Langsung ke konten utama

Terlilit Nafsu Hina


Disebuah perumahan elit yang ada di pusat kota Manado, ada sebuah keluarga pengusaha yang sudah menikah selama 20 tahun. Keluarga itu sangat harmonis, kehidupan yang mapan, memiliki banyak bisnis, serta anak yang cerdas dan cantik. Ini adalah kehidupan yang didamba-dambakan serta dimimpi-mimpikan oleh para pasangan yang ingin menikah.

Rumah yang dihuni oleh keluarga itu sangat-sangat mewah. Rumah dengan 2 tingkat bercat putih bersih, halaman yang luas menghadap ke jalan raya dengan pagar bercat putih bercorak indah dengan desaign eropa . sementara di halaman belakang rumah itu terdapat taman seluas 500 meter persegi, dengan desaign clasic modern, di halaman belakang itu dipagari oleh tembok yang menjuntai tinggi bercat putih bersih. Serta tembok tersebut dihiasi dengan pepohonan rimbun yang berjejer rapi sehingga menutupi seluruh tembok tersebut. Di bagian ujung sebelah kanan terdapat taman Mini yang dihiasi oleh bunga mawar berwarna merah dan berwarna biru yang melilit pepohonan rimbun yang menjulang keatas. Di taman mini tersebut juga dihiasi dengan tempat bersantai yang mana tempat bersantai itu terdapat enam kursi panjang yang terbuat dari jati bercat putih serta meja panjang bercat putih untuk menaruh sesuatu. Tak jauh dari taman belakang itu, tepatnya di sisi sebelah kanan halaman belakang itu terdapat kolam renang berdinding bebatuan alam yang dihias sedemikian rupa sehingga airnya tetap terlihat jernih dan bersih.

Di dalam rumah mewah tepatnya di lantai satu bagian sisi belakang terdapat satu kamar pembantu, satu gudang, satu ruang dapur yang luas dan komplit dengan berbagai macam peralatan untuk memasak, sementara di bagian tengah dan depan terdapat ruang santai keluarga dan ruang tamu yang berhiaskan oleh benda-benda kuno eksklusif dan mewah.
Di lantai dua rumah mewah itu terdapat tiga kamar besar Nyonya besar Stevi dan Tuan besar Alen, tepat disebelah kamar mereka ada satu kamar kosong milik anaknya stela yang berkuliah di surabaya. Sedangkan kamar terakhir di lantai dua tersebut adalah milik tamu jika ingin menginap dirumah itu. Ya hanya keluarga dekat beserta rekan bisnis keluarga lah yang boleh menginap disitu.

 Mereka mempunyai satu anak perempuan yakni bernama stela yang sekarang kuliah di Surabaya. Keluarga chinese ini sangat mesra dalam menjalin rumah tangga yang sudah lama dibina. Namun ada satu masalah kecil yang menimpa keluarga ini. Masalah kecil yang menimpa keluarga ini adalah SEKS. Masalah kecil yang sudah menjadi besar itu kini menancap bagaikan lintah yang menghisap darah. Sudah lama masalah ini berlarut-larut tanpa adanya solusi. Ya, faktor kesibukan merekalah yang membuat mereka tidak pernah menemukan titik terang. Mereka selalu menutup-nutupi kebohongan mereka dalam seks. Mereka selalu bilang bahwa mereka sangat puas atas service yang dilakukuan oleh satu sama lain. Padahal mereka sejujurnya jenuh. Amat sangat jenuh... Hingga suatu ketika ada seseorang yang tak sengaja melakukan sesuatu yang ujungnya mengubah segala fantasi, hasrat, nafsu, gairah, semangat, cinta hingga berdampak pada rumah tangga dan bisnis mereka sendiri.
Stevi
“Midun , gajih kamu bulan ini saya potong !. Masa bawa mobil aja kamu sampe nyenggol pagar rumah !”” Ucap bu Stevi dengan nada kesal.

“Bu.. Jangan bu anak saya bulan ini harus bayar SPP” ucap midun .”

“Saya ga mau tau.. Kamu sudah sering saya maafkan tapi kamu tidak berubah juga. Kamu kemaren sudah menabrak mobil orang di bandara, ditilang polisi gara-gara sabuk pengaman, menabrak trotoar gara gara dengar musik dan sekarang kamu nabrak pagar.”.” teriak bu Stevi

“Kamu tau tidak kalo tadi orang dealer bilang sudah sangat keterlaluan kalau sampai supirnya melakukan kesalahan secara terus menerus?!” teriak Bu Stevi

“Ia bu maaf. Saya yang salah”

####

“Buset tuh nyonya seksi.. Kerjaannya marah melulu.” Keluh Midun..
Si Midun tampak tidak terima atas perlakuan si nyonya majikan. Karena perlakuan nyonya sangat kasar terhadapnya..

Sang istri yang juga bekerja disitu juga sering mengeluh atas perlakuan sang majikan laki-laki maupun majikan perempuan. Setiap kali nyonya dan dan tuan membutuhkan sesuatu maka Midunlah yang akan disuruh. tak terkecuali waktu tengah malam ataupun subuh.


Sang istri tidak tinggal dirumah majikannya, perbedaan jam kerja dan alasan anaklah yang membuat keduanya sering tak seranjang. Midun juga jarang mendapatkan kebutuhan alamiah dari sang istri. Ditambah lagi mereka sering bertengkar. Ya, gajih minimlah yang membuat mereka sering bertengkar hingga akhirnya si istri tidak mau memberikan jatah kepada Midun..

Dini hari yang begitu sepi, Midun tertidur disebuah kamar lantai bawah dekat gudang. Kamar dengan Suasana yang panas, serta pentilasi yang kecil kerap membuat Midun enggan mengenakan pakaiannya saat sedang beristirahat. Pak Alen kebetulan pagi itu mendapat panggilan dari salah satu perusahaannya. Pak Alen mendapat kabar bahwa perusahaannya yang ada di batam akan Diaudit oleh Dirjen Pajak akibat penghasilan perusahaan yang di laporkan oleh anak buahnya terjadi kekeliruan. Karena pengurusan pajak tidak bisa diwakilkan oleh anak buah maka mau atau tidak mau, suka atau tidak suka pak alen harus turun tangan untuk menyelesaikannya. 

Pak Alen yang saat itu sedang ada di kamarnya menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat berada di batam. Beliau juga memberitahukan kepada istrinya bahwa beliau akan berangkat pagi itu juga. Maka sang isrtri turun ke kamar Midun dengan mengenakan pakaian yang seadanya. Nyonya tersebut masuk ke kamar Midun tanpa mengenakan celana dalam dan BH. Tubuhnya hanya ditutupi oleh daster lembeut berkainkan sutra. Midun yang sedang terlelap di kasurnya tank menyangka akan mendapatkan pemandangan yang indah dan mendebarkan. Karena Midun juga sudah lama tidak melihat wanita cantik dan seseksi itu mengahmpirinya.

Dun, bangun dun…….." ucap nyonya menunduk sambil menggerakan bahu Midun


“Dunn…. Bangunn. “ Ucap nyonya kedua kalinya dengan suara agak keras.

Duhh.. Apaaan sih sri" ucap Midun sambil menangkis tangan wanita yang menggoyangkan punggungnya. Ketika menangkis tangan wanita tersebut tangan Midun Tak disangka menyetuh kedua payudara nyonya dengan lembut.

Midun yang tak tahu kejadian tersebut sontak terkaget karena melihat pemandangan nyonya yang diluar dari biasanya. payudara beserta pentil payudaranya tampak begitu jelas lewat selah dada nyonya ketika membungkuk.

