Langsung ke konten utama

Livia Yang Malang


Siang itu didepan sekolah terlihat cukup ramai karena bertepatan dengan jam bubaran sekolah. Beberapa siswa terlihat bercanda bersama beberapa temannya sementara yang lainnya nampak berjalan dengan santainya meninggalkan lingkungan sekolah. Sekolah swasta itu memang terbilang cukup elite sehingga sebagian besar murid disana berasal dari kalangan berada. Hari ini Livia terpaksa menunggu lebih lama dari biasanya karena sopirnya keluarganya mengatakan tengah mengalami kecelakaan kecil dijalan ketika hendak menjemputnya dan terpaksa harus mengantar korbanya berobat ke klinik terdekat. 

Livia merupakan seorang gadis belia dan memilik wajah yang sangat cantik jelita serta kulit yang putih bersih sehingga tak heran jika banyak teman laki laki disekolahnya yang berusaha untuk mendekatinya. Tak hanya siswa laki laki saja dan ternyata ada juga seorang guru muda yang terpikat dengan pesona kecantikannya yang begitu alami.

Cukup lama ia menunggu didepan halaman sekolahnya sambil memainkan smartphonenya dan tak terasa suasana sekolah sudah semakin sepi. Ia duduk didekat sebuah taman kecil yang ada dihalaman depan sekolahnya yang biasa dipakai untuk parkir kendaraan.

Udara siang hari itu memang lebih panas dari biasanya namun hembusan angin diantara rimbunan pepohonan membuat suasana menjadi lebih sejuk. Sesekali rambutnya yang panjang hampir sepinggang
dan sedikit berwarna kecoklatan mengibas tertiup angin.


Tak terasa sudah hampir satu jam ia menunggu disana dan belum ada tanda tanda sopir keluarganya akan datang. Kemudian ia pun berusaha untuk menelepon sopirnya lagi untuk menanyakan kejelasannya.

“pak sudah selesai belum urusannya ? koq lama sekali..

“maaf non. Soalnya bapak harus antar orangnya ke klinik dulu tadi. Non Livia tunggu aja, sebentar lagi juga bapak akan tiba disana. Ujar pak Sardi sopir keluarganya

Karena gerbang sekolah akan segera ditutup maka ia pun terpaksa berjalan keluar sekolahnya dan menunggu sopirnya disebuah halte kecil yang ada didekat situ. Halte itu terlihat agak sepi dan hanya ada seorang laki laki tua yang sedang duduk diatas motornya sambil menunggu sesuatu. Livia pun segera duduk sambil sesekali mengamati sejumlah kendaraan yang lalu lalang disana dan berharap sopirnya akan segera tiba.

Tiba tiba ia dikejutkan dengan kedatangan seorang anak kecil yang membawa sebuah keranjang besar. Anak kecil berbadan kurus yang berusia sekitar 13 tahun itu mendekatinya dan menawarkan sejumlah roti yang sedang dijualnya pada Livia.

“permisi kak. kakak mau beli roti gak… ujarnya
“ohh. ngak dek… maaf ya.. jawab Livia singkat.

“aduh tolong saya donk kak.. saya belum makan hari ini soalnya roti yang saya jual belum ada yang beli satupun.. ujarnya memelas.

“hmm.. kasian juga ya kamu.. kalau gitu aku beli tiga deh rotinya.. ada rasa apa aja rotinya. Tanya Livia
“Wah makasih ya kak… ini kakak pilih aja sendiri rasanya. Ada rasa coklat, Keju pokoknya banyak deh.. jawabnya kegirangan.

Setelah memilih rasa kesukaannya lalu Livia pun segera memasukan roti yang dibelinya kedalam tas sekolahnya namun anak kecil itu kembali berkata padanya.

“ayo kak dicobain rotinya.. itu yang rasa coklat enak loh.. ujar anak kecil itu
“hmm. Nanti aja ya aku makan dirumah saja..
“kenapa gak sekarang aja kak. Soalnya aku pengen tahu kakak suka atau tidak dengan rasanya..
“iya deh tapi aku makan satu aja. yang lain buat dimakan dirumah aja. jawabnya.

Kemudian Livia pun mencoba memakannya dan tak terasa ia sudah hampir menghabiskan sebuah roti yang nbaru saja dibelinya tadi.

“gimana kak. kakak suka gak sama rotinya.. tanya anak kecil itu.
“Iya kakak suka dek.. enak juga rotinya hehe.. mungkin karena kakak lagi laper kali ya hehe.. jawab Livia

Sambil terus memakan rotinya lalu pikiran gadis itu melayang layang sambil membayangkan dirinya yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke 17 pada esok hari bersama keluarga dan sejumlah temannya. Tak lama kemudian Livia merasa kepalanya semakin berat dan rasa kantuk tiba tiba menyergap dirinya saat itu. Karena tak tahan maka ia pun tertidur dibangku halte itu dan bersamaan dengan itu datanglah sebuah mobil tak dikenal dan berhenti tepat didepannya.

