Langsung ke konten utama

Tamu Tak Diundang


Kisah ini adalah nyata yang terjadi ketika Ibuku sedang tidak di rumah. Namaku adalah Ifank ( nama samaran ). Saat itu aku sedang dalam masa pengangguran karenanya aku hanya tinggal di rumah sehingga membuatku sangat bosan karena kegiatanku sepanjang hari hanya menonton VCD dan bermain komputer saja. Tetapi kebosananku berakhir ketika salah seorang mahasiswi Ibuku datang kerumah.
Saat itu bel rumahku berbunyi dan aku pun segera keluar kamar untuk melihat siapa yang datang kerumahku saat itu.
Kuintip dari balik jendela dan rupanya ada seorang gadis muda yang cukup cantik sedang berdiri didepan pagar rumahku.

Melihat hal itu aku segera merapikan rambutku yang sempat awut awutan karena kurang tidur sejak semalam dan bergegas untuk menemuinya diluar.
“permisi mas ? apa benar ini rumahnya ibu marlinda ? tanyanya
“ohh bener mbak. Itu ibu saya. Ada perlu apa ya ? ujarku
“nama saya Dewi. Saya salah satu mahasiswinya dikampus. ujarnya
“ohh begitu. Kebetulan ibu saya lagi pergi keluar. Gimana kalau mbak tunggu didalam saja. Ujarku sambil membuka pintu pagar dan mempersilahkannya masuk.

Dewi segera masuk kedalam rumahku dan melepas sepatunya didepan sedangkan aku mengikutinya dari arah belakang sambil memperhatikan bentuk tubuhnya yang aduhaiii indahnya.
“wah ngak nyangka ternyata mahasiswi ibuku cantik juga ya. Pikirku dalam hati.
“ayo silahkan duduk mbak. Biar saya ambilkan minum dulu. Ujarku
“wah ga usah repot repot mas. Kira kira bu marlinda masih lama gak ya perginya. Tanyanya.
“hmm kurang tau deh mbak. Biasanya sih Cuma sebentar aja. Mending mbak tunggu aja disini. Ujarku merayunya agar lebih lama berada dirumahku.
Tiba tiba aku baru ingat kalau ibuku tadi berpesan bahwa hari ini ia akan pergi ke luar kota bersama bapakku selama beberapa hari. Aku baru ingat sekarang karena tadi aku terlalu sibuk bermain game sehingga lupa akan perkataan ibuku waktu ia mau berangkat pergi.


Dewi Marlina

Karena aku tertarik dengan kecantikannya dan tak ada kegiatan lain maka aku menemaninya menunggu Ibuku. Tetapi, aku sengaja tidak memberitahukan kepadanya bahwa Ibuku sedang pergi ke luar kota bersama Bapakku selama beberapa hari.

Jika kuperhatikan dengan seksama, Dewi marlina sama sekali tidak jelek. Bagiku dia bahkan menarik sekali, dengan proporsi badan yang bagus dan seksi dan dikombinasikan dengan rambutnya yang panjang tergerai dan hitam benar benar wanita idamanku selama ini.

Sekilas wajahnya mirip dengan artis sinetron dan karenanya aku tidak bosan-bosannya menatap Dewi Marlina sambil terus mengajaknya bercakap-cakap sambil menawarkannya minum segelas air jeruk. Saat itu munculah pikiran isengku untuk mengerjainya  karena memang jarang sekali aku punya kesempatan sebagus ini.

Sampai suatu ketika, dia minta ijin untuk pergi ketoilet sebentar dan aku menunjukkannya lokasi toilet yang berada di belakang kamar orang tuaku. Di saat dia pergi kesana, aku segera memasukkan obat perangsang wanita yang kubeli sewaktu aku masih kuliah dulu. Aku memang pernah menggunakan pil itu beberapa kali agar bisa meniduri mantan pacarku dulu namun kini hanya tinggal sebotol lagi yang belum digunakan.

Pil perangsang itu larut dengan air jeruk tetapi tidak memberikan perubahan pada warna maupun rasa air jeruk itu sendiri. Setelah itu, aku hanya tersenyum-senyum memikirkan rencanaku selanjutnya sambil menunggu Dewi Marlina keluar dari toilet.