Namun nyonya yang masih setengah mengatuk tersebut tidak tau bahwa ia saat ini sedang membuat pembantunya merangsang dan ingin merencanakan hal yang jahat. Mengenai kejadian tangan Midun yang menyentuh payudara nyonya tersebut nyonya memakluminya. Karena Midun menangkis serta mengenai payudara nyonya dengan mata tertutup. Jadi nyonya berpikir Midun tidak tahu apa-apa.

“Dun, kamu antar bapak ke bandara subuh ini. Kamu siap-siap sekarang ya.” Ujar nyonya mengomando Midun.

“Siap nyonya. Tapi....." ucap Midun sambil menatap payudara sang majikan perempuan degan penuh perhatian.

“Nanti saya nganternya naik mobil apa?” Midun seolah-olah mencari sebuah pertanyaan yang sekiranya membuat nyonya tetap berada pada posisi menunduk. Sehingga ia bisa berlama-lama memandangi payudara indah yang menghiasi mata Midun.

“nanti kamu tanya sama bapak saja langsung. Karena bapak yang lebih tau mobil mana yang membuat ia merasa nyaman di perjalanan” ucap Bu Stevi

“Terus apakah saya langsung balik atau nyonya mau pesan sesuatu sehingga saya tidak bolak-balik dalam perjalanannya?” ucap Midun sambil meleleh menatap pemandangan langka nan indah tersebut..

“Sudah nanti saya kabari kamu kalo saya butus sesuatu” nyonya lantas berdiri dengan naturalnya melangkah ke lantai atas meninggalkan kamar Midun.

Weleh...welehhhh…….jos banget nyonya tadi barusan…” ucap Midun dalam hati dan mengeleng-gelengkan kepalanya sambil menikmati sisa-sia pemandangan tadi di dalam ingatannya.


POV Midun
Aku merasakan ada sebuah tangan yang menggerakan bahuku. Tidak begitu jelas tangan siapa yang mengoyang-goyangkan bahuku tersebut. Aku berpikir itu adalah ulah istriku. Namun aku tersadar akibat gerakan itu semakin bergerak keras di bahuku. Aku sempat menangkis tangan tersebut. Entahlah, mungkin tanganku mengenai sikunya. Ketika aku membuka mataku ternyata sosok yang membangunkanku itu ialah nyonya besar. Aku kaget bukan kepalang. 

Karena nyonya mengenakan daster sexy dan membangunkanku dengan posisi menunduk sehingga payudaranya terlihat begitu jelas melalui celah dadanya. Ahhhhhh... aku begitu terangsang karena nyonya hanya mengenakan daster tipis tanpa berbalut BH dan celana dalam. Lekukan tubuhnya begitu indah. Payudaranya sangat-amat bagus. Ahhhhh... ingin rasanya kujamah payudara itu dengan liar. Ingin rasanya pemandangan ini tak cepat berlalu. Sungguh amat sangat langka pemandangan wanita cantik memperlihatkan tubuhnya seperti ini di dalam hidupku.... nafsuku sontak meninggi, dan otong yang ada di sarangku pun sontak mengeras dengan seketika.... ingin rasanya kuperkosa nyonya besar ku ini. Tapi kapan ada kesempatan datang untuk merealisasikannya ? entahlah.....

Subuh ini kira-kira jam 03:20 nyonya menyuruhku untuk mengantarkan tuan besar ke bandara. Entahlah apa maksud tuan ingin berangkat subuh seperti ini. ketika dalam perjalanan ke bandara Tuan selalu marah-marah di telpon kepada anak buahnya yang kurang mampu mengelola administrasi perusahaan dengan baik. Namun pikiranku tidak tertuju pada amarah tuan. Pikiranku justru tertuju kepada istrinya yang cantik nan bahenol. Rezeki nomplok bisa melihat tubuh istrinya, yang begitu indah. Apalagi tanpa mengenakan BH, payudara nyonya begitu bagus. Sesampainya di bandara tuan menitipkan satu buah berkas untuk diberikan kepada istrinya. Tampaknya berkas tersebut adalah susunan anggaran pembiayaan perusahaan yang berisi nomor-nomor rekening yang harus di transferkan oleh nyonya kepada perusahaan

Sekarang sudah jam 04:00 Subuh dan akupun kini berada di depan rumah majikanku. Setelah memarkirkan mobil yang ku kendarai di parkiran, aku melangkah menuju lantai dua ke kamar nyonya sambil membawa berkas yang dititipkan tuan kepadaku. Terlintas di pikiranku untuk meneruskan Niat Jahatku untuk menikmati tubuh indahnya nyonya. Aku mencoba mencari seutas tali di rumah itu untuk berjada-jaga jika Nyonya Stevi melakukan hal-hal yang diluar dugaan.


aku mencoba memasuki kamar nyonya tanpa mengetuk pintu. ku pegang ganggang pintu itu dan kemudian kubuka dengan perlahahan.

Krrreeeeeeekkkkkkkk! “ suara pintu kamar sedikit berbunyi.

Mati aku ucapku dalam hati sambil berusaha lebih hati-hati lagi. Kucoba mengintip dari selah-selah pintu yang masih terbuka setengahnya ke seluruh arah kamar tidurnya. Beruntung saja aku mendapati ia sedang tertidur pulas di ranjangnya yang berada diujung kiri sisi kamarnya . ia masih mengenakan daster mini berwarna cream yang sama. Tanpa BH, dan tanpa mengenakan celana dalam. Sungguh pemandangan yang amat sangat merangsang melihat tubuhnya yang berbaring dengan indah. Pejantanku mulai mengeras, sehingga membuatku makin tak nyaman jika tidak disalurkan ke betinanya.

Aku mencoba melangkah mendekati Bu Stevi yang sedang berbaring menyamping menghadap tembok sementara bokongnya tepat mengahap dengan liarnya kearahku. Sambil membawa seutas tali yang aku persiapkan tadi. Aku berusaha berbaring dengan sangat hati-hati di belakangnya. Aku juga berusaha agar tidak banyak menggerakan tubuhku sehingga tidak menimbulkan efek getaran di ranjang nyonya. Tali yang aku bawa tadi, aku letakan tepat diatas kepalaku.
Ohh Mai Gooooooshh.. Aku berbaring layaknya seorang suami tepat disebelahnya. Sementara bagian depan membelakangiku membuatku semakin merasa ingin memeluknya layaknya seorang suami.

Dengan perlahan tangan kiriku memeluk tubuhnya dengan mesra. Nyonya terdiam tanpa ada kata-kata yang keluar. Nafasnya masih tenang dan tubuhnya masih terlihat tenang. Jantungku berdebar dengan sangat kencang . dalam kondisi memeluk sang nyoya ini aku terdiam dan berpikir sejenak.


“Gilaaa...aku sungguh berani melakukan hal ini kepada majikanku... ??! bagaimana nasibku jika ia tahu kalau yang memeluk dia bukanlah suamiya? Apakah aku akan dipenjarakan atas perbuatanku sekarang ??! ahhh... biarlah! Aku tak peduli !... siapa suruh dari dulu bersikap tidak manis terhadapku,,, siapa suruh membangunkanku dan memancing nafsuku debngan mengenakan rok mini ini tadi ..!”


Aku kemudian meraih payudaranya kirinya dan meremas dengan lembut....
Mhhhhhmmm......” ucap nyonya dengan lembut...


Kuremas lagi dengan lembut dan kupilin-pilin payudaranya dari luar pakaiannya.
mmmmmmhhhhhhhmmmmhhhh... papah ga jadi berangkat??!” ucapnya dengan nada lembut
tanpa melakukan gerakan sedikitpun, Akupun terdiam dan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Aku tak mau menjawab pertanyaan mengerikan itu. Jantungku berdebar-debar menyadari segala aksi yang sedang kulakukan terhadap bu Stevi.