“dul lo yakin ini orangnya ? ujar Barep
“yoii bro. gak salah lagi deh. Ini cewek sesuai banget dengan yang ada difoto. Ujar Adul
“ya udah kita langsung bawa ajah mumpung lagi sepi. Ujar Adul

Dengan tegesa gesa dua orang laki laki tsb turun dari dalam mobil lalu membawa gadis cantik itu kedalam mobilnya dan setelah itu mereka pun langsung meluncur meninggalkan tempat tsb.

Didalam mobil tsb tubuh Livia yang sedang tertidur lelap diapit oleh dua orang pria berbadan kekar dan berkulit hitam legam. Sepanjang perjalanan kedua pria itu tak henti hentinya mengagumi kecantikan Livia yang begitu mempesona dan sesekali menjamah tubuhnya.

“nih cewek cantik banget dul mana mulus banget lagi badannya. Menang banyak kita kali ini hehe… Ujar Barep sambil mengelus elus lengan gadis itu.

“iya bar.. gua yakin nih cewek pasti anaknya orang kaya. Badannya aja bening banget hehe.. kata Adul.
“woii kalian berdua jangan sentuh tuh amoy. Soalnya kita mau serahkan dia ke bos kita dulu. Ujar pengemudi mobil tsb.

“sory dang. Soalnya kita berdua paling demen ama cewek sipit kayak gini. Pegang pegang dikit mah gapapa kali hehe… ujar Adul.

“iya badannya mulus banget rasanya pengen gua makan aja nih amoy… ujar Barep
“kalian harus ingat !! kita semua dibayar buat nyulik dia dan bukan untuk hal lain hehe.. ujar pengemudi mobil yang bernama Agus.

“tapi gua yakin pasti si boss bakal pengen ngentotin dia nanti. Secara cewek cantik kayak gini sayang banget kalau gak diapa apain hehe.. ujar Adul
“bisa jadi dul. Siapa tau nanti kita juga kebagian jatah buat menikmati tubuhnya. Ujar Barep

Mobil pun terus meluncur kesebuah gudang tua yang cukup besar dan berada didekat pelabuhan namun lingkungannya terlihat sangat sepi sekali. Suasana didalam gudang agak gelap tanpa penerangan dan hanya mengandalkan cahaya matahari yang menyelinap masuk kedalam melalui atap bangunan yang sudah rusak dibeberapa bagiannya. Kesan berantakan terlihat dimana mana karena ada banyak tumpukan palet kayu yang sudah lapuk dan drum kaleng bekas oli berukuran besar disudut ruangan. 


Beberapa saat kemudian Livia menemukan dirinya dalam keadaan berdiri dengan kedua tangan terikat keatas didalam ruangan yang nampak begitu asing baginya, Dengan mata yang masih terasa berat dan kepala yang sedikit pusing ia mencoba menggerakan kedua tanganya. Namun semakin ia menggerakan tangannya maka ikatan itu pun terasa makin kuat melilit pergelangan tangannya.

Ia pun menyerah dan tak melanjutkan aksinya bersamaan dengan itu pintu ruangan pun terbuka dan masuklah beberapa orang laki laki berbadan kekar dan wajah yang begitu sangar.

Mereka semua bertelanjang dada dan mengenakan celana jeans. Tak lama kemudian datang lagi seorang laki laki berpenampilan perlente dengan memakai penutup wajah dan duduk diatas sebuah kursi yang sudah disiapkan sebelumnya.

Kemudian laki laki itu memberikan sebuah perintah dengan tanganya tanpa berkata kata pada mereka.

Para laki laki berbadan kekar itu pun segera mendekati Livia yang sedang berdiri dengan kedua tangan terikat keatas itu. mata mereka terlihat memerah dan bau aroma minuman keras tercium dari tubuh mereka hingga membuat gadis cantik itu bergidik ngeri.

“ahhhh jangan mendekat.. mau apa kalian !!
“Tolongg… !!! jerit Livia dengan sekeras kerasnya.

“hehe percuma saja kamu berteriak karena tak akan ada yang mendengarmu manis.. ujar salah satu pemuda itu.

“Tolonggg !!! Livia kembali menjerit sebisanya namun semua itu nampak tak berguna sama sekali dan mereka malah tertawa melihat tingkahnya yang sedang ketakutan tsb.
“teriak saja sesukamu sayang !! karena sebentar lagi tubuhmu akan kami perkosa habis habisan hehe.. ujarnya

Livia tersentak ngeri mendengar perkataan bajingan tsb dan membuat tubuhnya langsung terasa lemas tak bertenaga.

“hehe belum apa apa koq sudah lemas cantik.. padaha kita belum mulai koq hehe.. ujar laki laki yang lainnya.

Beberapa diantara mereka mulai meremasi dadanya sementara yang lain jongkok dan meraba raba bagian bawah tubuhnya.

“ahhh hentikaann.. kurang ajar kalian semua… lepaskan aku… ujar Livia sambil meronta ronta.