Setelah Dewi Marlina kembali dari toilet, ia kembali duduk dan aku mengajaknya ngobrol mengenai kegiatan kuliahnya. Setelah beberapa saat mengobrol nampaknya Dewi belum juga menyentuh minuman yang kusediakan untuknya hingga membuatku sedikit gusar karena kuatir rencanaku akan gagal nanti.
“air jeruknya silahkan diminum mbak biar tambah seger soalnya diluar panas banget. Ujarku
“ohh iya. Makasih ya mas. Jawabnya sambil meneguk air jeruk itu hingga habis setengahnya.
“hehe akhirnya diminum juga tuh air jeruk. Ujarku dalam hati.

Beberapa menit setelah ia meminumnya, ia memperlihatkan reaksi dari obat tersebut, dia berkali-kali meminta maaf kepadaku karena ia merasa kegerahan dan setelah itu ia mulai melonggarkan sedikit pakaiannya. Tingkahnya menjadi sedikit aneh seperti sedang menahan dorongan nafsu dalam dirinya. Menyadari hal itu maka aku pun segera mengganti topik pembicaraan ke hal yang lebih vulgar dengan maksud membuatnya semakin terangsang.

“ngomong ngomong kamu sudah punya pacar belum dew ? tanyaku
“hmm sudah mas. Kalau mas sendiri bagaimana? Tanyanya
“kalau aku sih sedang jomblo. Karena baru putus 3 bulan yang lalu. Ujarku
“ohh gitu ya… ujar dewi.
Mendengar ucapan dewi marlina membuatku sedikit kecewa karena sepertinya aku tak punya peluang untuk menjadi pacarnya nanti sehingga aku pun kembali melanjutkan rencanaku untuk mengerjainya.

“selama pacaran kamu sudah melakakukan hal apa aj dew? Tanyaku lagi
“biasa aja sih mas. Palingan Cuma pegangan tangan aja. Ujarnya
“masa sih. Kamu belum pernah begituan ama pacarmu ? tanyaku lagi
“belum mas. Jawabnya sambil menggelengkan kepala.
“wah sayang banget ya. Padahal kamu cantik banget. ujarku
“emang kenapa mas ? Ujarnya
“iya lah kalau aku yang jadi pacarmu pasti aku udah ajak kamu untuk bercinta sampai puas. Ujarku dengan terus terang

“ihh mas bisaaan aja nih. Memangnya mas pernah bercinta sama mantan pacar mas dulu? ujarnya
“ya sering sih. Kayaknya kamu harus cobain deh rasanya bercinta. Nanti kamu pasti ketagihan. Ujarku
“ohh gimana kalau hari ini mas ajarin kamu caranya bercinta. Biar kamu gak penasaran lagi. ujarku
Karena dalam keadaan terangsang hebat maka Dewi Marlina pun menerima tawaranku dengan cara mengaggukan kepalanya sebagai pertanda persetujuannya.
“nah gitu donk. Itu baru namanya anak jaman now !! ujarku

Hal ini langsung membuat penisku mendadak berdiri dan siap dimasukkan ke “lubang kenikmatan”. Aku mengajak Dewi Marlina ke dalam kamarku sambil kuberikan alasan agar aku dapat menyalakan Air Conditioner sehingga dia tidak lagi kegerahan. Ia percaya saja dan mengikutiku ke kamar.

Di dalam kamarku, ia duduk di ranjang sambil sesekali mengusap dadanya. Aku menjadi tidak tahan melihat adegan ini sehingga aku mulai mencium bibirnya. Ketika aku menciumnya, tidak ada perlawanan sama sekali. Kami bermain lidah hingga 10 menit lamanya. Aku benar benar menikmati saat sedang berciuman dengannya bagiku ini adalah sebuah keajaiban di siang hari dimana seorang gadis cantik datang kerumahku dan menyerahkan dirinya untuk kusetubuhi.

Dikala kami bermain lidah, aku mulai membuka semua pakaiannya. Setelah dia bugil, kemudian aku membuka pakaianku sendiri. Disaat aku sedang membuka pakaianku, Dewi Marlina mengusap-usap tubuhnya dan memainkan jari-jarinya di sekitar vaginanya sehingga membuatnya basah.

Aku tidak tahan lagi maka kudekati vaginanya dan memainkan lidahku di dalam vaginanya. Aku sempat terkejut karena ternyata Dewi Marlina masih perawan sehingaa aku berpikir bahwa ini adalah hari keberuntunganku.