“mmmmhhhhmmmmmhhh.... enak pah,,,, terus kaya gitu,,,,,, mhhmmmmm.. papah disini aja. Besok siang saja berangkatnya.” Ucap Bu Stevi keenakan. Dia tidak menyadari bahwa yang sedang memilin-milin pentilnya adalah aku. Pembantunya.
Akupun kemudian meremas-remas payudara bu Stevi dengan penuh semangat serta dengan penuh ketegangan.. mataku kupejamkan, kepalaku kudekatkan pada lehernya sehingga nafasku menghembus lembut kearah leher belakang Bu Stevi... aku mencoba menikmati moment menegangkan dan mengenakan tersebut.


“mmmmhhhmmmmmhhhhh... papah kali ini mainya lembut banget, penuh nafsu.. mamah suka banget pah,,,,” ucapnya sambil menahan geli keenakan akibat sentuhan demi sentuhan yang aku mainkan di payudaranya


“yah...iiiiaaahhhh,,,, terus kaya gitu pah..... maaamaaah suka,,, ahhhhh” ucapnya menikmati sentuhan lembut dari tanganku. Akupun makin bernafsu akibat ucapan bu Stevi. Aroma wangi dari rambutnya yang menutupi sebelah lobang hidungku membuatku ingin berlama-lama berada di belakangnya.

----------------

Noynya besar ini tidak mengetahui bahwa sekarang yang menyetubuhinya bukanlah sang suami. Melainkan pembantunya sendiri. Midun terlihat gugup, jantungnya berdebar sangat kencang. Midun seolah-olah telah dikomandokan oleh nafsunya agar mengayunkan jari-jarinya sehingga nyonya terkapar tak berdaya gara-gara permainan jari dan tangan Midun...

setelah membuat nyonya terangsang berat dari ujung kaki hingga ujung kepala, Midun mencoba memainkan jarinya di area sensitif lainnya. Midun mencium dan menjilat leher belakang bu Stevi, meremas bokong bu Stevi, kemudian memainkan kemaluan bu Stevi denga jarinya.

Bu Stevi makin liar dibuatnya. bu Stevi menggoyang goyangkan tubuhnya mencoba mengikuti irama kenikmatan yang dilayangkan oleh tangan Midun dan jari-jari Midun. Hingga akhirnya bu Stevi tak sengaja ingin meraih kontol yang sudah keras dengan tangannya kearah belakang, bu Stevi merasa ada kejanggalan dengan ukuran batang yang ia sentuh...

“Huh...??! bukankah suamiku bilang dia akan ke bandara??! Terus orang yang dibelakangku ini siapa??!?” ujar bu Stevi dalam hatinya.

Bu Stevi mencoba menolehkan kepalanya kearah belakang dan betapa kagetnya ia melihat muka mesum Midun sedang menjamah, menciumnya dari belakanag...

“Midunn.. astagaa... apa yang kamu lakukan ??!” ucap nyonya bertteriak sambil berusaha sekuat tenaga melepaskan tangan enak itu dari tubuhnya.

“Nyonya, saya hanya ingin menyalurkan nafsu saya terhadap nyonya” ucap Midun dengan penuh nafsu liar sambil mencoba melerai tangan nyonya...

“Midun...! saya ini adalah majikan kamu Midun...! tolong jangan lakukan hal gila ini... tolong...” rintih nyonya sambil berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan nikmat Midun...

“tiiddaaakkkk...! saya tidak akan melepaskan nyonya sampai gairah nafu saya terpenuhi..!” ucapp Midun dengan gagah sambil menatap tajam kearah bu Stevi yang dari tadi menoleh kebelakang.

“kurang ajar kamu Midun..! bangsssattt... ! saya tak mengira kamu berani melakukan ini..!” amuk bu Stevi sambil berusaha melepaskan dirinya dari cengkaraman Midun.

“saya juga tak mengira kalau nyonya Stevi berani memotong gajih saya yang sudah rendah ini...! saya sudah lama dendam denganmu nyonya... sekarang adalah kesempatan emas bagi saya untuk memberikan pelajaran atas sikap-sikap nyonya yang dahulu....”

“tidak Midun... saya mohon jangan lakukan ini...! saya minta maaf Midun...! saya minta maaa...aaa.aaaaaffffffff” rengek bu Stevi

“baiklah saya akan maafkan. Saya juga meminta maaf kalau saya harus memperkosa ibu terlebih dahulu..” ucap Midun dengan nada puas.

“tidaaakkk Midun....jangan lakukan hal ini... saya tidak jadi memotong gajihmu... saya akan menaikan gajihmu... saya mohon maafkan saya....tolong lepaskan saya Midun..” ucap bu Stevi merengek sambil memohon belas kasian..

Midun meraih tali diatas kepalanya yang telah ia persiapkan sejak awal. Kemudian berusaha meraih tangan bu dan mengikatnya Stevi satu demi satu.


“Tolong Midun,,, saya mohon kasihani saya...” ucapa bu Stevi tak berdaya sambil memohon belas kasihan Midun.

“Apa yang harus saya kasihani terhadap wanita cantik, kaya, mapan seperti dirimu bu Stevi...??!” “bukankah diriku dan kontolku-lah yang harus dikasihani karena merengek belas kasihan dari dahulu terhadapmu dan terhadap tubuh indahmu..???! “ ucap Midun dengan nada tinggi sambil meneruskan ikatannya.

Ikatan Midun lumayan kencang terlalu sulit untuk dilepaskan oleh wanita seperti bu Stevi. Ikatan itu ia teruskan kesisi atas kasur bu Stevi. Ia berusaha agar ikatan tangan itu menyatu pada batang besi kasur sehingga bu Stevi tidak bisa memberikan perlawanan.

Sekarang tangan bu Stevi terjulur keatas, menyatu dengan ikatan batang diatas kepala bu Stevi. Sementar Midun tertawa kecil melihat raut wajah bu Stevi yang menitikan air mata dan merengek dengan nada kecil..

Midun: hahaha... sekarang lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan untuk menyelamatkan dirimu..

Bu Stevi: ........ (bu Stevi hanya bisa menangis sejadi-jadinya meratapi nasibnya dikamar itu. Ia sadar bahwa usahanya akan sia-sia jika ia berteriak sekencang-kencangnya. Karena kamar bu Stevi dirancang untuk kedap suara)

Midun: kenapa kamu diam ??! triakk... ayo triaakkkk.. bukankah kamar ini memiliki rancang bangunan yang kebal terhadap suara dari luar maupun dari dalam ??! haa..haaa.haaa...

Bu Stevi: dari mana kau mengetahui hal itu ... ??! ucap bu Stevi penasaran

Midun: Pak Alen secara tidak sengaja menceritakannya kepadaku ketika ia bertengkar dengan kamu..

Midun mendekati bu Stevi, melanjutkan sesuatu yang tertunda tadi. Menyinkap daster Bu Stevi dengan kasar dan Menjilat payudara Bu Stevi dengan rakus.

Hmmmhhhhh..hmmmhhhh... payudaramu enak banget stev.... kenyal....” ucap Midun dengan penuh nafsu. Midun juga terkadang menggigit payudara bu Stevi dengan pelan agar gairah sang majikan meninggi.

“arrrggghh.... enak ga stev ...... arghhmmmmmmm....” ucap Midun sambil memainkan puting payudara bu Stevi. Pelan tapi pasti Midun melakukan hal yang sama pada payudara bu Stevi...

“aaakkkkhhhh Midunn..... akkkhhhhh.. hentikan perbuatanmu... hentikaaaaaannn” mohon bu Stevi sambil menahan nikmat...