Mereka semua tak mempedulikannya dan terus menjarah seluruh tubuhnya hingga membuat gadis itu semakin ketakutan. Beberapa diantara mereka berdiri dibelakang sambil menyibak rambutnya yang panjang dan secara bergantian menciumi leher, punggung dan pundaknya hingga ia merasa risih sekali.

Gadis cantik bermata sipit itu meronta ronta sebisanya guna menghindari setiap cumbuan para laki laki itu. Namun dalam keadaan terikat seperti itu ia sama sekali tak berdaya hingga semunya terlihat hanya sia sia belaka.

Dalam ketidak berdayaanya kini Livia hanya bisa meneteskan air matanya dan ia hanya bisa membiarkan dirinya terus dilecehkan para laki laki berbadan kekar tsb. Salah satu dari mereka berusaha mencium bibirnya yang tipis namun Livia menggeleng gelengkan kepalanya untuk menghindar. Laki laki itu merasa kesal lalu ia menggunakan kedua tangannya untuk menahan wajah gadis itu agar tetap mengarah padanya.

Sesaat dipandanginya wajah cantik gadis itu lalu perlahan ia pun mulai melumat bibirnya dengan penuh nafsu.

“hmpmm… Livia menggumam ketika laki laki berwajah sangar itu terus melumat mulutnya dengan rakus. Bau minuman keras dan rokok begitu terasa sekali hingga membuat Livia merasa semakin menderita.

Para laki laki berbadan kekar itu secara bergantian mencium dan melumat bibirnya hingga membuat gadis itu merasa kewalahan menghadapi mereka semua. Tangan tangan kasar itu terus menjarah tubuhnya yang masih lengkap memakai seragam sekolahnya.

Kini salah satu dari mereka berdiri tepat dihadapan gadis itu lalu tangannya mencoba membuka satu persatu kancing baju seragam sekolahnya. Ketika sudah membuka dua buah kancing bajunya lalu ia menarik paksa baju seragamnya hingga terkoyak dan beberapa buah kancing bajunya berserakan diatas lantai gudang tsb.

“aarghh ampun bang. kalian boleh ambil apa saja yang saya punya tapi jangan perkosa saya… ujarnya sambil menangis.
“kami semua tidak butuh uangmu manis. Tapi yang kami inginkan adalah tubuh mulusmu ini hehe.. ujar laki laki itu.

Livia merasa tak dapat berbuat apa apa lagi ketika mengetahui dengan jelas apa yang dinginkan oleh mereka semua. Ia hanya bisa meneteskan airmatanya sambil menunggu dirinya dibantai habis habisan oleh para bajingan tsb.

Tubuh para laki laki itu hampir semuanya dipenuhi oleh tato dan terlihat begitu menyeramkan bagi dirinya. Dalam kepasrahaannya kini celana dalamnya sudah dilucuti oleh salah satu laki laki tsb dan dengan santai nya ia menciumi aroma celana dalamnya yang begitu menggoda. 


Tiba tiba laki laki perlente yang sejak tadi hanya duduk menyaksikan kini berdiri dan berjalan kearahnya. Laki laki itu mengenakan sebuah topeng yang menutupi wajah bagian atasnya saja sementara bagian mulut dibiarkan terbuka.

Laki laki itu berdiri dihadapannya sambil memandangi wajah cantiknya yang memelas. Tanpa berkata kata lalu ia membelai lembut rambutnya dan mencium bibirnya selama beberapa saat. Tanganya meraba punggung dan buah dadanya yang masih tertutup pakaian dalamnya.

Kini laki laki itu mencumbui bagian wajahnya dan samping telinganya dan hembusan nafasnya yang berat terdengar keras ditelinga gadis itu. Daun telinga Livia sesekali dikulum olehnya seolah olah hendak dilahap olehnya. Sebagian wajah Livia mulai dijilatinya hingga basah lalu turun kebagian bawah lehernya.

Ia menciumi aroma tubuh Livia yang menyegarkan itu lalu mencumbui samping lehernya dan dilanjutkan dengan mencupang lehernya hingga memerah.

“arghhh… jangan… ucap Livia

Pria bertopeng itu terus melanjutkan aksi bejadnya dan kemudian jongkok dibawah diantara kedua kakinya. Ia mencumbui sepasang kaki Livia yang mulus itu dan menjilatinya hingga terlihat basah. Kepalanya lalu masuk kedalam rok seragam gadis itu dan berusaha menjilati bagian selangkangannya dan juga kemaluannya.

“aahhh.. ampun bang.. jangan lakukan… kumohon lepaskan aku… ujar Livia dengan suara memelas.

Kini ia merasa kemaluannya sedang dijilati oleh laki laki itu dan sesekali pria itu menyedot kemaluannya dengan sangat rakus.

Livia menggelinjang dan mencoba merapatkan kedua kakinya namun dicegah oleh pria itu yang sedang asik mejilati bagian luar kemaluannya.

