Disebuah
perumahan elit yang ada di pusat kota Manado , ada sebuah
keluarga pengusaha yang sudah menikah selama 20 tahun. Keluarga itu sangat
harmonis, kehidupan yang mapan, memiliki banyak bisnis, serta anak yang cerdas
dan cantik. Ini adalah kehidupan yang didamba-dambakan serta dimimpi-mimpikan
oleh para pasangan yang ingin menikah.
Rumah yang
dihuni oleh keluarga itu sangat-sangat mewah. Rumah dengan 2 tingkat bercat
putih bersih, halaman yang luas menghadap ke jalan raya dengan pagar bercat
putih bercorak indah dengan desaign eropa . sementara di halaman belakang rumah
itu terdapat taman seluas 500 meter persegi, dengan desaign clasic modern, di
halaman belakang itu dipagari oleh tembok yang menjuntai tinggi bercat putih
bersih. Serta tembok tersebut dihiasi dengan pepohonan rimbun yang berjejer
rapi sehingga menutupi seluruh tembok tersebut. Di bagian ujung sebelah kanan
terdapat taman Mini yang dihiasi oleh bunga mawar berwarna merah dan berwarna
biru yang melilit pepohonan rimbun yang menjulang keatas. Di taman mini
tersebut juga dihiasi dengan tempat bersantai yang mana tempat bersantai itu
terdapat enam kursi panjang yang terbuat dari jati bercat putih serta meja
panjang bercat putih untuk menaruh sesuatu. Tak jauh dari taman belakang itu,
tepatnya di sisi sebelah kanan halaman belakang itu terdapat kolam renang
berdinding bebatuan alam yang dihias sedemikian rupa sehingga airnya tetap
terlihat jernih dan bersih.
Di dalam
rumah mewah tepatnya di lantai satu bagian sisi belakang terdapat satu kamar pembantu,
satu gudang, satu ruang dapur yang luas dan komplit dengan berbagai macam
peralatan untuk memasak, sementara di bagian tengah dan depan terdapat ruang
santai keluarga dan ruang tamu yang berhiaskan oleh benda-benda kuno eksklusif
dan mewah.
Di lantai
dua rumah mewah itu terdapat tiga kamar besar Nyonya besar Stevi dan Tuan besar
Alen, tepat disebelah kamar mereka ada satu kamar kosong milik anaknya stela
yang berkuliah di surabaya .
Sedangkan kamar terakhir di lantai dua tersebut adalah milik tamu jika ingin
menginap dirumah itu. Ya hanya keluarga dekat beserta rekan bisnis keluarga lah
yang boleh menginap disitu.
Stevi |
“Midun ,
gajih kamu bulan ini saya potong !. Masa bawa mobil aja kamu sampe nyenggol
pagar rumah !”” Ucap bu Stevi dengan nada kesal.
“Bu..
Jangan bu anak saya bulan ini harus bayar SPP” ucap midun .”
“Saya ga
mau tau.. Kamu sudah sering saya maafkan tapi kamu tidak berubah juga. Kamu
kemaren sudah menabrak mobil orang di bandara, ditilang polisi gara-gara sabuk
pengaman, menabrak trotoar gara gara dengar musik dan sekarang kamu nabrak
pagar.”.” teriak bu Stevi
“Kamu tau
tidak kalo tadi orang dealer bilang sudah sangat keterlaluan kalau sampai
supirnya melakukan kesalahan secara terus menerus?!” teriak Bu Stevi
“Ia bu
maaf. Saya yang salah”
####
“Buset tuh
nyonya seksi.. Kerjaannya marah melulu.” Keluh Midun..
Si Midun
tampak tidak terima atas perlakuan si nyonya majikan. Karena perlakuan nyonya
sangat kasar terhadapnya..
Sang istri
yang juga bekerja disitu juga sering mengeluh atas perlakuan sang majikan
laki-laki maupun majikan perempuan. Setiap kali nyonya dan dan tuan membutuhkan
sesuatu maka Midunlah yang akan disuruh. tak terkecuali waktu tengah malam
ataupun subuh.
Sang istri
tidak tinggal dirumah majikannya, perbedaan jam kerja dan alasan anaklah yang
membuat keduanya sering tak seranjang. Midun juga jarang mendapatkan kebutuhan
alamiah dari sang istri. Ditambah lagi mereka sering bertengkar. Ya, gajih
minimlah yang membuat mereka sering bertengkar hingga akhirnya si istri tidak
mau memberikan jatah kepada Midun..
Dini hari
yang begitu sepi, Midun tertidur disebuah kamar lantai bawah dekat gudang.
Kamar dengan Suasana yang panas, serta pentilasi yang kecil kerap membuat Midun
enggan mengenakan pakaiannya saat sedang beristirahat. Pak Alen kebetulan pagi
itu mendapat panggilan dari salah satu perusahaannya. Pak Alen mendapat kabar
bahwa perusahaannya yang ada di batam akan Diaudit oleh Dirjen Pajak akibat
penghasilan perusahaan yang di laporkan oleh anak buahnya terjadi kekeliruan.
Karena pengurusan pajak tidak bisa diwakilkan oleh anak buah maka mau atau
tidak mau, suka atau tidak suka pak alen harus turun tangan untuk
menyelesaikannya.
Pak Alen yang saat itu sedang ada di kamarnya menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat berada di batam. Beliau juga memberitahukan kepada istrinya bahwa beliau akan berangkat pagi itu juga. Maka sang isrtri turun ke kamar Midun dengan mengenakan pakaian yang seadanya. Nyonya tersebut masuk ke kamar Midun tanpa mengenakan celana dalam dan BH. Tubuhnya hanya ditutupi oleh daster lembeut berkainkan sutra. Midun yang sedang terlelap di kasurnya tank menyangka akan mendapatkan pemandangan yang indah dan mendebarkan. Karena Midun juga sudah lama tidak melihat wanita cantik dan seseksi itu mengahmpirinya.
Pak Alen yang saat itu sedang ada di kamarnya menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat berada di batam. Beliau juga memberitahukan kepada istrinya bahwa beliau akan berangkat pagi itu juga. Maka sang isrtri turun ke kamar Midun dengan mengenakan pakaian yang seadanya. Nyonya tersebut masuk ke kamar Midun tanpa mengenakan celana dalam dan BH. Tubuhnya hanya ditutupi oleh daster lembeut berkainkan sutra. Midun yang sedang terlelap di kasurnya tank menyangka akan mendapatkan pemandangan yang indah dan mendebarkan. Karena Midun juga sudah lama tidak melihat wanita cantik dan seseksi itu mengahmpirinya.
Dun,
bangun dun…….." ucap nyonya menunduk sambil menggerakan bahu Midun
“Dunn….
Bangunn. “ Ucap nyonya kedua kalinya dengan suara agak keras.
Duhh..
Apaaan sih sri" ucap Midun sambil menangkis tangan wanita yang
menggoyangkan punggungnya. Ketika menangkis tangan wanita tersebut tangan Midun
Tak disangka menyetuh kedua payudara nyonya dengan lembut.
Midun yang
tak tahu kejadian tersebut sontak terkaget karena melihat pemandangan nyonya
yang diluar dari biasanya. payudara beserta pentil payudaranya tampak begitu
jelas lewat selah dada nyonya ketika membungkuk.
Namun nyonya
yang masih setengah mengatuk tersebut tidak tau bahwa ia saat ini sedang
membuat pembantunya merangsang dan ingin merencanakan hal yang jahat. Mengenai
kejadian tangan Midun yang menyentuh payudara nyonya tersebut nyonya
memakluminya. Karena Midun menangkis serta mengenai payudara nyonya dengan mata
tertutup. Jadi nyonya berpikir Midun tidak tahu apa-apa.
“Dun, kamu
antar bapak ke bandara subuh ini. Kamu siap-siap sekarang ya.” Ujar nyonya
mengomando Midun.
“Siap
nyonya. Tapi....." ucap Midun sambil menatap payudara sang majikan
perempuan degan penuh perhatian.
“Nanti
saya nganternya naik mobil apa?” Midun seolah-olah mencari sebuah pertanyaan
yang sekiranya membuat nyonya tetap berada pada posisi menunduk. Sehingga ia
bisa berlama-lama memandangi payudara indah yang menghiasi mata Midun.