“tidak bu...! subuh ini kau adalah budakku di kamar ini...!” ucap Midun sambil memulai aksi tangannya kearah vagina bu Stevi. Midun menyingkap keatas daster yang dikenakan bu Stevi kemudian mengelus-elus dengan lebut klistoris milik bu Stevi.....

“aaaahhh Midunnn.. ! arrrrkkkkkhhggmmmmhhh.. hentikan perbuatanmu...” ucap bu Stevi yang nafsunya mulai menginggi akivbat harta berharganya dimainkan oleh laki hitam, bau, dekil, dan berfrofesi sebagai pembantu.

“he’eh nyonya.. terserah nyonya mau ngomong opo...” ucap Midun cuek sambil melanjutkan aksi menghisap payudara serta memainkan klistoris sang majikan.

“aahhh,,ahhrgh.. Midun.. kau sungguh gila..!” ucap nyonya merintih menahan nikmat. Hati bu Stevi mulai terbakar oleh nafsu. Hatinya mulai menggebu-gebu dipermainkan layaknya mainan oleh Midun. Namun disisi lain sesuatu yang sangat nikmat menyerbu tubuhnya tanpa mengindahkan aturan apapun yang mengikat.

“nyonya kalo masih bawel nanti saya main 10 ronde loh..! biar nyonya tau rasa !” ucap Midun kesal. Sambil mulai melepaskan seluruh pakaian yang ia kenakan. Setelah semua terlepas nampaklah batang Midun yang sudah mengeras. Batanng Midun sangat gagah, dihiasi oleh urat-urat yang berjejer tak rapi, batangnya yang berwarna hitam seolah-olah memberi kesan bahwa ia memiliki tenaga yang super banyak dalam hubungan percintaan. 

Ukuran penis Midun yang mirip dengan terong biru menandakan bahwa setelah ini vagina bu Stevi akan diobok-obok oleh penis itu. Sungguh ukuran penis yang diidam-idamkan oleh semua pria. Termasuk idaman para silent reader yang membaca tanpa meninggalkan jejak di cerita ini.

“ampun Midun.....ampunn... saya mohon hentikan.... penismu terlalu besar Midunn...” rengek bu Stevi meminta belas kasih.

Midun mengarahkan penisnya mendekati bibir vagina bu Stevi dan langsung melakukukan penetrasi.
“akkkkkhhhhhhhh......!”

saya belum memasukan penis saya kok kamu malah menjerit sih babi...!” ucap Midun kesal pada bu Stevi.
“ma...af mid...un.....say..a t...a...kut sa..ma uku...ran pen...is ka...mu...” ucap bu Stevi terbata-bata sambil menangis.

Midun mulai memasukkan penisnya yang gagah perkasa bagaikan banteng meksiko kedalam vagina bu Stevi.

“kok sempit sekali memekmu stev...” ucap Midun sambil berusaha sekuat tenaga memasukan penisnya

“Please Midunn.... saya sudah bersuami... tolong Midun.. saya mohon hentikan..” ucap wanita itu dengan nada lirih

akibat usaha, dan perjuangan akhirnya penis Midun menjebol liang vagina bu Stevi.

“akkkkhhhh Midunnn...... iiihhhh......” ucap bu Stevi sambil menahan besarnya penis yang masuuk.

“rasakan kau Stevi..! rasakan pembalasanku ...!” ucap Midun sambil menghentak-hentakan pinggulnya dan penisnya dengan keras kearah vagina bu Stevi.

“aahhhhh....mmm...iii......duu..nn...... mmmmmhhhmmm”

“coba potong lagi gajih saya Stevi,,,, potong...!, rasakan ini.. ! ini adalah pelajaran bagi kamu Stevi yang semenang-menang terhadap saya.....”

“Amppunnnn Midunn... ampunnn.....” ucap bu Stevi dengan nada tersengal-sengal.

Midun merasakan sensasi yang sangat mendebarkan ketika menyetubuhi majikannya yang cantik, sexy, mulus, putih. Sungguh kenikmatan yang jauh lebih besar ketimbang bersetubuh dengan istrinya sendiri...vaginanya yang masih sempit, kulitnya yang begitu putih nan bening akibat perawatan di salon membuat Midun merasakan sensasi bercinta dengan dewa putri Yunani.

“ahhkkkhh,, ahhkkhh,,,ahhkkhh,,” ucap bu Stevi. Rasa sakit yang menerpa liang vaginanya kini berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa. Akibat sodokan yang kasar serta hentakan yang kencang yang menerpa liang vaginanya. Mata bu Stevi menatap tajam kearah Midun... kini ia dihadapkan dengan dua pilihan yang gila. Mengakui dan Menikmati besarnya penis sang pembantu atau berlagak kemahalan dan berpura-pura tidak menikmati pemerkosaan yang sedang ia alami..

“hhhhuuuhh... mmmhhm...mmhhmmm.. stevhh... aku.. mmhh” ucap Midun

Tiba-tiba hal yang tak disangka dan tak terpikirkan oleh bu Stevi datang..

“ bbbeeeeeeeeeeppppp..beeeppppp... ” handphone bu Stevi tiba tiba berbunyi panjang. Ternyata itu adalah Nada ringtone panggilan yang keluar dari bawah bantal kepala bu Stevi. Jantung bu Stevi tiba-tiba berdetak kencang. Ia sangat kebingungan mengenai langkah apa yang akan ia ambil. Midun langsung meraih ponsel yang ada dibawah bantal kepala Stevi dan menatap kearah layar. Midun sempat kaget melihat layar tersebut karena yang menelpon bu Stevi adalah Pak Alen yaitu majikan laki-laki sekaligus suami bu Stevi.


“dengarkan saya Stevi... jika kamu tidak mau saya hamili dan tidak mau saya panggilkan teman-teman saya untuk menikmati tubuh indahmu sekarang ini, pastikan kamu bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa saat ini...!” ucap Midun dengan nada sangat mengancam.

ampun Midun..... ampunnnnni saya...” ucap bu Stevi dengan nada memohon belas kasihan.

“jika kamu melanggar kata-kataku barusan, saya dapat pastikan setelah ini, rumah ini, berkas-berkas penting keluargamu di seluruh ind0nesia, beserta tubuhmu yang indah ini akan saya bakar ditempat ini juga. Dan aku akan pastikan rumah ini akan terbakar hebat dalam waktu 20 menit saja....! dan tentunya kamu, alen, anakmu akan mendadak miskin tanpa harta yang berharga sedikitpun...!


“Pilihan ada di tanganmu Stevi” ucap Midun menegaskan ulang kata-katanya. Sambil menyodorkan hanphone yang berbunyi ke arah telinga bu Stevi .

“hallo mamah” ucap sang majikan ia pah... mamah kebangun denger suara hape”

“maaf ya mah. papah cuman mau bilang, kalo tadi papah nitipin berkas anggaran pembiayaan sama Midun. Midun sudah mengantarkan ke mamah berkasnya ?” ucap pak alen memastikan

“belum pah. Kan mamah lagi tidur” ucap bu alen dengan nada serak-serak basah

nanti pagi jangan lupa ditagih dari Midun terus jangan lupa di transfer ke rekening yang ada di berkas itu ya mah” ucap pak alen tanpa menaruh curiga

“ia pah. Mamah lanjut tidur dulu” ucap bu Stevi. Midun tanpa pikir panjang langsung mematikan telepon tersebut.

sialan.. ganggu orang lagi enak aja nih Alen...” ucap Midun kesal. Sambil menggenjot nikmat si bu Stevi..