Puas mencumbui bagian selangkanganya lalu ia pun berdiri dan mengangkat sebelah kaki gadis itu keatas dan menekuknya. Dengan bertumpu pada sebelah kakinya kini Livia mulai merasakan kemaluannya tengah disodok oleh sebuah batang yang sangat keras sekali. Sambil berdiri tangan laki laki itu mengarahkan batangnya pada kemaluan Livia dan mendorongnya secara perlahan.

Arghh… Livia menjerit kesekakitan ketika batang itu menyeruak semakin dalam saja. Ia menggeliat sambil menggigit bagian bawah bibirnya untuk menahan rasa sakit yang dirasakanya.

Laki laki itu mulai menggerakan pinggulnya dan batang itu pun mulai terlihat keluar masuk didalam kemaluannya. Rasanya begitu sakit dan perih ketika kegadisannya direnggut paksa oleh laki laki bejad tsb namun dalam keadaan terikat seperti itu ia hanya bisa pasrah meratapi penderitaanya.

Beberapa saat kemudian laki laki bertopeng itu menekuk dan mengangkat kedua kakinya hingga tubuhnya kini melayang diudara dengan kedua tangan yang masih terikat keatas. Dalam keadaan berdiri lalu pria itu mulai menggenjot tubuh Livia dengan begitu cepat dan bertenaga hingga tubuh gadis itu tersentak sentak.

Sambil terus menggenjot, kedua tangan pria itu menahan kedua pahanya agar kakinya tetap menggantung keatas selama digenjot olehnya.

Plak plak plak plak… sodokan itu semakin lama semakin cepat saja dan membuat tubuh Livia tersentak sentak diudara. Pemandangan itu membuat para laki laki yang mengelilinginya semakin bernafsu saja dan beberapa diantara mereka mulai mengocok batangnya masing masing sambil memandangi tubuh Livia.

Arghh sakit bang… Livia hanya bisa memejamkan matanya sambil mengerang menahan sakit yang ditimbulkan akibat sodokan batang pemerkosanya.

Laki laki itu sesekali menghentakan pinggulnya kuat kuat hingga batangnya melesak sangat dalam pada kemaluan Livia.

Livia tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya yang masih perawan dan belum pernah berpacaran kini harus disetubuhi dengan cara yang begitu ekstrem dan liar. Tubuh Livia terus tersentak sentak diudara dalam kepasrahannya dan tawa para pemerkosanya menambah pilu penderitaanya. 


Sambil menunggu gilirannya nampak beberapa diantara mereka sedang asik menenggak minuman keras dan sebagian lagi sedang sibuk mengocok batangnya sendiri.

Laki laki bertopeng itu berhenti dan menarik keluar batangnya dari kemaluan Livia. Kedua tangannya pun melepas pegangannya pada paha Livia yang semula terangkat diudara. Rupanya ia ingin berganti posisi dan kini berdiri dibelakang gadis itu. Bagian punggung Livia kini sedikit ditekan olehnya hingga condong kedepan lalu ia membimbing lagi batangnya untuk memasuki liang kewanitaan gadis cantik itu.

Argh… Livia kembali mengerang ketika batang besar itu menerobos kemaluannya dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

“hentikan bang… sakitt.. argh… jerit gadis cantik berambut panjang dan indah tsb.

Dengan berpegangan pada pinggang gadis itu kemudian pria tsb mulai menggoyangkan pinggulnya dan mengarapnya dari arah belakang.Tubuh Livia kini tersentak sentak dari belakang dan terlihat begitu seksinya sementara kedua kakinya terbuka lebar dan menapak dilantai.

Plak plak plak plak… hantaman bertubi tubi mendera kemaluannya yang baru saja dijebol oleh batang tsb.

Cukup lama pria itu menggenjotnya dalam posisi itu dan sepertinya ia merasakan kepala penisnya mulai berkedu kedut sekeligus menandakan bahwa ia akan segera mencapai puncak orgasmenya.

“Ahhhh… sshhh enak banget ouch…. sshh….. ujar pria itu sambil mempercepat genjotannya.

Tak lama kemudian tubuh pria itu mengejang kuat dan ia menghentakan pinggulnya dengan kuat hingga batangnya melesak sangat dalam pada kemaluan gadis itu.

Crort… crott.. crott… sshh….. aahhh…… pria itu melejang keenakan ketika air maninya menyembur keluar.

Irama genjotannya semakin pelan saja dan akhirnya berhenti. Beberapa saat kemudian ia menarik keluar batangnya yang terlihat basah dan dipenuhi bercak darah keperawanan gadis itu.

Laki laki itu menyeka keringat diwajahnya dan wajahnya terlihat puas sekali setelah berhasil mencapai puncak kenikmatannya lalu pria bertopeng itu kembali duduk dibangkunya seperti semula.

Setelah itu ia pun menyuruh salah satu anak buahnya untuk memberikan sebotol minuman pada gadis cantik tsb.

Dua orang diantara mereka berjalan kedekatnya sambil membawa sebuah botol air mineral berukuran kecil.