Aku terus menjilati vagina Dewi Marlina berulang-ulang dan diiringi dengan desahan Dewi Marlina yang sangat sensual, “Hmm…, shhh…, aahh…”. Aku tidak peduli dan terus menjilatinya hingga beberapa saat kemudian Ia menjepit kepalaku dengan kedua kakinya sehingga membuatku menjadi sulit bernafas selama beberapa saat dan tubuhnya mendadak menjadi gemetar dan ia berteriak tertahan sambil melengkungkan punggungnya yang membentuk siluet yang indah sekali.

Aku mengerti kalau dia sedang klimaks, aku senang sekali tetapi juga sekaligus belum puas, why? Karena aku sendiri belum memperoleh kepuasan darinya. Setelah ia terbaring lemas karena klimaks tersebut, aku segera saja memasukkan penisku yang panjang karena sudah tegang ke dalam kemaluannya.

Ketika penisku merobek keperawanannya, ia berteriak kesakitan dan aku merasakan penisku telah dibasahi oleh darah segar keperawanannya, tapi aku tidak ambil peduli. Sambil kucium bibirnya yang seksi, tanganku bermain di puting susunya, juga kutusukkan penisku ke dalam liang vaginanya.

Teriakan yang tadi kudengar lama kelamaan berubah menjadi desahan-desahan dan tangannya mulai aktif memegang dan menekan-nekan selangkanganku seakan- akan menginginkan agar aku memasukkan penisku lebih dalam lagi.

Tusukanku di dalam liangnya membuatnya mendesah-desah sensual dan memintaku mempercepat gerakan. Aku terus mempercepat gerakanku hingga dapat kurasakan vaginanya semakin basah. Ia memintaku mengubah posisi. Ia sekarang berada di atas.

Dengan hati-hati ia menindihku dan memasukkan penisku yang masih tegang ke dalam liang vaginanya. Dengan posisi berbaring, kupeluk punggung Dewi Marlina sambil menaik-turunkan tubuhnya sehingga aku merasa semakin nikmat karena pijitan vaginanya.

Aku semakin mempercepat gerakan sehingga membuat adegan yang kami lakukan semakin panas karena Dewi Marlina terus menggenjot tubuhku sambil tangannya memainkan puting susunya sambil sesekali menekan-nekan payudaranya yang cukup besar itu.

Setengah jam terus berlalu dan aku mulai merasakan seolah-olah akan ada ledakan dalam diriku dan dirinya. Aku mengetahui bahwa dia akan klimaks lagi karena dia semakin kuat mendesah dan juga semakin cepat menggenjot tubuhku.

Aku semakin tidak tahan dan kusemprotkan cairan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya dan di saat yang bersamaan pula, Dewi Marlina berteriak dengan disertai getaran hebat sambil semakin cepat menggenjotku.

Penisku terasa seperti sedang di”pipis”in olehnya karena ada cairan yang mulai membasahi penisku. Setelah beberapa menit kami bersama-sama melepaskan nafsu, aku mencium bibir Dewi Marlina dan memeluknya.

Aku bermain cinta dengannya hingga sore hari dan kemudian kuberitahu padanya bahwa orang tuaku baru akan kembali seminggu kemudian. Tetapi di luar dugaanku, karena justru hal ini malah membuatnya senang karena itu berarti dia bisa tinggal untuk bercinta bersamaku selama seminggu. Hampir setiap hari aku memberinya minuman yang berisi obat perangsang sehingga gairahnya selalu menggebu gebu. Hal ini kumanfaatkan untuk terus menyetubuhinya hingga berkali kali dalam sehari hingga dengkuku terasa sangat lemas dan kaki terasa gemetaran.

Walaupun demikian aku merasa puas sekali karena punya kesempatan untuk bisa menikmati tubuh seorang gadis secantik dirinya. Harus kuakui Dewi memang lebih cantik dari mantan pacarku dulu namun karena dia sudah punya pacar membuatku tidak mudah untuk merebut hatinya.

Setelah itu, aku dan Dewi Marlina terus menerus bercinta di rumahku sampai dengan Ibuku kembali dari luar kota. Kuharap ia akan segera hamil akibat persetubuhan itu karena aku sangat ingin menjadikannya sebagai istriku kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4