“nanti
kamu tanya sama bapak saja langsung. Karena bapak yang lebih tau mobil mana
yang membuat ia merasa nyaman di perjalanan” ucap Bu Stevi
“Terus
apakah saya langsung balik atau nyonya mau pesan sesuatu sehingga saya tidak
bolak-balik dalam perjalanannya?” ucap Midun sambil meleleh menatap pemandangan
langka nan indah tersebut..
“Sudah
nanti saya kabari kamu kalo saya butus sesuatu” nyonya lantas berdiri dengan
naturalnya melangkah ke lantai atas meninggalkan kamar Midun.
Weleh...welehhhh…….jos
banget nyonya tadi barusan…” ucap Midun dalam hati dan mengeleng-gelengkan
kepalanya sambil menikmati sisa-sia pemandangan tadi di dalam ingatannya.
POV Midun
Aku
merasakan ada sebuah tangan yang menggerakan bahuku. Tidak begitu jelas tangan
siapa yang mengoyang-goyangkan bahuku tersebut. Aku berpikir itu adalah ulah
istriku. Namun aku tersadar akibat gerakan itu semakin bergerak keras di
bahuku. Aku sempat menangkis tangan tersebut. Entahlah, mungkin tanganku mengenai
sikunya. Ketika aku membuka mataku ternyata sosok yang membangunkanku itu ialah
nyonya besar. Aku kaget bukan kepalang.
Karena nyonya mengenakan daster sexy dan membangunkanku dengan posisi menunduk sehingga payudaranya terlihat begitu jelas melalui celah dadanya. Ahhhhhh... aku begitu terangsang karena nyonya hanya mengenakan daster tipis tanpa berbalut BH dan celana dalam. Lekukan tubuhnya begitu indah. Payudaranya sangat-amat bagus. Ahhhhh... ingin rasanya kujamah payudara itu dengan liar. Ingin rasanya pemandangan ini tak cepat berlalu. Sungguh amat sangat langka pemandangan wanita cantik memperlihatkan tubuhnya seperti ini di dalam hidupku.... nafsuku sontak meninggi, dan otong yang ada di sarangku pun sontak mengeras dengan seketika.... ingin rasanya kuperkosa nyonya besar ku ini. Tapi kapan ada kesempatan datang untuk merealisasikannya ? entahlah.....
Karena nyonya mengenakan daster sexy dan membangunkanku dengan posisi menunduk sehingga payudaranya terlihat begitu jelas melalui celah dadanya. Ahhhhhh... aku begitu terangsang karena nyonya hanya mengenakan daster tipis tanpa berbalut BH dan celana dalam. Lekukan tubuhnya begitu indah. Payudaranya sangat-amat bagus. Ahhhhh... ingin rasanya kujamah payudara itu dengan liar. Ingin rasanya pemandangan ini tak cepat berlalu. Sungguh amat sangat langka pemandangan wanita cantik memperlihatkan tubuhnya seperti ini di dalam hidupku.... nafsuku sontak meninggi, dan otong yang ada di sarangku pun sontak mengeras dengan seketika.... ingin rasanya kuperkosa nyonya besar ku ini. Tapi kapan ada kesempatan datang untuk merealisasikannya ? entahlah.....
Subuh ini
kira-kira jam 03:20 nyonya menyuruhku untuk mengantarkan tuan besar ke bandara.
Entahlah apa maksud tuan ingin berangkat subuh seperti ini. ketika dalam
perjalanan ke bandara Tuan selalu marah-marah di telpon kepada anak buahnya
yang kurang mampu mengelola administrasi perusahaan dengan baik. Namun
pikiranku tidak tertuju pada amarah tuan. Pikiranku justru tertuju kepada
istrinya yang cantik nan bahenol. Rezeki nomplok bisa melihat tubuh istrinya,
yang begitu indah. Apalagi tanpa mengenakan BH, payudara nyonya begitu bagus.
Sesampainya di bandara tuan menitipkan satu buah berkas untuk diberikan kepada
istrinya. Tampaknya berkas tersebut adalah susunan anggaran pembiayaan
perusahaan yang berisi nomor-nomor rekening yang harus di transferkan oleh
nyonya kepada perusahaan
Sekarang
sudah jam 04:00 Subuh dan akupun kini berada di depan rumah majikanku. Setelah
memarkirkan mobil yang ku kendarai di parkiran, aku melangkah menuju lantai dua
ke kamar nyonya sambil membawa berkas yang dititipkan tuan kepadaku. Terlintas
di pikiranku untuk meneruskan Niat Jahatku untuk menikmati tubuh indahnya
nyonya. Aku mencoba mencari seutas tali di rumah itu untuk berjada-jaga jika
Nyonya Stevi melakukan hal-hal yang diluar dugaan.
aku
mencoba memasuki kamar nyonya tanpa mengetuk pintu. ku pegang ganggang pintu
itu dan kemudian kubuka dengan perlahahan.
Krrreeeeeeekkkkkkkk!
“ suara pintu kamar sedikit berbunyi.
Mati aku
ucapku dalam hati sambil berusaha lebih hati-hati lagi. Kucoba mengintip dari
selah-selah pintu yang masih terbuka setengahnya ke seluruh arah kamar
tidurnya. Beruntung saja aku mendapati ia sedang tertidur pulas di ranjangnya
yang berada diujung kiri sisi kamarnya . ia masih mengenakan daster mini
berwarna cream yang sama. Tanpa BH, dan tanpa mengenakan celana dalam. Sungguh
pemandangan yang amat sangat merangsang melihat tubuhnya yang berbaring dengan
indah. Pejantanku mulai mengeras, sehingga membuatku makin tak nyaman jika
tidak disalurkan ke betinanya.
Aku
mencoba melangkah mendekati Bu Stevi yang sedang berbaring menyamping menghadap
tembok sementara bokongnya tepat mengahap dengan liarnya kearahku. Sambil
membawa seutas tali yang aku persiapkan tadi. Aku berusaha berbaring dengan
sangat hati-hati di belakangnya. Aku juga berusaha agar tidak banyak
menggerakan tubuhku sehingga tidak menimbulkan efek getaran di ranjang nyonya.
Tali yang aku bawa tadi, aku letakan tepat diatas kepalaku.
Ohh Mai
Gooooooshh.. Aku berbaring layaknya seorang suami tepat disebelahnya. Sementara
bagian depan membelakangiku membuatku semakin merasa ingin memeluknya layaknya
seorang suami.
Dengan
perlahan tangan kiriku memeluk tubuhnya dengan mesra. Nyonya terdiam tanpa ada
kata-kata yang keluar. Nafasnya masih tenang dan tubuhnya masih terlihat
tenang. Jantungku berdebar dengan sangat kencang . dalam kondisi memeluk sang
nyoya ini aku terdiam dan berpikir sejenak.
“Gilaaa...aku
sungguh berani melakukan hal ini kepada majikanku... ??! bagaimana nasibku jika
ia tahu kalau yang memeluk dia bukanlah suamiya? Apakah aku akan dipenjarakan
atas perbuatanku sekarang ??! ahhh... biarlah! Aku tak peduli !... siapa suruh
dari dulu bersikap tidak manis terhadapku,,, siapa suruh membangunkanku dan
memancing nafsuku debngan mengenakan rok mini ini tadi ..!”
Aku
kemudian meraih payudaranya kirinya dan meremas dengan lembut....
Mhhhhhmmm......”
ucap nyonya dengan lembut...
Kuremas
lagi dengan lembut dan kupilin-pilin payudaranya dari luar pakaiannya.
mmmmmmhhhhhhhmmmmhhhh...
papah ga jadi berangkat??!” ucapnya dengan nada lembut
tanpa
melakukan gerakan sedikitpun, Akupun terdiam dan tak mengeluarkan suara
sedikitpun. Aku tak mau menjawab pertanyaan mengerikan itu. Jantungku
berdebar-debar menyadari segala aksi yang sedang kulakukan terhadap bu Stevi.
“mmmmhhhhmmmmmhhh....
enak pah,,,, terus kaya gitu,,,,,, mhhmmmmm.. papah disini aja. Besok siang
saja berangkatnya.” Ucap Bu Stevi keenakan. Dia tidak menyadari bahwa yang
sedang memilin-milin pentilnya adalah aku. Pembantunya.
Akupun
kemudian meremas-remas payudara bu Stevi dengan penuh semangat serta dengan
penuh ketegangan.. mataku kupejamkan, kepalaku kudekatkan pada lehernya
sehingga nafasku menghembus lembut kearah leher belakang Bu Stevi... aku
mencoba menikmati moment menegangkan dan mengenakan tersebut.