Bu stevu kembali mengkerutkan seluruh wajahnya untuk menahan segala kenikmatan yang berlangsung di paginanya... lambat laun nyonya ingin klimaks. Rasa nikmat tertinggi hampir menyimbur seluruh tubuhnya. Ia semakin mengkerutkan wajahnya dan mengepal keraskan genggamannya pada batang besi yang ada di atas kepalanya. Di sisi lain Midun juga merasakan hal yang dialami bu Stevi. Rasa nikmat tertinggi hampir mengguyur tubuhnya. Terutama di area batang kemaluan Midun.

“stevv... aku keluarin dimana nih stev.”

“jangan di dalam Midun. Saya sudah bersuami... tolong jangan keluarin di dalam..” ucap bu Stevi memohon belas kasih. Midun teringat akan perbuatan bu Stevi di telpon tadi. Setelah menimbang ulang perbuatan bu Stevi saat di telpon, akhirnya Midun berbaik hati untuk mengeluarkan spermanya di mulut bu Stevi.

“baiklah.. asalkan kamu telan sperma saya tanpa ada yang tersisa” perintah Midun layaknya ialah sang majikan saat memerkosa bu Stevi. Midunpun akhirnya mengeluarkan batangnya dari lubang vagina bu Stevi yang sudah mengejang keras dan melekatkan batangnya pada liang vagina bu Stevi.

“telann... telan sampai habis...” perintah Midun sambil mengocokan penisnya agar spermanya keluar dari batang kemaluannya.

bu Stevi yang sebenarnya menikmati pemerkosaan tadi kali ini tak mampu menutup-nutupi gairahnya pada sperma Midun yang keluar dari batang kekar berwarna hitam.

horni juga rupanya kamu Stevi.... spermaku tak jijik kau telan” ucap Midun merendahkan bu Stevi

Midunpun terjatuh dan menerpa tubu bu Stevi. Ia memeluk bu Stevi dengan mesranya layaknya bu Stevi adalah istrinya. Sedangkan bu Stevi hanya terdiam kaku sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya.


----------------------------------------------------------

“Stev, sejam lagi aku mau menikmati tubuh indahmu. Aku akan menelpon istriku lewat Hand phonemu”.

“Tolong bilang ke sri agar jangan masuk hari ini karena kamu akan keluar kota sedangkan aku lagi diajak oleh alen ke luar provinsi.” Ucap Midun memberi arahan ke bu Stevi.


“tapii....”

Sudah tidak ada tapi-tapian...! “ ucap Midun menyela pembicaraan.
Midunpun menelpon istrinya sri melalui Hanphone bu Stevi. Dan mengodekan bu Stevi agar mengikuti instruksi yang diberikan oleh dirinya tadi.

“halo nyonya Stevi ? ada apa menelpon saya pagi-pagi begini ?” ucap bu sri
“gini sri, hari ini kamu ga usah masuk, karena saya akan keluar kota. Sementara tadi subuh pak Alen dan Midun pergi ke bandara dan menginap sejengak di hotel bandara untuk bersiap pergi ke batam pada flight pertama”

“oh, ia nyonya.” Ucap bu sri tanda mengerti maksud sang majikan.

baiklah kalau kamu sudah paham” ucap bu sri. Kemudian Midun mematikan hand phone tersebut.

“Mengenai hal mentransfer uang, biar aku yang melakukannya. Tenang saja, kontolku tidak bernafsu sama uangmu. Lagian aku tidak ingin menambah-nambah masalah lain”. Ucap Midun sambil memeluk bu Stevi yang masih terikat.

Midun terbangun. Sementara Stevi masih tertidur pulas karena kehabisan tenaga yang diakibatkan oleh orgasme yang ia alami.
Midun mengocok pelan penisnya dan menyentuh-nyentuhkan palkonnya pada bibir bu Stevi. Setelah penisnya mulai menegang keras, iapun melakukan penetrasi di vagina Stevi. Midun tak ingin dinding vagina bu Stevi lecet karena nanti siang Midun berencana menyetubuhi bu Stevi lagi. akibat penetrasi yang dilakukan Midun, bu Stevi pun terbangun. Bu Stevi menatap kosong kearah wajah Midun.



Ia menatap wajah pembantu yang tega memperkosanya. Ia tak berdaya melawan, ia tak berdaya dengan ancaman Midun. Wajah tanpa pengharapan bu Stevi seolah-olah bagaikan catur yang mana rajanya di skakmat oleh perdana mentri, dan kuda. Air mata bu Stevi kembali menetes dari sudut samping matanya. Ia hanya mampu mengangkang tak berdaya. Rasa emosi yang pada pemerkosaan pertama yang telah berbaris hebat di pikirannya kini sirna di terpa rasa kebingungan dan kegelisahan. 

Rasa kebingungan dan kegelisahan itu telah mampu mengalahkan emosi yang menggebu-gebu dengan mudah. Bahkan telah menusuk dan merusak setiap lapis psikologis yang menerpanya. Ia lupa kalau kodrat dan posisinya adalah majikan yang memiliki segala tampuk pengaruh dan kekuasaan dari segala lapisan di rumahnya.

Ketika penis Midun masuk dan tertancap penuh di vagina bu Stevi, rasa sakit kembali menerpanya di area selangkangannya.
“Ahhhhhhh.....ahhhhhh..... sakkkittt..” ucap bu Stevi sambil mengkerutkan dahinya.
“sabar Stev, bentar lagi berubah menjadi nikmat kok” ucap Midun sambil tertawa keras. Sambil menggenjot batang penisnya dengan tempo yang teratur. Midun telah berhasil menguasai pikiran, psikologis dan hati Bu Stevi.
“ahhh....ahhh.....ahhh...” bu Stevi kembali menjerit akibat tusukan penis berukuran terong di vaginanya. Penis yang paling besar yang pernah ia rasakan selama masa hidupnya.
hhhhhmmm...hmmmm rasakan kau perek.. “ ucap Midun dengan nada merendahkan bu Stevi.
Bu Stevi hanya mampu menjerit dan mengangkang lebar dibuat Midun. Sementara kedua tangannya masih terikat pada sebatang besi diatas kepalanya.
kali ini Midun bermain sedikit lebih lama dari ronde pertama. Midun benar-benar menikmati setiap centi demi centi kontol yang masuk ke dalam vagina bu Stevi.
“aahhh....ahhh....ahh.......”bu Stevi terus menjerit hebat

“rasakan kau perek.. rasakan kotol hitamku...rasakan.....!”
“ampun... ahh.... amm..puunn mi..dun..ahhh....”

Mereka berteriak, mereka menjerit, mereka berkeringat Dalam permainan itu.

bu Stevipun kembali mengejang denga hebatnya dalam posisi mengangkang..

aaaaaaarrrkkkkkkkssstttthhh ....! hhheehhhhhh...hehhhh...” ucap bu Stevi dengan nada meninggi diterpa orgasme yang dashyat.
sementara itu Midun menarik spermanya dan memuntahkannya di perut bu Stevi. Setelah sperma Midun keluar, Midunpun pergi ke dapur mengambil sebuah sendok dan kemudian kemali ke kamar.

“Stevi, kamu harus telan sperma saya sampai tak ada yang tersisa” ucap Midun sambil menyendokan sperma dari atas perut bu Stevi dan mengarahkannya ke mulut bu Stevi.

“hmm....hmmmm...” ucap bu Stevi menolak perintah Midun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“baiklah kalau kamu tidak mau.. sperma ini akan saya masukan kedalam vaginamu dan dalam beberapa minggu akan membuahi seorang anak di dalam perutmu.. ha..haa..haa” ucap Midun dengan santai.

“jangannn..jangann.. baiklah Midun.. saya akan menelannya” ucap bu Stevi tak berdaya.