“ayo moy minum dulu !! lo pasti haus kan karena habis dientotin. Ujar laki laki yang memakai topi itu.
“cuihh !! dasar bajingan kalian semua !! ujar Livia sambil meludahi salah satu dari mereka.

Plak !! sialan berani juga lo meludahi gua !! lo udah bosan hidup ya !! ujar pria itu sambil menampar wajahnya

“ayo cepat diminum jangan coba coba dibuang. Atau pisau ini akan menyayat leher indahmu manis !! ujar pria itu sambil menempelkan sebilah pisau pada leher Livia.

“jangan bang !! jangan bunuh saya.. ujar Livia ketakutan
“kalau lo masih pengen menikmati hidup lebih baik turuti semua perkataan kami. Ujar laki laki berbadan kekar tsb.

“iya bang aku akan turuti semua perintah kalian.. jawab Livia pelan sambil menundukan wajahnya.

Kemudian mereka pun memaksa gadis itu meminum air yang ada didalam botol tsb. salah satu dari mereka membuka paksa mulutnya dan memposisikan kepala Livia sedikit mendengak keatas sementara temannya mulai menuangkan air dalam botol tsb kedalam mulutnya dengan paksa.

Perlahan lahan air itu pun tertelan habis olehnya hingga habis tak bersisa. Rupanya air didalam kemasan itu sudah dicampur serbuk obat perangsang dosis tinggi yang tentunya akan membuat Livia terbakar birahinya. Orang yang membawa botol air tsb lalu melapor pada bosnya yang sedang duduk sambil merokok dengan santainya.

“beres bos. Dia sudah minum semua airnya. Sebentar lagi dia bakalan jadi kuda liar hehe…
“kerja yang bagus.. sekarang kalian semua boleh menikmati tubuhnya tapi ingat jangan sampai tubuhnya yang mulus itu menjadi lecet karena ulah kalian. Ujar bos tsb.

Setelah mendapat perintah lalu mereka semua pun berdiri mengelilingi tubuh Livia sambil membuka pakaiannya masing masing dan tatapan mata mereka terlihat sangat buas. Livia merasa semakin ketakutan karena merasa dirinya seperti seekor kelinci putih yang berada dalam kepungan para srigala buas yang siap menyantap dirinya. Ia menggeleng gelenkan kepalanya seolah tak rela jika tubuhnya akan dibantai habis habisan ditempat itu oleh mereka semua.

Dari pemnbicaraan yang ia dengar sebelumnya sepertinya para laki laki kasar itu memang sudah cukup lama memendam hasrat terhadap anak gadis berkulit putih dan berwajah oriental seperti dirinya. Kata kata umpatan yang bernada rasis terus terlontar dari mulut mereka dan membuat Livia semakin bergetar ketakutan.

Salah satu dari mereka yang bernama Ramses sudah merangsek maju dan mendekap tubuhnya dari belakang. laki laki itu menyibak rambutnya dan menciumi bagian leher dan pundaknya kemudian ia merasa rok seragamnya disingkap keatas dan tak lama kemudian sebuah benda keras menempel pada liang kemaluannya. Livia berusaha menoleh tapi pria sangar itu malah langsung melumat bibirnya dengan ganas.

“hmpmmhh… livia menggumam ketika bibirnya dilumat dengan paksa oleh pria itu bahkan mulutnya terasa seperti sedang disedot hingga air liurnya seperti tersedot keluar dan terhirup oleh pria itu. Pria itu menekan punggungnya hingga sedikit condong kedepan lalu mulai menyetubuhi Livia dari belakang seperti yang dilakukan oleh laki laki bertopeng tadi.

Secara bergantian batang batang berukuran besar itu mengaduk aduk kemaluannya yang sempit dari arah belakang tubuhnya. Tubuh Livia yang sedikit membungkuk dan condong kedepan terus diperkosa oleh mereka secara bergantian namun tak satupun dari mereka yang berhasil mencapai orgasemenya. Rupanya mereka memang tak mau terburu buru karena bagi mereka tubuh mulus Livia sangat nikmat untuk dijamah dan dipermainkan oleh mereka.

Livia tak ingat lagi berapa batang yang sudah mengaduk aduk kemaluannya dari arah belakang tubuhnya. Kedua tangannya yang terikat keatas mulai sedikit memerah akibat gesekan tali tambang yang membelenggu pergelangan tangannya. Gadis berwajah oriental itu tahu benar kalau permaianan ini baru dimulai dan akan berlangsung sangat lama sehingga ia berusaha untuk bertahan sambil menghemat tenaganya. Tubuh Livia kini sudah terlihat pasrah ketika sedang disetubuhi oleh mereka dan tak terlihat lagi adanya rontaan seperti sebelumnya.