“mmmmhhhmmmmmhhhhh...
papah kali ini mainya lembut banget, penuh nafsu.. mamah suka banget pah,,,,”
ucapnya sambil menahan geli keenakan akibat sentuhan demi sentuhan yang aku mainkan
di payudaranya
“yah...iiiiaaahhhh,,,,
terus kaya gitu pah..... maaamaaah suka,,, ahhhhh” ucapnya menikmati sentuhan
lembut dari tanganku. Akupun makin bernafsu akibat ucapan bu Stevi. Aroma wangi
dari rambutnya yang menutupi sebelah lobang hidungku membuatku ingin
berlama-lama berada di belakangnya.
----------------
Noynya
besar ini tidak mengetahui bahwa sekarang yang menyetubuhinya bukanlah sang
suami. Melainkan pembantunya sendiri. Midun terlihat gugup, jantungnya berdebar
sangat kencang. Midun seolah-olah telah dikomandokan oleh nafsunya agar
mengayunkan jari-jarinya sehingga nyonya terkapar tak berdaya gara-gara
permainan jari dan tangan Midun...
setelah
membuat nyonya terangsang berat dari ujung kaki hingga ujung kepala, Midun
mencoba memainkan jarinya di area sensitif lainnya. Midun mencium dan menjilat
leher belakang bu Stevi, meremas bokong bu Stevi, kemudian memainkan kemaluan
bu Stevi denga jarinya.
Bu Stevi
makin liar dibuatnya. bu Stevi menggoyang goyangkan tubuhnya mencoba mengikuti
irama kenikmatan yang dilayangkan oleh tangan Midun dan jari-jari Midun. Hingga
akhirnya bu Stevi tak sengaja ingin meraih kontol yang sudah keras dengan
tangannya kearah belakang, bu Stevi merasa ada kejanggalan dengan ukuran batang
yang ia sentuh...
“Huh...??!
bukankah suamiku bilang dia akan ke bandara??! Terus orang yang dibelakangku
ini siapa??!?” ujar bu Stevi dalam hatinya.
Bu Stevi
mencoba menolehkan kepalanya kearah belakang dan betapa kagetnya ia melihat
muka mesum Midun sedang menjamah, menciumnya dari belakanag...
“Midunn..
astagaa... apa yang kamu lakukan ??!” ucap nyonya bertteriak sambil berusaha
sekuat tenaga melepaskan tangan enak itu dari tubuhnya.
“Nyonya,
saya hanya ingin menyalurkan nafsu saya terhadap nyonya” ucap Midun dengan
penuh nafsu liar sambil mencoba melerai tangan nyonya...
“Midun...!
saya ini adalah majikan kamu Midun...! tolong jangan lakukan hal gila ini...
tolong...” rintih nyonya sambil berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan
nikmat Midun...
“tiiddaaakkkk...!
saya tidak akan melepaskan nyonya sampai gairah nafu saya terpenuhi..!” ucapp
Midun dengan gagah sambil menatap tajam kearah bu Stevi yang dari tadi menoleh
kebelakang.
“kurang
ajar kamu Midun..! bangsssattt... ! saya tak mengira kamu berani melakukan
ini..!” amuk bu Stevi sambil berusaha melepaskan dirinya dari cengkaraman
Midun.
“saya juga
tak mengira kalau nyonya Stevi berani memotong gajih saya yang sudah rendah
ini...! saya sudah lama dendam denganmu nyonya... sekarang adalah kesempatan
emas bagi saya untuk memberikan pelajaran atas sikap-sikap nyonya yang
dahulu....”
“tidak
Midun... saya mohon jangan lakukan ini...! saya minta maaf Midun...! saya minta
maaa...aaa.aaaaaffffffff” rengek bu Stevi
“baiklah
saya akan maafkan. Saya juga meminta maaf kalau saya harus memperkosa ibu
terlebih dahulu..” ucap Midun dengan nada puas.
“tidaaakkk
Midun....jangan lakukan hal ini... saya tidak jadi memotong gajihmu... saya
akan menaikan gajihmu... saya mohon maafkan saya....tolong lepaskan saya
Midun..” ucap bu Stevi merengek sambil memohon belas kasian..
Midun
meraih tali diatas kepalanya yang telah ia persiapkan sejak awal. Kemudian
berusaha meraih tangan bu dan mengikatnya Stevi satu demi satu.
“Tolong
Midun,,, saya mohon kasihani saya...” ucapa bu Stevi tak berdaya sambil memohon
belas kasihan Midun.
“Apa yang
harus saya kasihani terhadap wanita cantik, kaya, mapan seperti dirimu bu
Stevi...??!” “bukankah diriku dan kontolku-lah yang harus dikasihani karena
merengek belas kasihan dari dahulu terhadapmu dan terhadap tubuh indahmu..???!
“ ucap Midun dengan nada tinggi sambil meneruskan ikatannya.
Ikatan
Midun lumayan kencang terlalu sulit untuk dilepaskan oleh wanita seperti bu
Stevi. Ikatan itu ia teruskan kesisi atas kasur bu Stevi. Ia berusaha agar
ikatan tangan itu menyatu pada batang besi kasur sehingga bu Stevi tidak bisa
memberikan perlawanan.
Sekarang
tangan bu Stevi terjulur keatas, menyatu dengan ikatan batang diatas kepala bu
Stevi. Sementar Midun tertawa kecil melihat raut wajah bu Stevi yang menitikan
air mata dan merengek dengan nada kecil..
Midun:
hahaha... sekarang lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan untuk menyelamatkan
dirimu..
Bu Stevi:
........ (bu Stevi hanya bisa menangis sejadi-jadinya meratapi nasibnya dikamar
itu. Ia sadar bahwa usahanya akan sia-sia jika ia berteriak
sekencang-kencangnya. Karena kamar bu Stevi dirancang untuk kedap suara)
Midun:
kenapa kamu diam ??! triakk... ayo triaakkkk.. bukankah kamar ini memiliki
rancang bangunan yang kebal terhadap suara dari luar maupun dari dalam ??!
haa..haaa.haaa...
Bu Stevi:
dari mana kau mengetahui hal itu ... ??! ucap bu Stevi penasaran
Midun: Pak
Alen secara tidak sengaja menceritakannya kepadaku ketika ia bertengkar dengan
kamu..
Midun
mendekati bu Stevi, melanjutkan sesuatu yang tertunda tadi. Menyinkap daster Bu
Stevi dengan kasar dan Menjilat payudara Bu Stevi dengan rakus.
Hmmmhhhhh..hmmmhhhh...
payudaramu enak banget stev.... kenyal....” ucap Midun dengan penuh nafsu.
Midun juga terkadang menggigit payudara bu Stevi dengan pelan agar gairah sang
majikan meninggi.
“arrrggghh....
enak ga stev ...... arghhmmmmmmm....” ucap Midun sambil memainkan puting
payudara bu Stevi. Pelan tapi pasti Midun melakukan hal yang sama pada payudara
bu Stevi...
“aaakkkkhhhh
Midunn..... akkkhhhhh.. hentikan perbuatanmu... hentikaaaaaannn” mohon bu Stevi
sambil menahan nikmat...
“tidak
bu...! subuh ini kau adalah budakku di kamar ini...!” ucap Midun sambil memulai
aksi tangannya kearah vagina bu Stevi. Midun menyingkap keatas daster yang
dikenakan bu Stevi kemudian mengelus-elus dengan lebut klistoris milik bu
Stevi.....
“aaaahhh
Midunnn.. ! arrrrkkkkkhhggmmmmhhh.. hentikan perbuatanmu...” ucap bu Stevi yang
nafsunya mulai menginggi akivbat harta berharganya dimainkan oleh laki hitam,
bau, dekil, dan berfrofesi sebagai pembantu.
“he’eh
nyonya.. terserah nyonya mau ngomong opo...” ucap Midun cuek sambil melanjutkan
aksi menghisap payudara serta memainkan klistoris sang majikan.
“aahhh,,ahhrgh..
Midun.. kau sungguh gila..!” ucap nyonya merintih menahan nikmat. Hati bu Stevi
mulai terbakar oleh nafsu. Hatinya mulai menggebu-gebu dipermainkan layaknya
mainan oleh Midun. Namun disisi lain sesuatu yang sangat nikmat menyerbu
tubuhnya tanpa mengindahkan aturan apapun yang mengikat.