“bagus perek... baguss! Itu yang aku maksud” ujar Midun sambil menyendokan spermanya dan menuangkannya pada mulut bu sttevi..

########

Terik Matahari semakin meninggi. Suasana di kamar bu Stevi sangat panas. Wajah bu Stevi tampak kusam, tubuhnya meneteskan keringat yang membasahi daster indah yang ia kenakan. Bu Stevi hanya terdiam menatap kosong kearah kakinya yang menjulur lurus kebawah sementara kedua tangannya masih terikat pada batang besi diatas kepalanya. Bu Stevi terkulai lemah dengan penuh keringat di kasur, Midun tidak menghidupkan AC di kamar mewah milik bu Stevi dan pak alen. Bu Stevi masih berharap sebuah keajaiban timbul dari sudut luar kamarnya untuk melepaskan tali ikatannya. Perut yang keroncongan membuat bu Stevi semakin terkulai lemah di kasur empuk miliknya.
Tak lama kemudian, sosok pria berkulit hitam, rambut yang tersisir rapi, wajah yang cerah dan bersinar, mengenakan baju hem lengan panjang warna biru tua, bercelana panjang warna hitam, serta mengenakan sepatu pantofel hitam mengkilat dan berparfum wangi ala pak alen seolah-olah memberikan kesan bahwa ia orang kantoran dengan jabatan tinggi.

Pria itu melangkah mendekati bu Stevi sambil membawakan sebuah tas jinjing dan sebuah piring berisi makanan ala ekspatriat.
“oouuhhh... bu Stevi.... cup-cup..cup...... “ ucap Midun sambil menaruh koper dan piring makanan keatas meja samping kiri kamar. Midun kemudian mencium kening, pipi, hingga leher bu Stevi dengan lembut. Melihat bu Stevi yang berkeringat Midun langsung menyalakan AC di kamar mewah tersebut.

“Midun, saya tidak pernah tidak mandi ketika pagi hari. Namun sekarang sudah tengah hari, diriku berbau tak sedap, berkeringat seharian, kucel, dan aku lapar,” ucap bu Stevi sambil menangis.

hati Midun, seketika itu teguncang hebat mendengar majikannya berbicara layaknya orang yang tak punya apa-apa. Seketika itu juga Midun memeluk bu Stevi dan mengusapkan air mata yang membasahi pipinya...

“maafkan aku ya stev. Aku sudah membuatmu begini. Tapi habis kamu mandi dan makan, kita lanjut lagi ya” ucap Midun lembut sambil mencium keningnya

***********

Midun melepaskan ikatan yang melilit tangan bu Stevi. Dan mengijinkan bu Stevi untuk mandi
Mata Midun mengawasi dengan tajam setiap senti pergerakan bu Stevi. Bahkan ketika mandipun Midun tak mengijinkan bu Stevi mengunci pintu kamar mandi. Untuk mempermudah Midun melakukan pengawasan.

Bu Stevi tampak canggung ketika sedang mandi. Ia, dia tampak kurang nyaman ditatap dengan tajam oleh pria yang sudah dua kali memperkosanya. Namun Midun tampak menikmati setiap liukan indah tubuh bu Stevi saat diguyur air. Midun ingin sekali bergabung dengan aktivitas bu Stevi, namun dia tidak ingin aroma parfum mahal milik Pak Alen yang menempel pada dirinya hilang akibat diguyur air.

Midun melipat kedua baju lengan panjangnya sampai ke mata sikunya dan melangkah anggun mendekati bu Stevi untuk menyabuninya. Tanpa di komando Midun meraih sabun yang di genggam bu Stevi dan mulain mengusap-usapkannya dari leher hingga ke telapak kaki bu Stevi. Bu Stevi hanya mematung tak bergerak akibat kecanggungan yang menerpa hati dan pemikirannya. 

Sementara sentuhan-demi sentuhan sabun yang menari indah di kulit halusnya membuat bu Stevi menutup matanya. Ya, ia kini mulai menikmati pergerakan sabun yang menari indah dikulit halusnya. Hingga pada sesi terakhir Midun mengoles-oleskan batang sabun yang di genggamnya menuju ke vagina bu Stevi. Midun menggerakan maju mundur pada bagian vagina bu Stevi.

“hmmhhhh” nafas bu Stevi mulai tak berirama lagi..
Sedangkan Midun asik menikmati tangannya yang menyabuni area vagina bu Stevi. Dengan penuh penghayatan dan perasaan Midun melakukan hal tersebut.

“stev, sekarang siram yang bersih yah.” Ucap Midun menatap halus wajah bu Stevi sambil mengelus kening bu Stevi dengan lembut. Bu Stevi hanya mengangguk pendek menandakan ia mengerti instruksi Midun.

Midun melangkah menuju kasur mewah tempat bu Stevi tidur dan duduk diatas kasur dengan kaki yang masih mengenakan sepatu hitam menyentuh ke lantai. Midun kembali mengawasi Stevi yang ada di kamar mandi. Stevi akhirnya melilit tubuhnya dengan handuk putih bersih tanpa noda dan berjalan melangkah mendekati Midun. Midun terpaku sejenak pada lingkaran mata sipit bu Stevi. Aura aggun bu Stevi terlihat jelas setelah ia mandi. Suasana di ruangan itu terasa begitu sunyi. Tak ada suara apapun kecuali sisa tetesan air dari wastafel yang menyentuh lantai kamar mandi.

Mata bu Stevi menatap kosong pada wajah hitam Midun. Tubuhnya seperti patung pahatan tanpa pergerakan. Nafasnya berirama lembut melewati hidungnya. Ia menunggu pergerakan dari Midun untuk menyentuh tubuh halusnya.

Midun yang awalnya duduk terpaku kini berdiri dan memeluk bu tevi. Ia mencium kening bu Stevi dengan penuh penghayatan. Kali ini bu Stevi tampak menikmati ciuman lembut di keningnya itu. suasana pemerkosaan pada kamar itu kini berubah menjadi suasana persetubuhan atas dasar suka sama pasrah. 

Sungguh pemandangan yang tak lazim melihat kontrasnya kulit mereka bersentuhan pada area-area sensitif satu sama lain. Awan gemuruh terlihat begitu jelas menyelimuti langit dari kaca jedela dalam kamar sang majikan. Entah pertanda apa yang ditunjukan alam akibat dua orang dari golongan kasta yang berbeda dan status pernikahan yang berbeda berkumpul menjadi satu dalam ruangan itu.

Midun melepas dengan lembut handuk yang meliliti putih bu Stevi, sementara nafas Midun mengalir tidak stabil di leher bu Stevi. Nampaknya nafas tersebut berhasil membuat Stevi merasakan kegelian lembut di area lehernya. Midun langsung melakukan french kiss terhadap bibir lembut wanita anggun bermata sipit dan bekulih putih yang lembut nan halus. 

Namun tiba-tiba bu Stevi menggigit keras bibir bagian bawah Midun hingga mengeluarkan darah yang lumayan banyak membanjiri mulut bu Stevi. Gigitan itu kemudian ia lepaskan dan darah yang ada di dalam mulutnya ditelan habis oleh bu Stevi. Bu Stevi kemudian membalas ciuman Midun dengan penuh nafsu
.
Midun meremas-remas dengan lembut payudara wanita cantik tersebut dengan penuh perasaan. Sementara bibir mereka masih berpagutan antara satu sama lain. Midun tampaknya menikmati rasa nyeri akibar air liur yang membasahi luka di bibir bagian bawahnya
Setelah puas berciuman, Midun merebahkan bu Stevi di ranjang dan menyerang payudara Stevi dengan rakus serta menari-narikan lidahnya pada puting payudara wanita sipit itu. Sementara mata bu Stevi merem-melek menikmati tarian demi tarian di daerah puting payudaranya. Desahan mereka menjadi mengeras dan menjadi tak karuan. Lilitan nafsu kembali menerpa pria berkulit hitam dengan wanita berkulit putih bak istri raja china tersebut.