Hawa pengap didalam ruangan gudang tua yang tertutup itu membuat keringat Livia terus bercucuran membasahi wajah hingga tubuhnya. Melihat dirinya yang sedang berkeringat lalu salah satu dari mereka berdiri dihadapanya dan mulai menjilati keringat yang ada diwajah dan lehernya hingga bersih mengkilap. Pria yang lain tak mau ketinggalan dan menjilati ketiaknya yang basah, dengan posisi kedua tagannya tertarik keatas membuat laki laki itu dapat dengan leluasa menjilati ketiakknya yang sedang berkeringat

Pria yang berada dibelakang terus menggenjotnya dalam posisi berdiri dengan berpegangan pada pinggangnya yang ramping. Tubuh gadis itu tersentak sentak tak karuan ketika pemerkosanya semakin cepat menggenjotnya dari belakang.

“aahhh…. Sshhh… badan lo enak banget moy… gua jadi ketagihan nih emhhh… sshhhh ouhh… ujar pria berbadan kekar itu sembil terus menyetubuhinya dari belakang.

Cukup lama Ramses menyetubuhi gadis cantik itu namun sekuat kuat dirinya pada akhirnya ia pun harus menyerah juga. ia semakin mempercepat genjotannya dan membuat gadis itu merintih rintih menahan sakit karena disodok batang besar milik laki laki berambut gondrong tsb.

“hmpmhh.. Livia yang cantik itu hanya bisa menggumam karena mulutnya yang sedang dilumat oleh seorang pria lainnya.

“aahhhh ssshhh….. gua mau ngecrot nih moy.. siap siap ya… sshh…. Enghh….. ujar Ramses sambil melenguh panjang.

Crot crot crot… ouhhhhh… spermanya berkali kali menyembur keluar membasahi liang kewanitaan Livia yang baru saja kehilangan keperawanannya hari itu.

Beberapa dari mereka yang belum mencapai orgasme kemudian menyetubuhinya dari arah depan sambil mendekap erat tubuhnya yang masih terikat itu. Rasa sakit yang mendera tubuh Livia semakin menjadi jadi dan tubuhnya terasa semakin lemas saja. Laki laki berbadan kekar yang berjumlah sepuluh orang itu terus menerus memperkosanya tanpa henti dari arah depan maupun belakang tubuhnya.

Sepertinya mereka sangat bernafsu sekali karena bisa mencicipi tubuh seorang gadis chinese berkulit putih mulus seperti Livia. Hasrat terpendam mereka terhadap anak gadis berkulit putih dan bewajah oriental seperti livia akhirnya tersalurkan juga dengan adanya kejadian ini.

Tubuh Livia semakin lemah dan pandangannya mulai kabur sedangkan keringat masih terus mengalir ditubuhnya dan membasahi seragam sekolahnya. Tubuhnya terlihat lunglai tak bertenaga dengan kedua tanganya yang masih terikat keatas. Akhirnya gadis cantik bermata sipit itu tak sanggup bertahan lebih lama lagi dan langsung tak sadarkan diri.

Para pemerkosanya tak mau berhenti walaupun gadis itu sudah tergolek pingsan, wajah wajah sangar mereka masih dipenuhi nafsu binatang yang tak pernah terpuaskan.

“kayaknya kagak seru nih kalau dia pingsan kayak gini.. dul cepat ambil air gih.. ujar Edo
“iya do.. gua juga pengen denger suaranya pas lagi kita entotin kayak tadi. Ujar Dani

Livia tak tahu berapa lama ia pingsan namun ia kembali sadar ketiak seember air disiramkan kewajah dan tubuhnya.Ketika sadar kini Livia menemukan dirinya masih dalam keadaan berdiri dan kedua tangan terikat keata seperti sebelumnya. Tapi sekarang tubuhnya sedang diapit oleh dua pria berbadan kekar dan kedua lubang ditubuhnya sedang digenjot secara bersamaan oleh mereka.Pria yang berada didepan menghantam bagian kemaluannya sedangkan yang dibelakang menggenjot liang anusnya.

Arghhh… rasa sakit kembali melanda dirinya dan ia pun membanting banting kepalanya kekanan dan kiri karena tak tahan dengan penderitaannya.

"Ampunn bang.. hentikan aku gak kuat enggh…..argh…. gadis belia itu menjerit sekuatnya ketika kedua lubang ditubuhnya digenjot dengan sangat kasar oleh kedua laki laki berbadan kekar tsb.

Ia kembali meneteskan airmatanya lagi namun kedua laki laki itu tak peduli dan terus menggenjotnya secara bersamaan.
“gak usah pura pura nangis lo. Dasar lonte.. bilang aja kalau lo lagi keenakan hehe.. ujar Dani
“mungkin batang kita terlalu besar buat dia Dan. Tuh liat aja badannyasampe kelojotan kayak gitu hehe.. ujar Edo

Tubuh Livia terasa seperti dirobek dalam dua bagian karena lubang kemaluan dan anusnya sedang digenjot oleh mereka secara bersamaan. Gadis berkulit putih mulus itu mencoba bertahan dalam penderitaannya dan anehnya perlahan ia mulai bisa menikmati pemerkosaan brutal terhadap dirinya itu. Gadis cantik berwajah oriental itu seperti merasakan sebuah dorongan birahi liar dari dalam dirinya yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Sodokan sodokan ganas para pemerkosanya ternyata telah membangkitkan hasrat terpendam dalam dirinya dan ia mulai bisa menikmati perkosaan tsb. Mereka masih belum puas lalu melepaskan ikatan tangan gadis itu dan Livia pun langsung ambruk dilantai. Kemudian mereka memposisikan Livia dalam gaya doggy style dengan beralaskan sebuah kardus bekas yang banyak berserakan digudang tua tsb. Edo mengambil posisi dari belakang dan menggenjot liang kemaluannya sementara Dani mengincar mulut gadis itu dari arah depan.