“nyonya
kalo masih bawel nanti saya main 10 ronde loh..! biar nyonya tau rasa !” ucap
Midun kesal. Sambil mulai melepaskan seluruh pakaian yang ia kenakan. Setelah
semua terlepas nampaklah batang Midun yang sudah mengeras. Batanng Midun sangat
gagah, dihiasi oleh urat-urat yang berjejer tak rapi, batangnya yang berwarna
hitam seolah-olah memberi kesan bahwa ia memiliki tenaga yang super banyak
dalam hubungan percintaan.
Ukuran penis Midun yang mirip dengan terong biru menandakan bahwa setelah ini vagina bu Stevi akan diobok-obok oleh penis itu. Sungguh ukuran penis yang diidam-idamkan oleh semua pria. Termasuk idaman para silent reader yang membaca tanpa meninggalkan jejak di cerita ini.
Ukuran penis Midun yang mirip dengan terong biru menandakan bahwa setelah ini vagina bu Stevi akan diobok-obok oleh penis itu. Sungguh ukuran penis yang diidam-idamkan oleh semua pria. Termasuk idaman para silent reader yang membaca tanpa meninggalkan jejak di cerita ini.
“ampun
Midun.....ampunn... saya mohon hentikan.... penismu terlalu besar Midunn...”
rengek bu Stevi meminta belas kasih.
Midun
mengarahkan penisnya mendekati bibir vagina bu Stevi dan langsung melakukukan
penetrasi.
“akkkkkhhhhhhhh......!”
saya belum
memasukan penis saya kok kamu malah menjerit sih babi...!” ucap Midun kesal
pada bu Stevi.
“ma...af
mid...un.....say..a t...a...kut sa..ma uku...ran pen...is ka...mu...” ucap bu
Stevi terbata-bata sambil menangis.
Midun
mulai memasukkan penisnya yang gagah perkasa bagaikan banteng meksiko kedalam
vagina bu Stevi.
“kok
sempit sekali memekmu stev...” ucap Midun sambil berusaha sekuat tenaga
memasukan penisnya
“Please
Midunn.... saya sudah bersuami... tolong Midun.. saya mohon hentikan..” ucap
wanita itu dengan nada lirih
akibat
usaha, dan perjuangan akhirnya penis Midun menjebol liang vagina bu Stevi.
“akkkkhhhh
Midunnn...... iiihhhh......” ucap bu Stevi sambil menahan besarnya penis yang
masuuk.
“rasakan
kau Stevi..! rasakan pembalasanku ...!” ucap Midun sambil menghentak-hentakan
pinggulnya dan penisnya dengan keras kearah vagina bu Stevi.
“aahhhhh....mmm...iii......duu..nn......
mmmmmhhhmmm”
“coba
potong lagi gajih saya Stevi,,,, potong...!, rasakan ini.. ! ini adalah
pelajaran bagi kamu Stevi yang semenang-menang terhadap saya.....”
“Amppunnnn
Midunn... ampunnn.....” ucap bu Stevi dengan nada tersengal-sengal.
Midun
merasakan sensasi yang sangat mendebarkan ketika menyetubuhi majikannya yang
cantik, sexy, mulus, putih. Sungguh kenikmatan yang jauh lebih besar ketimbang
bersetubuh dengan istrinya sendiri...vaginanya yang masih sempit, kulitnya yang
begitu putih nan bening akibat perawatan di salon membuat Midun merasakan
sensasi bercinta dengan dewa putri Yunani.
“ahhkkkhh,,
ahhkkhh,,,ahhkkhh,,” ucap bu Stevi. Rasa sakit yang menerpa liang vaginanya
kini berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa. Akibat sodokan yang kasar
serta hentakan yang kencang yang menerpa liang vaginanya. Mata bu Stevi menatap
tajam kearah Midun... kini ia dihadapkan dengan dua pilihan yang gila. Mengakui
dan Menikmati besarnya penis sang pembantu atau berlagak kemahalan dan
berpura-pura tidak menikmati pemerkosaan yang sedang ia alami..
“hhhhuuuhh...
mmmhhm...mmhhmmm.. stevhh... aku.. mmhh” ucap Midun
Tiba-tiba
hal yang tak disangka dan tak terpikirkan oleh bu Stevi datang..
“
bbbeeeeeeeeeeppppp..beeeppppp... ” handphone bu Stevi tiba tiba berbunyi
panjang. Ternyata itu adalah Nada ringtone panggilan yang keluar dari bawah
bantal kepala bu Stevi. Jantung bu Stevi tiba-tiba berdetak kencang. Ia sangat
kebingungan mengenai langkah apa yang akan ia ambil. Midun langsung meraih
ponsel yang ada dibawah bantal kepala Stevi dan menatap kearah layar. Midun
sempat kaget melihat layar tersebut karena yang menelpon bu Stevi adalah Pak
Alen yaitu majikan laki-laki sekaligus suami bu Stevi.
“dengarkan
saya Stevi... jika kamu tidak mau saya hamili dan tidak mau saya panggilkan
teman-teman saya untuk menikmati tubuh indahmu sekarang ini, pastikan kamu
bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa saat ini...!” ucap Midun dengan nada
sangat mengancam.
ampun
Midun..... ampunnnnni saya...” ucap bu Stevi dengan nada memohon belas kasihan.
“jika kamu
melanggar kata-kataku barusan, saya dapat pastikan setelah ini, rumah ini,
berkas-berkas penting keluargamu di seluruh ind0nesia, beserta tubuhmu yang
indah ini akan saya bakar ditempat ini juga. Dan aku akan pastikan rumah ini
akan terbakar hebat dalam waktu 20 menit saja....! dan tentunya kamu, alen,
anakmu akan mendadak miskin tanpa harta yang berharga sedikitpun...!
“Pilihan
ada di tanganmu Stevi” ucap Midun menegaskan ulang kata-katanya. Sambil
menyodorkan hanphone yang berbunyi ke arah telinga bu Stevi .
“hallo
mamah” ucap sang majikan ia pah... mamah kebangun denger suara hape”
“maaf ya
mah. papah cuman mau bilang, kalo tadi papah nitipin berkas anggaran pembiayaan
sama Midun. Midun sudah mengantarkan ke mamah berkasnya ?” ucap pak alen
memastikan
“belum
pah. Kan
mamah lagi tidur” ucap bu alen dengan nada serak-serak basah
nanti pagi
jangan lupa ditagih dari Midun terus jangan lupa di transfer ke rekening yang
ada di berkas itu ya mah” ucap pak alen tanpa menaruh curiga
“ia pah.
Mamah lanjut tidur dulu” ucap bu Stevi. Midun tanpa pikir panjang langsung
mematikan telepon tersebut.
sialan..
ganggu orang lagi enak aja nih Alen...” ucap Midun kesal. Sambil menggenjot
nikmat si bu Stevi..
Bu stevu
kembali mengkerutkan seluruh wajahnya untuk menahan segala kenikmatan yang
berlangsung di paginanya... lambat laun nyonya ingin klimaks. Rasa nikmat
tertinggi hampir menyimbur seluruh tubuhnya. Ia semakin mengkerutkan wajahnya
dan mengepal keraskan genggamannya pada batang besi yang ada di atas kepalanya.
Di sisi lain Midun juga merasakan hal yang dialami bu Stevi. Rasa nikmat
tertinggi hampir mengguyur tubuhnya. Terutama di area batang kemaluan Midun.
“stevv...
aku keluarin dimana nih stev.”
“jangan di
dalam Midun. Saya sudah bersuami... tolong jangan keluarin di dalam..” ucap bu
Stevi memohon belas kasih. Midun teringat akan perbuatan bu Stevi di telpon
tadi. Setelah menimbang ulang perbuatan bu Stevi saat di telpon, akhirnya Midun
berbaik hati untuk mengeluarkan spermanya di mulut bu Stevi.
“baiklah..
asalkan kamu telan sperma saya tanpa ada yang tersisa” perintah Midun layaknya
ialah sang majikan saat memerkosa bu Stevi. Midunpun akhirnya mengeluarkan
batangnya dari lubang vagina bu Stevi yang sudah mengejang keras dan melekatkan
batangnya pada liang vagina bu Stevi.