Midun yang tak tahan dengan aroma tubuh bu Stevi langsung mengarahkan bibirnya kearea kewanitaan bu Stevi. Rasa sakit yang menerpa bibirnya kalah dengan gairah nafsu yang menyelimuti seluruh tubuhnya. “Stevi, vagina mu harum sekali.... rasa vagina lendirmu pun begitu gurih dari yang biasanya.”ucap Midun sambil mendesah.

“iiirrhhh ....” bu Stevi tak menjawab. Pinggulnya ters bergoyang kesegala arah menahan rasa nimat dari lidah lembut Midun. Bu Stevi hanya bersikap deffensive. Rupanya Secuil logika masih bertahan dipikirannya sehingga ia tak mau terlihat murahan di hadapan pembantunya.

Midun yang sudah berada di puncak gairahnya pun melepaskan semua pakaian termasuk sepatu hitam yang ia kenakan. Ia langsung berusaha memasukan penis hitam berukuran terong miliknya ke vagina yang sudah basah.

“aaaaaarggghh.... ahhh.... iiiikkhhh” ucap bu Stevi mendesah menerima serangan batang hitam berukuran terong masak itu. Tangannya menggenggam keraas sprei kasur miliknya
“stev, mmuucahh.. ” ucap Midun mengecup bibir merah muda tersebut.

Midun kemudian melakukan french kiss dalam keadaan sedang bercinta. Aura nafsu menguasai mereka berdua. Cuman bu Stevi diterpa secuil logika sehingga membuat dirinya diperkosa dengan sikap anggun nan pasrah.

Keringat mulai bercucuran pada tubuh masing-masing dari mereka. Mereka mendesah, mereka berciuman, mereka berpelukan, dan mereka mendapat orgasme bersama.
Setelah kejadian di hari itu Midun berhasil membuat bu Stevi tak berdaya melaporkan kebejatan Midun yang menimpa dirinya.

sebulan berlalu.
Aktivitas berjalan normal seperti biasanya. Namun bu Stevi merasakan ada efek dahsyat pada hubungan percintaannya dengan suaminya. Ternyata penis berukuran kecil, berwarna putih milik pak alen sudah tak dapat memberikan sensasi kenikmatan lagi pada tubuh bu Stevi. Hubungan badan mereka mulai terlihat kurang menggairahkan lagi. yah, itulah effek mengerikan yang diterima mereka berdua. Penis berukuran terong milik Midun yang telah mengobok-obok vagina bu Stevi mampu membuat penis berukuran batang rokok milik Pak Alen tak tak memiliki rasa nikmat yang berarti.


Enam bulan telah berlalu. Bu Stevi mulai gelisah dengan hubungan intimnya. Penis milik suaminya sudah tak mampu membuatnya orgasme dasyat lagi. sedangkan pak alenpun merasakan ada kenikmatan yang berkurang drastis pada cengkraman vagina milik bu Stevi. Ini adalah hal yang paling krusial/vital dalam hubungan suami istri. Sementara Midun kurang menyadari dampak yang menerpa terhadap majikannya. Ia tak tahu bahwa dirinya mulai dilirik Bu Stevi. 

Namun Bu Stevi masih memiliki rasa canggung dan masih merasa bahwa harga dirinya terlalu mahal untuk meminta hal TABU antara majikan dengan pembantu. Namun disisi lain aliran nafsu, gelisah, takut dan gairah akan sex mulai melilit sendi-sendi nadi dalam tubuhnya. Tubuhnya bagaikan terkena racun yang melilit area kenikmatannya. Ya, Terasa ada yang kurang, terasa ada yang hilang, terasa ada yang mengganjal. Dan itu sering membuatnya tak nyaman dan sering tidak tenang.

Midun sering mengantar bu Stevi dalam perjalanan bisnis dalam kota, perubahan drastis terhadap pakaian bu Stevi mulai terlihat. Padahal Sebelum kejadian pemerkosaan yang menimpa bu Stevi, ia jarang mengenakan pakaian ketat. namun kini ia menjadi sering mengenakan pakaian yang terbilang sexy bahkan sangat memancing gairah kaum adam yang meliatnya.

Namun Lagi-lagi Midun tidak menyadari akan hal itu, ya. Karena Midun memiliki pelampiasan akan sex kepada isterinya sehingga ia tidak mengkhawatirkan nafsu yang menerpanya ketika meliat bu Stevi mengenakan pakaian yang memancing hawa nafsunya. Sementara Bu Stevi merasa semakin menderita akibat lobang vaginanya yang longgar sehingga ia tidak bisa menikmati sex secara utuh lagi.

Kerinduannya akan penis Midun semakin memuncak, tidak hanya ukuran penis Midun yang seperti terong yang ia rindukan, tetapi warna hitam serta bau aneh pada penis Midunpun mulai membuatnya menjadi sakau. Bahkan sangat sakau. Benih kerinduan mulai terlihat pada tatapan matanya ketika bertemu Midun ketika Midun melakukan pekerjaannya sebagai pembantu. 

Tak jarang Bu Stevi mengintip-intip Midun dari tempat yang tersembunyi hanya untuk melihat batang Midun yang tercetak jelas pada celana jeansnya. Sering sekali bu Stevi mengenakan daster tidur sexy tanpa BH dan tanpa celana dalam ketika Midun sedang bekerja di siang hari hanya Sekedar untuk memancing gairah Midun. Bu Stevi sangat merindukan moment-moment ketika ia pertama kali diperkosa oleh Midun. 

Namun Midun tak pernah memperkosanya lagi. jangankan memperkosa menggodapun Midun sudah tidak punya nyali lagi. ya, Midun merasa sangat bersalah dan berdosa atas perbuatannya. Ia mulai takut jika orang yang ia cintai kehilangan masa depan seandainya Midun sampai melakukan hal itu lagi.

Sedangkan pak alen tak merasa curiga sedikitpun. Karena bagi pak alen adalah hal yang wajar jika seorang istri berpakaian sexy di rumahnya sendiri. Pak alen berpikir bahwa pakaian yang dikenakan oleh bu Stevi adalah untuk memikat dirinya. Namun pandangan pak alen ternyata salah. 

Ia tak tahu bahwa isterinya telah diperkosa sebanyak tiga kali oleh Midun. Ukuran lobang vagina isterinya yang mulai menlonggarpun ia maklumi. Karena pak alen berpikir bahwa hal itu akibat usia isterinya tidak muda lagi. padahal hal itu terjadi gara-gara Penis Midun yang berukuran terong yang telah mengobok-obok Vagina isterinya.

“Midun.... Pak Alen besok pagi mau ke jakarta, besok pagi kamu harus stand by di kamar. jangan pulang ke rumah dulu.”

“siap nyonya.” Ucap midun

kamu pulang dari bandara jangan lupa ambil titipan untuk saya di rumah bu joko.”
“ia nyonya” ucap Midun sambil sedikit menundukan bahunya
ini uang buat bensin sama buat bayar SPP anak kamu” ucap bu Stevi sambil memberikan amplop berisi dua juta rupiah

“waduh nyonya... tapi kan ini belum masuk smester baru.”
“udah simpan aja buat keperluan anak kamu. Ingat, kamu kerja harus lebih rajin lagi ya...”