Dalam posisi setengah berdiri dan kedua kakinya sedikit tertekuk lalu Dani mulai mengaduk aduk mulut Livia dengan sangat ganas. Sodokan sodokan brutal pada mulutnya membuat Livia merasa gelagapan dan mual karena ukuran batang milik Dani memang terlalu besar untuk mulut mungilnya.

Sesekali Dani menghentakkan pinggulnya dengan kuat sekali hingga batangnya tertanam begitu dalam hingga menyentuh pangkal kerongkongan Livia. Laki laki itu menekan kepala Livia dari arah belakang hingga wajah cantik gadis tsb seperti terbenam dalam selangkanganya.

Dani membiarkan hal itu selama beberapa saat hingga Livia mulai meronta karena kehabisan nafasnya. Tangan gadis itu berusah mendorong dorong pahanya agar ia dapat menghirup udara segar. Dani tertawa senang melihat penderitaan gadis itu lalu ia manarik keluar batangnya hingga air liur Livia ikut mengalir keluar.

Sepertinya Edo tak mau ketinggalan lalu ia mempercepat hentakan pinggulnya hingga batangnya semakin cepat mengaduk aduk liang kewanitaan Livia yang masih begitu sempit.

“aahhhh gila… badan lo enak bener moy.. shshhh. gua entotin juga lo sampe pingsan ussshhh…. Ujar Edo sambil terus menggenjotnya dari belakang.

Cukup lama keduanya menggarap gadis itu dalam posisi doggy style namun sepertinya Edo tak sanggup bertahan lebih lama. Genjotannya terlihat makin cepat saja dan nafasnya pun mulai tersengal sengal.

“Aaahhhh…ssshh …. guuua mau keluar nih moooy…. Enghh…… Crot crot crot… sshhh…. Ouh…

“ayo do keluarin semua didalam biar bunting tuh amoy hehe.. ujar temannya.

Sperma Edo pun menyembur keluar berkali kali dalam jumlah yang sangat banyak didalam kemaluan Livia. Kini irama genjotannya semakin melambat saja dan akhirnya berhenti juga. Ditariknya keluar batang yang nampak basah itu lalu ia pun segera mundur kebelakang dan memberikan kesempatan pada yang lainya. Belum sempat bersitirahat kini kemaluan Livia kembali dihujani sebuah batang yang tak kalah besarnya dengan milik Edo. Secara bergantian mereka pun menyetubuhi Livia dalam posis doggy style tsb dan satu persatu mulai mencapai orgasmenya hingga kemaluan Livia penuh dengan sperma mereka.

Livia benar benar kelelahan lalu berbaring diatas lantai dengan beralaskan kardus bekas tsb. Dalam keadaan berbaring dilantai kedua pahanya sudah dibuka kembali lalu disodok oleh sebuah batang yang cukup besar.

Jleb… batang itu didorong dengan kuat hingga merangsek masuk kedalam. Lalu dengan kasarnya pria itu mulai memperkosanya lagi dengan brutal.

Plak Plak Plak Plak… genjotan laki laki itu begitu kuatnya sehingga tubuhnya tersentak sentak diatas lantai. Kedua orang yang ada disampingnya segera meraih tangannya dan menggunakan untuk mengocok batang mereka. satu orang lagi mengangkangi wajahnya dan memaksanya untuk melakukan oral seks. Belum cukup dengan hal itu lalu satu orang lagi mengangkangi tubuhnya dan menejepitkan batangnay diantara kedua payudaranya.

Kini tubuh Livia harus meladeni kelima orang pria berbadan kekar itu sekaligus. Rangsangan pada tubuhnya dan genjotan pada lubang kemaluan dan mulutnya berhasil membakar gairah dalam dirinya. Livia bergairah ketika membayangkan dirinya yang berkulit putih mulus dan berwajah oriental itu sedang diperkosa beramai ramai oleh para laki laki kasar tsb. birahinya semakin terpantik dan meledak ledak dan perlahan ia pun menikmati perkosaan yang menimpa dirinya saat itu.