“telann...
telan sampai habis...” perintah Midun sambil mengocokan penisnya agar spermanya
keluar dari batang kemaluannya.
bu Stevi
yang sebenarnya menikmati pemerkosaan tadi kali ini tak mampu menutup-nutupi
gairahnya pada sperma Midun yang keluar dari batang kekar berwarna hitam.
horni juga
rupanya kamu Stevi.... spermaku tak jijik kau telan” ucap Midun merendahkan bu
Stevi
Midunpun
terjatuh dan menerpa tubu bu Stevi. Ia memeluk bu Stevi dengan mesranya
layaknya bu Stevi adalah istrinya. Sedangkan bu Stevi hanya terdiam kaku sambil
menikmati sisa-sisa orgasmenya.
----------------------------------------------------------
“Stev,
sejam lagi aku mau menikmati tubuh indahmu. Aku akan menelpon istriku lewat
Hand phonemu”.
“Tolong
bilang ke sri agar jangan masuk hari ini karena kamu akan keluar kota sedangkan aku lagi
diajak oleh alen ke luar provinsi.” Ucap Midun memberi arahan ke bu Stevi.
“tapii....”
Sudah
tidak ada tapi-tapian...! “ ucap Midun menyela pembicaraan.
Midunpun
menelpon istrinya sri melalui Hanphone bu Stevi. Dan mengodekan bu Stevi agar
mengikuti instruksi yang diberikan oleh dirinya tadi.
“halo
nyonya Stevi ? ada apa menelpon saya pagi-pagi begini ?” ucap bu sri
“gini sri,
hari ini kamu ga usah masuk, karena saya akan keluar kota . Sementara tadi subuh pak Alen dan Midun
pergi ke bandara dan menginap sejengak di hotel bandara untuk bersiap pergi ke
batam pada flight pertama”
“oh, ia
nyonya.” Ucap bu sri tanda mengerti maksud sang majikan.
baiklah
kalau kamu sudah paham” ucap bu sri. Kemudian Midun mematikan hand phone
tersebut.
“Mengenai
hal mentransfer uang, biar aku yang melakukannya. Tenang saja, kontolku tidak
bernafsu sama uangmu. Lagian aku tidak ingin menambah-nambah masalah lain”.
Ucap Midun sambil memeluk bu Stevi yang masih terikat.
Midun
terbangun. Sementara Stevi masih tertidur pulas karena kehabisan tenaga yang
diakibatkan oleh orgasme yang ia alami.
Midun
mengocok pelan penisnya dan menyentuh-nyentuhkan palkonnya pada bibir bu Stevi.
Setelah penisnya mulai menegang keras, iapun melakukan penetrasi di vagina
Stevi. Midun tak ingin dinding vagina bu Stevi lecet karena nanti siang Midun
berencana menyetubuhi bu Stevi lagi. akibat penetrasi yang dilakukan Midun, bu
Stevi pun terbangun. Bu Stevi menatap kosong kearah wajah Midun.
Ia menatap
wajah pembantu yang tega memperkosanya. Ia tak berdaya melawan, ia tak berdaya
dengan ancaman Midun. Wajah tanpa pengharapan bu Stevi seolah-olah bagaikan catur
yang mana rajanya di skakmat oleh perdana mentri, dan kuda. Air mata bu Stevi
kembali menetes dari sudut samping matanya. Ia hanya mampu mengangkang tak
berdaya. Rasa emosi yang pada pemerkosaan pertama yang telah berbaris hebat di
pikirannya kini sirna di terpa rasa kebingungan dan kegelisahan.
Rasa kebingungan dan kegelisahan itu telah mampu mengalahkan emosi yang menggebu-gebu dengan mudah. Bahkan telah menusuk dan merusak setiap lapis psikologis yang menerpanya. Ia lupa kalau kodrat dan posisinya adalah majikan yang memiliki segala tampuk pengaruh dan kekuasaan dari segala lapisan di rumahnya.
Rasa kebingungan dan kegelisahan itu telah mampu mengalahkan emosi yang menggebu-gebu dengan mudah. Bahkan telah menusuk dan merusak setiap lapis psikologis yang menerpanya. Ia lupa kalau kodrat dan posisinya adalah majikan yang memiliki segala tampuk pengaruh dan kekuasaan dari segala lapisan di rumahnya.
Ketika
penis Midun masuk dan tertancap penuh di vagina bu Stevi, rasa sakit kembali
menerpanya di area selangkangannya.
“Ahhhhhhh.....ahhhhhh.....
sakkkittt..” ucap bu Stevi sambil mengkerutkan dahinya.
“sabar
Stev, bentar lagi berubah menjadi nikmat kok” ucap Midun sambil tertawa keras.
Sambil menggenjot batang penisnya dengan tempo yang teratur. Midun telah
berhasil menguasai pikiran, psikologis dan hati Bu Stevi.
“ahhh....ahhh.....ahhh...”
bu Stevi kembali menjerit akibat tusukan penis berukuran terong di vaginanya.
Penis yang paling besar yang pernah ia rasakan selama masa hidupnya.
hhhhhmmm...hmmmm
rasakan kau perek.. “ ucap Midun dengan nada merendahkan bu Stevi.
Bu Stevi
hanya mampu menjerit dan mengangkang lebar dibuat Midun. Sementara kedua
tangannya masih terikat pada sebatang besi diatas kepalanya.
kali ini
Midun bermain sedikit lebih lama dari ronde pertama. Midun benar-benar
menikmati setiap centi demi centi kontol yang masuk ke dalam vagina bu Stevi.
“aahhh....ahhh....ahh.......”bu
Stevi terus menjerit hebat
“rasakan
kau perek.. rasakan kotol hitamku...rasakan.....!”
“ampun...
ahh.... amm..puunn mi..dun..ahhh....”
Mereka
berteriak, mereka menjerit, mereka berkeringat Dalam permainan itu.
bu
Stevipun kembali mengejang denga hebatnya dalam posisi mengangkang..
aaaaaaarrrkkkkkkkssstttthhh
....! hhheehhhhhh...hehhhh...” ucap bu Stevi dengan nada meninggi diterpa
orgasme yang dashyat.
sementara
itu Midun menarik spermanya dan memuntahkannya di perut bu Stevi. Setelah
sperma Midun keluar, Midunpun pergi ke dapur mengambil sebuah sendok dan
kemudian kemali ke kamar.
“Stevi,
kamu harus telan sperma saya sampai tak ada yang tersisa” ucap Midun sambil menyendokan
sperma dari atas perut bu Stevi dan mengarahkannya ke mulut bu Stevi.
“hmm....hmmmm...”
ucap bu Stevi menolak perintah Midun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“baiklah
kalau kamu tidak mau.. sperma ini akan saya masukan kedalam vaginamu dan dalam
beberapa minggu akan membuahi seorang anak di dalam perutmu.. ha..haa..haa”
ucap Midun dengan santai.
“jangannn..jangann..
baiklah Midun.. saya akan menelannya” ucap bu Stevi tak berdaya.
“bagus
perek... baguss! Itu yang aku maksud” ujar Midun sambil menyendokan spermanya
dan menuangkannya pada mulut bu sttevi..
########
Terik
Matahari semakin meninggi. Suasana di kamar bu Stevi sangat panas. Wajah bu
Stevi tampak kusam, tubuhnya meneteskan keringat yang membasahi daster indah
yang ia kenakan. Bu Stevi hanya terdiam menatap kosong kearah kakinya yang
menjulur lurus kebawah sementara kedua tangannya masih terikat pada batang besi
diatas kepalanya. Bu Stevi terkulai lemah dengan penuh keringat di kasur, Midun
tidak menghidupkan AC di kamar mewah milik bu Stevi dan pak alen. Bu Stevi
masih berharap sebuah keajaiban timbul dari sudut luar kamarnya untuk
melepaskan tali ikatannya. Perut yang keroncongan membuat bu Stevi semakin
terkulai lemah di kasur empuk miliknya.
Tak lama
kemudian, sosok pria berkulit hitam, rambut yang tersisir rapi, wajah yang
cerah dan bersinar, mengenakan baju hem lengan panjang warna biru tua,
bercelana panjang warna hitam, serta mengenakan sepatu pantofel hitam mengkilat
dan berparfum wangi ala pak alen seolah-olah memberikan kesan bahwa ia orang
kantoran dengan jabatan tinggi.
Pria itu
melangkah mendekati bu Stevi sambil membawakan sebuah tas jinjing dan sebuah
piring berisi makanan ala ekspatriat.
