekan atau luka, nafsu Aku melihatnya tapi hasrat itu terpaksa Aku pendam, mungkin (dalam benak Aku) lain waktu Pipit meminta untuk di setubuhi anusnya karena memang bila nafsu sudah datang birahipun memuncak yang pada akhirnya dunia terasa sangat-sangat indah melayang-layang dan sukar diutarakan yang ada hanya dirasakan. Pikiran ngeresku ternyata terbaca oleh Pipit, dengan sedikit mesra tangannya menarik kepalaku dan membisikan sesuatu.

“Mas, coba dong masukin dari belakang, Pipit ingin coba sekali aja tapi pelan-pelan yah”.

Antara sadar dan tak sadar Aku anggukan kepala tanda setuju. Karena badanku sangat lelah dan Aku istirahat sebentar sambil membersikan sisa-sisa air mani yang menempel pada kaki dan perut. Aku minum beberapa teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, setelah rilek Aku kembali kekamar, ternyata Pipit masih tergolek diatas tempat tidur dalam posisi tengkurap, wah inilah yang dinamakan lubang kenikmatan langka, terletak hanya kurang lebih tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus. Aku berfikir mana yang lebih sempit, wah yang pasti lubang anus yang lebih sempit, tanpa basa-basi Aku mainkan jariku dengan sedikit ludah untuk pelicin kesekitar permukaan anusnya, Pipit terbangun dan merasakan adanya sesuatu yang lain dari pada yang lain dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya, Aku tidak merasa jijik karena memang anus Pipit bersih dan terawatt dan membuatku makin penasaran untuk mencicipinya.

Dengan hati-hati Aku masukkan kejantananku kedalam anusnya, susah sekali masukinnya karena memang punyaku besar dibagian kepalanya sedang Pipit anusnya masih sangat rapat. Aku nggak abis akal lalu Aku ludahin agar lebih licin, lama-lama kepala kemaluan Aku masukan kedalam anusnya. Pipit menjerit kecil, Aku tahan beberapa saat kemudia dengan rileks Aku tekan setengah dan tarik kembali, begitu terus menerus sehingga Pipit merasakan sensasi yang luar biasa.

“Mas kok enak sih, lain gitu dengan melalui vagina”.

Aku pun waktu itu baru merasakan lubang anus tuh seperti itu, menyedot dan hangat, hampir-hampir Aku tidak bisa kontrol untuk cepat-cepat keluar dengan tarik nafas secara perlahan Aku bisa kendalikan emosiku sehingga permainan berjalan dengan waktu yang panjang. Rasa nikmat yang kudapatkan saat menyodok anusnya memang berbeda sekali dengan menyodok kemaluannya dan terasa lebih nikmat bagiku. Pipit meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih semua menandakan birahi yang sangat dahsyat. Kupercepat irama genjotanku pada liang anusnya hingga ia merintih rintih sambil meremasi kain sprei ranjangnya yang sudah acak acakan.

“Ahhh.. enak banget pit… rasanya lezat sekali ouch…. shhh…. Ujarku sambil terus menggenjot anusnya tanpa henti hingga tubuhnya tersentak sentak.

“arghhh mas…. ngilu banget mas sshhh… enghh… ujarnya sambil melejang lejang tak karuan.

Aku makin bernafsu dan kutingkatkan lagi irama genjotanku sambil menjambak rambutya hingga kepalanya sedikit mendengak keatas. Tak kusangka perlakuan kasar ini malah membuatnya semakin liar saja. Akhirnya aku tak sanggup lagi untuk bertahan dan kursakan kepala penisku berkedut kedut tak karuan.

Kemaluan Aku semakin tegang dan berdenyut tanpa memberi tahu kepada Pipit Aku semprotkan mani Aku kedalam liang anusnya, Pipit kaget dan mengejan sehingga kemaluan Aku seakan-akan disedot oleh jetpump kekuatan besar. Aku tergeletak diatas punggungnya sambil memeluk perutnya yang indah, walaupun ada sedikir kerutan, karena memabg umur tidak bisa dikelabui, Aku dan Pipit tertidur sejenak seakan melayang-layang di dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan hingga dua jam setengah sebanyak tiga ronde dipihak Aku. 

Aku lihat tatapan matanya mengandung kepuasan yang sangat dahsyat begitu pula Aku sehingga membuat motivasi Aku untuk bersetubuh dengan wanita-wanita setengah baya yang memang membutuhkan siraman biologis, karena wanita setengah baya secara teori sedang dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi, istilahnya sedang mengalami fase puber kedua, apalagi bila sang suami tak memberikannya. Aku memang lebih menyukai wanita yang telah bersuami dari pada gadsi lajang karena wanita bersuami mempunyai naluri kewanitaan yang besar sehingga dalam bersetubuh dapat saling memberikan respon yang sangat artistik bila dilakukan dengan mesra.

Setelah kami mandi kamipun bergegas untuk kembali pada tugas masing-masing, dari akhir pembicaraan Aku dengannya, Aku dipesankan agar merahasiakan hubungan ini, setelah itu Aku diselipkan sehelai cek untuk konsultasi katanya. tanpa kwitansi dan tanda terima seperti biasanya bila terjadi transaksi. Sebenarnya Aku tak tega mengambil cek tersebut, karena apa yang Aku lakukan dengannya adalah sama-sama iklas sehingga hubungan menjadi sangat sangat sangat asyik masyuk, tapi Aku pikir uang buat Pipit nggak masalah karena memang untuk biaya pengeluaran lebih kecil dari pada yang diterima dari suaminya, selain itu Aku juga sedang memerlukan biaya untuk memperbaiki kendaraan Aku yang secara kebetulan pada waktu itu sedang mengalami perbaikan mesin.

Setelah peristiwa itu Aku masih terus dihubungi bila Pipit perlu dan pernah Aku dikenalkan dengan rekan-rekan yang senasib dan Aku pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling menjaga rahasia satu sama lain, tapi ceritanya tak jauh beda, yang jelas Aku akan rahasiakan agar tak diketahui oleh siapapun.

Aku pikir cerita ini bukanlah membuka rahasia tapi hanya membagi pengalaman dalam dunia maya dan lagi nama dan tempat adalah fiktif belaka, bila ada rekan-rekan yang berminat konsultasi dengan Aku Aku siapkan waktu, hubungi Aku, selanjutnya terserah anda. Dan motto penting dalam menjalani hidupku adalah “kerahasiaan adalah segalanya buat hidupku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4