“tapi kan non............”
“Udah. Jangan banyak tapi-tapian. Kalo saya kasih itu di terima” sanggah bu Stevi
Baik non. Makasih banyak non”
---------

Pov Midun
pagi ini aku bangun lebih awal dari biasanya, kurasakan tubuhku bugar sekali. Apalagi Suasana di kolam renang ini lebih sejuk dari biasanya. Aku memulai hariku dengan secangkir kopi ABC Mocca sambil membersihkan dedaunan di kolam renang ini mengenakan tongkat Jaring untuk meraih setiap dedaunan yang mengambang di atas air. Saat aku melakukan kegiatanku membersihkan kolam renang, aku merasa batangku mulai mengeras. Mungkin suasana sejuk yang menusuk sampai ke kulitku melalui celana membuat batang kemaluanku ikut menikmatiya. Aku berdiri di tepi kolam berusaha meraih satu demi satu dedaunan itu. Tongkat yang ku kenakan tidak cukup panjang untuk meraih dedaunan sialan itu. Tak jarang aku hampir terjauh dibuatnya. Saat aku berusaha meraih satu daun terakhir yang berada di paling tengah kolam tiba-tiba aku terjatuh ke kolam renang akibat licinnya lantai pinggir kolam yang aku injak.

“blllllllurrrrrrrssss” bunyi air kolam saat diterpa badanku.

“sialan.. aku basah kuyup” ucapku kesal. Rambut, Baju kaos, serta celana ketat pendek yang aku kenakan ikut basah semua. Untung aku sekarang sedang tidak membawa handphone. aku berusaha bangkit dari kolam itu. Parahnya otongku masih tetap berdiri tegap sehingga tercetak jelas saat aku telah keluar dari kolam.

huh, sial sekali...” ucapku sambil menghadap ke dalam rumah.


Aku melihat ada sesosok perempuan menatapku dari arah kamar tidur lantai dua. Kamar itu adalah kamarnya bu Stevi dan pak alen.


Ya... siapa lagi yang menatapku kalau bukan bu Stevi. Karna pak alen tidak pernah bangun sepagi ini kecuali jika tidak sedang ada urusan penting.

ah.. terpaksa deh harus ganti pakaian” ucapku kesal

Dari kolam renang tersebut aku berjalan kearah pintu belakang rumah untuk menuju kamarku. Ketika aku membuka pintu kamar belakang tiba-tiba aku melihat bu Stevi yang mengenakan daster tidur sexi menatap kearah kontolku.

“kamu Midun kenapa ?? kok basah gini??” ucap bu Stevi sambil menatap kontolku yang masih mengeras.

“gak nyonya. Tadi saya terjatuh di kolam renang karena tidak hati-hati”

Oh ya sudah kamu ganti baju dulu. Terus nanti jangan lupa setelah kamu ganti baju, taman yang ada di belakang di bersihkan juga. Tuh daun-daunnya udah berserakan di lantai.” Ucapnya sambil curi-curi pandang ke kontolku.

“Ia nyonya. Saya ganti baju dulu” Ucapku sopan sambil meninggalkannya.

“kok nyonya bisa secepat itu berada di pintu belakang rumah. Padahal jarak dari kamarnya ke pintu belakangkan lumayan jauh. Pasti dia berlari kecil untuk bisa sampai ke pintu belakang. Tapi, tadi pakaiannya sexy banget. otongku makin mengeras melihat lekukan tubuh dan pakaiannya...Benar benar menggoda iman” ucapku dalam hati

Ketika aku masuk ke dalam kamarku, aku menutup pintu kamarku tanpa aku kunci. Aku melepas seluruh pakaianku yang basah hingga kini aku benar-benar bugil. Di saat aku dalam kondisi telanjang tiba-tiba bu alen membuka pintu kamarku tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Dia terkaget mellihatku dalam kondisi bugil. Matanya menatap tajam pada si batang hitam yang mulai mengeras milikku. Matanya benar-benar melotot kearah kontolku. bibir bawahnya ia gigit setengah sambil menelan air liurnya.

ada yang bisa saya bantu nyonya ?” ucapku senyum memergokinya menatap liar kearah kontolku. Aku sebagai pembantu mencoba berlagak sok mahal di depannya.

“aaanuuu...aannuuu duuunnnhh. Itu isterimu masuk jam berapa kerjanya?? Saya mendadak lapar dun..” ucapnya dengan sedikit terbata-bata sambil tetap mencuri-curi pandang ke kontol besar berukuran terong milikku.

“apa perlu saya telponkan biar isteriku untuk segera datang kerumah ??”

yesss.. kena kau stev. Memergokiku seraya sedang bugil. Sapa suruh ga ketok pintu dulu” ucapku bahagia dalam hati.

“.........” bu Stevi terdiam. Tingkahnya tiba-tiba berubah. Bu Stevi langsung pergi tanpa sepatah katapun.

Sementara aku sontak kebingungan dengan sikapya. Ntah apa yang ada dipikiranya.


POV BU STEVI

Pagi itu aku ingin beraktivitas seperti biasanya. Aku bangun dari tempat tidurku dan tiba-tiba aku mendengar suara orang tercebur di kolam renang belakang rumah. Akupun segera menengok dari arah kaca jendelaku.
Midun.... itu kan Midun... “ ucapku dalam hati
Akupun memperhatikan bangkit dari kolam renang. Dan betapa kagetnya aku bahwa penisnya tercetak jelas dari dalam celananya.

ahhhh.. penis itu.. aku rindu penis itu...” ucapku pelan sambil membayangkan penis itu memasuki vaginaku lagi.

Aku berlari secepat kilat dari kamar tidurku yang ada di lantai dua menuju pintu belakang yang ada lantai satu. Aku berdiri tepat di depan pintu tersebut berharap dapat meliat penis Midun dari jarak dekat.

creeekkk” bunyi suara pintu yang di buka Midun. Midun berdiri tepat di depanku. Aku terpukau meliat penisnya Midun sampai aku tak menyadari kalau ia menatap aku.

Ahhhh....... penis ini... duuuunnnnn aaahhh” rengekku dalam hati.

Aku ingin sekali meliat penis ini tanpa ditutupi sehelai benangpun. Aku ingin sekali meraihnya, Aku ingin mengulumnya...

Setelah bercakap-cakap sebentar dengannya, iapun meninggalkanku begitu saja menuju kamar tidurnya. Namun aku tak kehabisan akal agar membuatnya bergairah denganku. Akupun membuka pintu kamarnya tanpa mengetoknya terlebih dahulu. Aku menatap tajam penuh nafsu kearah penisnya yang sedang bugil. Ingin kuraih penis itu namun aku takut ketahuan suamiku. Aku takut kepergok suamiku.

“ada yang bisa saya bantu nyonya ?” ucapnya senyum memergokiku. Aku yakin ia sadar kalau aku menatap liar kearah kontolnya. Namun kuliat ia tampak tak menghiraukan sinyal dariku.
“sialan.. ! pembantu sialan iini berlagak tak menginginkan tubuhku yang indah ini. Padahal penisnya yang berukuran terong sudah jelas-jelas memanggil tubuhku yang sexy ini” keluhku dalam hati.

“aaanuuu...aannuuu duuunnnhh. Itu isterimu masuk jam berapa kerjanya?? Saya mendadak lapar dun..” ucapku dengan sedikit terbata-bata sambil tetap mencuri-curi pandang ke kontol besar berukuran terong miliknya.

“apa perlu saya telponkan biar isteriku untuk segera datang kerumah ??”

ahhh taik.... ia pura-pura tak mengetahui kode dariku.. pembantu sialan.. masa aku harus meminta duluan sih.. ! padahal aku sudah sengaja mengenakan pakaian sexy biar ia tertarik untuk memperkosaku lagi,,,,” keluhku dalam hati sambil meninggalkannya tanpa sepatah katapun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4