“oouuhhh...
bu Stevi.... cup-cup..cup...... “ ucap Midun sambil menaruh koper dan piring
makanan keatas meja samping kiri kamar. Midun kemudian mencium kening, pipi,
hingga leher bu Stevi dengan lembut. Melihat bu Stevi yang berkeringat Midun
langsung menyalakan AC di kamar mewah tersebut.
“Midun,
saya tidak pernah tidak mandi ketika pagi hari. Namun sekarang sudah tengah
hari, diriku berbau tak sedap, berkeringat seharian, kucel, dan aku lapar,”
ucap bu Stevi sambil menangis.
hati
Midun, seketika itu teguncang hebat mendengar majikannya berbicara layaknya
orang yang tak punya apa-apa. Seketika itu juga Midun memeluk bu Stevi dan
mengusapkan air mata yang membasahi pipinya...
“maafkan
aku ya stev. Aku sudah membuatmu begini. Tapi habis kamu mandi dan makan, kita
lanjut lagi ya” ucap Midun lembut sambil mencium keningnya
***********
Midun
melepaskan ikatan yang melilit tangan bu Stevi. Dan mengijinkan bu Stevi untuk
mandi
Mata Midun
mengawasi dengan tajam setiap senti pergerakan bu Stevi. Bahkan ketika mandipun
Midun tak mengijinkan bu Stevi mengunci pintu kamar mandi. Untuk mempermudah
Midun melakukan pengawasan.
Bu Stevi
tampak canggung ketika sedang mandi. Ia, dia tampak kurang nyaman ditatap
dengan tajam oleh pria yang sudah dua kali memperkosanya. Namun Midun tampak
menikmati setiap liukan indah tubuh bu Stevi saat diguyur air. Midun ingin
sekali bergabung dengan aktivitas bu Stevi, namun dia tidak ingin aroma parfum
mahal milik Pak Alen yang menempel pada dirinya hilang akibat diguyur air.
Midun
melipat kedua baju lengan panjangnya sampai ke mata sikunya dan melangkah
anggun mendekati bu Stevi untuk menyabuninya. Tanpa di komando Midun meraih
sabun yang di genggam bu Stevi dan mulain mengusap-usapkannya dari leher hingga
ke telapak kaki bu Stevi. Bu Stevi hanya mematung tak bergerak akibat
kecanggungan yang menerpa hati dan pemikirannya.
Sementara sentuhan-demi sentuhan sabun yang menari indah di kulit halusnya membuat bu Stevi menutup matanya. Ya, ia kini mulai menikmati pergerakan sabun yang menari indah dikulit halusnya. Hingga pada sesi terakhir Midun mengoles-oleskan batang sabun yang di genggamnya menuju ke vagina bu Stevi. Midun menggerakan maju mundur pada bagian vagina bu Stevi.
Sementara sentuhan-demi sentuhan sabun yang menari indah di kulit halusnya membuat bu Stevi menutup matanya. Ya, ia kini mulai menikmati pergerakan sabun yang menari indah dikulit halusnya. Hingga pada sesi terakhir Midun mengoles-oleskan batang sabun yang di genggamnya menuju ke vagina bu Stevi. Midun menggerakan maju mundur pada bagian vagina bu Stevi.
“hmmhhhh”
nafas bu Stevi mulai tak berirama lagi..
Sedangkan
Midun asik menikmati tangannya yang menyabuni area vagina bu Stevi. Dengan
penuh penghayatan dan perasaan Midun melakukan hal tersebut.
“stev,
sekarang siram yang bersih yah.” Ucap Midun menatap halus wajah bu Stevi sambil
mengelus kening bu Stevi dengan lembut. Bu Stevi hanya mengangguk pendek
menandakan ia mengerti instruksi Midun.
Midun
melangkah menuju kasur mewah tempat bu Stevi tidur dan duduk diatas kasur
dengan kaki yang masih mengenakan sepatu hitam menyentuh ke lantai. Midun
kembali mengawasi Stevi yang ada di kamar mandi. Stevi akhirnya melilit
tubuhnya dengan handuk putih bersih tanpa noda dan berjalan melangkah mendekati
Midun. Midun terpaku sejenak pada lingkaran mata sipit bu Stevi. Aura aggun bu
Stevi terlihat jelas setelah ia mandi. Suasana di ruangan itu terasa begitu
sunyi. Tak ada suara apapun kecuali sisa tetesan air dari wastafel yang
menyentuh lantai kamar mandi.
Mata bu
Stevi menatap kosong pada wajah hitam Midun. Tubuhnya seperti patung pahatan
tanpa pergerakan. Nafasnya berirama lembut melewati hidungnya. Ia menunggu
pergerakan dari Midun untuk menyentuh tubuh halusnya.
Midun yang
awalnya duduk terpaku kini berdiri dan memeluk bu tevi. Ia mencium kening bu
Stevi dengan penuh penghayatan. Kali ini bu Stevi tampak menikmati ciuman
lembut di keningnya itu. suasana pemerkosaan pada kamar itu kini berubah
menjadi suasana persetubuhan atas dasar suka sama pasrah.
Sungguh pemandangan yang tak lazim melihat kontrasnya kulit mereka bersentuhan pada area-area sensitif satu sama lain. Awan gemuruh terlihat begitu jelas menyelimuti langit dari kaca jedela dalam kamar sang majikan. Entah pertanda apa yang ditunjukan alam akibat dua orang dari golongan kasta yang berbeda dan status pernikahan yang berbeda berkumpul menjadi satu dalam ruangan itu.
Sungguh pemandangan yang tak lazim melihat kontrasnya kulit mereka bersentuhan pada area-area sensitif satu sama lain. Awan gemuruh terlihat begitu jelas menyelimuti langit dari kaca jedela dalam kamar sang majikan. Entah pertanda apa yang ditunjukan alam akibat dua orang dari golongan kasta yang berbeda dan status pernikahan yang berbeda berkumpul menjadi satu dalam ruangan itu.
Midun
melepas dengan lembut handuk yang meliliti putih bu Stevi, sementara nafas
Midun mengalir tidak stabil di leher bu Stevi. Nampaknya nafas tersebut
berhasil membuat Stevi merasakan kegelian lembut di area lehernya. Midun
langsung melakukan french kiss terhadap bibir lembut wanita anggun bermata
sipit dan bekulih putih yang lembut nan halus.
Namun tiba-tiba bu Stevi menggigit keras bibir bagian bawah Midun hingga mengeluarkan darah yang lumayan banyak membanjiri mulut bu Stevi. Gigitan itu kemudian ia lepaskan dan darah yang ada di dalam mulutnya ditelan habis oleh bu Stevi. Bu Stevi kemudian membalas ciuman Midun dengan penuh nafsu
Namun tiba-tiba bu Stevi menggigit keras bibir bagian bawah Midun hingga mengeluarkan darah yang lumayan banyak membanjiri mulut bu Stevi. Gigitan itu kemudian ia lepaskan dan darah yang ada di dalam mulutnya ditelan habis oleh bu Stevi. Bu Stevi kemudian membalas ciuman Midun dengan penuh nafsu
.
Midun
meremas-remas dengan lembut payudara wanita cantik tersebut dengan penuh
perasaan. Sementara bibir mereka masih berpagutan antara satu sama lain. Midun
tampaknya menikmati rasa nyeri akibar air liur yang membasahi luka di bibir
bagian bawahnya
Setelah
puas berciuman, Midun merebahkan bu Stevi di ranjang dan menyerang payudara
Stevi dengan rakus serta menari-narikan lidahnya pada puting payudara wanita
sipit itu. Sementara mata bu Stevi merem-melek menikmati tarian demi tarian di
daerah puting payudaranya. Desahan mereka menjadi mengeras dan menjadi tak
karuan. Lilitan nafsu kembali menerpa pria berkulit hitam dengan wanita
berkulit putih bak istri raja china tersebut.
Midun yang
tak tahan dengan aroma tubuh bu Stevi langsung mengarahkan bibirnya kearea
kewanitaan bu Stevi. Rasa sakit yang menerpa bibirnya kalah dengan gairah nafsu
yang menyelimuti seluruh tubuhnya. “Stevi, vagina mu harum sekali.... rasa
vagina lendirmu pun begitu gurih dari yang biasanya.”ucap Midun sambil
mendesah.