Para laki laki itu mulai sedikit keheranan karena dalam waktu singkat gadis itu sudah berubah total dari yang awalnya seorang gadis polos kini menjadi seorang gadis yang begitu liar dan binal. Rupanya pemerkosaaan brutal yang berlangsung selama beberapa jam itu berhasil mengubahnya dirinya menjadi seorang gadis yang haus akan kenikmatan seksual. Selain itu efek kuat dari obat perangsang yang diminumnya tadi pun memberikan pengaruh besar pada dirinya hingga ia menjadi liar seperti itu.

Para pemerkosanya bersorak sorai kegirangan karena melihat perubahan drastic pada diri Livia dan terus memperkosanya hingga berkali kali baik secara bergiliran maupun secara bersamaan.

Tak lama kemudian satu persatu dari mereka pun mencapai orgasmenya lagi dan menumpahkan air mani mereka yang sangat banyak di tubuh Livia mulai dari kemaluan, anus, mulut dan wajahnya hingga tubuh gadis itu berlumuran sperma mereka dan terlihat begitu menjijikan.

Kali ini para pemuda tsb merasa takjub dengan Livia karena walaupun sudah diperkosa beramai ramai oleh mereka namun gadis itu tetap dapat menikmatinya dan tidak jatuh pingsan seperti sebelumnya. Bahkan Livia sendiri seperti tak percaya kalau dirinya bisa bertingkah seliar itu sewaktu sedang dikerjai beramai ramai oleh meraka.

Tapi tubuh Livia yang mulus memang mengundang birahi mereka sehingga mereka nampak masih sibuk menggerayangi tubuhnya yang sedang terbaring lemas tak berdaya dilantai gudang. Pakaian seragamnya terlihat kusut dan kotor dibeberapa bagian sementara rambutnya yang indah terlihat begitu berantakan.

Lima orang laki laki kembali mengelilinginya lalu menyuruh gadis cantik itu untuk mengulum batang mereka secara bergantian. Tak hanya itu mereka juga menggesek dan menampar namparkan batang mereka diwajah cantik gadis itu. Tak cukup dengan itu salah satu dari mereka pun mendekap wajah Livia kearah selangkangannya lalu meggenjot batangnya diwajah gadis itu seperti sedang menyetubuhi wajah cantiknya.

Beberapa diantaranya ada yang menyemburkan spermanya didalam mulut Livia dan sebagian lagi diwajahnya. Pria bertopeng misterius itu berdiri dari tempat duduknya sambil menghembuskan asap rokoknya.

“Sudah cukup.. acara hari ini sudah selesai dan setelah ini kalian harus antar dia pulang kerumahnya. Ujar pria bertopeng tsb sambil melangkah pergi meninggalkan mereka semua.

Puas melampiaskan nafsu bejad mereka lalu mereka pun memandikan Livia hingga tubuhnya bersih kembali. Badannya memang terlihat segar kembali namun raut wajahnya terlihat murung tak bersemangat seolah sedang meratapi nasibnya yang begitu mengenaskan.

Tiga orang diantara mereka mengantar Livia pulang kerumahnya dan ketika itu hari terlihat sudah semakin gelap. Sebelum turun dari dalam mobil para laki laki itu mengancam dirinya agar tak menceritakan kepada siapapun mengenai kejadian hari itu. Mereka mengancam akan menyakiti keluarganya dan menyebarkan video rekaman pemerkosaan itu pada semua orang termasuk teman sekolahnya. Sebelum turun dari mobil sejenak Livia memperhatikan seragam jaket berwarna hitam yang dikenakan salah satu dari laki laki tsb. Sepertinya motif jaketnya itu tidak asing baginya karena merupakan ciri khas sekelompok preman yang berkedok ormas kepemudaan yang kerap berbuat onar di wilayah tsb dan terkadang memalak para pelajar yang baru pulang dari sekolahnya.

Livia turun dari mobil dan berjalan dengan gontai dengan tatapan yang kosong. Ia terlihat masuk kekamar mandi yang ada didalam kamarnya sambil berkali kali membersihkan tubuhnya. Air matanya mulai mengalir dan ia pun menangis pelan didalam kamar mandi tsb tanpa diketahui oleh siapapun.

Livia membaringkan tubuhnya diatas ranjang lalu pikirannya kembali melayang dan berbagai pertanyaan muncul dalam pikirannya yang sedang kalut. Ia bertanya tanya siap sebenarnya pria bertopeng misterius yang sudah menghancurkan hidupnya ? Apakah semua ini ada hubungannya dengan sopir keluarganya yang terlambat menjemput hari ini? Lalu anak kecil yang menjual roti padanya tadi siang apakah juga terlibat dalam masalah ini ? entahlah semua ini masih tanda tanya baginya. Bersediakah kamu membantunya memecahkan masalah pelik yang mendera hidup Livia ini ?

Komentar

  1. Seru nih masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, semoga ceritanya bisa dilanjutkan lagi oleh penulisnya.

    Foto ilustrasi lokasi sebaiknya digunakan juga di cerita2 lainnya, jadi bisa lebih membayangkan skenarionya.

    BalasHapus
  2. Mau dong membantu Livia memecahkan masalahnya, tapi gimana caranya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4