Kami berdua telentang di jok kami masing-masing, dengan kemaluan kami yang masih terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Lisna meremas tangan kiriku, Akutidak tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yang telah kami lakukan. Setelah istirahat sejenak, Lisna mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perutku dan kemaluan saya. Lisna memmbersihkannya dengan mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal saya. “Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda. “Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV. Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CD-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara Akujuga merapihkan kembali celana saya. janda muda