“iiirrhhh
....” bu Stevi tak menjawab. Pinggulnya ters bergoyang kesegala arah menahan
rasa nimat dari lidah lembut Midun. Bu Stevi hanya bersikap deffensive. Rupanya
Secuil logika masih bertahan dipikirannya sehingga ia tak mau terlihat murahan
di hadapan pembantunya.
Midun yang
sudah berada di puncak gairahnya pun melepaskan semua pakaian termasuk sepatu
hitam yang ia kenakan. Ia langsung berusaha memasukan penis hitam berukuran
terong miliknya ke vagina yang sudah basah.
“aaaaaarggghh....
ahhh.... iiiikkhhh” ucap bu Stevi mendesah menerima serangan batang hitam
berukuran terong masak itu. Tangannya menggenggam keraas sprei kasur miliknya
“stev,
mmuucahh.. ” ucap Midun mengecup bibir merah muda tersebut.
Midun kemudian
melakukan french kiss dalam keadaan sedang bercinta. Aura nafsu menguasai
mereka berdua. Cuman bu Stevi diterpa secuil logika sehingga membuat dirinya
diperkosa dengan sikap anggun nan pasrah.
Keringat
mulai bercucuran pada tubuh masing-masing dari mereka. Mereka mendesah, mereka
berciuman, mereka berpelukan, dan mereka mendapat orgasme bersama.
Setelah
kejadian di hari itu Midun berhasil membuat bu Stevi tak berdaya melaporkan
kebejatan Midun yang menimpa dirinya.
sebulan
berlalu.
Aktivitas
berjalan normal seperti biasanya. Namun bu Stevi merasakan ada efek dahsyat
pada hubungan percintaannya dengan suaminya. Ternyata penis berukuran kecil,
berwarna putih milik pak alen sudah tak dapat memberikan sensasi kenikmatan
lagi pada tubuh bu Stevi. Hubungan badan mereka mulai terlihat kurang
menggairahkan lagi. yah, itulah effek mengerikan yang diterima mereka berdua.
Penis berukuran terong milik Midun yang telah mengobok-obok vagina bu Stevi
mampu membuat penis berukuran batang rokok milik Pak Alen tak tak memiliki rasa
nikmat yang berarti.
Enam bulan
telah berlalu. Bu Stevi mulai gelisah dengan hubungan intimnya. Penis milik
suaminya sudah tak mampu membuatnya orgasme dasyat lagi. sedangkan pak alenpun
merasakan ada kenikmatan yang berkurang drastis pada cengkraman vagina milik bu
Stevi. Ini adalah hal yang paling krusial/vital dalam hubungan suami istri.
Sementara Midun kurang menyadari dampak yang menerpa terhadap majikannya. Ia
tak tahu bahwa dirinya mulai dilirik Bu Stevi.
Namun Bu Stevi masih memiliki rasa canggung dan masih merasa bahwa harga dirinya terlalu mahal untuk meminta hal TABU antara majikan dengan pembantu. Namun disisi lain aliran nafsu, gelisah, takut dan gairah akan sex mulai melilit sendi-sendi nadi dalam tubuhnya. Tubuhnya bagaikan terkena racun yang melilit area kenikmatannya. Ya, Terasa ada yang kurang, terasa ada yang hilang, terasa ada yang mengganjal. Dan itu sering membuatnya tak nyaman dan sering tidak tenang.
Namun Bu Stevi masih memiliki rasa canggung dan masih merasa bahwa harga dirinya terlalu mahal untuk meminta hal TABU antara majikan dengan pembantu. Namun disisi lain aliran nafsu, gelisah, takut dan gairah akan sex mulai melilit sendi-sendi nadi dalam tubuhnya. Tubuhnya bagaikan terkena racun yang melilit area kenikmatannya. Ya, Terasa ada yang kurang, terasa ada yang hilang, terasa ada yang mengganjal. Dan itu sering membuatnya tak nyaman dan sering tidak tenang.
Midun
sering mengantar bu Stevi dalam perjalanan bisnis dalam kota , perubahan drastis terhadap pakaian bu
Stevi mulai terlihat. Padahal Sebelum kejadian pemerkosaan yang menimpa bu
Stevi, ia jarang mengenakan pakaian ketat. namun kini ia menjadi sering
mengenakan pakaian yang terbilang sexy bahkan sangat memancing gairah kaum adam
yang meliatnya.
Namun
Lagi-lagi Midun tidak menyadari akan hal itu, ya. Karena Midun memiliki
pelampiasan akan sex kepada isterinya sehingga ia tidak mengkhawatirkan nafsu
yang menerpanya ketika meliat bu Stevi mengenakan pakaian yang memancing hawa
nafsunya. Sementara Bu Stevi merasa semakin menderita akibat lobang vaginanya
yang longgar sehingga ia tidak bisa menikmati sex secara utuh lagi.
Kerinduannya
akan penis Midun semakin memuncak, tidak hanya ukuran penis Midun yang seperti
terong yang ia rindukan, tetapi warna hitam serta bau aneh pada penis Midunpun
mulai membuatnya menjadi sakau. Bahkan sangat sakau. Benih kerinduan mulai
terlihat pada tatapan matanya ketika bertemu Midun ketika Midun melakukan
pekerjaannya sebagai pembantu.
Tak jarang Bu Stevi mengintip-intip Midun dari tempat yang tersembunyi hanya untuk melihat batang Midun yang tercetak jelas pada celana jeansnya. Sering sekali bu Stevi mengenakan daster tidur sexy tanpa BH dan tanpa celana dalam ketika Midun sedang bekerja di siang hari hanya Sekedar untuk memancing gairah Midun. Bu Stevi sangat merindukan moment-moment ketika ia pertama kali diperkosa oleh Midun.
Namun Midun tak pernah memperkosanya lagi. jangankan memperkosa menggodapun Midun sudah tidak punya nyali lagi. ya, Midun merasa sangat bersalah dan berdosa atas perbuatannya. Ia mulai takut jika orang yang ia cintai kehilangan masa depan seandainya Midun sampai melakukan hal itu lagi.
Tak jarang Bu Stevi mengintip-intip Midun dari tempat yang tersembunyi hanya untuk melihat batang Midun yang tercetak jelas pada celana jeansnya. Sering sekali bu Stevi mengenakan daster tidur sexy tanpa BH dan tanpa celana dalam ketika Midun sedang bekerja di siang hari hanya Sekedar untuk memancing gairah Midun. Bu Stevi sangat merindukan moment-moment ketika ia pertama kali diperkosa oleh Midun.
Namun Midun tak pernah memperkosanya lagi. jangankan memperkosa menggodapun Midun sudah tidak punya nyali lagi. ya, Midun merasa sangat bersalah dan berdosa atas perbuatannya. Ia mulai takut jika orang yang ia cintai kehilangan masa depan seandainya Midun sampai melakukan hal itu lagi.
Sedangkan
pak alen tak merasa curiga sedikitpun. Karena bagi pak alen adalah hal yang wajar
jika seorang istri berpakaian sexy di rumahnya sendiri. Pak alen berpikir bahwa
pakaian yang dikenakan oleh bu Stevi adalah untuk memikat dirinya. Namun
pandangan pak alen ternyata salah.
Ia tak tahu bahwa isterinya telah diperkosa sebanyak tiga kali oleh Midun. Ukuran lobang vagina isterinya yang mulai menlonggarpun ia maklumi. Karena pak alen berpikir bahwa hal itu akibat usia isterinya tidak muda lagi. padahal hal itu terjadi gara-gara Penis Midun yang berukuran terong yang telah mengobok-obok Vagina isterinya.
Ia tak tahu bahwa isterinya telah diperkosa sebanyak tiga kali oleh Midun. Ukuran lobang vagina isterinya yang mulai menlonggarpun ia maklumi. Karena pak alen berpikir bahwa hal itu akibat usia isterinya tidak muda lagi. padahal hal itu terjadi gara-gara Penis Midun yang berukuran terong yang telah mengobok-obok Vagina isterinya.
“Midun....
Pak Alen besok pagi mau ke jakarta ,
besok pagi kamu harus stand by di kamar. jangan pulang ke rumah dulu.”
“siap
nyonya.” Ucap midun
kamu
pulang dari bandara jangan lupa ambil titipan untuk saya di rumah bu joko.”
“ia
nyonya” ucap Midun sambil sedikit menundukan bahunya
ini uang
buat bensin sama buat bayar SPP anak kamu” ucap bu Stevi sambil memberikan
amplop berisi dua juta rupiah
“waduh
nyonya... tapi kan ini belum masuk smester baru.”
“udah
simpan aja buat keperluan anak kamu. Ingat, kamu kerja harus lebih rajin lagi
ya...”
“tapi kan non............”
“Udah.
Jangan banyak tapi-tapian. Kalo saya kasih itu di terima” sanggah bu Stevi
Baik non.
Makasih banyak non”
---------
Pov Midun
pagi ini
aku bangun lebih awal dari biasanya, kurasakan tubuhku bugar sekali. Apalagi
Suasana di kolam renang ini lebih sejuk dari biasanya. Aku memulai hariku
dengan secangkir kopi ABC Mocca sambil membersihkan dedaunan di kolam renang
ini mengenakan tongkat Jaring untuk meraih setiap dedaunan yang mengambang di
atas air. Saat aku melakukan kegiatanku membersihkan kolam renang, aku merasa
batangku mulai mengeras. Mungkin suasana sejuk yang menusuk sampai ke kulitku
melalui celana membuat batang kemaluanku ikut menikmatiya. Aku berdiri di tepi
kolam berusaha meraih satu demi satu dedaunan itu. Tongkat yang ku kenakan
tidak cukup panjang untuk meraih dedaunan sialan itu. Tak jarang aku hampir
terjauh dibuatnya. Saat aku berusaha meraih satu daun terakhir yang berada di
paling tengah kolam tiba-tiba aku terjatuh ke kolam renang akibat licinnya
lantai pinggir kolam yang aku injak.
“blllllllurrrrrrrssss”
bunyi air kolam saat diterpa badanku.
“sialan..
aku basah kuyup” ucapku kesal. Rambut, Baju kaos, serta celana ketat pendek
yang aku kenakan ikut basah semua. Untung aku sekarang sedang tidak membawa
handphone. aku berusaha bangkit dari kolam itu. Parahnya otongku masih tetap
berdiri tegap sehingga tercetak jelas saat aku telah keluar dari kolam.
huh, sial
sekali...” ucapku sambil menghadap ke dalam rumah.
Aku
melihat ada sesosok perempuan menatapku dari arah kamar tidur lantai dua. Kamar
itu adalah kamarnya bu Stevi dan pak alen.
Ya...
siapa lagi yang menatapku kalau bukan bu Stevi. Karna pak alen tidak pernah
bangun sepagi ini kecuali jika tidak sedang ada urusan penting.
ah..
terpaksa deh harus ganti pakaian” ucapku kesal
Dari kolam
renang tersebut aku berjalan kearah pintu belakang rumah untuk menuju kamarku.
Ketika aku membuka pintu kamar belakang tiba-tiba aku melihat bu Stevi yang
mengenakan daster tidur sexi menatap kearah kontolku.
“kamu
Midun kenapa ?? kok basah gini??” ucap bu Stevi sambil menatap kontolku yang
masih mengeras.
“gak
nyonya. Tadi saya terjatuh di kolam renang karena tidak hati-hati”
Oh ya
sudah kamu ganti baju dulu. Terus nanti jangan lupa setelah kamu ganti baju,
taman yang ada di belakang di bersihkan juga. Tuh daun-daunnya udah berserakan
di lantai.” Ucapnya sambil curi-curi pandang ke kontolku.
“Ia
nyonya. Saya ganti baju dulu” Ucapku sopan sambil meninggalkannya.
“kok
nyonya bisa secepat itu berada di pintu belakang rumah. Padahal jarak dari
kamarnya ke pintu belakangkan lumayan jauh. Pasti dia berlari kecil untuk bisa
sampai ke pintu belakang. Tapi, tadi pakaiannya sexy banget. otongku makin
mengeras melihat lekukan tubuh dan pakaiannya...Benar benar menggoda iman”
ucapku dalam hati
Ketika aku
masuk ke dalam kamarku, aku menutup pintu kamarku tanpa aku kunci. Aku melepas
seluruh pakaianku yang basah hingga kini aku benar-benar bugil. Di saat aku
dalam kondisi telanjang tiba-tiba bu alen membuka pintu kamarku tanpa
mengetuknya terlebih dahulu.
Dia
terkaget mellihatku dalam kondisi bugil. Matanya menatap tajam pada si batang
hitam yang mulai mengeras milikku. Matanya benar-benar melotot kearah kontolku.
bibir bawahnya ia gigit setengah sambil menelan air liurnya.
ada yang
bisa saya bantu nyonya ?” ucapku senyum memergokinya menatap liar kearah
kontolku. Aku sebagai pembantu mencoba berlagak sok mahal di depannya.
“aaanuuu...aannuuu
duuunnnhh. Itu isterimu masuk jam berapa kerjanya?? Saya mendadak lapar dun..”
ucapnya dengan sedikit terbata-bata sambil tetap mencuri-curi pandang ke kontol
besar berukuran terong milikku.
“apa perlu
saya telponkan biar isteriku untuk segera datang kerumah ??”
yesss..
kena kau stev. Memergokiku seraya sedang bugil. Sapa suruh ga ketok pintu dulu”
ucapku bahagia dalam hati.
“.........”
bu Stevi terdiam. Tingkahnya tiba-tiba berubah. Bu Stevi langsung pergi tanpa
sepatah katapun.
Sementara
aku sontak kebingungan dengan sikapya. Ntah apa yang ada dipikiranya.
POV BU
STEVI
Pagi itu
aku ingin beraktivitas seperti biasanya. Aku bangun dari tempat tidurku dan
tiba-tiba aku mendengar suara orang tercebur di kolam renang belakang rumah.
Akupun segera menengok dari arah kaca jendelaku.
Midun....
itu kan
Midun... “ ucapku dalam hati
Akupun
memperhatikan bangkit dari kolam renang. Dan betapa kagetnya aku bahwa penisnya
tercetak jelas dari dalam celananya.
ahhhh..
penis itu.. aku rindu penis itu...” ucapku pelan sambil membayangkan penis itu
memasuki vaginaku lagi.
Aku
berlari secepat kilat dari kamar tidurku yang ada di lantai dua menuju pintu
belakang yang ada lantai satu. Aku berdiri tepat di depan pintu tersebut
berharap dapat meliat penis Midun dari jarak dekat.
creeekkk”
bunyi suara pintu yang di buka Midun. Midun berdiri tepat di depanku. Aku
terpukau meliat penisnya Midun sampai aku tak menyadari kalau ia menatap aku.
Ahhhh.......
penis ini... duuuunnnnn aaahhh” rengekku dalam hati.
Aku ingin
sekali meliat penis ini tanpa ditutupi sehelai benangpun. Aku ingin sekali
meraihnya, Aku ingin mengulumnya...
Setelah
bercakap-cakap sebentar dengannya, iapun meninggalkanku begitu saja menuju
kamar tidurnya. Namun aku tak kehabisan akal agar membuatnya bergairah denganku.
Akupun membuka pintu kamarnya tanpa mengetoknya terlebih dahulu. Aku menatap
tajam penuh nafsu kearah penisnya yang sedang bugil. Ingin kuraih penis itu
namun aku takut ketahuan suamiku. Aku takut kepergok suamiku.
“ada yang
bisa saya bantu nyonya ?” ucapnya senyum memergokiku. Aku yakin ia sadar kalau
aku menatap liar kearah kontolnya. Namun kuliat ia tampak tak menghiraukan
sinyal dariku.
“sialan..
! pembantu sialan iini berlagak tak menginginkan tubuhku yang indah ini.
Padahal penisnya yang berukuran terong sudah jelas-jelas memanggil tubuhku yang
sexy ini” keluhku dalam hati.
“aaanuuu...aannuuu
duuunnnhh. Itu isterimu masuk jam berapa kerjanya?? Saya mendadak lapar dun..”
ucapku dengan sedikit terbata-bata sambil tetap mencuri-curi pandang ke kontol
besar berukuran terong miliknya.
“apa perlu
saya telponkan biar isteriku untuk segera datang kerumah ??”
ahhh
taik.... ia pura-pura tak mengetahui kode dariku.. pembantu sialan.. masa aku
harus meminta duluan sih.. ! padahal aku sudah sengaja mengenakan pakaian sexy
biar ia tertarik untuk memperkosaku lagi,,,,” keluhku dalam hati sambil
meninggalkannya tanpa sepatah katapun
Komentar
Posting Komentar